LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA VITAMIN INDONESIA
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH
NAMA
: RIA HAPSARI
NIM : K1A014038
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
ACARA I
KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/ biji.
b. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 13 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah kelompoksenyawa yang mengandung unsure C,H, dan O.
senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil
dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil.
Karena itu, korbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton,
atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai
Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida
akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua
buah monosakarida disebut ikatan giloksida. Dalam disakarida, terdapat satu ikatan
glikosida yang menghubungkan dua monosakarida. Adapun dalam trisakarida terdapat
dua ikatan glikosida yang menghubungkan tiga buah monosakarida (Ngili, 2013).
Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, senyawa ini memiliki
peran struktural dan metabolic yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disentetis dari
karbondioksida dan air melalui fotosintetis dan disimpan sebagai pati (kanji, starch) atau
digunakan untuk menyintetis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat menyintetis
karbohidrat dari asam amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan terutama berasal
dari tumbuhan. Glokosa adalah karbohidrat terpenting, kebanyakan karbohidrat dalam
makanan diserap kedalam aliran darah sebagi glukosa, dan gula lain akan diubah menjadi
glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar metabolic utama pada mamalia(kecuali
pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi janin (Murray dkk, 2006).
Biodegradasi karbohidrat semua isolate mampu mendegradasi amilum dan
selulosa kecuali isolat A8, dengan kemampuan biodegradasi tertinggi pada isolat A5
dengan Indeks Biodegradasi (IB) > 3,0. Isolat dapat menghidrolisis amilum karena
memiliki enzim amilase. Semakin besar IB yang terbentuk, semakin tinggi pula enzim
yang dihasilkan. Hidrolisis amilum menjadi glukosa dikatalisis oleh enzim endoamilase
yang memutus ikatan α-1,4 pada amilosa dan eksoamilase yang memotong ikatan α-1,4
dan ikatan α-1,6 pada amilopektin. Amilum dengan iodium (I2) akan membentuk
kompleks I2-amilum yang menyebabkan warna biru ungu pada media yang amilumnya
belum terhidrolisis. Sedangkan daerah yang amilumnya telah terhidrolisis tidak akan
terjadi ikatan antara I2 dengan amilum sehingga terbentuk zona bening di sekeliling
koloni (Firdausi, 2015).
Kelenjar saliva menghasilkan sekreta yang mengandung sebagian besar air,
elektrolit, kompleks protein dan karbohidrat. Musin yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
berfungsi untuk melumasi, melindungi mukosa mulut dari kerusakan mekanik,
melindungi infeksi bakteri dan virus, dan membersihkan polutan yang berasal dari
lingkungan luar yang ikut masuk bersama makanan. Kandungan karbohidrat pada
kelenjar saliva dapat berbeda, tergantung pada perbedaan jenis dan pola makan masingmasing hewan. Kelenjar saliva pada hewan dengan pola makan langsung menelan
makanannya tanpa dikunyah terlebih dahulu mengandung lebih banyak mukus untuk
melumasi makanannya sehingga mudah ditelan (Nasution, 2014).
Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat dan bahan dasar dalam
pembuatan makanan tradisional di Sulawesi Selatan misalnya kapurung, dange, bagea,
sinole, cendol dan lain-lain. Apabila sagu dikembangkan akan menjadi salah satu sumber
pangan alternatif yang dapat meringankan masalah ketahanan pangan nasional. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
masyarakat untuk menggunakan sagu sebagai alternatif sumber karbohidrat. Pengambilan
sampel menggunakan metode purposif secara random sampling terhadap konsumen sagu
yang ditemui pada saat penelitian. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan masyarakat dalam menggunakan sagu sebagai alternatif sumber karbohidrat di
Sulawesi Selatan digunakan Analisis Regresi Logistik (Hayati, 2014).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Blender
b. Corong Buchner
c. Filter flask
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 600 mL
f. Gelas ukur 100 mL
g. Kain penyaring
h. Kertas Whatmann
i. Penjepit kayu
j. Pipet tetes
k. Pipet volume 2 mL
l. Pisau
m. Pompa vakum
n. Rak tabung reaksi
o. Rubber bulb
p. Spatula
q. Tabung reaksi
r. Timbangan analitik
s. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)(l)
b. Etanol 95%(l)
c. H2SO4 pekat (l)
d. Indikator amilum 1 %
e. Larutan alfa naftol 10%
f. Larutan fruktosa 1%
g. Larutan glukosa 1%
h. Larutan HCl encer
i. Larutan iodine
j. Reagen benedict
k. Reagent saliwanoff
l. Ubi kayu
D. SKEMA KERJA
1. Isolasi amilum dari umbi-umbian
Ubi kayu (singkong)
-
Dikupas ditimbang 100 gram
-
Ditambah air 200 mL
-
Diblender
Ubi kayu yang telah halus
-
Endapan
Residu disaring dengan kain kasa
Filtrat
Endapan
-
Filtrat
Ditampung
-
Diendapkan 20 menit
-
Didekantasi
Filtrat
Ditambahkan 200 mL, diamkan
Didekantasi
Endapan
-
-
Filtrat
Ditambahkan 100 mL Etanol 95%
Dikocok
Disaring dengan kertas saring
Pati basah
Hasil
Dikeringkan
Ditimbang
2. Uji kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Mollish
Tabung reaksi
-
2 mL larutan glukosa
2 tetes larutan 10% alfa naftol
Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung
(perlahan)
Hasil
(Adanya cincin ungu pada bidang batas 2
cairan menunjukkan adanya karbohidrat)
Tabung reaksi
-
2 mL larutan fruktosa
2 tetes larutan 10% alfa naftol
Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung
(perlahan)
Hasil
b. Reaksi Benedict
Tabung reaksi
-
2 mL larutan glukosa 1%
5 mL reagen benedict
Δ
Hasil
Tabung reaksi
Hasil
2 mL larutan fruktosa 1%
5 mL reagen benedict
Δ
c. Reaksi iodine
Tabung reaksi
-
1 mL larutan amilum 1%
HCl encer beberapa tetes
2 tetes larutan iodine
Hasil
d. Reaksi Saliwanoff
Tabung reaksi
-
2 mL reagen saliwanoff
2 tetes larutan glukosa
Δ dalam penangas air (1 menit)
Hasil
Tabung reaksi
-
2 mL reagen saliwanoff
2 tetes larutan fruktosa
Δ dalam penangas air (1 menit)
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi atau Biji-bijian
No
1
2
3
Perlakuan
Ubi kayu dikupas, dipotong kecil-
Hasil
Warna ubi kayu = putih
kecil, ditimbang sebanyak 100
Massa ubi kayu = 100 gram
gram
100 gram ubi kayu + 200 ml
Warna aquades = bening
aquades lalu diblender sampai
Terbentuk larutan kental seperti bubur
halus
Larutan disaring dengan kain
berwarna kuning muda
Terbentuk filtrate dan endapan filtrate
penyaring
berwarna putoh susu dan endapannya
berwarna kuning muda tertahan pada
4
Filtrat diendapkan 20 menit
kain penyaring
Terdapat 2 lapisan filtratdengan endapan
kemudian didekantasi
mulai terpisah, terbentuk endapan
berwarna putih dengan filtrate berwarna
Endapan + 200 ml aquades,
kuning
Larutan berwarna putih keruhdan
diendapkan 20 menit kemudian
terbentuk endapan putih pada dasar gelas
6
didekantasi
Endapan + 100 ml etanol 95%
kimia
Warna awal etanol = bening
7
Larutan campuran disaring dengan
Warna larutan campuran = putih keruh
Filtrat berwarna bening
buchner dan dikeringkan dengan
Pati berwarna putih dengan tekstur yang
pompa vakum
Pati kering kemudian ditimbang
halus
Berat kertas whatsmann kosong = 0,63
5
8
gram
Berat kertas whatsmann + pati = 15,15
gram
Berat pati = 14,52 gram
