12. Pengenalan Allah yang kekal hanya bisa diterima melalui Anak Allah, Why 1 Yoh 5:13, 20, 11. Yoh 17:3' satu-satunya hidup yang kekal hanya melalui Pengenalan akan Kemuliaan Anak. KEBAHAGIAAN SEJATI, mengerti kekekalan hati Allah. Segala perbuatan dan p
Kristus Raja Kekal
2 Pet 1:11, 16, 1 Pet 1:22
Pdt. Agung Wibisana
Allah menciptakan manusia dengan Nafas-RohNya sehingga manusia memiliki
kekekalan dalam hatinya. Dengan benih “Roh” inilah Allah menciptakan manusia segambarrupa DiriNya, dengan “Roh” inilah manusia mampu berhubungan dengan Allah sampai
selama-lamanya. Benih yang dinanugerahkan Tuhan tak dapat diputus-pisahkan oleh siapa
pun, termasuk dengan masuknya kejatuhan dosa manusia. Dengan benih inilah manusia
mampu dengan 'roh'Nya melalui imannya mengerti, memahami Allah yang “tak terpahami”
(Misteri Keilahian Allah).
Relasi spiritual inilah membuat manusia memiliki hubungan yang sangat khusus
dengan Allah, karena itu manusia lebih daripada ciptaan Allah yang lain, bahkan manusia
berelasi dengan Allah lebih dekat daripada makhluk ciptaan yang lainnya. Manusia adalah
mahkota ciptaan Allah. Hubungan spiritual/rohaniah ini melampaui hubungan secara fisik,
badani, perasaan, pikiran, hati dan jiwa saja. Karena “Roh itu kekal” maka sebagai
konsekuensinya segala perintah dan nilai-nilai Kerajaan Allah juga harus bernilai
kekal. PerintahNya berlaku untuk segala usia, seluruh jaman, setiap suku bangsa, (kelasderajat-strata, bahasa, kenegaraan) berbagai macam denominasi dan jenis kelamin.
Perintah Allah bukan sementara atau bergantung pada keadaan dan lingkungan yang
berubah-ubah. Nilai-nilai hidup Kerajaan Allah dalam diri orang Kristen harus mampu
menembus, menerangi atau menguasai hal-hal yang fana dan kesementaraan diarahkan
untuk memasuki hubungan dengan nilai-nilai hidup dalam kekekalan.
Perintah “kasihilah.... ” tidak mungkin hanya berlaku bagi “hubungan satu jenis
kelamin saja, satu macam “daging/flesh”, tingkat sosial-strata, atau hanya untuk tingkatan
kerohanian yang tinggi, atau hanya untuk orang Kristen saja.
Perintah “kasih,
pengampunan, kesetiaan” ini sifatnya itu kekal, berlaku bagi segala macam agama,
manusia, ajaran dan pengetahuan keilmuan manusia. Perintah Allah itu harus terus
menerus memanifestasi tidak terputus-lepaskan dalam kehidupan kita. Perintah Allah tidak
bisa dipatuhi hanya dengan memakai sebagian tenaga, kekuatan dan waktu dalam hidup
kita ini (apalagi ditawar-menawar!!). Jadi jika Allah memerintahkan kita untuk mengasihi
sesama kita, maka kasih yang kita berikan adalah “kasih kekal” dari Allah. Manusia hanya
mampu menyalurkan “kasih kekal” ini, manusia hanya bisa membagikannya dan tidak bisa
(mustahil) menciptakannya. Segala hal yang kekal bersumber-asal dan diciptakan oleh
Allah.
