Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

  

PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

Samuel Kaihatu melihat bahwa memberi persembahan itu adalah tanggung jawab iman.

  Secara terminologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Persembahan hadiah; adalah

  1

  pemberian (kepada orang yang terhormat). Juga Persembahan adalah pemberian kepada Tuhan

  2 yang bersifat wajib serta jumlahnya tidak diatur secara khusus.

  Itu sebabnya Kaihatu mengajak orang untuk mengerti kesaksian

  • – kesaksian penulis Alkitab tentang para bapa leluhur. Bahwa para teladan iman itu menjadi berkenan dihadapan Allah dan diberkati-Nya sebab mereka memberikan apa yang terbaik bagi Tuhan. Sama halnya yang diuraikan oleh Tylor dalam “gift - Theory” pada bagian ketiga bahwa memberi sesuatu yang

  3 sangat berharga atau tertinggi nilainya.

  Perhatikan Ulangan 26:1

  • – 15:

  Ayat 1: “Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan Tuhan , Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana,

Ayat 2: maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kau kumpulkan dari

  UHAN tanahmu yang diberikan kepadamu oleh T , Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih T UHAN , Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.

  1 2 Akses, pada hari Rabu, 22 November 2017. https://kbbi.web.id/sembah. 3 Samuel Hutabarat, Memuliakan Tuhan dengan Harta (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 151.

  Edward Burnett Tylor, “Primitive Culture: Researches in the Development of Mythology, Phylosophy, Religion, Language, Art and Custom dalam Jeffrey Carter understanding Religious Sacrifice (London: Continuum,2003), 13. kepadanya: Aku memberitahukan pada hari ini kepada T UHAN , Allahmu, bahwa aku UHAN telah masuk ke negeri yang dijanjikan T dengan sumpah kepada nenek moyang kita untuk memberikannya kepada kita.

  Ayat 4: Maka imam harus menerima bakul itu dari tanganmu dan meletakkannya di depan

  UHAN mezbah T , Allahmu.

  Ayat 5: Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan T UHAN , Allahmu, demikian: Bapaku

  dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja

dan tinggal di sana sebagai orang asing, tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang

besar, kuat dan banyak jumlahnya.

  Ayat 6: Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan

  pekerjaan yang berat,

  Ayat 7: maka kami berseru kepada T UHAN , Allah nenek moyang kami, lalu T UHAN mendengar

  

suara kami dan melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap

kami.

  UHAN

  Ayat 8: Lalu T membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mujizat-mujizat.

  Ayat 9 : Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

  Ayat 10 : Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan

  UHAN kepadaku, ya T .

  UHAN sujud di hadapan T UHAN , Allahmu, Ayat 11: dan haruslah engkau, orang Lewi dan orang asing yang ada di tengah-tengahmu

bersukaria karena segala yang baik yang diberikan T UHAN , Allahmu, kepadamu dan

kepada seisi rumahmu.”

  Ayat 12:

  “Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan, engkau sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu, maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi kenyang.

  Ayat 13: Dan haruslah engkau berkata di hadapan T UHAN , Allahmu: Telah kupindahkan

  persembahan kudus itu dari rumahku, juga telah kuberikan kepada orang Lewi, dan kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda, tepat seperti perintah yang telah Kauberikan kepadaku. Tidak kulangkahi atau kulupakan sesuatu dari perintah-Mu itu.

Ayat 14: Pada waktu aku berkabung sesuatu tidak kumakan dari persembahan kudus itu, pada

waktu aku najis sesuatu tidak kujauhkan dari padanya, juga sesuatu tidak kupersembahkan dari padanya kepada orang mati, tetapi aku mendengarkan suara T UHAN , Allahku, aku berbuat sesuai dengan segala yang Kau perintahkan kepadaku. Ayat

  15 : Jenguklah dari tempat kediaman-Mu yang kudus, dari dalam sorga, dan berkatilah

  umat-Mu Israel, dan tanah yang telah Kauberikan kepada kami, seperti yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami -- suatu negeri yang berlimpah - limpah susu dan madunya.”