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Uji Reaksi Mollisch
No
1
Glukosa
Perlakuan
2 ml larutan glukosa 1% + 2 tetes
Hasil
Warna awal glukosa = bening
larutan α-naftol 10%
Warna awal α-naftol = coklat tua
Warna campuran = bening terdapat
2
+ 2 ml larutan H2SO4 pekat secara
butiran ungu mengapung di atas larutan
Tabung reaksi terasa panas
perlahan-lahan melalui tabung
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
reaksi
berwarna bening, lapisan tengah
terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah
berwarna bening kekuningan
-
Fruktosa
No
1
Perlakuan
2 ml larutan fruktosa 1% + 2 tetes
Hasil
Warna awal fruktosa = bening
larutan α-naftol 10%
kekuningan
Warna awal α-naftol = coklat tua
Warna campuran = bening terdapat
2
+ 2 ml larutan H2SO4 pekat secara
butiran ungu mengapung di atas larutan
Tabung reaksi terasa panas
perlahan-lahan melalui tabung
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
reaksi
berwarna bening, lapisan tengah
terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah
berwarna ungu bening
b. Uji Reaksi Benedict
No
1
2
Glukosa
Perlakuan
2 ml larutan glukosa 1% + 5 ml
Hasil
Warna awal glukosa = bening
reagen benedict
Warna awal reagen benedict = biru
Δ dalam penangas air
Warna campuran = biru
Terbentuk larutan dan endapan merah
bata gelap dengan waktu yang lama
No
1
Fruktosa
Perlakuan
2 ml larutan fruktosa 1% + 5 ml
Hasil
Warna awal fruktosa = bening
reagen benedict
kekuningan
Warna awal reagen benedict = biru
2
Δ dalam penangas air
Warna campuran = biru
Terbentuk larutan dan endapan merah
bata dengan waktu yang lebih cepat dari
glukosa
c. Uji Iodine
No
1
Perlakuan
Hasil
1 ml larutan amilum 2% + beberapa Warna awal amilum = bening keruh
tetes HCl encer
Warna awal HCl = bening
2
Warna campuran = bening
Warna awal iodine = bening kekuningan
+ 2 tetes larutan iodine
Warna campuran = biru keunguan
d. Reaksi Saliwanoff
No
1
Glukosa
Perlakuan
2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes
Hasil
Warna awal reagen saliwanoff = bening
larutan glukosa 1%
kekuningan
Warna awal glukosa = bening
2
Warna campuran = kuning bening
Larutan tetap berwarna kuning bening
Δ dalam penangas air
-
No
1
Fruktosa
Perlakuan
2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes
Hasil
Warna awal reagen saliwanoff = kuning
larutan fruktosa 1%
bening
Warna awal fruktosa = kuning
2
Warna campuran = kuning bening
Terbentuk larutan berwarna merah bata
Δ dalam penangas air
F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Kadar amilum dalam 100 gram singkong
massa amilum kering
% amilum=
× 100 %
massa singkong
14,52
= 100 ×100 %
= 14,52 %
2. Persamaan reaksi
a. Reaksi Molisch
OH OH OH H
CH2OH C
H
C
H
C
H
C
H
O
+ H2SO4
C
O
O
+
OH
furfural
pentosa
alfa naftol
OH OH OH H
CH2OH C
H
C
H
C
H
H
C
O
+ H2SO4
H3C
O
C
5-hidroksi furfural
O
+
OH
O
SO3H
O
H3C
OH
cincin ungu yang terbentuk
b. Reaksi Benedict
O
R C OH
OH
+ Cu
2+
R CH2
+
CuO
merah bata
c. Reaksi Iodine
Iodine
+
Amilum
Kompleks Iodin Amilum
d. Reaksi Saliwanoff
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai karbohidrat, yang bertujuan
untuk mengetahitung cara isolasi amilum dari umbi atau biji-bijian dan melakukan
identifikasi (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan
perubahan warnanya. Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat
pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin.
Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami hidrolisis.
Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidrolisis pati. Pada suhu tinggi pati
dapat mengalami pemecahan-pemecahan menjadi senyawa sederhana seperti glukosa,
maltose dan dekstrin. Selain pada suhu tinggi, hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
asam (H2SO4) maupun dengan basa (NaOH). Komponen karbohidrat lainnya yaitu
sukrosa juga mengalami hidrolisis pada kadar air rendah. Hidrolisis pati juga dapat
dipengaruhi olek pH. Konfigurasi anomerik dan ukuran cincin glukosil. Glikosidis lebih
mudah terhidrolisis pada kondisi asam daripada kondisi basa dan cenderung stabil.
