TUGAS INDIVIDU MANAJEMEN BK. pdf

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh :
Sari Kurniawati / 17.61.2222

Abstract
Guidance and counseling is a program of guidance services in education
to learners with the aim of supporting teaching and learning activities.
Researchers conducted observations on guidance and counseling management
at SMP Tegal by observing and interviewing with related parties, ie principals,
vice principals in the fields of student affairs, teachers, homeroom teachers, BK
teachers and students. From the results of observation, Guidance and
Counseling activities at SMP Tegal have been running well but still need
improvement. It can be seen through the existence of a structured and planned
program, conducting guidance and counseling with preventive and crisis
approach, serving all students not only problematic students, emphasizes on the
development program, the counselor is a Guidance and Counseling teachers in
cooperation with the principal, vice principal of curriculum, vice principal of
students’s affairs, teachers, and parents of students.
Keyword : management, counceling, student


1

Abstrak
Bimbingan dan konseling merupakan suatu program layanan bimbingan
dalam pendidikan kepada peserta didik dengan tujuan menunjang kegiatan
belajar mengajar.
Peneliti melakukan pengamatan tentang manajemen bimbingan dan konseling di
SMP Tegal dengan melakukan observasi dan wawancara dengan pihak terkait,
yaitu kepala sekolah,wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru, wali kelas,
guru BK dan peserta didik. Dari hasil pengamatan,kegiatan Bimbingan dan
Konseling di SMP Tegal sudah berjalan dengan baik namun masih perlu adanya
perbaikan Hal tersebut dapat dilihat melalui adanya program yang terstruktur dan
terencana, melaksanakan bimbingan dan konseling dengan pendekatan preventif
dan krisis, melayani semua siswa tidak hanya siswa yang bermasalah,
menekankan pada program pengembangan, konselornya adalah guru BK yang
bekerjasama dengan kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, guru ,
dan orang tua siswa.

2


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa
untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar) dirumuskan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam rangka pembangunan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan sebuah modal utama bagi suatu bangsa untuk
tumbuh dan berkembang dalam menghadapi berbagai macam perkembangan
dunia dan perkembangan masa kini, masa yang semakin menantang..

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan
khususnya dalam lingkup sekolah. Oleh karena itu, sebagai lembaga formal,
sekolah bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan mampu memecahkan berbagai
3

masalah yang dihadapinya.proses pembelajaran di dalam kelas memiliki waktu
yang terbatas. Di satu sisi pendidik dituntut untuk menyampaikan pengetahuan
seluas-luasnya kepada peserta didik. Di sisi lain, sesuai fungsinya sebagai
pembimbing, guru juga dituntut untuk membantu memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Merupakan hal yang
sangat sulit apabila keduanya dilakukan pada saat yang bersamaan ketika
melakukan proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya layanan bimbingan
konseling di luar kegiatan proses pembelajaran guna membantu peserta didik
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya. Beberapa permaslahan peserta
didik muncul seiring perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian manajemen bimbingan konseling di SMP?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling di SMP Tegal yang
dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian bimbingan konseling di SMP
2. Mengetahui dan menjelaskan pelaksanaa kegiatan Bimbingan Konseling di
SMP Tegal
4

BAB II
METODE

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling di SMP
Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/konseli agar mampu mengaktualisasikan potensi
dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi
dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses, karena secara kodrati setiap
manusia berpotensi untuk berkembang.

Peserta didik/konseli SMP adalah individu yang sedang berkembang.
Untuk mencapai perkembangan optimal, potensi-potensi peserta didik perlu
difasilitasi melalui berbagai komponen pendidikan, yang salah satu diantaranya
adalah layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling saat ini
merupakan upaya pengembangan potensi-potensi positif individu. Semua peserta
didik berhak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling agar potensi-potensi
positif yang mereka miliki berkembang optimal. Pengembanga potensi-potensi
positif memungkinkian individu mencapai aktualisasi diri. Meskipun demikian,
paradigm bimbingan dan konseling ini tidak mengabaikan layanan-layanan yang
berorientasi pada pencegahan (preventif) dan pengatasan masalah (kuratif).
Upaya mewujudkan potensi peserta didik/konseli menjadi kompetensi dan
prestasi hidup memerlukan system layanan pendidikan integrative. Kompetensi
hidup dikembangkan secara isi-mengisi atau komplementer antara guru
bimbingan dan konseling atau konselor dengan guru mata pelajaran dalam satuan
pendidikan (Kemendikbud RI,2016)

5

Upaya bimbingan dan konseling di SMP/MTs akan lebih mengena, terarah
bila dalam aplikasinya institusi pendidikan harus selalu memperhatikan hal-hal

yang mempengaruhi suasana bimbingan dan konseling bahkan beragamnya hal
yang muncul dapat menjadi pokok bahasan yang utama yang perlu diprioritaskan
diantaranya:
a. Perbedaan individual
b. Dorongan untuk menjadi matang
c. Keberagaman persoalan yang muncul dan perlu diketahui (Safwan
Amin, 2014).

