BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja - Gambaran Perilaku Konsumsi Air Minum Pada Siswa/siswi SMA Negeri 3 MedanTahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

  Istilah Adolescene atau remaja dari kata latin Adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa dan berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Bangsa primitif memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan priode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa dan mampu mengadakan reproduksi (Mighwar, 2006).

  Kelompok usia remaja menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah kelompok umur 10-19 tahun yang disebut sebagai adolesen. Sekitar 900 juta penduduk remaja berada di Negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi.Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, sepertiganya adalah remaja berumur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut biro statistik sensus 2010 adalah sekitar 147.338.075 jiwa atau 18,5 % dari seluruh penduduk Indonesia (Hamasah, 2013). Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa. Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik tahun 2007 penduduk Kota Medan sejumlah 2.083.156 jiwa, yang terdiri atas 1.029.786 laki-laki dan 1.053.374 perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2007, didapat umur 10-14 tahun sebanyak 713,6 jiwa dan perempuan sebanyak 695,5 jiwa. Golongan umur 15-19 tahun laki- laki sebanyak 706,6 jiwa dan perempuan sebanyak 682,6 jiwa (BPS Provsu, 2010).

  Sarwono (2000) menyatakan bahwa masa remaja merupakan suatu masa

  8 dimana individu dalam proses pertumbuhannya terutama fisiknya yang telah mencapai kematangan. Secara psikologis, masa remaja adalah masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.Dimana terjadi perkembangan transisi antara masa anak-anak dan dewasa yang mencakup perunahan biologis, kognitif dan sosial emosional.Perubahan yang terjadi berawal dari fungsi seksual, proses pikir yang abstrak serta kemandirian.

  Secara teoritis rentangan usia remaja itu dibagi dalam beberapa fase. Dalam hal ini para ahli berbeda pendapat, dikarenakan sulitnya memberi batasan yang pasti.

  Akibat tidak jarang terjadi adanya batas usia yang saling tumpang tindih antara satu fase dengan fase yang lainnya. Walaupun demikian, pembagian itu tetap perlu karena dari keseluruhan masa remaja kenyataannya terdapat perbedaan-perbedaan tingkah laku akibat berbedanya usia mereka (Mubin dan Cahyadi, 2006).

  Sarwono (2000), menyatakan bahwa batasan remaja di Indonesia sendiri berada pada usia 11 - 24 tahun dan belum menikah, ditambah lagi dengan pertimbangan - pertimbangan, yaitu :

  • sekunder banyak mulai nampak (kriteria fisik).

  Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda - tanda seksual

  • adat ataupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak - anak.

  Dibanyak masyarakat, usia 11 tahun sudah dianggap remaja, baik menurut

  • perkembangan jiwa, seperti pencarian identitas diri.

  Pada usia 11 tahun ini juga sudah mulai ada tanda - tanda penyempurnaan

  Sedangkan pada usia 24 tahun merupakan batas maksimum, dimana mereka

yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua. Status perkawinan sangat penting dan menentukan, karena seseorang yang

  • sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh. Karena itu definisi remaja dibatasi khusus bagi yang belum menikah. Masa remaja disebut juga masa pubertas.Adapun ciri - ciri remaja secara fisik yaitu ciri kelamin primer pada remaja putera yang telah dapat menghasilkan cairan sel sperma dan dada bertambah bidang.Sedangkan pada remaja puteri, menghasilkan sel telur dan mengalami menstruasi sebulan sekali dan pinggul melebar.Ciri sekunder mulai tumbuh rambut - rambut baru pada tempat - tempat tertentu baik itu pada remaja putera maupun remaja puteri.Remaja putera lebih banyak bernafas dengan perut, sedangkan remaja puteri dengan dada.Suara berubah dan parau. Pada ciri tersier, perubahan cara berjalan, mulai menghias, mulai percaya diri dan perkembangannya mencapai kesempurnaan (Depkes RI, 2006).

  Perubahan fisik yang telah lebih nyata dapat dilihat dari bertambahnya tinggi badan dan berat badan serta kematangan serta kematangan seksual.Awal remaja, remaja puteri cenderung tinggi dibanding remaja putera. Begitu pula halnya dengan berat badan, namun pada ahirnya remaja putera akan lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan remaja puteri. Perubahan hormonal seperti progesteron dan estrogen turut berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja (Sarwono, 2000).

