PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP KANDUNGAN FENOLAT TOTAL EKSTRAK DAUN PILADANG (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd)

  

PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP

KANDUNGAN FENOLAT TOTAL EKSTRAK DAUN PILADANG

(Solenostemon scutellarioides (L.) Codd)

  

Verawati, Afdhil Arel, Rucita Arfianisa

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang

  Email :

  

ABSTRAK

Metode ekstraksi dapat mempengaruhi komponen kimia dalam suatu ekstrak tanaman.

  Pada penelitian ini telah dilakukan uji penentuan kadar fenolat total dari daun piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd). yang diekstraksi dengan beberapa cara. Metode ekstraksi yang dilakukan antara lain cara tradisional (peremasan dan perebusan) dan ekstraksi laboratorium (sokletasi dan maserasi). Kadar fenolat total ekstrak daun piladang diperoleh dengan metode Folin-Ciocalteu dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Asam galat diukur pada panjang gelombang maksimum 758 nm. Kadar fenolat dinyatakan dalam mg setara asam galat / gr ekstrak. Perolehan kadar fenolat tertinggi oleh sokletasi daun kering 376,5979 mg/g, diikuti oleh maserasi daun kering 356,7619 mg/g, sokletasi daun segar 333,1509 mg/g, maserasi daun segar 293,3015 mg/g, rebusan daun segar 216,3534 mg/g, sari remasan 77,3158 mg/g, rebusan daun kering 69,3957 mg/g.

  Kata Kunci : Solenostemon scutellarioides, Piladang, fenolat, ekstraksi

ABSTRACT

  The extraction method can affect profile of chemical compound in plant extract. This research had been done to determine total phenolic compound from piladang leaves (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) with several extraction methods. There are two extraction methods that are traditional method (crushing and boiling) and laboratory method (soxhletation and maceration). Total phenolic compounds were determined by Folin Ciocalteu method with spectrophotometer UV-Vis at maximum wavelength 758 nm. Phenolic content was expressed in mg galic acid equivalent/g extract. The highest phenolic content was found 376,5979 mg/g in soxhletation of dried leaves, followed bymaceration of dried leaves 356,7619 mg/g, soxhletation of fresh leaves 333,1509 mg/g, macerated of dried leaves 293,3015 mg/g, boiled of fresh leaves 216,3534 mg/g crushing 77,3158 mg/g, boiled of dried leaves 69,3957 mg/g. Based on statistic analysis using SPSS 16 with on way ANOVA method, there are significantly different for phenolic content from each extraction method.

  Keywords : Solenostemon scutellarioides, Piladang, fenolat, ekstraksi

PENDAHULUAN tumbuhan obat oleh Zulfahmi

  (2010) dinyatakan bahwa daun piladang Piladang (Solenostemon digunakan sebagai obat ambeien, diabetes

  scutellarioides

  (L.) Codd) merupakan obat melitus, demam, diare (sakit perut), datang tradisional yang sudah digunakan oleh bulan terlambat, dan bisul. Berdasarkan masyarakat di berbagai wilayah di penelitian sebelumnya oleh Verawati (2015) indonesia. Berdasarkan eksplorasi daun piladang mempunyai aktivitas antioksidan serta mengandung fenolat dan (Solenostemon scutellarioides (L.) Cood) flavonoid. famili Lamiaceae dengan nomor identifikasi Daun piladang (Solenostemon 048/K-ID/ANDA/III/2016.

  scutellarioides

  (L.) Codd) diketahui mengandung senyawa seperti minyak atsiri, Ekstraksi Daun Piladang fenolat, tanin, lemak, phytosterol, kalsium Sampel berupa daun piladang oksalat, alkaloid, etil salisilat, metal sebanyak 1 kg. Sebagian daun piladang 600 eugenol, timol dan karvakrol, mineral g dikering anginkan hingga bisa dipatahkan (Dalimarta, 2008). Profil komponen kimia dengan jari. dari 600 diperoleh 140 g daun dari ekstrak tumbuhan obat dapat kering (pengeringan 23,33%). Daun kering dipengaruhi oleh banyak faktor salah kemudian diserbukkan. satunya adalah pemilihan metode ekstraksi. Metode yang berbeda akan menghasilkan Cara Tradisional : profil kimia yang berbeda pula.

