PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TATA BUSANA BERBASIS LATIHAN KETERAMPILAN DAN BELAJAR TUNTAS

BIDANG PENDIDIKAN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

*---

....- -

..-.a-

--

-

--.-

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
TATA BUSANA BERBASIS LATIHAN KETERAMPILAN
DAN BELAJAR TUNTAS

Peneliti Utama

Anggota

:Dra. Yusmar Emmy Katin, M.Pd

: 1. Dra. Wildati Zahri, M.Pd
2. Dra. Haswita Syafri, M.Pd
3. Dra. Yasnidawati, M.Pd

Dibiayai oleh:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian
Nomor. 024/SP2H/PP/DP2M/IIU2007
Tanggal 29 Maret 2007

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Oktober, 2007

.---


---,-%
..

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING
1. Judul Pneelitian

: Pengembangan Model Pembelajaran Tata Busana
Berbasis Latihan Keterampilan dan Belajar Tuntas

2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
: Dra. Yusmar Emmy Katin, M.Pd
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c. Golongan1 NIP
: IV C/ 130522905
d. Stratal Jab. Fungsional : S2/ Lektor Kepala
e. Jabatan Struktural

.
f. Bidang Keahlian
: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
g. Program Studif Jurusan : Tata Busand Kesejahteraan Keluarga
h. Perguruan Tinggi
: Universitas Negeri Padang
i. D a h r Anggota Peneliti

_

No

Nama

1.

Dm.Wildati Zahri, M.Pd

2.


Dm.Haswita Syafri, M.Pd

3.

Dra. Yasnidawati, M.Pd

Perguruan
Bidang
Fakultasl Jurusan
Tinggi
Keahlian
Tata Busana Fak. TekniW
UNP
Kesejahteraan Keluarga
Tata Busana Fak. TekniW
UNP
Kesejahteraan Keluarga
Tata Busana Fak. TekniW
UNP
Kesejahteraan Keluarga


3. Pendanaan dan Jangka Waktu Penelitian
Jangka waktu penelitian yang diusulkan : 2 tahun
Biaya total yang diusulkan
: Rp. 99.400.000,OO
Biaya yang disetujui tahun ini
: Rp. 46.000.000,00

.

.

Mengetahui,
Dckan Fakultas Teknik UNP

Padang,
Oktober 2007
Ketua Peneliti

dK

NIP. 130522905

NIP. 131847374

,*

Pmf. Dr. H: &is Yasin, M.A
NIP:!l3,0365634
--

M.Pd

RINGKASAN DAN SUMMARY
Permasalahan dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran
keterampilan Tata Busana di Perguruan Tinggi yang kurang efektif. Tujuan
umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran Tata Busana
di Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
(UNP), dan mengubah paradigma dosen dan mahasiswa dari content-based
curriculum menjadi competency-based curriculum dan budaya teacher center
menjadi student activity.

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah (1) menghasilkan
pengembangan model pembelajaran Tata Busana di Jumsan KK FT-UNP yang
lebih bermutu, (2) menghasilkan modul sebagai bahan ajar pada pengajaran
keterampilan yang berpedoman Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)/
SAP, (3) menghasilkan jobsheet untuk setiap kompetensi dan menghasilkan
lembaran tugasl kerja, (4) alat evaluasi untuk panduan acuan pengujian
kompetensil evaluasi praktik dan kuesioner.
Metode yang dipakai adalah metode pengembangan. Langkah-langkah
penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada tahun pertama ini yaitu (1)
potensi dan masalah, (2) pengumpulan data Iinformasi, (3) desain produk, (4)
'validasi desain, dan (5) revisi desain. Untuk mengembangkan suatu model
pembelajaran, langkah-langkah operasional yang dilakukan yaitu (1) menganalisis
karakteristik mata kuliah Tata Busana secara mendalam dan menghubungkan
dengan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang berkembang pada
saat sekarang, serta orientasi kurikulum Tata Busana di Perguruan Tinggi, (2)
menetapkan model pembelajaran berbasis latihan keterampilan dan belajar tuntas
yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi Tata Busana di Perguruan
Tinggi dan tuntutan dunia industri, (3) mengembangkan modul sebagai bahan ajar
berbasis latihan keterampilan dan mengembangkan GBPP, (4) mengembangkan
jobsheet dan mengembangkan lembaran tugasl kerja, (5) mengembangkan

panduan evaluasi praktikl panduan pengujian kompetensi dan kuesioner tentang
persepsi, minat dan sikap.
Untuk mengetahui bagaimana cara mewujudkan penelitian ini dirasa perlu
memberikan deskripsi rencana kegiatan yang diajukan. Untuk tahun pertama
dilakukan pengkajian kurikulum Tata Busana Perguruan Tinggi, analisis berbagai
buku ajar Tata Busana, mempelajari berbagai stmtegi dan metode pembelajaran,
menyusun modul sebagai bahan ajar yang berbasis latihan keterampilan dan
belajar tuntas, menyusun GBPPI SAP, jobsheet, lembaran tugadlembaran kerja,
panduan acuan pengujian kompetensil alat evaluasi dan kuesioner. Berdasarkan
pengkajian dan kebutuhan penelitian ini ditetapkan (lima) sampel mata kuliah
yang mewakili mata kuliah wajib Tata Busana di Perguruan Tinggi yaitu
Teknologi Busana, Konstruksi Pola Busana, Desain Busana, Busana Kerja dan
Tailoring.
Sesuai dengan tujuan penelitian pada tahun pertama ini telah berhasil
dikembangkan: (I) Model pembelajaran Tata Busana berbasis latihan
keterampilan clan belajar tuntas dan (2) perangkat pembelajaran meliputi; (a)

modul sebagai bahan ajar (Teknologi Busana, Konstruksi Pola Busana, Desain
Busana, Busana Kerja dan Tailoring) dan GBPPI SAP, (b) jobsheet dan lembaran
tugas1 kerja, (c) alat evaluasi sebagai pengujian kompetensil evaluasi praktik, dan

(d) kuesioner tentang persepsi, minat dan sikap mahasiswa terhadap materi dan
proses pembelajaran.

