LAPORAN PRAKTIKUM HIDROPONIK NFT INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROPONIK ( NFT )

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah
sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang sekam/pasir.
Karena media yang digunakan bukan tanah, nutrisi yang diperlukan tanaman
berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang memiliki unsur hara yang
berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik memiliki keunggulan yaitu tidak
memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak perlu berkeliling ladang yang luas untuk
perawatan dan panen. Hidroponik merupakan salah satu alternatif bagi petani yang
tidak memiliki lahan yang cukup untuk becocok tanam ( Ekawati, 2005 ).
Pada dasarnya semua tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi pada akhir-akhir
ini tanaman yang paling banyak dihidroponikkan adalah tanaman buah dan sayur
karena dilihat dari segi ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat menghasilkan
keuntungan yang lumayan. Selain itu, kualitas dan kuantitas produksi / hasil panen
lebih tinggi dibanding dengan media tanah.
Pada prinsipnya tempat yang digunakna untuk budidaya hidroponik adalah

dimana saja. Bahkan kita bisa membuat tanaman hidroponik di taman rumah kita.
Karena hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Dan juga kita dapat
memantau perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dan kita juga tak perlu
khawatir hasil panen hilang. Karena kita dapat menjaga dan memantau tanaman
hidrponik dari rumah.

Sejarah Dan Perkembangan HidroponikPerkembangan hidroponik sampai saat ini
telah berkembang pesat sejak pertama kali hidroponik ditemukan. Sejarah
perkembangannya adalah :
 Pada tahun 1600-an diketahui tanaman yang diairi dengan air berlumpur tumbuh
lebih bagus dibanding air bening (tanaman menyerap sesuatu dari air berlumpur
yang diduga adalah nutrisi tanaman. Pada tahun1860 Sach dan pada tahun 1861
Knop memperkenalkan susunan hara untuk tanaman yang sekarang dikenal dengan
nutrikultur.Tahun 1925 Gericke, Universitas California memperkenalkan hidroponik
di luar Laboratorium yaitu untuk tentara Amerika di samudra Pasifk (di pasir pantai

dan diatas kapal perang induk). Tahun 1970-an hidroponik mulai diterapkan untuk
praktikum di UGM. Tahun 1980 hidroponik mulai dikembangkan secara komersial di
Indonesia.(http://teknologi.kompasiana.com. 2014).
Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini

memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang
padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek
yang cerah,baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang
ekspor. Penerapan hidroponik secara komersial di Indonesia dimulai tahun 1980 di
Jakarta untuk memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi ( Ekawati,
2005).
Banyak petani di Indonesia menggunakan sistem Hidroponik. Karena
bercocok tanam dengan sistem hidroponik memiliki banyak keuntungan. Salah
satunya adalah kualitas tanaman yang baik. Dengan meningkatnya kualitas
tanaman, maka secara otomatis mendongkrak harga tanaman dipasaran. Karena
itu kebanyakan tanaman yang dikembangkan dengan sistem hidroponik adalah
tanaman yang memiliki nilai ekonomi (http://metode-hidroponik.html, 2014).
Tanaman yang dibudidayakan dengan hidroponik juga lebih mudah terhindar dari
erosi dan kekeringan. Dengan perawatan intensif, satu tanaman pada sistem
hidroponik dapat menghasilkan lebih banyak dari pada ditanam konvensional.
Panen dengan cara hidroponik juga terbilang lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensional, karena para petani tidak perlu waktu terlalu lama untuk menunggu
masa tanam atau masa panen (http://nuansa-persada-online.index..php.html,2014).
Dengan diterapkannya hidroponik di Indonesia diharapkan mampu
mengatasi kekurangan lahan dan hasil produksi pangan. Atas Sehingga

keterbatasan lahan produktif saat ini tidak lagi menjadi kendala dalam
mengusahakan pertanian indoor maupun outdoor. Meskipun sistem hidroponik
bukanlah teknologi baru lagi bagi kita, namun justru kini telah menjadi trend ketika
media tanah yang produktif semakin berkurang. Selain tidak memakan tempat yang
luas, sistem ini juga mudah perawatannya serta lebih menguntungkan
(http://yoyos1.wordpress.com. 2014).
Macam-Macam Metode HidroponikMenurut Steiner (1977), hidroponik dapat
dipilahkan menjadi berbagai ragam menurut sistem dan metode budidayanya.
Semua ragam hidroponik yang khusus diterapkan pada penanaman tanaman hias di
rumah dan kantor diberi istilah khusus hidrokultur. Klasifkasi hidroponik adalah
sebagai berikut :
1. Kultur air
Akar tanaman dicelupkan dalam larutan hara dengan susunan berimbang secara
sinambung atau berkala.
2.Aeroponik