2.2. Pengetahuan Remaja Mengenai Air Minum

  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

  Pengetahuan dan pemahaman tentang kecukupan asupan air bagi tubuh sebenarnya harus ditingkatkan diberbagai kalangan masyarakat.Akan tetapi sungguh disayangkan, ternyata banyak kalangan yang pengetahuan tentang air minum rendah.Terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Hardinsyah beserta rekan pada tahun 2008. Dalam penelitian tersebut para peneliti menyimpulkan bahwa sebanyak 51,1% remaja mempunyai pengetahuan yang rendah tentang air minum. Hanya 21,4% dari para remaja tersebut mengetahui empat kegunaan air minum bagi tubuh. Sementara penelitian yang dilakukan dari kalangan masyarakat umum. Tidak hanya melibatkan remaja, sebanyak 43,2% orang yang mengetahui akibat dari kekurangan air minum. Yang mengetahui empat gejala kekurangan air dalam tubuh hanya 44,2% (Oktaviani, 2013).

  Studi yang dilakukan oleh Naya (2011), pada siswa SMA Triguna Ciputat, mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA tentang air minum menunjukkan bahwa ada 3,3% yang memiliki pengetahuan buruk, 91,3% siswa yang memiliki pengetahuan sedang, dan hanya 4,4% memiliki pengetahuan baik.

  Penelitian oleh Oktaviyani (2012), di SMP Al Azhar 14 Semarang tentang perbedaan konsumsi cairan dan status hidrasi remaja obesitas dan non obesitas menunjukkan skor pengetahuan yang baik tentang cairan pada non obesitas yaitu 77,4%, sedangkan pada subjek obesitas 51,6%.

  Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian remaja mengalami masalah pemenuhan kebutuhan air minum.Ini menunjukkan masih kurangnya pengetahuan remaja pada umumnya mengenai manfaat air minum dan air minum yang baik untuk kesehatan.

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).

2.3. Sikap Remaja Terhadap Air Minum

  Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dapat melalui wawancara atau angket. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki (Notoadmojo, 2012).

  Soekadji (1983) berpendapat bahwa orang berperilaku mengkonsumsi itu ditandai dengan: a.

  Frekuensi. Seberapa sering perilaku itu muncul dalam waktu tertentu.

  b.

  Lamanya berlangsung. Berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk mengkonsumsi.

  c.

  Intensitas. Berapa kuat atau lemahnya tingkatan seseorang untuk mengkonsumsi.

  Faktor yang mempengaruhi perilaku mengkonsumsi adalah: a. Faktor budaya, terdiri dari:

  • mendasar.

  Budaya. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling

  • daerah geografis.

  Sub-budaya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan

  • dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa.

  Kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen

  b.

  Faktor sosial, terdiri dari: Kelompok acuan. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok

  • yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
  • berpengaruh.

  Keluarga. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang

  • oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh juga memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan air status hidrasi bagi tubuhnya.Selain kebiasaan minum air hanya pada saat rasa haus

  Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi rasa haus pada saat makan, atau sesegera minum saat makan, bahkan tidak jarang di tempat-tempat makan mereka justru makan tidak dibarengi dengan air putih.Ini menjadi pola kebiasaan yang jauh dari pola kesehatan minum yang baik dan benar.Penelitian yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak kekurangan air. Alasannya yang sering mereka ungkapkan adalah merasa tidak haus, lupa minum, merepotkan dan tidak ingin sering buang air kecil (Desty dan Yunita, 2014).

  Prinsip pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan tentang obyek sikap subyek atau responden diminta untuk memberikan jawabannya dengan menyatakan setuju, sependapat, suka (sikap positif) dengan dengan pernyataan itu atau tidak (sikap negatif). Banyak jawaban berupa „ya‟ dan „tidak‟ (skala nominal), bisa berjenjang mulai dari setuju dan tidak setuju.

2.4. Konsumsi Air Minum Remaja

  Arti dari perilaku mengkonsumsi air minum itu sendiri adalah perbuatan memakai atau menggunakan atau menghabiskan air untuk diminum. Tindakan mengkonsumsi minuman yang dilakukan secara berulang-ulang akan membentuk sebuah perilaku. Perilaku mengkonsumsi sendiri diartikan sebagai perbuatan memakai atau menggunakan barang-barang hasil industri, hasil makanan, minuman dan sebagainya sesuai dengan nilai fungsi atau kegunaan barang-barang tersebut.

  Dalam hal ini lebih mengutamakan perilaku mengkonsumsi air minum. Dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang merupakan panduan gizi seimbang harian Indonesia), mencantumkan anjuran untuk minum sedikitnya 2000 ml yaitu setara dengan 8 gelas per hari.Hal ini belum sepenuhnya diaplikasikan oleh anak remaja Indonesia.Kebanyakan remaja sekarang sudah jauh dari pola hidup sehat, dalam hal ini mengenai kurangnya asupan air minum bagi tubuhnya.Mereka sangat jelas kurang asupan air minum bagi tubuhnya setiap harinya, karena kebiasaan mereka yaitu jarang minum air, kebanyakan alasan remaja jarang minum air karena malas dan sering lupa (Devi, 2012).