SUMMARY
Problem of this research is process study of skill arrange cloth in less
effective College. Target of this research public is to upgrade study arrange cloth
in Majors Home Economic Faculty of Technique Padang State University (KK
FT-UNP), and alter lecturer paradigm and student from curriculum content-based
become curriculum competency-based and center teacher culture become activity
student.
Special target wishing to be reached by is (1) yielding development model
study arrange cloth in more certifiable Majors KK FT-UNP, (2) yielding module
upon which teach at instruction of skill which is Outline Program Instruction
guidance (GBPP)/ SAP, (3) yielding jobsheet to each; every interest and yield
duty sheet/ activity, (4) appliance evaluate for the guidance of reference
examination of interest/ evaluate quetioner and practice.
Method weared by is development method. Research stages; steps and first
conducted development in the year that is (1) problem and potency, (2) data
collecting/ information, (3) product design, (4) design validation, and (5) reviseing
design. To develop an study model, conducted by operational stages; steps that is

(1) analysing subject matter characteristic arrange cloth exhaustively and attribute
to various study method and approach expanding at the time of now, and also
orient curriculum arrange cloth in College, (2) specifying study model base on
skill practice and learn complete which assumed as according to items
characteristic arrange cloth in College and industrial world demand, (3)
developing module upon which teach to base on skill practice and develop GBPP,
(4) developing jobsheet and develop duty sheet1 activity, (5) developing guidance
evaluate practice1 guidance examination of quetioner and interest about
perception, attitude and enthusiasm.
To know how to realize this research is felt important to give description
plan activity raised. For the first year of conducted by curriculum study arrange
cloth College, analyse various teaching book arrange cloth, studying various study
method and strategy, compiling module upon which teaching being based on skill
practice and learn completely, compiling GBPPI SAP, jobsheet, duty sheet/ spread
sheet, reference guidance examination of interest/ appliance evaluate and
quetioner. Pursuant to and study requirement of this research is specified (5
sampel subject matter) deputizing subject matter is obliged to arrange cloth in
College that is Cloth Technology, Construction Cloth Pattern, Cloth Design, Cloth
Work and Tailoring.
In line with first research in the year this have succeeded to be developed:

(1) Model study arrange cloth base on skill practice and learn complete and (2)
study peripheral cover; (a) module upon which teach (Cloth Technology,
Construction Cloth Pattern, Cloth Design, Cloth Work and Tailoring) and GBPPI
SAP, (b) duty sheet and jobsheet/ activity, (c) appliance evaluate as examination
of interest/ evaluate practice, and (d) quetioner about perception, student attitude
and enthusiasm to study process and items

PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalarn ha1 ini,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan
penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai
oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja
sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama
dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas
dengan surat perjanjian kerja Nomor : 024/SP2H/PP/DP2M/III/2007 Tanggal 29 Maret 2007,
dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Tata Busana Berbasis Latiltan
Keterampilan dan Belajar Tunias
Kami menyarnbut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
perrnasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tersebut
di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah
dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dalam
peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga
diharapkan memberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian,
kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan ditingkat nasional.
Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya, dan
peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami nlenyampaikan terima kasih kepada
Direktur Penelitian d m Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas yang telah
memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama
yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang
diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan
Terima kasih.

Padang, Oktober 2007
,f--.?l4etua
Lembaga Penelitian
T~nivbsitasNegeri Padang,
'"I

."-,.
-.\ "J' ,

is."

, :-

+

L--:

r

-

-

Prof. 1Dr.H. Anas Yasin, M.A.
NIP, 130365634

- -.

1v

3

-.

1

i

DAFTAR IS1
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ..........

i

A. LAPORAN M S I L PENELITIAN
RINGKASAN DAN SUMMARY

PRAKATA

.............................................................

ii

............................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN

...................................................................... 1

BAB n. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAF~~TN
KE I ...... 5

BAB 1TI.TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
BAB 1V.METODE PENELITIAN ........................................

. .. .

15

.
............... 20

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................
BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

....................................................35

................................................................................ 37

LAMPIRAN

B. DRAF ARTIKEL ILMIAH

....................................................................40

C. SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN

......................................... .... .

55

DAFTAR LAMPIRAN
la. Modul "Teknologi Busana"
1b. Modul "Konstruksi Pola Busana Wanita"

lc. Modul "Desain Busana"
Id. Modul "Busana Kerjan
1e. Modul "Tailoring"

2a. Contoh Lembaran Tugasl Kerja "Teknologi Busana"
2b. Contoh Lembaran Tugas/ Kerja "Konstruksi Pola Busana Wanitan
2c. Contoh Lembaran Tugad Kerja "Desain Busana"
2d. Contoh Lembaran Tugad Kerja "Busana Kerja"

2e. Contoh Lembaran Tugas/ Kerja "Tailoring"
3a. Jobsheet "Teknologi Busana"
3b. Jobsheet ''Konstruksi Pola Busana Wanita"

3c. Jobsheet "Desain Busana"
3d. Jobsheet "Busana Kerja"
3e. Jobsheet "Tailoring"
4. Panduan Evaluasi Belajar Praktik

5. Kuesioner Persepsi, Minat dan Sikap

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam era menyambut AFTA suatu bangsa dapat ikut berperan apabila
sumber daya manusia memiliki unggulan baik dari segi komparatif maupun
kompetitif. Ciri sumber daya yang marnpu berkompetisi antara lain mampu
berfikir kritis, mampu befikir global, berbudaya ke j a tinggi dan memiliki daya
emulasi yang tinggi (Slamet, 2003). Hal ini kalau dikaitkan dengan pendidikan di
Indonesia jauh dari yang diharapkan karena diantara 46 negara terkemuka dalam
sains dan teknologi, Indonesia berada pada peringkat ke-41.
Fenomena di atas menunjukkan masih relatif lemahnya pelaksanaan
pendidikan di bidang kejuruan di negara kita. Utamanya bila dikaitkan dengan
upaya pembangunan sumber daya manusia yang memiliki daya emulasi tinggi.
Kemampuan emulasi ini dapat difasilitasi dengan 3 (tiga) komponen yaitu : (1)
sumber daya manusia sebagai human embodied technology, (2) peralatan dan
mesin sebagai capital embodied technology dan (3) organisasi lembaga
pendidikan teknologi sebagai technology disembodiement (Pamungkas, 1993).
Dalam konteks lembaga pendidikan teknologi, peran yang nyata dalam
memfasilitasi sumber daya manusia yang memiliki kemampuan emulasi tinggi
adalah proses pembelajaran dilakukannya. Di dalam proses ini terkandung upaya
menciptakan suatu model pembelajaran yang dapat merangsang dan sekaligus
memfasilitasi tindakan belajar. Wujud kongkrit tindakan belajar ini adalah adanya
interaksi antara mahasiswa dan sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang
diimplementasikan sehingga menghasilkan pengalaman belajar. Pengalaman
belajar disini dapat berwujud pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap satu
bidang dan unjuk kerja profesional.
Pembelajaran Tata Busana merupakan pengajaran keterampilan yang jauh
berbeda jika dibandingkan dengan pengajaran teori. Sesuai dengan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK)

bahwa

pembelajaran

berbasis

kompetensi

dilaksanakan melalui pembelajaran moduler dengan menggunakan jobsheet

2

(Kurikulum SMK edisi 2004). Tata cara pembelajarannya terdiri dari satuansatuan kompetensi utuh yang ditempuh secara bertahap dimana mahasiswa harus
menyesuaikan satu unit kompetensi secara untuh sebelum melanjutkan ke
kompetensi berikutnya, ha1 ini dikenal dengan belajar tuntas (Winata Putra U,
200 1).

