Kemashlahatan dan Kemadhorotan Rokok Bag

KEMASLAHATAN DAN KEMADLARATAN ROKOK BAGI
KEHIDUPAN
Karya Tulis
Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada tingkat
Muallimien
Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung

Disusun Oleh:
Aghnia Nurul Ikhsani
NIS. 112.1.1.115
PESANTREN PERSATUAN ISLAM 1
BANDUNG
2014 M / 1435 H

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis yang telah disusun oleh Aghnia Nurul Ikhsani NIS 112.1.1.115 berjudul:

KEMASLAHATAN DAN KEMADLARATAN ROKOK BAGI KEHIDUPAN
Telah dinyatakan sah sebagai salah satu syarat kelulusan pada tingkat Muallimin
Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung, oleh:
Pembimbing,


(Drs. KH. A. Daerobby, M.Ag)

Koordinator,

(Drs.KH.A.Daerobby, M.Ag)

Mudir Mu’allimin

(H.Maman Mulyana)

Mudir ‘Am

(Dr.H.Dedeng Rosyidin, M.Ag)

LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis dengan judul

KEMASLAHATAN DAN KAMADLARATAN ROKOK BAGI KEHIDUPAN
Telah dipertanggung jawabkan dalam sidang ujian Karya Tulis pada hari

Senin tanggal 19 Mei 2014, di Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung.
Penguji,

(Agus Muslim, S.Pd)
Mengetahui,
Koordinator Karya Tulis
Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung

(Drs. KH. A. Daerobby, M.Ag)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak
karunia kepada kita dan rasa syukur yang tidak terhingga, dimana pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan karya tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan dan
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat perbaikan akan penulis terima dengan senang hati.
Di dalam penulisan karya tulis ini, penulis tidak sedikit mendapat

bantuan berupa bimbingan ataupun saran-saran yang sangat bermanfaat
dari berbagai pihak. Maka atas segala bantuan tersebut perkenankanlah
penulis mengucapkan jazaakumullahu khairan katsira kepada:
1. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil kepada penulis hingga terwujudnya karya tulis ini.
2. Yth. Al-Ustadz Dr. H. Dedeng Rosyidin, M.Ag. selaku Mudir ‘Am
Pesantren Persatuan Islam 1-2 Bandung.
3. Yth. Al-Ustadz H. Maman Mulyana selaku Mudir Muallimin Pesantren
Persatuan Islam 1 Bandung.
4. Yth. Al-Ustadz Agus Muslim, S. Pd. selaku penguji karya tulis.

1

5. Yth. Al-Ustadz Drs. KH. A. Daerobby, M. Ag. selaku koordinator karya
tulis, juga selaku pembimbing karya tulis yang dengan tulus dan ikhlas
memberi pengarahan dan bimbingan selama penulisan dan penyusunan.
6. Yth. Dra. Enur Nurhimmah, selaku wali kelas 3A Muallimien.
7. Yth. Asatidz dan Asatidzah Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung.
8. Ghinanti Rhinda Dewi, Yurri Indahayati dan Aulia Nur Afifah Ghassani
yang telah membantu dan menemani penulis dalam pencarian referensi

untuk karya tulis ini.
9. Dwi, Silma, Acheu, Putri, Prilli, Ulfa, Wulan, Shofi, Rezza, dan Aisyah
yang telah menemani dan memberikan dukungan kepada penulis.
10. Dan seluruh teman-teman kelas 3 Muallimien yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
penyelesaian karya tulis ini, penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat-lipat. Aamiin.

Bandung, 15 Mei 2014
Penulis,

(Aghnia Nurul Ikhsani)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.

Latar Belakang..........................................................................................1

B.

Rumusan Masalah....................................................................................5

C.

Tujuan Pembahasan.................................................................................5

D.

Metoda Penelitian.....................................................................................5

E.

Sistematika Penulisan...............................................................................6


BAB II KEMASHLAHATAN DAN KEMADLARATAN ROKOK BAGI
KEHIDUPAN.........................................................................................................7
A.

Rokok........................................................................................................7

B.

Zat yang Terkandung dalam Rokok........................................................16

C.

Dampak yang Ditimbulkan dari Merokok.................................................23
1.

Dampak Positif (Maslahat) dari Merokok..............................................23

2.


Dampak Negatif (Madlarat) dari Merokok.............................................32

D.

Hukum Merokok......................................................................................47
1.

Dalil Para Ulama dan Fuqaha atas Haramnya Merokok.......................50

BAB III PENUTUPAN.........................................................................................59
A.

Kesimpulan............................................................................................59

B.

Saran-saran............................................................................................60

‫تلخيص‬.................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................62

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................63

3

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Pada zaman yang serba modern ini, tentu kita sudah tidak asing lagi

dengan dunia pergaulan anak muda masa kini yang kebanyakan
menyimpang dari aturan Negara apalagi norma agama. Di antaranya adalah
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, alcohol, dan yang paling sering kita
jumpai yaitu rokok. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasai tergantung Negara) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Tembakau merupakan tumbuhan dari jenis terung-terungan yang berasal
dari sebuah pulau yang bernama Tobago (Sekarang Republik Trinidad dan

Tobago), Timur Laut Venezuela, selatan laut Karibia, di dekat Negara
Meksiko. Dalam bahasa Arab, tembakau biasa disebut Ad-Dukhận, inilah
sebutan yang paling terkenal, juga dikenal dengan At-Tutun, At-Tabgh, dan
At-Tanbậk.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku
bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau
roh. Pada tahun 1492 para pelaut Spanyol yang dipimpin oleh Christophorus
(Christopher) Columbus (1451-1506) menemukan benua Amerika, sebagian
dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

1

kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai menyebar di kalangan bangsawan Eropa; Spanyol dan Inggris. Tapi
berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di
Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.
Pada abad 17 tembakau pun mulai memasuki India, lalu setelah itu para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan pada tahun 1590 M, bertepatan
dengan 900 H tembakau dan kebiasaan merokok mulai masuk ke Negaranegara Islam.
Ketika fenomena tembakau mulai muncul di negara-negara Islam, para

ulama pun mengkajinya. Begitu melihat adanya api dan asap yang ditelan
oleh seseorang, mereka pun merasa heran, tidak suka dengan baunya yang
tidak sedap, dan memberitahu bahwa tembakau dapat menyebabkan mabuk
dan membahayakan badan. Lalu para ulama pun segera mengeluarkan
fatwa mengenai keharamannya dan menentukan berbagai hukuman
terhadap orang yang mengkonsumsinya.
Di antara yang memutuskan hukuman terhadap pengisap tembakau
adalah seluruh ulama Nejd, dengan dasar bahwa tembakau dapat
memabukkan dan melemahkan badan. Para pemakainya diganjar hukuman
secara terang-terangan berupa hukuman cambuk (jilid) sebanyak empat
puluh kali, baik di Riyadh, Al-Qashim, maupun wilayah lainnya. Lalu jika si
pelaku mengulangi perbuatannya, maka hukumannya pun ditambah hingga
delapan puluh kali.
Sultan Murad IV di Turki memberikan hukuman keras terhadap pemakai
tembakau (perokok), hingga sampai ke batas hukuman mati. Sedangkan