Pusat “kasih” yang bukan terletak pada diri kita. Demikian juga pusat pengampunan
dosa bukan terletak pada kebaikan dan kesalehan diri kita. Ketidaksempurnaan,
keberdosaan, ketidakkudusan kita tidak bisa menghasilkan pengampunan dan kasih yang
kekal. Mengasihi itu bukan dikerjakan secara fisik saja tetapi setiap kasih harus memasuki
ke dalam hubungan “roh/ROH” yang saling melayani dalam setiap area kerusakan
kehidupan kita. Unsur kekekalan inilah yang menyebabkan manusia itu lebih hebat dan lebih
berkuasa dari segala makhluk ciptaan yang ada. Jadi natur kekekalan adalah elemen
terpenting dari segala hubungan relasi Manusia dengan Allah, manusia dengan manusia,
manusia dengan alam lingkunganNya.
Jadi kasih, iman, pengharapan dan pengampunan itu juga bersifat “kekal” adanya.
Nilai Kerajaan Allah ini tidak hanya berurusan dengan waktu “sekarang” saja, “nanti” saja
atau “yang lalu” saja. Nilai Kerajaan Allah itu mutlak melintasi, melingkupi, mencakupi dan
melampaui segala batasan waktu dan dimensi manusia. Pengampunan, kasih, kesetiaan,
kesabaran, itu semua harus dilakukan secar “kekal”. Kasih tak akan pernah terhalangi dan
tak pernah terhentikan oleh karena ke'bisa'an dan ke’biasa’an manusia, tetapi Kasih itu
sendiri (berasal dari) keluar dari Jati Diri dan kemutlakkan keberadaan Allah yang
kekal, tak terbatas, tak terukur, tak tertandingi dan tak terselami.
Jika kita mengalami kesulitan mengampuni secara “kekal” istri, suami atau nenek
kita, kita yang marah jangan pernah mengorbankan benda-benda yang ada disekeliling
(keberadaan) kita dengan melemparkan, memecahkan dan merusakkan benda-benda itu.
Secara mendasar tidak ada manusia yang mampu melakukan tuntutan Allah yang kekal dan
sempurna itu, karena kita adalah manusia bodoh, picik, celaka, penuh kebebalan dan
pemberontakan. Kekekalan Kerajaan Kristus dapat dimengerti dengan beberapa spektrum
dan makna yang sangat kompleks dan penuh misteri. Arti dan makna kekal itu adalah, 1)
Kekal berarti “tidak dapat mengalami kematian atau mengalami maut”, 2) Setiap orang
percaya kepada Kristus mengalami hidup “kekal” selama-lamanya bersama Kristus,
menerima berkat dan janji Allah berlimpah-limpah tiada henti; pemeliharaan Allah tak
terhalangi oleh keadaan apa pun disekeliling kita. 3) Kekal itu selalu Sempurna; selalu
“genap”, “lengkap”, tidak boleh ada cacat, (atau yang kurang, atau ditambahi). Jika “mata
menyesatkan cungkilah”, Mat 5:29, Mat 18:9, Mrk 9:47. 4) Kekal berarti “tidak ada yg lain,
tiada bandingnya”. Kekal itu bersifat mutlak ESA adanya, hanya Allahlah Allah, I AM that I
AM, AKU adalah AKU. Allah tidak ada duanya. Kel 3:14, Kel 3:15. Kabarkanlah juga
kepada mereka bahwa Aku, TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Ishak
dan Yakub, mengutus engkau kepada mereka. Akulah TUHAN, itulah nama-Ku untuk
selama-lamanya. Itulah sebutan-Ku untuk semua bangsa turun-temurun. 5) Kekal dijelaskan
“Tiada putus-putusnya”, terus-menerus mengikuti, dari turunan ke turunan. Apa pun yang
terjadi orang percaya tetap mengikut Kristus dengan kekal tanpa terpisahkan dan mengikuti
tanpa terputuskan oleh segala hambatan dan rintangan apa pun. Perjanjian keselamatan itu
kekal, tak terputuskan, Rom 8: 33-38. 6) Tidak mungkin ada orang lain yang mampu
lakukannya, kalau kita beralih Allah akan murka dan kecemburuan ilahi yang kekal akan
menghakimi kita. 7) InjilNya Injil yg Kekal, berita sukacita dan bahagiaNya kekal “tiada
berubah baik” saat emosi senang atau susah, pikiran sulit atau mudah. 8) Kasih setianya
(tak berkesudahan) selalu baru dan segar setiap hari. Kekal itu tidak membosankan, selalu
rindu dan haus untuk bertemu, bergairah setiap hari. Hati penuh ucapan syukur tiada habishabisnya. Kekekalan itu melahirkan ketakutan yang penuh kehormatan dalam hati manusia.