Karbohidrat cenderung tidak stabil pada suasana asam, khususnya pada suhu tinggi.
Perbedaan nilai anomerik hidrolisis β-D-glikosidis adalah lebih kecil dari pada α-Danomer, perbedaan ini disebabkan variasi structural dan perbedaan pada derajat gabungan
antara oligo dan polisakarida. Cincin furanosa jauh lebih mudah dihidrolisis dari pada
cincin firanosa, walaupun hidrolisa firanosa adalah gabungan molekul, hidrolisis furanosa
dianggap sebagai bimolekuler karena entripi negatifnya diaktifkan.
Percobaan pertama yaitu isolasi amilum dari umbi-umbian. Amilum atau pati
adalah polisakarida dengan susunan yang kompleks. Pada umbi-umbian atau biji-bijian
pati ini merupakan energy simpanan. Dari hasil pengamatan setelah dilakukan pencucian
terakhir dengan menggunakan etanol 95% dan disaring dengan kertas saring dikeringkan
kemudian ditimbang diketahui berat kertas saring yaitu 0,63 gram, kemudian ditimbang
dengan amilumnya beratnya menjadi 15,15 jadi diperoleh berat amilum saja sebesar
14,52 gram, sehingga jika kita melakukan perhitungan kadar amilum dalam 100 gram ubi
kayu, maka diperoleh kadar amilum sebesar 14,52%.
Percobaan kedua yaitu uji kualitatif karbohidrat. Uji kualitatif karbohidrat ini
bertujuan untuk mengetahui komponen penyususn suatu senyawa atau adanya suatu
karbohidrat. Uji kualitatif yang dilakukan pada percobaan ini meliputi reaksi mollisch,
reaksi benedic, dan reaksi saliwanoff.
Pertama yaitu percobaan untuk reaksi mollisch merupakan suatu percobaan
untuk mengetahui adanya karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan
cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa naftol dan H 2SO4. Konsentrasi
asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa naftol untuk
membentuk produk berwarna, dimana terlihat pada pengamatan terbentuk lapisan warna
bening dan putih keruh serta terdapat cincin ungu diantara lapisan tersebut. Hal tersebut
ditunjukkan untuk perlakuan glukosa, sedangkan untuk perlakuan terhadap fruktosa
terjadi hal yang sama yaitu terdapat lapisan berwarna bening dan ungu bening , dimana
seperti perlakuan di glukosa tadi, di tengahnya terdapat cincin berwarna ungu. Cincin
ungu inilah yang menunjukkan bahwa cairan menunjukkan adanya karbohidrat.
Selanjutnya yaitu percobaan reaksi benedic. Benedic terdiri dari campuran
Na2Co3+CUSO4+Natrium sitrat. Uji benedic bertujuan untuk mengetahui adanya gula
pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya
menjadi merah bata. Benedic reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran
gula pereduksi dalam suatu cairan. Perlakuan untuk glukosa saat ditambahkan reagen
warnanya berubah menjadi biru kemudia dipanaskan warna larutan menjadi merah bata
kecoklatan. Warna tersebut membuktikan bahwa terdapat banyak gula pada larutan
karena. Semakin gelap warna endapan maka semakin banyak gula dalam larutan tersebut.
Kemudian untuk perlakuan fruktosa juga sama namun pada fruktosa perubahan warna
ketika dipanaskan lebih cepat dari pada glukosa, dan warna pada larutannya juga merah
bata. Berdasarkan hasil pengaman di kedua larutan tersebut terdapat gula pereduksi
karena memberikan reaksi positif berupa warna merah bata.
