makalah sejarah eropa dan docx

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan taufik hidayahnya serta berkat doa restu kedua orang tua
tercinta sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari sepenuhnya masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan dikarenakan terbatasnya kemampuan yang kami
miliki.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam
dalamnya kepadayang terhormat : 1. Bapak Drs. Wiyono,M.A., M.A. selaku
Dosen pengajar Sejarah eropa yang memberikan pengarahan kepada kami untuk
menyusun makalah ini. 2. teman teman saya yang membantu memberikan saran
dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya karenanya
penyusun berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun yang sangat
kami nantikan. Demi perbaikan serupa dikemudian hari, semoga makalah ini
bermanfaat.

Penyusun

Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...............................................................................................5
BAB III....................................................................................................................7
LETAK GEOGRAFI DAN KONDISI MASYARAKATNYA.............................7
AWAL PERKEMBANGAN DAN MASA PUNCAK KEJAYAAN.....................9
AWAL KERAJAAN ROMAWI.............................................................................9
AKHIR KERAJAAN ROMAWI...........................................................................17
REPUBLIK ROMAWI..........................................................................................18
PEMBUBARAN REPUBLIK ROMAWI.............................................................20
KEKAISARAN ROMAWI....................................................................................22
HASIL DAN PENINGGALAN ROMAWI...........................................................36
KERUNTUHAN ROMAWI..................................................................................38

BAB IV .................................................................................................................40
KESIMPULAN......................................................................................................40
SARAN..................................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma Italia
masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah
Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium
merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian.
Penduduk Latium kemudian disebut dengan bangsa Latin. Pada mulanya, daerah
Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban
yang tinggi nilainya.
Kota Roma menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber.
Waktu berdirinya Kota Roma yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui
secara pasti. Legenda menyebutkan bahwa Roma didirikan dua bersaudara
keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. Pada awlanyan Romawi
merupakan daerah Policy (daerah perkampungan) yang kemudian menjadi
Kingdom dan titik puncaknya menjadi Empire yang menjadi panutan diseluruh
dunia sampai sekarang ini.

B. Rumusan masalah
1. Dimanakah letak geografis Romawi itu?

2. Bagaimana awal perkembangan peradaban Bangsa Romawi itu?
3. Apa yang melatar belakangi berkembang pesatnya peradaban Romawi
4. Di bidang apakah Peradaban yang paling dominan?
5. Bagaimana proses keruntuhan kedua Peradaban romawi ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan letak geografis peradaban Romawi tersebut.
2. Menjelaskan awal perkembangan peradaban Romawi yang ditinjau dari
beberapa aspek kehidupan.
3. Menjelaskan Integritas peradaban Romawi dan apa yang melatar belakangi
kemajuan peradabannya.
4. Menjelaskan Peradaban yang mendominasi peradaban tersebut.
5. Menjelaskan apa penyebabnya mengapa peradaban Romawi bisa
mengalamin proses keruntuhan.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi
pustaka yaitu, dengan mengkaji berbagai sumber tertulis diantaranya; buku,
artikel, dan sumber-sumber dari internet.
E. Sistematika Penulisan

BAB II

LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Laut Tengah dalam sejarah kuno merupakan laut dunia dimana bertemu tiga
benua yakni Asia, Afrika, dan Eropa. Ke dalam laut tersebut menjoroklah jazirahjazirah seperti Appenia, Balkan dan Anatolia, yang berturut-turut sekarang
ditempati oleh Negara Italia, Yunani, dan Turki. Pada perbatasannya dengan
lautan Atlantik terdapat jazirah Pirenea yang ujungnya Selatan mengatup ke ujung
Barat Laut benua Afrika dan membentuk selat Giblatar.
Dengan sendirinya karena adanya jazirah-jazirah tadi terbentuk laut-laut tepi
seperti Laut Adriatik, Laut Yonia dan Laut Hitam yang masing-masing masih
disebari oleh berbagai pulau besar-kevil. Pulau-pulau tersebut merupakan
jembatan yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Afrika.
Iklim di wilayah-wilayah disekitar Laut tengah cukup nyaman sepanjang
tahun dan curah hujan pun cukup, apalagi dizaman dahulu sehingga hutan lebat,
misalnya Pulai Sisilia. Demikian pula di Italia dan Balkan, akan tetapi dengan
majunya peternakan domba, banyak hutan kemudian terhapus.
Kontak antar bangsa lain adalah berlangsungnya perdagangan sejak zaman
kuno sehingga bersamaan dengan itu terjadi pula poertukaran peradaban.
CASMIR dalam bukunya Beknopte Geschiedenis der Wijsbegeerte menulis : “ ke
situ bermuaralah peradaban-peradaban Asia yang bersumber pada Babilonia dan
Sumeria ( Peradaban Mesopotamia), Peradaban Mesir di Afrika dan kemudian

peradaban dari Arabia. Penghubung Peradaban adalah bangsa pelaut Phunisia dari
Sidon dan Tyrus yang sekarang negerinya kita kenal sebagai Lebanon.
Bersama dengan pertemuan pertadaban-peradaban itu telah mengalir bangsabangsa baru ke pinggiran Laut Tengah dari abad keabad dari Asia bangsa Semit

(Semiyah), dari Afrika bangsa Nubiya dan dari Eropa Barat bangsa Indo German
(Arya). Pada bangsa pendatang ini ditemukan watak khas yang tak kedapatan
pada bangsa-bangsa Timur pada umumnya, yakni berkepribadian yang
bernafaskan kebebasan. Di situ manusia bukan sekedar menjadi anggota suatu
masyarakat Negara yang bersikap pasrah kepada para pemimpin yang memerintah
dengan mutlak. Mereka ini bernafsu untuk mencari kebebasan juga dalam hal
berpikir, sehingga hasrat untuk berfilsafat kuat. Menurut CASMIR, hanya
Mesirlah yang dalam hal ini tegolong kurang.
Peradaban Romawi adalah keistimewaan geografis dari wilayah di disekitar
Laut Tengah. Wilayah tersebut pernah merupakan dunia tersendiri. Baik iklim
maupun tetumbuhannya, berbeda dengan yang ada di daerah lain.
Romawi, apabila sekarang ada Italia yang beribukota di Roma menempati
jazirah Apenina; bersama Pulau Sisilia jazirah tersebut berbentuk seperti kaki
yang menyepak bola. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus
yang membujur utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian yakni
bagian barat dan timur.

