BAB III PONTA SEBAGAI PERSEMBAHAN 3.1. Orang Kristen Protestan pelaku Ponta - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

BAB III PONTA SEBAGAI PERSEMBAHAN

3.1. Orang Kristen Protestan pelaku Ponta

  Masyarakat suku Dayak Paser yang tinggal di desa Long Gelang dahulu kala

  1

  berkepercayaan kaharingan. Tahun 1980-an ada seorang Dayak Paser di desa ini mulai mengenal Tuhan Yesus dari pelayanan GPIB di Tana Paser

  • – Nyokut Rendeng mengajukan permintaan di baptis pada GPIB melalui para penginjil yang masuk ke Tana Paser. Permintaan itu diterima dan dilayankan baptisan kudus kepadanya juga Isterinya yang bernama Nyangki

  2

  beserta kedua putra mereka di GPIB Maranatha Balikpapan Setelah – Kalimantan Timur. dibaptis, Nyokut Rendeng beserta keluarga kembali ke Long Gelang. Dan meneruskan berita injil kepada semua keluarga besarnya

  • – perlu diketahui bahwa hampir seluruh masyarakat desa Long Gelang adalah satu keluarga – bahkan seluruh masyarakat desa long gelang di Injilinya.

  Mengingat karena ia juga seorang kepala desa Long Gelang saat itu. Melalui ajakan dan pemberitaannya, banyak orang mau meninggalkan kepercayaan kaharingan untuk dibaptis.

  Bertepatan juga dengan keluarnya Peraturan Pemerintah saat itu bahwa semua warga Negara Indonesia harus beragama. Dan agama yang diakui di Indonesia saat itu adalah agama Kristen Protestan, Islam, Kristen Khatolik, Hindu dan Budha. Seluruh masyarakat desa menentukan pilihan untuk beragama Kristen Protestan dan sangat sedikit yang kemudian memilih beragama Islam. Itu pun yang memilih agama Islam dikarenakan pengaruh dari pihak luar desa Long Gelang. Dengan demikian, terjadi perubahan identitas iman di Long Gelang, sebelumnya 1 Lihat Sarwoto Kertodipoero, Kaharingan (Bandung: Penerbit Sumur Bandung, 1963), 50 2 – 60.

  Pendeta Yohanes Rendeng, Pemerintah Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 15 April 2017, Pukul 14:20 Wita. mayoritas agama yang dianut Kaharingan, maka setelah penginjilan Nyokut Rendeng dan

  3 keluarnya Peraturan Pemerintah, maka desa itu kini mayoritas beragama Kristen Protestan.

  Kekristenan telah membentuk masyarakat Long Gelang dengan cara hidup sebagai satu ikatan keluarga. Dan ini nampak melalui gotong royong. Dalam bahasa Dayak Paser disebut

4 Royongan. Baik ketika berladang, kegiatan keluarga, kegiatan gereja, dan upacara adat.

  Bahkan, Kekristenan telah memberi nilai dan makna baru pada banyak kisah budaya, salah

  5

satunya Ponta. Secara khusus saya akan kisahkan latar belakang Ponta. Bahwa dalam kisahnya

  6

  dituturkan, dahulu kala ada seorang bernama Nalau. Ketika ia sedang berburu, dia menyaksikan para binatang yang sedang berkumpul hendak makan. Hanya saja, dan ini yang menarik, menurut ceritanya, Nalau terkagum

  • – kagum sebab binatang – binatang ini memulai makannya setelah pemimpinnya hadir. Dan semua binatang seakan mempersembahkan sekaligus memberikan

  7

  makanan tersebut yang pertama pada sang pemimpin. Inilah yang kemudian menjadi renungan Nalau, hingga akhirnya ia mempraktekannya juga bersama seluruh masyarakat desa untuk

  8

  melakukan, sebagaimana yang dilakukan para binatang itu. Cerita tersebut turun-temurun

  9 diwariskan dan kemudian dikenal dengan istilah Ponta hingga kini.

  3 Tahap, Masyarakat dan Majelis Jemaat Gereja di Desa Long Gelang , Wawancara, Long Gelang, 10 April 2017, Pukul 10:20 Wita. 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Upacara Adat Perkawinan Daerah Kalimantan Timur (Jakarta: 1985),18 5 – 28. 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan - Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi, 22.