Takut untuk ditinggalkan selama-lamanya, maka hormat, taat, tunduk buah dari ketakutan
kekal kepada Allah.
Kalau kita ikut pola hidup Allah yang kekal, terus memfokuskan diri pada kehendak
Bapa, yaitu mencari dan melayani yang hilang, saling melayani dan mengasihi seperti BapaAnak, maka akan muncul hal-hal selalu baru kita temukan dari hari lepas hari. Kita selalu
bergairah, bersemangat tiada habis-habisnya, Luk 24:32. Kehendak Allah yg kekal mengikat
hati Allah membuat perjanjian kekal bukan berdasarkan akan apa yang kita perbuat tetapi
apa yang Dia perbuat bagi kita, supaya kita perbuat berdasarkan hidup kekal dari Dia. Inilah
rahasia Injil, kekuatan Allah yang teguh dan yang merobohkan segala kepalsuan hidup,
ibadah kesetiaan kita kepada negara, suami-istri, anak-ortu, majikan-pelayan, budak-raja,
tuan-pelayan. Hubungan yang baru itu mengubahkan dan menyegarkan, hubungan yang
berdasarkan kekekalan Allah, kita diminta meninggalkan hidup lama yang berdasarkan pola
hidup dengan perhitungan kehebatan secara manusia. Pola hidup dan pola pikir manusia
yang sangat lemah, minim belas kasihan dan penuh kegoisan.
9) Perjanjian kekal Allah kepada Abraham dibangun didasarkan pada keturunan
“Dagingnya” masuk dalam perjanjian kekal Allah, Yoh 17:13. Musa dan Yoshua,
dikhususkan Allah sebagai contoh teladan saluran berkat dari janji Tuhan kepada Abraham,
kepada keturunan Abraham. Dimana melalui keturunan Abraham segala bangsa diberkati
dan boleh memiliki Perjanjian Kekal. Kej 17:13. Musa dan Taurat diikat oleh Perjanjian Kerja
tetapi kasih karunia oleh perjanjian dalam dagingmulah perjanjian kekal itu berlaku, Kej
17:13, Kej 17:19, dalam dagingmu dan daging Sara, Ishaklah, anak perjanjian kekal. Ishak
kunci perjanjian daging, menjadi perjanjian kekal, lambang Kristus, Rm 4, Gal 3-4.
10) Abraham menanam Tamariska di Bersyeba, memanggil nama Tuhan Allah yang
kekal. Kedudukan "sunat dan sabath" sangat penting dalam melambangkan perjanjian kekal
Allah. Dan 4:3-4, Kerajaan Allah turun-temurun. Why 14:6., 1 Tim 6:3, perkataan Kristus
yang diajarkan bukan perkataan rasul, manusia, nabi lainnya. Tujuan pengembalaan Paulus
adalah untuk memberi tahu Timotius untuk setia mengingat terus ajaran Kristus, yaitu
perkataan, perintah, nasehat dan ajaranNya. Kingdom of God itu pusatNya pada perkataan,
pekerjaan dan pengajaran Kristus. Ajaran Roh Kudus juga sama, IA selalu memuliakan
Kristus di atas segalanya. Pemuliaan Kristus sebagai puncak terakhir tujuan terpenting
pengutusan Roh Kudus. Misi Roh Kudus adalah menjunjung tinggi perintah, perkataan,
pekerjaan dan pengajaran Kristus. Raja Kekal dimulai dengan perkataan kekal.