Akar tanaman berada dalam udara yang secara sinambung atau berkala dijenuhkan
dengan kabut larutan hara (aerosol hara). Menurut Tan (1994), aeroponik diadakan
untuk menghemat penggunaan air dan hara.
3. Kultur pasir

Akar tanaman ditumbuhkan dalam substrat padat anorganik yang sarang atau tidak
sarang, terbentuk dari zarah-zarah tegar (non-collapsing) berdialmeter kurang
daripada 3 mm (pasir, perlit, plastik, atau bahan anorganik yang lain).
4. Kultur krikil
Seperti kultur pasir, hanya saja zarah-zarahnya lebih besar dengan diameter di atas
3 mm.
5. Vermikulaponik
Akar tanaman ditumbuhkan dalam substrat dari mineral lempung vermikulit dengan
atas tanpa dicampur dengan bahan anorganik lain.
6.Kultur rock wool
Untuk substrat perakaran digunakan rock wool atau glass wool. Rock wool adalah
bahan yang bertampakan seperti wol berupa anyaman serat-serat halus, yang
dibuat dari terak tanur (furnace slag) atau batuan tertentu dengan ledakan kuat
selagi bahan-bahan tersebut berada dalam keadaan lelehan (American Geological
Institute, 1976).
Alasan Penerapan Teknik Hidroponik
Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan
sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah
sempit yang padat penduduknya. Alasan penerapan teknik hidroponik yang utama
adalah karena terbatasnya lahan pertanian yang produktif untuk memenuhi

kebutuhan manusia yang semakin banyak tiap tahunnya, sehingga dibutuhkan
suatu terobosan baru untuk memecahkan masalah tersebut .

Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh
karena itu, harga jual hasil panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan
tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relative bersih,
media tanamnya steril, dan tanaman terlindung dari terpaan hujan. Serangan hama
dan penyakit relative kecil. Tanaman lebih sehat, lebih vigor, dan produktivitas
tinggi (Hartus, 2002).
Hidroponik ini mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan sistem
penanaman biasa yang menggunakan tanah seperti berikut:
1. Sistem ini boleh dipraktikkan pada kawasan yang tidak sesuai untuk penanaman
secara biasa seperti tanah bertoksik, padang pasir dan lain-lain;
2. Sayur-sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualiti tinggi;
3. Bersih dan bebas daripada sebarang racun makhluk perosak;
4. Tidak perlu merumpai, menyiram dan mencangkul;
5. Penggunaan air dan baja yang terkawal dan efsien;

6. Pulangan hasil seunit kawasan bagi seunit masa adalah tinggi.
Jenis-Jenis Tanaman Yang Sesuai Untuk Teknik Hidroponik

Semua tanaman pada dasarnya dapat ditanam dengan metode hidroponik. Namun ,
kebanyakan tanaman yang ditananm dengan metode hidroponik adalah tanaman
yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan metode bercocok
tanam hidroponik memerlukan biaya yang tidak sedikkit. Karena itu bisanya
hasilnya dijual di supermarket atau pasar-pasar modern. Jika dijual di pasar-pasar
tradisional maka harga jualnya akan turun.

Tanaman yang biasa ditanam dengan metode hidroponik adalah tanaman
holtikultura, contohnya sayur-sayuran seperti selada, sawi, tomat, pakchoi, wortel,
asparagus, brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang daun,
terong atau buah-buahan seperti strawbery, melon, tomat, mentimun, semangka,
paprika. Selain itu juga tanaman hias seperti krisan, gerberra, anggrek, kaladium,
kaktus dan tanaman obat-obatan juga dapat menggunakan metode hidroponik.

