NIM : D1309087 TUGAS AKHIR - Proses Perancangan Cover Dan Layout Buku Di Pt. Galangpress Media Utama Yogyakarta
PROSES PERANCANGAN COVER DAN LAYOUT BUKU DI PT. GALANGPRESS MEDIA UTAMA YOGYAKARTA
Oleh: VERONIKA JULITA AJENG
NIM : D1309087
TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-sayarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Bidang Periklanan PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
Tugas Akhir berjudul :
PROSES PERANCANGAN COVER DAN LAYOUT BUKU DI PT. GALANGPRESS MEDIA UTAMA YOGYAKARTA
Karya :
Nama
: Veronika Julita Ajeng
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 5 Juni 2012
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Drs. Hamid Arifin, M.Si
NIP. 19600517 198803 1 002
ii
commit to user
T ugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma III Jurusan Periklanan Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Panitia Ujian Tugas Akhir
Penguji Pembimbing
Dra. Sri Urip Haryanti, M.Si Drs. Hamid Arifin, M.Si NIP. 19570821 198303 2 001
NIP. 19600517 198803 1 002
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Dekan,
Prof. Drs. Pawito, Ph.D
NIP. 19540805 198503 1 002
iii
commit to user
1. D imana ada usaha disitu pasti ada jalan.
2. K etekunan dan keseriusan merupakan kunci awal menuju kesuksesan sedangkan kesabaran dan keberanian merupakan ujian dan cobaan menuju hidup kunci keberhasilan.
3. O rang-orang yang sukses telah belajar membantu diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley )
4. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)
5. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filp. 4:13)
iv
commit to user
Penulis mempersembahkan laporan ini kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir tepat waktu.
2. Keluarga tercinta, papa, mama, kakak dan adek yang sudah mendoakan, memberi motivasi, mengingatkan, dan memberi perhatian khusus.
3. Seluruh kerabat kerja PT. Galangpres Media Utama di Yogyakarta, terutama divisi redaksi dan kreatif yang sudah membantu selama proses Kuliah Kerja Media (KKM) / magang.
4. Anggoro Djati Waseso yang sudah memberi semangat dan motivasi.
5. Ita Septriyana P, yang sudah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir.
6. Teman-teman periklanan 2009 selama berlangsungnya Kuliah Kerja Media (KKM) / magang sampai pada Tugas Akhir, terkhusus buat teman-teman seperjuangan Clara Sukma Sudrajat, Agustinus Setiawan, Hanif Kusuma, Dea Rahayu Putri, dan Zummas Rinanda Syifa ’.
7. Dosen pembimbing bapak Drs. Hamid Arifin, M.Si, dosen penguji ibu Dra. Sri Urip Haryanti, M.Si, dan kepada dosen-dosen yang sudah membimbing dan menguji dalam penyelesaian Tugas Akhir penulis.
8. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
9. Dan kepada pembaca yang budiman.
commit to user
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat karunia yang diberikan sehingga penulis dapat tepat waktu melakukan Kuliah Kerja
Media (KKM) dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ PROSES PERANCANGAN COVER DAN LAYOUT BUKU DI PT. GALANGPRESS MEDIA UTAMA YOGYAKAR TA”.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran dan tugas desainer dalam divisi kreatif di PT. Galangpress Media Utama sekaligus untuk melengkapi persyaratan kelulusan program Diploma III Komunikasi Terapan, jurusan Periklanan guna untuk memperoleh gelar Ahli Madya.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis tentunya mendapat banyak masukan, bantuan, dukungan dan bimbingan serta mendapat kritik dan saran dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat dan memotivasi bagi penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
P rof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D rs. Aryanto Budhi, M.Si, selaku Ketua Jurusan program Diploma III atas bantuan yang diberikan sehingga kegiataan Kuliah Kerja Media (KKM) / magang dapat berjalan dengan lancar.
D rs. Mahfud Anshori, S.Sos., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik.
vi
commit to user
bimbingan, waktu, saran, dan kritik yang diberikan kepada penulis.
D ra. Sri Urip Haryanti, M.Si, selaku penguji penulisan Tugas Akhir, atas waktu, saran, dan kritik yang diberikan selama ujian sidang berlangsung dan membimbing penulis saat proses pembetulan Tugas Akhir. Drs. Adreas Slamet Widodo, S.Sn., M.Hum., selaku dosen Desain Grafis yang sudah membimbing penulis dalam penyusunan Tugas Akhir. Julius Felicianus, selaku General Manager PT. Galangpress Media Utama Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis melakukan Kuliah Kerja Media (KKM) / magang. Teguh Prastowo, selaku koordinator redaksi dan kreatif di PT. Galangpress Media Utama yang sudah membantu dalam membimbing, mengarahkan, dan mengajarkan desain bagi penulis selama proses Kuliah Kerja Media (KKM) / magang berlangsung. Seluruh tim kreatif dan tim redaksi atas bantuan dan kerja samanya dalam mendesain cover dan layout buku selama penulis melaksankan Kuliah Kerja Media (KKM) / magang di PT. Galangpress Media Utama. Keluarga tercinta, keluarga Peregrinus Irianto, S.E selaku orang tua kandung yang telah membimbing dan memberi semangat berupa perhatian khususnya melalui doa yang dipanjatkan demi kelancaran penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir tepat waktu.