2.4.1. Jenis Air Minum Yang Dikonsumsi Remaja

  Untuk memenuhi asupan air bagi tubuh manusia memerlukan air.Semakin maju suatu negara, peranan air minum yang alami semakin berkembang sehingga menjadi komoditas perdagangan yang penting. Jenis minuman ada bermacam- macam, contohnya sebagai berikut :

  1. Air mineral alami (plain water), adalah air yang diperoleh langsung dan dikemas dari sumbernya yang mengandung mineral dan zat lain yang terkandung secara alami.

2. Air bekarbonasi atau air soda (soft drink), adalah air minum yang sengaja dikarbonasi, dapat juga ditambahkan perasa dan pewarna.

  3. Jus buah, adalah jus yang bukan difermentasi dan diperoleh dari bagian buah yang dapat dimakan. Jus buah diperoses sedemikian rupa sehingga tetap mengandung sifat fisika, kimia, cita rasa dan kandungan gizi(Soraya, 2014).

  4. Susu, tersedia dalam banyak variasi antara lain susu murni, susu skim, susu bercita rasa, dll.

  5. Kopi , juga tersedia dalam banyak variasi yang mencakup berkafein, dekafein, seduh, panggang kering, instan, bercita rasa.

  6. Teh, khususnya teh hijau dan teh hitam mengandung sumber flavonoid, yaitu zat yang diyakini bersifat antioksidan

  7. Minuman elektrolit, ditujukan untuk mengganti cairan sekaligus mensuplai kalori untuk energy dan mengandung kalium dan natrium yang hilang melalui keringat (Dewi dan Mustika, 2012). Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi mempengaruhi gaya hidup masyarakat terutama remaja untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berfikir dan style para remaja. Berbagai iklan di media massa tersebut menawarkan bermacam produk minuman. Bila diperhatikan minuman yang biasa dikonsumsi generasi remaja Indonesia, pagi hari secara otomatis mereka memesan berbagai minuman yang kebanyakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Remaja abad 20 mengonsumsi minuman seperti air putih, teh dan susu. Namun remaja di abad 21 sekarang sudah banyak mengonsumsi minuman ringan (Wahyuningsih, 2011).

  Seperti kita lihat sekarang ini, konsumsi teh atau kopi serta minuman berenergi bagi remaja Indonesia, telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk ditinggalkan.Tren saat ini adalah banyaknya minuman energi (energy drink) yang mengandung kafein dan dikonsumsi oleh anak sekolah. Mengonsumsi kafein terlalu sering dapat menyebabkan tubuh terdehidrasi karena akan menyebabkan banyak buang air kecil dibandingan volume air yang diminum. Kafein juga menyebabkan hilangnya memori karenakafein menghambat enzim fosfodiesterase yang terlibat dalam proses pembelajaran dan perkembangan memori (Devi, 2012).

  Setiap negara mempunyai preferensi atau kesukaan terhadap jenis minuman dalam memenuhi kebutuhan air tubuh. Hasil penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sumber air tubuh yang utama adalah air putih (74%). Minuman teh dan kopi menempati urutan kedua sebanyak 23%, sedangkan minuman ringan 17%. Sementara penelitian THIRS di Indonesia menunjukkan bahwa 63,4% remaja dan 71,3% orang dewasa lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap hari. Pilihan berikutnya adalah teh, kopi, susu dan minuman berkarbonasi bagi remaja. Adapun teh, kopi, jus, dan susu bagi orang dewasa. Air putih yang dikonsumsi berasal dari air putih tanpa kemasan dan air putih kemasan sejumlah 36% (Soraya, 2014).

  Sementara penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah (2008), menunjukkan sekitar 62% remaja masih menyukai air putih dan lima jenis air minum yang disukai remaja selain air putih adalah teh dalam kemasan 6%, teh yang dibuat dirumah 5%, minuman elektrolit 3%, dan minuman ionisasi 2%.

  Hasil penelitian tentang konsumsi air minum dan preferensinya pada remaja menunjukkan bahwa berdasarkan jenis air minum kemasan dan non kemasan, sebagian remaja lebih menyukai air minum tanpa kemasan yaitu 73,2% di Jakarta dan 52,3% di Bandung. Kesukaan terhadap minuman selain air putih 39,4% di Jakarta dan 52,6% di Bandung (Briawan, dkk. 2011).