  Dr. Christopher Wright, Hidup sebagai Umat Allah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993),74. Kebutuhan

makanan mendorong orang untuk keluar dari kenyamanannya. Itu sebabnya Nalau harus pergi dari desa ke hutan

untuk berburu dan memenuhi kebutuhan hidup. Karena desanya mengalami kelaparan. Lalu dihutan, ia mendapat

pengetahuan baru yang menolongnya bersama seluruh masyarakat desa kembali hidup makmur. Hal yang sama

dialami bangsa Israel dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Dan berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup saat kelaparan dipadang gurun. Lalu Allah membebaskan mereka dari kelaparan itu. Umat

dibebaskan dari kerja paksa karena kebutuhan makanan. 7 Disarikan dari Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I (Jakarta: Penerbit UI,1987), 66 8 – 68. 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Proyek inventarisasi dan Dokumentasi, 22.

  Kendon, Ketua Adat Desa Long Gelang, Wawancara, Long Gelang, 9 Juni 2017, Pukul 06:43 Wita.

  10 Bagi masyarakat desa Long Gelang, melakukan Budaya Ponta sebelum panen itu wajib.

  Dan hal ini berkaitan dengan keyakinan. Karena dengan cara demikianlah, maka, berkat Tuhan

  11

  atas hasil ladangnya pasti melimpah dan hidupnya damai. Itu sebabnya ritual Ponta selalu dilakukan satu bulan sebelum panen. Tepatnya dilakukan pada setiap bulan Mei. Kegiatan ini

  12

  dilaksanakan selama 1 – 2 hari berturut-turut.

  13 3. 2. Berikut ini merupakan 7 (tujuh) proses liturgi Ponta: 3.2.1. Doa untuk Penentuan waktu.

  Setiap keluarga yang akan melaksanakan Ponta, sebelum menentukan waktu, melaksanakn doa bersama. Agar semua berjalan dengan baik dan waktu yang ditentukan memang memperoleh restu Allah. Penentuan waktu ini disesuaikan dengan kondisi dan tingkat kesiapan padi ketan yang akan diambil. Agar memperoleh hasil yang maksimal.

  14 Biasanya harus dilaksanakan pada bulan Mei. Karena dipercaya bulan ini yang tepat

  untuk memulai Ponta, selain karena padi ketan telah siap pula karena dilakukan sejak jaman leluhur. Lebih penting lagi bagi umat Kristen Protestan, karena dilakukan setelah Paskah. Artinya, dilaksanakan setelah kebangkitan Kristus. Dan ini memiliki makna kehidupan. Sehingga mereka konsentrasi melaksanakan Ponta. Selain makna kebangkitran Yesus juga sebagai semangat baru untuk bekerja dan menjalani hidup

  10 Mauss, Marcel, The gift (The form and Reason for exchange in Archaic Society) (London: Presses

Universitaires de France, 1990), 18 – 48. Bahkan menurut Mauss, jika manusia tidak melakukan kewajiban

persembahan, dapat mengakibatkan musibah karena kemarahan dewa. 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 12 – Proyek inventarisasi dan Dokumentasi, 25.

  Kendon, Ketua Adat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 9 Juni 2017, Pukul 06:51 Wita. 13 Kendon, Ketua Adat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 9 Juni 2017, Pukul 06:58 Wita. 14 Melatiah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:10 Wita.

  15

  sebagai orang Kristen. Pernah dilakukan sebelum bulan Mei tetapi bulir padi belum berisi, sedangkan lewat dari bulan Mei maka dikatakan kadaluarsa. Kalau terjadi demikian maka itu pertanda:

  , akan gagal panen;

  Pertama Kedua , Hasil panen jauh dari harapan; Ketiga, tidak akan tercukupi kebutuhan makanan untuk setahun kedepan.

  Dan itu terbukti! Hal ini semakin diperkuat lagi dari sisi teologis, dipahami sebagai kesalahan mengelola berkat sehingga Tuhan tidak berkati. Berdasarkan pemahaman teologis ini sehingga turun

  • – temurun, umat Kristen Protestan tidak merubah atau bergeser dari waktu yang ditentukan. Sebab ketakutan akan kegagalan diatas, karena

  16

  tidak diberkati Tuhan. Sedangkan dari sisi sosial, orang yang mengalami ketiga tanda

  

17

  diatas merasa malu dengan masyarakat karena tidak peka membaca waktu. Rasa malu sebab kepandaian membaca waktu adalah warisan kemampuan yang turun temurun dan tidak pernah berubah. Sehingga harusnya tidak terjadi kesalahan perhitungan waktu.

