SEMPRO FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREK

PROPOSAL SKRIPSI
FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREKONOMIAN RUMAH
TANGGA
Diajukan Untuk Mmenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
Dosen Pengampu :
Rokhmat Subagiyo, SE, MEI

Disusun oleh :
Halida Zein Fabella
(17402153293)
ES-6G
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2018

1

FEMINISME SEBAGAI PENINGKAT PEREKONOMIAN RUMAH
TANGGA

Oleh: Halida Zein Fabella
Abstrak
Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita
menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria.
Wanita dengan paham feminisme berkeyakinan bahwa wanita tidak hanya
dapat berperan dalam sektor domestik saja namun juga dapat berperan
dalam sektor publik seperti bekerja. Wanita dengan paham feminisme
mampu berperan dalam kegiatan ekonomi keluarga melalui kegiatan mikro
seperti halnya berdagang. Fokus penelitian dalam penelitian ini ialah,
bagaimana peran wanita dalam upaya peningkatan perekonomian rumah
tangganya dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita dalam
upaya meningkatkan perekonomian rumah tangga. Populusi pada
penelitian ini adalah jumlah wanita yang bekerja di Pasar Ngemplak
Tulungagung. Sedangkan sample pada penelitian ini peneliti membagi
Pasar Ngemplak Tulungagung menjadi beberapa bagian menurut lorong
area jualan, lorong area jualan ini nantinya dijadikan sebagi unsur
sampling. Jenis penelitian yang dilaksaksanakan adalah penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis, factual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.

Kata Kunci: Feminisme, Peran Perempuan, Ekonomi Keluarga
Abstract
Feminism is an understanding that arises when women demand to
obtain equal rights with men. Women with feminism believe that women
can not only play a role in the domestic sector but can also play a role in the
public sector such as work. Women with feminism can play a role in family
economic activities through micro activities as well as trading. The focus of

2

research in this research is, how the role of women in an effort to improve
the household economy and what factors affect the role of women in an
effort to improve the household economy. The population in this study is the
number of women working in Ngemplak Market Tulungagung. While the
sample in this study researchers divide Ngemplak Market Tulungagung into
several parts according to the aisle of the area of sale, the alley of this area
of sale will be used as a sampling element. The type of research conducted
is descriptive qualitative research, which describes the systematic, factual
and accurate about the facts, properties and relationships between the
phenomena investigated.

Keywords: Feminism, Women's Role, Family Economy

3

BAB 1
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Jika kita mau melihat dari fakta yang ada dilapangan sering kali
kaum feminis (wanita) menjadi penyelamat perekonomian keluarga. Fakta
ini terutama dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang perekonomiannya
tergolong rendah, banyak dari kaum feminis (wanita) yang ikut menjadi
pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Ini di mungkinkan terjadi karena
penghasilan laki-laki sebagai pencari nafkah utama tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarga.
Masyarakat

pedagang


di

Pasar

Ngemplak

Tulungagung,

Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung adalah salah satu bukti
nyata yang ada di dalam masyarakat mengenai peran ganda kaum feminis
(wanita) pada masyarakat pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung.
Sebagai salah satu dari anggota keluarga, seorang ibu dituntut untuk ikut
berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga tidak
hanya tergantung dari apa yang dilakukan dan diperoleh suami. Di kawasan
Pasar Ngemplak Tulungagung banyak sekali kita jumpai para wanita yang
sudah berkeluarga berjualan dan bekerja disana dimana mereka memiliki
peran yang besar, di satu sisi mereka di tempatkan pada posisi domestik,
pada sisi yang lain mereka memegang peranan sosial-ekonomi juga guna
menyiasati serta mengatasi kemiskinan yang dialaminya sebagai upaya
meningkatkan perekonomian rumah tangganya.

Para wanita, khususnya pada keluarga miskin tidak terlalu
memperdulikan pekerjaan apa yang akan mereka kerjakan. Sebagian besar
dari mereka bekerja sebagai buruh maupun pedagang kecil yang secara
penghasilan tidak terlalu mencukupi kebutuhan keluarga mereka seharihari hal ini dilakukan para wanita dalam menyiasati serta mengatasi
kemiskinan yang dialaminya sebagai upaya meningkatkan perekonomian

4

rumah tangganya. Pilihan para wanita ini bisa kita sebut sebagai wanita
dengan paham feminisme.
Feminisme merupakan usaha melepaskan diri dari peranan wanita
yang terbatas baik dalam bidang politik maupun ekonomi. 1 Feminisme
adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk
mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Wanita dengan paham
feminisme berkeyakinan bahwa wanita tidak hanya dapat berperan dalam
sektor domestik saja namun juga dapat berperan dalam sektor publik seperti
bekerja. Kedudukan perempuan dalam sebuah rumah tangga secara umum
memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dari pria yang
merupakan kepala rumah tangganya. Pemenuhan kebutuhan tangga
merupakan tanggung jawab suami, baik hal pemenuhan kebutuhan ekonomi,

pendidikan, dan tempat tinggal. Namun wanita dengan paham feminisme
mampu berperan dalam kegiatan ekonomi keluarga melalui kegiatan mikro
seperti halnya berdagang.
Keadaan yang demikian membuat para wanita memiliki dua peran
sekaligus, yakni peran domestik yang bertugas mengurus rumah tangga dan
peran publik yang bertugas di luar rumah atau bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup seluruh keluarga.2 Pada dasarnya bagi wanita Indonesia,
khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah tertinggal dan berekonomi
miskin, peran ganda bukanlah sesuatu hal yang baru. Bagi wanita golongan
ini peran ganda telah ditanamkan oleh para orang tua mereka sejak mereka
masih berusia muda. para remaja putri tidak dapat bermain bebas seperti
layaknya remaja lainnya karena terbebani kewajiban bekerja untuk
membantu perekonomian keluarga mereka.3
Partisipasi wanita dalam dunia kerja, telah memberikan kontribusi
yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya bidang ekonomi.
1
Ulfa Rahmatania, Teori Feminisme dalam Penelitian Sastra,diakses
melalui www.kompasiana.com pada tanggal 31 Maret 2018.
2
Jane C. Ollenburger dan Helen A. Moore, Sosiologi Wanita.

(Jakarta: PT. Rineke Cipta. 2008), hlm 7.
3
Loekman Soetrisno, Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan.
(Yogyakarta: Kanisius. 2011), hlm 94.