  Keadaan ini menunjukkan bahwa pengetahuan para remaja akan pentingnya air minum yang baik bagi kesehatan masih minim. Sebagian besar dari mereka hanya minum air sebagai kebutuhan sehari-hari tanpa mengetahui jenis minuman yang baik untuk tubuh dan juga berapa krusialnya peran air untuk kesehatan.Peranan pentingnya air minum yang baik untuk kesehatan sudah sepatutnya diimbangi dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat terutama remaja agar lebih memperhatikan pola konsumsi air minumnya.

2.4.2. Jumlah Konsumsi Air Minum Remaja

  Tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan akan air. Oleh karena itu, kebutuhan air perlu dipenuhi melalui asupan air yang cukup.Namun, pada saat sekarang ini sebagian masyarakat pada umumnya masih banyak yang mengonsumsi air dalam jumlah kurang dibanding dengan kebutuhannya. Penelitian di Hongkong pada orang dewasa menujukkan bahwa 50% responden minum air kurang dari 5 gelas per hari. Sementara di Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok yang banyak mengalami kekurangan air.Sebagian wanita hanya minum air 5-6 gelas dan pria 6-8 gelas per hari. Di Indonesia The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkapkan bahwa 46,1% responden yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia ringan. Faktor hipovolemia ringan ini adalah ketidaktahuan kebutuhan air minum sekitar 2 liter sehari dan kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam memperoleh air minum (Soraya, 2014).

  Hasil penelitian tentang kebiasaan minum dan asupan cairan remaja perkotaan di Bogor menemukan bahwa terdapat 37,3% remaja yang minum kurang dari 8 gelas perhari dan sebesar 24,1% remaja asupan cairannya kurang dari 90% kebutuhan (Briawan, dkk. 2011).

  Penelitian tentang pengaruh faktor umur, jenis kelamin dan pendidikan terhadap tingkat konsumsi air putih pada warga perumahan menunjukkan umur 0-21 sebanyak 44% tingkat konsumsi air minum yang cukup dan 56 % dinyatakan kurang. Sedangkan umur 22-49, sebanyak 33,3% tingkat konsumsi air minumnya cukupdan 46,7% yang tingkat konsumsi air minumnya kurang (Prima, 2013).

2.5. Kebutuhan Asupan Air Minum Remaja

  Air mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia seperti metabolisme, pengangkutan dan sirkulasi, pengendalian suhu tubuh, kontraksi otot, pengaturan keseimbangan elektrolit, serta proses pembuangan zat tak berguna dari tubuh. Sayangnya air sering kali terlupakan sebagai zat gizi penting bagi tubuh.

  Tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan akan air, oleh karena itu kebutuhan akan air perlu dipenuhi manusia melalui asupan air yang cukup.

  Gambar 1. Presentase air dalam organ Tubuh manusia (Handoyo,2014) Ada beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi kebutuhan konsumsi air minum pada manusia, seperti dibawah ini (Almatsier, 2006) :

  • Aktifitas fisik

  Orang yang aktfitas fisiknya cukup tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.Mereka yang banyak bergerak misalnya atlit dan olahragawan tentunya membutuhkan pasokan air yang lebih tinggi untuk mengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktifitas.

  • Cuaca dan lingkungan

  Mereka yang berada di daerah cuaca yang panas dan kering biasanya lebih banyak berkeringat dan sering mersa haus.Ini menunjukkan bahwa kebutuhan cairan bagi mereka yang berada di lingkungan panas dan kering jauh lebih tinggi. Mereka yang hidup di daerah dataran tinggi (2500 m dari permukaan laut), juga membutuhkan cairan dalam jumlah lebih banyak, karena terjadinya peningkatan proses respirasi dan urinasi.

  • Diet / makanan

  Faktor diet / makanan seseorang juga berpengaruh terhadap kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi.Seseorang yang mengonsumsi buah dan sayur membutuhkan air putih lebih sedikit dari pada mereka yang hanya mengonsumsi makanan yang berlemak saja.Mereka yang sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan yang rendah serat tentunya membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.

  • Faktor Berat badan

  Orang yang bobot badannya lebih berat atau gemuk juga butuh mengonsumsi air minum lebih banyak dari pada orang yang kurus. Orang yang gemuk memiliki simpanan lemak tubuh yang lebih banyak sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak agar bisa dimetabolisme.

  • Kondisi kesehatan Kebutuhan konsumsi air juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang.

  Mereka yang menderita kondisi kesehatan tertentu seperti demam, muntah - muntah, diare, batu ginjal dan infeksi saluran saluran kemih memerlukan air dalam jumlah yang lebih banyak. Disisi lain, beberapa kondisi kesehatan seperti gagal jantung dan beberapa tipe penyakit batu ginjal, hati atau penyakit lainnya dapat menggangu ekskresi air dan bahkan mengharuskan untuk membatasi konsumsi cairan.