  Setelah menentukan waktu maka keluarga berkeliling untuk mengundang masyarakat. Perlu untuk diketahui bahwa penentuan waktu ini melibatkan Orang tua dan anak

  • – anak. Artinya, Orang tua tidak boleh egois dalam mengambil keputusan namun juga mendengar pendapat anak
  • 15 – anak. Dan hal itu dibutuhkan kerja sama, kesabaran,

      Kendon, Tokoh adat masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 06:20 Wita. 16 Pendeta Yohanes Rendeng, Pemerintah Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 16:20 Wita. 17 Brian Moris, Antropologi Agama

    • –Kritik Teori – Teori Agama Kontemporer (Yogyakarta: AK Group, 2003), 296 -300.
    rendah hati satu dengan yang lain. Sehingga tercipta keharmonisan keluarga sebelum mengundang orang lain. Dalam hal ini nilai sosialnya sangat tinggi.

      Berdasarkan musyawarah dan doa keluarga maka waktu telah ditentukan dan dilaksanakan undangan kepada masyarakat Desa Long gelang. Tugas mengundang ini khusus dilakukan oleh orangtua. Sebab sesuai tradisi masyarakat Dayak Paser, Desa Long gelang, kedatangan orang tua untuk mengundang sebagai bentuk penghargaan kepada para undangan dan bagian dari menjaga etika hubungan sosial masyarakat. Serta tanda kalau hal ini merupakan kegiatan serius. Sehingga para undangan yang hadir

      18 berasal dari semua kalangan usia, mulai hari pertama hingga selesai dihari kedua.

      Sebagai bentuk penghargaan terhadap pengundang.

      19 Adapun sikap keluarga yang harus dijaga saat pelaksanaan liturgi Ponta: 1.

      Menyediakan kebutuhan makan dan minum bagi seluruh undangan yang hadir.

      2. Pelayanan yang ditunjukan dengan sikap keramah-tamahan.

      3. Keluarga selalu menjaga agar komunikasi yang terbangun, tidak menyinggung atau menyakiti orang lain.

      4. Menyambut dan menyediakan tempat, alat kerja bagi semua orang yang hadir.

      Pula menghitung serta mencatat kehadiran pada buku catatan keluarga. Pencatatan ini bermanfaat untuk pembagian ponta pada akhirnya dari semua proses. Serta tidak seorang pun yang hadir terluput dari ingatan keluarga. Jika 18 ada yang terlewatkan dari pembagian Ponta, maka resikonya adalah keluarga

      Nenek Meli, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:10 Wita. 19 harus memohon maaf serta menyediakan dan menyerahkan Ponta dari bekal keluarga. Agar semua orang yang hadir, merasakan pelayanan yang adil dari keluarga. 3. 2. 2. Berdoa dan Memilih padi ketan muda

      Memilih dan memotong padi ketan muda yang masih mentah (Pare pulut) dari ladang. Pemotongan menggunakan renggap (Alat pemotong khusus untuk padi, sejenis pisau). Dan padi ketan yang diambil tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Karena terlalu muda kurang berisi dan terlalu tua maka tidak berhasil menjadi Ponta sebab sudah mengeras. Proses ini perlu ketelitian dan keahlian dalam memilihnya dan ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan yang berpengalaman. Tahap ini dilakukan pada hari

      20

      pertama. Sebelum pemotongan dimulai maka diawali dengan berdoa agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan padi. Ada nilai teologis yang tinggi dari proses ini. Keyakinan bahwa Tuhan turut bekerja dalam pemilihan padi dan memberkatinya.

      Setiap hasil pemotongan dimasukkan kedalam lanjung (kantong yang terbuat dari rotan atau bambu). Kemudian dikumpulkan menjadi satu pada karung yang telah dipersiapkan. Agar tidak tercecer atau terbuang, lalu dibawa ke tempat yang sudah dipersiapkan untuk melepaskan bulir padi dari tangkainya. Semua perempuan yang melaksanakan liturgi kedua ini, harus tenang, teliti, tekun dan sabar. Agar padi muda yang diyakini sebagai berkat Tuhan ini, tidak terbuang tetapi terolah dengan baik. Jika tidak bersikap demikian di atas maka akibatnya adalah beroleh hasil pemotongan yang 20 sedikit, bahkan jauh dari target.

