Manajemen Isu Krisis dan Konflik

Manajemen Isu Krisis dan
Konflik
Nadila Miranti Yogaswara 2015-41-106
Nita
2015-41-033
M. Reza H. P
2015-41-237
M. Raffly Nugraha
2015-41-319
Aswin Tri Satrio
2015-41-285

PENDAHULUAN
Latar Belaka ng



Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap
sebuah kejadian yang dapat merubah jalan nya operasi bisnis
yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada
proses bisnis ‘normal’ yang menyebabkan perusahaan

mengalami kesulitan dan menjadi peristiwa besar yang
mengancam atau merugikan perusahaan.



Penyebab terjadinya krisis adalah karena keterbatasan m
anusia mengatasi berbagai tuntutan lingkungan lainnya.
Dampak dari krisis merupakan malapetaka yang dapat
merugikan perusahaan itu sendiri serta kehilangan
kepercayaan dan buruknya reputasi perusahaan di mata
masyarakat.

PEMBAHASAN
Pembahasan Krisis


Krisis yang dibahas dalam makalah ini adalah “Penurunan Penjualan Honda Mugen Puri
Kembangan, Jakarta Barat”. HONDA MUGEN adalah Authorized Honda Dealer atau perwakilan
resmi Honda yang didirikan pada tanggal 20 November 1991 dan disahkan oleh Departemen
Perdagangan dengan diberikannya surat izin usaha perdagangan (SIUP) 313/F/09-04/PB/IX/93,

NPWP 01.546.533.9-062.000 (Pasar Minggu) Dan NPWP 01.546.533.9-062.001 (Puri
Kembangan).



Sebagai dealer resmi Honda, HONDA MUGEN adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor, khususnya mobil Honda, dengan standart mutu
dealer, penyediaan suku cadang asli, dan penjualan unit kendaraan baru Honda. Seiring dengan
pesatnya perkembangan perusahaan, maka pada tanggal 1 Januari 2008 didirikan cabang ke-2
dari HONDA MUGEN yaitu HONDA MUGEN PURI.



Krisis yang terjadi didalam Honda Mugen Puri berawal dari suku bunga BI yang menurun dan
kebijakan pemerintah daerah yang baru. Penurunan suku bunga yang terjadi dari 4,75 persen
menjadi 4,5 persen. Hal ini menyebabkan penurunan daya beli konsumen dari Honda Mugen.
Dimana pada tingkat perkantoran perusahaan enggan membeli karena takut tidak mampu
melunasi kredit, sedangkan pada tingkat perseorangan banyak masyarakat yang takut dipecat dari
perusahaannya sehingga tidak mau mengambil cicilan mobil pada Honda Mugen Puri Kembangan.


Kebijakan pemerintah
daerah yang baru
1. Pasal Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 140
Bunyi pasal tersebut yakni sebagai berikut:
(1) Setiap orang atau badan usaha pemilik kendaraan bermotor wajib memiliki atau menguasai
garasi.
(2) Setiap orang atau badan usaha pemilik kendaraan bermotor dilarang menyimpan kendaraan
bermotor di ruang milik jalan.
(3) Setiap orang atau badan usaha yang akan membeli kendaraan bermotor wajib memiliki atau
menguasai garasi untuk menyimpan kendaraannya yang dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan
garasi dari kelurahan setempat.
(4) Surat bukti kepemilikan garasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi syarat penerbitan
Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kepemilikan kendaraan bermotor diatur dengan peraturan
gubernur.

2. Kenaikan Harga


Biaya Administrasi STNK (pembuatan baru atau perpanjangan) naik dari Rp 75 ribu

menjadi Rp 200 ribu



Penerbitan Tanda Nomor Kendaraan (TNKB) atau pelat nomor naik dari Rp 50 ribu
menjadi Rp 100 ribu



Penerbitan BPKB naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 375 ribu



Penerbitan surat mutasi kendaraan bermotor ke luar daerah naik dari Rp 75 ribu
menjadi Rp 250 ribu.



Tarif bea balik nama kendaraan bermotor yang berlaku tidaklah sama di tiap-tiap
daerah. Ambil contoh di DKI Jakarta yang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9

Tahun 2010 menetapkan:
Tarif penyerahan pertama sebesar 10%.
Tarif penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%.

1.
2.

PERENCANAAN
1.

Pemberian Diskon sebesar 15% - 35% dari diskon sebelumnya
yang hanya 5% - 10%.

