Kajian Islam penyakit infeksi dan Wabah

ISOLASI PENYAKIT INFEKSI ATAU WABAH DALAM
ISLAM

Ditulis oleh :
Risti Rahayu

(20130320115)

Sri Andini Widya Ningrum

(20130320116)

Ati Purwaningsih

(20130320117)

Anovita Kurnia Irianti

(20130320118)

Probo Adi Saputro


(20130320119)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga Makalah tentang Isolasi Penyakit Infeksi atau Wabah dalam Islam
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian tugas laporan yang
diselengarakan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tahun akademik
2013/2014.
Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Yanuar Primanda, Ns., MNS. Selaku dosen penanggung jawab blok 5
2. Rekan - rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan Skil Lab.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan laporan
ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 19 September 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kesehatan menurut pandangan islam telah berkembang pesat
mengikuti zaman. Banyak penelitian yang membuktikan keterkaitan Alquran
dengan kesehatan. Saat ini banyak bermunculan penyakit infeksi atau wabahwabah diseluruh penjuru dunia, serta orang-orang melakukan isolasi pada
wabah yang bermunculan. Oleh karena itu penyusun akan membahas tentang
isolasi wabah atau penyakit infeksi menurut islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari wabah?
2. Bagaimana pandangan islam tentang wabah atau penyakit infeksi?
3. Bagaimana penanganan atau isolasi wabah dalam islam?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari wabah.
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam tentang wabah atau
penyakit infeksi.
3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan atau isolasi wabah dalam islam
1.4 Manfaat
1. Agar penyusun dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca ,serta
untuk memenuhi tugas blok 5.
2. Agar pembaca memperoleh pengetahuan pandangan islam tentang wabah,
penyakit infeksi, dan penyakit menular.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Definisi wabah
Wabah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu bakteri tertentu yang
dengan mudah dan cepat menular ke individu lain dalam suatu daerah atau
kawasan yang luas. Penyakit menular yang biasanya mewabah misalnya lepra,
TBC, dan Pes. (Al-Jauziyah : 1997)
Idiom yang dapat diasosiasikan dengan bakteri penyebab wabah dalam sabda
Nabi saw adalah tha’un. Secara literal tha’un berarti penyakit pes, sampar, atau

wabah (Warson, [t.th.]:914dalam Danusiri : 2012). Sampar berarti penyakit
menular (Kamus Besar, l990:777dalam Danusiri : 2012); wabah berarti penyakit
menular yang berjangkit secara cepat, menyerang sejumlah orang dalam daerah
yang luas (Kamus Besar, l990: l005dalam Danusiri : 2012); dan pes adalah basil
pes atau sampar (Kamus Besar, l990: 677dalam Danusiri : 2012).
Yasrin (2011), mengatakan wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata, melebihi ari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit dapat berasal dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit,
serta yang dapat menimbulkan wabah.Penyakit yang mewabah sekarang ini
dengan cepat sekali menyebar menembus batas-batas wilayah dan Negara.
Penyakit yang sebelumnya hanya melanda sebuah Negara atau suatu kawasan
dengan cepat menyebar ke Negara dan kawasan lain di bumi. Tepat, kiranya jika
sekarang ini terdapat istilah globalisasi penyakit. Globalisasi penyakit merupakan
dampak negative dari semakin cepatnya pergerakan manusia, hewan, tumbuhan,
dan barang-barang yang dibawa.
2.2 Penyakit infeksi atau wabah dalam islam

