Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Tabel 4.1 Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin F % P

  10 53% L 9 47%

  Jumlah 19 100% Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 19 anak, jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin pada kelompok A TK bangun putra,Tlogo yang berjumlah 10 anak perempuan dan 9 anak laki-laki.

4.2.Hasil Penelitian

4.2.1.Deskripsi Pra siklus

  Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok A TK bangun putra,Tlogo menunjukkan bahwa kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak belum optimal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan guru, guru menyatakan sebagaian besar anak ketika diajak belajar mengenal bentuk, ukuran dan warna dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak melalui metode bermain playdough masih kurang, sehingga anak-anak TK masih banyak yang belum mengenal tentang bentuk, ukuran dan warna, apalagi jika diminta oleh guru menunjukkan bentuk, ukuran dan warna, anak masih ragu-ragu dalam menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna tersebut. Sehingga dari penelitian ini guru mengharapkan anak kelompok A TK bangun putra, Tlogo dapat menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan Bentuk, ukuran dan warna melalui metode bermain dengan menggunakan playdough.

  Hal ini dapat dilihat dengan keadaan anak di TK bangun putra,Tlogo pada kelompok A mengenai kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna dalam menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna masih tergolong belum optimal karena anak-anak paling banyak dikenalkan bentuk, ukuran dan warna hanya melalui kegiatan menggunakan majalah. Dari 19 anak yang ada dikelompok A (4-5 tahun) sekitar 11 anak yang belum mampu dan ada 8 anak yang sudah mampu menunjuk, menyebutkan, dan mengelompokkan bentuk, ukuran warna dengan menggunakan metode bermain playdough.

  Sesuai dengan kondisi dilapangan bahwa anak hanya sebatas mengetahui bentuk, ukuran dan warna yang telah ada, tanpa memahami dengan jelasbentuk, ukuran dan warna secara nyata. Hal ini disebabkan karena keterbatasan media pembelajaran.anak tidak dapat mengetahui dan memahami pasti bagaimana konsep bentuk, ukuran warna dengan baik. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Pra Siklus dapat dilihat pada tabel dibawh ini:

  

Tabel. 4.2 Distribusi Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran Dan

Warna Pada Anak Pra Siklus Kelompok A TK Bangun Putra,Tlogo

  No Kategori Frekuensi Presentase

  1 Baik (B) 3 16%

  2 Cukup (C) 5 26%

  3 Kurang (K) 11 58% Jumlah 19 100%

  

Grafik 4.2 Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran dan Warna Pada

Anak Pra Siklus Kelompok A TK Bangun Putra,Tlogo

PRA SIKLUS

  58% 26% PRA SIKLUS 16%

  Baik Cukup Kurang

  Berdasarkan prosentase hasil belajar pra siklus dapat dilihat dari grafik diatas bahwa dari 19 anak yang menjadi subjek penelitian pada kemampuan Mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak dalam menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna terdapat 3 anak (16%) yang masuk kategori baik, 5 anak (26%) yang masuk kategori cukup, dan11 anak (58%) yang masuk kategori kurang. Data yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak dalam menunjuk, menyebutkan, dan mengelompokkan warna pada Kelompok A TK bangun putra,Tlogo melalui metode bermain menggunakan playdough...

1.3. Siklus I

4.3.1.Tahap Perencanaan

  Tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH).

  2. Menyiapkan media pembelajaran berupa playdough.

  3. Menentukan materi dan tema pembelajaran.

4. Menyiapkan lembar observasi tentang kegiatan pengenalan bentuk, ukuran dan warna melalui metode bermain playdough.

  4.3.2.Tahap Pelaksanaan

  Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu guru kelas.Tahap pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan.