Sumbangan terbesar dari Romawi kepada peradaban dunia jika kita telusuri,
tidaklah terletak dalam bidang pemikiran melainkan dalam penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka budaya Romawi fungsinya
melengkapi sumbangan budaya Yunani. Budaya menggali etika secara spekulatif
seperti yang ada di Yunani kemudian diterjemahkan di Romawi menjadi moralitas
sehari-hari. Di Yunani DEMOCRITES menspekulasikan susunan materi dan
EPICURUS mengingkari hadirnya Tuhan didalam kosmos, tetapi di Romawi
LUCRETIUS memandang agama dan takhayul itu sebagai penyebab utama dari
penderitaan manusia. Di Yunani moralitas manusia kosong akan cerita
petualangan ODYSSEUS, tetapi tokoh Romawi VERGILIUS membuktukan
adanya pangagungan Pahlawan dan Pemuliaan Kota Roma dalam seni Puisi
Romawi.

BAB III
PERADABAN ROMAWI
A. Letak Geografis dan kondisi masyarakatnya
Pusat Imperium Romawi adalah Italia sekarang yang menempati jazirah
Apenina; bersama pulau Sisilia jazirah tersebut berbentuk seperti kaki menyepak
bola. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur
Utara-Selatan dan membagi Laut tengah atas dua bagian yakni bagian Barat dan

Timur.
Pegunungan Apenina yang menulang punggungi negeri tersebut merupakan
perpanjangan dari wilayah Eropa Tengah yang menjorok ke Laut tengah. Di utara,
Italia dibatasi oleh pegunungan Alpen. Ini bukanlah tembok alam yang berfungsi
sebagai barier ketat terhadap masuknya bangsa-bangsa dari Eropa Tengah. Batas
Italia dengan Prancis, jadi di sebelah Barat Lautnya, juga mudah dimasuki musuh
karena topografinya berupa lembah daratan pantai yang sempit, sedang dibagian
Timur Laut Italia terdapat lembah sungai Po yang memiliki Fasilitas perhubungan
dengan Eropa Tengah dan daerah Balkan Utara.
Pegunungan Apenina muncul di Selatan Italia sebagai pulau Sisilia di atas
laut, untuk melanjutkan diri ke pantai Afrika Utara. Dengan demikian selain
negeri Italia seperti disebutkan di atas menjembatani benua Eropa dengan Afrika,
juga membagi laut Tengah atas bagian Barat dan bagian Timur.
Tanah disepanjang Jazirah Apenina tepinya berupa pantai-pantai yang
berhutan hijau dan rerumputan untuk berternak sejak zaman kuno. Ini adalah
berkat adanya curah hujan yang cukup di sana. Kesuburan negeri Italia sampai
sekarang sekarang adalah berkat dari hadirnya gunung-gunung berapi yang aktif
sepanjang masa.

Sungai Tiber di Italia tengah membentuk lembah di mana kemudian kota

Roma didirikan dan membagi lembah tersebut menjadi dua bagian, yakni wilayah
Latium dan Etruria. Di wilayah yang pertama itu kemudian berkembang
peradaban bangsa Latin. Lembah yang lain di Italia yang penting selain dua tadi
adalah Lembah sungai Po di Utara dan Lembah Campania di selatan yang terkenal
kesuburannya.
Di Italia tidak banyak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai
baratnya cukup dilengkapi oleh alam dengan teluk-teluk yang baik untuk
pebdaratan kapal-kapal layar dizaman kuno. Lembah Po yang ada di Timur Laut
negeri pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya
Syarat-syarat geografis seperti yang diuraikan diatas telah menentukan sejarah
Italia dari zaman ke zaman. Dari Italia Utara dapat dimasuki bangsa-bangsa
berasal dari Eropa Tengah dan pantai-pantai Timur berlabuhlah para imigran
Yunani dan Asia kecil, Iklim baik dan tumbuhan yang hijau disepanjang tahun
menjadikan Italia berpenduduk kaum gembala dan Petani yang makmur. Para
Imigran dari Timur pada umumnya mendiami lembah Campania yang subur
tanahnya. Bangsa-bangsa pendatang yang berasal dari Eropa Tengah, Eropa Timur
dan Yunani serta Asia Kecil memasuki Italia dari Utara dan Selatan.
Penduduk tertua di Italia Kuno adalah bangsa Liguria dan Lberia yang masih
serumpun dengan penduduk asli di negeri Spanyol dan Gallia (Prancis).
Kemudian baru datang bangsa Indo-Eropa dari Eropa Utara dan Menduduki

daerah di sekitar danau-danau Italia Utara. Mereka ini mendirikan rumah-rumah
yang bertiang; dari itu dapat disimpulkan bahwa mereka masuk negeri tersebut
pada Akhir zaman perunggu. Akhirnya bangsa-bangsa pendatang ini bercampur
dengan pribumi dan terbentuklah tiga bahasa utama di Italia, yakni : bangsa
Umbria di Utara, bangsa Latin di Tengah dan Bangsa Samnia di Selatan.

B. Awal Perkembangan dan Masa Puncak Kejayaan
Kerajaan Romawi (Latin: Regnum Romanum) adalah sebuah pemerintahan
monarki di kota Roma dan wilayah kekuasaannya. Tidak banyak yang diketahui
mengenai sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal
dari zaman tersebut. Kebanyakan sumber ditulis selama masa Republik dan
Kekaisaran berdasarkan pada legenda. Sejarah Kerajaan Romawi bermula sejak
pendirian kota tersebut, sekitar tahun 753 SM dan berakhir setelah penggulingan
kekuasaan para raja dan pendirian Republik pada tahun 509 SM.

