II. Perilaku Responden A. Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih ! - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku

  Lampiran I

Pengaruh Promosi Kesehatan dengan Menggunakan Metode Ceramah dan

Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku Murid

  

Kelas V Tentang Konsumsi Makanan Jajanan di SD Negeri

Kecamatan Medan Petisah

Tahun 2015

I. Identitas Responden

  1. Nama : 2.

  Tempat/Tanggal Lahir : 3. :

  Jenis Kelamin

  4. Kelas : II.

   Perilaku Responden A. Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih ! 1.

  Makanan jajanan merupakan ?

  a. Makanan dan minuman yang dijual di kedai atau warung dan kaki lima.

  b.

  Makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang.

  c. Makanan dan minuman yang langsung dijual di kedai atau warung, pinggir jalan, kaki lima, terminal, swalayan, pasar dan tempat umum lainnya.

  2. Menurut kamu, kenapa kita harus jajan? a.

  Karena kepengen, di ajak teman dan rasa makanan/minumannya enak.

  b.

  Untuk mengatasi perut lapar.

  c.

  Untuk memberi tambahan tenaga (energi) ketika belajar dan mengatasi perut lapar.

  3. Makanan jajanan seperti apa yang baik untuk tubuh kita ?

  a. Makanan dan minuman yang bergizi, bersih, enak dan tidak tercemar debu/kuman serta tidak mengandung zat kimia yang berbahaya.

  b.

  Makanan dan minuman yang dijual enak.

  c.

  Makanan dan minuman yang bersih, murah, rasanya enak dan bergizi.

  4. Makanan jajanan yang aman adalah ? a.

  Bebas formalin dan boraks. c.

  Makanan dan minuman yang bersih, terbungkus dalam kemasan, tidak mengandung bahan tambahan makanan yang tidak dibenarkan seperti: zat pewarna pakaian/tekstil, borak, formalin dan pemanis buatan.

  5. Makanan jajanan yang berbahaya bagi kesehatan adalah?

  a. Makanan dan minuman yang kadarluarsa, basi dan berwarna mencolok.

  b.

  Makanan dan minuman yang warnanya mencolok, rasanya sangat manis, kenyal, berjamur, sudar kadarluarsa, dan basi.

  c.

  Makanan dan minuman yang masih mentah.

  6. Formalin adalah? a.

  Zat kimia yang ada dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan kita.

  b. Zat kimia yang digunakan sebagai pengawet untuk mengawetkan makhluk hidup yang telah mati agar tidak membusuk, barang-barang rumah seperti: lemari, cat.dan berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.

  c. Zat untuk pengenyal bakso.

  7. Menurut kamu, ciri-ciri makanan jajanan yang mengandung pewarna berbahaya bagi kesehatan adalah? a.

  Makanan dan minuman yang ditambah sirup.

  b. Makanan dan minuman yang warnanya menarik, teksturnya kenyal dan kental..

  c. dan minuman yang mengandung warna yang Makanan mencolok/terang, pekat dan menarik, seperti warna: merah dan kuning.

  8. Makanan siap saji (fastfood) itu seperti apa? a.

  Makanan yang dijual direstoran.

  b.

  Makanan yang cepat dimasak, rasanya enak dan mengandung lemak yang banyak.

  c.

  Makanan yang dimasak dengan cepat dan berasal dari luar negeri seperti: pizza, burger.

  9. Makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman dapat menyebabkan? a.

  Keracunan.

  b. Thypus, gatal-gatal dan kekurangan darah.

  c.

  Sakit perut, muntah mencret (munmen), keracunan dan sakit gigi.

  10. Makanan jajanan tradisional yang kamu ketahui adalah? a.

  Makanan jajanan yang dijual di pasar (pajak).

  b.

  Makanan jajanan seperti ongol-ongol, getuk, serabi, lemper, mie c.

  Makanan jajanan yang dijual keliling menggunakan sepeda seperti: mie pecal dan bakso.

  11. Yang tidak boleh ditambahkan kedalam makanan jajanan adalah? a.

  Formalin dan boraks.

  b.

  Bahan tambahan makanan yang tidak dibenarkan.

  c. Bahan tanbahan makanan yang tidak dibenarkan dan dilarang seperti: Formalin, boraks, metanil yellow, pemanis buatan.

  12. Minuman yang baik untuk dikonsumsi oleh tubuh kita adalah? a.

  Susu, teh manis, kopi dan air mineral.

  b.

  Minuman bersoda seperti: poccari sweet, pulpy, coca-cola, sprite.

  c. Air mineral/air putih.

  13. Makanan jajanan yang panas dan dikemas dalam plastik atau kertas koran dapat menyebabkan ? a.

  Bahan-bahan yang berbahaya pada plastik atau kertas koran dapat terurai kedalam makanan atau minuman sehingga dapat menimbulkan penyakit didalam tubuh kita.

  b.

  Plastik akan meleleh/ lonyot dan tulisan dikoran akan pudar.

  c.

  Panas di plastik atau di kertas koran.

  14. Makanan jajanan yang kotor dan tidak layak konsumsi merupakan?

  a. Makanan dan minuman yang sudah jatuh di tanah atau lantai dan terkena debu.

  b.