vii
commit to user
(KKM) / magang baik di PT. Galangpress Media Utama maupun teman satu kost di Yogyakarta. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu tetapi secara tidak langsung turut membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir. Demikian laporan Tugas Akhir ini dibuat. Penulis menyadari bahwa Tugas
Akhir ini masih memiliki banyak kekeliruan dalam penulisannya. Maka untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikkan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Surakarta, 5 Juni 2012 Penulis,
viii
commit to user
HALAMAN JUDUL………………………………………..…………. i HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………
ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….....
iii MOT TO…………………………………………………………….......
iv PERSEMBAHAN……………………………………………………...
v KATA PENGANTAR……………………………………………….....
vi DAFTAR ISI…………………………………………………………...
ix DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
xii BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................
1.2 Tujuan..........................................................................
3 BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Teori Desain Grafis......................................................
2.2 Teori Layout.................................................................
2.3 Teori Buku, Sejarah Perkembangan Tentang Buku,
dan Jenis-jenis Buku....................................................
15
2.3.1 Teori Buku..........................................................
15
2.3.2 Sejarah Perkembangan Tentang Buku...............
17
2.3.3 Sejarah Adanya Penerbitan Buku
di Indonesia........................................................
19
ix
commit to user
BAB III INSTANSI PERUSAHAAN
3.1 Logo Perusahaan..........................................................
22
3.2 Profil Perusahaan.........................................................
22
3.3 Sejarah Berdirinya Penerbitan dan Perkembangan
Perusahaan...................................................................
23
3.4 Aktivitas Penerbitan.....................................................
25
3.5 Grup PT. Galangpress Media Utama Terdiri Dari
Beberapa Lini Produk Penerbitan …...........................
27
3.6 Semboyan Perusahaan..................................................
28
3.7 Visi dan Misi Perusahaan.............................................
3.8 Broad of Director.........................................................
29
3.9 Struktur Organisasi Perusahaan...................................
30
3.10 Tugas Masing-masing Bagian di PT. Galangpress Media Utama................................................................
30 BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA (KKM)
4.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Media di PT. Galangpress
Media Utama Yogyakarta............................................
32
4.2 Prosedur Kegiatan........................................................
33
commit to user
/ Magang..........................................................
33
4.2.2 Alur Kerja Proses Perancangan Cover dan Layout Buku di PT. Galangpress Media Utama...............................................................
34
4.2.3 Deskripsi Proses Perancangan Cover dan Layout Buku di PT. Galangpress Media Utama Yogyakarta...........................................
35
4.3 Konsep Perancangan Desain Cover dan Layout
Buku.............................................................................
38
4.3.1 Konsep Perancangan Desain Cover Buku
Undang-undang................................................
38
4.3.2 Konsep Perancangan Desain Layout Buku
Bacaan / Teks...................................................
47 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
50 LAMPIRAN
xi
commit to user
1. Surat Tugas
2. Surat Keterangan
3. Memo
4. Laporan Periodik Minggu Pertama
5. Laporan Periodik Minggu Kedua
6. Laporan Periodik Minggu Ketiga
7. Laporan Periodik Minggu Keempat
8. Laporan Periodik Minggu Kelima
9. Laporan Periodik Minggu Keenam
10. Laporan Periodik Minggu Ketujuh
11. Laporan Periodik Minggu Kedelapan
12. Layout Buku ”Games Paling Gress & Trik Modifikasi”
13. Cover Buku ”Undang-undang No. 6, 7, dan 8 Tahun 1983 tentang
Perpajakan”
14. Cover Buku ”Undang-undang No. 1 Tahun 2001 tentang Perumahan &
Kaw asan Permukiman”
15. Cover Buku ”Undang-undang tentang Hukum Pidana, Acara Pidana &
Perdata (KUHP, KUHAP, KUHDPT) ”
16. Foto-foto Selama Proses Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang Berlangsung
17. Foto-foto Mengujungi Percetakan Buku
18. Foto-foto Acara Perpisahan Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang
xii
commit to user
LAMPIRAN 1 SURAT TUGAS
commit to user
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN
commit to user
LAMPIRAN 3 MEMO
commit to user
LAMPIRAN 4 LAPORAN PERIODIK MINGGU PERTAMA
commit to user
LAMPIRAN 5 LAPORAN PERIODIK MINGGU KEDUA
commit to user
LAMPIRAN 6 LAPORAN PERIODIK MINGGU KETIGA
commit to user
LAMPIRAN 7 LAPORAN PERIODIK MINGGU KEEMPAT
commit to user
LAMPIRAN 8 LAPORAN PERIODIK MINGGU KELIMA
commit to user
LAMPIRAN 9 LAPORAN PERIODIK MINGGU KEENAM
commit to user
LAMPIRAN 10 LAPORAN PERIODIK MINGGU KETUJUH
commit to user
LAMPIRAN 11 LAPORAN PERIODIK MINGGU KEDELAPAN
commit to user
LAMPIRAN 12 Layout Buku ”Games Paling Gress & Trik Modifikasi”
commit to user
LAMPIRAN 13 Cover Buku ”Undang-undang No. 6, 7, dan 8 Tahun 1983
tentang Perpajakan”
commit to user
LAMPIRAN 14 Cover Buku ”Undang-undang No. 1 Tahun 2001 tentang
Perumahan & Kawasan Permukiman”
commit to user
LAMPIRAN 15 Cover Buku ”Undang-undang tentang Hukum Pidana,
Acara Pidana & Perdata (KUHP, KUHAP, KUHDPT)”
commit to user
LAMPIRAN 16 Foto-foto Selama Proses Kuliah Kerja Media (KKM) /
Magang Berlangsung
commit to user
LAMPIRAN 17 Foto-foto Mengunjungi Percetakan Buku
commit to user
LAMPIRAN 18 Foto-foto Acara Perpisahan Kuliah Kerja Media /
Magang
commit to user
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
D ewasa ini, dunia kreatif sangat berkembang pesat dan bisa dibilang sangat menjamur di masyarakat. Hampir diseluruh Negara bahkan diseluruh dunia mengenal adanya dunia kreatif. Dunia kreatif sering identik dengan dunia desain. Salah satunya adalah desain dalam lingkup periklanan.