Untuk itu dirancang suatu model pembelajaran Tata Busana di perguruan
tinggi berbasis latihan keterampilan dan belajar tuntas. Pendekatan menekankan
pada pendidikan berbasis kompetensi (competency based education) dan konsep
belajar melalui pengalaman langsung. Untuk mengajarkan suatu keterampilan
aspek psikomotor lebih diutamakan yaitu dalam bentuk unjuk kerja yang dibentuk
melalui latihan-latihan, sedangkan unsur kognitif dan afektif tetap diperlukan.
Holroyd dalam Mardi (1997) ada tiga fase yang dilalui dalam belajar
keterarnpilan, yaitu: (1) fase kognitif, (2) fase latihan atau fiksasi, dan (3) fase
otonomi. Warkitri dkk (1997) mengemukakan bahwa latihan-latihan itu hams
lebih banyak walaupun dalam waktu yang relatif singkat. Selanjutnya dijelaskan
bahwa metode global lebih berhasil dari metode bagian.
Pada kenyataannya dalam melakasanakan kegiatan perkuliahan dirasakan
bahwa beberapa prinsip pembelajaran diperlukan sebagai penunjang keberhasilan
perkuliahan untuk membentuk keterampilan mahasiswa ternyata kurang berjalan
secara optimal. Berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan tim peneliti ternyata
usaha yang dilakukan dosen untuk mengatasi bahan ajar dan perangkatnya belum
dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dengan baik. Hal ini juga disertai dengan
belum optimalnya usaha dosen memilih dan menggunakan strategi pembelajaran
yang dapat memberikan kesempatan berlatih keterampilan dasar lebih banyak.
Sebagian kecil dosen dalam proses pembelajaran selalu menyamakan antara
mahasiswa yang memiliki keterampilan rendah, sedang dan tinggi, dengan kata
lain belum menerapkan perbedaan individual.
Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa mata kuliah Tata Busana
ditemukan bahwa proses pembelajaran telah dilaksanakan dengan menggunakan
jobsheet, sedangkan jobsheet itu sendiri belum digunakan mahasiswa untuk
belajar. Ini dapat terlihat dari teknik penyajian yang digunakannya masih

didominir oleh metode tradisional. Paradigma lama dalam pembelajaran
menganggap mahasiswa sebagai objek dan budaya teacher teaching atau teacher
center masih tetap dipertahankan. Selama ini di Perguruan Tinggi kecenderungan

dosen berfikir adalah apa yang akan diajarkan dan kurang memikirkan bagaimana
mengajarkannya. Paradigma baru dosen seharusnya berfikir kedua-duanya yaitu
apa yang akan diajarkannya dan bagaimana mengajarkannya.
Pengamatan selanjutnya terlihat bahwa jobsheet yang dipersiapkan dosen
masih belum dapat digunakan sepenuhnya oleh mahasiswa untuk belajar secara
individual. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan (Yusmar Emmy, 2005)
menemukan bahwa jobsheet akan lebih efektif penggunaannya apabila dibagikan
seminggu sebelum proses pembelajaran berlangsung agar mahasiswa dapat
memahaminya. Selanjutnya persepsi mahasiswa tentang penggunaan jobsheet
sangat positif karena jobsheet akan dapat membantu memperlancar proses
pembelajaran keterampilan.
Selanjutnya belum optirnalnya usaha yang dilakukan dosen dalam
membuat perencanaan pembelajaran praktek terutama untuk mensinkronkan
antara jenis keterarnpilan dengan jumlah waktu yang disediakan. Ini dibuktikan
dengan menumpuknya tugas-tugas latihan praktek mahasiswa pada akhir semester
bahkan ada sebagian kecil yang tidak sempat mengerjakan tugas dirumah, yang
akhimya mengakibatkan tugas selalu tertinggal. Sebaliknya ada juga mahasiswa
yang pekerjaannya sudah melarnpaui target tetapi keberadaannya belum diyakini
bahwa tugas itu benar-benar dia yang menyelesaikan. Dengan demikian dosen
juga belum menerapkan pembelajaran sampai tuntas.
Kebiasaan belajar mahasiswa yang ditampilkan sebagian kecil kurang
mencerminkan kegiatan berlatihJ bekerja di workshop, kurang akrab dengan
situasi praktek dan kurang disiplin. Ada sebagian kecil mahasiswa yang bekerja
seenaknya sesuai dengan kemauannya sendiri, tidak mempunyai target untuk
menyelesaikannya. Suasana ini didukung oleh sistem penilaian yang lebih
mengutamakan kepada hasil, sedangkan penilaian untuk persiapan dan proses
masih kurang diperhatikan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti

4
merumuskan judul penelitian ini adalah Pengembangan Model Pembelajaran Tata
Busana Berbasis Latihan Keterampilan dan Belajar Tuntas.

BAB I1
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN I
Tujuan umum penelitian ini adatah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran Tata Busana di Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang. Tujuan khusus penelitian tahun I ini adalah untuk:
(1) mengembangkan model pembelajaran Tata Busana di Perguruan Tinggi yang
lebih bermutu, (2) mengembangkan perangkat pembelajaran Tata Busana.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah: (a) modul sebagai bahan ajar
dan GBPP untuk 5 (lima) mata kuliah, (b) jobsheet sebagai pedoman kerja, (c)
lembaran tugas1 kerja, dan (d) alat evaluasi pembelajaran berupa panduan untuk
pengujian kompetensi/ panduan evaluasi tes perbuatan, dan (e) kuesioner tentang
persepsi, minat dan sikap terhadap materi dan model pembelajaran.
H a i l penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat: (1) untuk
memecahkan masalah pembelajaran Tata Busana yang selama ini kurang
mengembangkan latihan keterampilan sampai pada tingkat naturalisasi dengan
pendekatan belajar tuntas, (2) Perangkat pembelajaran yang dihasilkan akan dapat
digunakan dalam pembelajaran untuk masa yang akan datang. Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini hanya beberapa mata
kuliah (Teknologi Busana, Desain Busana, Konstruksi Pola Busana Wanita,
Busana Kerja dan Tailoring), (3) Hasil penelitian ini menjadi motivasi bagi mata
kuliah lain guna mengembangkan model pembelajaran latihan keterampilan yang
mempunyai ciri yang sama atau bersama dengan mata kuliah yang diteliti, dan (4)
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk
melahirkan inspirasi bagi para dosen lain guna mengembangkan model
pembelajaran lain yang sesuai dengan karakteristik bidang ilmu yang lain.