B. .Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui tata cara dalam hidroponik


2.

Untuk mengetahui tata cara dalam pembeihan dalam hidroponik

3.

Untuk mengetahui tata cara dalam penanaman dalam hidroponik

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Nutrient flm technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik
yang dikembangkan pertama kali oleh Di Inggris pada akhir tahun 1960-an dan
berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah
suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi
yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air,
nutrisi dan oksigen. (Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute,
Littlehampton, Inggris 1960)
Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam

dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus
dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan
tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman
berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar
dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk
pertumbuhan secara normal.
Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan
pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan
baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman,
tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek,
sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang
dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman
dengan high planting density.
Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya
perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit
yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah : Bed (talang),
tangki penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi
secara massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan

pertanian, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi
sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga(lebar 13-17 cm
dan panjang 4 meter).
Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi
untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan
bantuan jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi,
kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan
kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari
terbendungnya larutan nutrisi.
NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen
dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman
disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang
diberikan.
Alat dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar
5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.Air dan nutrisi yang
diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak
penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan
dialirkan lagi ke akar tanaman.( Tim Karya Tani Mandiri, 2010)

Adapun keuntungan dan kelemahan tipe NFT sebagai berikut:
Beberapa keuntungan pemakain NFT, antara lain:
1.Dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman
2.Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah
3.Keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman
4.Tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek
Kelemahan tipe NFT adalah:
1.Investasi dan biaya perawatan yang mahal
2.Sangat tergantung terhadap energi listrik
3.Penyakit tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain
Pemberian nutrisi pada sistem pertanian hidroponik NFTberbeda dengan
pemberian nutrisipada sistem pertanian biasa.Pada sistem hidroponik NFT,
makanan yang berupa campurangaram-garam pupuk dilarutkan dan diberikan
secara teratur,sedangkan bercocok tanam di tanah, pemberian pupuk
Untuktanaman hanya sekedar tambahan karena tanah sendiri Adadasarnya secara
alami telah mengandung garam-garam pupuk.Pada hidroponik NFT, media tanam
tidak berfungsi sebagai tanah.Media tanam hanya berguna sebagai penopang akar
tanaman sertameneruskan air larutan mineral yang berlebihan sehingga
Harusporus dan steril(Untung, 2000).


Sistem FertigasiPada teknik NFT, tanaman di tegakkan di talang berbentuk segi
empat yang biasa digunakan untuk talang rumah. Supaya tanaman dapat berdiri
tegak, di dalam talang harus dipasangi Styrofoamdengan ketebalan 1 cm, lebar
dasar talang 10 cm, dan panjang 1 m. Styrofoamtersebut dilubangi dengan
diameter 1,5 cm. jarak antar lubang 15-20 cm untuk sayuran daun dan 30-40 cm
untuksayuran buah .Sistem fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah
saperti tomat,timun jepun,cili merah,terung,melon,cili sayur strawberi dan
jugapokok hiasan.Umumnya tanaman ini untukkebanyakan tanaman bernilai tinggi
dipasaran.( Karsono, dkk 2002)
Tanaman Sistem fertigasi bertujuan untukmengelakkan tanaman
daripada serangan penyakit akar yangdisebabkan oleh serangga kulatsaperti
pythium, fusarium,rhizotondan juga penyakit layu bacteriayang berpunca daripada
tanah (Anonim, 2010).
Sistem fertigasi ialah satu kaedah pemberian larutan baja kepada zon akar yang
diperlukan oleh pokok secara berkesan, tanpa pembaziran dan pencemaran alam
sekitar.Sistem fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah seperti tomat,
timun jepun, cili merah, terung, melon, cili, sayur, strawberi dan pokok hiasan.
Umumnya, tanaman ini untuk kebanyakan tanaman bernilai tinggi di pasaran.
Sistem fertigasi bertujuan untuk mengelakkan tanaman daripada serangan penyakit
akar yang disebabkan oleh serangga ulat seperti pythium, fusarium, rhizotondan
penyakit layu(Anonim, 2010).
Teknologi fertigasi merupakan teknologi baru dalam budidaya sayuran
yang bernilai tinggi seperti tomat, cabai, semangka dan melon. Fertigasi
merupakan singkatan dari fertilizer(pemupukan) dan irrigation(pengairan).