Penyakit menular atau wabah sudah ada dan sudah dikenal sejak jaman

rasulullah saw. Pada masa itu wabah yang cukup dikenal antara lain pes dan lepra.
Dalam shahihain diriwayatlan bahwa Sa’ad bin Abi Waqas ra bertanya kepada
Usamah bin Zaid tentang apa yang ia dengar dari rasulullah saw mengenai pes.
Usamah ra berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Pes adalah hukuman yang
dikirimkan oleh Allah kepada Bani Israil dan orang-orang sebelum kalian. Maka,
jika kalian mendengar bahwa suatu negeri terserang pes maka janganlah kalian
memasukinya. Tapi jika pes menimpa negeri yang kalian tinggali, janganlah
kalian keluar dari wilayah itu.” Dalam shihihain juga diriwayatkan bahwa
Rasulullah bersabda, “pes adalah mati syahid bagi setiap muslim.”
Secara bahasa pes adalah sejenis wabah. Dalam istilah kesehatan pes adalah
pembengkakan mematikan dan ganas yang menyebabkan radang yang sangat
parah dan menyakitkan, dengan cepat mengubah wilayah terinfeksi menjadi
berwarna hitam, hijau atau coklat. Segera setelah itu,borok mulai di sekitar
wilayah yang kena. Wabah ini biasanya menyerang tiga bagian tubuh yaitu ketiak,
belakang telinga, ujung hidung atau jaringan tubuh yang lunak. ‘Aisyah ra
meriwayatkan bahwa dirinya bertanya keada Rasulullah saw tentang wabah
tersebut. Nabi saw bersabda, “suatu kelenjar seperti kelenjar unta yang tampak
dibagian belakang ketiak dan sejenisnya.”
Kemudian wabah lain yang dikenal pada masa Rasulullah yaitu lepra, yaitu
suatu penyakit yang disebabkan oleh menyebarnya virus hitam di seluruh tubuh

yang merusak sistem metabolism organ tubuh. Lepra dapat merusak ruas dan
ujung organ-organ itu rontok dan hancur, lepra juga disebut penyakit singa karena
tiga alasan. Pertama penyakit ini sering mnyerang singa, kedua penyakit ini
menyebabkan wajah memerah seperti wajah singa. Dan ketiga, lepra memangsa
korbannya sebagaimana singa melahap mangsanya.
Bagi dokter, lepra adalah penyakit menular. Orang – orang yang mendekati
penderitanya akan terganggu oleh bau busuknya, sebagaimana TBC dapat menular
hanya karena baunya saja.

Pada waktu itu orang-orang Jahiliyah percaya bahwa penyakit wabah menular
karena sifatnya sendiri tanpa kuasa dan kehendak Allah SWT. Rasullulah
meruntuhkan kepercayaan mereka dan makan bersama penderita lepra untuk
membuktikan bahwa Allah adalah satu-satunya yang menyebabkan penyakit dan
menyembuhkannya. Rasullulah juga melarang kaum muslimin untuk bergaul
dengan orang sakit untuk mengajarkan mereka bahwa penyebab penyakit secara
total dikontrol oleh Allah. Jika Allah berkehendak, penyebab ini tidak akan
memiliki kekuatan apa pun. Jika Allah berkehendak, penyebab ini dapat
menyebabkan bahaya.
2.3 Penanganan atau isolasi wabah dalam islam
Penanganan wabah atau sikap mengahadapai wabah telah diajarkan oleh nabi

melalui hadist-hadistnya. Rasulullah melarang umat muslim memasuki daerah
yang terkena wabah, baik itu pes, lepra maupun penyakit menular lain. Bahkan
juga melarang umatnya yang secara kebetulan berada di daerah yang terserang
wabah meninggalkan daerah tersebut. Larangan itu merupakan tindakan
pencegahan terbaik karena jika seseorang memasuki wilayah yang terserang
wabah, berarti ia membuka dirinya terhadap risiko terinfeksi yang merugikan.
Menentang bahaya seperti itu berate menentang agama dan akal sehat.
Menjauhkan diri dari daerah-daerah yang terserang wabah merupakan langkah
pencegahan yang diperintahkan Allah kepada manusia. Dalam hal ini manusia
harus melaksanakan pantangan atau tindakan pencegahan dengan menghindari
wilayah-wilayah dan udara yang berkombinasi.
Suatu ketika Abdurrahman bin Auf kembali dari memenuhi kebutuhannya lalu
berkata, “Saya sudah mengetahui masalah ini (wabah). Saya mendengar
Rasulullah bersabda, “jika kalian mendengar ada pesdi negeri tempat kalian
berada, janganlah kalian melarikan diri dari wilayah itu, dan bila kalian
mendengar pes menimpa suatu negeri, janganlah kalian memasukinya.”
Kemudian terkain wabah lepra pada masa nabi saw, Bukhari meriwayatkan
dalam shahih-nya dari hadist Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah
orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa.” Ibnu Majah dalam