5

Angka wanita pekerja di Indonesia dan juga di negara lain masih akan
terus meningkat, karena beberapa faktor seperti meningkatnya kesempatan
belajar bagi wanita, keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya
tempat penitipan anak dan kemajuan

teknologi

yang

memungkinkan

wanita dapat menghandle masalah keluarga dan masalah kerja sekaligus.
Peningkatan partisipasi kerja tersebut bukan hanya mempengaruhi

konstelasi pasar kerja, akan tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan wanita
itu sendiri dan kesejahteraan keluarganya.4 Keberhasilan suatu keluarga
dalam membentuk sebuah rumah tangga dan sejahtera tidak lepas dari peran
kaum feminis atau wanita yang begitu besar. Baik dalam membimbing dan
mendidik anak mendampingi suami, membantu pekerjaan suami bahkan
sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.5 Wanita yang
bekerja akan menambah penghasilan keluarga, yang secara otomatis mampu
meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan seluruh anggota keluarga.
Masyarakat yang melangkah maju ke zaman baru seperti zaman
saat ini, telah mengalami masa feminisme atau emansipasi wanita, yaitu
ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama
dengan

pria.

Perubahan

karena

adanya


feminisme

pada

sistem

perekonomian dalam masyarakat tersebut membawa perubahan pada alokasi
ekonomi keluarga. Dalam hal ini perempuan berubah karena peranan
wanita dalam bidang ekonomi berubah pula.6 Keadaan demikianlah yang
menjadi sebab perlunya penelitian ini dilakukan, sehingga penulis
mengangkat judul, “Feminisme Sebagai Peningkat Perekonomian
Rumah Tangga”.

4

H.M. Antho Mudzhakar, Dll, Wanita Dalam Masyarakat
Indonesia. (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press. 2011), hlm 189.
5
Darmawani, Skripsi: Peran Perempuan Dalam Meningkatkan

Perekonomian Keluarga studi kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat, 2013, hlm 3, diakses pada
tanggal 31 Maret 2018.
6
Pudjiwati Sajogyo, Peranan Wanita dalam Perkembangan
Masyarakat Desa. (Jakarta: CV Rajawali. 2009), hlm 28.

6

B.

Penegasan Istilah
Penegasan judul merupakan upaya tindak lanjut dari rumusan judul
penelitian yang dirasa kurang lengkap. Bagian ini kadang-kadang
dikemukakan sebagai bagian pembatas masalah.7 Penelitian yang berjudul
“Feminisme Sebagai Peningkat Perekonomian Rumah Tangga” kiranya
perlu diperjelas dalam beberapa bagian yaiti:
Dalam pengertian yang luas feminisme merupakan gerakan kaum
wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan dan
direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam politik dan ekonomi

maupun kehidupan sosial pada umumnya. Dalam hal ini peneliti hendak
membahas tentang para perempuan pedagang yang berani mengambil peran
tidak hanya dalam sektor domestik namun juga dalam sektor publik seperti
halnya bekerja yang semestinya merupakan kewajiban laki-laki dalam
memenuhi ekonomi rumah tangga. Perempuan pedagang ini dianggap
sebagai perempuan yang memiliki paham feminisme dimana dalam bekerja
untuk memenuhi ekonomi rumah tangga tidak hanya dapat dilakukan lakilaki saja namun juga dapat dilakukan oleh perempuan dalam statusnya
sebagai istri. Fenomena ini merupakan contoh nyata dari adanya paham
feminisme dalam perempuan tersebut dalam keseimbangan dan interelasi
gender.
Dengan demikian maksud dari judul ini adalah untuk memberikan
wawasan dan fakta bahwa adanya paham feminisme dalam perempuan di
keluarganya dapat meningkatkan perkonomian rumah tangga, karena adanya
keikut sertaan kaum perempuan atau istri yang ikut bekerja untuk membantu
perekonomian dalam keluarganya tanpa melihat batasan gender antara lakilaki dan perempuan. Sehingga diharapkan pembahasan dalam judul ini
dapat memberikan pemahaman mengenai peran wanita dengan paham
feminisme dalam peningkatan perekonomian rumah tangganya.

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 94.

7

C.

Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
menetapkan fokus penelitian yang terkait dengan penelitian ini guna
menjawab segala permasalahan yang ada. Adapun fokus penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana peran wanita dalam upaya peningkatan perekonomian
rumah tangganya?

2.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita dalam upaya
meningkatkan perekonomian rumah tangga?

D.

Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka ruang lingkup
masalah penelitian ini hanya pada para istri yang membantu perekonomian
keluarga dengan berdagang di Pasar Ngemplak Tulungagung Kabupaten
Tulungagung.

E.

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan di atas ialah:
1.

Untuk

mengetahui

peran

wanita

dalam

upaya

meningkatkan

perekonomian rumah tangga.
2.

Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran wanita
dalam upaya meningkatkan perekonomian rumah tangga.

F.

Kegunaan Penelitian
Sementara itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna atau
manfaat sebagaimana berikut:
1.

Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi khazanah
ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmiah dari peneliti maupun
pembaca terkait peran wanita dalam meningkatkan perekonomian
rumah tangga.

8

2.

Kegunaan Praktis
a.

Bagi pemegang kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
pertimbangan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung, khususnya
dalam hal pemberdayaan wanita.

b.

Bagi akademisi
Hasil dari penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan
wawasan dalam bidang ekonomi terkait peran wanita dalam
pengembangan ekonomi.

c.

Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian tentang peran wanita dalam meningkatkan perekonomian
rumah tangga diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi para
peneliti selanjutnya dengan permasalahan yang serupa, dan mampu
meningkatkan kualitas penelitian yang akan datang, sehingga dapat
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

9

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Feminisme
Feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita
menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Istilah
ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis di akhir abad
19. Kata feminisme bisa diartikan sebagai:
1.

A recognition of an imbalance of power between the sexes,
with woman in a subordinate role to men.

2.

A belief that woman condition is social constructed and
therefore can be changed .

3.

An emphasis on female autonomy.

Terjemahan:
1.

Pengakuan tentang ketidakseimbangan kekuatan antara dua
jenis kelamin, dengan peranan wanita berada dibawah pria.

2.

Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial
dan maka dari itu dapat diubah.

3.

Penekanan pada otonomi wanita.
Orang yang menganut paham feminisme ini disebut dengan feminis.