C. Awal Kerajaan Romawi
Kerajaan Romawi bermula dari pemukiman di sekitar Bukit Palatine di
sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya
menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut
berperan dalam kejayaan Roma kelak. Pada awalnya Romulus dan Remus

berselisih mengenai tempat akan didirikannya kota. Ketika Romulus sedang
membangun tembok kota, Remus mengejek dan mengganggu pekerjaannya.
Puncaknya adalah ketika Remus melewati wilayah Romulus, Remus dibunuh oleh
Romulus. Menurut sumber dari Livy, Plutarch, Dionysius dari Halicarnassus dan
yang lainnya, kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja dalam masa 243 tahun.
Ketika bangsa Galia menyerang Roma setelah Pertempuran Allia pada 390
SM, (menurut Polybius pertempuran tersebut terjadi pada 387/386 SM) mereka
menghancurkan semua catatan sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari
masa kerajaan.

Lembaga politik
Raja
Romawi awal adalah sebuah monarki yang dipimpin oleh seorang raja (Latin:
rex). Semua raja Romawi dipilih oleh rakyat Roma kecuali Romulus yang menjadi
raja karena dia yang mendirikan Roma. Dengan asumsi bahwa raja berdaulat
penuh dan memegang kekuasaan tertinggi negara, maka raja juga adalah
sekaligus:
Kepala pemerintahan - memiliki kekuasaan untuk menegakkan hukum,
mengelola semua harta milik negara, dan mengawasi semua pekerjaan
umum

Kepala Negara - mengatur hubungan dengan kerajaan lain dan menerima
duta besar.
Pemimpin Legislatif - merumuskan dan mengajukan undang-undang.
Panglima tertinggi - komandan militer Romawi dengan kekuasaan
mengatur legiun, menunjuk pemimpin militer, dan menyatakan perang.
Pemimpin keagamaan - mewakili Romawi dan rakyatnya di hadapan
para dewa, memiliki kendali administratif atas agama Romawi.
Hakim Agung - mengambil keputusan mengenai semua kasus pidana dan
perdata.

Kepala pemerintahan
Raja diberikan kekuasan pemerintahan, kehakiman, dan militer tertinggi
dengan penggunaan imperium. Imperium dimiliki raja seumur hidupnya dan
membuat raja kebal terhadap pengadilan. Sebagai pemilik tunggal imperium di
Roma pada saat itu, raja memiliki kekuasaan eksekutif tertinggi serta kekuasaan
militer sebagai panglima tertinggi seluruh legiun Romawi. Selain itu, hukum
yaang menjaga warga negara dari penyalahgunaan magistratus yang memiliki
imperium, tidak ada pada masa raja.

Kekuasaan raja yang lainnya adalah hak untuk menunjuk atau mencalonkan
pejabat pada semua jabatan. Raja menunjuk tribunus celerum untuk bertugas
sebagai tribunus suku Ramnes di Roma sekligus sebagai komanan pengawal
pribadi raja, Celeres. Raja diharuskan menunjuk tribunus ketika mulai menjabat
dan ketika akan meninggal. Tribunus merupakan jabatan tertinggi kedua setelah
raja dan juga memiliki hak untuk memanggil rapat Majelis Curiate.
Jabatan lainnya yang ditunjuk oleh raja adalah praefectus urbi, yang
bertindak sebagai penjaga kota. Ketika raja sedang berada di luar kota, prefek
memiliki semua kekuasaan dan hak raja, bahkan diberikan imperium selama
berada di dalam kota.aja juga merupakan satu-satunya orang yang bisa
mengangkat bangsawan menjadi anggota Senat.
Pemimpin keagamaan
Raja memiliki hak pada auspicium atas nama Roma dan kepala augurnya, dan
tidak ada bisnis publik yang dapat dilaksanakan tanpa kehendak dewa menjadikan
asupicium penting. Orang-orang mengenal raja sebagai perantara antara manusia
dengan dewa (pontifex, "pembangun jembatan") dan dengan dimikian mereka
memandang raja dengan sangat religius. Ini menjadikan raja sebagai pemimpin
agama negara. Raja bisa mengatur kalender Romawi, dia juga menyelenggarakan
semua upacara keagamaan dan menunjuk pejabat keagaamaan yang lebih rendah.
Diceritakan bahwa Romulus merupakan pendiri jabatan augur sekaligus
merupakan augur terhebat. Demikian juga raja Numa Pompilius, yang
mengembangkan dasar-dasar dogma keagamaan Romawi.

Pemimpin legislatif
Di bawah kepemimpinan raja, lembaga legislatif (Senat dan Majelis Curiate)
hanya memiliki sedikit kekuasaan; mereka bukanlah lembaga yang independen
karena mereka tidak memiliki hak untuk berkumpul dan mendiskusikan masalah
kenegaraan sesuai kehendak mereka. Mereka hanya bisa berkumpul jika dipanggil
oleh raja dan hanya boleh mendiskusikan masalah sesuai keinginan raja.

Walaupun begitu, Majelis Curiate memiliki hak untuk meluluskan hukum yang
diusulkan oleh raja, sedangan senat berfungsi sebagai dewan kehormatan. Senat
bertugas menasehati raja namun tidak bisa mencegah tindakan raja. Satu-satunaya
tindakan raja yang tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Senat dan Majelis
Curiate adalah menyatakan perang terhadap negara lain.

Hakim agung
Memiliki imeperium memjadikan raja berhak menentukan putusan dalam
semua kasus pengadilan, karena raja juga dapat berfungsi sebagai sebagai kepala
keadilan Roma. Meskipun raja bisa menunjuk pontif untuk bertugas sebagai
hakim dalam perkara-perkara kecil, raja memiliki otoritas tertinggi dalam semua
kasus yang dibawa ke hadapannya, baik perkara pidana maupun perdata. Ini
menjadikan raja sangat berkuasa baik dalam masa damai maupun dalam masa
perang. Beberapa sejarawan percaya bahwa keputusan raja tidak dapat diganggu
gugat dan dengan dimikian tidak dapat dilakukan banding. Namun beberapa
sejarawan lainnya meyakini bahwa permohonan banding dapat diajukan pada raja
oleh kalangan bangsawan pada pertemuan Majelis Curiate.
Untuk membantu raja, sebuah dewan bertugas menasehati raja selama
persidangan, namun rajalah yang berhak menentukan putusan akhirnya. Raja juga
menunjuk dua detektif kriminal (Quaestores Parridici) sebagai pengawas pada
kasus-kasus pengkhianatan. Menurut Livius, Tarquinius Superbus, raja ketujuh
dan terakhir Romawi, menghakimi kasus-kasus kriminal tanpa penasehat,
sehingga menciptakan ketakutan pada orang-orang yang hendak melawannya.
Senat
Romulus mendirikan Senat setelah dia mendirikan Roma. Dia memilih orangorang dari kaum bangsawan (orang-orang yang memiliki kekayaan dan istri serta
anak yang sah) untuk menjabat sebagai dewan kota. Dengan demikian, Senat
adalah dewan penasihat raja. Senat terdiri dari 300 orang Senator, dimana 100
orang Senator mewakili tiga suku kuno di Roma: Ramnes (latin), Tities (Sabin),