2.1. Istilah Persembahan Dalam Alkitab

  Dalam catatan Alkitab ada dua istilah yang sangat dekat penggunaannya, pertama adalah korban dan kedua yakni persembahan, jika kata korban yang digunakan maka, itu pasti

  4

  menyangkut sesuatu yang disembelih dan kalau kata Persembahan dipakai maka logikanya

  5 adalah baik yang disembelih maupun tidak disembelih.

  Bangsa-bangsa sekitar Israel kuno, misalkan, memahami, bahwa supaya hidup ini nyaman dan aman maka harus berusaha menyenangkan hati dewa-dewa, mereka harus melayani ilah-ilah yang dipercayainya itu agar dihadiahi dengan kenyamanan, keamanan, juga

  6

  7

  8

  kesejahteraan, makanya mereka memberikan kurban demi kepentingan itu. Untuk maksud itu

  9

  maka persembahan dipahami mereka sebagai upaya demi memperoleh imbalan kesuburan kekayaan, selain kenyamanan dan keamanan juga. Dan hal itu harus disertai dengan ada yang “diberikan” kepada kuasa yang “baik” tadi. Dan yang dipersembahkan tadi bukanlah dari mana - mana, akan tetapi dari hasil mereka. Baik dari pertanian, perburuan maupun peternakan, untuk

  10

  menjamin berkat. Namun secara prinsip kemudian dapat dikatakan, bahwa, sekalipun gaya

  4 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 461. 6 Lihat Semuel Kaihatu, Edisi Persepuluhan dan PTB,4.

  

Mauss, Marcel, The gift (The form and Reason for exchange in Archaic Society) (London: Presses

Universitaires de France, 1990), 19 7 – 47.

  F.D. Kidner, Sacrifice in the old testament (London: The Tyndale Press, 1958), 4 8 – 8. 9 J. Blommendaal, Pengantar Pada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1996), 53.

  Merry Rungkat, Raja yang Jahat? Kajian Antropo

  • – Teologis terhadap Pencitraan Diri Raja Manasye dalam II Raja – raja 21 : 6 (Salatiga: Tesis, 2014), 12 – 13.
  • 10 Roland E Murphy, O.Carm, Refleksi Tentang Pentateukh_101 Tanya Jawab Tentang Taurat. (Jakarta: Obor,2004),79.
embang, tetap saja logika bahwa rejeki melibatkan “campur

  11 tangan yang diatas” berlaku disepanjang sejarah peradaban.

2.2. Jenis - Jenis Persembahan.

  Pertama sekali kita perlu ingat bahwa ada dua istilah yang sangat dekat penggunaannya dalam Alkitab. Istilah- istilah itu adalah “Korban” dan “Persembahan”. Sederhananya, perbedaan kedua istilah itu adalah, pakai istilah korban digunakan, maka itu pasti menyangkut sesuatu yang disembelih. Ada darah disana. Sementara kalau istilah persembahan digunakan, maka tidak harus ada yang disembelih. Atau lebih jelas lagi, istilah persembahan digunakan baik untuk yang disembelih maupun yang tidak disembelih. Jadi istilah persembahan lebih luas jangkauannya dari istilah korban. Pembahasan kita akan menggunakan disiplin pemahaman Alkitabiah ini. Artinya kalau digunakan istilah persembahan maka kita akan tahu bahwa itu menyangkut baik hewan maupun bukan hewan

  • –untuk disembelih- sementara kalau menggunakan istilah korban, maka pasti itu mengenai hewan
  • –yang disembelih- karena menyangkut darah. Pada uraian saya diatas sudah dijelaskan kalau a
  • – agama sekitar Israel juga melakukan, baik memberikan korban pun persembahan. Dan antara mereka dengan orang Israel perbedaannya terletak dalam motivasi pemberian korban dan persembahan itu. Menurut Mauss Marcel, dalam masyarakat diluar Israel, korban dan persembahan dilakukan supaya sang dewa melakukan sesuatu, sesuai dengan

  

12

  kehendak yang mempersembahkan korban. Sementara dalam iman Israel, korban dan persembahan diberikan karena Tuhan Allah sudah melakukan sesuatu bagi umat-Nya. Ini bukan sekedar perbedaan istilah, tapi masalah prinsipil yang menyangkut pemahaman spiritual.