Mereka terbagi-bagi menjadi beberapa aliran. Menurut buku Feminist
Thought yang ditulis

oleh Rosmarie Tong, ada delapan macam aliran

feminisme yang dianut oleh para feminis. Diantaranya adalah: liberal, radikal,
marxist/sosialis, psychoanalytic, care- focused, multicultural/global/colonial,
ecofeminist, dan gelombang ketiga yang dikenal dengan postmodern.
Feminis liberal memandang diskriminasi wanita yang diperlakukan
tidak adil. Wanita seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan pria
untuk sukses di dalam masyarakat. Menurut feminis liberal, keadilan gender
dapat dimulai dari diri kita sendiri. Pertama, peraturan untuk permainannya
harus adil. Kedua, pastikan tidak ada pihak yang ingin memanfaatkan

10

sekelompok masyarakat lain dan sistem yang dipakainya haruslah sistematis
serta tidak ada yang dirugikan.
Feminis Radikal menganggap sistem partrilianisme terbentuk oleh
kekuasaan, dominasi, hirarki, dan kompetisi. Namun hal tersebut tidak bisa
direformasi dan bahkan pemikirannya harus dirubah. Feminis radikal fokus
kepada jenis kelamin, gender, dan reproduksi sebagai tempat untuk
mengembangkan pemikiran feminisme mereka.
Feminis Marxist dan sosialis menyatakan kalau mustahil bagi
siapapun, terutama wanita untuk mencapai kebebasan yang sesungguhnya di
tengah masyarakat yang menganut sistem yang berdasarkan kelas, dimana
kekayaan diproduksi oleh orang yang tak punya kekuatan yang dikendalikan
oleh sedikit orang yang mempunyai kekuatan.
Feminis psikoanalitis fokus kepada karya-karya Sigmund Freud untuk
lebih mengerti peran jenis kelamin di dalam kasus penindasan terhadap
wanita.
Feminis

care-focused

membahas

hal-hal

mengapa

wanita

dihubungkan dengan ketergantungan, komunitas, dan hubungan. Sedangkan
pria dikaitkan dengan ketergantungan, kemandirian, dan otonomi. Para
pemikir ini menganggap bahwa di dalam masyarakat ada perbedaan
kenyataan antara “feminis” dan “maskulin”.
Feminis multicultural/global/postcolonial berfokus pada penyebab
dan penjelasan terhadap kedudukan wanita yang berada di bawah pria di
seluruh dunia. Feminis aliran ini terkenal memiliki komitmen yang kuat untuk
menekankan perbedaan di antara wanita dan menidentifikasi berbagai macam
wanita agar dapat bekerjasama dengan baik.
Feminis aliran ecofeminists menekankan pada titik kalau kita tidak
hanya terhubung terhadap sesama manusia, tetapi kepada makhluk lain
seperti hewan atau bahkan tumbuhan.
Feminis postmodern atau gelombang ketiga memiliki pemikiran untuk
menghapuskan perbedaan antara maskulin dan feminim, jenis kelamin,
wanita dan pria. Mereka mencoba menghancurkan konsep para kaum pria

11

yang mencegah wanita untuk memposisikan dirinya dengan pemikirannya
sendiri dan tidak mengikuti pemikiran pria.8
Dalam teori feminisme liberal, mereka berasumsi pada dasarnya tidak
ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Karena itu perempuan harus
mempunyai hak yang sama dengan laki- laki. Meskipun demikian, kelompok
feminis liberal menolak persamaan secara menyeluruh antara laki- laki dan
perempuan. Dalam beberapa hal masih tetap ada pembedaan (distinction)
antara laki- laki dan perempuan. Bagaimanapun juga, fungsi organ reproduksi
bagi

perempuan

membawa

konsekuensi

logis

dalam

kehidupan

bermasyarakat.
Teori kelompok ini termasuk paling moderat di antara teori-teori
feminisme. Pengikut teori ini menghendaki agar perempuan diintegrasikan
secara total dalam semua peran, termasuk bekerja diluar rumah. Dengan
demikian, tidak ada lagi suatu kelompok jenis kelamin yang lebih dominan.
Organ reproduksi bukan merupakan penghalang bagi perempuan untuk
memasuki peran-peran di sektor publik.
Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa kemiskinan dikalangan
perempuan mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak lebih dari pada
laki- laki. Karena jika penghasilan perempuan meningkat jumlah perempuan
miskin akan berkurang. Anak-anak juga memperoleh manfaat dari
perkembangan itu karena jika dibandingkan dengan lelaki, perempuan lebih
banyak membelanjakan uang mereka untuk keluarga khususnya anak. Dengan
kata lain, mengurangi jumlah perempuan miskin justru akan menimbulkan
efek berganda dalam meningkatkan kesejahteraan anak yang menjadi masa
depan bangsa.Oleh karena itu berbicara tentang pengentasan kemiskinan, kita
juga harus mengatasi hubungan gender yang timpang. Karena ketimpangan
gender mengakibatkan keterpurukan perempuan dalam segala sektor
kehidupan, ekonomi, sosial, politik dan pendidikan.9
8
George Ritzer dan Douglas Goodman, Teori Sosiologi, (Bantul: Kreasi
Wacana, 2011), hlm 353.
9
Darma Darmawani, Skripsi: Peran Perempuan Dalam Meningkatkan
Perekonomian Keluarga studi kasus di Gampong Peunaga Pasie Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat, 2013, hlm 13, diakses pada

12

B. Peran Wanita
1.

Pengertian Peran Wanita
Peran wanita merupakan kegiatan atau aktivitas yang di
kerjakan atau dianggap menjadi tanggung jawab wanita, yaitu
kegiatan istri seperti seputar dapur, mengurus rumah, mengurus anak,
mendidik anak. Dahulu mayoritas wanita tidak mempunyai pekerjaan
apa- apa bila pekerjaan rumahnya selesai. Akan tetapi demi
kesejahteraan keluarga, saat ini wanita memiliki peran tambahan
sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Karena tingkat
pendidikan yang rendah dan tidak memiliki ketrampilan, salah satu
usaha yang bisa dilakukan wanita tersebut hanyalah bekerja sebagai
pedagang di pasar.
Kegiatan para wanita ibu rumah tangga yang ikut serta dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan juga pengurus rumah
tangga, sehingga dikatakan bahwa ibu rumah tangga mempunyai
peran tambahan di dalam keluarga menarik untuk dikaji dan
dideskripsikan.
Para ibu dari keluarga yang berpenghasilan rendah, umumnya
melakukan peran tambahan karena tuntutan kebutuhan hidup bagi
keluarga. Meskipun suami berkewajiban sebagai pencari nafkah yang
utama dalam keluarga, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi istri
untuk bekerja sebagai penambah pengahasilan keluarga.
Dalam upaya mencapai hidup sejahtera, perempuan pedagang
di Pasar Ngemplak Tulungagung setiap hari berusaha agar segenap
perannya baik sebagai ibu rumah tangga, dan pencari nafkah dapat
terlaksana dengan baik. Mereka mengatur waktu sedemikian rupa
sehingga semua peran yang disandangnya dapat di laksanakan dengan
seimbang. Kendati demikian pasti ada kendala yang akan di alami
dalam melaksanakan peran tambahan tersebut, salah satu masalah

tanggal 31 Maret 2018.

