Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Digital signature Menggunakan LSB Embedding untuk Uji Keutuhan, Otentikasi dan Penyangkalan Dokumen Digital

Implementasi Digital signature Menggunakan LSB
Embedding untuk Uji Keutuhan, Otentikasi dan
Penyangkalan Dokumen Digital

Artikel Ilmiah

Peneliti:
Fransiskus Asisi Tri Isvarahadi (672008139)
Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015

Implementasi Digital signature Menggunakan LSB
Embedding untuk Uji Keutuhan, Otentikasi dan
Penyangkalan Dokumen Digital
Artikel Ilmiah


Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Fransiskus Asisi Tri Isvarahadi (672008139)
Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015

Implementasi Digital signature Menggunakan LSB
Embeddinguntuk Uji Keutuhan, Otentikasi dan Penyangkalan
Dokumen Digital
1) Fransiskus

Asisi Tri Isvarahadi, 2) Eko Sediyono

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)fransiskus.asisi9@gmail.com, 2)ekosed1@yahoo.com

Abstract
Computer networks and the Internet facilitaties can be used to simplify the
process of information exchange. The problem that arises are the information passed to
the computer network are the plaintext data. It is risky when there are other parties who
successfully tapped this information. It will be able to easily read the contents of the
information. Another risk is that the transmitted file can be modified or even replaced
entirely by other parties. Digital-signature is a mathematical way to show the authenticity
of a signature of digital document. Digital signature for digital image can be
implemented by using LSB embedding algorithms. This study aimed to produce a digital
signature applications, which can test the integrity, authenticity, and non repudation of a
digital document. From the experiment that was known that the Digital Signature can be
implemented by using LSB Embedding algorithm, so it can serve to test the integrity,
authentication, and non repudation of a digital document. Tests proved that the changes
can be detected from the manipulation of documents, verification process runs
approximately 2 times faster than the process of signing, and non repudiation can be

detected by inserting username and IP Address of the signatory.
Keywords: Digital signature, Integrity, Authenticity, LSB embedding

Abstrak
Jaringan komputer dan internet mempermudah proses pertukaran informasi.
Masalah yang muncul adalah informasi yang dilewatkan pada jaringan komputer adalah
data plaintext. Hal ini beresiko ketika ada pihak lain yang berhasil menyadap informasi
ini, akan dapat dengan mudah membaca isi informasi tersebut. Resiko yang lain adalah
file yang ditransmisikan dapat diubah atau bahkan diganti secara keseluruhan oleh pihak
lain. Digital signature adalah suatu cara matematis untuk menunjukkan keotentikan suatu
dokumen. Digital signature untuk citra digital dapat diimplementasikan dengan
menggunakan algoritma LSB embedding. Pada penelitian ini dihasilkan sebuah aplikasi
digital signature, yang dapat menguji keutuhan, keotentikan, dan non-repudiation suatu
dokumen digital. Kesimpulan yang diperoleh adalah Digital Signature dapat
diimplementasikan dengan menggunakan algoritma LSB Embedding, sehingga dapat
berfungsi untuk menguji keutuhan, keotentikan, dan non-repudiation suatu dokumen
digital. Pengujian membuktikan bahwa dapat dideteksi perubahan dokumen dari hasil
manipulasi, proses verifikasi berjalan kurang lebih 2 kali lebih cepat dari proses signing,
dan non-repudation dapat dideteksi dari username dan IP Address pihak signatory.
Kata Kunci: Digital signature, Integritas, Otentikasi, LSB embedding

1)Mahasiswa

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya
Wacana
2)Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

1.

Pendahuluan

Jaringan komputer dan internet mempermudah proses pertukaran
informasi. Masalah yang muncul adalah informasi yang dilewatkan pada jaringan
komputer adalah data plaintext. Hal ini beresiko ketika ada pihak lain yang
berhasil menyadap informasi ini, akan dapat dengan mudah mengubah informasi
yang ada didalamnya.[1]. Penggunaan dokumen digital rentan terhadap pemalsuan
dan pembajakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Berbagai kasus
seperti pemalsuan ijazah, manipulasi dan pemalsuan lembaran nilai sering
dilakukan [2].
Digital-signature adalah suatu cara matematis untuk menunjukkan
keotentikan suatu dokumen[3][4]. Digital signature memiliki fungsi sebagai

