BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berbagai ukuran geostatik memang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya mencapai 5,8 km - Analisis Faktor-Faktor Yangmempengaruhi Pendapatan Serta Perseps

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

  Berbagai ukuran geostatik memang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan

  2 Negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya mencapai 5,8 ,

  km sedangkan panjang garis pantainya 95.181 km, merupakan kedua terpanjang di dunia setelah Kanada. Jumlah pulau, baik besar dan kecil sebanyak 17.508 buah. Secara geografi letak kepulauan Indonesia sangat strategis yang diapit oleh dua samudra besar (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) berada di daerah khatulistiwa telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya sumber daya alam dengan keanekaragaman hayati yang luarbiasa sehingga dimasukkan kedalam kelompok negara mega-biodiversity ( Basri, 2007). Dilihat dari potensi lestari total ikan laut, ada 7,5% ( 6,4 juta ton/tahun ) dari potensi dunia berada di perairan laut Indonesia di satu sisi, sedangkan disisi lain berkisar 24 juta hektar laut dangkal Indonesia cocok untuk budidaya laut (

  ) ikankerapu, kakap, beronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut,

  mariculture

  dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi 47 juta ton/tahun. Lahan pesisir( coastal land ) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang , bandeng, kerapu, kakap, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota lainnya diperkirakan 1,2 juta hektar dengan produksi sebesar 5 juta ton/tahun.

  Lebih dari itu, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkat genetik, spesies, maupun ekosistem tertinggi di dunia( Mulyadi, 2005).

  Nelayan adalah seseorang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim didaerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal dikelurahan-kelurahan pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002). Ciri-ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

  a) Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktifitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

b) Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong-royong.

  Kebutuhan gotong-royong dan tolong-menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah atau tanggul penahan gelombang disekitar kelurahan.

  c) Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara profesional.

  d) Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas yang heterogen dan yang homogen. Masyarakat yang heterogen dan dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang bermukim dikelurahan-kelurahan yang mudah dijangkau melalui transportasi darat, sedangkan komunitas yang homogen terdapat dikelurahan-kelurahan nelayan terpencil biasanya menggunakan alat tangkap ikan yang angkutan hasil kepasar juga akan menyebabkan rendahnya harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya, 2002) Luas Wilayah perairan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar hingga berjuraan ton ikan per tahun (belum termasuk ikan hias) sehingga dapat dikatakan potensi eksplorasi sangat besar. Potensi yang ada tersebut diperkuat oleh pernyataan Kadin Indonesia dalam Roadmap Industri Nasional periode 2009-2014 yang menyebutkan bahwa Industri Kemaritiman dan Pengolahan hasil laut merupakan salah satu klaster insdustri unggulan penerimaan devisa. Dengan melihat potensi yang begitu besar tersebut, maka diperlukan pula upaya untuk mengeksplorasi dan mengolah sumber daya laut Indonesia yang ada secara tepat dan bijaksana memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi saat ini. Sumberdaya kelautan menyediakan lahan kesempatan kerja bagi banyak penduduk,terutama dinegara-negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang luas. Sifat laut yang mempuunyai akses terbuka membuat sistem pengolaha lebih rumit dan sering kali timbul konflik antara pengguna. Terkadang batas wilayah perairan tidak tampak, sehingga dimasuki ole penduduk negara lain,baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

  Potensi perikanan telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, baik langsung dikonsumsi sebagai sumber nutrisi, sebagai bahan baku industri, untuk memenuhi tingkat kepuasan manusia sebagai tempat rekreasi, maupun memberikan manfaat sosial dalam penyediaan kesempatan kerja dibagian sektor perikanan. Kita ketahui lebih lanjut di Indonesia sekitar 60% penduduknya bermukim disekitar wilayah pesisir, jadi tidak heran penduduk Indonesia berkecimpung sebagai nelayan, petani tambak, atau terlibat dalam wisata bahari.

  Terlalu rendahya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal masyarakat itu sendiri. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lainnya tidak mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan sangat dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain proses produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau modal dan sifat pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok tertentu dalam bentuk pasar monopsoni (Kusnadi, 2003).