Dalam dunia periklanan terdapat berbagai macam divisi, salah satu diantaranya yaitu divisi kreatif. Divisi kreatif merupakan bagian yang memiliki peran penting dalam dunia periklanan dimana bagian kreatif ini mempunyai tugas mendesain iklan baik itu iklan di media cetak, media elektronik, Above The Line Media, maupun Below The Line Media. Untuk itu, peran kreatif sangat berpengaruh sekali dalam kesuksesan sebuah iklan. Secara garis besar dalam perkembangannya kreativitas sangat dibutuhkan supaya iklan tersebut menarik untuk dilihat, dibaca, dan didengarkan. Jadi, membuat iklan bukan hanya sekedar beriklan saja, tetapi unsur pesan iklan harus sampai kepada masyarakat agar produk yang diiklankan secara tidak langsung dapat mempengaruhi khalayak. Orang yang bekerja dalam bidang kreatif biasanya mereka selalu memikirkan konsep / ide pokok apa yang akan didesain sebelum nantinya dieksekusi.
Sedangkan dalam penerbitan buku, sama halnya dalam dunia periklanan, untuk divisi kreatif bekerja sama dengan redaksi. Peran kreatif
commit to user
mendesain cover dan layout buku. Mengapa demikian, karena daya tarik buku tergantung pada pemilihan judul buku, ilustrasi gambar, dan bentuk- bentuk visual yang menjadi karakter dari sebuah buku. Ketiga elemen tersebut nantinya akan berpengaruh pada cover buku itu sendiri lalu diikuti oleh isi bukunya yang disebut layout buku.
Mengenai penerbitan buku di PT. Galangpress Media Utama, proses perancangan cover dan layout buku dikerjakan langsung oleh desainer. Desainer di penerbitan buku PT. Galangpress Media Utama memperhatikan aspek-aspek penting terutama pada pemilihan ilustrasi, visualisasi, dan tipografi. Biasanya mereka bertugas merancang, mendesain, dan membuat cover serta layout buku yang kemudian selesai di desain lalu hasil desain cover dan layout buku tersebut dieksekusi setelah itu jika disetujui maka selanjutnya masuk pada proses pencetakan. Sedangkan jika desain cover dan layout buku tersebut tidak disetujui maka segera diperbaiki kembali / revisi. Bagi penerbitan buku khususnya PT. Galangpress Media Utama, buku yang bagus bukan hanya isinya saja melainkan cover dan layout buku itu harus menarik karena desainnya. Jadi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal buku harus didesain semenarik mungkin agar mendapat perhatian dari pembaca.
Di sini buku juga merupakan sebuah produk dalam bentuk barang. Buku layaknya seperti barang kebutuhan yang setiap harinya diproduksi, dijual dan dibeli. Namun dalam hal ini, buku lebih cenderung sebagai
commit to user
jendela wawasan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan sangat efektif, tetapi sangat disayangkan sekali karena dewasa ini buku bukan lagi menjadi prioritas utama bagi masyarakat sehingga jumlah pembaca buku pun lebih sedikit. Semua itu disebabkan karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kurang minatnya dalam membaca buku.
Secara garis besar, penulis ingin mengetahui bagaimana proses kerja seorang desainer dalam mendesain sebuah cover dan layout buku di PT. Galangpress Media Utama maka yang dilakukan penulis mengikuti Kuliah Kerja Media (KKM) terjun langsung sebagai desainer.
1.2 TUJUAN
Tujuan Kuliah Kerja Media (KKM) sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan cover buku yang diterbitkan oleh
PT. Galangpress Media Utama.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan layout buku di PT. Galangpress
Media Utama.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja baik dari segi teknik perancangan cover dan layout, proses pencetakan buku, sampai pada buku diterbitkan oleh PT. Galangpress Media Utama.