2

Syah Abbas I menghukum perokok dengan melubangi hidungnya dan
memasang kayu pada lubang tersebut. Adapun putranya, Syah Shafiyyuddin

yang bertahta sesudahnya di Iran, menuangkan cairan timah pada mulut
para perokok. Negara-negara lain memperbolehkan penetapan hukuman
terhadap perokok dengan memotong hidung maupun bibirnya. Semua
hukuman tersebut diputuskan dengan dasar fatwa para ulama atas
haramnya tembakau (rokok).
Seiring dengan bergulirnya zaman, timbul lah banyak anggapan yang
memberikan pengertian bahwa tembakau merupakan obat dan efektif untuk
menyembuhkan banyak penyakit, termasuk di antaranya asma dan kanker
(kedua penyakit tersebut justru merupakan akibat rokok, bukan sebaliknya).
Banyak pula tabib yang membicarakan manfaat tembakau untuk sakit
kepala, insomnia (susah tidur), ketegangan syaraf, penyakit-penyakit perut
dan usus, penyakit-penyakit pada sistem pernafasan, dan sistem reproduksi,
dan penyakit sipilis.
Informasi baru mengenai tembakau tersebut menyebabkan sebagian
fuqaha mengeluarkan fatwa yang berbeda dari fatwa sebelumnya, meskipun
sebagian di antara mereka masih ragu-ragu terhadap anggapan-anggapan
tersebut, hanya saja hukum terhadap tembakau menurun dari tingkat haram
dan kriminalitas.
Sehubungan dengan anggapan-anggapan terhadap tembakau tersebut,
dalam penetapan hukum, para ulama terbagi menjadi tiga kelompok:
1.

Di antara mereka ada yang menyatakan bahwa tembakau haram
bagi yang terancam bahaya merokok.

3

2.

Makruh, bagi yang mengganggu orang lain.

3.

Mubah

(boleh),

jika

tidak

terdapat

tanda-tanda

yang

membahayakan, karena:

‫ﺍﻹﺑﺎﺤﺔ ﺍﻷﺸﻴﺎء ﻓﻲ ﺍﻷﺼﻝ‬
“Asal mula hukum dari segala sesuatu adalah mubah (boleh).”
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa merokok itu mengadung
kemaslahatan dan kemadlaratan bagi perokok aktif dan perokok pasif yang
telah dikaji oleh para ulama dan para ahli kesehatan dari berbagai sudut
pandang dan penelitian.
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan, penulis
memutuskan mengambil judul karya tulis “Kemaslahatan dan Kemadlaratan
Rokok bagi Kehidupan”
Semoga dengan tertulisnya karya tulis ini dapat memberikan manfaat
dan mengingatkan bagi para pembaca. Sebagaimana Firman Allah SWT,.

‫ن نن ر‬
‫ر‬
َ‫ت الذذك كررى‬
‫ع ت‬
‫ﻓذرك ذكر ا ت ك‬
‫ف ر‬
“Maka berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat.” (QS. AlA’la : 9)

4

B.

Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tadi, ada beberapa masalah yang dapat

diteliti dan diidentifikasi dalam bentuk berikut:
1. Apakah rokok itu?
2. Apa zat yang terkandung dalam rokok?
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari merokok?
4. Apa hukum merokok?

C.

Tujuan Pembahasan
Berdasarkan perumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan

pembahasan

untuk

mendapatkan

gambaran

yang

konkrit

dari

permasalahan.
Adapun tujuan pembahasan ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa rokok itu
2. Untuk mengetahui zat yang terkandung dalam rokok
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari merokok
4. Untuk mengetahui hukum merokok

5

D.

Metoda Penelitian
Adapun metoda dalam penulisan ini adalah dengan metoda deskriptif,

yaitu

metoda

yang

menerangkan

mengenai

permasalahan

yang

berhubungan dengan kemashlahatan dan kemadlaratan rokok berdasarkan
data-data yang sudah ada.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik study
literature (kepustakaan) yaitu menggunakan referensi atau mempelajari
konsep-konsep dan ketentuan hukum yang ada sebagai sumber bagi
penulis.

E.

Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis membagi tulisan ini

menjadi tiga bagian, yaitu:
Bab pertama, uraian mengenai pendahuluan.
Bab kedua, uraian tentang kemaslahatan dan kemadlaratan rokok bagi
kehidupan yang terdiri dari:
a. Sejarah dan Definisi rokok
b. Zat yang terkandung dalam rokok
c. Dampak yang ditimbulkan dari merokok
d. Hukum merokok
Bab ketiga, menguraikan mengenai penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.

6

7

BAB II
KEMASHLAHATAN DAN KEMADLARATAN ROKOK BAGI KEHIDUPAN

A.

Rokok
1. Sejarah Rokok
Awal mula perkenalan dunia pada tembakau dan kebiasaan merokok tak

bisa dilepaskan dari peristiwa penemuan benua Amerika oleh para pelaut
Spanyol di bawah pimpinan Christophorus (Christopher) Columbus (14511506) pada tahun 1492. Setelah melakukan serangkaian pendaratan di
berbagai pulau di benua itu, pada 2 November 1492 rombongan Columbus
mendarat di Pulau Waitling, dan mereka melihat sebuah perahu lesung
orang Indian yang berisi muatan, di antaranya daun-daun kering yang kelak
dikenal sebagai tembakau.
Di lain tempat dua orang utusan yang dikirimkan Columbus ke pantai
Cuba, mereka bertemu banyak orang lelaki yang membawa kayu bakar dan
bungkusan-bungkusan berisi daun pengobat yang telah dikeringkan. Orangorang itu mengisap gulungan daun kering itu sambil menjelaskan jika asap
dari daun kering yang mereka isap itu bisa mendatangkan kenikmatan pada
tubuh mereka, menciptakan rasa nyaman dan mengurangi kelelahan. Rasa
penat hilang dan muncul rasa santai. Gulungan daun kering itu mereka
sebut tobacco dan orang Indian Karibia menyebutnya tobago.