  Ada beberapa karakteristik sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan dan diuraikan sebagai berikut: a)

  Umur Umur mempengaruhi pendapatan walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar. Umur seseorang menentukan prestasi kerja orang tersebut, semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karna justru smakin berpengalaman (Suratiyah,2009) b) Pengalaman

  Pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada pemula (Soekartawati, 1999).

  c) Pendidikan

  Pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berfikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia (Kartasapoetra, 1994).

  d) Jumlah Tanggungan

  Jumlah tanggungan merupakan beban yang harus dipikul atau ditanggung oleh nelayan dalam keluarga. Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan demi memenuhi kebutuhannya. Banyak jumlah tanggungan keluarga akan mendorong neleyan untuk melakukan banyak aktifitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.

  e) Peralatan

  Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan (produksi) adalah alat penerangan (lampu) dalam jarigan. Peralatan atau modal usaha nelayan adalah nilai dari peralatan yang digunakan seperti: (1) harga perahu dan mesin mesin yang digunakan besar atau kecil yang dimiliki nelayan, (2) harga dari alat penangkapan ikan, misalnya f) Biaya Produksi Nelayan

  Biaya produksi nelayan adalah biaya yang dikorbankan oleh nelayan untuk melaut demi mendapatkan hasil usaha tangkapan ikan. Adapun biaya produksi nelayan yang dikeluarkan antara lain : biaya bahan bakar kapal, biaya peralatan, biaya perbekalan selama melaut, biaya perawatan kapal, biaya umpan dan biaya upah tenaga kerja. Pendapatan dari hasil tangkap tersebut akan dikurangi oleh biaya-biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan bersih.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Produksi

  Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan jalan mengombinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi : laut (sumber daya alam), tenaga kerja (sumber daya manusia), modaldan manajemen(Kadariah,1994).

  Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu (Sugiarto dkk, 2000).

  2.2.2 Teori Biaya (Ongkos) Produksi

  Prinsip biaya yang paling pokok adalah biaya total usahatani (total costs), yang merupakan nilai uang dari keseluruhan faktor produksi yang dipergunakan dalam produksi usahatani. Biaya total terbagi dalam dua komponen biaya yaitu : biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah semua biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani (out of pocket expenditure) dalam penyelenggaraan usahatani. Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan (imputed) saja sebagai biaya, tidak benar-benar merupakan pengeluaran yang dibayarkan secara nyata oleh petani (Kasim, 2000).

  Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost)dan biaya variable (variable cost). Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, Biaya tetap didefenisikan sebagaibiaya yang relatif tetap jumlahnya yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan peralatan dan pajak. Biaya variable yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi (Suratiyah, 2009).

  Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka sarana produksi perlu ditambah ataupun dikurangi, biaya ini sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996).

  2.2.3 Teori Keuntungan

  Menurut Kasim (2004)untuk menghitung keuntungan digunakan rumus : = TR - TC

  TR = Penerimaan total TC = Biaya total

2.2.4 Teori Pendapatan

  Menurut ahli ekonomi klasik, pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor– faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar kemampuan faktor–faktor produksi menghasilkan barang dan jasa , semakin besar pula pendapatan yang diciptakan.

  Pendapatan usaha nelayan adalah selisih antara peneriamaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha nelayan (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya usaha nelayan biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cos). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contoh biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (soekartawi, 2002).

  Mayers dalam terjemahan sitohang (1996), memandang pendapatan dari sisi efektifitas penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan adalah “Pendapatan adalah nilai barang atau jasa tertentu pada akhir jangka tertentu yang mempunyai indikasi bahwa makna pendapatan bisa saja bergeser seiring dengan tingkat pengeluaran konsumsi masyarakat”.

  Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Dan ada beberapa klasifikasi pendapatan yaitu:

  a) Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

  b) Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

  c) Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

  Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

  Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan permanen dapat diartikan yaitu:

  a) Pertama, pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan, upah, dan gaji.

  b) Kedua, pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang Pendapatan menekan pada perwujudan balas jasa dari partisipasi seseorang dalam satu kegiatan produksi dimana tergambar pada sumbangan faktor-faktor produksi atas nilai tambah (value added) pada tingkat out put tertentu. Nilai tambah inilah yang merupakan pokok utama dari balas jasa yang selanjutnya disebut pendapatan. Pendapatan tersebut dipilih menurut jangka waktu tertentu sehingga arti praktisnya nampak, misalnya satu bulan, dan lain sebagainya.

  Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikut serta kan modal atau keterampilan mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu memberikan pendapatan yang lebih besar, (winardi, 1988).

  Ada tiga faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha nelayan dan diuraikan sebagai berikut:

  1. Teknologi Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan (produksi) adalah alat penerangan (lampu) dan jaring.

  Peralatan atau modal usaha nelayan adalah nilai dari pada peralatan yang digunakan seperti: a)

  Harga perahu, apakah mempergunakan mesin besar atau kecil yang dimiliki nelayan.

  b) Harga dari peralatan penangkapan ikan, misalnya jaring dan lain- lain.

  Tenaga kerja, banyak atau sedikit tenaga kerja yang digunakan dalam melaut (menangkap ikan).