  4.3.3.Pelaksanaan Siklus I 1. Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanaakan pada tanggal 14 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

  a. Kegiatan Awal

  Pelaksanaan kegiatan awal berbaris selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang rumah (tempat tinggal anak). Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

  b. Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini, pada hari pertama kegiatan dilakukan dengan guru menjelaskan warna- warna dasar (merah, kuning, biru) dan menjelaskan tentang ukuran daan bentuk, kemudian peneliti mengenalkan playdough dan memberi contoh kepada anak cara untuk bermainnya. Setelah anak- anak belajar mengenal bentuk, ukuran dan warna, anak-anak di beri kesempatan untuk bermain

  playdough dengan aturan mereka harus membuat bentuk

  persegi, lingkaran, dan segi tiga menurut warna yang di perintahkan.

c. Kegiatan Akhir

  Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang. Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus I pertemuan pertama anak-anak masih banyak yang asik bermain dan berbicara dengan temannya, sehingga proses pembelajaran masih tidak berjalan dengan baik. Guru masih mengalami kesusahan dalam menguasai kelas.

2. Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a.

   Kegiatan Awal

  Pelaksanaan kegiatan awal upacara bendera selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan kegiatan fisik motorik yaitu dengan melakukan senam di tempati. Kemudian melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang guna rumah. Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

  b. Kegiatan Inti

  Guru menjelaskan tentang guna rumah dan bentuk- bentuk dasar rumsh, kemudian guru membuat bentuk rumah dengan menggunakan playdough. Setelah itu anak di bagikan playdough untuk menirukan gurunya membentuk rumah dengan menggunakan playdough tersebut.

  Setelah anak-anak membuat rumah dengan menggunakan playdough.Anak-anak maju kedepan satu per satu untuk menceritakan bentuk, ukuran dan warna rumah yang sudah mereka buat.

  c. Kegiatan Akhir

  Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

  Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus I pertemuan kedua anak-anak sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, banyak anak-anak yang antusias mengikuti kegiatan pengenalan bentuk, ukuran dan warna melalui metode bermain dengan menggunakan playdough.

3. Pertemuan Ketiga

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 18 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a.

   Kegiatan Awal

  Pembelajaran dimulai dengan berbaris dan mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik, kemudian meminta anak untuk melompati tali rafia sesuai dengan aba-aba guru, dan dilanjutkan apersepsi.

  b. Kegiatan Inti

  Guru mencontohi anak dengan melihatkan sketsa gambar rumah kepada anak, lalu sketsa gambar tersebut di lempeli dengan playdough menurut ukuran dan warna. Setelah itu anak ditugaskan untuk menempelkan playdough ke atas gambar sketsa rumah menurut warna dan bentuk yang sudah di sesuaikan oleh guru (mewarnai dengan cara menempel playdough).

  c. Kegiatan Akhir

  Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian, berdoa pulang.

  Pertemuan ketiga anak-anak sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, anak-anak sudah bisa menunjuk, menyebutkan dan meengelompokkan bentu, ukuran dan warna dengan menggunakan playdough anak-anak masih kesusahan saat di perintah untuk mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna dengan menggunakan playdough.

4. Hasil Observasi Selama Siklus I

  Selama Siklus I pertemuan ke I anak membuat garis persegi, segitiga dan lingkaran menggunakan playdough dengan bimbingan guru, pertama kali anak membuat masih merasa ragu dan bingung karena mereka belum begitu memahami perintah dari guru. Setelah guru memberi contoh kemudian anak mulai mengikuti membuat bentuk tersebut walaupun hasilnya belum begitu memuaskan.

  Setelah pertemuan I selesaidilanjutkan ke pertemuan II, dipertemuan ke II anak-anak dicontohkan membuat bentuk persegi, segi tiga dan lingkaran dengan menggunakan playdough. Anak-anak diberi playdough berjumlah 3 dengan warna yang berbeda, kemudian anak membuat bentuk atap rumah dengan menggunakan playdough yang berbentuk segitiga dan dinding yang berbentuk persegi kemudian lingkaran digunakan sebagai jendela, pada waktu pelaksanaan siklus ke I pertemuan ke II anak mulai tertarik pada kegiatan tersebut.

  Anak sangat antusias untuk membuat bentuk-bentuk rumah yang sudah dicontohkan oleh guru.Setelah anak-anak membuat bentuk-bentuk yang diibaratkan sebagai rumah kemudian anak mengelompokkan bentuk-bentuk tersebut menurut warnanya.

  Pada saat pertemuan ke III anak-anak mulai penasaran dan bertanya ke pada guru, apakah hari ini mereka akan bermain dengan menggunaka playdough lagi?Dan guru pun menjelaskan kegiatan selanjutnya, pada pertemuan ke III ini anak-anak akan bermain playdough tetapi tidak mencipta bentuk sendiri melainkan mengikuti bentuk yang sudah ada pada gambar.