  Makanan dan minuman yang pahit dan basi .

  c.

  Makanan dan minuman yang ada potongan rambut, kuku, debu, batu kerikil, basi dan jatuh di tanah atau lantai.

  15. Terlalu sering makan makanan jajanan sembarangan dapat menyebabkan? a.

  Demam, batuk, flu/influenza dan keracunan.

  b. Timbulnya penyakit di dalam tubuh kita.

  c.

  Ganguan kesehatan pada tubuh kita seperti: kekurangan zat gizi, kekurangan yodium, kerusakan pada gigi, kegemukan dan badan kurus.

B. Sikap Baca dan simaklah pernyataan dibawah ini dengan baik. Kemudian berilah tanda centang ( √) pada pernyataan yang kamu anggap benar dengan memilih setuju atau tidak setuju.

  

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

  1. Makanan jajanan dapat memberikan tenaga (energi) bagi tubuh kita

  2. Makanan yang murah dan warnanya terang (mencolok) adalah makanan yang sehat

  3. Makanan jajanan yang dijual terbuka di pinggir jalan adalah makanan yang baik

  4. Makanan barat (fastfood) sepert: sosis goreng, fried chicken, burger lebih bergizi dari pada makanan yang dirumah

  5. Makanan jajanan yang sehat adalah makanan yang warnanya tidak mencolok, dibungkus rapi, bersih, tidak terkena debu dan tidak mengandung kuman

  6. Selalu mencuci tangan sebelum mengonsumsi makanan jajanan

  7. Membeli es sirop dengan warna terang lebih baik daripada bawa bekal air dari rumah

  8. Makanan jajanan yang dipinggir jalan tidak akan tercemar kuman

  9. Makanan jajanan yang tidak sehat tidak akan menimbulkan penyakit pada tubuh kita

  10. Makanan jajanan yang harganya murah dicurigai tidak aman dan tidak sehat

  11. Jajanan hanya melihat teman dan tertarik melihat makanan yang dijual

  12. Sarapan pagi sebelum pergi sekolah lebih baik dari pada jajanan sembarangan disekolah

  13. Makanan snack seperti: wafer, kerupuk, permen, chitato baik dikonsumsi setiap hari

  14. Makanan jajanan yang warnanya mencolok dan murah tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya didalam tubuh kita

  15. Makanan jajanan yang panas boleh dibungkus dengan plastik dan koran

C. Tindakan Berilah tanda centang ( √) pada pernyataan dibawah ini! Jawaban harus sesuai dengan kehidupan sehari-hari. No. Pernyataan Ya Tidak

  1. Sarapan Pagi di rumah

  2. Bawa bekal atau bontot dari rumah

  3. Membeli makanan jajanan tradisional seperti kue lapis, onde-onde, dan gorengan, ongol-ongol.

  4. Membeli makanan jajanan siap saji seperti: burger, KFC, mie instan, sosis, nugget.

  5. Membeli makanan jajanan seperti mi besar (mi gomak), lontong, nasi goreng, mie ayam, sate.

  6. Membeli snack seperti oreo, wafer, chitato, dan lain-lain

  7. Membeli siomay, sosis, telur goreng dengan saus berwarna merah terang

  8. Bawa air minum dari rumah

  9. Membeli minuman bersoda dan berwarna sangat mencolok atau terang .

  10. Membeli jajan di kantin sekolah

  11. Membeli jajan di luar pagar sekolah

  12. Membeli makanan jajanan yang dikemas atau dibungkus

  13. Memperhatikan kebersihan tempat jajanan dan penjual/pedagang sebelum membeli makanan jajanan.

  14. Membeli makanan jajanan yang warnanya menarik dan harganya murah.

  15. Mencuci tangan sebelum

  Lampiran 2

Materi Penelitian

METODE CERAMAH DAN PERMAINAN ULAR TANGGA

  

DALAM PENINGKATAN PERILAKU TENTANG MAKANAN JAJANAN

DI SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH

TAHUN 2015

1. PENGENALAN MENGENAI MAKANAN JAJANAN DAN JENIS MAKANAN JAJANAN

1.1 Yang Perlu Diketahui Siswa Mengenai Makan Jajanan

A. Makanan Jajanan dan Jenisnya

  Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang diolah oleh pedagang yang biasanya dapat dijual dipinggir jalan, warung, kedai, kantin sekolah, restoran yang dijajakan dalam berbagai bentuk warna, rasa serta ukuran dan dengan harga yang dapat kita jangkau sehingga menarik minat dan perhatian kita untuk membelinya.

  Gbr 1. Contoh makanan jajanan yang dijual dipinggir jalan Jenis makanan jajanan digolongkan menjadi 3 (tiga) menurut Widyakarya

  Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004, yaitu:

  4. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil, pisang goreng, kue bugis dan sebagainya.

  Gbr 2. Makanan jajanan yang berbentuk panganan

  5. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti mi bakso, nasi goreng, mi goreng, mi rebus, pecal, dan sebagainya.

  Gbr 3. Makanan jajanan yang diporsikan

  6. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, es campur, jus buah, dan sebagainya.