penanda pada data yang memastikan bahwa data tersebut adalah data yang
sebenarnya (tidak ada yang berubah). Dengan demikian, Digital signature dapat
memenuhi syarat keamanan jaringan, yaitu Authenticity [5], Integrity [6], dan
Non-Repudiation [6].
Digital signature dapat diimplementasikan dengan algoritma LSB
embedding, untuk menyisipkan digital signature ke dalam dokumen digital.
Teknik tersebut dikenal dengan steganografi [7]. Algoritma LSB embedding
bekerja dengan cara menyisipkan informasi ke dalam media cover. Pada
penggunaannya sebagai digital-signature, informasi disisikan ke dalam dokumen
yang akan diuji keaslian dan keutuhannya. Informasi disisipkan dalam bit-bit
terendah pada dokumen, dengan tujuan meminimalisasikan perubahan yang
terjadi pada dokumen [8]. Algoritma yang lain adalah EOF steganography [9],
yang bekerja dengan menyisipkan informasi pada akhir dokumen, setelah penanda
akhir suatu dokumen. Informasi setelah penanda akhir (eof), akan diabaikan oleh
sebagaian program. Contoh file yang dapat digunakan sebagai media dalam EOF
steganography adalah file video AVI. Algoritma LSB memiliki kelebihan yaitu
perubahan yang diakibatkan karena proses embedding relatif kecil karena hanya
terjadi pada bit akhir dokumen.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka pada penelitian
ini diimplementasikan suatu aplikasi keamanan data yang berfungsi untuk

menanamkan digital-signature ke dalam suatu dokumen, dengan tujuan untuk
dapat diuji keutuhan dan keotentikan dokumen tersebut dan pelaku tidak dapat
mengingkari apa yang telah dilakukan.
2.

Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang berjudul "Elliptic Curve Digital signature Algorithm
(ECDSA)" [10] dibahas tentang perlunya suatu mekanisme untuk menjamin
keaslian (otentikasi) dokumen elektronis dalam pertukaran dokumen (file).
Metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan cara
menambahkan tanda tangan digital pada dokumen tersebut. Digital signature pada
penelitian tersebut diimplementasikan dengan algoritma ECDSA.
Pada penelitian berjudul "Aplikasi Metode Steganography Pada Citra
Digital dengan Menggunakan Metode LSB (Least Significant Bit)" [11], dibahas

1

mengenai implementasi LSB embedding untuk menyembunyikan pesan pada citra
digital. Metode LSB embedding dipilih karena dengan melakukan penggantian

pada bit belakang pada warna citra, maka perubahan tingkat intensitas warna tidak
dapat terdeteksi oleh mata manusia.
Penelitian yang lain, yang membahas tentang pemanfaatan digital
signature untuk mengamankan dokumen adalah "Rancang Bangun Sistem
Pengamanan Dokumen Pada Sistem Informasi Akademik Menggunakan Digital
Signature dengan Algoritma Kurva Eliptik" [2]. Pada penelitian tersebut dibahas
tentang pengamanan berkas elektronik (e-paper) dengan menambahkan digital
signature pada berkas. Algoritma yang digunakan adalah Elliptic Curve Discrete
Logarithm Problem.
Penelitian yang lain, yang membahas tentang pemanfaatan digital
signature untuk mengamankan dokumen adalah "Pengamanan Data Transkrip
Nilai Berbentuk Citra Menggunakan Digital Signature"[12]. Pada penelitian
tersebut dibahas tentang bagaimana menghindari terjadinya manipulasi transkrip
nilai pada proses melamar kerja secara online. Solusi yang digunakan adalah
dengan menambahkan digital signature pada file transkrip nilai.Digunakan
kombinasi antara SHA-512, DSA, dan steganografi LSB untuk membangkitkan
digital signature dan menyisipkan ke dalam file transkrip nilai.Keluaran dari sistem
tersebut adalah dihasilkannya file transkrip nilai yang memiliki digital signature beserta
public key yang telah disisipkan ke dalam file transkrip.