Pemupukan adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untukmenambah hara
tanaman pada tanah. Sedangkan irigasi adalah pemberian air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman.
Jadi, fertigasi merupakan suatu sistem pemupukan dan pengairan yang diberikan
secara bersamaan.
Pada sistem NFT, sebagian akar tanaman terendam dalam air yang mengandung
nutrisi dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Air bersikulasi selama 24
jam terus-menerus. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm sehinggaseperti flm.
Tanaman diletakkan dalam talang berbentuk segi empat.talang disusun miring

dengan sudut kemiringan 1-5% sehingga larutan nutrisi mengalir dari bagian atas
ke bawah mengikuti gaya gravitasi (Untung, 2000).
Pengontrolan air dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan aksi
kontrol on-of (seperti yang diterapkan dalam gambar 3 untuk sistem NFT). Untuk
pengontrolan larutan nutrisi diperlukan sensor-sensor yang akan membaca
kandungan larutan nutrisi (sensor ion), sensor pH, sensor suhu dan sensor oksigen
(DO sensor). Sebagai contoh yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam
mengontrol komposisi larutan nutrisi baik dengan pendekatan matematik maupun
simulasi ataupun penerapan dalam sistem NFT.
Untuk pengontrolan konsentrasi larutan nutrisi secara otomatis diperlukan :
dispensing technology; tangki pencampur dan pompa pengukur; sensor untuk
mengukur konsentrasi larutan nutrisi (per ion nutrisi atau menggunakan ISFET (ion
selective feld efect transistor), EC dan pH;software computer untuk mengukur,
mengontrol dan komunikasi termasuk model dan algoritma untuk menentukan set
point dan kebutuhan air dan nutrisi.

CONTOH MAKALAH BERTEMAKAN HIDROPONIK
29 Agu, 2015 | Info

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
tentang HIDROPONIK.
Makalah ini berisikan informasi tentang Pengertian Hidroponik, Macam-macam Hidroponik, Keuntungan dan
Kerugian Hidroponik, serta Cara Menanam Hidroponik. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang hidroponik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Indramayu, 12 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
1.3 Metode
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Kelebihan Hidroponik
2.2 Beberapa Tanaman Hidroponik
2.3 Cara Menanam Hidroponik
2.4 Perawatan Tanaman Hidroponik
2.5 Gambar Hidroponik
2.6 Kelebihan Kelemahan Tanaman Hidroponik
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “HIDROPONIK” maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan hidroponik?
2. Bagaimana cara menanam dengan cara hidroponik?
3. Jenis tanaman apa yang memiliki nilai jual diatas rata-rata?
4. Apa keuntungan dan kelebihan menanam dengan cara hidroponik?
5. Bagaimanakah bentuk tanaman hidroponik?
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi
kita semua. Juga untuk memenuhi tugas dari sekolah yang diberikan oleh guru Pendidikan Lingkungan Hidup
SMAN 1 Sindang, Ibu Saptarini.
1.3 Metode
Penulis menggunakan metode observasi ketempat pameran Hidroponik dan penyaringan terperinci dari
berbagai sumber di Internet. Dengan cara menyeleksi beberapa devinisi dari hodroponik dan lainnya, serta
menambahkan beberapa dari buku pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan
denga penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa
menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya

yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan
lain-lain sebagai pengganti media tanah.Bertanam secara hidroponik dapat dilakukan di rumah sebagai hobi
maupun untuk dikomersialkan. Beberapa kelebihan bertanam dengan sistem hidroponik ini antara lain: Ramah
lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah. Tanaman tidak
merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas. Bisa
memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya. Pemakaian air lebih efisien
karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan
termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama. Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap
hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat. Pertumbuhan
tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat pada tanah. Dapat ditanam
kapan saja karena tidak mengenal musim.
2.2 Beberapa Tanaman Yang Sering Ditanam Secara Hidroponik Adalah:
1. Tanaman hortikultura :sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain.
2. Sayuran : sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih, bawang merah, bawang daun, selada,
dan terong.
3. Buah : melon, mentimun, semangka, strawberry, tomat dan paprika
4. Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium dan kaktus.
2.3 Cara Menanam Hidroponik Adalah Sebagai Berikut:
Penanaman secara hidroponik secara umum dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan
media keras. Media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata,
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Cara kedua adalah mengunakan larutan, tanpa
media keras untuk pertumbuhan akarnya, hanya cukup dengan larutan bernutrisi. Cara ini dapat mengunakan
teknik larutan statis atau larutan alir.
2.4 Perawatan Tanaman Hidroponik
Pembibitan
Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang dihasilkan cukup optomal.
Penyemaian
Penyemeaian sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi campuran
pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1.
Semua bahan tersebut dicampur rata dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan
biji tanaman dengan jarak 1×1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya kondisi tetap lembab.
Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai kelihatan kering. Buka penutup setelah biji berubah
menjadi kecambah. Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh minimal 2
lembar daun.
Persiapan Media Tanam
Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah busuk,
tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa,
sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik, karung plastik,
atau bantalan plastik dengan media tanam yang sudah disiapkan.

Pemupupukan
Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan
nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang
disiramkan ke media tanam
Kebutuhan pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem
konvensional.
2.5 Gambar Hidroponik
Gambar dibawah ini diambil saat pameran pendidikan memperingati hai jadi indramayu:

2.6 Kelebihan Dan Kelemahan Hidroponik
Kelebihan hidroponik adalah tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih
efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, hara dan pH lebih teliti,
masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi.
Kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan
keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tanaman hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan
media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lainlain sebagai pengganti media tanah. Ada beberapa jenis tanaman yang bias di tanam dengan sistem
hidroponik antara lain jenis tanaman holtikultura,sayuran, buah, dan tanaman hias. Yang bisa bermanfaat dan
memiliki berbagai kelebihan.
3.2 Saran
Berdasarkan beberapa penjelasan singkat diatas, kami selaku penulis dapat menyarankan bahwa pembaca
mulai harus bisa memilih media yang terbaik untuk tanaman di rumah. Seiring dengan marak nya penggunaan
pestisida pada tanaman, sistem hidroponik ini dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efisien untuk
tidak menggunakan pestisida lagi dalam tanaman karena pestisida banyak mengandung zat kimia yang akan
mencemari tanah sekitar.
Kami berharap pembaca dapat memberikan kritikan yang membangun tentang makalah pembahasan sistem
menanam dengan cara hidroponik ini.

Adanya kemajuan teknologi sensor, komputer dan elektronika memungkinkan
adanya adaptasi wireless teknologi untuk mengendalikan hidroponik secara lebih
komprehensif, terutama untuk mengendalikan faktor eksternal lingkungan dalam
greenhouse serta pengendalian air dan larutan nutrisi.
Pembudidayaan
A.Persemain
Wadah persemaian yang digunakan berupa bak plastic yang bagian bawahnya
telah dilubangi dan dasarnya diberi strimin. Wadah ini diisi denga media hidroponik
yang telah pupuk kandang sedikit. Pupuk kandang berguna untuk penyerapan air.
Pada media dibuat larikan sebagai lubang tanam, dengan jarak sekitar 3x5cm.
Kemudian, benih disebar di dalam larikan tersebut dan ditutupi dengan media lagi
dan disiram air. Untuk menjaga kelembaban, wadah semai ditutup dengan plastic
dan ditempatkan di tempat yang gelap. Apabila benih telah berkecambah, plastic
dibuka dan benih dipindah ke wadah atau pot yang lebih besar.
B.Penanaman
Wadah yang digunakan berupa pot atau emplas yang berdiameter 15-20cm. Wadah
yang digunakan dibuat lubang 3-4 lubang untuk mengalirkan air yang berlebih.
Bagian dasar diberi strimin agar media lolos keluar pot. Setelah itu, wadah diisi

media hidroponik setinggi 2-3cm dari bibir pot. Lubang tanam di tengah media
dibuat dengan bantuan pensil. Satu wadah hanya 1 bibit. Bibit dicabut secara hatihati dan ditanam dalam lubang tanam. Disela-selanya ditutupi media, selanjutnya
penyiraman hingga lembab