  Gbr 4. Makanan jajanan yang berbentuk minuman

2. MAKANAN JAJANAN AMAN, SEHAT DAN BERGIZI

  Jaminan atas keamanan, sehat dan Bergizi pada makanan jajanan mempunyai kontribusi besar pada pembentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa, yang akan memengaruhi daya saing bangsa ditingkat global. Oleh karena itu, pengawasan pangan perlu mendapat prioritas karena secara langsung dapat melindungi kesehatan masyarakat khususnya anak usia sekolah dasar terutama dari pangan yang tidak memenuhi syarat keamanan, sehat dan Bergizi.

2.1 Makanan Jajanan Aman

  Keamanan pangan didefenisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia (Undang- undang RI no.7 tentang Pangan Tahun1996).

  Kemungkinan potensi bahaya yang timbul dalam makanan jajanan untuk anak sekolah yang bila dikonsumsi manusia dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan antara lain bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya biologis.

  A. Bahaya Fisik

  Bahaya fisik tersebut merupakan benda asing seperti rambut, kuku, perhiasan, serangga mati, batu atau kerikil, potongan kayu atau ranting, apabila makanan dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam wadah tertutup yang dapat mencederai konsumen.

  B. Bahaya Kimia

  Untuk bahaya kimia dapat terjadi karena penggunaan bahan berbahaya yang memang tidak boleh digunakan pada makanan, yang hingga saat ini masih kerap terjadi. Seperti penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan, penggunaan pewarna tekstil, rhodamin (merah) dan methanil yellow (kuning) agar makanan menjadi lebih menarik. Selain itu masih ditemukannya penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang melebihi batas yang diijinkan. Penggunaan bahan-bahan tersebut masih sering dilakukan oleh pedagang-pedagang kecil yang memang mereka belumtahu atau sudah tahu bahayanya namun lebih memilih yang harganya lebih murah.

  Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen.

  Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa.

  Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88 No. 1168/Menkes/PER/X/1999 bahan tambahan pangan (BTP) secara umum merupakan bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tiadak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan pengepakan, pengemasan dan penyimpanan.

  Di Indonesia telah disusun peraturan tentang bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan ditambah dan yang dilarang oleh departemen kesehatan. Golongan bahan tambahan yang diizinkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/IX/88, yaitu:

  12. Antioksidan (antioxidant) Digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Contoh: asam askorbat dan garamnya untuk produk daging, ikan, dan buah-buahan kaleng.

  13. Antikempal (anticaking agent) Untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan atau menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat higroskopis, yang biasa ditambah antikempal misalnya susu, krim, dan kaldu bubuk.

  14. Pengatur keasaman (acidity regulator) Dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: Asam laktat dan malat yang digunakan pada jeli.

  Menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contoh: Aspartam, Siklamat, dan Sakarin.

  16. Pemutih dan pematang telur (flour treatment agent) Mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan telur hingga dapat memperbaiki mutu penanganan.

  thickener )

  Membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan yang biasanya mengandung air atau minyak.

  Contoh: gelatin pemantap dan pengental untuk sediaan keju.

  18. Pengawet (preservative) Mencegah fermentasi dan pengasaman/ penguraian oleh mikroorganisme. Contoh: asam benzoat dan garamnya untuk produk buah, kecap, dan keju.

  19. Pengeras (firming agent) Memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contoh: Al sulfat, Al Na sulfat untuk pengeras acar ketimun dalam botol.

  20. Pewarna (colour) Memperbaiki atau memberi warna. Contoh: green S warna hijau, kurkumin warna kuning, dan karamel warna coklat.

  21. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa (flavor, flavor enhancer) Dapat memberikan, mempertegas rasa dan aroma. Contoh: Asam guanilat, Asam inosinat, dan monosodium glutamate (MSG) pada produk

  22. Sekuestran (sequestrant) Mencegah terjadinya oksidasi penyebab perubahan warna dan aroma, biasa ditambahkan pada daging dan ikan. Contoh: asam folat dan garamnya. Selain BTP yang tercantum dalam peraturan menteri tersebut masih ada

  2008), yaitu:

  4. Enzim, yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba yang dapat menguraikan zat secara enzimatis, misalnya membuat pangan menjadi lebih empuk, lebih larut dan lain-lain.

  5. Penambah gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral atau vitamin, baik tunggal maupun campuran, yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan.

  6. Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga mempertahankan kadar air pangan.

  Beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No.

  1168/Menkes/PER/X/1999 sebagai berikut :

  9. Natrium tetraborat (boraks)

  10. Formalin (formaldehyd)

  11. Minyak nabati yang dibrominasi (brominanted vegetable oils)

  12. Kloramfenikol (chlorampenicol)

  13. Kalium klorat (potassium chlorate)

  15. P-Phenetilkarbamida (p-phenethycarbamide, dulcin, 4-

  ethoxypheny )

  16. Asam Salisilat dan garamnya (salicylic acid and its salt) Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

  1168/Menkes/PER/X/1999, selain bahan tambahan diatas masih ada makanan, seperti rhodamin B (pewrna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis sintetis) dan potassium bromat (pengeras).

  Menurut Cahyadi (2008) tujuan bahan tambahan pangan (BTP) adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan tambahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila :

  5. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan

  6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan

  7. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan

  8. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.