13

penting jika perempuan memasuki sektor public atau bekerja diluar
rumah tangga adalah pembinaan keluarga akan terbengkalai dan
terabaikan. Karena itu, meskipun perempuan diperbolehkan untuk
bekerja disektor publik, dia tidak boleh menelantarkan sektor
domestik dan pengasuhan anak-anaknya.
2.

Peran Wanita dalam Keluarga
Pelaku penting dalam dinamika rumah tangga adalah
perempuan dalam artian perempuan menguasai pengelolaan keuangan,
redistribusi pendapatan, dan alokasi konsumsi.10
Kedudukan perempuan dalam sebuah rumah tangga secara
umum memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dari
pria yang merupakan kepala rumah tangganya. Tugas-tugas tersebut
sesuai kapasitas yang dimiliki oleh perempuan. Di samping itu,
perempuan dan pria memiliki perbedaan tidak dalam segi postur,
melainkan juga pada cara berfikirnya, perempuan lebih cenderung
pada perasaan sedangkan pria dominan pada rasional.
Berkaitan dengan perempuan, perempuan memiliki fungsi
tambahan, bahkan mempunyai fungsi majemuk, yaitu selain sebagai
istri, ibu, anggota rumah tangga, dan sumber daya manusia. Agar lebih
jelas, penulis paparkan sebagai berikut :
a.

Peran sebagai istri
Dalam masyarakat, kedudukan perempuan sering menjadi
identitas sosial. Status sosial tersebut dikarena aktifitas rutin yang
dilakukan seseorang. Misalnya seorang perempuan telah bersuami
kemudian segala aktifitasnya hanya berada dilingkungan rumah,
maka status sosialnya sebagai ibu rumah tangga.
Perempuan dalam pandangan islam memiliki tugas
pengurus rumah tangga, menjadi seorag istri, menjadi ibu dari

10

Dede Mulyanto, Usaha Kecil dan Persoalan Di Indonesia, (Bandung:
Yayasan AKATIGA, 2010), hlm 14.

14

anak-anak, serta menjadi pendidik dan memelihara rumah
tangga.11 Peranan perempuan dalam keluarga sangat dibutuhkan,
terutama menjaga keharmonisan hubungan antar anggota keluarga
didalamnya. Berdasarkan definisi dapat disimpulkan bahwa istri
adalah merupakan sebagai partner lahir dan batin dalam membina
suatu rumah tangga bagi suaminya.
Menurut penulis, perempuan diberi peran sektor domistik
dalam keluarga seperti mencuci, membersikan rumah, menyapu,
memasak, menyiapkan anak-anak sekolah, dan lain-lain. Peran
tersebut tidak pernah lepas dari aktifitas mereka sehari-hari
kerena menjadi keharusan disamping ada lagi yang membantu
rumah. Disisi lain, terkadang peran perempuan juga berperan
dalam mengambilan keputusan dalam rumah tangga mengingat
para suami telah sibuk mencari nafkah. Dalam mengambil
keputusan tersebut tentunya bukan untuk mendominasi peran
suami sebagai kepala rumah tangga, akan tetapi sebagai bentuk
rasa tanggng jawab terhadap kepentingan keluarganya tatkala
suami beraktifitas diluar rumah.
b.

Peran sebagai Ibu
Di antara aktivitas perempuan ialah memeliha rumah
tangganya, membahagiakan suaminya, dan membentuk keluarga
bahagia yang tentram, damai, penuh cinta dan kasih sayang.12
Peran ibu sangat besar dalam mewujudkan kebahagia dan
keutuhan keluarga.
Dalam pembahasan ini, peran perempuan sebagai ibu
yaitu:
1)

Memberi asi bagi anak- anaknya maksimal dua tahun.

11

Husein Syhatan, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, (Jakarta: Mema
Insani , 2009), hlm 127.
12
Mia Siti Aminah, Muslimah Karir, (Yogyakarta: Penerbitan Pustaka
Gratama, 2010), hlm 57.

15

2)

Menjadi pendidik pertama bagi anak- anaknya.

3)

Merawat dan menjaga dalam kehidupan awal anak baik
dari

segi

pertumbuhan

fisik,

kecerdasan

maupun

spiritualnya.
4)

Menjadi stimulant bagi perkembangan anak seperti
stimulam verbal dalam bentuk hubungan komunikasi.13
Sejak anak lahir dari rahim ibu, maka ibulah yang banyak

mewarnai dan mengaruhi perkembangan pribadi, prilaku dan
akhlak anak untuk membentuk perilaku anak yang baik tidak
hanya melalui bil lisan tetapi juga dengan bil haal yaitu
mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir, ibu akan
selalu melihat dan mengamati gerak gerik tingkah laku ibu.
Berbicara

mengenai

pendidik

anak

paling

besar

pengaruhnya ibu. Di tangan ibu, keberhasialn pendidik anakanaknya walaupun tentunya keikutsertaan anak bapak tidak
dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting
di dalam mendidik anak-anaknya, terutama masa belita.
Sebagai ibu pendidik, seorang isteri harus rela tabah dan
sabar

karena

padawanita

Allah

dengan

SWT

telah

fungsi-fingsi

memberikan
kehamilan,

kelebihan
melahirkan,

menyusukan anak, dan mendidiknya sampai batas waktu yang
tak tentu dengan kasih sayang dan penuh jiwa keibuan. Betapa
pentingnya peran istri dalam hal menyusukan saja umpamanya,
karena itu peran ibu dalam rumah tangga bersama suami dan
seluruh keluarga harus dapat menananmkan landasan arah, dan
tujuan dalam rumah tangga dengan :
1) Pengabdian kepada Allah yang bernilai ibadah dengan
menerapkan dasar, landasan pembinaan arah tujuan rumah
tangga dengan hal islam yang Rahmatan lil’alamin
2) Keiklasan tanpa pamrih
13

Husen Syahatan, Ekonomi Rumah Tangga, hlm 127.