11) Siksaan api murka Allah juga kekal, tiada batas kengerian yang diterima manusia
murtad dan bebal. Kita tidak dapat mengerti makna siksaanNya yang kekal. Hal ini melebihi
kemampuan daya tafsir kita, surga diilustrasikan lebih indah dari permata, emas, perak,
yaitu semua yang terbaik itu hanya lambang surga. Sedangkan “api”, “lubang hitam”, “kertak
gigi” itu pun lambang kesakitan, kengerian, kegelapan neraka yang belum seperti aslinya.
Kekekalan murka Allah aslinya jauh melebihi apa yang kita pikirkan.
12. Pengenalan Allah yang kekal hanya bisa diterima melalui Anak Allah, Why 1 Yoh
5:13, 20, 11. Yoh 17:3' satu-satunya hidup yang kekal hanya melalui Pengenalan akan
Kemuliaan Anak. KEBAHAGIAAN SEJATI, mengerti kekekalan hati Allah. Segala perbuatan
dan perkataan sikap tingkah laku kita harus memikirkan jauh ke depan, turun temurun, dari
keturunan ke keturunan, seperti pencatatan silsilah Tuhan Yesus adalah silsilah daging yang
masuk dalam rencana kekekalan penubusan Bapa. Kej 17:3, sama seperti Abraham dalam
daging masuklah perjanjian kekal itu, demikian juga inkarnasi Kristus itulah kunci mengerti
hidup kekal yang ajaib itu. Menabur dalam daging menuai dalam kebinasaan kekal,
Menabur dalam roh menuai hidup kekal, penuh kelegaan dan damai sejahtera kekal
sampai
selama-lamanya. Buah akhir dari pengudusan adalah hidup yang kekal,
Rm 6:22, 23. Hati yang mengerti sesudah penderitaan ada hidup kekal yang mengalahkan
kuasa penderitaan sampai selama-lamanya inilah buah dari mengerti kekekalan hati
Allah. 2 Kor 4:17.
2 Pet 1:11, 16, 1 Pet 1:22
Pdt. Agung Wibisana
Allah menciptakan manusia dengan Nafas-RohNya sehingga manusia memiliki
kekekalan dalam hatinya. Dengan benih “Roh” inilah Allah menciptakan manusia segambarrupa DiriNya, dengan “Roh” inilah manusia mampu berhubungan dengan Allah sampai
selama-lamanya. Benih yang dinanugerahkan Tuhan tak dapat diputus-pisahkan oleh siapa
pun, termasuk dengan masuknya kejatuhan dosa manusia. Dengan benih inilah manusia
mampu dengan 'roh'Nya melalui imannya mengerti, memahami Allah yang “tak terpahami”
(Misteri Keilahian Allah).
Relasi spiritual inilah membuat manusia memiliki hubungan yang sangat khusus
dengan Allah, karena itu manusia lebih daripada ciptaan Allah yang lain, bahkan manusia
berelasi dengan Allah lebih dekat daripada makhluk ciptaan yang lainnya. Manusia adalah
mahkota ciptaan Allah. Hubungan spiritual/rohaniah ini melampaui hubungan secara fisik,
badani, perasaan, pikiran, hati dan jiwa saja. Karena “Roh itu kekal” maka sebagai
konsekuensinya segala perintah dan nilai-nilai Kerajaan Allah juga harus bernilai
kekal. PerintahNya berlaku untuk segala usia, seluruh jaman, setiap suku bangsa, (kelasderajat-strata, bahasa, kenegaraan) berbagai macam denominasi dan jenis kelamin.