C. Bahaya Biologi

  Bahaya biologi dapat disebabkan oleh bakteri (akibat kesalahan saat pemasakan, penyimpanan) atau binatang. Makanan tersebut sangat mungkin disebut penyakit bawaan makanan. Anak-anak sering menjadi korban penyakit tersebut. Hal ini umumnya disebabkan oleh belum diterapkannya praktik higiene dan sanitasi yang memadai (Agustina,dkk, 2009).

  Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang makanan (food-borned diseases) (Susanna, 2003).

  Menurut Anwar (2004) dalam Andrita (2012), Jajanan sering terkontaminasi oleh mikroorganisme ataupun bahan-bahan kimiawi (Anwar, 2004).

  bakteri Salmonell a Paratyphi

  A Fisik Kimia Biologi

  Gbr 5. Pencemaran pada Makanan Jajanan

2.2 Makanan Jajanan Sehat

  Pemilihan jajanan sehat yang direkomendasikan untuk anak sekolah dasar yaitu :

  1. Makanan yang tertutup rapat, tidak berbau/berasa asam, dan tidak berlendir.

  2. Makanan yang berwarna tidak mencolok karena dikhawatirkan

  3. Makanan gorengan yang berwarna gelap dan bertekstur keras adalah salah satu ciri bahwa gorengan sudah digoreng berulang kali atau menggunakan minyak berulang dan hal ini berbahaya untuk anak.

  4. Makanan gorengan yang tidak berwarna putih karena itu merupakan ciri gorengan yang digoreng dengan plastik dan biasanya gorengan tersebut

  5. Makanan tidak boleh berbungkus kertas koran atau kertas dengan tinta pada bagian dalam bungkus karena zat kimia pada tinta koran/kertas dapat meracuni makanan.

  6. Makanan yang panas lebih baik di bungkus dengan plastik putih daripada dengan plastik kresek atau bahan beling.

  7. Makanan yang di kemas dengan menggunakan staples sangat perlu diperhatikan karena staples dikhawatirkan akan tertelan bersama makanan.

  8. Kandungan gizi dan tanggal kedaluwarsa perlu diperhatikan pada makanan kemasan (Dedeh, dkk, 2010).

2.3 Makanan Jajanan Bergizi

  Makanan Bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan

  • – kandungan atau unsur ikatan kimia yang dapat membantu seluruh pertumbuhan pada tubuh, mulai dari pertumbuhan badan hingga pertumbuhan otak. Pengelompokkan bahan makanan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat
  • – zat gizi yaitu sebagai (1) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun; (3) sumber zat pengatur.

  Sumber energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya. Secara umum, fungsi utama zat gizi dalam makanan bagi tubuh dapat dibedakan menjadi 3 (macam) yaitu:

  1. Sebagai sumber energi Zat gizi yang termasuk sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Zat-zat gizi tersebut merupakan penghasil energi yang dapat dalam tubuh. Zat gizi yang dapat menghasilkan energi terbesar dari ketiga zat gizi tersebut adalah lemak. Contoh bahan pangan/makanan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain:

  d. Nasi, jagung, talas, singkong, ubi, gandum yang merupakan sumber karbohidrat; e. Margarine dan mentega merupakan sumber lemak;

  f. Kacang-kacangan, ikan, daging, telur dan sebagainya merupakan sumber protein.

  Gbr 6. Contoh sumber Energi

  2. Sebagai sumber zat pembangun Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun demikian, zat gigi yang memiliki peranan dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein. Protein memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia. Jika kekurangan mengonsumsi protein maka pertumbuhan dan perkembangan manusia terhambat. Selain itu, protein juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan fungsi organ tubuh.

  Gbr 7. Contoh sumber zat pembangun

  3. Sebagai sumber zat pengatur Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi keseimbangan. Zat gizi yang berfungsi untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah mineral, vitamin, air dan protein. Namun yang memilki fungsi utama sebagai zat pengatur adalah mineral dan vitamin.

  Gbr 8. Contoh sumber zat pengatur

  3. PENGARUH MAKANAN JAJANAN BAGI TUBUH Makanan Jajanan yang dikomsumsi, mempunyai pengaruh didalam tubuh.

  Makanan jajanan mempunyai keuntungan dan kerugian bagi kita khususnya bagi anak usia sekolah. Menurut Khomsan (2003) kebiasaan anak mengkonsumsi jajanan mempunyai keuntungan atau manfaat, yaitu: 10. Mengenalkan diversifikasi (keanekaragaman) jenis makanan.

  11. Meningkatkan gengsi dengan teman-teman.

  Sedangkan menurut Irianto (2007), jika anak usia sekolah terlalu sering dan menjadikan makanan jajanan menjadi kebiasaaan dalam kehidupan.

  Maka akan berakibat negatif untuk kesehatannya. Dampak negatif yang timbul yaitu :

  6. Nafsu makan menurun.

  7. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.

  8. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak.

  9. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan tidak terjamin.

  10. Pemborosan

  4. MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH

  Masa periode ini, yang umumnya mulai membandingkan segala sesuatu antara di rumah dan di luar rumah, juga mempunyai masalah gizi yang sering timbul menurut Adriani,dkk (2012), yaitu :

  6. Anemia Defisiensi Gizi Anak usia sekolah yang lebih mengenal makanan jajanan akan sehingga anak pada usia ini akan lebih rentan mengalami anemia. Keadaan ini terjadi kerena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi.

  Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan bahan makanan yang mengadung zat besi yang berkualitas. Menurut Dinatia (2011) daging, hati, berkualitas tinggi, artinya mudah dicerna. Zat besi juga dapat diperoleh dari pangan nabati seperti kacang kedelai, serelia, sayur-sayuran, dan buah-buahan tapi tidak mudah diabsorbsi oleh pencernaan. Makan bahan makanan yang mengandung vitamin C mempermudah penyerapan zat besi.

  Jadi, menu makanan di rumah yang terdiri dari lauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang mengandung zat besi sangat bermanfaat mencegah anemia gizi besi.

  7. Defisiensi Yodium Kekurangan yodium merupakan pembesaran kelenjar gondok yang sering disebut orang awam yaitu penyakit gondok atau nama ilmiahnya

  struma simplex. Pembesaran kelenjar gondok menurut Adriani,dkk (2012) terdapat lebih dari 30 % diantara anak sekolah.

  8. Karies Gigi Masalah karies gigi pada anak sekolah tidak pernah selesai diperbincangkan, hal ini dikarena pada anak usia ini terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Adriani, dkk (2012) menyatakan bahwa karies gigi pada gigi sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan sampai dewasa.

  Pada prinsipnya, makanan apapun dapat menimbulkan karies jika sesudah makan anak tidak dibiasakan menggosok gigi. Upaya mencegah karies pada anak usia sekolah selain tidak mengonsumsi makanan yang sebaiknya sesudah makan.

  9. Berat Badan Berlebih (Obesitas) Kelebihan berat badan anak karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar. Berat badan yang berlebih harus menjadi perhatian yang serius, hal ini dikarenakan akan menimbulkan penyakit pada si anak. Aktifitas yang kurang dan jajanan makanan yang mengandung kadar lemak yang tidak terkontrol merupakan faktor pencetus terjadinya berat badan lebih. Jika anak sudah mengalami berat badan yang berlebihan sebaiknya laju pertumbuhan bertanyanya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan kembali mencapai normal. Dan perlu diperhatikan ketika menghentikan atau memperlambat berat badan anak yaitu asupan atau angka kecukupan gizi anak dan mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik.

  10. Berat Badan Kurang Tidak hanya berat badan berlebih saja yang harus menjadi perhatian publik tetapi berat badan kurang juga menjadi perhatian bersama. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Anak usia ini sudah mulai dapat memilih makanan yang disukainya dan gemar bermain. Dan biasanya makanan yang disukai jauh dari nilai Bergizi.

5. HYGIEN DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN

  Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk mendukung kesehatan. Makanan yang dibutuhkan tentunya harus bernilai gizi kebersihan penjamah makanan, dan bagaimana makanan tersebut disajikan. Berbagai pilihan makanan dan minuman tersedia di berbagai tempat dengan kualitas yang bervariasi. Dapat dipastikan, dimana ada aktivitas manusia, pada tempat tersebut ditemukan penjual makanan.

  Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap pengolahan makanan. Berdasarkan hal ini, higiene sanitasi makanan yang merupakan konsep dasar pengelolaan makanan sudah seharusnya dilaksanakan. Enam prinsip higiene sanitasi tersebut adalah (DepKes, 2000):

  1. Pemilihan bahan makanan Bahan makanan yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti batas kadaluarsa, terdaftar pada Depkes, dan bahan tersebut diizinkan pemakaiannya untuk makanan,

  2. Penyimpanan bahan makanan Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak cepat rusak,

  3. Pengolahan makanan Pengolahan makanan meliputi 3 hal, yaitu peralatan, penjamah

  4. Penyimpanan makanan matang Makanan matang yang disimpan sebaiknya pada suhu rendah, agar pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan dapat ditahan,

  5. Pengangkutan makanan Cara pengangkutan makanan yang diinginkan adalah dengan wadah tertutup,

  6. Penyajian makanan Makanan disajikan dengan segera, jika makanan dihias maka bahan yang digunakan merupakan bahan yang dapat dimakan.

  Higiene sanitasi makanan minuman yang baik perlu ditunjang oleh kondisi lingkungan dan sarana sanitasi yang baik pula. Sarana tersebut antara lain:

  1. Tersedianya air bersih yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas,

  2. Pembuangan air limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi sumber pencemar,

  3. Tempat pembuangan sampah yang terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup.

  Higiene sanitasi adalah suatu upaya untuk menghindarkan diri dari penyakit. Secara defenisi higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan pada kegiatan kebersihan individu dan kesehatan pribadi (Sihite, 2000). Sedangkan sanitasi adalah pencegahan penyakit dengan cara mengatur faktor lingkungan yang berkaitan dengan transmisi penyakit (Anonimous, 2003). Higiene sanitasi makanan minuman diperlukan untuk melindungi makanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular

  Tindakan saniter ditujukan pada semua tingkatan pengelolaan makanan minuman. Pengelolaan makanan minuman yangtidak higienis dan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen. Makanan minuman yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyakitdisebabkan 2 hal, yaitu makanan minuman tersebut mungkin mengandung komponen beracun, seperti logam berat, dan bahan kimia beracun. Hal yang kedua, makanan terkontaminasi mikroorganisme pathogen dalam jumlah cukup untuk menimbulkan sakit. Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari proses pembusukan makanan, atau terdapat dalam makanan karena dibawa serangga seperti lalat, kecoa, dan tikus (Depkes RI, 1997). Beberapa penyebab penyakit tersebut antara lain: Salmonella thyposa, Shigella dysentriae, virus hepatitis, toksin dari bakteri seperti Clostridium botulinum, berbagai jamur, pewarna makanan, dan pengawet makanan (Depkes RI, 2000). Gangguan kesehatan yang terjadi berupa gangguan pada saluran pencernaan, dengan gejala mual, perut mulas, muntah, dan diare.

  Tempat umum biasanya menyediakan berbagai makanan minuman bagi orang yang beraktivitas di tempat itu. Penyediaan makanan minuman jajanan ini seharusnya memenuhi kriteria kesehatan yang telah ada di negara kita yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman persyaratan higiene sanitasi Makanan Jajanan. Menurut Depkes (2004), makanan minuman jajanan adalah makanan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat berjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain disajikan oleh jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel.

  Lampiran 3

PANDUAN PELATIHAN FASILITATOR

DEFINISI FASILITATOR DAN PERSYARATAN

  Siapakah Fasilitator itu ?

  Fasilitator adalah orang yang menjadi narasumber untuk membantu dalam atau siswa sekolah dasar. Mereka adalah orang yang dapat membimbing anak- anak untuk dapat memberikan pemahaman yang baik dan buruk di lingkungannya yang sesuai dengan usia mereka, misalnya wali kelas, guru olah raga, guru agama, guru bimbingan konseling, pemerhati anak, dll. Dalam hal ini fasilitator yang digunakan adalah guru bimbingan konseling untuk 2 (dua) sekolah yaitu SD N No. 060834 dan 060830.

  

GAMBAR 1. FASILITATOR HARUS RAMAH

Mengapa Fasilitator diperlukan?

  1. Karena Fasilitator lebih mudah mengenali jiwa-jiwa anak sehingga memudahkan anak untuk mendapatkan informasi yang akan diberikan.

  2. Pesan-pesan dapat disampaikan seperti layaknya belajar mengajar.

  3. Mencegah agar tidak timbul penilaian subjektif pada peneliti.

  Apakah syarat-syarat menjadi Fasilitator?

  1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang menjadi pembahasan;

  2. Menunjukkan rasa antusias terhadap topik yang dibahas;

  3. Memberikan reaksi yang positif terhadap pertanyaan peserta;

  

Pengetahuan apa saja yang perlu dimiliki Fasilitator?

  Yang perlu dimiliki terutama adalah :

  1. Pengetahuan Makanan Jajanan, mencakup: Jenis dan fungsinya, makanan jajanan yang aman, sehat dan bergizi, masalah yang dihadapi pada makanan jajanan.

  Dimana pelatihan dilakukan?

  Pelatihan akan dilakukan disekolah SD Negeri No. 060834 dan 060830. Dimana sekolah tersebut adalah kelompok yang diberi perlakukan dengan metode ceramah danpermainanulartangga.

  Bagaimana mekanisme pelatihan? 1. Memahamkan fasilitator untuk tugas pokok dan fungsinya.

  2. Memahamkan fasilitator tentang topik atau materi yang akan diberikan kepada peserta didik.

  3. Memahamkan 2 (dua) metode yang akan dijalankan oleh masing-masing fasilitator.

  4. Menyiapkan alat bantu sesuai topik yang akan dibicarakan, misalnya gambar, contoh-contoh kasus, dan lain-lain

  

Dalam proses penyampaian materi, yang harus diperhatikan oleh Fasilitator?

  Sebelum penyuluhan, seorang Fasilitator harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Kesiapan Pribadi o o Membaca materi yang akan disampaikan; o

  Bahasa dan alat bantu yang akan digunakan perlu disesuaikan o dengan keadaan peserta penyuluhan; Rencanakan skenario alokasi waktu.

  2. Pengaturan Tempat o Untuk metode ceramah dilakukan di SD N 060830. Kegiatan ini

  o

  Metode permainan ular tangga dilakukan di SD N 060834. Metode ini membutuhkan ruang gerak yang lebih besar, karena konsep kegiatan ini dengan cara bermain sambil belajar. Jadi dibutuhkan gerak fisk dan keaktifan peserta, maka ini dilakukan di luar ruangan (out door)/ halaman sekolah.

  3. Alat Bantu o Pastikan ketersediaan fasilitas alat bantu, misalnya: Laptop, in- focus , pengeras suara (microphone), listrik, dan sebagainya. o Perhatikan apakah alat-alat tersebut dapat berfungsi dengan baik.

  Pastikan bahwa alat bantu (termasuk gambar) yang digunakan dapat dilihat oleh semua peserta dengan mudah.