      Ibu Janiah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Mei 2017, Pukul 13:10 Wita.

      3.2.3. Berdoa dan Melepaskan bulir padi dari tangkainya (Ngerik: Dayak Paser).

      Diawali dengan berdoa agar setiap tangkai padi menghasilkan bulir yang banyak

      21

      dan berkualitas. Berdoa dengan sungguh

    • – sungguh maka tercapai demikian. Itu sebab pelaksana liturgi ketiga ini sangat tekun dan berhati
    • – hati agar menghasilkan karya yang diyakini, diberkati Tuhan melimpah. Dan tahap ini dilakukan saat semua kebutuhan

      ngerik telah siap. Dikatakan siap jika hasil potongan padi itu terkumpul pada satu wadah

      karung dan lokasi yang sudah dipersiapkan. Pula orang

    • – orang dewasa yang telah siap untuk bekerja. Mengapa demikian? Penjelasannya bahwa, ngerik akan dimulai jika alat, bahan baku serta tenaga telah siap. Agar tidak memakan waktu panjang untuk penyelesaiannya. Sebab akan mengakibatkan padi mengering dan tidak segar. Dan hal itu

      22

      berpengaruh pada rasa. Oleh karena itu, jumlah tenaga juga harus seimbang dengan jumlah alat. Alat yang dipakai adalah sebuah bilah bambu yang agak tipis dan terbelah dua. Belahannya tidak penuh agar dapat menjepit bulir padi untuk dilepaskan dari tangkainya.

      Apabila pelepasan bulir selesai, dilanjutkan dengan tampi (Pembersihan padi dari tangkai yang masih tersisa hingga bersih). Tampi menggunakan lewong (Wadah yang dipakai untuk membuang sisa

    • – sisa tangkai padi). Lewong terbuat dari rotan atau bambu,

      23

      sehingga kuat dan tahan lama). Setelah dibersihkan, maka padi yang telah bersih dimasukkan pada lanjung dan siap untuk dimasak dengan cara sangrai.

      21 Pdt. Yohanes Rendeng, Tokoh Masyarakat dan pelayan gereja di Desa Long Gelang yang beragama Kristen, wawancara, Long Gelang, 9 Juni 2017, Pukul 11.00 Wita. 22 Ibu Janiah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Mei 2017, Pukul 13:15 Wita. 23 Ipung, Pemuda Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 10.00 Wita.

      3.2.4. Berdoa dan Sangrai.

      Keluarga menyiapkan padi yang akan di sangrai kemudian didoakan agar melalui

      

    sangrai bersama menghasilkan Ponta yang melimpah. Setelah keluarga berdoa maka

    sangrai dimulai oleh semua masyarakat yang hadir. Perlu untuk diketahui bahwa sangrai

      adalah saat yang dinanti - nantikan oleh orang banyak. Sebab waktu semakin sore maka jumlah orang yang hadir semakin bertambah dan ramai. Bahkan kadangkala dihadiri oleh tamu dari luar desa. Seperti para pekerja di perusahaan

    • – perusahaan terdekat. Mereka tertarik dan ingin tahu serta melihat dari dekat Ponta yang dilakukan hanya dalam satu tahun sekali ini.

      Semua orang berkonsentrasi pada Ponta. Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, ladang dan memberi makan hewan peliharaannya. Semua orang yang hadir, langsung mengambil dadeh (Kayu panjang sekitar 2 meter, untuk melakukan sangrai) dan menempati tempat duduk yang telah disiapkan. Tempat duduknya berbentuk bulat yaitu mengelilingi tungku masak yang terbuat dari drum bekas (Dulu tungku terbuat dari tanah liat). Kemudian menunggu sogon (Wajan berukuran besar) dipanaskan dengan api oleh orang yang telah ditugaskan, barulah dimulai sangrai. Suhu panas api harus dipersiapkan dengan baik agar tidak terlalu panas, juga tidak hangat. Sebab berpengaruh pada tingkat kematangan dari Ponta. Pula pemilihan kayu untuk api pun tidak sembarangan kayu. Hanya boleh menggunakan kayu sungkai dan kayu laban. Karena kedua jenis kayu tersebut menghasilkan bara api yang berkualitas baik dan tahan lama. Dengan kualitas bara api yang baik, maka dimulailah sangrai. Ini adalah cara memasak yang beda dengan biasanya. Yakni padi ketan muda yang berkulit dan kering, dimasukkan kedalam sogon tanpa campuran air, minyak atau apapun. Lalu dicampur bersama menggunakan dadeh

      24

    • – 10 orang, baik anak –

      selama 30 Biasanya setiap tungku diduduki oleh 6 – 50 menit.