8

Perlu waktu sebulan bagi para pelaut Spanyol itu untuk memahami
manfaat daun tembakau. Mereka baru mengetahui bahwa warga Indian
setempat menggulung dedaunan kering menjadi seperti senapan kuno
(musket), yang dibakar disalah satu ujungnya dan dihisap di ujung yang lain.
Itulah daun tembakau yang mereka jadikan rokok atau cerutu seperti yang
kita kenal sekarang ini. Merokok, terutama dengan pipa, sudah menjadi
bagian budaya mereka. Mereka dianggap sebagai perokok pertama dalam
sejarah. Tiap suku Indian pada waktu itu memakai cara-cara tersendiri dalam
menikmati tembakau. Ada yang dikunyah, ada yang dicium—tembakau cium
ini dikenal dengan nama niopo atau iopo, ada pula dengan dijilat. Tembakau
juga dipakai dalam upacara ritual, bahkan pengobatan.
Kedatangan orang Eropa ke “Dunia Baru” 50-an tahun yang lalu itu
menjadi awal perkenalan dunia luar Amerika kepada tembakau hingga
banyak pendatang Eropa yang pergi ke sana. Dari Jamestown, seorang
pendatang dari Inggris - John Rolfe mengirim daun tembakau Virginia
pertama kali pada 1613 ke Eropa. Satu tahun kemudian, tembakau jenis
Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica - dua spesies yang dibudidayakan
orang Indian Amerika - dikenal di seluruh dunia.
Rolfe menikahi putri Indian terkenal, Pocahontas, yang merupakan anak
perempuan Powhatan, kaisar merah dari Virginia. Rolfe mengetahui
pembudidayaan tembakau dari putri kaisar Indian itu dan mereka berdua
berhasil menanam tembakau dalam jumlah besar di Varina, dekat Richmond
- belakangan menjadi tempat kelahiran rokok modern. Akibatnya, pertanian
tembakau berkembang dan menjadi buruan utama orang Inggris di Amerika,

9

dan Pocahontas menjadi pasangan terpandang di koloni itu. Sayangnya,
dalam kunjungan ke Inggris pada 1617, sang putri meninggal. Rolfe
memutuskan kembali ke Varina, tapi pada 1622 ia dibunuh oleh anggota
keluarganya sendiri. Usahanya dilanjutkan oleh putranya, Thomas.
Diperkirakan, dunia mengenal 20 spesies tembakau. Dari 20 spesies
tersebut, tiga di antaranya varietas utama: Nicotiana Tabacum (Virginia),
Nicotiana Macrophylla (Maryland), dan Nicotiana Rustica (Boeren), yang
semuanya berasal dari Amerika.
Tembakau telah menciptakan keberuntungan kepada benua Amerika
selama beberapa generasi. Dalam hal ini, terutama koloni kecil (Inggris)
Virginia, yang diambil dari nama depan Ratu Elizabeth, Virgin. Nama
tembakau Virginia inilah yang paling dikenal di seluruh dunia.
Tembakau

Virginia

ditanam

di

seluruh

dunia,

namun

dalam

kenyataannya, ada lima wilayah penanaman. Pertama, Asia, yang
menghasilkan sekitar 53% panen dunia. Lalu Amerika Selatan (21%),
Amerika Utara (11%), Eropa (8%) dan Afrika (7%).
Sejarah Rokok di Asia
Tembakau di Jepang diperdagangkan oleh orang-orang Portugis
menjelang akhir abad XVI. Perkebunan tembakau yang pertama adalah di
Nagasaki pada 1605 dan meluas pada akhir abad XVII.
Tembakau di Tiongkok dikenal lewat orang-orang Filipina. Mula-mula
murni

dipakai

sebagai

obat.

Biasanya

tembakau

digunakan

untuk

menyembuhkan penyakit malaria, dan rebusan daun tembakaunya bisa

10

dipakai untuk membinasakan serangga-serangga dan penyakit kulit yang
bersifat parasite. Selain itu, olahan daun tembakaunya bisa untuk
menghentikan luka pendarahan.
Tembakau masuk India lewat orang-orang Portugis sekitar 1605. Pada
1610 tembakau telah tumbuh di Sailan dan tahun berikutnya kebiasaan
merokok telah dikenal luas di India. Pada abad 1617 muncul larangan
merokok dari Jahangir, seorang raja di India, berkaitan dengan efek
sampingnya bagi kesehatan. Namun pada 1672 sebuah buku laporan
perjalanan mengatakan jika hasil tembakau di India pada tahun itu sangat
melimpah ruah hingga cukup untuk memenuhi kebutuhan tembakau di
Eropa dan Asia.
Sebagai tambahan, dalam Budiman (1978: 71) dikatakan jika istilah
cerutu diyakini berasal dari sebuah kata dalam bahasa Tamil shuruttu atau
churuttu dalam bahasa Malayalam, yang kedua-duanya berarti gulungan
tembakau. Dari perkataan inilah timbul perkataan Portugis charuto dari
perkataan cerutu dalam bahasa kita (baca: Indonesia-red).
Awal Tembakau di Indonesia
Jauh sebelum orang Indonesia mengenal tembakau, mereka lebih dulu
mengenal budaya mengunyah buah pinang dan sirih serta mencampurnya
mendapatkan kenikmatan. Namun hingga jaman Majapahit, kebiasaan
makan sirih belum mengenal gambir. Budiman (1987) menyebut jika gambir
baru masuk Indonesia pada awal abad XVI dan merupakan barang impor.
Pemakaian tembakau baru muncul belakangan, setelah dimasukkan oleh
orang Portugis ke tanah air kita pada awal abad XVII. Tembakau khusus