BAB 111
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengajaran Keterampilan Tata Busana
Pada prinsipnya keterarnpilan (skill) akan dapat diperoleh didasarkan
pada konsep belajar melalui pengalaman langsung atau experienced bused

learning. Belajar melalui pengalaman
pembelajaran

dimana

mahasiswa

langsung adalah

ditempatkan

pada

suatu cara

keadaan

yang

sesungguhnya (Lee Andresen, rut cohen, 1995). Keterampilan yang dilatihkan
diworkshop haruslah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
langsung menggunakan, merasakan dan melatih sendiri pekerjaan yang akan
dikuasainya.
Definisi keterampilan kelihatan juga berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Terampil pada umumnya menekankan pada gerakan
fisik atau psikomotor (task skill). Laurie (1991) mengatakan bahwa skill lebih
dari gerakan fisik atau aktifitas gerakan tangan. Selanjutnya ia mengemukakan
bahwa skill yang muncul dipennukaan adalah memang seperti yang
diperlihatkan oleh gerakan tangan (task skill) dengan hasil barang nyata, akan
tetapi untuk dapat mencapai kemampuaan yang tampak itu sebetulnya hams
menguasai kemampuan lain yang tidak nampak (under te szrrvace). Menurut
Laurie kemampuan yang tidak nampak lebih besar yaitu terdiri dari: (1) task

management skill, (2) Work Environment skill, (3) Workplace lenig skills, dun
(4) Interpersonal skill. Jadi domain yang akan dicapai tidak hanya psikomotor

saja, tetapi hams menyangkut kognitif dan sikap.

B. Model Pembelajaran Tata Busana Berbasis Latihan Keterampilan dan
Belajar Tuntas
Model pembelajaran merupakan langkah yang sistematis dalarn
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fists
menurut Holroyd bahwa ada 3 (tiga) fase yang dilalui dalam belajar

keterampilan yaitu: (1) fase kognitif, (2) fase latihad fiksasi, dan (3) fase
otonomi.
1. Fase Kognitif
Fase ini adalah fase informasi sehingga dapat mengetahui dan
memahami

keterampilan yang akan

melakukannya.

dipelajarinya

dan bagaimana

Metode yang umumnya digunakan adalah metode

demonstrasi (Leighbody, 1968). Informasi yang diberikan mencakup tujuan,
keselamatan

kerja,

langkah kerja dan penilaian terhadap proses

pembelajaran. Fase ini menunjukkan bahwa pembentukan keterampilan
harus diawali dengan fase kognitif.

2. Fase Latihan atau Fiksasi
Untuk mendapatkan keterampilan tidaklah cukup dengan melihat dan
mendengarkan saja, tetapi mahasiswa hams dapat menggunakan, merasakan
dan berlatih sendiri keterampilan yang akan dikuasainya. H.R. Mills dalam
(Mardi, 1999) menjelaskan bahwa prosentase komposisi yang paling baik
dalam mengajarkan keterampilan adalah melalui penjelasan (explanation)
lo%, demonstrasi 25% dan latihan (practice) 65%. Metode latihan yang

diterapkan harus disesuaikan dengan karakteristik keterampilan yang akan
dicapai. Metode latihan dapat dilakukan dengan tiga cam, yaitu: (a) selumh
langkah kerja dilakukan secara keselumhan, (b) metode progresif, dan (c)
melatih tiap-tiap bagian keterampilan secara terpisah kemudian b a r ~
digabungkan.
3. Fase Otonomi

Fase otonomi adalah fase peningkatan kecepatan dalam menyelesaikan
pekerjaan, peningkatan ketelitian dan peningkatan mutu pekerjaan. Waktu
yang tersedia haruslah sebanyak mungkin dipakai mahasiswa untuk berlatih,
dengan kata lain penjelasan-penjelasan tidak perlu harus dihilangkan.
Dengan demikian disinilah letak pentingnya jobsheet sebagai alat penuntun
bekerja dalam latihan keterampilan.
Ketiga fase di atas bergerak dari yang satu kepada yang lain dalarn satu
proses yang terus menems dilatihkan. Proses pembelajaran yang dilakukan

...

sangat tergantung dari situasi belajar yang sedang berlangsung. Untuk
mendapat hasil yang maksimal dari pengajaran keterampilan, waktu yang
tersedia harus sebanyak mungkin digunakan rnahasiswa untuk latihan.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan model pembelajaran berbasis
latihan keterampilan dan belajar tuntas seperti gambar di bawah ini.

I

MEMBUKA PELAJARAN

LANGKAH YANG DILALUI

-

I

I

Fase Kognitif
Fase Latihanf Fiksasi
Fase Otonomi

I

CEK HASIL
PENVELESAlAN TUCAS

p-.:

Belum
TES PERBUATAN

Belum -. -. -. -!
LANJUT KE SUB KOMPETENSI
BARU

Gambar 1. Langkah-langkah Pokok Model Pembelajaran
Latihan Keterarnpilan dan Belajar Tuntas.

C. Penggunaan Modul, Belajar Tuntas dalam Pembelajaran
Modul adalah suatu bahan ajar yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu mahasiswa
mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution
S, 1995).
Dengan demikian modul dapat dikatakan suatu paket kurikulum yang
disediakan untuk belajar sendiri. Tujuan pengajaran dengan modul adalah (1)
membuka kesepatan bagi mahasiswa untuk belajar menurut caranya masingmasing (2) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar menurut

kecepatannya masing-masing, (3) memberikan pilihan dari sejumla tugas yang
dapat dilatihkan pada mahasiswa dalam waktu yang sama, dan (4)
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengadakan remedial
(Rasyid M, 1999).
Modul merupakan bahan ajar yang dipersiapkan oleh dosen mata kuliah
tertentu untuk satu semester. Modul memberikan feedback yang banyak dan
segera sehingga mahasiswa dapat mengetahui taraf hasil belajamya.
Kesalahan segera dapat diperbaiki dan tidak dibiarkan begitu saja seperti
halnya dengan pengajaran tradisional (Nasution S, 1985). Pengajaran modul
tidak menggunakan pengajaran kurva normal sebagai dasar distribusi angkaangka. Setiap manusia mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi
dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas.
Pengajaran modul dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
persaingan dikalangan mahasiswa oleh karena' semua mahasiswa dapat
mencapai hasil yang tinggi menurut Cenci dalam Mardi (1999) modul tidak
sama dengan jobsheet karena rnodul merupakan bahan ajar untuuk satu
semester sedangkan jobsheet dapat dipersiapkan dosen maupun mahasiswa
untuk satuan pokok bahasan. Selanjutnya Leighbody (1968) mengatakan
bahwa jobsheet tidak dapat menggantikan pengajar, karena dalam proses
pembelajaran keduanya hams sama aktif, mahasiswa aktif berlatih sesuai
dengan langkah kerja. Sedangkan dosen juga aktif memperhatikan,
membetulkan, menanyakan, mendemonstrasikan dan membimbing siswa
dalam bekerja sesuai dengan karakteristiknya.
Pengajaran dengan modul merupakan suatu upaya memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,
kemarnpun serta caranya sendiri (Wiryawan S Noorhadi, 1996 dan Dyrniati
2002). Mahasiswa dapat belajar secara optimal dan mencapai tingkat
penguasaan keterampilan yang dipersyaratkan. Bagi mahasiswa yang belum
mencapai tingkat penguasaan tertentu sengaja diberikan kesempatan untuk
remedial. Pelajaran remedial adalah memperbaiki kelemahan, kesalahan atau
kekurangan mahasiswa yang segera dapat ditemukan oleh dirinya sendiri