dan Lukeres (Etruska). Raja memiliki kekuasaan untuk mengangkat Senator
namun harus disesuaikan dengan adat kebiasaan.
Dalam pemerintahan monarki, Senat hanya memiliki sedikit kekuasaan dan
kewenangan karena sebagian besar kekuasaan dipegang oleh raja, selain itu raja
dapat menjalankan semua kewenangannya tanpa persetujuan Senat. Fungsi utama
Senat adalah melayani raja sebagai penasihat dan koordinator legislatif. Setelah
undang-undang yang diusulkan oleh raja melewati Comitia Curiata, Senat bisa
menolaknya atau menyetujuinya sebagai hukum. Raja bisa meminta pertimbangan
pada Senat mengenai masalah tertentu namun pada akhirnya rajalah yang
memutuskan. Raja memiliki kewenangan untuk mengadakan rapat Senat kecuali
selama interregnum, dimana Senat bisa mengadakan rapatnya sendiri.

Pemilihan raja
Ketika seorang raja mati, Romawi memasuki masa interregnum. Kekuasaan
tertinggi negara akan berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari
raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri
(interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja
berikutnya. Setelah lima hari, seorang interrex akan menunjuk (dengan
persetujuan Senat) Senator lain sebagai interrex. Proses ini akan terus berlanjut
sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia
akan mengusulkannya pada Senat dan Senat akan meninjau calon tersebut. Jika
Senat menyetujuinya, interrex akan memanggil Majelis Curiate untuk
mengadakan sidang.
Setelah diusulkan kepada Majelis Curiate, rakyat Romawi dapat menerima
atau menolaknya. Jika diterima, raja terpilih tidak segera menjalankan tugas. Dia
harus melalui dua proses lagi sebelum mendapatkan kekuasaan penuh. Pertama,
raja harus menjalani upacara keagamaan yang dipimpin oleh seorang augur.
Kedua, pemberian kewenangan dari Majelis Curiate kepada raja terpilih.

Daftar raja yang pernah memerintah
Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan
Roma di atas bukit Palatine. Setelah mendirikan Roma, Romulus mengizinkan
semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi
warga Roma. Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanitawanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma. Setelah berperang
dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius. Pada
masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan
penasihat bagi raja. Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah
lagi 100 sebagai senat.Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae
(golongan), dinamai berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam
menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae
berkumpul membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun,
Romulus dipuja sebagai Quirinus, dewa perang.

Numa Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum selama satu tahun
dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat
kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja
berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan
beriman.Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya
meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa
Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi
keagamaan. Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai
dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut
untuk menunjukkan keadaan damai. Numa juga banyak menetapkan dan
mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex

Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan
menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan.
Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan
aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan
membentuk serikat dagang.Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan
Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di
atasnya. Numa memerintahkan untuk membuat sebelas salinannya, yang
kemudian dipuja sebagai benda suci oleh orang Romawi. Numa memerintah
selama 43 tahun dan meninggal secara alami

Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi
masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan
Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya. Dia juga berperang dengan
kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat,
Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh
sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun
Jupiter membakar sang raja dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31
tahun.

Ancus Marcius
Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu
Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius
lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan
kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka
bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara
pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan
pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia

meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan
raja Latin-Sabin di Roma.

Tarquinius Priscus
Tarquinius Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma,
dia diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia
memenangkan banyak peperangan melawan kerajaan lain dan membuat Roma
memperoleh banyak harta rampasan perang.
Dia menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga
menambah jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri. Dia
membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan
Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi, dan memperkenalkan
lambang militer Romawi. Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh
anak kandung Ancus Marcius.

Servius Tullius
Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius
adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan
sensus penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat
ekonominya dan wilayah geografisnya.Dia mendirikanDewan Centuria dan dewan
Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di
Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia)
dan menantunya (Tarquinius Superbus).

Tarquinius Superbus
Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius
Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja
sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan

teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus
berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di
Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan
diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada
496 SM.

Akhir kerajaan
Raja ketujuh Romawi, Tarquinius Superbus, memerintah dengan kejam. Dia
menggunakan kekerasan, pembunuhan, dan teror untuk mempertahankan
kekuasaannya. Sang raja juga mencabut banyak konstitusi yang telah ditetapkan
oleh pendahulunya. Puncaknya adalah peristiwa pemerkosaan Lucretia yang
kemudian menyebabkan rakyat memberontak dan menggulingkan kekuasaan raja.
Setelah itu, Romawi menjadi sebuah republik.
Untuk menggantikan kepemimpinan raja, dibuatlah lembaga baru bernama
konsul. Konsul terdiri dari dua orang, dipilih untuk masa jabatan selama satu
tahun, dan konsul yang satu dapat membatalkan kebijakan konsul yang lain.
Awalnya, konsul memiliki kekuasaan seperti raja, dalam perkembangan
selanjutnya, kekuasaan konsul dikurangi dengan adanya hakim-hakim yang
memegang wewenang tertentu. Yang pertama muncul adalah praetor, yang
membuat konsul tak lagi memiliki otoritas yudisial. Kemudian ada censor yang
mengambil alih dari konsul hak untuk melakukan sensus.
Rakyat Romawi kemudian menciptakan jabatan yang disebut diktator.
Seorang diktator memiliki wewenang penuh atas masalah-masalah sipil dan
militer. Kekuasaan diktator begitu mutlak sehingga jabatan ini hanya berlaku di
masa-masa darurat. Walaupun tampaknya mirip dengan raja, diktator Romawi
memiliki masa jabatan yang terbatas yaitu enam bulan. Berlawanan dengan
konsep modern diktator sebagai perampas kekuasaan, diktator Romawi dipilih
secara bebas, biasanya berasal dari jajaran konsul.