11

untuk makan sirih ini dikenal dengan nama tembakau sugi. Masyarakat jawa
menyebutnya bako susur.
Tembakau barulah dikenal belakangan. Menurut Thomas Stamford
Raffles dalam bukunya The History of Java, jilid I (1817), orang Belandalah
yang telah memperkenalkan tembakau sekaligus kebiasaan merokok pada
orang Indonesia—dan itu terjadi pada tahun 1601. Namun menurut De
Candolle, yang dikutip dalam Van Der Reijen dalam bukunya Rapport
Betreffende Eene Gehouden Enquete Naar De Arbeids Toestanden In De
Industrie Van Strootjes En Inheemsche Sigaretten Op Java, jilid I (1934),
tanaman tembakau telah dibawa ke Jawa sekitar tahun 1600, hanya saja,
menurutnya dibawa oleh orang Portugis.
Dalam naskah Jawa Babad Ing Sangkala, tembakau dikatakan masuk
Jawa bersamaan dengan perginya pendiri kerajaan Mataram, Panembahan
Senapati Ing Ngalaya—ayah Sultan Agung—pada tahun Saka 1523 (sekitar
1601-1602 Masehi). Sayangnya, tak tercantum di sana keterangan siapa
pembawa tembakau ke pulau Jawa. Barangkali lebih cenderung menerima
pendapat De Candolle yang meyakini jika orang Portugis yang membawa
tembakau ke Indonesia. Alasannya, nama tembako atau bako, yang lazim
dipakai orang Jawa, lebih dekat ke istilah tabaco atau tumbaco dalam
bahasa Portugis, ketimbang kata tabak dalam bahasa Belanda.
Menurut sinology Prof. G. Schlegel dalam Budiman (1987: 80), tanaman
tembakau bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Sebagai bukti, ia
menunjuk pemakaian nama tembakau, atau yang semacam itu, untuk
menyebut tanaman termaksud di berbagai daerah, yang semuanya berasal

12

dari perkataan Portugis tabaco atau tumbaco. Berdasarkan kenyataan ini ia
berpendapat jika orang Portugis pastilah orang pertama yang memasukkan
tembakau ke Indonesia.
Penyebaran tembakau ke Asia diduga mulai dari Meksiko melalui Lautan
Pasifik. Nicotiana Chinesis asal China, menyebar ke Filipina dan bahkan
Jawa. Daerah Indonesia yang sudah lama mengenal tembakau adalah Irian
Jaya. Namun, kebiasaan pemakaian tembakau di daerah-daerah lain tak
banyak

diketahui,

karena

sumber

Belanda

sangat

sedikit

mengungkapkannya, setidaknya sampai abad ke-17. Sedang di Deli,
Sumatera Timur, tembakau mulai ditanam pada 1864 oleh orang Belanda
bernama Nienhuys dan mendapat pasaran di Eropa, pada 1869 didirikanlah
sebuah perusahaan pengelolaannya.
Pada akhir abad XVIII kebiasaan merokok telah popular di kalangan
masyarakat Jawa. J.W. Winter menulis semacam catatan (1824) yang di
sana

menerangkan

perihal

kebiasaan

merokok

pada

orang

Jawa.

Menurutnya, jatah uang rokok seorang bujangan pada waktu itu kurang lebih
25% dari jumlah keseluruhan uang belanja tiap harinya. Rokok kelobot
merupakan jenis yang paling digemari orang Jawa dan Madura pada abad
XIX.
Tembakau yang digunakan orang Jawa untuk merokok pada waktu itu
berasal dari keresidenan Besuki dan dari daerah Kedu—tembakau Kedu
merupakan tembakau terbaik di pulau Jawa pada waktu itu. Orang Belanda
juga memakai tembakau Kedu untuk pipa rokok mereka, selain kebiasaan
mengisap cerutu. Orang Belanda menyebut menghisap pipa dan cerutu

13

dengan istilah ro’ken. Misalnya een pijp ro’ken (menghisap sebuah pipa).
Gericke-Roorda dalam buku kamus bahasa Jawa-Belanda Javaansch—
Nederlandsch Woordenboek jilid I (1901) halaman 332, menyebutkan jika
dari perkataan Belanda ro’ken inilah muncul perkataan rokok yang dipakai
hingga sekarang.
Namun istilah rokok ini belum dijumpai sama sekali dalam naskah sastra
Jawa hingga abad XIX. Ini dikarenakan orang Jawa pada waktu itu lebih
familiar dengan istilah eses atau ses seperti dalam naskah Centhini ataupun
istilah udud seperti dalam naskah Babad Ing Sangkala. Di luar Jawa dan
Madura dikenal istilah bungkus dengan artian yang sama, sekalipun
sesudahnya istilah itu tidak dipakai lagi alias punah.
Selain untuk dihisap sekaligus sebagai barang dagangan, rokok dalam
masyarakat pulau Jawa juga dijadikan sebagai barang sesaji dalam acara
ritual tertentu. Seperti kebiasaan nguyuh atau nyungsung di kalangan
masyarakat Jawa Barat, untuk menghormati arwah leluhur. Selain itu di
Jawa Tengah ada kebiasaan memberikan rokok kepada seorang dukun atau
paranormal yang dimintai petunjuk atau bantuan.
2. Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasai tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihurup
oleh mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan

14

tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang
berfungsi menyaring nikotin.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
kertas yang dapat dimasukan dengan mudah ke dalam kantung. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya
disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok yaitu, “merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan
dan janin.” Lalu pada awal tahun 2014 ini, peringatan itu ditegaskan dengan
kalimat, “merokok membunuhmu” dan di beberapa Negara di dunia,salah
satu perusahaan rokok terbesar mencantumkan gambar dari penyakit yang
disebabkan oleh merokok, berikut adalah samplenya:

15

Namun pada kenyataannya, peringatan itu hanya sekedar hiasan.
Jarang sekali dipatuhi.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku
bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau
roh. Seiring dengan berkembangnya jaman, tembakau mulai dipakai sebagai
bahan pengobatan dari beberapa penyakit. Contohnya, dulu di Indonesia
rokok keretek digunakan sebagai obat untuk menghilangan rasa nyeri di
dada. Orang yang mempelopori keretek adalah Haji Jamhari. Awal mulanya,
penduduk asli kota Kudus, pantai utara Jawa, itu telah lama mengidap rasa
nyeri di dadanya. Untuk mengurangi rasa sakitnya itu, ia mengusapkan dada
dan pinggangnya dengan minyak cengkeh. Hasilnya, rasa sakitnya
berkurang. Lantas timbul gagasan dari Haji Jamhari untuk memakai rempahrempah itu sebagai obat dengan cara berbeda. Ia lalu merajang cengkeh
sampai halus, kemudian mencampurnya dengan tembakau, dan dibungkus
dengan daun jagung, dan kemudian dibakar ujungnya. Dengan cara
menghisap asapnya sampai ke paru-paru, ia merasa sakit di dadanya
berangsur-angsur sembuh.
Menghadapi berbagai khasiat yang dipercapai masyarakat tentang
pengobatan dari tembakau atau rokok, berbagai penelitian dilakukan oleh
para pakar kesehatan di dunia terhadap rokok. Hasilnya pun sangat
mengejutkan, ternyata dalam asap rokok mengandung kurang lebih 4000
senyawa kimia yang dapat membahayakan orang yang menghisapnya. Baik
itu perokok aktif, ataupun perokok pasif.