4. Agar peserta Kuliah Kerja Media (KKM) dapat mengetahui bahwa dunia kreatif bisa diterapkan juga pada perusahaan / instansi selain dunia periklanan seperti penerbitan buku yang membutuhkan desainer untuk mendesain cover dan layout buku.
commit to user
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Desain Grafis
Menurut Prof. Yusuf Affendi bahwa desain pada umumnya yaitu merancang, menciptakan bentuk (bidang), susunan, garis, warna (nada), dan tekstur. Termasuk pula memilih unsur-unsur tersebut yang kemudian menggarap, mengolah, dan membentuknya mewujudkan suatu bentuk ciptaan yang mengandung kaidah, rasa nilai estetika dari wujud yang dimaksud. Sedangkan kata Grafis berasal dari bahasa Yunani yang berarti menulis. Terminologi desain grafis tercetus pertama kali pada awal abad ke-
20 dan 31 pengertiannya mengacu pada citra-citra yang tertulis, tercetak, atau terukir. Seiring perkembangan teknologi, desain grafis tak lagi terbatas pada cetakan saja, tapi juga meliputi proyeksi (film), transmisi (video), dan komputer seperti yang dijelaskan David Craig dalam Graphic Design Career Giude. Masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh desainer grafis adalah :
1. Cermat menangkap perhatian masyarakat.
2. Mengidentifikasi kelompok sasaran.
3. Mengetahui titik perhatian dan motivasi.
4. Mengkarakterisir maksud dan manfaat dari ide atau jasa yang akan disampaikan / dikomunikasikan.
commit to user
desain grafis adalah :
1. Layout dari komposisi gambar, huruf, warna, dan jenis media merupakan kesatuan rupa yang baik.
2. Kombinasi dari unsur gambar, seperti foto, ilustrasi atau gabungan keduanya.
3. Copy text yang terarah dan menggunakan bahasa yang baik.
4. Ukuran dan jenis huruf yang dipakai agar mudah terbaca.
5. Warna yang mengidentifikasikan kelompok sasaran.
Pengertian desain menurut John (2010), desain adalah sebuah kata yang terdapat dalam banyak konteks desain, desain grafis, desain fashion, desain interior, desain rekayasa, desain arsitektur, desain industri, desain
produk, desain perusahaan, metode desain. 1 Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan
berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada
1 Walker, John A. 2010. “Desain, Sejarah, Budaya”. Jalasutra; Yogyakarta. Diterjemahkan dari John A. Walker ”Design History and the History of Design”. Pluto Press, 1989
with contribution by Judy Attfield.
commit to user
produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
2.2 Teori Layout
Adapun pengertian Layout menurut beberapa sumber, diantaranya : Dalam buku layout yang ditulis oleh Gavin Ambrose dan Paul Harris layout adalah pengaturan elemen-elemen desain dalam kaitannya dengan ruang atau bidang dimana elemen-elemen tersebut berada, dan dalam keserasian
dengan tampilan secara keseluruhan dari segi estetis. (Rustan, 2009), Layout merupakan tata letak elemen-elemen desain seperti huruf teks, garis-garis, bidang-bidang, gambar-gambar terhadap suatu bidang dalam media tertentu seperti majalah, buku, dan lain-lain guna
mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. 2 Layout adalah mengatur
penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf teks, garis- garis, bidang-bidang, gambar-gambar dan sebagainya.
(Scheder, 1985), Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan. Layout berarti memberi kesempatan kepada layouter dan langganannya untuk melihat pekerjaan mereka sebelum dilaksanakan. Peningkatan biaya oleh karena pengulangan penyusunan dan
pembetulan dapat dicegah. 3
Menurut (Rustan, 2009), elemen layout dibagi menjadi tiga, yaitu elemen teks, elemen visual, dan elemen invisible.
2 Rustan, Surianto. 2009 . “Layout, Dasar & Penerapannya”. PT. Gramedia Pustaka Utam; Jakarta. 3 Scheder, Georg. 1985. “Perihal Cetak Mencetak”. Penerbit Kanisius; Yogyakarta. -Cet. Ke 6, Ed.
commit to user
a. Judul Judul dapat diidentifikasi dari ukuran huruf yang lebih besar dibanding teks lainnya. Selain dari ukuran, gaya (style) pada judul termasuk flesibel, terkadang juga menggunakan jenis huruf dekoratif untuk menambah segi estetisnya.
b. Subjudul Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul juga memudahkan pembaca mengambil jeda untuk mengidentifikasi apa yang akan dan sudah dibacanya. Biasanya diidentifikasi dengan jenis atau ukuran huruf yang berbeda dengan bodytext, atau juga bisa membedakannya dengan mempertebal huruf, membuatnya kapital, atau memberi warna berbeda.
1. Body Text Teks utama yang dicirikan dengan kalimat panjang dan paragraf-paragraf di dalamnya. Ukuran huruf dan jenis huruf biasanya dipilih yang keterbacaanya baik, namun sesuai dengan kapasitas area kertas dan jumlah halaman yang ada.
2. Caption Keterangan singkat yang menyertai elemen visual, seperti ilustrasi, infografis, yang umumnya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya .
3. Deck Gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytext , fungsinya sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext . Pencapainnya berbeda-beda, antara lain dengan membedakan ukuran huruf dengan bodytext, atau membedakan gaya huruf yang digunakan.
4. Pull Quotes Satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan. Kadang diambil dari sebagian bodytext , yang dianggap menarik atau penting untuk ditekankan.
5. Initial Caps Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama dari paragraf, dapat juga berfungsi sebagai penyeimbang komposisi suatu layout.