Setelah menjadi republik, kekuasaan keagamaan raja diberikan kepada dua
jabatan baru: Rex Sacrorum dan Pontifex Maximus. Rex Sacrorum secara de jure
adalah pejabat agama tertinggi di Republik. Tugas utamanya adalah mengadakan
pengorbanan tahunan untuk Jupiter, sebelumnya tugas ini dilakukan oleh raja.
Sedangkan pejabat agama tertinggi secara de facto adalah Pontifex Maximus,
yang memegang sebagian besar wewenang keagamaan. Dia memiliki kekuasaan
untuk menunjuk dan mengangkat pejabat-pejabat keagamaan seperti perawan
Vesta, pendeta, dan bahkan Rex Sacrorum. Pada awal abad ke-1 SM, jabatan Rex
Sacrorum dilupakan dan Pontifex Maximus memperoleh hampir seluruh
kewenangan keagamaan Romawi.

D. Republik Romawi
Republik Romawi adalah fase dari Kebudayaan Romawi kuno yang ditandai
dengan bentuk pemerintahan republik. Periode Republik Romawi dimulai dari
penggulingan Kerajaan Roma (ca. 509 SM), dan diikuti oleh berbagai perang
saudara. Di masa Republik Romawi pula terjadi perang terkenal yang bernama
Perang Punic antara Republik Romawi dengan Kekaisaran Kartago. Kapan
tepatnya Republik Romawi berakhir masih belum disetujui oleh para sejarawan,
tergantung definisi yang digunakan. Sebagian sejarawan mengusulkan penunjukan
Julius Caesar sebagai diktator seumur hidup pada 44 SM), dan sebagian lainnya
mengusulkan Pertempuran Actium (2 September 31 SM), dan sebagian lainnya
mengusulkan pemberian kekuasaan penuh bagi Octavianus pada 16 Januari 27
SM sebagai tanggal berakhirnya Republik Romawi dan berdirinya Kekaisaran
Romawi.
Pemerintahan Republik Romawi diatur oleh adat, tradisi dan hukum. Secara
garis besar, pemerintahan dijalankan bersama-sama oleh tiga pihak: dua orang
konsul, senat, dan golongan Pleb.

Lembaga politik
Senat
Senat memiliki wewenang yang disebut Senatus consultum, yaitu
pertimbangan senat untuk hakim dan biasanya dipatuhi oleh para hakim.
Meskipun secara teknis tidak punya peran resmi dalam konflik militer, pada
praktiknya Senat adalah pihak yang mengawasi urusan-urusan seperti itu. Senat
juga mengatur administrasi masyarakat sipil. Persyaratan untuk menjadi seorang
senator yaitu memiliki tanah senilai minimal 100.000 denarii, terlahir dari
golongan bangsawan, dan telah memegang jabatan publik minimal sekali.

Dewan Legislatif
Dewan Legislatif memiliki kewenangan untuk menentukan hakim, memvonis
hukuman mati, mengurusi menyatakan perang dan perjanjian damai , dan
membentuk persekutuan. Ada dua macam dewan legislatif. Yang pertama adalah
comitia yang merupakan dewan dari semua kelompok masyarakat. Yang kedua
adalah concilia yang merupakan dewan dari kelompok masyarakat tertentu.

Dewan Centuria
Masyarakat Roma dikelompokan berdasarkan centuria-centuria dan sukusuku. Centuria-centuria dan suku-suku berkumpul membentuk kelompok mereka
sendiri yang disebut Comitia Centuriata (Dewan Centuria). Pemimpin Dewan
Centuria biasanya adalah seorang konsul. Dewan Centuria berwenang memilih
hakim-hakim (konsul,praetor, dan censor), mengesahkan hasil suatu sensus,
menyatakan perang, dan mengurusi kasus yudisial tertentu.

Dewan Suku
Dewan suku (Comitia Tributa) dipimpin oleh seorang konsul dan terdiri dari
tiga puluh lima suku. Suku-suku tersebut tidak didasarkan pada pertalian etnik

atau kekerabatan tetapi lebih kepada pembagian wilayah geografis. Dewan suku
berwenang memilih quaestor, curule, aedile, dan tribunal militer.

Dewan Pleb
Dewan Pleb adalah perwakilan dari kelompok Pleb. Mereka memilih pejabat
mereka sendiri, tribunal pleb, dan tribunal aedile. Biasanya tribunal pleb yang
memimpin Dewan Pleb. Kelompk ini bisa bertindak sebagai pengadilan banding.

Hakim Eksekutif
Tiap hakim dapat membatalkan keputusan dari hakim yang setara atau di
bawah tingkatannya, tribunal pleb dan tribunal aedile. Hakim-hakim terdiri dari
konsul, praetor, censor, aedile, quaestor, tribunal, dan diktator.

Pembubaran Republik Romawi (50 SM)
Julius Caesar dikenang sebagai kaisar Romawi paling sempurna (walaupun
Roma masih merupakan sebuah republik semasa hidupnya dan jabatan kaisar
belum dibentuk hingga ia meninggal). Ia memerintah Republik Romawi beberapa
tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga
kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM.
Kekuasaan yang dimiliki Julius Caesar didapatkannya ketika ia masih
menjabat sebagai salah satu anggota Triumvirat (sebuah dewan pemerintahan
yang terdiri atas tiga serangkai, ketika itu : Caesar, Pompei dan Crassus) sebagai
pemimpin militer. Pada saat itulah ia memulai rencananya untuk merebut daerah
luas di utara eropa yang dikuasai bangsa Galia dengan dukungan sahabatnya,
Pompei (106-48 SM).
Sejak dikalahkannya Kartago, sekitar satu abad sebelum Caesar lahir,
Republik Roma dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan
militer, korupsi, dan ketidak puasan terhadap dewan Senat sebagai pusat