Perbedaan penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah, pada penelitian ini digital signature tidak melalui proses
pembangkitan (generation), sehingga digital signature bebas untuk diisi oleh
pihak signatory(pemberi digital signature). Selain itu pada dokumen juga
disisipkan kode unik dokumen yang digunakan untuk referensi ke dalam
database.Sehingga dapat dibandingkan digital signature yang tercatat di sistem,
dengan digital signature yang tercatat di dalam dokumen. Digital signature yang
disisipkan, disebar ke dalam file dokumen, dengan maksud supaya perubahan
terkecil sekalipun, berhasil untuk diketahui. Mekanisme tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keutuhan suatu dokumen dan juga mengetahui
keaslian dokumen (berasal dari pemberi tanda yang sah).Dua hal ini sesuai dengan
tujuan dari digital signature yaitu authentication & non-repudiation, dan
integrity.[13]
LSB embedding merupakan teknik steganografi yang menggunakan
pendekatan tergolong sederhana dan langsung. Sesuai dengan namanya, teknik
LSB embedding menyisipkan pesan ke dalam LSB (least significant bit). Hal ini
hanya akan mempengaruhi nilai warna pada piksel sebesar + 1, maka secara
umum diasumsikan bahwa degradasi warna yang terjadi dapat tidak dikenali oleh
mata [14]. LSB embedding memiliki kelebihan dibandingkan dengan algoritma
EOF steganography [9], dalam hal perubahan ukuran dokumen yang disisipi. LSB

embedding tidak menambahkan ukuran dokumen, karena proses yang terjadi
adalah mengganti bit akhir tiap warna. EOF bekerja dengan menambahkan
informasi pada akhir dokumen. Algoritma steganografi yang lain adalah algoritma
DCT. Algoritma ini menggunakan frequency domain dari citra digital untuk
menyisipkan informasi. Kelemahan dari algoritma DCT adalah mata manusia

2

dapat mengenali perubahan yang terjadi pada frekuensi rendah [15]. Karena
kelebihan-kelebihan dari algoritma LSB embedding, maka pada penelitian ini
dipilih LSB embedding dalam proses penyisipan Digital signature dalam
dokumen digital.
Digital signature adalah salah satu teknologi yang digunakan untuk
meningkatkan keamanan jaringan. Digital signature memiliki fungsi sebagai
penanda pada data yang memastikan bahwa data tersebut adalah data yang
sebenarnya (tidak ada yang berubah). Digital signature dapat memenuhi
setidaknya dua syarat keamanan jaringan, yaitu authenticity dan non-repudiation,
dan juga integrity (keutuhan data). Authenticity berarti bahwa dokumen tersebut
berasal dari pemilik yang spesifik. Non-repudiation berarti bahwa berdasarkan
digital signature di dalam suatu dokumen, pelaku/pengirim tidak dapat

mengingkari bahwa yang bersangkutan melakukan pengiriman/manipulasi data.
Integrity berarti bahwa keutuhan suatu dokumen dapat diketahui berdasarkan
kondisi digital signature didalamnya[13].
Pada penelitian ini, format file citra digital yang digunakan adalah PNG.
PNG merupakan True Color image, yang berarti tiap piksel direpresentasikan
dengan 3 byte, terbagi ke dalam red, green, dan blue masing-masing 1 byte. Hal
ini sering disebut dengan warna RGB, atau True Color 24 bit. Selain 24 bit warna,
file PNG juga mendukung 32 bit warna. True Color 32 bit sama dengan 24 bit,
dengan perbedaan adalah adanya 1 byte tambahan yang disebut komponen alpha
[16][17].

Gambar 1 True Color 24 bit dan 32 bit[16]

Sebuah metode otentikasi yang efektif memiliki beberapa kriteria sebagai
berikut: (1) Dapat mengetahui apakah sebuah gambar telah mengalami perubahan
atau tidak; (2) Dapat menunjukkan lokasi perubahan yang terjadi; (3) Dapat
mengintegrasikan (menggabungkan) antara data otentikasi dengan citra digital
yang akan diamankan; (4) Data otentikasi yang disisipkan tidak terlihat oleh mata
manusia[18].
3.


Metode dan Perancangan Sistem

Sistem yang dikembangkan, memiliki desain yang ditunjukkan pada
Gambar 2. Sistem terdiri dari dua proses, yaitu proses signing dan proses
verifiying. Proses signing dilakukan oleh signatory, dengan menanamkan digital
signature ke dalam dokumen. Proses verifiying dilakukan oleh verifier, dengan
mengekstraksi digital signaturedari dalam dokumen.