  • Jenis kelamin Kebutuhan cairan laki - laki jauh lebih banyak dari pada perempuan.

  Rekomendasi dari Institute Of Medicine, Amerika Serikat menyebutkan bahwa total kebutuhan cairan tubuh laki - laki adalah sekitar 3 liter per hari, sementara untuk perempuan adalah sekitar 2,2 liter per hari.

  • Kondisi lainnya

  Kondisi - kondisi lainnya, misalnya saat hamil dan menyusui juga membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak. Kebutuhan cairan ibu hamil adalah sekitar 2,3 liter per hari, sementara pada ibu menyusui adalah sekitar 3,1 liter per hari.Mereka yang berpuasa juga perlu menjaga kebutuhan cairan tubuh.Air sangatlah diperlukan untuk mencegah dehidrasi selama siang hari saat berpuasa agar tubuh tidak lemas.Orang yang sedang mengonsumsi obat - obatan juga perlu mengonsumsi air yang lebih banyak.

  Secara teori, tubuh memerlukan asupan air sebanyak 2,5 liter atau jika ditakar dengan gelas minum, maka memerlukan 8 gelas air minum setiap hari. Perlu dicatat bahwa 2,5 liter atau 8 gelas air tersebut adalah air total yang diperoleh dengan cara minum dan makan. Namun, jika berpedoman harus mengonsumsi minum air 8 gelas per hari, itu juga lebih baik. Besarnya jumlah air yang harus dikonsumsi tidaklah mutlak sebanyak 2,5 liter dalam sehari karena jumlah tersebut adalah besaran rata- rata untuk setiap orang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya kebutuhan seseorang akan air minum, antara lain postur tubuh, aktivitas, kadar air pada makanan yang dikonsumsi, suhu lingkungan dan kelembaban udara sekitar (Handoyo, 2014).

  Anjuran lain seperti yang ditetapkan The Institude Of Medicine menganjurkan asupan air minum yang memadai bagi laki-laki adalah 3 liter (13 gelas) setiap hari.

  Sedangkan Adequat Intake untuk perempuan adalah 2,2 liter (9 gelas) per hari. Jumlah tersebut adalah jumlah yang dibutuhkan pada kondisi normal. Akan tetapi, total asupan air juga bergantung pada aktivitas sehari-hari, iklim dan kondisi kesehatan. Menurut para pakar kesehatan lainnya juga menyebutkan dalam keadaan normal sebaiknya kita minum antara 8-12 gelas per hari. Namun air tersebut bisa saja terkandung di dalam makanan dan buah yang kita makan (Desty dan Yunita, 2014).

  Departemen Kesehatan RI mengeluarkan pedoman gizi seimbang (PGS) 2014 untuk mengatur makanan sehari - hari yang seimbang tertuang dalam 10 pesan- pesan gizi seimbang juga mencantumkan salah satunya adalah minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum hendaknya tidak kurang dari dua liter atau setara delapan gelas setiap hari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko penyakit yang disebabkan kurang asupan air minum (Amelia, 2014).

2.6. Dampak Kurang Konsumsi Air Minum Pada Remaja

  Kadar air dalam tubuh harus selalu seimbang pada kadar normalnya. Bila terjadi suatu keadaan dimana kadar air di dalam tubuh turun dari kadar yang seharusnya, maka tubuh secara langsung akan meminta penggantian kadar air yang hilang. Rasa haus merupakan tanda alami dari tubuh yang mengindikasikan bahwa tubuh memerlukan tambahan cairan. Haus melibatkan beberapa respon tubuh yaitu mulut, hipotalamus dan syaraf. Ketika asupan cairan tubuh tidak mencukupi, darah menjadi lebih pekat, mulut kering dan hipotalamus akan memberi signal untuk segera mencukupi kebutuhan cairan (Desty dan Yunita, 2014).

  Salah satu akibat kekurangan asupan air minum adalah dehidrasi. Dehidrasi berarti kekurangan cairan tubuh oleh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk, ini bisa menyerang siapa saja dari anak kecil, lansia, dewasa dan terutama remaja. Kurangnya konsumsi air minum pada remaja menjadi masalah gizi karena remaja rentan mengalami dehidrasi yang disebabkan oleh banyaknya aktifitas fisik yang menguras tenaga dan cairan tubuh. Usia remaja merupakan aktualisasi diri atau proses pencarian jati diri, maka tidak heran banyak remaja-remaja yang memiliki aktifitas yang tinggi.