  11 12 Disarikan dari Semuel Kaihatu, Edisi Persepuluhan dan PTB, 1.

  Mauss, Marcel, The gift ,19 – 47.

  Umat Israel berkeyakinan, bahwa dimana hati, jiwa, kekayaan, hidup keluarga

  13

  berada dalam pertentangan dengan Allah, maka, harus ada usaha keras, bahkan dengan

  14

  mempersembahkan korban, agar hubungan dengan Allah itu dipulihkan kembali. Ini

  15

  menunjukan bahwa persekutuan antara Allah dengan umat harus selalu dijaga. Itu sebabnya, korban dan persembahan dalam Alkitab itu bisa dibagi atas dua jenis. Jenis yang pertama bisa

  16

  dikategorikan sebagai Ini adalah korban yang diberikan untuk meminta “Korban pendamaian”. pendamaian atas dosa

  • – dosa yang dilakukan. Dengan melakukan perbuatan dosa, manusia lalu menjadi seteru Allah. Dalam posisi itu manusia berhutang nyawa pada Allah. Nyawa itu dilambangkan dengan darah. Maka yang harus terjadi adalah penebusan yang dilambangkan

  17

  dengan darah juga, sebagai cara pendamaian. Korban pendamaian ini biasanya dibagi menjadi dua bentuk. Pertama. Korban penghapus dosa. Kedua. Korban penebus salah. Dalam Imamat 4

  • – 7 kita membaca sejumlah aturan tentang korban penghapus dosa dan korban penebus salah

  18 ini.

  Korban penghapus dosa, dimaksudkan untuk memperbaiki kembali hubungan yang rusak dengan Allah karena dosa. Ini dipersembahkan pada Hari perdamaian besar. Hewan yang dikorbankan tergantung kedudukan orang yang melakukan korban ini. Sedangkan Korban

  19 Ini adalah korban yang Penebus Salah, bisa dikategorikan sebagai “Korban Pemujaan”. 13 14 John Rogerson, Studi Perjanjian Lama Bagi Pemula (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1997), 65 -70. 15 St. Darmawijaya, Jiwa & Semangat Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius,1992), 22. 16 Berbeda dengan yang dima Korban Pendamaian yang dimaksudkan disini berbeda dengan korban perdamaian yang dimaksudkan

oleh Don Richardson. Sesuai hasil penelitiannya bagi suku bangsa Sawi, bahwa ketika ada konflik dari kedua belah

pihak atau antar kedua suku maka harus ada korban anak sebagai korban perdamaian. Don Richardson, Anak

Perdamaian (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993), 8 17 – 40.

  Hal yang sama disampaikan oleh Pdt. Prof. Geritt Singgih melalui materi perkuliahan alih tahun di SAAT Malang pada Tanggal 31 Juli 18 – 12 Agustus 2017.

  Perhatikan Kitab Imamat 4 19 – 7. Tentang korban penghapus dosa dan korban penebus salah.