16

B.

Zat yang Terkandung dalam Rokok

Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000 bahan
kimia, di antaranya nikotin, tar, karbon monoksida dan hidogen sianida.
Nikotin dijumpai secara alami di dalam batang dan daun tembakau yang
mengandung nikotin paling tinggi, atau sebanyak 5% dari berat tembakau.
nikotin merupakan racun saraf manjur (potent nerve poison) dan digunakan
sebagai racun serangga. Pada suhu rendah, bahan ini bertindak sebagai
perangsang dan adalah salah satu sebab utama mengapa merokok digemari
dan dijadikan sebagai tabiat.
Selain tembakau, nikotin juga ditemui di dalam tumbuhan family
Solanaceae termasuk tomat, terung ungu (eggplant), kentang dan lada hijau.
Nikotin dapat merangsang dan meningkatkan aktivitas, kewaspadaan atau
refleksi, kecerdasan serta daya ingat. Namun di sisi lain, nikotin adalah
racun yang dapat menangkal dan menghilangkan berbagai macam obat,

17

misalnya: antibiotic yang digunakan sebagai obat penangkal terhadap
kuman, kadang antibiotic tersebut gagal memberi kesan yang diharapkan,
disebabkan oleh nikotin.
Kuinin digunakan sebagai obat malaria, namun dengan banyaknya
nikotin di dalam tubuh akan mempercepat penyingkiran obat kuinin tersebut
dari tubuh. Teofilin sebagai obat pereda sesak nafas, yang menurut hasil
penelitian, pada sebagian besar perokok akan lebih cepat menyingkirkan
teofilin dibanding pasien yang tidak merokok. Benzodiazepina adalah sejenis
obat tidur yang berdosis sangat tinggi, namun pengaruh obat ini akan
berkurang jika si peminum tersebut adalah perokok.
A. Proses Kimiawi
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran
bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering,
kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang
berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara
kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi). Dua reaksi mungkin terjadi dalam
proses merokok. Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk
senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut
rekasi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800

℃ . Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang
kontak dengan udara.

18

Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok
menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan
ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa
berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800 ℃

. sehingga

rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok yang berada pada area
temperatur 400-800 ℃ . Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan
senyawa kimia yang strukturnya kompleks.
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi
banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang
beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi
akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu
disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok.
Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati
temperature yang tinggi dan cukup akan oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam
proses merokok karena proses hirup dan gas produk area temperatur 400800 ℃

langsung mengalir ke arah mulut yang bertemperatur sekitar 37

℃ .
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin
yang berlangsung pada temperatur antara 100-400 ℃ . Nikotin yang
menguap pada daerah temperatur diatas tidak dapat kesempatan untuk
melalui

temperatur

tinggi

dan

tidak

melalui

proses

pembakaran.

Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperature,
konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilalui gas.

19

Pada temperatur dibawah 100 ℃

nikotin ini sudah terkondensasi, jadi

sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi.
Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi
sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk ke dalam
paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampainya di paru-paru, nikotin
akan mengalami keseimbangan baru dan mengalami kondensasi lagi.
B.

Kandungan Racun pada Rokok

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan
yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Kandungan racun pada rokok
itu antara lain:
1.

Nikotin

20

Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Kadar
nikotin yang terkandung dalam sehelai daun tembakau kering berkisar 1-3%
dari berat daun. Dan berat daun tersebut berbeda antara satu jenis dengan
jenis yang lain, bahkan berbeda pula antara satu bagian dengan bagian lain
dalam satu struktur daun.
Satu batang rokok pada umumnya mengandung sekitar 25 miligram
nikotin yang besar terserap oleh asap ketika rokok dibakar. Perokok
biasanya menghabiskan kira-kira 2/3 rokoknya dan membuang sisanya. Ini
berarti bahwa bagian rokok yang benar-benar dikonsumsi untuk rokok yang
berukuran sedang mengandung 17 miligram nikotin. Dari kadar tersebut,
yang masuk ke mulut perokok sekitar 3 miligram, dengan cara melayang di
udara melalui jalur keluarnya asap rokok yang dihisap. Enam setengah
milligram di antaranya hilang menguap disebabkan temperatur yang tinggi
pada ujung yang terbakar. Dan kira-kira satu milligram berkumpul dan tetap
berada di bagian rokok yang tidak terbakar.
Dengan demikian, kadar nikotin yang terkandung di dalam 20 batang
rokok yang masuk ke dalam mulut perokok lewat saluran keluarnya asap
rokok adalah 60 miligram.
Nikotin diserap melalui paru-paru dan kecepatan absorpsinya hampir
sama dengan masuknya nikotin secara intravena. Nikotin masuk ke dalam
otak dengan cepat dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat melewati
barrier otak dan diedarkan keseluruh bagian otak, kemudian menurun
secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh dalam waktu 15-20
menit pada waktu penghisapan terakhir. Efek bifasik dari nikotin pada dosis

21

rendah

menyebabkan

blokade

gangbionik

setelah

eksitasi

sepintas

(Henningfield, JE., 1995).
Selain itu nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan
pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga
mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perekatan gusi pada
permukaan gigi dan akarnya. Nikotin dapat ditemukan di permukaan akar
gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin yang dapat ditemukan pada cairan
gusi. Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormone dari anak ginjal
yang menyebabkan :


Jantung berdebar-debar

• Meningkatkan

tekanan

darah

serta

kolesterol

dalam

darah,

berhubungan erat dengan serangan jantung.
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak.
Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di Ventral Tegmental
Area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamine
di nucleus accumbens (nAcc). Dopamine itulah yang diyakini menimbulkan
perasaan tenang dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali
merokok untuk memperoleh efek nyaman itu. Bila perokok mulai mengurangi
atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang, akibatnya timbul
gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress. Hal itu menyebabkan jalan
untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap
nikotin.
2.