  Pada kegiatan ini anak diajarkan untuk mewarnai gambar rumah tetapi dengan menggunakan playdough, guru sudah menyiapkan gambar rumah tetapi belum diwarnai, disini anak diminta untuk mewarnai gambar tersebut dengan cara menempelkan playdough diatas gambar rumah menggunakan lem.Setelah guru memberi contoh anak-anak melaksanakan perintah guru, mereka sangat senang dan antusias berlomba dengan teman yang lainnya.

  Tabel. 4.3 Distribusi Kemampuan Mengenal Warna Pada Anak Siklus I Kelompok A TK Bangun Putra, Tlogo

  Penilaian Kemampuan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Mengenalbentuk,

  Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Ukuran Dan Warna Baik (B) 3 16% 5 26% 10 53% ≥ 7 Cukup(C) 7 37% 6 32% 4 21% (5-6) Kurang (K) 9 47% 8 42% 5 26% (3-4)

  Berdasarkan tabel di atas pada siklus I pertemuan pertama diperoleh data sebesar 16% kategori Baik dengan jumlah anak sebanyak 3 anak, kriteria Cukup sebesar 37% dengan jumlah anak sebanyak 7 anak dan kriteria 47% pada kriteria Kurang dengan jumlah anak sebanyak 9 anak. Pada siklus I pertemuan kedua diperoleh data sebesar 26% kategori Baik dengan jumlah anak sebanyak 5 anak, kriteria Cukup sebesar 32% dengan jumlah anak sebanyak 6 anak dan kriteria 42% pada kriteria Kurang dengan jumlah anak sebanyak 8. Pada siklus I pertemuan ketiga diperoleh data sebesar 53% kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 10 anak, kriteria Cukup sebesar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak, dan sebesar 26% pada kriteria Kurang dengan jumlah anak sebanyak 5 anak. Dilihat dari data data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan Siklusi I menjadi acuan untuk melaksanakan Siklus II karena kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna yang berkatagori baik masih belum mencapai 80%. Hal- hal yang masih kurang dalam Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II.

  

Grafik 4.3 Kemampuan Mengenal bentuk, Ukuran dan Warna Pada

Anak Siklus I Kelompok A TK Bangun Putra, Tlogo

  Grafik diatas menggambarkan hasil peningkatan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak melalui metode bermain

  

playdough pada Siklus I. Warna biru menunjukkan kriteria Baik dengan

  hasil presentase 16% pada pertemuan I, 26% pada pertemuan 2, dan 53% pada pertemuan 3. Sedangkan warna merah menunjukkan kriteria Cukup dengan hasil prosentase 37% pada pertemuan I, 32% pada pertemuan 2, 21% pada pertemuan 3. Selanjutnya pada warna hijau menunjukkan kriteria Kurang dengan hasil prosentase 47% pada pertemuan I, 42% pada pertemuan 2, 26% pada pertemuan 3.

  Dari kegiatan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan selama 3 pertemuan, kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak belum optimal menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna dengan benar. Pada siklus I pertemuan ketiga belum mampu mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 80%. Capaian pada siklus pertama pertemuan ketiga sebesar 53% untuk kriteria Baik, 21% untuk kriteria Cukup dan 26% untuk kriteria Kurang. Untuk itu diperlukan perbaikan pada siklus kedua supaya dapat memenuhi target indikator keberhasilan sebesar 80%. Dalam siklus I ada

  16% 26% 53% 37%

  32% 21% 47%

42%

  26% Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Baik Cukup Kurang

4.3.4.Refleksi

  beberapa kendala yang muncul saat melaksanakan kegiatan pembelajaran Siklus I, diantaranya adalah : 1.

  Sebagian besar anak masih belum bisa menunjuk bentuk, ukuran dan warna keseluruhan tanpa bimbingan.

2. Masih ada anak yang masih belum bisa menyebutkan bentuk, ukuran dan warna dari hasil bermain playdough tanpa bimbingan.