  Disarikan dari Semuel Kaihatu, Edisi Persepuluhan dan PTB,1. diberikan sebagai bentuk pemujaan kepada Allah. Korban pemujaan pun banyak sekali bentuknya. Karena banyaknya kita akan sebutkan beberapa saja. Pertama. Persembahan dalam arti umum. Persembahan ini adalah pemberian berupa uang atau harta benda lainnya bagi pekerjaan Tuhan. Kita temukan ini misalnya untuk pembuatan kemah suci

  • – baca Kitab Keluaran 35:5 (Ambillah bagi T UHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada T UHAN : emas, perak, tembaga…) – atau juga menolong sesama orang miskin – lihat Kisah Para Rasul 24:17 (Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan). Kedua. Persembahan pagi dan petang atau persembahan tetap
  • – baca Keluaran 29 : 38 (“Inilah yang harus kau olah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari). Persembahan ini berhubungan dengan pengakuan bahwa Tuhan Allah sendirilah yang menuntun umatnya keluar dari penderitaan. Dan tetap bersedia berdiam diantara mereka. Persembahan ini dilakukan dalam berbagai variasi, dengan nama yang berbeda – beda, sesuai dengan tekanan peristiwanya.

  Misalnya persembahan cucuran atau persembahan curahan. Ketiga. Persembahan khusus, yakni sesuatu yang dipisahkan untuk Tuhan. Karena umat menatang, menimang atau mengunjuk persembahan ini, maka persembahan ini disebut juga persembahan tatangan, persembahan

  20

  timangan atau persembahan unjukkan. Kita membaca tentang persembahan

  • – persembahan ini dalam Kitab Keluaran 25 : 1 - 2 (Ayat 1 Berfirmanlah T UHAN kepada Musa: Ayat 2

  “Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu); Kitab Keluaran 29 : 24

  • – 28 (Ayat 24: Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kau persembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan T UHAN . Ayat 25: Kemudian haruslah kau ambil semuanya dari tangan mereka dan kau bakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan
  • 20 Disarikan: Samuel J. Schltz, The Old Testament Speaks (San Francisco: Harper and Raw

      Publishers, 1990), 60 – 70. yang harum di hadapan T UHAN ; itulah suatu korban api-apian bagi T UHAN . Ayat 26: Selanjutnya haruslah kau ambil dada dari domba jantan yang adalah bagi pentahbisan Harun dan kau persembahkan sebagai persembahan unjukan di hadapan T UHAN , dan itulah bagian untukmu. Ayat 27: Demikianlah harus kau kuduskan dada persembahan unjukan dan paha persembahan khusus yang dipersembahkan dari domba jantan yang adalah bagi pentahbisan Harun dan anak-anaknya. Ayat 28: Itulah yang menjadi bagian untuk Harun dan anak-anaknya menurut ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel, sebab inilah suatu persembahan khusus, maka haruslah itu menjadi persembahan khusus dari pihak orang Israel, yang diambil dari korban keselamatan mereka, dan menjadi persembahan khusus mereka bagi T UHAN ); Kitab Bilangan 18 : 8, 19 ( Ayat 8: Lagi berfirmanlah T UHAN kepada Harun: “Sesungguhnya Aku ini telah menyerahkan kepadamu pemeliharaan persembahan-persembahan khusus yang kepada-Ku; semua persembahan kudus orang Israel Kuberikan kepadamu dan kepada anak-anakmu sebagai bagianmu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; Ayat 19: Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada T UHAN , Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki - laki dan perempuan bersama - sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan T UHAN bagimu serta bagi keturunanmu

      ”); Kitab Nehemia 12 : 44 (Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas). Dan banyak lagi bagian Alkitab yang menunjuk pada hal tersebut. Keempat, Persembahan Pentahbisan. Ini khususnya berhubungan dengan pentahbisan Imam

    • – baca Kitab Imamat 8 : 22 – 31

      22. Kemudian disuruhnya membawa domba jantan yang lain, yakni domba persembahan

      pentahbisan, lalu Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu.

      23. Domba jantan itu disembelih, lalu Musa mengambil sedikit dari darahnya dan

      membubuhnya pada cuping telinga kanan Harun, pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanannya.

      24. Musa menyuruh anak-anak Harun mendekat, lalu membubuh sedikit dari darah itu pada

      cuping telinga kanan mereka, pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanan mereka, lalu Musa menyiramkan darah selebihnya pada mezbah sekelilingnya.