  

Pada saat penyuluhan, seorang Fasilitator harus memperhatikan sebagai

berikut:

  1. Perkenalkan diri sebelum memulai penyuluhan.

  2. Secara singkat, jelaskan tujuan dari topik yang akan disampaikan.

  3. Sampaikan informasi secara menarik, berbicara singkat dan mudah dimengerti. Sisipkan humor-humor segar.

  4. Pastikan suara dapat didengar dengan jelas oleh seluruh peserta. Hindari

  5. Kemukakan hal-hal yang penting terlebih dahulu.

  6. Tekankan hal-hal yang perlu diingat.

  7. Hindari istilah medis atau istilah asing, misalnya: diare, E.coli, dll.

  8. Pada awal penyampaian dan setiap pergantian topik, jangan lupa gali pengetahuan peserta dengan cara memberikan 1 - 2 pertanyaan terkait.

  Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya komunikasi satu arah.

  9. Usahakan tidak menetap pada satu posisi atau tempat, berdiri di belakang mimbar atau duduk di belakang meja.

  10. Jangan memandang pada satu arah atau beberapa peserta saja. Bagi perhatian secara merata.

  11. Perhatikan bahasa tubuh peserta. Jika peserta terlihat tidak mengerti atau tidak tertarik (terlihat mengantuk atau berbicara dengan peserta lain), pancing dengan pertanyaan yang dapat mengungkapkan pengetahuan, pemahaman peserta.

  12. Beri kesempatan peserta untuk bertanya. Sekali-kali, lempar pertanyaan peserta untuk dijawab oleh peserta lain. Beri pujian kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

  13. Alokasi waktu untuk setiap penyuluhan/ceramah, tidak lebih dari dua jam dengan pembagian waktu penyampaian materi dan diskusi 50% : 50%.

  14. Kira-kira 10 menit terakhir, buat rangkuman dari seluruh pembicaraan dan hasil diskusi.

  15. Akan lebih baik jika Fasilitator dapat menekankan inti dari materi yang disampaikan kepada peserta di akhir ceramah.

  16. Akhiri kegiatan dengan mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih.

  

Petunjuk Teknis Pelaksanaan

METODE CERAMAH

DALAM PENINGKATAN PERILAKU TENTANG MAKANAN JAJANAN

DI SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH

TAHUN 2015

  8. METODE CERAMAH Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

  Metode dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran atau pelatihan

  dalam konteks wawasan kesehatan terhadap makanan jajanan. Melalui cara penggalian pendapat dari pelajar SD N 060830, fasilitaor sesuai jadwal tentatif kegiatan melontarkan suatu topik permasalahan seputar makanan jajanan kepada peserta (pelajar). Peserta diminta mengemukakan pendapat tentang makanan jajanan yang mereka pahami sebelumnya, hal ini dilakukan untuk memudahkan fasilitator untuk menguatkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.gasan, atau sasaran untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan untuk kemudian dirumuskan oleh fasilitator. Ada dua prinsip yang diterapkan dalam metode ini yaitu, yang pertama pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin dan yang kedua menunda, atau tidak langsung memberi penilaian terhadap gagasan yang diutarakan.

  9. TUJUAN

  9. Mendorong Terjadinya penyampaian ide atau pengalaman Siswa SD N 060830 yang akan sangat membantu memaksimalkan pemahaman dan ingatan. permasalahan yang dilontarkan.

  11. Membina peserta dalam mengkomunikasikan dan mengembangkan kreatifitas berfikir dengan cara melibatkan siswa.

  12. Merangsang partisipasi peserta.

  13. Memberikan pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu.

  14. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

  15. Melatih peserta untuk mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasi.

  16. Melatih daya kreatifitas berfikir peserta.

  10. PROSES PELAKSANAAN METODE CERAMAH Persiapan Umum

  Untuk mempersiapkan penggunaan metode ceramah, fasilitator perlu : Mempersiapkan masalah yang akan dilontarkan kepada pembelajar untuk mendapatkan tanggapan dari pembelajar.

  3. Menentukan dan mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan.

  4. Mempersiapkan jawaban yang benar tentang permasalahan yang dibahas.

  Materi pokok Ceramah

  Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ceramah ini : 6. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya.

  7. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi

  8. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh

  9. Masalah utama makanan jajanan

  10. Hygien dan sanitasi makanan jajanan

  11. ALAT PERAGA

  Penyampaian materi disajikan kedalam power point yang berisikan tentang makanan jajanan, dimana penguatan informasi menggunakan Gambar dan

  12. WAKTU

  Hari/Tanggal : - Pukul : 09.00

  • – 11.00 wib Tempat : Ruang Kelas V SD N 060830 Mekanisme pelaksanaan metode ceramah adalah :

  9. Fasilitator Memaparkan suatu masalah tentang keracunan yang pernah terjadi disekolah. (15 menit)

  10. Setiap tanggapan atau ide yang disampaikan peserta dicatat secar ringkas di witheboard atau kertas filpchart. (20 menit)

  11. Fasilitator jangan memberikan tanggapan atau kritik evaluasi atas pendapat /ide peserta sampai semua peserta mengutarakan pendapatnya dan tidak dapat lagi memberikan pendapatnya.