Selanjutnya yaitu percobaan reaksi iodine. Uji iodine ini bertujuan utuk
mengidentifikasi polisakarida. Ketika amilum ditambahkan dengan HCl warna larutan
tetap bening, namun setelah di tambhkan dengan larutan iodine sebanyak 2 tetes. Warna
larutan berubah menjadi biru. Reaksi antara polisakarida dengan iodine akan membentuk
rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga
dapat berikatan dengan iodine. Sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida
dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan
dengan iodine. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru. Pati yang
berikatan dengan iodine akan menghasilkan warna biru. Dari hasil tersebut bahwa dalam
larutan terdapat polisakarida.
Terakhir yaitu percobaan untuk reaksi saliwanof. Dilakukan untuk mengetahui
adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif bila reaksi ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan menjadi warna merah atau merah bata. Dari kedua sampel hanya
sampel fruktosa yang bereaksi positif. Pada glukosa setelah reagen saliwanoff yang
berwarna kuning bening dicampur dengan larutan glukosa berubah warna menjadi kuning
bening. Setelah dipanaskan, larutan menjadi kuning bening. Sedangkan pada fruktosa
setelah reagen saliwanoff dicampur dengan larutan fruktosa, larutan berwarna kuning
bening, setelah dipanaskan larutan berubah menjadi merah bata. Dalam hal ini suatu
karbohidrat terdapat gugus keton pada larutan fruktosa.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Amilum dapat diisolasi daru ubi kayu dengan cara didekantasi dengan aquades dan
penambahan etanol 95%. Kadar amilum yang didapatkan dari 100 gram ubi kayu
adalah 14,52%.
2. Indenttifikasi karbohidrat berdasarkan dari reaksi-reaksi yang dilakukan. Pada reaksi
mollish adanya karbohidrat ditandai dengan adanya cicin ungu diantara 2 cairan,
konsentrasi asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula
untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan αnaftol untuk membentuk warna. Pada reaksi benedic dilakukan untuk menentukan
adanya gula pereduksi. Glukosa dan fruktosa menunjukkan hasil positif karena pada
keduanya terbentuknya endapan merah bata setelah dipanaskan. Pada reaksi iodine
dilakukan utuk mengidentifikasi polisakarida yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi warna biru. Pati yang berikatan dengan iodine akan menghasilkan warna biru.
Dari hasil tersebut bahwa dalam larutan terdapat polisakarida. Pada reaksi saliwanoff
dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif
ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi warna merah atau merah bata.
Dari kedua sampel hanya sampel fruktosa yang bereaksi positif terjadi perubahan
warna setelah dipanaskan mejadi merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausi, Waritsatul dan Enny Zulaika. Potensi Azotobacter Spp. Sebagai
Pendegradasi Karbohidrat. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.
Hayati, Nur dkk. 2014. Freperensi masyarakat terhadap makanan berbahan baku
sagu metroxilonsagu rottb sebagai alternative sumber karbohidrat di
kabupaten luwu utara Sulawesi selatan. Makasar: Penelitian Kehutanan
Makasar.
Murray, Robert K dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Nasution, Idawati dkk. 2014. Sebaran Karbohidrat pada Kelenjar Ludah Biawak
Air (Varanus salpator). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Ngili, Yohanis. 2013. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH
NAMA
: RIA HAPSARI
NIM : K1A014038
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
ACARA I
KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/ biji.
b. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 13 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah kelompoksenyawa yang mengandung unsure C,H, dan O.
senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil
dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil.
Karena itu, korbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton,
atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai
Sembilan atom karbon disebut monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida
akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung antara dua
buah monosakarida disebut ikatan giloksida. Dalam disakarida, terdapat satu ikatan
glikosida yang menghubungkan dua monosakarida. Adapun dalam trisakarida terdapat
dua ikatan glikosida yang menghubungkan tiga buah monosakarida (Ngili, 2013).
Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, senyawa ini memiliki
peran struktural dan metabolic yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disentetis dari
karbondioksida dan air melalui fotosintetis dan disimpan sebagai pati (kanji, starch) atau
digunakan untuk menyintetis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat menyintetis
karbohidrat dari asam amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan terutama berasal
dari tumbuhan. Glokosa adalah karbohidrat terpenting, kebanyakan karbohidrat dalam
makanan diserap kedalam aliran darah sebagi glukosa, dan gula lain akan diubah menjadi
glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar metabolic utama pada mamalia(kecuali
pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi janin (Murray dkk, 2006).