  3. Masih ada anak-anak yang kebingungan dalam mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna Melihat ada beberapa kendala yang dialami dalam siklus I peneliti dan guru mendiskusikan solusi untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Solusi yang disusun adalah memberikan

  reward berupa stiker bergambar untuk anak yang mengikuti kegiatan

  bermain playdough. Tujuannya adalah agar anak lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan bermain playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentu, ukuran dan warna pada anak.

4.4.Tahap Perencanaan Perbaikan

  Tahap perencanaan perbaikan digunakan oleh peneliti dan guru setelah melalui tahap refleksi. Perbaikan yang dilakukan adalah merevisi kesalahan dan kekurangan menjadi hambatan dalam siklus sebelumnya untuk dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik pada siklus selanjutnya peneliti memperbaiki cara mengajar dan intruksi kepada anak supaya anak lebih memperhatikan perintah dari peneliti dan guru.

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan ini mulai dengan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun RKH yang disesuaikan dengan indikator dan tema/sub tema.

  2. Menyiapkan alat dan bahan ajar yang sesuai dengan materi proses belajar

3. Mempersiapkan reward berupa stiker bergambar untuk anak yang bisa termotivasi dalam kegiatan bermain playdough.

4.5.Pelaksanaan Siklus II 1. Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanaakan pada hari Senin, 21 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

  a. Kegiatan Awal

  Pembelajaran dimulai dengan berbaris dan mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik. Kemudian guru meminta anak melompat keberbagai arah dengan 2 kaki dengan menggunakan tali dilanjutkan melakukan apersepsi.

  b. Kegiatan Inti

  Pertemuan pertama siklusi II guru meminta anak untuk mengurutkan playdough berdasarkan warna yang sudh disesuaikan oleh guru, anak dikelompokkan menjadi 3 orang di setiap kelompoknya dan kemudian anak berlomba unttuk mengurutkan playdough menurut warna.Setelah itu anak mengelompokkan warna playdough yang sudah mereka urutkan tadi.

  c. Kegiatan Akhir

  Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang materi yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

  Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus II pertemuan pertama anak-anak sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan bermain playdough untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal bentuk, ukuran dan warna.

2. Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2016. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

  a. Kegiatan Awal

  Pelaksanaan kegiatan awal berbaris selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan kegiatan fisik motorik yaitu dengan bernyanyi kepala, pundak, lutut kaki dan anak menirukan gerakan. Kemudian melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang lingkunganku (Rumah). Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

  b. Kegiatan Inti

  Guru menceritakan ulang kepada anak-anak tentang plydough dan kemudian guru mengenalkan bentuk lingkaran, persegi dan segi tiga. Lalu anak di ajarkan untuk membuat bentuk-bentuk tersebut kemudian anak mengecap bentuk menggunakan playdough yang sudah mereka buat.

  c. Kegiatan Akhir

  Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang meteri yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

  Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus II pertemuan kedua anak-anak sangat senang dan antusias mengikuti kegiatanbermain playdough. Sebagian besar anak sudah mampu menunjuk, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk, ukuran dan warna dari hasil bermain playdough tersebut.

3. Pertemuan Ketiga

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 November 2016.Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian.

  a. Kegiatan Awal

  Pelaksanaan kegiatan awal berbaris selanjutnya untuk memulai proses pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Setelah itu, peneliti melakukan presensi, menanyakan keadaan anak didik dan dilanjutkan kegiatan fisik motorik yaitu dengan berjalan jinjit melewati rintangan dengan menggunakan tatanan keset. Kemudian melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang tempat tinggal anak. Peneliti memperlihatkan benda dan anak menyebutkan nama benda tersebut.

  b. Kegiatan Inti

  Guru menjelaskan tentang kegiatan bermain hari itu, guru mengajarkan anak mengurutkan pola yang berurutan dengan menggunakan playdough. Jadi disini kegiatan anak mengurutkan pola yang sudah dibuat oleh guru dan anak mengikuti perintah guru, anak yang sudah berhasil mengurutkan pola tersebut di beri reward oleh guru supaya anak merasa bangga dengan dirinya sndiri.

  c. Kegiatan Akhir

  Guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab tentang meteri yang telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh guru dalam penyampaian materi pada anak, kemudian berdoa pulang.

