Politik Keamanan Internasional dan Polit

Politik Luar Negeri | Ganang Adikarya

Politik Keamanan Internasional dan Politik Luar Negeri Indonesia

Di dalam dunia internasional yang semakin dinamis, perkembangan ilmu hubungan
internasional menjadikan setiap kasus dan kajian yang dibahas dalam ilmu tersebut menjadi salah
satu fokus yang sangat luas dalam berbagai tingkat studi bagi seluruh penstudi HI yang ada.
Persoalan politik-keamanan ini melibatkan aspek yang sangat luas, bukan hanya di dominasi
oleh persoalan dan dimensi internasional, melainkan juga faktor domestik karena sejatinya dunia
internasional merupakan kelanjutan dari apa yang terjadi di dunia politik domestik.
Perkembangan lingkungan global yang sangat dinamis ini membuat peran masyarakat dunia
menjadi aktif di segala bidang hingga peranan yang dihasilkan oleh setiap individu masyarakat
memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap seluruh kebijakan pemerintah dalam dunia
internasional. Oleh karena itu, kebijakan luar negeri tidak berada di ruangan yang vakum, yang
di mana hanya berada di lingkungan negara saja melainkan integrasinya masyarakat
internasional dalam persoalan global dan lokal dari seluruh fenomena yang terjadi dunia
internasional.
Permasalahan dan tantangan politik dan keamanan dalam perkembangan dunia yang
begitu cepat dan global, namun tidak menentu, membutuhkan analisis serta cara baru untuk
untuk memperkuat politik luar negeri Indonesia di dalam agenda kemanan yang sangat luas.
Kapasitas negara Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai tantangan masalah

keamanan yang lebih kompleks daripada apa yang dihadapi oleh negara maju. Oleh karena itu,
pembangunan nasional sangat dibutuhkan dalam politik luar negeri Indonesia, dinamika sistem
dan manajemen politik serta pemerintahan masih dihadapkan pada proses-proses perpolitikan
domestik yang belum mapan.

Perubahan dan Kompleksitas Sistem Internasional
Dunia dan masyarakat internasional terus berubah secara dinamis sebagai konsekuensi
dari perkembnagan peradaban umat manusia yang begitu dinamis dan tak pernah henti. Oleh
Karena itu berbagai macam pendekatan dan analisis internasional serta ilmu politik juga
memerlukan penyegaran untuk dapat menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi. Dalam
konteks demikian, untuk dapat mencapai tujuan keamanan nasional, maka penyusunan strategi
dan kebijakan politik luar negeri Indonesia serta praktik diplomasinya perlu mempertimbangkan

1

Politik Luar Negeri | Ganang Adikarya

kompleksitas sistem atas berbagai persoalan politik keamanan yang saling terkait dan
multidimensional.
Sistem yang kompleks tersebut dapat diartikan sebagai suatu satuan bagian-bagian yang

saling terhubung dan bebas (set of internconnected and independent parts). Hubungan antar
berbagai faktor serta persingguungan antar berbagai variable seperti politik, ekonomi, sosial,
teknologi, kepemimpinan, konteks sejarah akan turut mempengaruhi dinamika hubungan
internasional dengan politik luar negerinya. Selain itu tingkat analisis baik itu individu,
masyarakat, negara, negara, serta regional/internasional juga turut menentukan kompleksitas
sistem tersebut. Lebih dari itu, sistem internasional yang kompleks ini merupakan pertemuan
antara aspek-aspek lokal dan global dalam berbagai seginya.
Dalam konteks sekarang, dimana teknologi komunikasi dan informasi yang begitu maju,
percepatan ataupun kecepatan, merupakan aspek fundamental di dalam pencapaian suatu tujaun
dan/ atau kepentingan nasional yang perlu ditafsirkan secara luas. Kemajuan teknologi
tarnsportasi dan transmisi seperti teknologi balistik, teknoologi jet supersonik, komunikasi dan
informasi, telah menyebabkan turunnya nilai strategis jarak dan tempat, termasuk di dalam
strategi perang sekalipun. Secara virtual perkembngan dunia teknologi informasi, komputer dan
komunikasi misalnya, secara langsung dapat berimplikasi kepada persoalan politik dan
keamanan suatu negara, Kemajuan teknologi tersebut misalnya, telah mendorong desentralisasi
pengambilan keputusan sebagai suatu keharusan. Kemajuan teknologi komunikasi telah
menembuas batas jarak dan waktu. Ini dibuktikan dengan berkembang biaknya produksi gadget
di seluruh negara pengusung teknologi dunia, serta diperkenalkannya Google Eart, GeoEye,
DigitalGlobe, QuickBird maupun Multimap yang dapat diakses oleh masyarakat luas dengan
resolusi foto udara yang timggi dan posisi kordinat secara detail misalnya, telah mempengaruhi

nilai kerahasiaan tempat strategis.
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi cara manusia
melihat persoalan dunia, di dalam dunia yang lebih menyatu. Memperhatikan konteks
internasional yang semakin kompleks dan tidak menentu, maka kajian ini menggunakan
pendekatan compleks di dalam melihat persoalan politik keamanan yang mempengaruhi
Indonesia. Kajian ini lebih merupakan alternatif untuk keluar dari konservatisme dan dominasi
pendekatan dalam kajian hubungan internasional di tanah air. Analisis dari kajian ini untuk
melengkapi gap dalam pemahaman konsep keamanan yang didasarkan atas konsep kedaulatan,

2

Politik Luar Negeri | Ganang Adikarya

yang sekian lama berdasarkan pada konsep Westphalia, bahwa territorial negara sebagai satusatunya batas kedaulatan dan negara sebagai aktor tunggal.