Perintah Allah bukan sementara atau bergantung pada keadaan dan lingkungan yang
berubah-ubah. Nilai-nilai hidup Kerajaan Allah dalam diri orang Kristen harus mampu
menembus, menerangi atau menguasai hal-hal yang fana dan kesementaraan diarahkan
untuk memasuki hubungan dengan nilai-nilai hidup dalam kekekalan.
Perintah “kasihilah.... ” tidak mungkin hanya berlaku bagi “hubungan satu jenis
kelamin saja, satu macam “daging/flesh”, tingkat sosial-strata, atau hanya untuk tingkatan
kerohanian yang tinggi, atau hanya untuk orang Kristen saja.
Perintah “kasih,
pengampunan, kesetiaan” ini sifatnya itu kekal, berlaku bagi segala macam agama,
manusia, ajaran dan pengetahuan keilmuan manusia. Perintah Allah itu harus terus
menerus memanifestasi tidak terputus-lepaskan dalam kehidupan kita. Perintah Allah tidak
bisa dipatuhi hanya dengan memakai sebagian tenaga, kekuatan dan waktu dalam hidup
kita ini (apalagi ditawar-menawar!!). Jadi jika Allah memerintahkan kita untuk mengasihi
sesama kita, maka kasih yang kita berikan adalah “kasih kekal” dari Allah. Manusia hanya
mampu menyalurkan “kasih kekal” ini, manusia hanya bisa membagikannya dan tidak bisa
(mustahil) menciptakannya. Segala hal yang kekal bersumber-asal dan diciptakan oleh
Allah.
Pusat “kasih” yang bukan terletak pada diri kita. Demikian juga pusat pengampunan
dosa bukan terletak pada kebaikan dan kesalehan diri kita. Ketidaksempurnaan,
keberdosaan, ketidakkudusan kita tidak bisa menghasilkan pengampunan dan kasih yang
kekal. Mengasihi itu bukan dikerjakan secara fisik saja tetapi setiap kasih harus memasuki
ke dalam hubungan “roh/ROH” yang saling melayani dalam setiap area kerusakan
kehidupan kita. Unsur kekekalan inilah yang menyebabkan manusia itu lebih hebat dan lebih
berkuasa dari segala makhluk ciptaan yang ada. Jadi natur kekekalan adalah elemen
terpenting dari segala hubungan relasi Manusia dengan Allah, manusia dengan manusia,
manusia dengan alam lingkunganNya.
Jadi kasih, iman, pengharapan dan pengampunan itu juga bersifat “kekal” adanya.
Nilai Kerajaan Allah ini tidak hanya berurusan dengan waktu “sekarang” saja, “nanti” saja
atau “yang lalu” saja. Nilai Kerajaan Allah itu mutlak melintasi, melingkupi, mencakupi dan
melampaui segala batasan waktu dan dimensi manusia. Pengampunan, kasih, kesetiaan,
kesabaran, itu semua harus dilakukan secar “kekal”. Kasih tak akan pernah terhalangi dan
tak pernah terhentikan oleh karena ke'bisa'an dan ke’biasa’an manusia, tetapi Kasih itu
sendiri (berasal dari) keluar dari Jati Diri dan kemutlakkan keberadaan Allah yang
kekal, tak terbatas, tak terukur, tak tertandingi dan tak terselami.
Jika kita mengalami kesulitan mengampuni secara “kekal” istri, suami atau nenek
kita, kita yang marah jangan pernah mengorbankan benda-benda yang ada disekeliling
(keberadaan) kita dengan melemparkan, memecahkan dan merusakkan benda-benda itu.