pemerintahan. Suatu kondisi politik yang kacau di sebuah republik yang berkuasa
di laut tengah. Dengan berdirinya Triumvirat, beberapa masalah mampu ditangani,
walaupun Caesar menyadari bahwa sistem republik sudah tidak layak
dipertahankan.
Di tangan Julius Caesar bangsa romawi mulai mewujudkan mimpinya untuk
menyerang timur laut dan utara eropa. Ia mendesak perbatasan Romawi sampai ke
daratan Inggris (Brittania) sehingga lebih dari separuh benua eropa berada di
bawah kekuasaan Republik Roma. Namun kemenangan Caesar dianggap ancaman
terhadap republik oleh sebagian anggota Senat, bahkan Pompei ikut mendukung
Senat untuk melawan Caesar. Keadaan tersebut memaksa Caesar untuk
melakukan Kudeta dan mengabaikan hukum pemerintahan republik itu. Dari
utara, Caesar bersama tentaranya menyerang dan merebut kota Roma dari tangan
Senat, mengalahkan Pompei dan mengejarnya sampai ke Mesir (dimana yang ia
dapatkan hanya kepala Pompei yg tersisa akibat pembunuhan yang dilakukan
persekongkolan di mesir, hal tersebut sangat disesali oleh Caesar). Kemenangan
Julius Caesar menjadikannya sebagai penguasa Roma dengan kekuasaan mutlak.
Ia terus memerintah sampai tewas dibunuh oleh sekelompok orang yang masih
mendukung republik pada tahun 44 SM.
Julius Caesar mengubah perjalanan sejarah Roma - dan tentu saja, sejarah
Eropa. Di Roma sendiri, ia menggulingkan pemerintahan republik (walaupun
harus melakukan kudeta dan berperang melawan teman seperjuangannya,
Pompeius magnus) dan menciptakan jabatan yang menurut faktanya adalah
seorang kaisar, yang dijadikan jabatan resmi oleh kemenakannya Octavianus (63
SM-14 Masehi) ketika ia memegang kekuasaan setelah kematian pamannya.
Tatkala Caesar baru mulai memerintah, Roma adalah penguasa utama di Laut
Tengah. Pada waktu kematiannya, Roma juga menjadi pemerintahan adikuasa
yang pertama di Eropa-atau boleh jadi di seluruh dunia (dengan pengecualian
Persia dibawah Cyrus dan Macedonia dibawah Alexander).

E. Kekaisaran Romawi (30 SM)
Setelah Julius Caesar tewas, ia digantikan oleh kemenakannya yang bernama
Octavianus. Namun bukan hanya jabatan besar, masalah-masalah besar pun turut
diwariskan sang paman, selain mendapat banyak perlawanan dari saingansaingannya, Octavianus juga harus membongkar skandal pembunuhan caesar yang
dilakukan oleh sebuah sindikat persekongkolan yang dipimpin Gaius Cassius dan
Markus Yunius Brutus. Oleh karenanya, ia sepakat untuk memimpin sebuah
Triumvirat (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai) bersamasama Marcus Lepidus (?-13 SM) dan Marcus Antonius (83-30 SM).
Namun sekali lagi, pemerintahan Triumvirat ini tidak cukup berhasil,
sehingga menimbulkan banyak masalah termasuk kisah percintaan Markus
Antonius dengan ratu mesir Cleopatra di kemudian hari. Cleopatra sendiri adalah
pemimpin terakhir dari dinasti terakhir mesir (ptolemy), seorang ratu yang di
masa sebelumnya juga pernah memiliki skandal percintaan dengan Caesar. Kita
tinggalkan dulu Cleopatra, setelah para pembunuh Julius Caesar berhasil
ditangkap dan dihancurkan, Triumvirat sepakat untuk membagi kekuasaan secara
geografis, dengan Octavianus di Eropa, Lepidus di Afrika dan Antonius di Mesir.
Di

Mesir,

Markus Antonius

mengawali

pemerintahannya

di

kota

kosmopolitan Alexandria, disanalah ia bertemu Cleopatra (69-30 SM) yang
kemudian ia nikahi (walau besar kemungkinan keduanya pernah bertemu di saat
Caesar masih hidup). Perlahan tapi pasti, sahabat seperjuangan Julius Caesar ini
mulai berpindah pihak. Ia menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan
sering kali ia menghadiahi istrinya dengan benda-benda yang mahal, bahkan
timbul kabar angin bahwa ia akan menghadiahkan kota Roma (yang dikuasai
Octavianus) kepada Cleopatra, sebagai hadiah.
Ketika kabar angin itu merebak dan terdengar oleh Octavianus, ia menjadi
berang dan mendeklarasikan perang melawan Anthony. Kedua belah pihak
berhadapan muka di Pertempuran Actium Pada tahun 31 SM. Pada pertempuran
itu, pasukan Anthony berhasil di desak dan di kalahkan (Anthony dan Cleopatra
kemudian mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri pada tahun 30 SM).

Octavianus mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar romawi dengan berbagai gelar
baru, termasuk Imperator dan Kaisar Augustus (Augustus Caesar). Dengan
pendeklarasian ini, maka Kekaisaran Romawi, puncak dari dominasi politik yang
dibangun selama 7 abad, resmi berdiri. Tepatnya tahun 27 SM.

Tahun empat kaisar (69 Masehi)
Setelah Kasiar Nero meninggal karena bunuh diri pada tahun 68, meletuslah
suatu perang saudara di Kekaisaran Romawi (perang saudara pertama sejak
kematian Antonius pada tahun 30 SM), masa yang dikenal juga dengan sebutan
Tahun empat Kaisar (Year of the four emperors). Antara bulan Juni 68 hingga
bulan Desember 69, Kaisar Romawi berganti hingga 3 kali dalam satu tahun
(Nero digantikan Galba, Galba digantikan Otho, Otho digantikan Vitellius,
Vitellius digantikan Vespasian, penguasa pertama dari dinasti Flavian. Periode
perang saudara ini sendiri dianggap menjadi awal catatan hitam dalam sejarah
Kekaisaran Romawi, karena akibat yang ditimbulkannya berimplikasi besar pada
kestabilan politik dan militer Roma saat itu.