  Dehidrasi adalah suatu keadaan kehilangan cairan sehingga mengganggu fungsi normal organ-organ tubuh. Dehidrasi karena keluaran air berlebihan biasanya disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari. Sebagian besar (yakni sekitar 60%) dikeluarkan melalui air seni. Pada peningkatan aktivitas fisik, misalnya saat berolahraga, tubuh kehilangan air hingga mencapai 1 - 2 liter per jam. Sebagian besar (yakni sekitar 95%) dikeluarkan melalui keringat. Demikianlah pengeluaran air dari tubuh memang terjadi melalui urine (air kencing), feses, keringat dan pernafasan (Soraya, 2013).

  Secara umum dehidrasi bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut (Handoyo, 2014) : Dehidrasi ringan, yaitu kehilangan 2-5% cairan dari berat badan.

  • Dehidrasi sedang, yaitu kehilangan 5% cairan dari berat badan awal.
  • >Dehidrasi berat, yaitu kehilangan 8% cairan dari berat badan.

  Fenomena dehidrasi pada seseorang yang kadar air dalam tubuhnya rendah adalah suatu hal yang sering terjadi. Kondisi ini dapat dicegah dengan meningkatkan asupan cairan.Gejala-gejala dehidrasi diantaranya adalah sakit kepala, pusing lesu, murung, daya respons rendah, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah, urine bewarna terlalu kuning atau gelap, tubuh lemah, letih dan halusinasi (Tilong, 2013).

  Hasil survei yang dilakukan oleh Hardinsyah menunjukkan dari 1.200 responden berusia 15-55 tahun diketahui 46,1% mengalami dehidrasi dengan presentasi remaja yang lebih besar yaitu sekitar 49,5% (Hardinsyah, 2011). Sementara penelitian oleh Riance di SMA Triguna Tangerang juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, diketahui dari 92 sampel, siswa yang mengalami dehidrasi (57,6%) lebih tinggi dibanding siswa yang tidak mangalami dehidrasi yaitu 42,4%.

  Sebagian besar anak-anak remaja tidak minum cukup air, terutama ketika mereka disekolah. Tapi air yang cukup sama pentingnya untuk konsentrasi belajar siswa, berpikir lebih jernih dan penurunan stamina juga energi, seperti halnya diet seimbang dan pada tahap yang lebih lanjut dapat menyebabkan pusing dan penurunan produktifitas kerja, sehingga berdampak pada menurunnya nilai pelajaran. Kehilangan dua persen cairan tubuh misalnya dapat menyebabkan kurangnya dua puluh persen fungsi fisik dan mental, Lesu, kurang konsentrasi dan sembelit adalah merupakan beberapa masalah yang mungkin dialami anak-anak remaja jika kurang asupan air minum. Dehidrasi juga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyebarkan nutrisi essensial ke seluruh tubuh dan otak (Puspita, 2008).

2.7. Fungsi Air Minum

  a.Pelarut dan Alat Angkut Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.Di samping itu air, sebagai pelarut mengangkut sisa metabolisme, termasuk karbon dioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit, dan ginjal (Almatsier, 2006).

  b. Katalisator Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologis dalam sel, termasuk dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk menghidrolisis zat-zat yang kompleks menjadi lebih sederhana, sehingga lebih mudah diserap tubuh. (Almatsier, 2006)

  c. Pelumas Air berperan sebagai pelumas dalam proses pencernaan dan proses-proses lain dalam tubuh. Air dalam cairan saliva membantu untuk mengunyah dan menelan. Air terkandung dalam cairan-cairan pencernaan lain yang menunjang gerakan seluruh sistem pencernaan. Cairan-cairan disekitar persendian, bola mata, dan bagian tubuh lain membantu untuk melancarkan gerakan-gerakan organ tubuh.

  d. Fasilisator Pertumbuhan Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun (Almatsier, 2006).

  e. Pengatur Suhu

  Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37°c.Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim di dalam tubuh.Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan keluar.Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh (keringat) (Almatsier, 2006).

  f. Peredam Benturan Air dalam mata, jaringan syaraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan (Almatsier, 2006).

  g. Pengatur Proses Hidrolisis dan Reaksi-Reaksi Biologis Lain Air berperan aktif dalam proses hidrolisis, suatu proses utama dalam pencernaan. Selama proses ini molekul-molekul air mengalami ionisasi menjadi gugus hydrogen dan gugus hidroksil, dimana salah satu akan bereaksi dengan zat-zat lain. Sukrosa akan dihidrolisa menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh yaitu fruktosa dan glukosa (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).