berdasarkan evaluasi yang diberikan secara continue. Mahasiswa tidak perlu
mengulangi pelajaran itu secara keseluruhan tetapi hanya berkenaan dengan
kekurangan attau kelemahan itu saja.
Bentuk pengajaran individual (perorangan) itu semua menunjukkan pada
perhatian, bantuan dan penilaian khusus yang ditujukan kepada seseorang
yang berbeda minat dan kemampuannya. Pengajaran perorangan dapat
dilakukan dengan dua cam: (1) pengajaran perorangan untuk seluruh
mahasiswa, (2) pengajaran perorangan untuk beberapa siswa yang mempunyai
kemampuan. Dari dua bentuk pengajaran individual itu, ternyata pengajaran
perorangan untuk seluruh mahasiswa lebih efektif diterapkan pada Tata
Busana dengan menggunakan modul strategi belajar tuntas.
Belajar tuntas adalah belajar dengan penguasaan penuh. Tujuan belajar
tuntas ialah agar sebagian mahasiswa (75%

- 95%) dapat mencapai tingkat

penguasaan (Carol dalam modul belajar tuntas, 1985). Tingkat keberhasilan
mahasiswa lebih ditentukan oleh kesempatan belajar serta kualitas
pembelajaran yang diperoleh. Bakat dapat dijadikan sebagai ukuran kecepatan
seseorang dalam belajar (Nasution S, 1985). Jadi bakat dapat dijadikan
sebagai ukuran satuan waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk
melatihkan suatu keterampilan (bahan ajar). Untuk sampai pada tingkat
penguasaan tertentu dalam kondisi belajar yang ideal setiap mahasiswa diberi
waktu sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tingkat
penguasaan tertentu dan mereka hams dapat menggunakan waktu dengan
sebaik-baiknya.
Dalam kondisi yang riil waktu yang digunakan untuk belajar tidak hanya
dipengaruhi oleh karakteristik mahasiswa semata namun juga dipengaruhi
oleh karakteristik pengajaran. Jadi lamanya waktu yang digunakan mahasiswa
untuk belajar dapat ditentukan oleh: (1) latnanya mahasiswa mempelajari
bahanl ketekunan dalarn belajar, dan (2) waktu yang disediakan untuk belajar/
kesempatan belajar. Sedangkan waktu yang dibutuhkan ditentukan oleh: (1)
bakat mahasiswa, (2) kualitas pengajaran, dan (3) kemampuan mahasiswa
untuk mempelajari bahan.

Bermacam-macam usaha yang dilakukan untuk memberikan bantuan
secara individual kepada mahasiswa menurut kebutuhan dan perbedaannya
masing-masing. Nasution S (1985) mengemukakan beberapa ha1 yang
diperhatikan dalam melaksanakan belajar tuntas yaitu: (1) bakat siswa, (2)
mutu pengajaran, (3) kemampuan memahami pengajaran, (4) ketekunan
belajar, dan (5) jumlah waktu yang disediakan.
D. Argumen Menggunakan Modul, Belajar Tuntas dalam Pembelajaran

Ada 3 (tiga) argumen yang dikemukakan kenapa menggunakan modul
dalam pembelajaran yaitu: (1) argumen pendidikan karena modul sangat
efektif digunakan dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi, (2) argumen
ilmiah karena terjadi pergeseran model pembelajaran dari teacher center
kepada student center, dan (3) argumen masyarakat pemakai lulusan karena
modul dapat membiasakan mahasiswa bekerja berdasarkan petunjuk dan
gambar kerja. Hal ini juga merupakan persiapan yang sangat baik bagi
mahasiswa untuk beke j a di sekolah dan industri.
Dengan ditetapkannya Kep. Mendiknas RI 232141200 dan nomor
045141200 adalah perubahan sistem pendidikan tinggi menjadi pendidikan
berbasis kompetensi (PBK). Dengan menggunakan PBK maka atrnosfir
pendidikan di Perguruan Tinggi fokusnya lebih besar pada proses
pembelajaran mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
(Soewono J, 2003). Dengan demikian, penggunaan modul

dalam

pembelajaran berbasis kompetensi tidak bisa dihindarkan. Beberapa
pertimbangan lain yang diperhatikan pertama, pembelajaran dengan modul
akan dapat membentuk interaksi antara mahasiswa dengan sumber belajar
yang mengarah pada pembentukan kompetensi, baik ranah psikomotor,
kognitif, dan efektif. Kedua, pembelajaran menggunakan modul merupakan
upaya menfasilitasi pembentukan kompetensi individu. Jadi

esensi

pembelajaran menggunakan modul adalah menfasilitasi terjadinya prakarsa
dan terbiasanya belajar yang bermuara pada learning how to learn

.

Modul merupakan media pendidikan yang di cetak. Fungsi modul dan
jobsheet adalah sebagai alat bantu bekerja di workshop. Proses pembelajaran

yang konvensional secara bertahap dan berkelanjutan hams diarahkan kepada
pemanfaatan media dan multimedia (Kariman, 1990). Berbagai penelitian
telah mengungkapkan bahwa kita belajar 10% dari yang dibaca, 20% dari
yang didengar, 70% dari yang dilakukan, dan 90% dari yang dikatakan dan
dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa chalk a n d talk hams dikurangi dan say
and do it harus lebih diintensifkan.

Model pembelajaran dengan menggunakan modul menyebabkan
tejadinya pergeseran pendekatan pembelajaran menjadi pendekatan yang
berpusat pada mahasiswa (student center activity/ SCA). Pendekatan ini
memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mencocokkan tujuan rnereka
dengan tujuan pembelajaran, bekerja dengan cara sendiri serta dapat
mengevaluasi

dirinya sendiri.