C.Perawatan
Perawatan tanaman yang utama adalah penyiraman air yang dicampur dengan
nutrient. Nutrien yang digunakan berupa pupuk yang mempunyai unsure N tinggi
karena sayur ini dipanen daunnya. Dosis pupuk harus sesuai anjuran. Penyiraman
dapat dilakukan 2-3 kali sehari, yang penting media tidak kering.
Sawi (Brassica juncea L.) adalah sekelompok tanaman dari margaBrassica yang
biasa dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik
segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadangkadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi umumnya mengacu
pada sawi hijau (Brassica juncea L.) kelompok parachinensis, yang disebut juga
sawi bakso, caisim atau ciosin, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau
diolah menjadi asinan(Yudharta, 2010).
Morfologi tanaman sawi hijau yaitu termasuk jenis tanaman sayuran daun dan
tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh
pendek dengan tinggi sekitar 26 -33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.
Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop,
serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga
perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. Perakaran tanaman sawi
dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur, subur, mudah menyerap air,
dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam(Mandha, 2010).

Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawidapat memberikan
hasil panen yang tinggi.Sehingga dengan demikian untuk menunjang usaha tani
harus memiliki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang dikehendaki
tanaman.Sebab kecocokan keadaan lingkungan sangat menunjang
produktiftastanaman.Hingga dewasa ini masih banyak dijumpai petani mengalami

kegagalan panen atau memperoleh keuntungan yang rendah karena kurang
memperhatikan keadaan lingkungan dan lokasi penanaman (Yudharta, 2010).
Tanaman sawi dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas maupun berhawa
dingin.Daerah penanaman yang cocok mulai dari ketinggian 200 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter diatas
permukaan laut.Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam
sepanjang tahun.Tanaman sawi lebih cepat tumbuh apabila ditanam pada suasana
lembab.Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah yang gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta drainasenya baik.Derajat kemasaman (pH) tanah
yang optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah antara pH 6 sampai pH 7
(Margiyanto, 2010).
Pada budidaya tanaman khususnya sawi, baik pembibitan maupun penanaman
dilahan, media tanam merupakan salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan.Media tumbuh dilahan atau tanah adalah tempat tumbuh tanaman
diatas permukaan bumi. Didalam tanah terdapat air, udara, dan berbagai hara
penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang berada
dalam tanah sangat penting untuk proses kimia, biologi dan fsika tanah. Sebagian
air tanah terdapat dalam bentuk lapisan tipis yang dinamakan air kapiler.Air kapiler
membentuk lapisan tanah yang berfungsi sebagai unsur hara pada tumbuhan
(Nurwandani, 2008).

Teknik budidaya tanaman sawi meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan.Benih merupakan salah satu faktor
penentukeberhasilan usaha tani. Benih sawi yang akan menghasilkan tanaman
yang tumbuh dengan baik adalah benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil,
permukaannya mengkilap dan agak keras serta warna kulit benih cokelat
kehitaman. Selain itu, juga harus memperhatikan kemasan benih. Kemasan yang
baik adalah dengan menggunakan alumunium foil (Mandha, 2010).

III.BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan UPT Agrowisata perkebunan UIR di jalan tropong
kubang . Kota Pekanbaru Penelitian ini akan dilakukan selama 1 bulan. Dimulai dari
bulan oktober 2014 sampai Bulan novemer 2014
B.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Benih selada
merah .cocopeat,polycap,palong, Talang air,Pompa akuarium, Pipa PVC.
C. Pelaksanaan Penelitian
1.

Persiapan Tempat Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan pemilihan lokasi yang sesuai dengan penanaman,
yaitu dekat sumber air.Lokasi kemudian dibersihkan dari pertumbuhan gulma
sehingga diperoleh lahan yang bersih dan datar, sehingga akan memudahkan
dalam kegiatan penyusunan media tanam.
1. Persemaian
Sebelum dilaksanakannya penanaman, terlebih dahulu dilakukan kegiatan
penyemaian benih.Penyemaian benih dilakukan pada satu tampan berukuran 30
cm x 30 cm dengan cara menabur benih pada kedalaman 1 cm dari permukaan
cocopect, selanjutnya diletak kan didalam ruangan..Hal ini bertujuan untuk menjaga
kelembaban disekitar media penyemaian tersebut.