  a) Peremasan Pada penelitian ini akan diperiksa Sampel segar diambil sebanyak 20 g pengaruh metode ekstraksi terhadap kadar dengan pelarut air 10 ml. Dilakukan fenolat total ekstrak daun piladang. Metode peremasan hingga didapatkan ekstrak ekstraksi dibedakan atas 2 kelompok yaitu kemudian disaring filtrat. Dimasukkan metode tradisional (peremasan dan kedalam labu ukur 25 ml hingga tanda perebusan) dan metode laboratorium batas dengan aquadest. Dipipet 10 ml (sokletasi dan maserasi). Kadar fenolat total filtrat dalam cawan penguap dan ekstrak daun piladang ditentukan dengan dikeringkan dengan menggunakan hot metoda folin-Ciocalteu. plate skala 4 untuk mengkonversikan bobot ekstrak yang diperoleh.

  b) Perebusan

  

METODE PENELITIAN Sampel daun piladang (segar dan kering)

  masing-masing sebanyak 20 g penyarian

  

Alat dan Bahan perebusan dengan menggunakan

  Alat-alat yang digunakan: pemanasan air 200 ml (1 : 10) pada suhu o seperangkat alat Spektro UV-VIS (PG+92

  90 C selama 15 menit pemanasan.

  evaporator

  UV-Visible), rotary (IKA), Saring filtrat dan masukkan ke labu ukur seperangkat alat sokletasi, panci, beaker 100 ml hingga tanda batas. Dipipet 10 ml glass 1L dan 250 mL, pipet tetes, gelas ukur filtrat dalam cawan penguap dan 50 mL,timbangan analitik, botol, kertas dikeringkan dengan menggunakan hot saring, corong, oven, spatel, tabung reaksi, plate skala 4 untuk mengkonversikan elenmeyer 250 mL, vial, pinset, blender, bobot ekstrak yang diperoleh. kapas, labu ukur 10 mL.

  Bahan- bahan yang digunakan: daun Ekstraksi laboratorium piladang (Solenostemon scutellarioides (L.) a) Maserasi

  Codd), air, kloroform, etanol 70%, etanol Sampel daun piladang 20 g serbuk kering 96%, FeCl 3 , asam galat, metanol, natrium dan sampel segar dipotong. Maserasi karbonat, reagen Folin-Ciocalteu, kertas dengan etanol selama 24 jam. Sesekali saring, corong. diaduk hingga warna sampel menjadi pucat. Maserat disaring dan filtrat diuapkan rotary evaporator sehingga

  Pengumpulan dan Identifikasi Sampel Daun Piladang diperoleh ekstrak kental.

  Daun piladang diambil di daerah

  b) Sokletasi Kandang Ampek Kabupaten Padang Sampel daun piladang 20 g (segar dan Pariaman. Sampel diidentifikasi di kering) masing-masing disokletasi Herbarium ANDA Jurusan Biologi Fakultas dengan etanol. Sari sokletasi disaring dan

  rotary

  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam filtratnya diuapkan dengan

  evaporator

  (FMIPA), Universitas Andalas, Padang dan sehingga diperoleh ekstrak telah dinyatakan sebagai daun piladang kental.

  Karakteristik Ekstrak

  a. Organoleptis; Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna, bau dan rasa.

  (Depkes RI, 2008)

  b. Rendemen Ekstrak (Depkes RI, 2008) Rendemen % Ber at ekstrak yang diperoleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Berat sampel daun segar/kering x 100%

  c. Identifikasi Fenolat Total; Letakkan 1-2 tetes lapisan air pada plat tetes, kemudian tambahkan 1-2 tetes pereaksi FeCl 3 , terbentuknya warna biru menandakan adanya kandungan fenolat (Harborne, 1987).

  Penentuan Kandungan Fenolat Total (Poumorad, F at al , 2006)

  Pipet 0,5 ml larutan standar asam galat (40, 60, 80, 100, 120 µ g/ml) dan larutan masing-masing ekstrak piladang lalu tambahkan 5 ml pereaksi Folin-Ciocalteu (diencerkan 1: 10 aquadest), 4 ml larutan natrium karbonat 1M, dikocok homogen, biarkan pada suhu kamar selama 15 menit dan ukur serapan panjang gelombang 743 nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Data serapan dan konsentrasi asam galat digunakan untuk membuat kurva kalibrasi sehingga diperoleh persamaan regresi y = a

  • bx. Nilai serapan dari masing-masing larutan ekstrak dimasukkan dalam perasamaan regresi sehingga diperoleh kadar fenolat total. Tiap sampel dilakukan pengulangan 3 kali.