16

3) Kesadaran tidak ada rasa terpaksa
4) Persamaan dan kebersamaan untuk saling menghargai
bergotong royong
5) Kesempatan, permusyawaratan yang dapat mewujudkan
pertanggung jawaban bersama
6) Kekeluargaan untuk dapat melahirkan rasa kasih sayang dan
kesedihan untuk saling membantu dan saling membimbing
dalam hal-hal yang diperlukan
7) Keharmonisan,

keserasian

dan

persamaan persepsi

dalam menentukan kebijakan ke dalam dan ke luar.14
Oleh karena itu, wajib bagi para wanita yang mempunyai
anak untuk memperhatikan anak-anaknya, bersungguh-sungguh
dalam mendidik mereka, memohon pertolongan jika suatu saat
tidak mampu memperbaiki anaknya Baik bantuan bapak atau
jika tidak ada bapaknya lewat bantuan saudara-saudaranya atau
pamannya atau sebagainya.
Peranan ibu dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi
tiga, pertama ibu sebagai pemenuh kebutuhan anak, kedua ibu
sebagai suri teladan bagi anak, ketiga ibu sebagai pemberi
motivasi.
Keterlibatan perempuan dalam membangun keluarga
sejahtera

sangat

dibutuhkan,

walaupun

tanggung

jawab

memenuhi kebutuhan dibebankan kepada laki-laki atau suami,
akan tetapi perempuan juga dibebani dengan tanggung jawab
yang besar pula. Tanggung jawab tersebut menjaga kebersihan
rumah membantu suami dalam mengatur keuangan, merawat
anak dan lain sebagainya.
Penjelasan peran perempuan dalam keluarga di atas sangat
jelas bahwa dalam menjalankan perannya, perempuan harus
14

St. roqoyah Buchorie, wanita islam (sejarah perjuangan, kedudukan,
dan peranannya). (Bandung : Baitul Hikmah, 2012), hlm 118.

17

mampu menempatkan dirinya, baik peran sebagi isteri maupun
sebagai ibu bagi anak-anaknya.
C. Ekonomi Rumah Tangga
1.

Pengertian Ekonomi Keluarga
Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang
berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan atau pribadi, atau
kelompok, keluarga, suku bangsa, organisasi, Negara dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber daya
pemuas yang terbatas.15
Ekonomi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
uasaha- usaha individu maupun kelompok dalam ikatan pekerjaan
sehari-hari

yang

berhubungan

dengan

bagaimna

memperoleh

pendapatan dan bagaiman pula mempergunakan pendapatan tersebut.16
Keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri dari ayah, ibu anak
dan anggota keluarga lainnya. Pendapat lain menyatakan bahwa
keluarga adalah suatu satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan
tempat yang ditandai oleh adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai
fungsi untuk berkehidupan, bersosialisasi atau mendidik anak dan
menolong serta melindungi yang lemah khususnya merawat orang tua
mereka yang telah lanjut usia.
Pembagian tugas dan kerja dalam hal ini adalah termasuk dalam
penataan ekonomi keluarga baik sebagai peternak, petani, ataupun
pedagang lainnya. Jadi ekonomi keluarga adalah ekonomi yang
dikembangkan dan di usahakan oleh suatu keluarga dengan upaya
menumbuhkan minat dan motifasi di bidang usaha dan tenaga
terampilan.17
15
H. Ismail Namawi, Ekonomi Islam-Perspektif teori, system dan Aspek
Hukum, (Surayabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2010), hlm 1.
16
Ahmad karim, System, Prinsif, dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung
: Pustaka Setia, 2008), hlm 10.
17
BKKBN Konovoil, Pedoman Bidang Usaha dan Tenaga Melalui
Kelompok UPPKS, (Lampung: 2008), hlm 3.

18

Dalam menghadapi realita hidup yang penuh dengan tantangan
seperti sekarang ini untuk dapat memerihara dan meningkatkan taraf
hidupnya, maka manusia senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu.

Manusia

cenderung

mengembangkan

aspek-aspek

ekonominya, sampai mencapai suatu tingkat realifitas dan konpleksitas
tertentu dalam tatanan yang lebih baik dari sebelumnya.
2.

Standar Kecukupan Kebutuhan Ekonomi Keluarga
Di antara permasalahan rumah tangga adalah sekitar ekonomi.
Tidak bisa dipungkiri ekonomi merupakan faktor penting tegaknya
keluarga menuju keluarga yang sejahtera dan tentram. Sekalipun
ekonomi bukanlah

segala-galanya,

tetapi

tanpa adanya faktor

pendukung keuangan yang memadai akan memunculkan banyak
masalah. Islam menghendaki agar setiap keluarga muslim mampu
mencapai kondisi standar yang mencukupi kebutuhan-kebutahan
pokoknya.
Imam Nawawi (dalam bukunya cahyadi Takariawan) menyebutkan
bahwa yang dimaksud kemampuan standar keluarga adalah sandang,
pangan, papan, dan segala kebutuhan tanpa berlebihan. 18
Sedangkan menurut Yusuf Qordhawi standar kecukupan dan
kemampuan kebutuhan ekonomi keluarga dalam islam adalah
terpenuhnya :
a.

Cukup makan dan memenuhi standar Gizi

b.

Cukup air untuk memasak makanan, pengairan, membersih badan,
bersuci, dan sebagainya

c.

Cukup sandang yaitu tersedianya pakaian untuk menutup aurat,
menjaga diri dari terik matahari dan udara dingin serta agar bisa
tampil lebih baik termasuk perlu memiliki pakaian yang bagus
untuk menghindari peristiwa tertentu, seperti pakaian untuk sholat

18

Cahyani Takariawan, Pernik-pernik Rumah Tangga Islam (tatanan dan
peranan dalam kehidupan masyarakat), (Solo: Intermedia, 2011 ) hlm 305.

19

jum’at dan sholat hari raya.
d.

Cukup papan yaitu tersedianya tempat tinggal yang layak untuk
dihuni, luas dan lapang terhindar dari kondisi alam, serta merdeka
yitu penghuni rumah tidak terlihat orang yang lewat

e.

Cukup uang untuk keperluan rumah tangga

f.

Cukup uang untuk menuntut ilmu dan segala perlengkapannya

g.

Cukup uang untuk pengobatan apabila sakit

h.

Tabungan haji dan umroh.19
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dipahami bahwa standar

kecukupan kemandirian keluarga dan memenuhi kebutuhan dapat di
tandai dengan terpenuhnya kebutuhan hidup seperti : pangan, sandang,
papan dan kebutuha untuk pendidikan. Dalam hal ini terlihat bahwa
dalam kemandirian keluarga semata-mata diarahkan guna tercapainya
nilai-nilai ibadah artinya materi yang ada di jadikan sebagai sarana
untuk memenuhi kebutahan ibadah kepada Allah SWT.
Standar kemampuan keluarga tersebut menentukan keberadaan
meteri dalam jumlah yang cukup. Sebab dari keseluruhan parameter di
atas, untuk kondisi saat ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, jika
islam menghendaki sebagai kondisi standar tersebut menjadi sebuah
keharusan dalam keluarga. Kenyataan yang di hadapi adalah banyak
keluarga yang hidup dalam kondisi kekurangan. Berbagai problem
saling berhubungan yang tidak mudah mendapatkan jalan keluarnya,
bahkan untuk tingkat lembaga Negara sekalipun persoalan ekonomi
masih mengalami kendala yang serius.
D. Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi Keluarga
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai penduduk yang
sangat padat terutama pada kota-kota besar. Dengan jumlah penduduk yang
19

Ibid, hlm 306.