  Hasil observasi setelah proses pembelajaran siklus II pertemuan ketiga anak-anak sangat senang dan aktif dalam kegiatan ini. Dalam kegiatan mengurutkan pola dengan media playdough anak bisa mengenal bentuk, ukuran dan warna untuk meningkatkan kemampuan mereka.

d. Hasil Observasi Siklus II

  Pada siklus ke II pertemuan pertama guru menjelaskan tentang aturan bermain playdough pada hari tersebut, pada kegiatan itu guru mencontohkan untuk mengurutkan playdough dari ukuran terkecil ke ukuran yang besar dan kemudian diurutkan menurut warnanya.

  Guru menjelaskan dan memberi contoh, anak-anak mulai melaksanakan perintah guru dengan rasa senang dan bingung. Anak- anak masih sedikit ragu-ragu, jika mengurutkan ukuran playdough harus dengan bimbingan guru.

  Setelah siklus II pertemuan I berlangsung kemudian dilanjutkan dengan pertemuan II, dipertemuan ke II anak diberi tugas untuk menjiplak bentuk-bentuk dengan menggunakan

  playdough dan kemudian anak mengelompokkan menurut

  bentuknya. Pada kegiatan ini anak tidak kesusahan untuk menyelesaikan tugasnya, anak mersa senang untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

  Dan pada pertemuan ke III anak diminta untuk untuk mengurutkan pola dengan menggunakan playdough, disini anak merasa tertantang menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya.Anakpun berlomba-lomba untuk cepat menyelesaikan tugas tersebut.

  Tabel. 4.4 Distribusi Kemampuan Mengenal Bentuk, ukuran dan Warna Pada Anak Siklus II kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo, Tuntang

  Kategori Kemampuan Mengenal Bentuk, Ukuran dan Warna

  Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

  Baik (B) ≥ 7 12 63%

  14 74% 17 89% Cukup(C) (5-6) 3 16%

  4 21% 2 11% Kurang (K) (3-4) 4 21%

  1 5% 0% Berdasarkan tabel diatas pada siklus II pertemuan I diperoleh data 63% pada kriteria baik dengan jumlah anak sebanyak 12 anak. kriteria cukup sebesar 16% dengan jumlah anak sebanyak 3 anak, dan kriteria kurang sebesar 21% dengan jumlah anak sebesar 4 anak. Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh data sebesar 74% pada kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 14. Kriteria Cukup sebesar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak, dan kriteria Kurang sebesar 5% dengan jumlah anak sebanyak 1 anak. Pada siklus II pertemuan 3 diperoleh data sebesar 89% pada kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 17anak. Kriteria Cukup sebesar 11% dengan jumlah anak sebanyak 2 anak, dan kriteria Kurang sebesar 0% dengan jumlah anak sebanyak 0 anak.

  

Grafik 4.4 Kemampuan Mengenal bentuk, Ukuran Warna Pada Anak

Siklus II Kelompok A di TK Bangun Putra,Tlogo Tuntang

Baik Cukup Kurang 89%

  74% 63% 21% 21% 16%

  11%

5%

0% Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

  Grafik diatas menggambarkan hasil kegiatan mencampur warna dengan kertas krep pada anak Siklus II. Warna biru menunjukkan kriteria Baik dengan hasil presentase 63% pada pertemuan I, 74% pada pertemuan 2, dan 89% pada pertemuan 3. Sedangkan warna merah menunjukkan kriteria Cukup dengan hasil presentase 16% pada pertemuan I, 21% pada pertemuan 2, 11% pada pertemuan 3. Selanjutnya pada warna hijau menunjukkan kriteriaKurangdengan hasil persentase 21% pada pertemuan I, 5% pada pertemuan 2, 0% pada pertemuan 3.

4.5.1.Refleksi

  Menurut pengamatan observer anak-anak pada siklus II ini lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan setiap anak mengikuti permainan dengan semangat dan yang berhasil mengerjakan kegiatan mengenal bentuk ukuran dan warna akan mendapatkan sebuah

  reward berupa stiker bergambar.

  Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklusi II kegiatan ;bermain playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna pada anak meningkat hal ini dapat dilihat dari siklus pertama pertemuan ketiga sebesar 53% untuk kriteria Baik, 21% untuk kriteria Cukup, dan 26% untuk kriteria Kurang, siklus II pertemuan ke tiga hasilnya meningkat dengan capaian sebesar 89% untuk kriteria Baik, 11% untuk kriteria Cukup, dan 0% untuk kriteria Kurang, dengan capaian sebesar 89% pada siklus II pertemuan ke tiga maka peneliti tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, karena hasil dari siklus II pertemuan ketiga sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

4.6.Pembahasan

  Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dengan dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan menggunakan metode bermain

  

playdough dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna pada

  kelompok A di TK bangun putra, Tlogo Tuntang I diperoleh data 63% pada kriteria baik dengan jumlah anak sebanyak 12 anak. kriteria cukup sebesar 16% dengan jumlah anak sebanyak 3 anak, dan kriteria kurang sebesar 21% dengan jumlah anak sebesar 4 anak. Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh data sebesar 74% pada kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 14. Kriteria Cukup sebesar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak, dan kriteria Kurang sebesar 5% dengan jumlah anak sebanyak 1 anak. Pada siklus II pertemuan 3 diperoleh data sebesar 89% pada kriteri Baik dengan jumlah anak sebanyak 17anak. Kriteria Cukup sebesar 11% dengan jumlah anak sebanyak 2 anak, dan kriteria Kurang sebesar 0% dengan jumlah anak sebanyak 0 anak.

  Pembelajaran mengenai metode bermain playdough ini dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai indikator kinerja. Anak dapat memahami dan mengerti pembelajaran tentang bentuk, ukuran dan warna melalui proses kegiatan bermain

  

playdough . Peneliti mengambil tema melalui kegaitan bermain

  karena dapat menghasilkan warna apabila dicelupkan kedalam

  playdough

  air sehingga anak-anak lebih antusias dalam melakukan percobaan sehingga anak-anak akan lebih tanggap dalam mengeksplorasi benda-benda disekitar. Dengan beermain playdoughakan membuat anak lebih menarik dan menantang untuk pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh anak. Dengan mengulang pembelajaran melalui kegiatan bermain playdough dapat melatih anak dalam mengenal bentuk, ukuran dan warna, lebih khususnya pada pemahaman konsep bentuk, ukuran dan warna berasal kepada anak dapat membentuk struktur kognitif anak.

  Sujiono (2005) menyatakan bahwa pengembangan pengetahuan fisik dalam mengenal konsep bentuk, ukuran dan warna memiliki beberapa indikator yang hendaknya dicapai anak yaitu:1) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran, 2) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukuran, 3) Membandingkan benda menurut ukurannya (besar-kecil, panjang-lebar, tinggi-rendah), 4) Mengukur benda secara sederhana, 5) Mengerti dan mengunakan bahasa ukuran seperti besar- kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek dan sebagainya, 6) Menciptakan bentuk dari kepingan geometri, 7) Mencontoh bentuk-bentuk geometri, 8) Menyebut, menunjukan dan mengelompokkan segi empat, 9) Menyusun menara dari delapan kubus, 10) Mengenal ukuran panjang berat dan isi serta meniru pola dengan empat kubus.

  Pengenalan bentuk, ukuran dan warna dapat dilakukan melalui kegiatan bermain.Dunia anak merupakan dunia bermain dan anak belajar melalui bermain, maka guru dapat memperkenalkan bentuk, ukuran dan warna kepada anak tanpa harus mencari-cari metode pembelajaran yang menyusahkan bagi anak. Bermain merupakan media yang amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Penyelidikan Vigotsky (dalam Montolalu, 2008), membenarkan adanya hubungan erat antara bermain dengan perkembangan kognitif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2014) tentang “Upaya meningkatkan konsep bentuk, warna ukuran dan pola melalui media playdough.

Dokumen yang terkait

BAB II TELAAH PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Stratifikasi Klaster UMKM dan Pendanaan

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mapping Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kebumen

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mapping Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kebumen

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mapping Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kebumen

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mapping Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kebumen

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mapping Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kebumen

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mapping Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Kebumen

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Dana Bantuan Operasional Sekolah Pada SMP Negeri Wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 20

3.2. Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 10