2. Sosial Ekonomi

  Umur . Seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas baru disebut

  sebagai nelayan, dibawah umur tersebut walaupun ia melaut tidak disebut sebagai nelayan. Umur juga mempunyai pengaruh terhadap pendapatan walaupun pengaruhnya tdk terlalu besar.

  Pengalaman . Apabila seseorang dianggap nelayan yang telah berumur

  15-30 tahun, diatas 30 tahun dianggap sebagai nelayan yang berpengalaman. Hal ini merupakan kategori atau klasifikasi untuk menentukan banyak jumlah tangkapan ikan dilaut.

  Musim. Musim sangat berpengaruh kepada keadaan kehidupan nelayan

  yaitu musim barat dan musim timur. Dalam satu tahun ada dua musim yaitu musim timur dari bulan Maret sampai Agustus, umumnya gelombang besar, pasang tinggi,arus deras, curah hujan selalu terjadi, keadaan demikian ini pada umumnya nelayan sangat jarang ke laut karena takut bahaya, jadi produksi sedikit dan harga ikan akan tinggi. Pada musim barat biasanya dari September sampai Februari keadaan pasang tidak terlalu tinggi, arus tidak terlampau deras, gelombang tidak terlampau besar. Pada musim inilah nelayan banyak mendapat ikan. Disamping kedua musim tersebut dalam setahun, ada lagi pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan purnama. Pada bulan purnama atau terang arus akan deras dan pasang akan tinggi. Sebaliknya pada bulan gelap, gelombang akan kecil, arus tidak bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati. Pada kedua keadaan ini nelayan akan kurang keadaan ini umumnya nelayan tidak akan turun melaut, kalaupun turun melaut hanya dipinggir saja.

  Kegiatan spekulatif dalam penangkapan ikan semakin meningkat ketika kondisi tangkap melanda. Dalam keadaan yang demikian, sulit membedakan antara masa musim ikan dan masa paceklik, (kusnadi, 2003).

3. Tata Niaga

  Ikan adalah komoditi yang mudah rusak dan busuk, jadi penyampaiannya dari produsen (nelayan) kepada konsumen harus cepat agar kualitas atau kondisinya tidak rusak atau busuk kalau ikan itu diolah. Kondisi atau keadaan ikan ini sangat berpengaruh kepada harga ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi dalam hal ini dilihat nilai efisiensi dari penggunaan tata niaga perikanan tersebut, dari produsen ke konsumen berarti semakin baik dan semakin efisien tata niaganya dan kriterianya adalah sebagai berikut : Panjang atau pendeknya saluran distribusi yang dilalui oleh hasil produksi dalam hal ini ikan dari nelayan sampai kepada konsumen.

  Banyak atau sedikitnya dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran distribusi tersebut. Apabila banyak mengakibatkan panjang (jauhnya) jarak antara produsen dan konsumen akhir yang artinya makin tidak efisien.

  Menambah keuntungan atau tidak yaitu setiap pos saluran distribusi tersebut apakah menambah keuntungan atau tidak bagi nelayan. Dalam meneliti apakah ada korelasi antara hal-hal diatas tadi akan menambah atau memperbesar pendapatan nelayan. Meningkatnya tangkapan nelayan berarti meningkatkan kesejahtraan nelayan tersebut. Demikian juga hal tersebut menunjang program pemerintah yaitu pengentasan kemiskinan. Saluran distribusi Hasil tangkapan (produksi) nelayan itu selanjutnya kita lihat cara pemasarannya, khususnya saluran distribusi dari produsen (nelayan) kepada pemakai akhir atau konsumen. Saluran distribusi dari hasil laut ini dapat dibagi sebagai berikut : a)

  Saluran distribusi untuk konsumen akhir

  b) Saluran distribusi untuk rumah tangga

  c) Saluran distribusi untuk pengawetan

  d) Saluran distribusi untuk coldstorage (eksportir)

2.3 Penelitian Sebelumnya

  Sujarno (2008), dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat diketahui bahwa Biaya kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Biaya kerja merupakan faktor yang memberikan pengaruh yang besar dibandingkan 3 faktor lain. Biaya kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan, ceteris

  

paribus . Dengan kata lain, apabila biaya kerja naik akan meningkatkan

  pendapatan nelayan. Begitu juga halnya dengan tenaga kerja, pengalaman, dan

  Serta, nilai elastisitas dari variabel Biaya kerja, tenaga kerja pengalaman, dan jarak tempuh melaut mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1 (inelastis) terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, sehingga respon pendapatan nelayan terhadap Biaya kerja, tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh melaut sangat kecil. Sasmita (2006), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi usaha nelayan di Kabupaten Asahan, menyatakan bahwa variabel independent modal, jumlah tenaga kerja, jumlah perahu, dan waktu melaut yang dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan usaha nelayan).