20

sangat pada tersebut, membuat Indonesia banyak mengalami masalah sosial.
Menurut soerjono soekanto, masalah sosial adalah tidak kesesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Masalah sosial dapat dikatagorikan menjadi 4 (empat)
jenis faktor, yakni antara lain:
1.

Faktor ekonomi: kemiskinan, penganguran. Dan lain-lain

2.

Faktor budaya: perceraian, kenakalan remaja. Dan lain-lain

3.

Faktor biologis: penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagai
nya.

4.

Faktor psikologis: penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.
Masalah sosial yang di akibatkan oleh faktor ekonomi, yaitu

kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidak
mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan ini memang
merupakan suatu kendala dalam suatu masyarakat ataupun ruang lingkup
yang lebih luas. Selain itu, penduduk miskinpun akan sulit dalam hal
mencari lapangan pekerja, penduduk miskin tanpa mata pencarian akan
memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai usaha dalam memenuhi
kebutuhan tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku.
Kelompok masyarakat yang tidak maju lebih sering dan cenderung disebut
kaum miskin yang sarat dengan kemiskinan, kemiskinan ini juga selalu
mengalami pertumbuhan dengan pesat atau bertambah banyak jumlahnya
terutama karena angka kelahiran yang tinggi. Angka kelahiran kaum miskin
Negara-negara dunia ketiga termasuk pada wilayah-wilayah tertentu, pada
kontek tertentu, tidak seimbang dengan tingkat kematian. Pertumbuhan
kemiskinan yang sangat pesat ini terjadi hampir semua lokasi atau tempat
mereka berada.
Sebagaimana telah diketahui masalah kemiskinan demikian identik
dengan masyarakat islam Indonesia. Pemecahannya adalah tanggung jawab
masyarakat islam sendiri yang selama ini tidak terpinggirkan dan situasi

21

ekonomi masyarakat islam Indonesia bukan untuk diratapi, melainkan untuk
dicarikan jalan pemecahannya. Untuk keluar dari himpitan ekonomi ini,
setiap pribadi muslim ditantang untuk lebih keras dalam bekerja, berkreasi,
dan wirausaha serta lebih profesional dalam mengelola potensi-potensi dan
kekuatan-kekuatan riil ekonomi masyarakat yang dalam hal ini adalah ibu
rumah tangga yang berdagang di pasar.
Secara natural, perempuan memang mengambil dua peran, yakni
sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Sebagai isteri, ia bertugas untuk
melayani kebutuhan keluarga dan sebagai ibu ia berperan merawat dan
membesarkan anak-anak dengan suasana kasih sayang. Namun demikian,
tidak menutup kemungkinan baginya untuk bekerja atau berdagang untuk
membantu suami mencari nafkah. Seperti yang terjdi di Pasar Ngemplak
Tulungagung ada banyak para wanita ibu rumah tangga yang bekerja
membantu suami untuk menafkahi anak-anak dengan berdagang. Setiap
siang hari ibu rumah tangga pergi kepasar untuk berjualan kepada
masyarakat sekitar tersebut, sampai dengan malam bahkan pagi hari mereka
kembali pulang kerumah. Mereka mencari nafkah seperti halnya kaum lakilaki, hal pokok yang perlu digaris bawahi tanggung jawab antara isteri
dan suami dalam keluarga adalah sama dalam menafkahi keluarga. Bentuk
pekerja ini (didalam atau diluar rumah) harus dilihat sebagai upaya
mengembangan diri serta ungkupan cinta yang tulus kepada suami, anak dan
seluruh keluarga.
Islam sesungguhnya tidak melarang dan menekan pihak perempuan
dalam bidang pekerjaan, baik pekerjaan di dalam rumah maupun diluar
rumah. Seoarang istri boleh bekerja jika salah satu jumlah keadaan yang
memperbolehkan isteri bekerja diluar rumah, tetapi keluarnya isteri dari
rumah untuk bekerja tidak berakibat buruk bagi dirinya, suaminya, anakanaknya, dan masyarakatnya. Dalam hal ini islam telah meletakkan syaratsyarat tertentu bagi perempuan/isteri yang ingin bekerja diluar rumah dalam
meningkatkan taraf ekonomi yaitu:
1.

Karena kondisi keluarga mendesak

22

2.

Harus persetujuan suami

3.

Keluar bersama mahramnya

4.

Tidak berdesak-desak dengan laki-laki dan bercampur baur dengan
mereka.

5.

Pekerjaan tersebut sesuai dengan tugas seorang perempuan.20
Dewasa ini, kesadaran akan kesejajaran peran antara laki-laki dan

perempuan dalam lingkungan ekonomi semakin meningkat. Peran
perempuan dianggap sebatas kegiatan rumah, mengurusi anak, dan
memasak. Namun, di era modern ini, peningkat kebutuhan hidupkan serta
besarnya biaya kebutahan rumah tangga dibutuhkan kerja sama antar
anggota keluarga. Atas dasar itulah yang kemudian keterlibatan perempuan
dalam kegiatan ekonomi tidak bisa dihidari.21 Maka dari itu ibu rumah
tangga yang berjualan di Pasar Ngemplak Tulungagung setia membantu
menafkahi keluarganya dengan berjualan, dikerenakan begitu banyak
kebutuhan keluarga mereka belum terpenuhi.
Keterlibatan perempuan dalam pekerjaan di dasari oleh dua hal yaitu
kesempatan dan tuntutan.
1.

Kesempatan
Faktor kesempata ini ditinjau dari perkembangan industry yang
kian maju, sehingga secara tidak langsung kebutuhan tenaga kerja
guna pelaksanaan industry tersebut. Banyak pekrjaan pada sebuah
perusahaan tertentu baik yang sifatnya industry maupun kerja sosial
yang

membutuhkan

keahlian

wanita

seperti

keperawatan,

kedokteran, sekertaris, bidan dan lainya.
2.