Secara mendasar tidak ada manusia yang mampu melakukan tuntutan Allah yang kekal dan
sempurna itu, karena kita adalah manusia bodoh, picik, celaka, penuh kebebalan dan
pemberontakan. Kekekalan Kerajaan Kristus dapat dimengerti dengan beberapa spektrum
dan makna yang sangat kompleks dan penuh misteri. Arti dan makna kekal itu adalah, 1)
Kekal berarti “tidak dapat mengalami kematian atau mengalami maut”, 2) Setiap orang
percaya kepada Kristus mengalami hidup “kekal” selama-lamanya bersama Kristus,
menerima berkat dan janji Allah berlimpah-limpah tiada henti; pemeliharaan Allah tak
terhalangi oleh keadaan apa pun disekeliling kita. 3) Kekal itu selalu Sempurna; selalu
“genap”, “lengkap”, tidak boleh ada cacat, (atau yang kurang, atau ditambahi). Jika “mata
menyesatkan cungkilah”, Mat 5:29, Mat 18:9, Mrk 9:47. 4) Kekal berarti “tidak ada yg lain,
tiada bandingnya”. Kekal itu bersifat mutlak ESA adanya, hanya Allahlah Allah, I AM that I
AM, AKU adalah AKU. Allah tidak ada duanya. Kel 3:14, Kel 3:15. Kabarkanlah juga
kepada mereka bahwa Aku, TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Ishak
dan Yakub, mengutus engkau kepada mereka. Akulah TUHAN, itulah nama-Ku untuk
selama-lamanya. Itulah sebutan-Ku untuk semua bangsa turun-temurun. 5) Kekal dijelaskan
“Tiada putus-putusnya”, terus-menerus mengikuti, dari turunan ke turunan. Apa pun yang
terjadi orang percaya tetap mengikut Kristus dengan kekal tanpa terpisahkan dan mengikuti
tanpa terputuskan oleh segala hambatan dan rintangan apa pun. Perjanjian keselamatan itu
kekal, tak terputuskan, Rom 8: 33-38. 6) Tidak mungkin ada orang lain yang mampu
lakukannya, kalau kita beralih Allah akan murka dan kecemburuan ilahi yang kekal akan
menghakimi kita. 7) InjilNya Injil yg Kekal, berita sukacita dan bahagiaNya kekal “tiada
berubah baik” saat emosi senang atau susah, pikiran sulit atau mudah. 8) Kasih setianya
(tak berkesudahan) selalu baru dan segar setiap hari. Kekal itu tidak membosankan, selalu
rindu dan haus untuk bertemu, bergairah setiap hari. Hati penuh ucapan syukur tiada habishabisnya. Kekekalan itu melahirkan ketakutan yang penuh kehormatan dalam hati manusia.
Takut untuk ditinggalkan selama-lamanya, maka hormat, taat, tunduk buah dari ketakutan
kekal kepada Allah.
Kalau kita ikut pola hidup Allah yang kekal, terus memfokuskan diri pada kehendak
Bapa, yaitu mencari dan melayani yang hilang, saling melayani dan mengasihi seperti BapaAnak, maka akan muncul hal-hal selalu baru kita temukan dari hari lepas hari. Kita selalu
bergairah, bersemangat tiada habis-habisnya, Luk 24:32. Kehendak Allah yg kekal mengikat
hati Allah membuat perjanjian kekal bukan berdasarkan akan apa yang kita perbuat tetapi
apa yang Dia perbuat bagi kita, supaya kita perbuat berdasarkan hidup kekal dari Dia. Inilah
rahasia Injil, kekuatan Allah yang teguh dan yang merobohkan segala kepalsuan hidup,
ibadah kesetiaan kita kepada negara, suami-istri, anak-ortu, majikan-pelayan, budak-raja,
tuan-pelayan. Hubungan yang baru itu mengubahkan dan menyegarkan, hubungan yang
berdasarkan kekekalan Allah, kita diminta meninggalkan hidup lama yang berdasarkan pola
hidup dengan perhitungan kehebatan secara manusia. Pola hidup dan pola pikir manusia
yang sangat lemah, minim belas kasihan dan penuh kegoisan.