2. Elemen visual
Elemen visual terdiri dari foto, artworks, dan infografis :
a. Foto Kekuatan terbesar dari fotografi. Pada media periklanan khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi kesan sebagai dapat dipercaya. Foto adalah potongan momen. Maka dari itu, ilustrasi foto dapat memvisualkan emosi pada momen yang diabadikan. Suasana asli dan keadaan fakta yang tidak bisa digantikan
commit to user
seperti lezatnya makanan, suasana kota, bangunan, benda-benda, dan keindahan akan yang nyata.
b. Artwork Artwork digunakan untuk menangkap dan memvisualkan kondisi abstrak seperti mimpi dan kondisi perasaan seseorang. Selain hal tersebut juga digunakan untuk memudahkan pembaca untuk memahami suatu kondisi dan situasi. Kesan lucu, konyol yang akan disampaikan akan lebih tampak jika menggunakan ilustarsi manual. Ilustrasi pada buku secara umum ada beberapa jenis, yaitu realis, naturalisme, surealis, figuratif, dekoratif, kartun, karikatur, digital imaging.
c. Infografis Infografis adalah perwujudan data yang diaplikasikan dan ditampilkan secara visual dengan tujuan agar informasi yang disampaikan mudah untuk dipahami.
3. Elemen invisible
a. Margin Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen tersebut tidak terlalu jauh ke pinggir halaman. Karena hal tersebut secara estetika kurang menguntungkan, bahkan bisa membuat elemen layout terpotong pada saat pencetakan.namun ada juga yang sengaja meletakkan elemen layout jauh ke pinggir halaman jika memang konsep desain tersebut mengharuskan demikian
dan sudah melalui pertimbangan estetis. 4
Menurut Iyan (2007), pertimbangan dasar untuk menentukan bidang layout adalah perbandingan margin dalam (margin punggung), margin atas, margin luar dan margin bawah, yang dihitung dari tepi ukuran buku. Perbandingan margin yang lazim digunakan adalah 2:2:2:2 cm. Perbandingan magin tersebut dibaca searah dengan putaran jarum jam khusus untuk besar margin punggung ditentukan berdasar jumlah halaman buku dan penjilidan yang digunakan. Karena semakin banyak jumlah halaman buku, besar margin punggung harus ditambah, biasanya 2,25 cm sampai 2,5 cm. Dengan begitu, keterbacaan (readibility) buku tetap tinggi.
Harap diperhatikan bahwa besarnya bidang layout teks, terutama tinggi bidang layout, sudah mencakup nomor halaman. Nomor halaman tersebut diletakkan di batas bawah bidang layout. Nomor halaman ganjil diletakkan disudut kanan bawah bidang layout. Sementara itu, baris teks paling bawah di dalam suatu halaman berjarak satu centimeter dari batas bawah bidang layout sehingga
nomor halaman berada diantara baris teks dan batas bidang layout. 5
4 Rustan, Surianto. 2009 . “Layout, Dasar & Penerapannya”. PT. Gramedia Pustaka Utam; Jakarta. 5 Iyan, W B. 2007 . “Anatomi Buku, Bandung”. Kolbu.
commit to user
b. Grid (Rustan, 2009), Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat
dalam melayout. Grid mempermudah kita dalam menentukan dimana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.
Dalam membuat grid kita membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, dan ada juga yang horisontal. Sedangkan untuk merancangnya harus mempertimbangkan faktor- faktor berikut: berapa ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak isinya / informasi yang ingin dicantumkan dan lain-lain. Kadangkala untuk membuat layout sebuah karya desain yang mempunyai banyak halaman seperti company profile, katalog, majalah, newsletter, atau surat kabar, boleh saja kita menggunakan
kombinasi lebih dari satu sistem grid. 6
c. Tipografi Menurut Scheder (1985), tipografi atau tata huruf, merupakan unsur dalam karya desain yang mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya. Di luar kecocokannya dengan tema / konsep desain yang dibawanya dalam menentukan huruf dan ukuran huruf yang cocok, perlu memahami beberapa hal berikut, jenis huruf yang berbeda mempunyai ukuran yang berbeda walaupun menggunakan satuan ukuran yang sama (point). Walaupun sudah disamakan ketinggian hurufnya dari baseline sampai capeline secara manual, namun secara optis tetap tidak sama tinggi. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: x-height yang berbeda, beda tebal tipis (stem stroke dan hairline stroke), pengaruh optis dari serif (kait pada huruf), dan lain-lain. Dalam penggunaan tipografi ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Readibility (keterbacaan) Merupakan tingkat atau level dimana sebuah penulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaan kata-kata dan kalimat.
2. Clearity (kejelasan) Adalah hal yang paling penting dalam memilih suatu jenis huruf. Menurut David Ogilvy, tipografi yang baik ”menolong” orang untuk membaca, sedangkan tipografi yang buruk ”mencegah”
orang untuk membaca.
6 Rustan, Surianto. 2009 . “Layout, Dasar & Penerapannya”. PT. Gramedia Pustaka Utam; Jakarta.
commit to user
3. Visibility (dapat dilihat) Pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna hampir sama dengan latar belakang akan mempersulit pembaca.