  Zulfikar (2002), hasil penelitian tentang analisis bagi hasil terhadap pendapatan buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang, bahwa hasil analisis dapat diketahui ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan melaut marawai dan pancing. Untuk uji beda rata-rata melaut pancing dan melaut jaring tabel maka Ho terdapat perbedaan yang signifikan antara melaut pancing dan jaring.

  Salim (1999), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, menyatakan bahwa variabel independent jarak tempuh melaut, modal, pengalaman kerja, jumlah perahu dan tenaga kerja dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan nelayan) dan variabel independent yang bisa diperhitungkan atau berpengaruh terhadap variabel dependent adalah pengalaman kerja dan jumlah perahu.

2.4 KerangkaPemikiran

  Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variable bebas dan variable terikat. Berdasar pada uraian sebelumnya maka kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan nelayan( sebagai variable terikat ) yang dipengaruhi oleh modal, tenaga kerja, jarak tempuh, serta pengalaman ( sebagai variable bebas ). Faktor modal masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal mempengaruhi pendapatan usaha. Peningkatan dalam modal akan mempengaruhi peningkatan jumlah tangkapanikan/produksi sehingga akan meningkatkan pendapatan. Modal adalah modal yang digunakan nelayan untuk melaut, misalnya: bahan bakar minyak, makanan, rokok, upah tenaga kerja, peralatan menangkap ikan(umpan).

  Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenga kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah banyaknya orang yang pergi melautdalam 1 perahu atau kapal. Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam jarak yang lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai. Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidakada yang membahas pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan.

  Namun, dalam prakteknya, nelayan yang semakin berpengalaman dalam melaut bisa meningkatkan pendapatannya.

  Faktor teknologi merupakan peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan (produksi) adalah alat penerangan (lampu) dan jaring.Peralatan atau modal usaha nelayan adalah nilai dari pada peralatan yang digunakan seperti:

  a) Harga perahu, apakah mempergunakan mesin besar atau kecil yang dimiliki nelayan.

b) Harga dari peralatan penangkapan ikan, misalnya jaring dan lain-lain.

  Pada umumnya harga jual mempengaruhi pendapatan pihak penjual. Jika harga jual naik maka pendapatan semakin besar. Demikian juga dengan nelayan jika harga ikan naik maka pendapatan nelayan akan meningkat dan begitu juga sebaliknya jika harga jual ikan turun maka pendapatan nelayan akan berkurang.

  Program pemerintah, secara mutlak pemerintah harus mensjahterakan kehidupan rakyatnya tanpa terkecuali. Pemerintah sejauh ini membantu kehidupan nelayan demi meningkatkan pendapatan melalui program-program tertentu. Maka daripada itu perlu dilakukan penelitian apakah sejauh ini program pemerintah tersebut mensjahterakan nelayan atau tidak.

  Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan.

  Keterangan : : Menyatakan hubungan : Menyatakan pengaruh

  Faktor-faktor yang mempengaruhi :

  Tenagakerja 3. Pengalaman 4. Harga jual Nelayan

  Persepsi Nelayan terhadap Program peningkatan pendapatan nelayan oleh Pemerintah Positif Negatif

  Pendapatan Nelayan

1. Modal 2.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

  1. Modal, tenaga kerja, pengalaman, teknologi, dan harga jualberpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan di kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan.

  2. Persepsi nelayan terhadap program peningkatan pendapatan oleh pemerintah di kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan adalah positif.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Remaja Puteri Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Di Sma Katolik Budi Murni 1 Medan Tahun 2014

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Remaja Puteri Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Di Sma Katolik Budi Murni 1 Medan Tahun 2014

0 0 10

II. Perilaku Responden A. Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih ! - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku

0 2 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku Murid Kelas V Tentang Konsumsi Makanan Jajanan Di Sd Negeri Kecamatan Medan Petisah Tahun

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku Murid Kelas V Tentang Konsumsi Makanan Jajanan Di Sd Negeri Kecamatan Medan Petisah Tahun

0 1 12

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU MURID KELAS V TENTANG KONSUMSI MAKANAN JAJANAN di SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 18

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJABURUH A. Sejarah Pengaturan Sistem Jaminan Sosial Bagi PekerjaBuruh - Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara J

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Fungsi Kredit - Analisis Fasilitas Kredit Perumahan Rakyat Terhadap Kepemilikan Rumah Pada Masyarakat Kota Medan Di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan

0 0 33

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

0 0 7