2. Pemberian promo dari setiap pembelian mobil seperti mendapatkan
GPS atau Handphone.

Karena adanya suku bunga dari BI yang menurun maka pihak
pemasaran dari Honda Mugen Puri melakukan penaikan diskon
dan promo agar memikat konsumen untuk membeli mobil di
showroom Honda Mugen Puri. Pendapatan yang didapat cukup

meningkat sehingga membuat showroom tersebut kembali stabil.

Analisis Kasus Manajemen Krisis dan anatomi krisis


Claudia Riendhardt mengkateggorikan krisis berdasarkan waktu yaitu:



Krisis bersifat segera (immediate crises).
Merupakan tipe krisis yang paling ditakuti karena terjadi begitu tiba-tiba, tidak
terduga dan tidak diharapkan. Krisis ini membutuhkan konsensus terlebih dahulu
pada level manjemen puncak untuk mempersiapkan rencana umum (general plan)
mengenai bagaiman bereaksi jika terjadi krisis yang bersifat segera agar tidak
menimbulkan kebingungan, konflik dan penundaan dalam menangani krisis yang
muncul.



Krisis baru muncul (emerging cries).

Tipe ini masih memungkinkan praktisi humas (PR) untuk melakukan penelitian dan
perencanaan terlebih dahulu, namun krisis dapat meledak jika terlalu lama
ditangani.



Krisis bertahan (sustained cries) .
Krisis jenis ini akan tetap muncul selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
walaupun telah dilakukan upaya terbaik oleh pihak manajemen perusahaan atau
organisasi untuk mengatasinya.

Pada kasus Honda Mugen Puri temasuk kedalam
jenis krisis yang bersifat segera (immediate cries)



Pada kasus ini terjadi secara tiba – tiba seperti suku
bunga BI yang menurun. Dengan adanya suku bunga BI
yang menurun berdampak pada perusahaan dan
perseorangan.




Perusahaan dan perseorangan khawatir tidak mampu
untuk melunasi kreditan. Setelah terjadi kasus tersebut,
Honda Mugen Puri mengadakan diskon dan promo untuk
menarik konsumen kembali. Hal ini untuk tetap menjaga
kepercayaan publik terhadap Honda Mugen Puri dan
mencegah agar tidak terjadi keresahan pada konsumen.

Anatomi Krisis
1.Tahap Prodromal
Krisis pada tahap ini sering dilupakan orang karena perusahaan masih bisa bergerak dengan lincah. Padahal, pada
tahap ini krisis sudah mulai muncul. Tahap prodromal sering disebut pula warning stage karena ia sudah
memberikan sirene tanda bahaya mengenai simtom-simtom yang harus segera diatasi. Ditahap ini pemerintah
menurunkan kebijakan berupa Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 140 serta BI menurunkan
suku bunga. Honda Mugen Puri tetap melakukan operasional karena belum berdampak langsung.
2.Tahap Akut
Inilah tahap ketika orang mengatakan: “telah terjadi krisis”. Meski bukan disini awal mulanya krisis, orang
menganggap suatu krisis dimulai dari sini karena gejala yang samar-samar atau sama sekali tidak jelas itu mulai

kelihatan jelas. Pada tahap ini masyarakat mulai menyadari tentang adanya penurunan suku bunga dari BI dan
adanya peraturan pemerintah daerah No. 5 Tahun 2014 Pasal 140 melalui media yang tersebar luaskan. Dampak
dari pemberitaan ini yaitu terjadinya penurunan tingkat pembelian konsumen terhadap produk Honda Mugen Puri.
3.Tahap Kronis
Tahap ini sering juga disebut sebagai the clean up phase atau the post morte. Tahap kronis adalah tahap yang
terenyuh. Kadang-kadang dengan bantuan crisis manager yang handal, perusahaan akan memasuki keadaan yang
lebih baik. Pada tahap ini Honda Mugen Puri melakukan peningkatan dibidang promosi dengan memberikan diskon
15% - 35% dan pemberian promo seperti antara lain GPS, Handphone, dll.
4. Tahap Resolusi (Penyembuhan)
Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan tahap terakhir dari 4 tahap krisis. Krisis umumnya
berbentuk siklus yang akan membawa kembali keadaan semula (prodromal stage). Honda Mugen Puri berkomitmen
untuk selalu memberikan promo yang menarik untuk meningkatkan minat masyarakan serta meningkatkan daya
tarik beli masyarakat terhadap Honda Mugen Puri.