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling pada SMP/MTs
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus menunjang proses pembelajaran
(Kegiatan Belajar Mengajar) di institusi sekolah yang bersangkutan.dari itu, dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama bimbingan konseling di sekolah menengah awal
adalah member bantuan kepada para siswa agar memperolah kemajuuan belajar
yang optimal (Safwan Amin,2014).

6

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Profil SMP Tegal
Visi-Misi
Visi :
Prima dalam layanan demi terwujudnya warga sekolah yang bertaqwa,
cerdas dan terampil.
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada seluruh siswa.
2. Menyelenggarakan kegiatan kerohanian bagi guru dan karyawan.
3. Memberikan layanan kepada siswa secara optimal sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
4. Membentuk kelompok belajar Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.
5. Memberikan kegiatan pengembangan diri bagi siswa dengan lebih
bervariasi.
6. Mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru dan karyawan.
7. Menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.
8. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan institusi.
9. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang transparan, akuntabel,
efektif dan partisipatif.


7

3.1.2 Tujuan
1. Sekolah

mampu

memenuhi

/menghasilkan

pemetaan

8

standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator untuk semua mata
pelajaran.
2. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan dokumen KTSP berbasis

karakter serta implementasi kurikulum 2013 untuk kelas 7.
3. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pendidik dan tenaga
kependidikan yang professional meliputi : semua guru berkualitas
minimal S1, semua mengajar sesuai bidangnya, mampu berbahasa
inggris, mampu menggunakan TIK dan lain-lain.
5. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pengelolaan sekolah
meliputi: semua sarpras, fasilitas, peralatan, dan perawatan yang baik.
6. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pengelolaan sekolah
meliputi : pencapaian standar pengelolaan : pembelajaran, kurikulum,
sarpras, SDM, kesiswaan, administrasi, dan lain-lain secara lengkap,
berbasis TIK.
7. Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar penilaian pendidikan
yang relevan.
8. Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah yang
memadai.
9. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan menerapkan
budaya bersih sebagai sekolah adiwiyata di Kota Tegal.
3.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi


8

Struktur organisasi sekolah yang sekaligus Pola Manajemen yang terapkan
menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
tersebut dilaksanakan oleh tenaga bimbingan khusus yang tidak merangkap
tugas sebagai guru atau wali kelas. Pola seperti ini bisa dikatakan pola
profesional, namun kinerja guru BK hanya sebatas menangani urusan siswa
di bawah tanggung jawab wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, dan
cenderung hanya menangani permasalahan siswa (Pasif).
3.1.4 Jumlah Peserta Didik
Jumlah peserta didik di SMP Tegal saat ini adalah sejumlah 731 (tujuh ratus
tiga puluh satu) siswa, sebagaimana tersebut pada Tabel 3.1
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik
No

Kelas

Gender

Laki-laki

Jumlah

Putri

1.

Kelas 7

114

109

223

2.

Kelas 8

117

138

255

3.

Kelas 9

114

139

253

345

386

731

Jumlah

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal.

B. Hasil Pengamatan
Semua permasalahan yang muncul di SMP Tegal yang berkaitan
dengan peserta didik selalu diselesaikan oleh guru BK berkoordinasi dengan
wali kelas, bagian kesisiwaan dan juga Kepala Sekolah. Penanganan
masala-masalah yang muncul sudah sesuai dengan prinsip pelayanan BK
yaitu:
1. Planning (perencanaan)