Karbon Monoksida

22

Karbon Monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna.
Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%. Karbon Monoksida dalam paruparu mempunyai daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin (Hb) sekitar
200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2) dengan hemoglobin (Hb).
Dalam paruh waktu 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb dapat terisi oleh karbon
monoksida (CO) dalam bentuk COHb (Carboly Haeoglobin), dan akibatnya
sel darah merah akan kekurangan oksigen, yang akhirnya sel tubuh pun
akan kekurangan oksigen. Pengurangan oksigen jangka panjang dapat
mengakibatkan pembuluh darah akan terganggu karena menyempit dan
mengeras. Bila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi
serangan jantung (Henningfield, JE., 1995).
3.

Nitrogen Oksida

Gas tidak berwarna dan jika diisap bisa menyebabkan hilangnya
keseimbangan dan menimbulkan rasa sakit. Zat ini awalnya digunakan untuk
membius saat operasi.
Nitrogen oksida berpengaruh pada bulu-bulu halus yang meliputi bronkial
dan merangsang bulu-bulu tersebut, sehingga bertambah pula keluarnya
cairan ekskresi di selaput lendir pada saluran pernafasan, dan membesarlah
kelenjar getah bening yang ada pada bronkial. Dengan demikian,
berubahlah kualitas dahak yang keluar.
4.

Tar

Tar adalah kotoran pekat berwarna cokelat tua atau kehitaman yang
merupakan efek dari getah tembakau atau destilasi kayu. Tar terbentuk

23

selama pemanasan tembakau. Tar merupakan kumpulan berbagai zat kimia
yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan dalam
proses pertanian dan industri sigaret. Tar adalah hidrokarbon aromatic
polisiklik yang ada dalam asap rokok, tergolong dalam zat karsinogen, yaitu
zat yang dapat menumbuhkan kanker. Kadar tar yang terkandung dalam
asap rokok inilah yang berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
5.

Gas Amonia

Gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Memiliki bau
yang sangat tajam dan merangsang. Gas inilah yang menyengat lidah,
mengakibatkan terbentuknya lapisan berwarna kuning pada permukaan
lidah, dan mengganggu

kelenjar pengecap dan perasa yang ada pada

permukaan lidah. Gas amonia juga dapat memperbanyak keluarnya air liur,
merangsang batuk, membuka peluang terserang pilek secara berulangulang serta radang pada mulut, kerongkongan dan farinks.

C.

Dampak yang Ditimbulkan dari Merokok
Setelah mengetahui zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok,

ada baiknya kita mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dari
merokok. Dalam berbagai hal, sisi positif dan negatif seperti dua sisi uang
koin yang selalu beriringan. Begitu pula dalam hal ini (merokok), ada sisi
positif dan ada sisi negatif yang dapat kita telaah. Karena tidak selalu
merokok itu buruk, meskipun tak bisa diragukan lagi bahwa merokok itu
buruk.

24

1.

Dampak Positif (Maslahat) dari Merokok

Bagaimanapun juga rokok tetap menimbulkan kontroversi perihal bahaya
dan manfaatnya, sekaligus melahirkan berbagai tanggapan pro dan kontra
terhadap keberadaannya. Namun dibalik semua itu, ternyata merokok
menyimpan manfaat yang tidak sedikit. Baik dalam segi kesehatan,
ekonomi, dan psikologis.
A. Merokok untuk Kesehatan
Sebanyak apapun racun yang terkandung dalam rokok, tapi ternyata
pada zaman dahulu tembakau (rokok) menyimpan manfaat dalam segi
kesehatan dan pengobatan yang telah diteliti oleh beberapa ahli kesehatan
yang dapat dipercaya.
Berikut adalah catatan sejarah perihal pembelaan medis terhadap
manfaat tembakau dan merokok yang dirangkum dari buku tulisan Amen
Budiman & Onghokham (1987), dan berbagai sumber lainnya.
1. Pengarang buku Treatise of Brazil yang ditulis pada 1601 dan tidak
diketahui namanya menyajikan sebuah lukisan yang menarik mengenai
mode penghisap cerutu di Brasilia, baik di kalangan masyarakat Indian
maupun para perantau Portugis. Katanya: “orang-orang perempuan juga
menghisapnya, akan tetapi mereka yang melakukan perbuatan seperti itu
telah lanjut usia dan sakit-sakitan, oleh karena tembakau tersebut
mempunyai kemampuan menyembuhkan, terutama penyakit batuk, perut
dan kepala.”

25

2. Penulis Tionghoa pertama yang telah memberikan sebuah laporan
penting mengenai tembakau ialah Chang Kiai-pin,

seorang dokter

termasyhur dari distrik Shan-yin, daerah Ta-t’ung, provinsi Shan-si. Awalnya
ia ragu, namun setelah mempelajari efek-efek fisiologis merokok dan
beberapa penelitian mengenai manfaat tembakau dengan seksama, ia
menjadi yakin terhadap manfaat dan kualitas benda itu. Ia sangat memuji
tembakau (rokok) sebagai obat pilek dan penyakit malaria yang disebabkan
oleh kabut-kabut di pegunungan, untuk mengurangi bengkak-bengkak yang
timbul dari penyakit busung air dan untuk mencegah penyakit kolera.
3. Profesi kedokteran di Tionghoa memakai tembakau dalam bidang
kehidupan yang sangat luas. Di samping untuk penyembuhan penyakit
malaria, suatu rebusan daun tembakau bisa dipakai untuk membinasakan
serangga-serangga dan penyakit-penyakit kulit yang bersifat parasit. Olahan
daun tembakau juga bisa dipakai untuk menghentikan alirah darah karena
luka-luka. Sedang tangkai bunganya yang dikenal lebih beracun dari pada
daun-daunnya, dipakai untuk membius ikan dengan cara dirajang halushalus, kemudian dilumatkan dengan kulit sejenis pohon kenari yang hijau
warnanya. Lumatan ini dimasukkan ke dalam air tempat ikan yang dituju. Di
samping itu, uap yang dihisap dari perasan daun tembakau yang masih
segar, jika dicampur dengan damar dari sejenis pohon cemara, dipercaya
bisa bermanfaat untuk pengobatan kerusakan peredaran pada pembuluh
darah. Daun-daun tembakau yang telah dicacah bisa dipakai untuk
mengobati gigitan ular.

26

4. Sebuah hasil penelitian paling baru dari Dr. Arief Budi Witarto M.E. –
seorang

peneliti

dari

Pusat

Penelitian

Bioteknologi

Lembaga

Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan jika ternyata tembakau dapat
pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker.
Proposal penelitian ini membawa Doktor Bioteknologi dari Fakultas Teknik,
Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang itu meraih
penghargaan dari Badan riset Jerman DAAD dan Fraunhofer di Jakarta,
Rabu.