  Data penelitian diolah dengan menggunakan analisa statistik sehingga dapat diketahui adanya pengaruh metode ekstraksi terhadap kandungan fenolat total dan metode ekstraksi yang paling tepat untuk memperoleh kandungan fenolat tertinggi

  Pemanfaatan daun piladang sebagai obat tradisional di masyarakat dilakukan dengan pengolahan sederhana yaitu dengan peremasan daun segar dan perebusan. Proses ini menggunakan pelarut air sehingga hanya senyawa yang bersifat polar saja akan tersari. Perebusan memiliki kelemahan lain yaitu tidak cocok untuk zat-zat yang bersifat termolabil dan dapat mengakibatkan terjadinya proses hidrolisis pada senyawa- senyawa ester.

  Metode ekstraksi laboratorium yang dipilih dalam penelitian ini adalah maserasi (ekstraksi dingin) dan sokletasi (ekstraksi panas). Maserasi merupakan proses ekstraksi sederhana tanpa memerlukan wadah khusus dan dengan sesekali pengadukan. Sedangkan sokletasi merupakan proses ekstraksi dalam wadah soklet menggunakan pemanasan dan hemat pelarut. Pelarut yang digunakan untuk kedua metode adalah etanol. Daun piladang yang digunakan ada dalam bentuk segar dan bentuk serbuk daun kering. Terhadap masing-masing sari larutan dan ekstrak dilakukan karakterisasi dan persentase rendemen. Untuk sari remasan dan perebusan, dipipet 10 ml filtrat dan diuapkan pelarutnya dengan hot plate kemudian timbang berat residu. berat residu dikonversikan ke jumlah filtrat seluruhnya untuk mendapatkan nilai bobot ekstrak total.

  Tabel I. Hasil Rendemen dan Bobot Ekstrak Ekstrak Volume Bobot ekstrak Rendemen Terhadap Daun Segar Rendemen Terhadap Daun kering

  Rebusan segar 100 ml 0,73 g 3,6490 % - Rebusan kering 100 ml 1,996 g 2,3280 % 9,9775 %

  Sari remasan 25 ml 3,058 g 3,8824 % - Maserasi segar - 0,6681 g 3,3404 % - Maserasi kering - 2,8341 g 3,3061 % 14,1690 %

  Sokletasi segar - 0,8792 g 4,3959 % - Sokletasi kering - 2,9792 g 3,4757 % 14,8958 %

  Proses pengeringan akan mengurangi kandungan air dari daun piladang dari 600 gr daun segar diperoleh 140 gr daun kering sebesar 23,33%. Terjadi penurunan kadar ekstraktif dari daun kering ketika dikonversikan terhadap berat daun segar disebabkan mungkin kareana sel-sel daun kering sudah menciut dan tidak terbuka sempurna dibandingkan dengan daun segar. Sehingga jumlah senyawa lain terekstraksi menjadi sedikit berkurang. Proses pengeringan juga dapat melepaskan senyawa yang mudah menguap seperti minyak atsiri sehingga juga dapat berpengaruh kepada kadar ekstraktif (rendemen) sampel.

  Ekstrak yang diperoleh dilakukan karakterisasi antara lain pemeriksaan organoleptis, perhitungan rendemen dan pemeriksaan kandungan metabolit sekunder (fenolat). Setelah dilakukan pemeriksaan organoleptis diperoleh data bahwa ekstrak daun piladang berupa cairan kental, berwarna coklat-kehitaman, berbau khas, dan memiliki rasa pahit. Sedangkan untuk sari remasan diperoleh warna ungu kecoklatan, bau khas, rasa pahit, dalam bentuk larutan. Pada pemeriksaan metabolit sekunder ekstrak daun piladang dengan FeCl 3 menunjukkan warna reaksi biru yang berarti adanya fenolat. Kandungan fenolat total masing-masing ekstrak daun piladang ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu yang dikembangkan oleh Singleton dan Rossi. Reagen Folin-Ciocalteu bereaksi dengan senyawa fenol dan membentuk komplek berwarna biru dalam suasana basa dengan penambahan Natrium Karbonat. Komplek warna yang terbentuk ditentukan absorbannya dengan metode spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 758 nm.