Biodegradasi karbohidrat semua isolate mampu mendegradasi amilum dan
selulosa kecuali isolat A8, dengan kemampuan biodegradasi tertinggi pada isolat A5
dengan Indeks Biodegradasi (IB) > 3,0. Isolat dapat menghidrolisis amilum karena
memiliki enzim amilase. Semakin besar IB yang terbentuk, semakin tinggi pula enzim
yang dihasilkan. Hidrolisis amilum menjadi glukosa dikatalisis oleh enzim endoamilase
yang memutus ikatan α-1,4 pada amilosa dan eksoamilase yang memotong ikatan α-1,4
dan ikatan α-1,6 pada amilopektin. Amilum dengan iodium (I2) akan membentuk
kompleks I2-amilum yang menyebabkan warna biru ungu pada media yang amilumnya
belum terhidrolisis. Sedangkan daerah yang amilumnya telah terhidrolisis tidak akan
terjadi ikatan antara I2 dengan amilum sehingga terbentuk zona bening di sekeliling
koloni (Firdausi, 2015).
Kelenjar saliva menghasilkan sekreta yang mengandung sebagian besar air,
elektrolit, kompleks protein dan karbohidrat. Musin yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
berfungsi untuk melumasi, melindungi mukosa mulut dari kerusakan mekanik,
melindungi infeksi bakteri dan virus, dan membersihkan polutan yang berasal dari
lingkungan luar yang ikut masuk bersama makanan. Kandungan karbohidrat pada
kelenjar saliva dapat berbeda, tergantung pada perbedaan jenis dan pola makan masingmasing hewan. Kelenjar saliva pada hewan dengan pola makan langsung menelan
makanannya tanpa dikunyah terlebih dahulu mengandung lebih banyak mukus untuk
melumasi makanannya sehingga mudah ditelan (Nasution, 2014).
Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat dan bahan dasar dalam
pembuatan makanan tradisional di Sulawesi Selatan misalnya kapurung, dange, bagea,
sinole, cendol dan lain-lain. Apabila sagu dikembangkan akan menjadi salah satu sumber
pangan alternatif yang dapat meringankan masalah ketahanan pangan nasional. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
masyarakat untuk menggunakan sagu sebagai alternatif sumber karbohidrat. Pengambilan
sampel menggunakan metode purposif secara random sampling terhadap konsumen sagu
yang ditemui pada saat penelitian. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan masyarakat dalam menggunakan sagu sebagai alternatif sumber karbohidrat di
Sulawesi Selatan digunakan Analisis Regresi Logistik (Hayati, 2014).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Blender
b. Corong Buchner
c. Filter flask
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 600 mL
f. Gelas ukur 100 mL
g. Kain penyaring
h. Kertas Whatmann
i. Penjepit kayu
j. Pipet tetes
k. Pipet volume 2 mL
l. Pisau
m. Pompa vakum
n. Rak tabung reaksi
o. Rubber bulb
p. Spatula
q. Tabung reaksi
r. Timbangan analitik
s. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)(l)
b. Etanol 95%(l)
c. H2SO4 pekat (l)
d. Indikator amilum 1 %
e. Larutan alfa naftol 10%
f. Larutan fruktosa 1%
g. Larutan glukosa 1%
h. Larutan HCl encer
i. Larutan iodine
j. Reagen benedict
k. Reagent saliwanoff
l. Ubi kayu
D. SKEMA KERJA
1. Isolasi amilum dari umbi-umbian
Ubi kayu (singkong)
-
Dikupas ditimbang 100 gram
-
Ditambah air 200 mL
-
Diblender
Ubi kayu yang telah halus
-
Endapan
Residu disaring dengan kain kasa
Filtrat
Endapan
-
Filtrat
Ditampung
-
Diendapkan 20 menit
-
Didekantasi
Filtrat
Ditambahkan 200 mL, diamkan
Didekantasi
Endapan
-
-
Filtrat
Ditambahkan 100 mL Etanol 95%
Dikocok
Disaring dengan kertas saring
Pati basah