Tuntunan
Hal lain yang menyebabkan perempuan terlibat dalam pekerjaan
karena faktor ekonomi keluarga lemah. Dalam islam, perempuan

20
Syaikh Mutawalli As-asya’Rawi, Fikh Perempuan Muslim:
Penghormatan atas Perempuan, Sampai Wanita Karier (Jakarta : busana
dan perhiasan, 2009), hlm 141.
21
Siti muri’ah, Nilai-nilai Pendidikn Islam dan Wanita Karir, (Semarang:
Said Media Group, 2011), hlm 32.

23

boleh bekerja apabila rumah tangga memerlukan biaya untuk
pengeluaran kebutuhan primer dan skunder. Atau karena suami
tealah meninggal atau sedang sakit dan rumah tangga tidak memiliki
pendapatan lain selain dari suami.22
Islam telah memberikan kemulian pada kaum perempuan, dimana
sebagai isteri dan ibu rumah tangga, semua itu karena besar peranannya,
mulia risalahnya dan resiko tanggung jawabnya. Dialah sosok manusia yang
selalu bekerja keras mendampingi suami dan anak-anaknya, tempat terhibur
tatkala mendapat tekanan hidup. Perempuan-perempuan ini merupakan
tonggak dalam membinaan generasi muda yang mandiri serta sebagai
semangat suami untuk bekerja dengan giat. Perempuan atau isteri yang
soleha akan berhasil melaksanakan peranan yang agung tersebut jika mereka
mampu melayani suami, anak-anak, dan rumah tangganya.
Peran perempuan sebagai ibu rumah tangga sangatlah menentukan
karena harus menjaga, memelihara dan melaksanakan, baik sebagai
pengatur dan pengurus rumah tangga keluarga. Dimana keluarga dapat
dipelakukan sebagai suatu sistem sosial oleh bagian-bagian lainnya
didalamnya masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan dan
dinamika zaman terdapat pergeseran kebudayaan dan nilai masyarakat
karena adanya tantangan baru yang sebelumnya tidak ada. Sehingga peranan
istri dalam keluarga dan masyarakat mengalami perubahan, bila masa
sebelumnya isteri hanya bertanggung jawab terhadap usrusan domestik
semata, maka perkembangan kemudian tidak sedikit istri yang bekerja diluar
rumah dengan alasan penghasilan suami yang dinilai kurang memadai
dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Secara teori, tujuan dari peran ibu rumah tangga dalam membantu
ekonomi keluarga adalah membantu keluarga agar lebih berdaya sehingga
tidak hanya dapat kemampuan dengan memanfaatkan potensi yang
dimilikinya, tetapi juga kemampuan ekonominya. Maka keterlibatan
22

Husein Syhatan, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, hlm 141.

24

perempuan dalam membantu ekonomi keluarga adalah dengan memberi
kesempatan kepada ibu-ibu rumah tangga baik berupa modal maupun
pengetahuan berdagang, sehingga mereka mampu memanfaatkan sumber
daya alam yang ada dengan benar.
E. Penelitian Terdahulu
Bersumber dari penelitian sebelumnya yang dilakukan, penulis
menemukan

beberapa

yang

membahas

tentang

masalah

kontribusi

perempuan/semangat kerja perempuan dalam perekonomian keluarga, antara
lain adalah:
Fatimah Depi Susanti dalam jurnal sosial budaya tahun 2013 yang
berjudul Kontribusi Perempuan Parengge-Rengge dalam Ekonomi Keluarga,
menjelaskan tentang ikut sertanya perempuan dalam peningkatan ekonomi
keluarga berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi
yang tinggi. Parengge-rengge merupakan sebutan untuk perempuan batak
yang menjual sayur dan barang harian lainnya di pasar yang berpindahpindah

mempunyai

kontribusi

yang

signifikan

dalam

membantu

perekonomian keluarga. Hasil pengamatan dan dilengkapi dengan hasil
wawancara bahwa 40% perengge-rengge yang berdagang di pasar Aek
Godang memiliki peran ganda, selain menjadi ibu rumah tangga mereka juga
dapat menolong memperbaiki kondisi perekonomian keluarga, hal ini
tentunya tidak luput dari pengaruh faktor kemiskinan, dan faktor
ketidakjelasan status pekerjaan suami, sementara di sisi lain anak-anak juga
membutuhkan finansial untuk melanjutkankehidupan dan pendidikan.

23

Randy Wilson Sahetapy, dkk dalam jurnal Agribisnis Kepulauan
tahun 2016 yang berjudul Kontribusi Pendapatan Perempuan Pedagang
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Pasar Transit Negeri Passo
Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon, menjelaskan tentang
perempuan bekerja sangat potensial dalam menunjang ekonomi keluarga,
23

Fatimah Depi Susanti, Jurnal Sosial Budaya: Kontribusi Perempuan
Parengge-Rengge dalam Ekonomi Keluarga, Vol. 10 No. 01, 2013, hlm. 48
diakses pada tanggal 15 Mei 2018.

25

karena kontribusi pendapatan kaum perempuan terhadap ekonomi keluarga
cukup besar. Perempuan pedagang tidak hanya memperoleh pemenuhan
dalam kebutuhan finansial dan membantu dalam mengatasi kesulitan
ekonomi rumahtangga saja, tetapi juga merupakan aktualisasi diri dalam
kehidupan sosial. Berdagang dapat meningkatkan status perempuan, sebab
dengan berdagang perempuan memiliki kemampuan secara ekonomi dan
memiliki kepercayaan diri karena meningkatnya andil perempuan dalam
ekonomi rumah tangga. Imbalan ekonomi dari kegiatan berdagang kecilkecilan memang tidak memberikan penghasilan yang besar, namun
sangat membantu perekonomian rumahtangga. 24
Dian Pita Sari, dalam skripsinya tahun 2016 yang berjudul Peran Istri
dalam Membantu Perekonomian Keluarga di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat, menjelaskan tentang peran
istri dalam membantu perekonomian keluarga di desa Tanjung Selamat dan
pengaruhnya terhadap pencapaian kesejahteraan keluarga. Para istri ikut
membantu perolehan dan penambahan pendapatan keluarga mendapat
dukungan para suami sebab di samping pekerjaan ini tidak mengganggu
tugas ibu sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai upaya istri membantu
menanbah untuk perekonomian keluarga.Bentuk partisipasi istri di desa
Tanjung Selamat adalah membuat kue dan berdagang kue. Dari kesimpulan
hasil penelitian bahwa pendapatan suami dalam subjek penelitian lebih kecil
di bandingkan pendapatan istri. Sehingga mereka bekerja sebagai pembuat
dan pedagang kue. Dari tambahan penghasilan yang mereka peroleh, mereka
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Bahkan mereka
bisa menyisihkan untuk di tabung sehingga kondisi sosial ekonomi
mereka meningkat akan membawa dampak yang positif bagi kondisi
ekonomi keluarga.25
24

Randy Wilson Sahetapy, dkk, Jurnal Agribisnis Kepualauan: Kontribusi
Pendapatan Perempuan Pedagang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di
Pasar Transit Negeri Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon,
Volume 4 No. 3, 2016, hlm. 55 diakses pada tanggal 15 Mei 2018.
25
Dian Pita Sari, Skripsi: Peran Istri dalam Membantu Perekonomian
Keluarga di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten
Langkat, Universitas Negri Islam Sumatra Utara, 2016, hlm. 71 diakses pada

26

tanggal 15 Mei 2018.