4. Legibility Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block, dan spasi antar
huruf yang digunakan. 7
Menurut Scheder (1985), unsur-unsur pada tipografi, meliputi :
a. Huruf-huruf Masing-masing huruf merupkan bagian individual dalam alphabet. Bentuk dasar huruf tidak dapat diubah. Sedangkan variasi bentuknya sangat banyak jumlahnya. Jenis huruf baru selalu dirancang sebagai hasil teknik produksi yang lebih progresif atau sebagai adaptasi daripada mode dan gaya. Huruf-huruf secara tersendiri berbeda dalam bentuk, ukuran, berat, kelebaran, dan miringnya.
b. Bentuk Huruf cetak jenis huruf dengan kait atau serif, misalnya Garamond atau Bodoni dan yang tanpa kait atau sans-serif antara lain Univers dan Futura. Ada cukup pilihan dari berbagai jenis tersedia dalam kedua grup ini. Alfabet sans-serif berikut ini adalah yang terbanyak dipakai dewasa ini : Univers, Monotype, Futura, Gill, Folio dan Helvetica. Perkembangan yang terakhir adalah OCR (Optical Character Recognition). Alfabet OCR adalah suatu seri tanda-tanda yang di satu pihak secara teliti dan mudah dapat dibaca oleh alat pembaca elektronis dan di lain pihak juga dapat dibaca oleh manusia. Huruf-huruf ini sangat mirip dalam bentuknya dengan huruf-huruf sans-serif yang terkenal itu. Alfabet sans-serif dapat diperoleh untuk keperluaan set tangan, set mesin, set foto grafis dan set cahaya. Tetapi hendaklah ingat, bahwa sekalipun dalam satu jenis huruf yang sama bentuk teknik yang dipergunakan berbeda misalnya, Univers 10 punt roman pada set timah berbeda dengan Univers 10 punt roman pada set fotografis.
c. Ukuran Pada set timah, foto atau cahaya, ukuran diatur menurut punt atau mm ataupun inchi. Ukuran punt yang paling umum adalah diantara 6-72 punt. Pada set fotografis untuk jumlah kecil atau untuk judul-judul, ukuran dapat diatur dalam proses yang sama, huruf-huruf secara individual dibuat lebih besar atau lebih kecil secara proporsional.
7 Scheder, Georg. 1985. “Perihal Cetak Mencetak”. Penerbit Kanisius; Yogyakarta. -Cet. Ke 6, Ed.
commit to user
ukuran, misalnya huruf-huruf kecil lebih lebar (berspasi lebih besar) daripada huruf yang besar. Pembesaran atau pengecilan secara fotografis daripada set timah karenanya harus dihindarkan.
d. Berat dan Lebar Huruf Disamping ukuran besar, huruf-huruf juga berbeda dalam berat dan lebarnya. Dengan berat huruf dimasukan berbagai ketebalan garis-garis huruf dalam hubungan dengan spasi, sedang tingginya tetap.
Berat huruf dinilai sebagai tipis sekali, tipis, normal, setengah tebal, tebal, dan sangat tebal. Namun, demikian tidak ada keseragaman standarisasi.
Lebar huruf adalah ukuran bagian luar yang vertikal daripada huruf-huruf. Ukuran ini ada dalam proporsi tertentu sepadan dengan berat garis-garis huruf dan spasi bagian dalam tingginya tetap.
e. Kemiringan Huruf Sebagian tambahan pada huruf-huruf yang tegak, yakni huruf-huruf yang tegak lurus (90 o ) pada garis dasarnya juga dapat diperoleh huruf miring. Huruf-huruf miring condong ke satu arah.
f. Kata Kata merupakan kombinasi daripada huruf-huruf tunggal. Huruf-huruf ini ditempatkan bersama sedemikian untuk menjadi kata yang diucapkan dengan cara dituliskan. Ejaan yang benar sebuah kata dikenal seperti halnya dengan bentuk-bentuk huruf. Maka huruf-huruf harus dipelajari tentang kekhasan visualnya masing-masing dan diatur dengan jarak yang benar satu dari yang lain. Dengan huruf-huruf timah yang biasanya diperdagangkan dan sebagian pada photocomposing, jarak antara huruf-huruf sudah diatur sehingga dengan begitu setiap kombinasi yang mungkin antara huruf yang satu dengan yang berikut dapat teratur secara otomatis. Koreksi dengan tangan biasanya tidak diperlukan.
Pada huruf-huruf yang besar (diatas 12 punt) dan huruf-huruf judul, ketidakseragaman yang disebabkan oleh teknik terlihat jelas. Spasi yang terlalu besar atau terlalu kecil memerlukan koreksi.
Huruf-huruf tuang hanya dapat didekatkan satu dengan yang lain sejauh besar badan huruf (body size) memungkinkan. Jarak yang terlalu kecil dapat diperbesar dengan diberi spasi yang tipis. Pada photocomposing untuk kepala-kepala karangan, huruf-huruf dapat disusun saling mendekati atau saling menjauhi satu dengan yang lain menurut kehendak kita.
g. Baris Baris terdiri dari kata-kata yang diatur satu dibelakang yang lain. Di antara kata-kata ada jarak antar kata. Pada set timah seperti juga pada set foto dan set film, jarak-jarak antar kata yang minimum sampai ke maksimum dapat diperoleh. Sebuah baris
commit to user
dengan jelas dikenali dan yang satu tidak terbaur dengan yang lain. Juga sama pentingnya bahwa kata-kata itu tidak saling terpisahkan secara seenaknya sehingga spasi-spasi yang ada mengganggu kelancaran membaca. Spasi yang normal antara kata-kata adalah sebuah ukuran yang tetap dan secara terartur diulangi. Sebagai jarak dasar untuk ukuran huruf 6-12 punt spasi 1/3 em-quad harus dipakai.