Krisis Pada Abad ke-3 (253 - 284)
Setelah Augustus mendeklarasikan berakhirnya perang saudara pada abad ke1 Sebelum Masehi, Kekaisaran Romawi mengalami periode dimana perluasan
daerah, kedamaian, dan kemakmurah ekonomi terasa diseluruh penjuru
Kekaisaran (Pax Romana). Namun pada abad ke-tiga, Kekaisaran dihadapkan
pada sebuah krisis dimana serangan bangsa bar-bar, perang saudara, dan
hiperinflasi terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus, yang hampir
menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi.
Kekacauan ini sala satunya disebabkan karena tidak adanya suatu sistem yang
jelas yang mengatur tentang pergantian kekuasaan (succesion) sejak Augustus
meninggal tanpa menunjuk penerus Kekaisaran (normalnya, kekuasaan akan
diserahkan kepada anak sang kaisar, namun saat itu Augustus tidak memiliki

anak). Hal ini menyebabkan kekacauan saat pergantian kekaisaran pada abad ke-1
dan ke-2, namun biasanya kekacauan yang terjadi tidak berlangsung lama.
Pada abad ke-3 ini, puncak kekaisaran dipimpin sekurang-kurangnya 25
Kaisar antara tahun 235 - 284 (biasa disebut Kaisar-Militer (Soldier-Emperor).
Kebanyakan dari 25 kaisar ini tewas dibunuh atau terbunuh dalam konflik abad
ke-3 ini. periode ini dianggap berakhir setelah Diocletian berkuasa.

Penyebaran Agama Kristen di Romawi
Kurang lebih tiga abad setelah kematian Kaisar Augustus (wafat pada tahun
14 Masehi), Roma yang berbentuk kekaisaran telah berkembang dengan pesatnya.
Dengan wilayah yang luas dan kekuatan militer yang tak terkalahkan, kekaisaran
Romawi menjadi kekaisaran terbesar di dunia yang telah dikenal ketika itu, masa
yang biasa disebut Pax Romana, di mana pun terwujud.
Pada saat inilah, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma.
Tidak seperti agama-agama sebelumnya, yang diwariskan dari generasi ke
generasi sebagai ciri-ciri budaya suatu bangsa, agama Kristen secara aktif
mempertobatkan mereka yang belum percaya. Agama Kristen bermula dari Timur
Tengah dan menyebar hingga ke Yunani dan Mesir. Para utusan Injil Kristen
terutama murid Yesus, Petrus (?-67 Masehi), perintis penyebaran agama Kristen,
bersama-sama Saulus dari Tarsus (5-67 Masehi), kini dikenal sebagai Paulus,
memberitakan agama yang baru itu ke seluruh wilayah Kekaisaran dan bahkan
sampai ke Roma.
Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang
Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mulai khawatir
akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan
agama ini akan memecahbelah persatuan bangsa Romawi. Maka dimulailah
pembantaian terhadap orang-orang yang memeluk agama Kristen. Mereka
dibunuh, ditindas atau dijadikan umpan singa di arena sirkus. Meskipun demikian,

gerakan-gerakan bawah tanah orang Kristen tetap aktif menyebarkan agama,
mereka menjadikan Roma sebagai pusat gerakan mereka.
Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika Constantinus (280-337
Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah kepemimpinannya,
agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan.
Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai
doktrin antara golongan barat dan timur dalam Gereja. Ia mengundang para uskup
yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah Konsili Nicea tahun
325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara mereka diselesaikan.
Pengakuan Iman Nicea, yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut,
menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati
kedua golongan.
Selanjutnya,

Constantinus

mengambil

sejumlah

langkah

untuk

menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat penganiayaan
eksternal ataupun perselisihan internal. Ia juga menetapkan agama Kristen sebagai
agama negara di seluruh pemerintahan Kekaisaran Romawi. Karena jasa-jasanya
itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa
(karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa).

Pembagian Kekaisaran Romawi (395)
Pembagian Kekaisaran Romawi yang tunggal menjadi dua (Kekaisaran
Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur) terjadi sekitar tahun 395 setelah
kematian Thedosius I. Pembagian kekuasaan ini dilakukan melalui serangkaian
peristiwa yang saling terkait.

Pembagian Wilayah oleh Diocletian (305)
Kaisar Romawi ketika itu, Diocletian mulai mengalami kesulitan-kesulitan
yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas,
kesulitan ini di antaranya :



Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah
lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum
dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil.



Daerah yang terlalu luas itu juga mengakibatkan rendahnya pengawasan
dan penjagaan dari serangan bangsa lain seperti Goth, Visigoth, Vandal dan
Frank.

Diocletian melihat bahwa Kekaisaran Romawi tidak akan bisa bertahan jika
dipimpin oleh satu pemerintahan saja, maka ia pun membagi Kekaisaran menjadi
dua pada sekitar daerah timur Italia (lihat), dan menyebut pemimpinnya dengan
sebutan Augustus


Kekaisaran Romawi Bagian Barat dengan Diocletian sebagai Augustus
bagi Wilayah Barat



Kekaisaran Romawi Bagian Timur dengan Maximian, sahabat karib
Diocletian, sebagai Augustus wilayah Wilayah Timur

Walaupun begitu, kekaisaran Romawi pada saat itu tetap menjadi suatu
Kekaisaran tunggal, pemisahan menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan
Kekaisaran Romawi Timur terjadi pada masa kepemimpinan Theodisius I.

Tetrachy (Empat Pemimpin) (285 – 324)
Setelah wilayah Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua wilayah. Pada tahun
293 masing-masing Augustus memilih kaisar muda yang disebut Caesar (bedakan
antara Kaisar (Emperor) dengan Caesar) sebagai pembantu urusan administratif
dan sebagai penerus Kekaisaran jika mereka meninggal; Galerius menjadi Caesar
dibawah Dioclotian dan Constantius Chlorus dibawah Maximian. Konstitusi ini
disebut Tetrachy dalam ilmu pemerintahan modern.
Pada awalnya, sistem ini cukup berhasil mencegah kehancuran Kekaisaran
Roma. Penurunan kekuasaan pun berlangsung dengan damai. Setiap Caesar, dari
barat ataupun timur, menggantikan Augustus masing-masing dan mengangkat
Caesar Baru; Galerius mengangkat keponakannya Maximinus, dan Constantius