Kondisi

ini dapat diciptakan dalam

pembelajaran menggunakan modul. Dosen dapat menyediakan modul yang
sifatnya menantang mahasiswa untuk berbuat lebih dari yang diharapkan.
Bentuk metode yang sering digunakan melalui pendekatan SCA adalah (I)
penjelajahan (exploration), (2) penemuan (discovery), (3) pilihan (selection),
dan(4) perbuatan (per$ormance experiences) (Schure, 1980), AIlyn & Bacon,
1986). Dalarn penggunaan exploration, dosen bertugas menyiapkan materi dan
petunjuk khusus dan pendekatan ini cocok untuk melatih keterampilan khusus,
bentuk lain dari exploration terbatas disebut discovery terbimbing. Semua
pendekatan di atas akan dapat diimplementasikan pada pembelajaran
menggunakan modul.

E. Kaitan Modul, Belajar Tuntas, Pengajaran Keterampilan dan Hasil
Belajar

Dalam KBK pengajaran keterampilan Tata Busana dapat dilaksanakan
strategi belajar tuntas (kurikuluum SMK 2004). Pembentukan keterampilan
sangat ditentukan oleh bagaimana caranya mahasiswa berlatih dan latihan itu
yang dilakukannya berulangkali. Pengajaran keterampilan mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan pengajaran yang lainya. Belajar tuntas
merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
pengajaran keterampilan.

Belajar tuntas adalah cara mempelajari suatu materi dengan tuntas
sampai tingkat penguasaan yang telah ditentukan. Mahasiswa belum
dibolehkan pindah mempelajari pokok bahasan tertentu sebelum tuntas
menguasainya. Dengan demikian dalam satu kelas yang sama kita akan dapat
menemukan aktivitas mahasiswa yang berbeda-beda (Nasution S, 1985). Ada
beberapa ciri-ciri yang menonjol dalam melaksanakan strategi belajar tuntas
yaitu: (1) pengajaran didasarkan atas tujuan-tujuan pengajaran yang telah
ditentukan, (2) memperhatikan perbedaan individual, (3) evaluasi dilakukan
secara continue dengan kriteria PAP, dan (4) menggunakan program
perbaikan (remedial).
Adanya kaitan antara pengajaran modul dengan strategi belajar tuntas,
ini terlihat dari pendekatan yang digunakan pada pembelajaran dengan modul
lebih mengarah pada pembelajaran individual. Dengan menggunakan modul,
kelas yang berbentuk klasikal dapat dilayani secara individual, setiap
mahasiswa dapat mempelajari sebagian atau seluruh bahan yang ada dalam
modul menurut waktu yang diinginkannya. Pengajaran modul berorientasi
pada kegiatan siswa dengan penekanan pada proses belajar. Mahasiswa aktif
berlatih melakukan berbagai kegiatan sarnpai tuntas penguasaannya. Uraian di
atas dapat menggambarkan hubungan yang saling berkaitan antar modul,
belajar tuntas pada pengajaran keterampilan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi hasil belajar.
Kaitan antara ketermpilan dengan hasil belajar yang dicapai oleh
mahasiswa dapat diamati dan diukur melalui perbuatannya. Penilaiannya
mengarah pada kekurangan dan kelemahan yang dapat diperbaiki melalui
remedial sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Tingkatan tujuan
psikomotor secara hirarki dapat disusun dalarn 5 (lima) tingkatan yaitu: (1)
meniru, (2) manipulasi, (3) ketepatan gerakan, (4) artikulasi, dan (5)
naturalisasi (Harrow, 1972, Pannen P, 1996).
Seorang mahasiswa dapat dikatakan mencapai tujuan pada tingkat
meniru apabila dia hanya dapat meniru prilaku yang dilihatkan. Pada tingkat
manipulsi siswa diharapkan untuk melakukan sesuatu prilaku tanpa bantuan

14

visual sebagaimana pada tingkat meniru. Pada tingkat ketepatan gerakan
mahasiswa diharapkan untuk melakukan suatu prilaku tanpa menggunakan
bantuan visual maupun petunjuk tertulis dan melakukannya dengan lancar dan
tepat. Pada tingkat artikulasi mahasiswa diharapkan menunjukkan serangkaian
gerakan dengan urutan yang benar dan kecepatan yang tepat. Sedangkan
tingkat naturalisasi mahasiswa diharapkan melakukan gerakan tertentu secara
spontan atau otomatis.

BAB IV

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian
pengembangan karena metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang
dihasilkan adalah pengembangan model pembelajaran berbasis latihan
keterampilan dan belajar tuntas serta modul dengan perangkatnya,

GBPPISAP, jobsheet, lembaran tugas, panduan acuan uji kompetensi, hasil
belajar dan kuesioner tentang persepsi, minat dan sikap mahasiswa terhadap
bahan ajar clan model pembelajaran. Langkah-langkah penelitian dan

-

pengembangan yang digunakan seperti gambar di bawah ini.
Potensi dan
masalah

Uji coba
pemakaian

Pengumpulan
datalinformasi

Revisi produk

Desain
prodnk

Uji coba
produ k

Validasi
desain

Revisi
desain

Revisi
produk
Gambar 2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Pengembangan
(Sugiyono, 2006)

B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalarn penelitian ini ditemukan
pada penelitian terdahulu yaitu model pembelajaran Tata Busana berbasis
latihan keterampilan yang kurang efektif. Berdasarkan data yang diperoleh

pada penelitian ternyata model pembelajaran latihan keterampilan belum
dapat dilaksanakan secara efektif.
2. Pengumpulan data/ informasi
Setelah identifikasi masalah dilakukan seleksi produk yang dirancang.
a. Pengumpulan data yang dilakukan melalui kajian pustaka meliputi:
1) Dipelajari berbagai teori pembelajaran yang cocok diterapkan untuk

pembelajaran Tata Busana di Perguruan Tinggi;
2) Dianalisis kurikulum Tata Busana di Perguruan Tinggi;
3) Dianalisis kompetensi yang diperlukan untuk lulusan Tata Busana;

4) Dianalisis berbagai buku teks Tata Busana yang relevan dengan
mata kuliah yang dijadikan sampel.
b. Setelah melalui pengkajian yang mendalam tentang karakteristik materi,
kompetensi yang diperlukan mahasiswa, maka ditetapkan model
pembelajaran Tata Busana berbasis latihan keterampilan dan belajar
tuntas.
c. Disusun 5 (lima) buah modul sebagai bahan ajar (Teknologi Busana,
Konstruksi Pola Busana Wanita, Desain Busana, Busana Kerja,
Tailoring).
d. Disusun jobsheet, lembaran tugasl kerja, alat evaluasi pengujian
kompetensil evaluasi praktik dan kuesioner tentang persepsi, minat dan
sikap mahasiswa terhadap materi dan model pembelajaran.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan melalui penelitian

ini diharapkan

dapat

meningkatkan mutu pembelajaran Tata Busana di Jurusan Kesejahteraan
Keluarga FT UNP dengan mengembangkan model pembelajaran latihan
keterampilan dan belajar tuntas. Model pembelajaran latihan keterampilan
yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan pendapat Holroyd (1968),
ada tiga fase yang dilalui dalam belajar keterampilan yaitu (I) fase kognitif,

(2) fase latihad fiksasi dan (3) fase otonomi.
Produk yang di desain untuk 5 (lima) mata kuliah Tata Busana adalah (1)
Modul Teknologi Busana, (2) Modul Konstruksi Pola Busana, (3) Modul

Desain Busana, (4) Modul

Busana Kerja, dan (5) Modul Tailoring.