9) Perjanjian kekal Allah kepada Abraham dibangun didasarkan pada keturunan
“Dagingnya” masuk dalam perjanjian kekal Allah, Yoh 17:13. Musa dan Yoshua,
dikhususkan Allah sebagai contoh teladan saluran berkat dari janji Tuhan kepada Abraham,
kepada keturunan Abraham. Dimana melalui keturunan Abraham segala bangsa diberkati
dan boleh memiliki Perjanjian Kekal. Kej 17:13. Musa dan Taurat diikat oleh Perjanjian Kerja
tetapi kasih karunia oleh perjanjian dalam dagingmulah perjanjian kekal itu berlaku, Kej
17:13, Kej 17:19, dalam dagingmu dan daging Sara, Ishaklah, anak perjanjian kekal. Ishak
kunci perjanjian daging, menjadi perjanjian kekal, lambang Kristus, Rm 4, Gal 3-4.
10) Abraham menanam Tamariska di Bersyeba, memanggil nama Tuhan Allah yang
kekal. Kedudukan "sunat dan sabath" sangat penting dalam melambangkan perjanjian kekal
Allah. Dan 4:3-4, Kerajaan Allah turun-temurun. Why 14:6., 1 Tim 6:3, perkataan Kristus
yang diajarkan bukan perkataan rasul, manusia, nabi lainnya. Tujuan pengembalaan Paulus
adalah untuk memberi tahu Timotius untuk setia mengingat terus ajaran Kristus, yaitu
perkataan, perintah, nasehat dan ajaranNya. Kingdom of God itu pusatNya pada perkataan,
pekerjaan dan pengajaran Kristus. Ajaran Roh Kudus juga sama, IA selalu memuliakan
Kristus di atas segalanya. Pemuliaan Kristus sebagai puncak terakhir tujuan terpenting
pengutusan Roh Kudus. Misi Roh Kudus adalah menjunjung tinggi perintah, perkataan,
pekerjaan dan pengajaran Kristus. Raja Kekal dimulai dengan perkataan kekal.
11) Siksaan api murka Allah juga kekal, tiada batas kengerian yang diterima manusia
murtad dan bebal. Kita tidak dapat mengerti makna siksaanNya yang kekal. Hal ini melebihi
kemampuan daya tafsir kita, surga diilustrasikan lebih indah dari permata, emas, perak,
yaitu semua yang terbaik itu hanya lambang surga. Sedangkan “api”, “lubang hitam”, “kertak
gigi” itu pun lambang kesakitan, kengerian, kegelapan neraka yang belum seperti aslinya.
Kekekalan murka Allah aslinya jauh melebihi apa yang kita pikirkan.
12. Pengenalan Allah yang kekal hanya bisa diterima melalui Anak Allah, Why 1 Yoh
5:13, 20, 11. Yoh 17:3' satu-satunya hidup yang kekal hanya melalui Pengenalan akan
Kemuliaan Anak. KEBAHAGIAAN SEJATI, mengerti kekekalan hati Allah. Segala perbuatan
dan perkataan sikap tingkah laku kita harus memikirkan jauh ke depan, turun temurun, dari
keturunan ke keturunan, seperti pencatatan silsilah Tuhan Yesus adalah silsilah daging yang
masuk dalam rencana kekekalan penubusan Bapa. Kej 17:3, sama seperti Abraham dalam
daging masuklah perjanjian kekal itu, demikian juga inkarnasi Kristus itulah kunci mengerti
hidup kekal yang ajaib itu. Menabur dalam daging menuai dalam kebinasaan kekal,
Menabur dalam roh menuai hidup kekal, penuh kelegaan dan damai sejahtera kekal
sampai
selama-lamanya. Buah akhir dari pengudusan adalah hidup yang kekal,
Rm 6:22, 23. Hati yang mengerti sesudah penderitaan ada hidup kekal yang mengalahkan
kuasa penderitaan sampai selama-lamanya inilah buah dari mengerti kekekalan hati
Allah. 2 Kor 4:17.