Benih akan disemai selama 2 minggu sebelum tanam dengan selalu
memperhatikan kebutuhan air disekitar bedengan agar perkembangan benih
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.

Pemberian Perlakuan

a.

Pemberian Fly ash

Pemberian fly ash dilakukan pada saat 2 minggu sebelum tanam bersamaan
dengan pengisian polybag sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pemberian fly
ash dilakukan dengan caramencampur fly ash dengan tanah yang telah disiapkan
sebelumnya kemudian diaduk rata untuk selanjutnya dimasukkan kedalam polybag.
Adapun dosis pemberian fly ash adalah F 0 : tanpa pemberian Fly ash, F 1 :
pemberian fly ash 0,2 gram/tanaman, F 2 : pemberian fly ash 0,4 gram/tanaman, F
3 : pemberian fly ash 0,6 gram/tanaman.
b.

Pemberian Bahan Organik

Pemberian bahan organik dilakukan pada saat 2minggu sebelum tanam bersamaan
dengan pengisian polybag sesuai dengan perlakuan.Pemberian bahan organik
dilakukan dengan cara mencampur bahan organik dengan tanah yang telah
disiapkan sebelumnya kemudian diaduk hingga rata untuk selanjutnya dimasukkan
kedalam polybag. Adapun dosis pemberian bahan organik adalah M 0 : tanpa
pemberian bahan organik, M 1 : pemberian bahan organik 20 gram/tanaman, M2 :
pemberian bahan organik 40 gram/tanaman, M3 : pemberian bahan organik 60
gram/tanaman.

3.

Penanaman

Penanaman dilakukan pada waktu bibit tanamanselada merah telah memiliki daun
2-3 helai atau berumur 10 – 14 hari.Bibit tanaman selada merah dipindahkan secara
hati-hati kedalam talang ukuran diameter 4 – 5 cm . Bibit tanaman selada merah
yang akan dipindahkan sebelumnya telah diseleksi guna penyeragaman didalam
penanaman.
4.

Pemeliharaan

1.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan pengairan lewat talang setiap hari dengan cara yng
benar ..apabila pengairannya tidak berjalan maka akan mengakibatkan tanaman

akan layu.Tujuan dari penyiraman agarterpenuhinya kebutuhan air pada tanaman
sehingga tanaman dapat tumbuh normal sesuai dengan yang diharapkan.
2.

Pegendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan secara preventif,

5.

Panen

Pemenenan tanaman selada merah dapat dilakukan setelah tanaman berumur 30
hari setelah tanam.Adapun kriteria panen tanaman selada merah apabila bentuk
helaian daun sudah maksimal dan sebelum bunga selada merah
muncul.Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman
selada merah sampai keakarnya. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau dalam
keadaan cocopeat masih dalam keadaan lembab sehingga akan mempermudah
dalam pencabutan.

D.

Parameter Pengamatan

1.

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan satu minggu setelah semua perlakuan
diberikan, dengan intervel satu minggu sekali.Pengukuran dengan menggunakan
meteran dimulai dari pangkal tanaman sampai ke helai daun yang tertinggi.Data
yang diperoleh dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
2.

Jumlah Daun (helai)

Untuk pengamatan jumlah heleian daun dihitung secara keseluruhan pada tanaman
sampel mulai 2 minggu setelah penanaman dengan interval waktu satu minggu
sekali sebanyak dua kali pengamatan.Daun yang dihitung adalah daun yang telah
terbentuk atau membuka sempurna pada saat pengamatan.Data yeng diperoleh
dianalisis secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel.
3.

Volume akar (Cm3)

Pengamatan volume akar dilakukan dengan cara memotong bagian akar dari
tanaman sawi yang telah diukur dan dibersihkan. Akar tersebut dikeringanginkan
terlebih dahulu kemudian di masukan ke dalam gelas ukur 1000 ml yang berisi air
250 ml, sehingga didapatkan penambahan volume.Hasil yang didapat selanjutnya
dinalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.

III.