Pembuatan masing-masing modul di atas, diawali dengan pengembangan
GBPP/ silabus dari masing-masing mata kuliah.
Untuk membantu pelaksanaan pembelajaran praktik, masing-masing modul
dilengkapi dengan jobsheet untuk setiap pokok bahasan atau beberapa
kompetensi. Jobsheet dalam pembelajaran praktik, dapat membantu
mahasiswa berlatih sesuai dengan langkah-langkah yang ada. Masingmasing jobsheet itu disusun sedemikian rupa supaya mahasiswa itu dapat
belajar secara individu atau di bawah bimbingan dosen. Di samping itu,
masing-masing modul dan jobsheet diiringi dengan pembuatan lembaran
tugas1 kerja. Lembaran tugas/ kerja hams dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa untuk memahami semua bentuk tugas yang hams dikejakamya
dalam jangka waktu tertentu. Lembaran tugas itu juga hams dapat
menggambarkan bagaimana mengerjakannya.
Alat evaluasi yang digunakan adalah alat evaluasi untuk menguji
kompetensi, dengan menggunakan panduan tes perbuatan untuk setiap mata
kuliah sarnpel. Panduan pengujian kompetensi juga disusun oleh masingmasing dosen, sampai pada tingkat keterampilan yang lebih tinggi
(naturalisasi). Kemudian disusun kuesioner untuk mengetahui persepsi,
minat dan sikap mahasiswa terhadap materi dan model pembelajaran
dengan memakai skala Likert dengan 4 (empat) kemungkinan jawaban
untuk setiap mata kuliah.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk dalam ha1 ini model pembelajaran yang dikembangkan secara
rasional akan lebih efektif atau tidak. Sugiyono (2006) menjelaskan bahwa
dikatakannya rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Untuk mendapatkan
instrumen yang berkualitas, uji validasi dilakukan dengan validasi kualitatif
dan kuantitatif terhadap model pembelajaran dan modul beserta
perangkatnya. Uji validasi kualitatif terhadap model pembelajaran

dilakukan dengan berkonsultasi dengan pakar pembelajaran keterampilan.
Untuk validasai produk ke 5 (lima) buah modul dan perangkat dilakukan
dalam forum diskusi dengan seluruh anggota peneliti dan penanggung
jawab mata kuliah masing-masing. Uji validasi kualitatif juga dilakukan
terhadap 5 (lima) orang mahasiswa (sarnpel kecil) yang telah mengambil
mata kuliah sampel. Sedangkan untuk uji validasi terhadap kuesioner
persepsi, minat dan sikap mahasiswa dikonsultasikan kepada tenaga ahli
yang berpengalaman dibidang psikologi.
Pengkategorian persepsi, minat dan sikap mahasiqva didasarkan pada:
A : Sangat Stujuju (SS) dengan intensitas > 75%

B : Setuju (S) dengan intensitas 5 1 - 74%
C : Tidak Setuju (TS) dengan intensitas 25 - 50%
D : Sangat Tidak Setuju (STS) dengan intensitas < 25%

Selanjutnya dilakukan revisi terhadap kelemahan dan kekurangan dari
'

model, modul dengan perangkatnya.

5. Uji Coba Produk
Uji coba yang dilakukan adalah pengujian terbatas terhadap 5 orang
mahasiswa yang sudah menyelesaikan perkuliahan yang dijadikan sampel.
Uji cobakan dilakukan tes untuk dideskripsikan secara kualitatif.
Dari uraian di atas, dapat digambarkan langkah-langkah operasional seperti
gambar di bawah ini. Langkah-langkah operasional penelitian dapat dilihat
pada gambar 3.

1.ldentifikasidan penetapan rnasalah
I

I

1

I

Mernpelajari teori pernbelajaran

2. Seleksi produk
Analisis kurikkulum Tata Busana

I

3. Kajian Pustaka

Analisis kornpctensi dan sub kopetensi
Analisis Buku teks Tata Busana

I

4. Perencanaan

L
Menyusun GBPPISAP

5.Peniapan pengembangan produk

Menyusun rnodul

6. Persiapan uji coba di Lap. Dan revisi

Men)uun jobsheet dan lernbaran tugas
Menyusun alat e ~ l u a s i
Mcnyusun kuisioner

7. Uji coba di Lap. dan rcvisi produk

TH
2

-

8. Operasional uji Lap dan revisi produk

I I
9. Deseminssi dan irnplementasi

Gambar 3. Langkah-langkah operasional penelitian

I

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka hasil yang dilaporkan pada
bagian ini berupa hasil yang sudah diuji validasinya. Adapun hasilnya adalah:
1. Model pembelajaran Tata Busana di Jurusan KK FT UNP
Model pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini belum
sampai pada uji coba dilapangan, karena pada Tahun I penelitian baru
sampai pada persiapan uji coba. Berhubung validasi disain dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional dan berkonsultasi dengan

pakar

pembelajaran keterampilan maka model pembelajaran Tata Busana
berbasis latihan keterampilan dan belajar tuntas dapat terlihat seperti pada
gambar di bawah ini.

I

Penjelasan
materi sub
kompetensi

+

I

-

P

Membaca dan
memahami
modul

Membaca dan
-b memahami
tugas-tugas

Membaca dan
-b memahami
jobsheet

+

--b Pendahuluanl membuka pelajaran

Penyelesaian
tugasperTIK

- Langkah belajar

---b Latihan keterampilan dasarl tepat

yang dilalui:

Penjelasanl demonstmi
Latihan terbimbing dengan jobsheet
Pengecekan dan memberulkan secara
individual
Penilaian proses
Perbaikan proses
Latihan terintegrasi
Bimbingan secara individual
Dilakukan secnra bervariasi

Fase kognitif

Fase otonomi

1

Cek penyelesaian
m p

,

1

p

%Ifchd'