3

Signatory

Dokumen
Original

Proses Digital
Signature

Dokumen
dengan Digital
Signature

Verifikasi

Valid atau
Tidak Valid

Verifier
Dokumen
dengan Digital
Signature

Gambar 2 Desain Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Identifikasi Masalah, (2) Perancangan
sistem, (3) Implementasi sistem, dan (4) Pengujian sistem dan analisis hasil
pengujian.
Identifikasi Masalah
Perancangan Sistem

Implementasi Sistem

Pengujian Sistem dan Analisis Hasil Pengujian
Gambar 3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 3, dijelaskan sebagai berikut: Tahap
pertama: mengidentifikasi masalah dan pengumpulan data.Masalah yang
ditemukan adalah perlunya pengamanan dokumen digital dari perubahan dan
pemalsuan, terutama pada dokumen yang ditransmisikan lewat jaringan
Internet.Tahap kedua:merancang sistem yaitu proses pembangkitan kunci publik
dan privat, serta proses pembangkitan digital signature dan validasi digital
signature.Tahap ketiga:yaitu mengimplementasikan hasil perancangan sistem,
membangun sistem berdasarkan rancangan pada tahap sebelumnya. Sistem
dikembangkan dalam bentuk aplikasi web. Dokumen yang digunakan adalah citra
digital dengan format PNG.Tahap keempat: adalah melakukan pengujian sistem
dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil pengujian tersebut.

4

Mulai

Input Dokumen

Digital Signing

Menu yang
Dipilih

Verifikasi

Input Dokumen

Input Nomor Unik
Dokumen

Input Nomor Unik
Dokumen

Input Signature

Proses Ekstraksi &
Verifikasi

Proses Embedding
Digital Signature

Output Dokumen
Output Signature

yang memiliki
digital signature

Mulai

Gambar 4 Proses Pemberian Digital signature dan Verifikasi

Pada Gambar 4 ditunjukkan proses pengiriman dan otentikasi dokumen.
Proses digital signing dilakukan oleh pemilik dokumen, yaitu dengan cara
menanamkan digital signature ke dalam dokumen. Digital signature ini akan
diverifikasi oleh pihak penerima dokumen digital. Dokumen dinyatakan valid jika
digital siganture awal sama dengan digital signature hasil ekstraksi.
Rancangan antarmuka aplikasi ditunjukkan pada Gambar 5 dan Gambar 6.
Gambar 5 merupakan rancangan antarmuka untuk proses digital signing. Halaman
ini menyediakan input untuk dokumen, nomor unik dokumen dan digital
signature yang akan dimasukkan ke dalam dokumen. Nomor unik dokumen
merupakan nomor identitas yang terdapat di dalam dokumen/sertifikat tersebut.
Digital signature yang dimasukkan adalah teks yang diketik oleh pihak pemilik
dokumen. Gambar 6 merupakan rancangan antarmuka untuk proses verfikasi.
Halaman ini menyediakan input untuk dokumen yang akan diverifikasi, dan
nomor unik dokumen. Output yang dihasilkan adalah digital signature yang
tersimpan di dokumen dan kesimpulan apakah dokumen tersebut valid atau tidak
berdasarkan perbandingan digital signature

5

Gambar 6 Rancangan Antarmuka Proses
Verifikasi

Gambar 5 Rancangan Antarmuka Proses
Digital signing

Program diimplemetasikan dengan teknologi .Net Framework 4.5. Bahasa
pemrograman yang digunakan adalah C#. Integrated Development Environment
(IDE) yang digunakan untuk membangun program adalah Visual Studio Express
2012 for Web. Database yang digunakan adalah SQLite.
4.

Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan terbagi pada pembahasan hasil penelitian dan pembahasan aspek
keamanan.
Hasil implementasi sistem berdasarkan perancangan yang telah dibuat,
dijelaskan sebagai berikut. Antarmuka sistem yang dihasilkan ditunjukkan pada
Gambar 7 dan Gambar 8. Gambar 7 ditunjukkan hasil dari proses digital signing.
Gambar 8 menunjukkan hasil dari proses verifikasi.