2.8. Air Minum Yang Layak Untuk Dikonsumsi

  Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung digunakan untuk konsumsi manusia (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Dalam hidup sehari-hari, manusia memiliki kebutuhan utama yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup.Salah satu kebutuhan pokok tersebut adalah minum, terutama minuman yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.Saat ini banyak dibicarakan dan diiklankan beberapa jenis dan model kualiatas air minum dalam media cetak maupun media elektronik. Namun bagaimana sebenarnya air minum yang baik untuk dikonsumsi.Sebagai pelarut universal, air mengandung beberapa zat yang terlarut di dalamnya.Zat - zat tersebut ada yang termasuk material organik, anorganik, maupun mikroorganisme (Syaifudin dan Dewi, 2014).

  Beberapa diantara material terlarut sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti mineral - mineral alami selama jumlahnya tidak melebihi batas.Namun tidak sedikit pula material terlarut dalam air yang sangat berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia dan bahkan bisa jadi bersifat racun apabila masuk ke dalam tubuh manusia dan memberikan efek gangguan kesehatan, keracunan, dan bahkan kematian.Minum merupakan aktifitas wajib bagi mahluk hidup, trrmasuk manusia.Sistem pencernaan manusia memiliki batas toleransi terhadap zat - zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya.Oleh karena itu perlu ada sebuah standar air minum yang aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Standar air yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia memiliki beberapa parameter dasar, yaitu sebagai berikut (Handoyo, 2014) :

  • Tidak Berbau Air yang berbau dapat disebabkan oleh penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air.
  • Tidak Berasa Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat - zat tertentu di dalam air tersebut.

  • Jernih Air keruh adalah air dengan kandungan partikel pada partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat - zat berbahaya bagi kesehatan.Disamping itu, air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikroba patogen dapat terlindung oleh partikel tersebut. Sebenarnya ada banyak acuan standar air minum nasional yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan di negara lain. Air minum yang sehat harus memenuhi standar air minum yang ditetapkan oleh salah satu departemen yang berkepentingan dengan masalah kesehatan, antara lain sebagai berikut : a.

  Standar Departemen Kesehatan RI (Permenkes 907/Menkes/SK/VII/2002) b. Standar SNI No. 01-3553-1996 c. Standar WHO-Dunia d. Standar FDA-Amerika

  Standar oleh departemen kesehatan Republik Indonesia, yaitu Permenkes 907/Menkes/SK/VII/2002. Ada banyak parameter syarat air minum yang harus diuji, tetapi secara umum digolongkan menjadi tiga bagian (Handoyo, 2014):

  1. Syarat Kimia a.

  Kandungan aluminium max 0,2 mg /L b. Besi maximal 0,3 mg/L c. pH antara 6,5 s/d 8,5

  2. Syarat Fisika a.

  Kandungan TDS maximal 1000 mg/ L b. Kekeruhan maximal 5 skala NTU c.

  Warna maximal 15 skala TCU

  3. Syarat Bakteriologi a.

  Koliform tinja = 0 / Negatif b. Total koliform = 0 / Negatif

2.9. Manfaat Air Minum Bagi Tubuh

  Air minum memang mempunyai banyak manfaat jika dikonsumsi secara tepat, dalam arti tidak kurang dan juga tidak lebih.Manfaat air minum yang bisa kita rasakan bagi tubuh adalah sebagai penghilang rasa haus.Selain itu, istimewanya air minum yang baik ternyata mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit (Tilong, 2013).

  Berikut merupakan beberapa manfaat air minum bagi tubuh (Desty dan yunita, 2014) :

  1. Air Pencegah Dehidrasi

  • Kehilangan 1 - 2 % cairan tubuh : haus, lelah, lemah, tidak nyaman dan kehilangan nafsu makan.
  • Kehilangan 3 - 4 % cairan tubuh : kulit dan mulut kering, penurunan urine, apatis, kehilangan konsentrasi dan penurunan kemampuan fisik.
  • Kehilangan 5 - 6 % cairan tubuh : sulit berkonsentrasi sakit kepala, mudah mengantuk, kegagalan pengaturan suhu tubuh dan peningkatan laju respirasi.
  • Kehilangan 7 -10 % cairan tubuh : kehilangan keseimbangan, kehilangan kesadaran, kolaps dan kejang otot.

  2. Air Sebagai Pengontrol Berat Badan

  • metabolisme tubuh, sehingga kalori yang dibakarpun semakin banyak.

  Air diketahui dapat menekan nafsu makan dan mempercepat

  • 75-90 kalori lebih sedikit disetiap kali makan dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi air sebelum makan.