      25

      anak maupun orang dewasa, pula oleh laki – laki dan perempuan.

      Atmosfir yang terasa disetiap tungku dan lokasi Ponta adalah suasana kekeluargaan, keharmonisan walaupun kadangkala ada ketersinggungan, kerukunan, perhatian, sukacita, percakapan tentang kehidupan beragama bahkan berbagi ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, didalam Ponta juga orang mencurahkan hati tentang pergumulan rumah tangga. Misalnya, pergumulan kesehatan keluarga, masalah hubungan suami

    • – isteri, yang kadangkala dibahas dengan vulgar, bukan berniat negatif tetapi pengaruh hubungan keluarga. Mengingat semua warga masyarakat Long Gelang sebagian besar adalah satu keluarga atau satu garis keturunan. Ada pula pembahasan tentang pergumulan ekonomi keluarga, pekerjaan di ladang atau kebun sawit, hewan peliharaan, pendidikan anak
    • – anak, pergaulan muda – mudi hingga persoalan global lainnya. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Dayak Paser. Bahkan kaum muda dan
    • – anak sudah minim menggunakan bahasa Dayak Paser. Sehingga dari sisi kelemahan, kekayaan bahasa Dayak Paser hampir punah. Namun disisi positif yaitu masyarakat jadi lebih terbuka dengan orang yang datang dari luar suku Dayak Paser. Dan pendatang dari luar suku Dayak Paser lebih mudah masuk dan tidak merasa asing dengan sekitar. Dengan kemudahan bergabung maka orang dari luar masyarakat Dayak Paser dapat terlibat dalam liturgi Ponta, dimulai dengan bagian yang mudah yaitu Sangrai.

      Sangrai dilakukan hingga waktu subuh bahkan kadangkala sampai siang harinya. 24 Panjangnya waktu ditentukan oleh banyaknya hasil panen Ponta serta banyaknya Ibu Imah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan juga sebagai Pelayan digereja, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 10:00 Wita. 25 Ipung, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 10.00 Wita.

      26

      keluarga yang bergabung. Seringkali Ponta disatu tempat namun diadakan oleh 3

    • – 5

      27 keluarga. Bertujuan untuk menghemat waktu dan biaya konsumsi Ponta.

      3.2.5. Berdoa dan Pendinginan.

      Setelah Ponta dinyatakan matang dengan menggunakan tes tradisional, maka didinginkan. Dengan cara mengurai Ponta yang panas itu diatas apai (Tikar atau alas tanah yang terbuat dari rotan atau bambu). Sambil menanti dinginnya padi, maka keluarga berdoa agar padi ini sampai pada tahap pendinginan yang maksimal dan tidak hancur saat ditumbuk atau digiling. Masa pendinginan sekitar 1 jam, lalu dimasukkan pada lanjung dan karung bersih yang telah disediakan. Kemudian siap untuk digiling atau ditumbuk.

    3.2.6. Berdoa dan Padi ditumbuk atau digiling.

      Semua peralatan yang akan digunakan untuk menumbuk atau menggiling, didoakan lebih dulu agar tidak terjadi kerusakan saat penggilingan atau proses menumbuk berlangsung. Pada zaman dahulu, Ponta ditumbuk, namun kini digiling. Jika ditumbuk maka dibutuhkan tenaga yang banyak dan ekstra. Sehingga hubungan komunikasi yang dibangun saat tumbuk padi juga cukup akrab. Keakraban itu nampak karena dibutuhkan kerja sama yang baik dan keharmonisan untuk menghasilkan ponta yang baik. Alat

    • – alat yang digunakan untuk ditumbuk dahulu adalah alat
    • 26<
    • – alat tradisional seperti Lisung

      Royun, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 10:15 Wita. 27 Imah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 10:15 Wita.