  Gambar 1. Spektrum panjang gelombang serapan maksimal asam galat-Folin Ciocalteu

  Berdasarkan data absorban dan konsentrasi larutan standar asam galat diperoleh persamaan regresi. Persamaan regresi digunakan untuk menentukan konsentrasi fenolat total dalam larutan uji sampel.

  Tabel II. Data regresi linier dari kurva

  kalibrasi fenolat total

  No Parameter Nilai Fenolat Total

  1

  2 Persamaan Regresi y= 0,0194 + ,00505x

  3 Rentang Dinamik 40-120 µg/ml

  4 Batas Deteksi 5,5µg/ml

  5 Batas Kuantitasi 18,33 µg/ml

  6 Koefisien korelasi 0,9987

  7 Simpangan Baku 0,0093 Tabel

III. Kandungan fenolat total

  beberapa ekstrak daun piladang

  No Ekstrak daun piladang Kadar (mg/g ekstrak) (x±SD, n=3)

DAFTAR PUSTAKA

  3 Rebusan daun kering 69,3957±0,1752

  Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan Cetakan Ke- 2 , Diterjemahkan oleh K.

  1 Remasan daun segar 77,3158±0,2114

  , Vol 1, No. 1, 31-38

  Jurnal Agroteknologi

  Zulfahmi dan B. Solfan, 2010, Eksplorasi Tanaman Obat Potensial di Kabupaten Kampar,

  , Pancasila University, Jakarta

  2 nd International Conference on Pharmaceutical Nanotechnology / Nanomedicine

  The

  Efiryanto dan Ayu Melia, 2015, Antioxidant Activity, Total Phenolic and Total Flavonoid Content of Piladang (Solenostemon scutellarioides) Leaf Extract, Proceeding Book :

  , 11: 1142- 1145 Verawati, Mimi Aria, Sandia Maisa Mahal,

  of Biotechnology

  F., Hosseinimehr, N., Shohabimajd., 2006, Antioxidant Activity Phenol and Flavanoid Content of Some Selected Iranian Medicinal Plants, African Journal

  I. Soediro, Bandung : ITB. Poumorad,

  Padmawinata dan

  , Jakarta. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia

  4 Maserasi daun segar 293,3015± 0,1334

  Farmakope Herbal Indonesia Edisi I

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008,

  , Trubus Agriwidya,Anggota IKAPI. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta

  2

  2 Rebusan daun segar 216,3534±0,1608

  Dalimartha, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Kandungan fenolat total pada ekstrak daun piladang dinyatakan dalam mg ekuivalen asam galat/g ekstrak dimana kadar tertinggi diperoleh dengan metode sokletasi daun kering sebesar 376,5979 mg/g, diikuti maserasi daun kering 356,7619 mg/g, sokletasi daun segar 333,1509 mg/g, maserasi daun segar 293,3015 mg/g, rebusan daun segar 216,3534 mg/g, sari remasan 77,3158 mg/g dan rebusan daun kering 69,3957 mg/g. Kandungan fenolat total dari tiap metode dan jenis sampel berbeda signifikan (p<0,05).

  KESIMPULAN

  Hasil perhitungan statistik analisa varian (ANOVA) satu arah terhadap kadar fenolat dalam ekstrak dari masing-masing sampel daun menunjukan perbedaaan yang signifikaan (p proses ekstraksi mempengaruhi jumlah fenolat total dari daun piladang. Selanjutnya dilanjutkan dengan uji Duncan pada ekstrak daun didapatkan berbeda signifikan antara masing-masing sampel.

  Sari remasan hanya sedikit diperoleh kandungan fenolat. Karena tidak adanya bantuan pelarut organik dalam penarikan zat metabolit sekunder sehingga hasil kadar fenolat dari sari remasan rendah. Bahan pelarut organik etanol lebih cocok dibandingkan air untuk mengekstraksi fenolat. Metode ekstraksi sokletasi lebih baik dari metode ekstraksi maserasi.

  7 Sokletasi daun kering 376,5979±0,1529

  6 Sokletasi daun segar 333,1509± 0,1007

  5 Maserasi daun kering 356,7619±0,1145

  Indonesia Jilid