Tanaman

tembakau

ini

diambil

daun

tembakaunya

untuk

memproduksi rokok, tetapi dimanfaatkan sebagai reaktor penghasil protein
GSCF, suatu hormon yang menstimulasi produksi darah. Selain untuk
protein

anti-kanker,

perbanyakan

sel

GSCF,

tunas

ujarnya,

(stemcell)

bisa
yang

juga
bisa

untuk

menstimulasi

dikembangkan

untuk

memulihkan jaringan fungsi tubuh yang rusak.
5. Mungkin banyak perokok yang mengalami masalah keuangan untuk
membeli sebungkus rokok. Namun dari hasil penelitian dan studi terbaru
mengungkapkan bahwa laki-laki yang merokok memiliki lebih sedikit risiko
menjalani jumlah operasi penggantian sendi dibandingkan mereka yang
tidak pernah merokok. Penelitian, dari University of Adelaide di Australia,
muncul dalam edisi Juli jurnal Arthritis & Rheumatism. Dari hasil penelitian
ini dimungkinkan bahwa nikotin dalam tembakau membantu mencegah
tulang rawan dan kerusakan sendi.
6. Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi hubungan terbalik luar
biasa antara merokok dan penyakit Parkinson. Perokok jangka panjang yang
entah bagaimana dilindungi dari penyakit berbahaya parkinson, dan itu

27

bukan karena perokok meninggal karena hal-hal lain sebelumnya. Peneliti
Harvard adalah di antara yang pertama untuk memberikan bukti yang
meyakinkan. Dalam studi yang dipublikasikan di Neurology Maret 2007, para
peneliti menemukan efek perlindungan dari penyakit Parkinson berkurang
drastis setelah perokok tersebut berhenti merokok.

Sebanyak apapun manfaat rokok pada kesehatan, tetap saja rokok
mengandung zat-zat berbahaya yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh
manusia. Bagaimanapun, mencegah penyakit tetap lebih baik dari pada
mengobati penyakit.
B. Peran Aktif Perusahaan Rokok (Keretek) dalam Perekonomian
dan Pembangunan
Bagi pemerintah, industri rokok kretek merupakan sumber pendapatan
yang sangat penting artinya. Tak terhitung berapa banyak sumbangan
finansial yang masuk ke dalam kas Negara dari bisnis yang satu ini.

1. Bidang Ekonomi
 Lapangan pekerjaan yang besar
Sejarah mencatat pada 1938 saja perusahaan rokok cap Bal Tiga milik
Nitisemito mampu menyerap 10.000 pekerja dan memproduksi 10 juta
batang rokok per hari. Dalam Subangun (1993: XXVI) tercatat pada 1991
saja perusahaan rokok di Indonesia telah mempekerjakan sekitar 148 ribu

28

orang karyawan. Pada 2006 tenaga kerja dari hulu sampai hilir mencapai
sekitar 10 juta tenaga kerja.
Belum lagi instansi dan perusahaan (di luar perusahaan rokok) yang
berhubungan dengan kinerja mereka, seperti jasa angkutan dan distribusi.
Ini masih pula ditambah dengan orang yang menggantungkan hidup dari
distribusi rokok langsung ke konsumen, seperti toko, warung-warung, hingga
para pengecer rokok asongan.
 Cukai tembakau sebagai pemasukan kas Negara
Cukai di Indonesia dikenal sejak 1933 dan merupakan tiang penyangga
kas pemerintah Hindia-Belanda pada waktu itu. Pada era pasca perang
kemerdekaan di mana keadaan ekonomi sangat buruk hingga tahun 1950
pemerintah Indonesia mengadakan devaluasi, cukai tembakau punya andil
besar dalam mempertahankan kelangsungan perekonomian pemerintah
Indonesia. Dari tahun itu hingga tahun-tahun selanjutnya, pemasukan cukai
tembakau terus beranjak naik, bahkan melesat terus diikuti bertambahnya
jumlah produksi. Lance (1982), memasukkan data pemasukan cukai
tembakau dari 1951 sampai 1962 dalam bentuk table sebagai berikut.

Tahun
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
1959
1960
1961
1962

Jumlah Cukai
Tembakau
Rp 46.920.000,00
Rp 63.110.000,00
Rp 84.220.000,00
Rp 101.601.000,00
Rp 102.900.000,00
Rp 123.360.000,00
Rp 153.790.000,00
Rp 205.750.000,00
Rp 244.930.000,00
Rp 508.320.000,00
(Tidak ada data)
Rp 920.050.000,00

29

Sumber: Lance Catles, Tingkah Laku Agama, Politik
Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok
Kudus, 1982

Perlu

diketahui,

dalam

ketentuan

cukai

dari

Menkeu

No

449/KMK.04/2002 disebutkan, tarif cukai jenis rokok keretek mesin dan
rokok putih adalah 26-40% dari harga jual eceran dan tarif cukai rokok
keretek dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 8,4% dari hasil
penjualan rokok.
Dalam Budiman (1987, hal: 179) tercatat pada 1951 pemasukan cukai
tembakau

sebesar

Rp

46.920.000,00.

Pada

1962

menjadi

Rp

920.050.000,00 –yang merupakan 21,70% dari jumlah pemasukan berbagai
macam pajak dan bea di tanah air. Dalam Subangun (1993: XXVII) cukai
tembakau mencapai 2,1 triliun rupiah—yang ternyata memiliki proporsi lebih
dari 90% dari total cukai yang masuk ke kas Negara.
Informasi terakhir dari Departemen Keuangan RI, pada 2003, volume
produksi rokok sebesar 192,33 miliar batang dengan penerimaan cukai Rp
26,30 triliun. Pada 2004, volume produksi rokok naik menjadi 203, 87 miliar
batang dengan penerimaan cukai Rp 29,17 triliun. Sedangkan pada 2005
menjadi 220 miliar batang dengan realisasi cukai rokok Rp 32,6 triliun.