Untuk huruf-huruf yang besar (huruf judul) ketidakteraturan jarak antar kata akan nampak. Ini harus dikoreksi secara optis sesuai dengan bentuk dari huruf-huruf pertama dan terakhir daripada kata yang berikutnya.
h. Kolom Sebuah kolom terdiri dari sejumlah baris dengan lebar tertentu. Dari praktek ternyata bahwa kolom pada kebanyakan majalah atau brosur adalah 5-7 kata dengan sekitar 6-10 huruf per kata. Pada koran jumlah kata per baris dalam satu kolom lebih sedikit lagi, sedangkan pada buku-buku lebih banyak.
Jumlah yang dapat terbaca dengan mudah menurut pengalaman dalam sebuah baris adalah 40-60 huruf. Baris yang lebih panjang sulit dibaca. Sebagai tambahan ketentuan tentang lebar kolom, jarak antara baris dari garis dasar ke garis dasar harus juga ditentukan tanpa interlini atau dengan iterlini. Jarak antar baris biasanya diukur dalam punt, misalnya untuk huruf dengan ukuran 9 punt diberi interlini 1 punt ditulis 9 / 10 punt.
i. Garis-garis Garis-garis adalah unsur cetak yang paling dan karena kekuatan rupanya maka garis-garis ini harus dipakai dengan hati- hati. Garis-garis dapat membagi sebuah teks, mengelompokkan dan juga dapat menghubungkan kelompok-kelompok teks. Juga dapat dipakai sebagian bingkai dan sebagai hiasan.
Garis-garis yang dipakai harus dapat serasi dengan jenis huruf yang digunakan untuk huruf-huruf Roman dan yang kuno baik dipakai garis-garis yang halus untuk huruf Grotesque dipakai garis-garis setengah tebal.
j. Ornamen Ornamen hanya kadang-kadang dipakai dalam tipografi modern. Mungkin saja menggunakannya untuk bahan cetakan pribadi dan pekerjaan-pekerjaan dekoratif seperti ijazah. Ornamen yang dipakai juga harus dicampur baik-baik dengan unsur-unsur cetak yang lain.
k. Bidang Cetak Bidang-bidang dapat dicetak sebagai bidang berwarna (sebagai dasar). Bisa juga diberi raster atau mengandung unsur- unsur yang negatif. Bidang yang dicetak mencerahkan setiap layout dan merupakan sarana yang termurah apabila menggunakan warna
commit to user
tidak terlalu berat dalam warna dan harus sepadan dengan unsur- unsur lain dalam cetakan. Bila memakai garis negatif, huruf Grotesque adalah lebih baik sedangkan jenis huruf kuno dan Roman dalam ukuran lebih kecil sukar untuk dicetak negatif.
l. Mencampur Berbagai Jenis Huruf Setiap penyusun harus tahu karakteristik dari jenis-jenis huruf. Hanya kalau masing-masing jenis huruf dikenali (kekhasannya), mereka dapat dipakai dan dicampurkan baik-baik. Pedoman pokok dalam mencampurkan jenis-jenis huruf adalah jangan mencampur lebih daripada dua jenis huruf yang berlainan. Layout yang terbiasa adalah apabila hanya satu jenis huruf atau satu family huruf dipakai.
Jenis huruf gaya lama (Garamond, Baskerville) tak pernah dicampurkan dengan jenis huruf Roman (Bodoni). Kedua huruf gaya lama ini bentuknya seperti tulisan dan menggunakan serif yang miring (slanting serifs), sedangkan huruf Roman nampaknnya seperti dikerutkan dan menggunakan serif horizontal.
Jenis huruf Egyptian dapat dipakai sebagai kepala karangan bagi jenis huruf Roman, karena serif-nya juga horizontal. Pencampuran kedua jenis huruf dalam teks harus dihindarkan sebab tinggi kedua jenis huruf itu berbeda pada besar badan huruf yang sama.
Jenis huruf Grotesque sans serif (Univers, Futura) tidak dapat dicampurkan dengan jenis huruf Roman. Grotesque hanya dapat dipakai sebagai kepala karangan, sementara jenis huruf Roman dipakai sebagai teks dengan ukuran huruf yang lebih kecil. Jenis huruf tulisan Inggris (English Script) dapat dicampur dengan baik dengan jenis huruf Roman karena keduanya terdiri dari garis- garis halus dan tebal. Namun, akan Nampak tidak bagus kalau
dicampurkan dengan jenis huruf Grotesque (sans-serif). Pencampuran hanya mungkin kalau huruf Grotesque dipakai dalam ukuran normal dan kecil.
Jenis huruf yang lain harus dicampur sesuai dengan bentuk dan tingginya. Jenis huruf dengan perubahan ketebalan garis- garisnya dapat bercampur baik dengan jenis huruf lama. Sedang jenis huruf dengan garis-garis yang seimbang dapat bercampur lebih baik dengan huruf Grotesque.