sunan-nya meriwayatkan hadits ibnu Abbas bahwa nabi saw bersabda, “janganlah
kalian terlalu lama memandang oaring yang terkena lepra.” Dalam Shahihain
diriwayatkan bahwa beliau bersabda, “janganlah orang sakit ikut makan bersama
orang yang sehat.”
Diriwayatkan juga dari Rasulullah bahwa beliau bersabda, “Berbicaralah
dengan rang yang terkena lepra dengan jarak antara engkau dan dia kira-kira satu
atau dua tombak.” Hal itu menjelaskan bahwa dalam menghadapi orang yang
terkena wabah bukan berarti kita menjauhi atau mengasingkannya namun tetap
dapat berkomunikasi dengan mereka meskipun dengan hati-hati agar tidak
tertular.
Larangan Rasulullah kepada umat muslim untuk meninggalkan wilayah yang
terserang wabah itu mengandung dua kemungkinan makna: pertama, mendorong
hati manusia untuk tawakal kepada Allah dengan penuh kesabaran dan ridha atas
keputusan-Nya. Kedua, para ahli kesehatan mengatakan bahwa cara terbaik
menjaga diri agar tidak sakit sebelum dan selama berlangsungnya wabah adalah
membantu tubuh menghilangkan cairan-cairan dan kelembapan yang merugikan,
melakukan pantangan dan secara umum memelihara kekeringan tubuh. Mereka
mengingatkan pentingnya olahraga dan mandi.
Hikmah besar yang terkandung dibalik larangan memasuki wilayah yang
terkena wabah adalah :

 Menghindari bencana dan berbagai penyebabnya.
 Memeliharakesehatan yang merupakan sarana manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan akhirat
 Agar manusia tidak jatuh sakit saat menghirup udarayang terpolusi dan
terkontaminasi.
 Menghindari pergaulan akrab dengan orang-orang yang tertimpa wabah
agar tidak tertular; dan

 Menjaga tubuh dan jiwa dari kontaminasi dan takhayul yang hanya
merugikan orang-orang yang mempercayainya.
Alhasil, larangan memasuki wilayah yang terkena wabah merupakan tindakan
pencegahan dan sejenis pantangan untuk menjauhkan manusia dari jalan-jalan
yang merugikan. Larangan meninggalkan wilayah yang terkena wabah
menghasilkan ketundukan kepada kehendak dan keputusan Allah swt. Perintah
pertama mengajarkan dan mendidik, sedangkan perintah kedua menghasilkan
ketundukan dan mengembalikan semua masalah pada kehendak Allah swt.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai wabah tersebut, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Wabah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu bakteri tertentu
yang dengan mudah dan cepat menular ke individu lain dalam suatu
daerah atau kawasan yang luas. Penyakit menular yang biasanya mewabah
misalnya lepra, TBC, dan Pes. (Al-Jauziyah : 1997)
2. Penyakit menular atau wabah sudah ada dan sudah dikenal sejak jaman
rasulullah saw. Pada masa itu wabah yang cukup dikenal antara lain pes
dan lepra.
3. Penanganan wabah atau sikap mengahadapai wabah telah diajarkan oleh
nabi melalui hadist-hadistnya.

Rasulullah melarang umat muslim

memasuki daerah yang terkena wabah, baik itu pes, lepra maupun penyakit
menular lain. Bahkan juga melarang umatnya yang secara kebetulan
berada di daerah yang terserang wabah meninggalkan daerah tersebut
3.2 Saran
Dari pembahasan tersebut diketahui bahwa wabah merupakan musibah
penyakit yang amat berbahaya sehingga apabila terdapat wabah atu penyakit

menular, sesuai hadits nabi saw kita harus menjauhi daerah yang terkena wabah,
baik itu pes, lepra maupun penyakit menular lain. Bahkan juga dilarang bagi yang
secara kebetulan berada di daerah yang terserang wabah meninggalkan daerah
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. 1997. Prophetic Medicine : Rahasia Kesehatan Nabi.
Yogyakarta: Diglossia Media
Bahraen, Raehanul, dr. 2014. Tidak ada wabah penyakit menular dalam
pandangan islam. Online. Diambil dari http://muslim.or.id/kesehatanislami/tidak-ada-wabah-penyakit-menular-dalam-pandanganislam.html pada 26 april 2014 pada pukul 09.36 wib
Danusiri, M. 2012. Bakteriologi dalam sabda nabi saw. Online. Diambil dari
http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/artikel/bakteriologi-dalam-sabdanabi-saw/ pada 26 april 2014 pada pukul 09.32 wib