Perubahan Lanskap dan Struktur Internasional
Kecenderungan politik internasional memberikan gambaran bahwa perkembangan yang
terjadi begitu cepat baik dari fenomena lapangan, kajian, maupun pengambil keputusan di negara
manapun. Menyusul runtuhnya tembok Berlin, dan hancurnya Uni Soviet, konfigurasi kekuatan
militer Global bipolar yang rubuh kemudian digantikan oleh sistem yang unipolar, di bawah

komando Amerika Serikat. AS yang muncul sebagai pemenang, telah berkembang dan menjadi
polisi dunia, dan dengan kekuatan hegemoniknya, cenderung bertindak secara unilateral di dalam
apa yang disebutnya sebagai ancaman internasional, seperti dalam perang global melawan
terorisme. Namun demikian hegemoni AS terus menerima kritik dan tantangan, baik dari bekas
musuhnya utamanya (Rusia), maupun kekuatan baru seperti RRC. Bahkan seperti negara-negara
pinggiran pun bersikap kritis, seperti Iran dan Venezuela. Dengan kata lain, kehadiran militer AS
dan sekutunya di Iraq dan juga Afganistan tidak dapat membawa dampak kedamaian bagi dunia,
dan masyarakat setempat yang dipaksa harus menerima demokrasi, telah menimbulkan resistensi
perlawanan militer asimetris.
Sikap Rusia tersebut bukannya tidak beralasan, sebab unipolaritas tersebut sebenarnya
secara tegas mulai mengalami kemunduran. Kemunduran AS tersebut telah terjadi sebagai akibat
penurunan kekuatan AS secara relatif (relative decline), maupun kenyataaan bahwa kekuatan
hegemoni kekuatan militer AS tidak lagi memadai dijadikan sebagai tumpuan alat untuk
hegemoni dunia. Tantangan atas dominasi AS tersebut bukan hanya dari sisi mliter, tetapi juga
dari sisi ekonomi. Bahkan menurut Immanuel Wallerstein, kemunduran AS tersebut sudah begitu
jelas sebagai kejatuhan (precipate decline), bukan lagi penurunan relatif. Selain faktor Rusia,
perkembangan ekonomi dan politik internasional, terutama menguatnya dominasi aktor ekonomi
yang baru, seperto China dan Jepang yang juga sebagai salah satu negara yang diprediksikan
sebagai pengganti hegemoni Amerika Serikat, memberikan cenderungan baru baik di tingkat
regional mauun internasional. Menguatnya kekuatan regional berkecenderungan menjauh dari

dominasi AS, seperti negara-negara Eropa Barat, terutama menguatnya mata uang tunggal Eropa,
Euro mengancam dominasi dolar Amerika Serikat. Lebih dari itu, sebagaimana ditulis oleh

3

Politik Luar Negeri | Ganang Adikarya

Benjamin Schwarz, bahwa Amerika di dalam bayangan hutang yang begitu tinggi dan diikuti
dengan akumulasi problem sosial yang terjadi dunia yang begitu besar.
Perluasan Agenda Keamanan
Seperti diuraikan di atas, bahwa konfigurasi politik keamanan internasional mengalami
perubahan yang berarti menuju kepada dunia yang multi polar yang lebih ditentukan oleh
berbagai faktor dan aktor. Pada sisi lain, pemahaman tentang hakikat, agenda, dan subjek
keamanan, turut mengalami perubahan secara signifikan. Walaupun di sisi lain militer serta
perannya tetap penting untuk agenda keamanan internasional, namun kini agenda keamanan
telah mengalami perubahan, baik pada tingkat analisis maupun pada tingkat kebijakan
internasional. Seiring dengan berakhirnya perang dingin dan meningkatnya persoalan ekonomi,
sosial, kependudukan, keterbatasan bahan makanan, kemiskinan, kesehatan, tribalisme, dan lainlain yang sangat erat dengan kehidpan manusia, maka diskursus keamanan, baik nasional
maupun internasional, tidak lagi oleh ancaman militer. Dimensi keamanan semakin meluas dan
mencakup, baik kemanan vertikal maupun horizontal.

Yang dimaksud dengan keamanan yang bersifat vertikal adalah kemanan negara dengan
segenap struktur politik dan warga dalam konteks integral keamanan negara bangsa yang
terbebaskan dari ancaman militer luar. Namun demikian, masyarakat warga negara di dalamnya
harus bias mendapatkan jaminan keamanan dari negara beserta aparatusnya seperti resiko represi
negara terhdap warga negaraya. Sedangkan yang dimaksud dengan keamanan horizontal adalah
permasalahan keamanan yang dapat menyebar secara horizontal dan dapat melewati batas-batas
geografis negara, seperti keamanan lingkungan, penyakit epidermis, AIDS, kejahatan
transnasional, dan lain sebagainya. Bagi kebanyakan negara berkembang, persoalan keamanan
baik yang bersifat vertical maupun horizontal bisa bersikap kritis. Banyak negara berkembang
yang menghadapi ancaman keamanan yang bersikap kritis. Banyak negara berkembang yang
menghadapi ancaman keamanan yang berat yang berkaitan dengan proses pembangunan
kenegaraan dan masyarakat.
---o0o---

4