      (Bentuknya bulat dan lubang kedalam. Sebagai wadah penumbuk), Alu (Kayu yang berbentuk panjang sekitar 2 meter sebagai penumbuk), dan Siru atau tenutu (Wadah yang dipakai untuk membersikan kulit Ponta). Jumlah orang yang menumbuk disetiap lisung adalah 4

    • – 8 orang dengan termin waktu 5 – 10 menit. Pula membutuhkan energi yang

      28

      ekstra serta berhati – hati agar Ponta tidak terbuang sia – sia.

      Kini sedikit orang yang memilih untuk menumbuk. Sebab membutuhkan tenaga yang ekstra serta waktu yang lama. Sehingga sebagian besar menggunakan mesin penggilingan padi. Pertimbangannya yaitu lebih praktis, hemat waktu, lebih efisien bahkan mudah untuk membersihkan dari kulit padi. Bahkan para pemuda sekarang pun kurang tertarik untuk menumbuk. Sebab ada cara giling yang lebih praktis dan hasilnya lebih banyak dibandingkan dengan menumbuk. Walaupun demikian, tidak mengurangi makna dari Ponta. Hanya saja letak keunggulan dari menumbuk pada rasanya yang lebih

      29

      gurih dan enak. Pula kekompakan dan kerja sama yang terbangun saat menumbuk, mulai terkikis oleh instannya proses melalui penggilingan. Artinya, hubungan sosial yang terjalin dengan kokoh melalui proses menumbuk lemah untuk dipertahankan dan diteruskan bagi generasi masyarakat Dayak Paser kedepan.

      Setelah digiling atau ditumbuk, langsung dibersihkan kulit padinya, maka jadilah Ponta. Lalu siap untuk dinikmati. Perlu juga untuk diketahui bahwa Ponta merupakan makanan

      30 idola masyarakat dayak Paser dimusim panen ladang.

      28 Kendon, Ketua Adat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 9 Juni 2017, Pukul 07:00 Wita. 29 Ipung, Pemuda Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 13:30 Wita. 30 Pendeta Yohanes Rendeng, Pemerintah Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 16:30 Wita.

      3.2.7. Berdoa, Memisahkan bagian yang dipersembahkan dan Pembagian Ponta.

      Setelah melewati proses kerja yang panjang, maka hal utama yang akan dilakukan oleh keluarga adalah mempersembahkan Ponta kepada Tuhan sebagai sumber berkat.

      Caranya, keluarga memisahkan yang terbaik untuk Tuhan dengan jumlah yang disepakati dalam musyawarah keluarga. Lalu keluarga menyerahkan Ponta kepada Tuhan melalui doa syukur keluarga dan diserahkan ke gereja. Setelah doa syukur dan menyerahkan persembahan Ponta pada Tuhan, maka keluarga membagikan Ponta kepada Pendeta baru setelah itu semua undangan boleh menikmati sebagai tanda ungkapan syukur bersama

      31 atas berkat Tuhan bagi keluarga.

      Ada hal yang menarik dari proses pembagian Ponta: Pertama, Bahwa semua yang hadir akan mendapatkan Ponta dengan ukuran yang sama (adil), namun khusus bagi ibu hamil, akan mendapatkan 2 (dua) bagian.

      Dengan pengertian bahwa, penghargaan dan berkat itu dibagikan kepada semua yang hadir termasuk bayi dalam kandungan yang dianggap juga bagian

      32 dari kehidupan, walaupun belum terlahir didunia.

      Kedua , semua orang yang diundang akan mendapatkan bagian yang sama, walaupun

      berhalangan hadir, sebab:

      31 Pdt. Yohanes Rendeng, Pemerintah Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:30 Wita. 32 Reniah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 April 2017, Pukul 12:16 Wita.

      1. Ada pemahaman bahwa semua orang yang diundang, memiliki hak yang

      33

      sama dan ikut bersyukur dan mendoakan keluarga untuk semakin

      34 melimpah berkatnya.

      2. Pemberian Ponta ini bertujuan agar orang yang berhalangan hadir itu

      35 terhindar dari kepohonan (Musibah, Kesusahan).

      36 3.

      Setiap orang yang terlibat dalam Ponta, harus mengikuti hingga selesai.