Gambar 7 Tampilan Proses Pemberian Digital

Gambar 8 Tampilan Proses Validasi

6

signature

Digital signature

Pada Gambar 7 ditunjukkan proses pengiriman dan otentikasi dokumen.
Pada Gambar 8 ditunjukkan proses pengiriman dan otentikasi dokumen.
Implementasi dilakukan dalam bentuk aplikasi web, dibangun dengan
menggunakan teknologi .Net Framework 4.5, bahasa pemrograman C#.
Kode Program 1Perintah untuk Membaca Warna pada Dokumen Gambar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

public static byte[] ExtractColors(Bitmap img)
{
List list = new List();
Bitmap bitmap = img;
for (int y = 0; y < img.Height; y++)
{
for (int x = 0; x < img.Width; x++)
{
Color c = bitmap.GetPixel(x, y);
list.Add(c.R);
list.Add(c.G);
list.Add(c.B);
}
}
return list.ToArray();
}

.Net Framework menyediakan library untuk mengolah dokumen dengan
format PNG, yaitu dengan menggunakan class Bitmap. Melalui class ini dapat
dilakukan proses manipulasi piksel yang ada di dalam suatu dokumen gambar.Bitbitdigital signature disisipkan pada LSB tiap warna pada piksel. Dalam satu
piksel terdapat 3 warna yaitu RED, GREEN dan BLUE (baris 11-13). Dengan
demikian dalam satu piksel dapat disisipi 3 bit data.
Kode Program 2 Perintah untuk Memanipulasi LSB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

private static byte ReplaceLSB(byte current, char p)
{
string binary = Convert
.ToString(current, 2)
.PadLeft(8, '0');
char[] arrayBit = binary.ToCharArray();
arrayBit[7] = p;
binary = new string(arrayBit);
return Convert.ToByte(binary, 2);
}

Untuk mengubah LSB suatu byte warna, maka proses yang dilakukan
adalah mengubah warna tersebut ke dalam format binary. Kemudian bit paling
kanan dari warna tersebut diganti dengan bit pesan. Untuk mengubah byte
menjadi binary digunakan library class Convert (baris 3).
Kode Program 3Perintah untuk Membaca Digital signature
1
2
3
4
5
6
7
8
9

public static byte[] GetLSB(byte[] data)
{
List bits = new List();
for (int i = 0; i < data.Length; i++)
{
bits.Add(RetrieveLSB(data[i]));
}
int x = bits.Count % 8;
if (x != 0)

7

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

{
for (int i = 0; i < x; i++)
{
bits.Add('0');
}
}
byte[] message = GetBytesArray(
new string(bits.ToArray()));
return message;
}

Proses untuk membaca digital signature terdari dari proses membaca
warna pada dokumen gambar. Dilanjutkan dengan proses membaca nilai LSB dari
tiap-tiap warna, dan dikumpulkan pada suatu variabel penampung (baris 3).
Pengujian aspek keamanan digital signature dilakukan sesuai dengan
tujuan dari digital signature, yaitu authentication (otentik), non-repudation (tidak
dapat disangkal) dan juga integrity (keutuhan)[13].
Otentik (authentic) memiliki makna yaitu dokumen tersebut asli dan
berasal dari sumber yang dipercaya[19]. Pengujian keotentikan suatu dokumen
dilakukan dengan cara melakukan ekstraksi informasi signatory dari dalam
dokumen tersebut, kemudian dibandingkan dengan data yang tersimpan di
database.Dokumen dinyatakan otentik jika username signatory yang terdapat di
dokumen, terdaftar di sistem.

1
2
3
4

Tabel 1 Hasil Pengujian 1: Authentication
Signatory Dokumen Signatory Sistem Kesimpulan
Frans1
Frans
Otentik
Frans2
Frans2
Otentik
Asisi1
Asisi1
Otentik
Asisi2
Asisi2
Otentik

Pada hasil pengujian 1 yang ditunjukkan pada Tabel 1, diketahui bahwa
nilai signatory yang tersimpan pada dokumen dinyatakan otentik ketika username
dari signatory tersebut cocok dengan username yang tersimpan di dalam sistem.
Keutuhan (integrity) suatu dokumen diuji dengan cara melakukan
perubahan (manipulasi) pada dokumen. Pengujian 2 bertujuan untuk mengetahui
apakah aplikasi dapat mendeteksi perubahan pada dokumen yang telah diberi
digital signature.Digital signature dapat disimpulkan berhasil menjaga
keotentikan dokumen jika perubahan yang dilakukan pada dokumen dapat
terdeteksi (hasil verifikasi "tidak valid").
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Tabel 2 Hasil Pengujian 2:Integrity
Jenis Perubahan
Hasil Verifikasi
Rotasi Image
Tidak valid
Mirror Image
Tidak valid
Crop
Tidak valid
Resize Image
Tidak valid
Manipulasi Piksel
Tidak valid
(contoh: mengganti nama)
Manipulasi 20x20px
Tidak valid
Manipulasi 10x10px
Tidak valid
Manipulasi 1x1px
Tidak valid
(ubah warna 1 piksel)