Berbagai jenis huruf juga harus sesuai dengan unsur-unsur cetakan lainnya seperti simbol-simbol, gambar-gambar, dan garis- garis.
d. Warna dalam Buku Pewarnaan suatu unsur buku harus direncanakan dengan matang karena semakin banyak unsur berwarna, semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, alternatif yang dipilih jika ingin membedakan teks dengan unsur lainnya dapat menggunakan sistim
commit to user
(grayscale). Oleh karena itu, jika suatu unsur buku ingin diberi warna, dapat menggunakan sistem dua warna atau gradasi raster. Khusus untuk foto, hendaknya dipilih foto hitam putih sehingga jika dicetak tanpa warna hasilnya tampak tajam.
Sistem pewarnaan yang lazim digunakan penerbit dan percetakan adalah sistem pewarnaan yang didasarkan atas empat warna dasar, yaitu biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow), dan hitam (black) atau dikenal dengan CMYK. Sitem pewarnaan CMYK lebih banyak digunakan untuk foto dan gambar, sampul dan jaket buku, atau unsur-unsur lain yang akan diberi penekanan khusus (aksentuasi). Sebelum dicetak pada lembar kertas, unsur warna dipisahkan dalam lembaran film negatif menurut unsurnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara separasi warna.
Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu : terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlihatan audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :
1. Warna terang (disukai muda-mudi, membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata).
2. Warna keras / hangat (termasuk di dalamnya adalah warna merah, oranye, kuning, warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih).
3. Warna lembut / dingin (termasuk didalamnya adalah warna hijau dan biru, warna ini kurang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produk-produk tertentu).
4. Warna muda / pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda-mudi).
5. Warna medium (sifatnya umum dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi).
6. Warna tua, memiliki nilai pantul paling rendah, dan harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan buku harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat.
7. Alami / natural, biasanya warna yang dipakai adalah coklat tua yang merupakan contoh terbaik untuk menampilkan kesan alami. Dalam desain, warna dapat menunjukkan gaya / style sebuah desain:
1. Warna etnik : Warna yang berciri gaya etnik / tradisional, contohnya dominan warna hijau tua, coklat, dsb.
2. Warna pop art :
commit to user
seperti perpaduan warna merah, kuning, orang, dsb.
3. Warna op-art (psikodelik) : Warna yang menggunakan warna-warna yang memberikan efek khusus terhadap mata yang melihatnya ( seperti kesan luas / sempit, tinggi-rendah, dsb.). Contoh komposisi warna tersebut adalah : warna merah-biru, merah-hijau, dll.
4. Warna posmo (postmodern) : Warna yang menggunakan warna-warna soft (lembut) yang mencirikan gaya postmodern. Contoh : perpaduan warna pastel. 8
2.3 Teori Buku, Sejarah Perkembangan Tentang Buku, dan Jenis-jenis
Buku
2.3.1 Teori Buku
Pengertian buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) buku mempunyai pengertian yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Kamus Oxford, buku berpengertian sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan.
Buku dapat dikatakan sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mengedarkan gagasan. Lewat buku seseorang dapat mendalami maksud seorang penulis secara hampir tuntas. Lewat buku pula seorang penulis dapat menunjukan dirinya secara hampir
8 Scheder, Georg. 1985. “Perihal Cetak Mencetak”. Penerbit Kanisius; Yogyakarta. -Cet. Ke 6, Ed.
commit to user
temuan-temuan baru dibidang apa saja dapat terus diperbaiki dan diperbarui secara signifikan.
(M. Purwanto, 1992). Saat ini banyak terdapat buku yang ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar untuk menarik perhatian dan kesukaan membaca pada setiap orang terutama anak-anak, karena setiap orang pada umumnya lebih tertarik pada bahasa
penyampaian secara visual daripada bahasa verbal. 9
Adapun struktur dari buku :
1. Bagian awal Halaman separa judul (Half title page)
Halaman judul (Title page) Halaman hak cipta (Inprint / Copyright page) Prakata (Preface) Senarai kandungan (Content)
2. Bagian teks Tajuk bab
Pecahan tajuk/Subtajuk Teks Ilustrasi
3. Bagian akhiran Lampiran
Bibliografi Glosari
9 Purwanto, Ngalim M. 1992. Definisi Buku. Jurnal Psikolgi Pendidikan 26-27.
commit to user
4. Kulit belakang Intipati kandungan buku
Biodata penulis Fotograf penulis
2.3.2 Sejarah Perkembangan Tentang Buku
( Pandri, 2011). Pada zaman kuno tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut
sebagai buku kuno. Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang
tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan- tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil.
Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno.
Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di London yang mencapai 40,5 meter. Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex .
commit to user
menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid.
Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden. Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al- Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan.
Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan itu b ernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina. Penemuan Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia.
Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf- huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin cetak. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas. Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah yang banyak. Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.
Buku di Era Modern, di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin canggih. Mesin-mesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula dengan penemuan mesin komputer sehingga memudahkan untuk setting (menyusun huruf) dan layout (tata letak halaman). Diikuti pula penemuan mesin penjilidan, mesin pemotong kertas, scanner (alat pengkopi gambar, ilustrasi, atau teks
commit to user