      Jika terpaksa meninggalkan Ponta karena kepentingan lain, maka harus

      37 nyantap (Merasakan atau memakan sedikit Ponta). Agar terhindar dari

      38 kepohonan. Persoalan kepohonan berkaitan dengan Ponta sebenarnya

      39 adalah cara yang dipakai untuk mengikat seseorang dengan komunitasnya.

      4. Menjaga hubungan baik keluarga dengan setiap orang yang diundang. Ada pemahaman juga bahwa semakin banyak orang yang hadir maka, semakin banyak orang yang mengucap syukur bersama dan menjaga hubungan baik dengan keluarga.

      Dan diyakini bahwa kehadiran orang banyak pertanda hasil panennya nanti melimpah karena

      40

      diberkati oleh Yang Maha Kuasa. Serta masa depan keluarganya sejahtera. Apalagi jika Pendeta hadir, maka dipercaya bahwa kedatangan Pendeta dalam ritual Ponta merupakan suatu 33 Bolang, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 12 Juni 2017, Pukul 12:00 Wita. 34 Yeniati, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 12 Juni 2017, Pukul 12:30 Wita. 35 Jemi, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 09:00 Wita. 36 Said, Pemerintah Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 12 Juni 2017, Pukul 13:30 Wita. 37 Kodim, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 12 Juni 2017, Pukul 12:30 Wita. 38 Nenek Meli, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:16 Wita. 39 Salmin, Kepala Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 09:30 Wita. 40 Dersam, Orang yang dituakan oleh Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:30 Wita. kehormatan dan melengkapi ucapan syukur serta kebersamaan keluarga dan masyarakat Desa

    41 Long Gelang. Mengapa demikian? Karena doa makan bersama memiliki nilai khusus dalam

      ucapan syukur keluarga kepada Tuhan Allah. Dan Pendeta tidak hanya hadir saat Ponta, namun

      42 selalu disertakan dimulai dari persiapan bibit padi hingga penanaman dan masa panen.

      Diyakini juga bahwa hasil akhir dari Ponta menentukan hasil panen tahun ini. Dan fakta membuktikan bahwa hasil akhir dari Ponta sedikit atau kurang, maka hasil panen tahun ini tidak

      43

      akan cukup untuk konsumsi setahun. Namun sebaliknya melimpah, pertanda bahwa hasil panen

      44

      tahun ini akan melimpah dan tercukupi untuk kebutuhan selama setahun kedepan. Dengan

      45

      berdoa maka semua proses ini diimani akan menghalau kuasa Doa juga diyakini – kuasa jahat. menjadi penyadar diri untuk menghindari sikap tidak santun serta tidak baik terhadap sesama. Karena sikap yang tidak santun dan tidak baik terhadap sesama dapat berujung buruk pula pada

      46 hasil panennya.

      Liturgi Ponta juga membawa orang pada kesadaran pentingnya mengandalkan Tuhan Yesus dalam hidup ini. Melaluinya orang disadarkan akan kebergantungannya kepada Tuhan Yesus yang memberi berkat makanan

    • – minuman. Melalui Liturgi Ponta pula, manusia diingatkan tentang pentingnya kehadiran sesama. Itu sebabnya, hubungan baik yang telah terbangun perlu dijaga untuk terciptanya kedamaian dan keharmonisan dengan sesama manusia.
    • 41 Junitan, Pemerintah Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 13:00 Wita. 42 Nenek Meli, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:30 Wita. 43 Lanjam, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 13:30 Wita. 44 Ipung, Pemuda Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Juni 2017, Pukul 10:10 Wita. 45 Markus, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 11 Juni 2017, Pukul 12:10 Wita. 46 Ibu Janiah, Masyarakat Desa Long Gelang yang beragama Kristen Protestan, Wawancara, Long Gelang, 10 Mei 2017, Pukul 12:30 Wita.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tenun Timor Memberdayakan Perempuan Tolfeu sebagai Konseling Imajinasi

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengembangan Aplikasi Pemesanan dan Pengelolaan Data Pelanggan Berdasarkan Strategi Customer Relationship Management (CRM) pada Industri Charlos Garment: Studi Kasus di Charlos Garment

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pola Persebaran Promosi FTI UKSW untuk Menentukan Lokasi Promosi Terbaik

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 35

BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian dan Pendekatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 2 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 2.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 2.1.1. Profile PPA Eklesia Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 10