8

Kesimpulan
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses

Berdasarkan hasil pengujian 2, pada Tabel 2, disimpulkan bahwa segala
bentuk perubahan yang dilakukan pada dokumen gambar yang telah diujikan,
memberikan hasil verifikasi tidak valid. Hal ini dikarenakan pada proses
manipulasi, nilai-nilai warna pada piksel yang dimanipulasi menjadi berubah.
Sehingga ketika proses verifikasi, digital signature yang disisipkan menjadi
berbeda dengan aslinya.
Non-repudation dokumen diuji pada proses pengujian ketiga. Nonrepudation berarti bahwa dokumen yang telah diberi digital signature, dapat
ditelusuri sampai kepada pihak pemberi digital signature (signatory) dan
signatory tidak dapat menyangkalnya. Pengujian 3 dilakukan terhadap 4
dokumen, dan tanpa dilakukan manipulasi, karena sesuai pengujian 1 sebelumnya,
manipulasi akan membatalkan pembacaan digital signature di dalam dokumen.
No
1
2
3
4

Signatory
Frans1
Frans2
Asisi1
Asisi2

Tabel 3 Hasil Pengujian 3:Non-Repudation
Signing
Verifiying
IP Address
Isi
Signatory
IP Address
202.0.12.44
Fti uksw Frans
202.0.12.44
202.0.12.44
Satya
Frans2
202.0.12.44
202.0.12.44
Satya
Asisi1
202.0.12.44
202.0.12.44
Wacana
Asisi2
202.0.12.44

Hasil
Isi
Fti uksw
Satya
Satya
Wacana

Sukses
Sukses
Sukses
Sukses

Berdasarkan hasil pengujian 3 pada Tabel 3, disimpulkan bahwa dokumen
yang telah diberi digital signature dapat ditelusuri pihak signatory, alamat ip
komputer yang digunakan untuk memberi digital signature, dan isi digital
signature. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan asumsi bahwa dokumen tidak
mengalami manipulasi.
Pengujian 4 bertujuan untuk melihat pengaruh ukuran dokumen terhadap
proses pemberian digital signature dan proses validasi. Hasil pengujian 4
ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Waktu Proses Digital Signature dan Verifikasi

9

Hasil pengujian 4 menunjukkan bahwa proses pemberian digital signature
menggunakan waktu lebih lama daripada proses verifikasi. Hal ini karena pada
proses digital signing terdapat proses read dan writebit-bit pada piksel pada
dokumen. Sedangkan pada proses verifikasi hanya ada proses read saja.
Berdasarkan hasil pengujian-pengujian yang telah dilakukan, maka
disimpulkan bahwa aplikasi dapat mendeteksi manipulasi yang dilakukan pada
dokumen, yaitu rotasi, mirror, crop, resize, dan manipulasi piksel. Proses
verifikasi berlangsung lebih cepat daripada proses digital signing, karena pada
proses digital signing terdapat proses read dan writebit-bit pada piksel pada
dokumen. Sedangkan pada proses verifikasi hanya ada proses read saja.
Syarat keamanan authentication dipenuhi dengan menyimpan username
dari signatory, dan non-repudation dapat dipenuhi dengan cara menambahkan
data alamat IP dari komputer pihak signatory. Selama dokumen tidak mengalami
perubahan, maka username dan alamat IP signatory dapat ditelusuri.
Kode unik yang digunakan oleh dokumen, hanya dapat digunakan pada
satu dokumen. Sehingga ketika proses digital signing, tidak dapat dilakukan dua
kali pada dokumen dengan kode unik yang sama. Untuk membuktikan hal ini,
dilakukan pengujian 5.
No
1
2

Proses Signing
A
B

3
4

C
D

5
6

E
F

5.