------- >

Ya

Belum

Test perbuatan
Peniapan
Proses
Hasil

Remedial

LLJ
------2

Belum

I

Menguasai
keterampilan

I

Lanjut ke sub
kompetensi
berikutnya

Gambar 4. Desain Langkah-Langkah Pokok Model Pembelajaran Tata Busana
Berbasis Latihan Keterampilan Dan Belajar Tuntas.
Gambar di atas menunjukkan langkah-langkah yang ditempuh untuk
melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan tahapan, yang
diawali dengan membagikan modul, pedoman kerja dan jobsheet untuk
dibaca dan dipahami seminggu sebelum pembelajaran berlangsung. Dalam
pembelajaran dosen dan mahasiswa menyamakan persepsi tentang modul;

jobsheet yang telah dipahami. Pada pendahuluan dosen telah memberikan
kesempatan keseluruh mahasiswa untuk berlatih keterarnpilan dasar sesuai
dengan waktu yang diperlukan.
Langkah-langkah pembelajaran latihan keterampilan yang dilalui
adalah fase kognitif, fase latihan dan fase otonomi yang digunakan secara
bervariasi. Masing-masing mahasiswa mencek penyelesaian tugas untuk
mendapat hasil keterampilannya melalui test perbuatan. Bagi mahasiswa
yang belum mendapatkan hasil belajar keterampilan memuaskan (80%)
mereka diberi kesempatan untuk remedial. Apabila seluruh mahasiswa
sudah menguasai keterampilan tertentu, baru lanjut ke sub kompetensi
selanjutnya. Pembelajaran berbasis latihan keterampilan dan belajar tuntas
dilakukan melalui bimbingan dosen dengan menggunakan modul, jobsheet
dan lembaran tugas. Demikianlah langkah-langkiah pokok model
pembelajaran Tata'Busana berbasis latihan keterampilan dan belajar tuntas
yang dikembangkan untuk meningkatkan pembelajaran.

2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tata Busana
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah (a) modul
sebagai bahan ajar Tata Busana di Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT

UNP; (b) jobsheet dan lembaran tugas; (c) panduan alat evaluasi sebagai
pengujian kompetensil evaluasi praktik; dan (d) kuesioner tentang
persepsi, minat dan sikap mahasiswa terhadap materi ajar dan modul
pembelajaran untuk memudahkan pembacaan hasil dan penelitian dapat
disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 1. Mata Kuliah, Model dan Perangkat Pembelajaran yang
dikembangkan

No

Model
Pembelajaran

Mata
Kuliah

Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan

Ya*g

1.

Teknologi
Busana

dikembangkan
Latihan
Keterampilan dan
Belajar Tuntas

2.

Konstruksi
Pola Busana
Wanita

Latihan
Keterampilan dan
Belajar Tuntas

Modul

3.

Desain
Busana

Latihan
Keterampilan dan
Belajar Tuntas

Modul

4.

Busana
Kerja

Latihan
Keterampilan dan
Belajar T u n a

Modul

5.

Tailoring

Latihan
Keterampilan dan
Belajar Tuntas

Modul

1
Modul

3
4
Lembaran Jobsheet Lembaran
Tugas
Evaluasi
Hasil Belajar
Keterampilan
Lembaran Jobsheet Lernbaran
Tugas
Evaluasi
Hasil Belajar
Keterampilan
Lembaran Jobsheet Lembaran
Tugas
Evaluasi
Hasil Belajar
Keterampilan
Lembaran Jobsheet Lembaran
Tugas
Evaluasi
Hasil Belajar
Keterampilan
Lembaran Jobsheet Lembaran
Tugas
Evaluasi
Hasil Belajar
Keterampilan
2

5

Kuesioner
Persepsi,
Minat dan
Sikap
Kuesioner
Persepsi,
Minat dm
Sikap
Kuesioner
Persepsi,
Minat clan
Sikap
Kuesioner
Persepsi,
Minat dan
Sikap
Kuesioner
Persepsi,
Minat d m
Sikap

Dari tabel di atas ternyata perangkat pembelajaran Tata Busana yang
dikembangkan

untuk

bisa

berjalan

model

pembelajaran

latiha

keterampilan dan belajar tuntas adalah sebagai berikut:
a. Modul sebagai bahan ajar Tata Busana
Ada 5 (lirna) modul yang dikembangkan dalarn penelitian ini
yaitu Teknologi Busana, Konstruksi Pola Busana Wanita, Busana
Kerja,

Desain Busana dan Tailoring. Masing-masing

rnodul

dikembangkan anggota peneliti dan dosen pembina mata kuliah yaitu

(1) Modul Teknologi Busana dikembangkan oleh Dra. Wildati Zahri,
M.Pd; (2) Modul Konstruksi Pola Busana Wanita dikembangkan oleh
Dra. Haswita Syafii, M.Pd; (3) Modul Desain Busana dikembangkan
oleh Dra. Yusmerita, M.Pd; (4) Modul Busana Kerja dikembangkan
oleh Dra. Yasnidawati, M.Pd; dan (5) Modul Tailoring dikembangkan
oleh Dra. Wildati Zahri, M.Pd.

Modul ini dirancang berdasarkan garis-garis besar program
perkuliahan (GBPP) untuk setiap mata kuliah yang berorientasi pada
latihan keterampilan dan belajar tuntas. Pola yang dikembangkan pada
modul ini, diusahakan supaya setiap mahasiswa dapat menggunakan
modul secara individual dengan bimbingan dosen. Dengan demikian
modul ini harus berisikan glosarium, kompetensil sub kompetensi,
tujuan instruksional umuml khusus, isil materi ajar dan evaluasi.
Dari kompetensil sub kompetensi dan tujuan instruksional,
mahasiswa mendapat gambaran tentang kemampuan dan tujuan apa
yang hams dikuasai setelah mempelajari modul ini. Isi atau materi ajar
diambil dari berbagai buku sumber yang dinilai bermutu, terutama
diadopsi dari buku teks berbahasa Inggris. Dari olahan buku sumber
ini, disajikan uraian materi secara sistematis dan dilengkapi dengan
berbagai

gambar dan contoh untuk memudahkan

mahasiswa

memahami materi. Evaluasi hasil belajar hanya diutamakan untuk
pengujian kompetensi dari evaluasi praktik mahasiswa. Dari evaluasi
praktik itu mahasiswa mendapat gambaran sejauh mana keterampilan
yang dilatihkan untuk mencapai kompetensi tertentu telah dikuasainya.
Semua modul dan perangkatnya yang dibuat pada penelitian ini
telah dilakukan validasi dengan melakukan diskusi dengan teman
sejawat dan telah dikonsultasikan dengan pakar pembelajaran. Contoh
modul ini dapat dilihat pada Lampiran 1 a (Teknologi Busana),
Lampiran 1 b (Konstruksi Pola Busana Wanita), Lampiran 1 c (Desain
Busana), Lampiran 1 d (Busana Kerja), dan Lampiran 1 e (Tailoring).
b. Lembaran tugasl kerja
Lembaran tugas1 kerja yang dikemukakan

disini hanya

merupakan contoh saja yang nanti akan dikembangkan setelah uji coba
dilapangan sesuai dengan jumlah tatap muka yang akan dilakukan atau
pokok bahasan yang akan d isampaikan. Lembaran tugasl kerja
diperlukan untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan proses
belajarnya. 1si lemb