No

Jumlah
daun

Tinggi
tanaman

Diameter
tanaman

Panjang
akar

1

6

5 cm

-

-

2

3

4 cm

-

-s

3

6

7 cm

-

-

4

6

6 cm

-

-

5

8

12 cm

2.5 cm

-

6

5

8 cm

1.5 cm

-

7

9

19 cm

3 cm

-

8

8

17 cm

3 cm

-

9

12

18 cm

4.6 cm

60.5

10

6

19 cm

2.5 cm

60.1

11

14

27 cm

6 cm

63

12

14

24.5 cm

5 cm

59

ANALISIS STATISTIK

Untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini digunakan analisis
statisti Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan
menggunakan rumus :
Ymfn = + Mm + Fp + MmFp + ∑ Empr
Dimana :
Ympn : Hasil pengamatan dari faktor M pada tahap ke-m dan faktor P pada tahap
ke-p dalam ulangan ke-r.
µ

: Rata-rata (nilai tengah)

Mm

: pengaruh taraf M pada taraf ke – m

Fp

: pengaruh taraf P pada taraf ke-p

(MmFp) : pengaruh interaksi antara M pada taraf ke-m dan faktor P pada taraf ke-p.
∑MmFp : Efek eror dari faktor M pada taraf ke-m dan faktor P pada taraf ke-p dalam
ulangan ke-r.
M

: 0,1,2,3 (Taraf Faktor M)

F

: 0,1,2,3 (Taraf Faktor F)

N

: 1,2,3 (Ulangan).

no

ming
gu 1
jlh
daun

mingg
u2
tinggi
tana
man

mingg
u3
diame
ter
batan

ming
gu 4
panja
ng
akar

jlh

rata rata

g
1

6

5

11

44,6

2

3

4

7

47,65

3

6

7

13

51,72

4

6

6

12

56,02

5

8

12

2,5

22,5

61,52

6

5

8

1,5

14,5

67,1

7

9

19

4

32

75,86

8

8

17

3

28

84,64

9

12

18

4,6

60,5

95,1

98,8

10

6

19

2,5

60,1

87,6

100,0
3

11

14

27

6

63

110

106,2
5

12

14

24,5

5

59

102,5

102,5

Analisis sidik ragam
FK =
JKT = (Y010)2 + (y011)2 + ..... + (y333)2
JKM = (J0...)2 (J1...)2 + (J2...)2 + (J3...)2 - FK
f.r
JKF = (J0...)2+ (J1...)2 + (J2...)2 + (J3...)2 - FK
m.r
JKMF = (J00.)2 + (J10.)2 + ... + (J33.)2 – FK – JKM -JKF
r
JKE = JKT – FK – JKM –JKF – JKMF
Keterangan :

JKT

= Jumlah kuadrat total

FK

= Faktor koreksi

JKM

= Jumlah kuadrat untuk semua faktor M

JKF

= Jumlah kuadrat untuk semua faktor F

JKMF = Jumlah kuadrat untuk interaksi faktor M dan faktor F
JKE

= Jumlah kuadrat kesalahan (Error)

r

= Ulangan

Tabel 3. Daftar Sidik Ragam (ANNOVA)
Sumber
Variasi

DB

JK

KT

FHitung

FTabel

FK

1

JK

-

-

-

M

3

JKM

JKM/3

KTM/KTE

-

F

3

JKF

JKF/3

KTF/KTE

-

MF

9

JKMF

JKMF/9

KTMF/KTE

-

Error

32

JKE

JKE/32

-

-

Jumlah

48

JK> Total

-

-

-

Keterangan :
SV

= Sumber Varisasi

DB

= Derajat Bebas

JK

= Jumlah Kuadrat

KT

= Kuadrat Tengah

Jika analisis ragam menunjukkan FHitung besar dari FTabel 0,5. Maka
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Prosedur dalam menghitung nilai BNJ :
1.

Untuk Interaksi MF

= RNJ = q (t. DB Error) x

2.

Untuk Faktor M

= RNJ = q (t. DB Error) x

3.

Untuk Faktor F

= RNJ = q (t. DB Error) x

Keterangan :
t

= Jumlah Perlakuan

r

= Ulangan

q

= Nilai range yang diambil pada kolom t dan baris pada DB Error.