Tabel 4 Hasil Pengujian 5: Kode Unik Dokumen
Kode Dokumen
Hasil
10.27.80.07.3.1990
Tersimpan
10.27.80.07.3.1990
Gagal Diproses. Kode unik telah digunakan
sebelumnya
10.27.80.07.3.1991
Tersimpan
10.27.80.07.3.1991
Gagal Diproses. Kode unik telah digunakan
sebelumnya
10.27.80.07.3.1992
Tersimpan
10.27.80.07.3.1992
Gagal Diproses. Kode unik telah digunakan
sebelumnya

Simpulan

Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap aplikasi, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Digital signature dapat
diimplementasikan dengan menggunakan algoritma LSB Embedding, sehingga
dapat berfungsi untuk menguji keutuhan dan otentikasi suatu dokumen digital. (2)
Pengujian membuktikan bahwa dapat dideteksi perubahan dokumen dari hasil
manipulasi rotasi, mirror, crop, resize, dan manipulasi piksel; (3) Proses verifikasi
berjalan kurang lebih 2 kali lebih cepat dari proses digital signing, karena pada
proses digital signing terdapat proses read dan writebit-bit pada piksel pada
dokumen. Sedangkan pada proses verifikasi hanya ada proses read saja.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai
berikut: (1) Penelitian dapat diarahkan untuk mendeteksi lokasi perubahan pada
dokumen gambar.

10

6.
[1].
[2].

[3].

[4].
[5].
[6].

[7].
[8].

[9].

[10].

[11].

[12].

[13].
[14].

[15].
[16].
[17].

Daftar Pustaka
Kaufman, C., Perlman, R. & Speciner, M. 2002. Network security: private
communication in a public world. Prentice Hall Press.
Ahmaddul, H. & Sediyono, E. 2012. Rancang Bangun Sistem Pengamanan
Dokumen pada Sistem Informasi Akademik Menggunakan Digital
Signature dengan Algoritma Kurva Eliptik.
Goldwasser, S., Micali, S. & Rivest, R. L. 1988. A digital signature scheme
secure against adaptive chosen-message attacks. SIAM Journal on
Computing 17, 281–308.
Ford, W. & Baum, M. S. 2000. Secure electronic commerce: building the
infrastructure for digital signatures and encryption. Prentice Hall PTR.
Suharsono, A. In press. Penerapan digital signature pada social media
twitter.
Kaur, M., Jindal, S. & Behal, S. 2012. A study of digital image
watermarking. Journal of Research in Engineering and Applied Sciences 2,
126–136.
Cummins, J., Diskin, P., Lau, S. & Parlett, R. 2004. Steganography And
Digital Watermarking.
Cheddad, A., Condell, J., Curran, K. & Mc Kevitt, P. 2010. Digital image
steganography: Survey and analysis of current methods. Signal processing
90, 727–752.
Weiss, M. 2009. Principles of Steganography. n, d.[Online]. Available:
http://www. math. ucsd. edu/~ crypto/Projects/MaxWeiss/steganography.
pdf.[Accessed: March 15, 2009]
Triwinarko, A. 2010. Elliptic Curve Digital Signature Algorithm (ECDSA).
Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik
Informatika, Institut Teknologi Bandung
Agustinus Noertjahyana, Samuel Hartono, K. G. 2012. Aplikasi Metode
Steganography Pada Citra Digital dengan Menggunakan Metode Lsb
(Least Significant Bit). Universitas Kristen Petra
Christie, E., Sediyono, E. & Pakereng, M. A. I. 2014. Pengamanan Data
Transkrip Nilai Berbentuk Citra Menggunakan Digital Signature. Fakultas
Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Shaw, S. 1999. Overview of Watermarks , Fingerprints , and Digital
Signatures.
Chandramouli, R. & Memon, N. 2001. Analysis of LSB based image
steganography techniques. In Image Processing, 2001. Proceedings. 2001
International Conference on, pp. 1019–1022.
Rafferty, C. 2005. Steganography & Steganalysis of Images. National
University of Ireland, Galway
Willamette.edu In press. Image File Formats.
Boutell, T. 1997. PNG (Portable Network Graphics) Specification Version
1.0.

11

[18]. Wu, M. 1998. Watermarking for image authentication. Proceedings 1998
International Conference on Image Processing. ICIP98 (Cat.
No.98CB36269) 2, 437–441. (doi:10.1109/ICIP.1998.723413)
[19]. Stallings,
W.
2006.
Cryptography
and
Network
Security.
(doi:10.1007/11935070)

12