9

Kegiatan perencanaan Bimbingan Konseling di SMP Tegal sudah
berjalan sebagaimana mestinya dibuktikan dengan adanya
program Bimbingan Konseling yang disusun setiap awal semester
yang dilakukan dengan:
a. Perumusan rencana kegiatan, sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan akan menjadi suatu kegiatan yang utuh.
b. Dirancang sedemikian rupa agar tidak terjadi pelapisan atau
akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan
yang

dilakukan

berulang-ulang

yang

pada

gilirannya

berdampak pada penurunan efektivitas dan efesiensi.
c. Dilakukan

secara

kait-mengkait,

yaitu

bahwa

dalam

melakukan kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu
berketerkaitan satu dengan yang lain. Kegiatan itu tidak hanya
terjadi

antar

kesinambungan

kegiatan
kegiatan

saja
satu

tetapi

juga

dengan

pada

tahap

tahap

kegiatan

selanjutnya.
d. Mengarah pada tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali
agar semua aktivitas yang terangkum dalam program selalu
terfokus pada satu titik tujuan.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian kegiatan ini bertujuan untuk efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan bimbingan dan konseling, meningkatkan
pemahaman terhadap stakeholder di SMP Tegal dalam pelaksanaan

10

bimbingan dan konseling, membangun komunikasi dari berbagai
petugas bimbingan dan konseling sehingga terjadi persepsi yang
sama, dan membangun dan menetapkan akuntabilitas dalam layanan
bimbingan dan konseling. Selain Sumber Daya Manusia dalam
pelaksanaan Bimbingan Konseling juga membutuhkan adanya
fasilitas yang berupa: instrument pengumpul data, perlengkapan
penyimpanan data, alat pelaksanaan teknis bimbingan konseling, dan
tata laksana bimbingan dan perlengkapan fisik bimbingan konseling
serta membutuhkan anggaran biaya. Semua unsure tersebut sudah
terpenuhi degan baik di SMP Tegal.
3. Actuating (pengarahan dan pelaksanaan)
Actuating atau penggerakkan adalah fungsi fundamental dalam
pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling disekolah. Diakui
bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat
sangat vital , tetapi tidak akan terjadi output secara konkrit yang
dihasilkan tanpa ditindak lanjuti kegiatan untuk menggerakkan
stakeholder sekolah untuk melakukan tindakan. Penggerakan dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik,dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efektif, efesien dan ekonomis. Actuating diwujudkan dalam
bentuk program jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

11

4. Evaluasi pelaksanaan program BK
Evaluasi

pelaksanaan

program

bimbingan

dan

konseling

merupakan upaya menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya dan program
bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan dan
konseling pada umunya. Di SMP Tegal evaluasi menyeluruh
dilaksanakan di akhir semester, akan tetapi selama pelaksanaan
program juga tetap dilakukan evaluasi namun tidak menyeluruh
karena evaluasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting,
dari hasil evaluasi itulah dapat diambil simpulan apakah kegiatan
yang telah direncanakan telah dapat mencapai sasaran yang
diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu
dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan sebagainya.

12

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Manajemen Bimbingan dan Konseling merupakan segala upaya
menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerjasama dalam
mendayagunakan sumber daya di dalam suatu sistem untuk mencapai
suatu tujuan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen
atau sumber daya dan sistem informasi berupa himpunan data
bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling
dalam mencapai tujuan.
2. Program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang
dirancang oleh konselor di sekolah.
3. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling ada 2
program, yaitu Program tahunan sebagai program sekolah dan
Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing.
4. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling merupakan
upaya menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
B. Saran
Dengan adanya Manajemen Bimbingan Konseling diharapkan dapat
menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam
mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai tujuan umum dan khusus.
Agar proses pelayanan dapat berjalan dengan baik, maka semua pihak

13

yang terkait harus memahami Manajemen Bimbingan Konseling dan
dalam fungsi bimbingan dan konseling di sekolah harus dijalankan
sesuai tugas masing-masing.Khusus untuk pengembangan Manajemen
Bimbingan Konseling yang sudah berjalan di SMP Tegal, agar lebih
ditingkatkan lagi sesuai fungsi pengorganisasian, dan masing-masing
memahami tugas dan fungsinya.

14

DAFTAR RUJUKAN
Amin, Safwan. 2014. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Cetakan ke-3. Banda
Aceh: Pena.
Kemendikbud RI. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta:
http://menzour.blogspot.co.id/2016/11/makalah-manajemen-bimbingan-dan.html
diunduh tanggal 14-12-2017.
http://ekodageink.blogspot.co.id/2012/12/manajemen-pelayanan-bimbingandan.html diunduh tanggal 14-12-2017.
https://www.academia.edu/9596413/Pelaksanaan_Manajemen_Bimbingan_Konse
ling_di_Sekolah_Program_Studi_Bimbingan_Dan_Konseling_Program_Pasca_Sa
rjana diunduh tanggal 14-12-2017

15