30

Dilansir dari Kompas Cyber Media, 20 November 2006, penerimaan
cukai pada 2007 ditargetkan Rp 42 triliun atau meningkat dibandingkan pada
2006 yang sebesar Rp 38,4 triliun.
Bisa dibayangkan berapa banyak bidang yang bisa didanai pemerintah
dari pemasukan cukai tembakau itu.
 Devisa ekspor
Dalam Subangun (1993: XVII), disebutkan jika devisa ekspor yang
disetorkan industri rokok nasional tahun 1991 mencapai 88,1 juta US$ atau
sekitar 176,1 miliar rupiah.—(dalam kurs mata uang dolar pada waktu itu).
Sedangkan pajak tak langsung yang disetorkan industri rokok nasional pada
1989 saja mencapai 1,9 miliar rupiah. Dari data Depperind, devisa ekspor

31

yang disetorkan industri rokok nasional pada 2006 sejumlah 1,9 triliun.
Kesemuanya

itu

adalah

angka

yang

cukup

signifikan

bagi

biaya

pembangunan Indonesia.
 Tingkat kesejahteraan petani
Pengusahaan perkebunan tembakau juga memberikan kemungkinan
cukup tinggi bagi peningkatan kehidupan ekonomi dan kesejahteraan para
petani, sekalipun kesemuanya itu masih tergantung pada perkembangan
harga yang diterima petani dan konsumennya, baik industri rokok maupun
para eksportir tembakau. Dari data Depperind, harga tembakau kualitas
terbaik pada 2004 hingga 2005 masih sekitar Rp 60.000-Rp 70.000 per
kilogram. Sementara itu, untuk kualitas menengah Rp 25.000-Rp 30.000 per
kilogram. Pada 2006 naik menjadi Rp 300.000 per kilogram untuk kualitas
terbaik (kelas I). Adapun menengah atau kelas A sampai D antara Rp
300.000 dan Rp 40.000 per kilogram.
2. Bidang Pendidikan
Perusahaan-perusahaan

rokok

besar

di

Indonesia

menyediakan

sejumlah anggaran tertentu untuk penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, seni dan budaya.
Banyaknya penelitian dan pengembangan dalam iptek yang disponsori
dan didanai oleh beberapa perusahaan rokok besar di Indonesia.
Tak sedikit beasiswa ataupun bantuan belajar yang diberikan oleh
perusahaan rokok kepada pelajar berprestasi ataupun yang tak mampu
hingga mereka bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

32

3. Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
Perusahaan-perusahaan rokok besar di Indonesia juga menyediakan
anggaran dana yang termanifestasikan dalam pembangunan sarana
olahraga, gedung kesenian, pengaspalan jalan, sampai pembangunan
tempat ibadah.
4. Bidang Kesejahteraan Sosial
Perusahaan rokok besar di Indonesia menyediakan anggaran dana yang
termanifestasikan (sebagai contoh) dalam rehabilitasi Rumah Sakit Umum
dan penghijauan kota.
C. Psikologis Perokok
Rokok memang sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis seseorang.
Banyak temuan fakta perihal banyaknya perokok yang merasakan
peningkatan konsentrasi, mood, kemampuan belajar, mengurangi stress dan
lelah, serta kemampuan memecahkan masalah saat menghisap sebatang
rokok.
Namun sayangnya, dibalik dampak positifnya rokok, sebagian besar
perokok tidak pernah memperhatikan attitude-nya. Tanpa rasa malu merokok
di tempat umum yang dapat mengakibatkan orang di sekitarnya menjadi

33

perokok pasif. Padahal setiap orang mempunyai hak untuk bebas menghirup
udara segar tanpa mengandung racun dari asap rokok.

2.

Dampak Negatif (Madlarat) dari Merokok

Menghisap

rokok,

apapun

jenisnya

dan

bagaimana

pun

cara

pemakaiannya, cepat atau lambat akan membawa dampak buruk bagi
manusia, baik bagi dirinya, orang di sekitarnya, maupun hartanya. Selain itu,
merokok juga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang banyak dan
bermacam-macam,

serta

membawa

pemakainya

pada

kebinasaan.

Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang
dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85%) dan partikel. Nikotin, gas
karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethane, benzene, methanol, kumarin, 4- etilkatekol,
ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok menurut penelitian Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau (rokok) membunuh 560
orang diseluruh dunia. Jika dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian di
dunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak lepas
dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan bersifat
karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki
benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat
pembakaran tidak sempurna manusia, minyak, kayu, atau bahan bakar
lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen.

34

Adapun dampak negatif rokok terhadap fungsi-fungsi organ tubuh
manusia adalah sebagai berikut:

A. Dampak Negatif Rokok terhadap Sistem Peredaran Darah
Merokok dapat membawa dampak negatif terhadap sistem peredaran
darah. Di antara dampak yang paling utama adalah:
1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Para dokter penyakit jantung berkata, “kandungan nikotin yang terdapat
di dalam tembakau dapat menyebabkan terjadinya hipertensi.” Hal tersebut
telah dibuktikan oleh Prof. Benh, guru besar bidang organ dalam pada
Sekolah Tinggi Kedokteran di Paris. Ia memasukkan asap tembakau ke
dalam saluran pernafasan seekor anjing yang dikurung. Didapatinya bahwa
tekanan pembuluh nadi meningkat selama beberapa detik. Tekanan tersebut
mencapai dua kali lipat dari tekanan semula. Jelaslah bahwa meningkatnya
tekanan darah tersebut terjadi sebagai akibat dari dua kejadian:
a. Aktivitas nikotin dapat menyempitkan saluran darah dengan efek
langsung terhadapnya.
b. Aktivitas nikotin pula yang berdampak pada dua kelenjar adrenal
yang pada saat tersebut mengeluarkan hormon adrenalin dengan
kadar yang cukup banyak.
2. Arterioklerosis (Penyempitan atau Pengerasan Arteri)

35

Faktor utama yang membantu terjadinya arterioklerosis adalah minuman
keras dan rokok. Keduanya merupakan factor yang paling berbahaya
terhadap terjadinya pengerasan pembuluh nadi.
Nikotin sangat berbahaya bagi saluran darah, karena ia dapat
membuatnya menyempit dan meningkatkan daya serap dinding-dindingnya
yang dapat berakibat melekatnya butiran-butiran kecil pada dinding
pembuluh nadi tersebut, dan pada permukaannya mengendaplah endapan
sel-sel darah merah yang sudah tua, sehingga dapat mempersempit lubang
pada pembuluh dan mengeraskannya.
Merokok juga menambah kadar materi yang dapat membantu terjadinya
pembekuan

darah,

sehingga

darah

semakin

kental,

dan

terjadilah

pembekuan dalam pembuluh darah koroner pada jantung, pembekuan pada
otak, dan pembekuan pada betis.
Dua orang ilmuwan, Duell dan Hill menyampaikan dalam penelitiannya
hubungan antara aktivitas merokok dengan penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan kematian, bahwa prosentase terjadinya pengendapan darah
di dalam pembuluh jantung koroner lebih