mengangkat Flavius Valerius Severus sebagai Caesar nya. Namun keadaan
berubah ketika Constantius Chlorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan
Constantius di daerah Eboracum segera mengangkat Constantine, anak
Constantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus di tahun yang sama,
Galerius juga memutuskan untuk mengangkat Severus menjadi Augustus.
Ketika ketidakpuasan merajalela, Roma dihadapkan pada sebuah revolusi
yang menginkan Maxentius anak Maximian, menjadi Augustus (akhirnya ia
menjadi Augustus pada tanggal 28 Oktober 306). Berbeda dengan yang lainnya,
pengangkatan Maxentius ini didukung oleh pasukan Praetorian. Hal ini
menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius,
Constantine, Severus dan Maxentius) dan seorang Caesar (Maximinus) Dan pada
tahun 307, Maximian juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus,
bersebelahan dengan anaknya Maxentius (sehingga secara total, ada 6 orang
Augustus di Kekaisaran Romawi yaitu : Maximinus, Maximian, Maxitius,
Galerius, Constantine dan Severus). Namun hal ini tidak disetujui oleh Galerius
dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Akhirnya,
Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307.
Keduanya (Maximinus dan Maxentius) pun berusaha memikat Constantine untuk
bekerjasama dengan cara menjodohkan Constantine dengan Fausta, anak
Maximian sekaligus kakak kandung Maxentius.
Keadaan semakin rumit ketika Domitius Alexander, Vicarius (semacam
Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308.
Melihat perkembangan ini, maka diadakanlah Kongres Carnuntum yang dihadiri
oleh Diocletian, Maximian, and Galerius. Kongres ini menghasilkan keputusan
antara lain :


Galerius menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur



Maximinus menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur



Maximian Dipecat



Maxentius tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal



Constantine mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi
Caesar di Kekaisaran Romawi Bagian Barat



Licinius menggantikan Maximian sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi
Wilayah Barat

Namun masalah terus berlanjut. Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai
Augustus dikembalikan. Akhirnya dia memproklamirkan dirinya kembali sebagai
Augustus

pada

tanggal

1

Mei

310.

Diikuti

oleh

Maximian

yang

memproklamairkan dirinya, untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun
ia (Maximian) tewas dibunuh oleh menantu-nya sendiri, Constantine, pada bulan
Juli 310. Pada akhir tahun 310, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4
Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Constantine, dan Licinius) dan seorang
Augustus ilegal (Maxentius) Galerius tewas pada bulan Mei 311 meninggalkan
Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat
bersamaan, Maxentius mendeklarasikan perang terhadap Constantine, yang telah
membunuh ayahnya (Maximian adalah ayah kandung Maxentius). Namun
peperangan itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Ia tewas dalam suatu
pertempuran melawan Constantine, Pertempuran di Jembatan Milvian, pada
tanggal 28 Oktober 312.Akibat kematian Maxentius, Augusti (kata jamak dari
Augustus) hanya bersisa 3 orang; Maximinus, Constantine, dan Licinius. Licinius
kemudian menikahi Constantia, adik Constantine, untuk mengikat persahabatan
dengan Constantine.
Pada bulan Agustus 313, Maximinus tewas di daerah Tarsus, Cilicia. Augusti
yang tersisa (Licius dan Constantine) akhirnya sepakat membagi 2 wilayah
Kekaisaran Romawi, seperti yang dilakukan oleh Diocletian; Constantine di
Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucius di Kekaisaran Romawi Bagian
Timur.Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Samapai pada
tahun 324, peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi. Peperangan ini
berakhir dengan kekalahan Lucius, menjadikan Constantine sebagai penguasa
tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi.

Kemudian Constantine memutuskan bahwa Kekaisaran yang hampir musnah
ini, membutuhkan ibukota baru sebagai pusat pemerintahan. Ia memutuskan
memindahkan pusat pemerintahan ke Kota kuno Byzantium dan merubah
namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan
Constantinople, kota Constantine). Constantineople terus menjadi pusat
pemerintahan Constantine yang agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei
337.

Theodosius I, Kaisar Terakhir (395)
Pada tahun 392, Valentinian tewas di Vienne. Theodosius I menggantikan dia,
memerintah seluruh Kekaisaran Romawi. Theodosius mempunyai dua putra
(Arcadius dan Honorius) dan seorang putri bernama Pulcheria, dari istri
pertamanya, Aelia Flacilla. Putri dan istrinya pertamanya kemudian tewas pada
tahun 385. Dari istri keduanya, Galla, dia mendapatkan seorang putri, Galla
Placidia, ibu dari Valentinian III, seseorang yang kemudian menjadi Kaisar di
Kekaisaran Romawi Barat.
Setelah kematiannya pada tahun 395, kekuasaannya dibagi kepada dua
anaknya Arcadius dan Honorius; Arcadius menjadi penguasa Kekaisaran Romawi
Timur, dengan ibukota Konstantinopel, dan Honorius menjadi penguasa di Barat,
dengan ibukota Milan. Pembagian ini dianggap sebagai akhir dari Kekaisaran
Romawi yang Tunggal.

Pertempuran Adrianople (378)
Pertempuran Adrianople (9 Agustus 378) adalah pertempuran antara Tentara
Romawi yang dipimpin Kaisar Valens dan suku Jerman (Germanic Tribes,
kebanyakan berasal dari suku Visigoths dan Ostrogoths) dipimpin oleh Fritigern.
Pertempuran terjadi di daerah Adrianople dan berakhir dengan kekalahan telak
Kekaisaran Romawi. Pertempuran ini mengakibatkan tewasnya Kaisar Valens.

F. KEKAISARAN ROMAWI TIMUR
Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantium (ejaan lain: Bizantin,
Byzantin, Byzantine) adalah wilayah timur Kekaisaran Romawi yang terutama
berbahasa Yunani pada Abad Kuno dan Pertengahan. Penduduk dan tetanggatetangga Kekaisaran Bizantium menjuluki negeri ini Kekaisaran Romawi atau
Romania

(Yunani:

Ῥωμανία,

Rhōmanía).

Kekaisaran

ini

berpusat

di

Konstantinopel, dan dikuasai oleh kaisar-kaisar yang merupakan pengganti kaisar
Romawi kuno setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat. Tidak ada konsensus
mengenai tanggal pasti dimulainya periode Romawi Timur. Beberapa orang
menyebut masa kekuasaan Diokletianus (284-305) dikarenakan reformasireformasi pemerintahan yang ia perkenalkan, yang membagi kerajaan tersebut
menjadi pars Orientis dan pars Occidentis. Pihak lainnya menyebut masa
kekuasaan Theodosius I (379-395), atau setelah kematiannya pada tahun 395, saat
keka