      25. Diambilnyalah lemaknya, ekornya yang berlemak, segala lemaknya yang melekat pada isi perut, umbai hatinya, kedua buah pinggang serta lemaknya dan paha kanannya.

      26 . Dan dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan T UHAN ,

      diambilnyalah satu roti bundar yang tidak beragi, satu roti bundar yang diolah dengan minyak dan satu roti tipis, lalu diletakkannya di atas segala lemak dan di atas paha kanan itu,

      27 . dan ditaruhnya seluruhnya di telapak tangan Harun dan di telapak tangan anak-anaknya,

    dan dipersembahkannya semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan T UHAN .

      28. Kemudian Musa mengambil semuanya dari telapak tangan mereka, lalu dibakarnya di

      atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran. Itulah persembahan pentahbisan untuk menjadi bau yang menyenangkan; itulah suatu korban api-apian bagi T UHAN .

      29. Musa mengambil dada domba itu, dan mempersembahkannya sebagai persembahan

      unjukan di hadapan T UHAN . Itulah yang didapat Musa sebagai bagiannya dari domba

    jantan persembahan pentahbisan itu, seperti yang diperintahkan T UHAN kepada Musa.

      30 . Dan lagi Musa mengambil sedikit dari minyak urapan dan dari darah yang di atas

      mezbah itu, lalu dipercikkannya kepada Harun, ke pakaiannya, dan juga kepada anak- anaknya dan ke pakaian anak-anaknya. Dengan demikian ditahbiskannyalah Harun, pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya.

      31 . Berkatalah Musa kepada Harun dan kepada anak-

      anaknya: “Masaklah daging itu di depan pintu Kemah Pertemuan; di sanalah harus kamu memakannya dengan roti yang ada di dalam bakul untuk persembahan pentahbisan, seperti yang telah kuperintahkan dengan berkata: Harun dan anak-anaknya haruslah memakannya ).

      Seluruh persembahan

    • – persembahan yang disebutkan tadi, tergolong dalam persembahan Pemujaan. Persembahan yang mau mengaku bahwa tanpa Tuhan umat tidak akan menerima berkat, tetapi sekaligus jawaban terhadap tantangan kehidupan, bahwa hidup orang percaya, aman dalam tangan Tuhan.

      Penting pula untuk diketahui bahwa, Korban Penebus Salah pun berhubungan dengan pertobatan seseorang yang telah mencuri milik sesamanya, atau juga lalai membayar nazar.

      Sebelum disembelih, orang yang merasa dirinya berdosa, harus meletakkan tangannya pada kepala hewan tersebut sebagai lambang bahwa dia menyerahkan dosanya untuk ditanggung oleh binatang tadi. Tentu saja anda tidak perlu menanyakan mengapa orang Kristen tidak lagi melakukan korban seperti ini, sebab jawabanya sudah diduga. Korban penghapus dosa ini hanyalah lambang dari apa yang terjadi kemudian diatas kayu salib di Golgota. Yesus Kristus adalah korban penghapus dosa, sekaligus korban penebus semua kesalahan kita. Maka kita serahkan dosa kita kepada Kristus untuk ditebus-Nya.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tenun Timor Memberdayakan Perempuan Tolfeu sebagai Konseling Imajinasi

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tenun Timor Memberdayakan Perempuan Tolfeu sebagai Konseling Imajinasi

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengembangan Aplikasi Pemesanan dan Pengelolaan Data Pelanggan Berdasarkan Strategi Customer Relationship Management (CRM) pada Industri Charlos Garment: Studi Kasus di Charlos Garment

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pola Persebaran Promosi FTI UKSW untuk Menentukan Lokasi Promosi Terbaik

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 35

BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian dan Pendekatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 2 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 2.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 2.1.1. Profile PPA Eklesia Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 7