  Para peminum air sebelum makan cenderung mengonsumsi makanan

  3. Air Berperan Sebagai Detoksifikasi Tubuh Detoksifikasi adalah proses pengeluaran zat yang bersifat toksin

  (racun) dari dalam tubu. Zat beracun dalam tubuh dapat berupa tumpukan racun sisa metabolisme yubuh maupun radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Salah satu cara termudah untuk melakukan proses detoksifikasi melalui air minum.

  4. Air Sebagai Peningkat Stamina Tubuh Khasiat air tidak hanya untuk membersihkan tubuh, tetapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh untuk menjaga dan meningkatakan kebugaran tubuh. Air merupakan pilihan terbaik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktifitas sehingga tubuh menjadi segar dan bugar kembali.

  5. Air Menjaga Kesehatan Kulit Selain untuk memenuhi kebutuhan cairan, minum merupakan salah satu cara untuk mempercantik diri. Beberapa tips kecantikan menyebutkan bahwa kecantikan kulit tergantung dari cukup atau tidaknya asupan air dalam tubuh. Kulit yang kekurangan airakan terlihat kusam, bersisik, keriput dan tidak menarik.

  6. Air Sebagai Pengatur Suhu Tubuh Tubuh memiliki respon yang baik dalam pengaturan suhu tubuh dan air mempunyai peran penting di dalamnya.Air berperan dalam distribusi dan pengaturan suhu tubuh karena kemampuannya menyalurkan panas. Bila panas yang dihasilkan melebihi kebutuhan tubuh, bahkan menimbulkan demam, tubuh akan menstimulasi segera menurunkan suhu tubuh. Pembuluh darah dikulit akan melebar dan kelenjar keringat akan menghasilkan keringat lebih banyak sehingga suhu tubuh akan turun.

  7. Air Sebagai Pencegah Trejadinya Kanker

  • Kanker Saluran Cerna Asupan cairan yang cukup akan membuat makanan yang melewati saluran cerna dapat mengalir lancar, meningkatkan volume feses dan meningkatkan efektifitas asupan serat. Hal ini tentu bermanfaat untuk mencegah terjadinya konstipasi pada salura cerna.Kombinasi 25 gram serat dengan 1.5-2.0 liter air lebih efektif menanggulangi konstipasi dibandingkan dengan hanya pemberian serat saja.Karena konsumsi air serat dalam jumlah cukup dapat memperbaiki frekuensi dan konsistensi feses. Ketika cairan dalam tubuh tidak mencukupi maka usus akan menyerap cairan dari feses untuk menjaga hidrasi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan buang air besar.
  • Kanker Saluran Kemih Peningkatan konsumsi air akan meningkatkan volume urin. Asupan air yang cukup akan menjaga konsistensi air seni, sehingga air seni tidak terlalu pekat dan akan mengurangi resiko infeksi saluran kemih dan batu ginjal.

  Minum merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup, mungkin kita bisa saja dapat bertahan tanpa makan hingga 2 hari sedangkan kita tidak dapat hidup tanpa minum hingga 1 hr. Pentingnya manfaat air meliputi pengatur metabolisme tubuh, mengatur keseimbangan asam basa, serta hampir semua metabolisme tubuh manusia mulai dari perombakan energi dari makanan, enzim, dan sebagainya memerlukan air. Bagi masyarakat kita dahulu umumnya air minum di dapatkan dari merebus air mentah menjadi air matang. Namun seiring dengan peningkatan gaya hidup masyarakat, telah merubah kebiasaan dari yang awalnya merebus air sendri menjadi menggunakan air dalam kemasan untuk kebutuhan minum sehari -hari. Bragam jenis air dalam kemasan dijual dipasaran mulai dari kemasan gelas, botol, hingga ukuran galon. Asal air juga beragam dari yang bersumber dari lokal hingga air kemasan yang berasal dari impor negara lain. Beragam jenis air tersebut umumnya memiliki label tersendiri seperti air murni, air mineral, hingga sparking water.

2.10. Kerangka Konsep

  Pengetahuan Siswa/siswi Tentang Air Minum Konsumsi Air Minum Siswa/siswi :

  Jenis Air Minum yang

  • Dikonsumsi Jumlah Air Minum - Sikap Siswa/siswi yang Dikonsumsi Terhadap Air Minum

  Keterangan :

  Berdasarkan kerangka konsep di atas pada penelitian ini adalah ingin melihat perilaku konsumsi air minum siswa/siswi yang domain perilaku tersebut adalah pengetahuan siswa/siswi tentang air minum dan sikap siswa/siswi terhadap air minum serta tindakan konsumsi air minum siswa yang dapat diukur dari praktek atau tindakan siswa/siswi dalam mengkonsumsi air minum dari segi jenis dan jumlah.