27

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian dengan
mengutamakan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau
diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data deskriptif.
Jenis penelitian ini berkarakteristik alamiah atau bersetting apa adanya dari
fenomena yang terjadi di lapangan yang menitik beratkan pada
kualitasnya.26
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat. penelitian
ini dipergunakan untuk mendeskripsikan tentang Peran kaum feminis atau
perempuan masyarakat pedagang di Pasar Ngemplak Tulungagung dalam
membantu perekonomian rumah tangga.
Penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa
kata-kata dan gambar yang bersifat uraian atau penjabaran. Dengan
demikian penelitian ini nantinya akan berisi kutipan data dalam bentuk
gambar, teks atau tulisan untuk penyajian laporan dalam mendeskripsikan
objek yang diteliti. Dan semua data yang dikumpulkan agar menjadi kunci
terhadap apa yang telah diteliti.

B.

Lokasi Penelitian
Penelitian

ini

berlokasi

pada

pedagang di Pasar Ngemplak

Tulungagung Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung karena
melihat beberapa fenomena perempuan yang berjualan di Pasar Ngemplak
Tulungagung yang bekerja dalam membantu perekonomian rumah
tangganya.
26

Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep &
Penerapan. (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hlm 158.

28

C.

Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah dari data primer dan
data sekunder. Data Primer yaitu,data yang dikumpulkan langsung oleh
peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data sekunder merupakan
data yang dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada. Data ini
biasanya berasal dari data penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga atau
instansi.27
Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan istilah populasi dan
sampel, tetapi yang penulis gunakan adalah informan, yaitu terdiri dari
beberapa orang yang merupakan bagian dari populasi untuk dijadikan
sebagai sampel. Informan dalam penelitian sangat penting guna memperoleh
data mengenai peran kaum feminis dalam membantu perekonomian rumah
tangga, serta hal- hal yang berkenaan dengan penelitian.
Sebagai pendukung peneliti memilih beberapa Informan kunci guna
mendapat informasi lebih dalam dan akurat mengenai data yang dibutuhkan,
baik data mengenai Pasar Ngemplak Tulungagung, sarana dan prasarana
dan data lainnya yang berkenaan dengan penelitian. Pemilihan informan
yaitu melalui Purposive sampling.
Purposive sampling yaitu Teknik pengambilan sampel sumber data
dilakukan dengan memilih subyek berdasarkan kriteria spesifik yang
ditetapkan peneliti.28 Kriteria spesifik ini atas dasar orang tersebut di anggap
paling mengetahui dan berhubungan atau orang tersebut sebagai penguasa
sehingga memudahkan peneliti menjeljah obyek/situasi sosial ya ng diteliti.
Dalam penelitian ini besarnya sampel ditentukan oleh pertimbangan
informasi, jika sampel dianggap telah memadai dan data yang diperoleh
telah jenuh dan ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi yang
baru, artinya dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan
tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
27
28

Ibid., hlm 74.
Ibid., hlm 69.

29

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui besarnya wanita yang
bekerja di Pasar Ngemplak Tulungagung dalam membantu perekonomian
rumah tangga mereka. Karena tidak tersedianya data mengenai jumlah
secara pasti perempuan yang bekerja di Pasar Ngemplak Tulungagung,
maka nantinya peneliti membagi Pasar Ngemplak Tulungagung menjadi
beberapa bagian menurut lorong area jualan. Lorong area jualan ini nantinya
dijadikan sebagi unsur sampling. Lorong area jualan tersebut kemudian
diberikan kode dan dipilih secara acak satu atau lebih untuk dijadikan
sebagai sampel. Karena unsur penelitiannya adalah wanita yang bekerja
dalam membantu perekonomian rumah tangga, maka semua wanita pekerja
yang ada dalam lorong area jualan yang terpilihlah yang akan diteliti
nantinya.
D.

Instrumen Pengumpulan Data
a.

Pengamatan (Observasi)
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu
teknik pengamatan, yaitu sebuah proses pengamatan menggunakan
panca

indra.

Pengamatan

ini

dilakukan

tanpa

mengajukan

pertanyaan.29
Dalam penelitian ini dengan kata lain peneliti mengadakan
observasi langsung terhadap perempuan yang bekerja di Pasar
Ngemplak Tulungagung, peneliti juga melakukan percakapan yang
tidak direncanakan dan tidak formal. Tetapi percakapan dan
pembicaraan tersebut dapat diambil sebagai data yang dapat
mendukung penelitian yang sedang diteliti. Dengan adanya
pengamatan secara terlibat peneliti diharapkan dapat memahami,
mempelajari, menjelaskan, dan menganalisis apa yang mereka
lakukan dalam kehidupan keseharian, dan peneliti dapat beradaptasi
dan berkomunikasi dengan informan yang diteliti.
29

Ibid., hlm 75.

30

b.

Wawancara
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara
mendalam dan tidak terstrukrur artinya wawancara yang dilakukan
pertanyaan yang diajukan kepada informan tidak diatur atau tersusun
dengan baik30 tidak disusun sedemikian rupa tetapi dilakukan secara
kualitatif dan berlangsung secara alami dan menjurus pada persoalan
penelitian. Dalam hal ini informan tidak diarahkan tetapi jawaban
diserahkan kepada informan, biarpun berkembang namun sesuai
dengan keinginan informan. Wawancara mendalam juga dilakukan
peneliti terhadap orang yang berhubungan fenomena,

c.

Dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan misal, catatan harian, Sejarah
kehidupan, biografi, cerita, peraturan dan kebijakan. Berbentuk
gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain- lain. Atau
karya-karya monumental dari seseorang misalnya film, patung,
gambar dan lain- lain. Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap
dari penggunaan oservasi dan wawancara dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisis

data

menurut

Miles

dan

Huberman,

aktivitas

dalam

analisis

meliputi: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).31
a.

Reduksi Data
Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan
semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

30

Ibid., hlm 75.
Sugiyono,Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2012), hlm 245.
31

31

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada halhal yang penting, d