  12. Fasilitator berperan sebagai narasumber dan memberikan materi tentang makanan jajanan kepada peserta dengan menggunakan Laptop dan LCD dalam bentuk power point. (30 menit)

  13. Fasilitator memutar vidio tentang makanan jajanan kepada peserta. (15 menit)

  14. Memberikan sesi tanya jawab. (20 menit)

  15. Mengulas kembali dan memberikan point-point penting tentang materi yang disampaikan. (15 menit)

  16. Salam penutup. (5 menit)

  14. EVALUASI

  Evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan pre-test alat penelitiannya dengan kuesioner.

  

Petunjuk Teknis Pelaksanaan

METODE PERMAINAN ULAR TANGGA

DALAM PENINGKATAN PERILAKU TENTANG MAKANAN JAJANAN

DI SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH

TAHUN 2015

  15. METODE PERMAINAN ULAR TANGGA

  Permainan ular tangga adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa SD N 060834 Medan yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu yang berkaitan dengan materi makanan jajanan. Materi tersebut merupakan jabaran dari satuan pembelajaran yang telah disusun sesuai kebutuhan.

  16. TUJUAN 10. Tersusun secara relevan sehingga tergaja dalam ingatan.

  11. Meningkatkan akselarasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan psikomotorik peserta, kemampuan peserta ditingkatkan dalam keterampilan berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar tebentuk sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

  12. Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang dimainkan

  13. Dapat menciptakan suasana pembelanjaran yang fun atau menyenangkan.

  14. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual maupun kelompok.

  15. Mengembangkan kreativitas berfikir siswa dengan metode berlajar sambil bermain.

  16. Meningkatkan kemandirian siswa menciptakan komunikasi timbal balik.

  18. Struktur kognisi yang diperoleh siswa sebagai hasil dari proses belajar bermakna akan stabil.

17. PROSES PELAKSANAAN METODE PERMAINAN ULAR TANGGA Persiapan Umum

  Untuk mempersiapkan penggunaan metode ini, fasilitator perlu : 4.

   Mempersiapkan suatu model ular tangga yang menggambarkan materi dan menjadi muatan permainan tersebut.

  5. Menyiapkan alat-alat atau fasilitas yang dibutuhkan dalam permainan.

  Menyiapkan prosedur tetap pengunaan alat-alat, urutan dan waktu untuk setiap kegiatan.

  Materi Permainan Ular Tangga

  Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ini : 6. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya.

  7. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi

  8. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh

  9. Masalah utama makanan jajanan

  10. Hygien dan sanitasi makanan jajanan 18.

ALAT PERAGA

  Materi tentang makanan jajanan disajikan kedalam papan permainan ular tangga, Dadu, Laptop, LCD dan speaker.

19. WAKTU

  Hari/Tanggal : - Pukul : 09.00

  • – 11.00 wib Tempat : Lapangan/Halaman Sekolah SD N 060834

  20. PELAKSANAAN

  Mekanisme pelaksanaan metode permainan ular tangga adalah : 17. Pembagian kelompok dilakukan diawal dan berdasarkan urutan absen.

  Hal ini lebih difokuskan kepada pemainan dan waktu. Satu kelompok terdiri dari lima orang.

  18. Fasilitator memaparkan dan menjelaskan mekanisme permainan kepada siswa. Penjelasan dilakukan didalam ruang kelas V SD N 060834 dengan menggunakan LCD dan laptop. Penjelasan diruangan dialkukan agar pesan peraturan yang disampaikan kepada peserta/siswa lebih jelas dan terarah. (15 menit)

  19. Fasilitator mempersilahkan membuka pertanyaan seputar mekanisme permainan. (5 menit)

  20. Fasilitator mengarahkan peserta untuk berada di kelompoknya masing- masing dan berada di area peralatan permainan yang sudah dipersiapkan.

  21. Fasilitator memberikan aba-aba bahwa permainan sudah dimulai.

  22. Fasilitator berperan sebagai pengamat ketika permainan yang dimainkan oleh peserta berjalan. (100 menit)

  23. Fasilitator mengingatkan peserta pembatasan waktu ketika bermain ular tangga. (15 dan 5 menit sebelum waktu permainan berakhir)

  24. Salam penutup.

  21. PERATURAN PERMAINAN

  Setiap permainan harus mempunyai peraturan yang jelas untuk setiap pemainnya, hal ini dimaksudkan agar pemain mudah dan memahami setiap perjalanan permainan. Peraturan yang akan dilakukan untuk permainan ular tangga adalah sebagai berikut:

  12. Permainan ini dimainkan oleh kelompok eksperimen yaitu anak SD Negeri 060834 sebanyak 30 (tiga puluh) orang dan berkelompok.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Pengurus DPD Partai Golkar Sumatera Utara

0 0 8

BAB II DASAR TEORI 2.1 Jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS) - Analisis Kinerja Jaringan Multiprotocol Label Switching (Mpls) Untuk Layanan Video Streaming

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Ter

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2

0 1 9

Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2010 -2012

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signalling Theory (Teori Sinyal) - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terda

0 1 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pe

0 0 10

C. Kuisioner Data Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Remaja Puteri Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Di Sma Katolik Budi Murni 1 Medan Tahun 2014

0 1 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Remaja Puteri Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Di Sma Katolik Budi Murni 1 Medan Tahun 2014

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Remaja Puteri Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Di Sma Katolik Budi Murni 1 Medan Tahun 2014

0 0 10