Hasil
Dikeringkan
Ditimbang
2. Uji kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Mollish
Tabung reaksi
-
2 mL larutan glukosa
2 tetes larutan 10% alfa naftol
Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung
(perlahan)
Hasil
(Adanya cincin ungu pada bidang batas 2
cairan menunjukkan adanya karbohidrat)
Tabung reaksi
-
2 mL larutan fruktosa
2 tetes larutan 10% alfa naftol
Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung
(perlahan)
Hasil
b. Reaksi Benedict
Tabung reaksi
-
2 mL larutan glukosa 1%
5 mL reagen benedict
Δ
Hasil
Tabung reaksi
Hasil
2 mL larutan fruktosa 1%
5 mL reagen benedict
Δ
c. Reaksi iodine
Tabung reaksi
-
1 mL larutan amilum 1%
HCl encer beberapa tetes
2 tetes larutan iodine
Hasil
d. Reaksi Saliwanoff
Tabung reaksi
-
2 mL reagen saliwanoff
2 tetes larutan glukosa
Δ dalam penangas air (1 menit)
Hasil
Tabung reaksi
-
2 mL reagen saliwanoff
2 tetes larutan fruktosa
Δ dalam penangas air (1 menit)
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi atau Biji-bijian
No
1
2
3
Perlakuan
Ubi kayu dikupas, dipotong kecil-
Hasil
Warna ubi kayu = putih
kecil, ditimbang sebanyak 100
Massa ubi kayu = 100 gram
gram
100 gram ubi kayu + 200 ml
Warna aquades = bening
aquades lalu diblender sampai
Terbentuk larutan kental seperti bubur
halus
Larutan disaring dengan kain
berwarna kuning muda
Terbentuk filtrate dan endapan filtrate
penyaring
berwarna putoh susu dan endapannya
berwarna kuning muda tertahan pada
4
Filtrat diendapkan 20 menit
kain penyaring
Terdapat 2 lapisan filtratdengan endapan
kemudian didekantasi
mulai terpisah, terbentuk endapan
berwarna putih dengan filtrate berwarna
Endapan + 200 ml aquades,
kuning
Larutan berwarna putih keruhdan
diendapkan 20 menit kemudian
terbentuk endapan putih pada dasar gelas
6
didekantasi
Endapan + 100 ml etanol 95%
kimia
Warna awal etanol = bening
7
Larutan campuran disaring dengan
Warna larutan campuran = putih keruh
Filtrat berwarna bening
buchner dan dikeringkan dengan
Pati berwarna putih dengan tekstur yang
pompa vakum
Pati kering kemudian ditimbang
halus
Berat kertas whatsmann kosong = 0,63
5
8
gram
Berat kertas whatsmann + pati = 15,15
gram
Berat pati = 14,52 gram
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Uji Reaksi Mollisch
No
1
Glukosa
Perlakuan
2 ml larutan glukosa 1% + 2 tetes
Hasil
Warna awal glukosa = bening
larutan α-naftol 10%
Warna awal α-naftol = coklat tua
Warna campuran = bening terdapat
2
+ 2 ml larutan H2SO4 pekat secara
butiran ungu mengapung di atas larutan
Tabung reaksi terasa panas
perlahan-lahan melalui tabung
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
reaksi
berwarna bening, lapisan tengah
terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah
berwarna bening kekuningan
-
Fruktosa
No
1
Perlakuan
2 ml larutan fruktosa 1% + 2 tetes
Hasil
Warna awal fruktosa = bening
larutan α-naftol 10%
kekuningan
Warna awal α-naftol = coklat tua
Warna campuran = bening terdapat
2
+ 2 ml larutan H2SO4 pekat secara
butiran ungu mengapung di atas larutan
Tabung reaksi terasa panas
perlahan-lahan melalui tabung
Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
reaksi
berwarna bening, lapisan tengah
terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah
berwarna ungu bening
b. Uji Reaksi Benedict
No
1
2
Glukosa
Perlakuan
2 ml larutan glukosa 1% + 5 ml
Hasil
Warna awal glukosa = bening
reagen benedict
Warna awal reagen benedict = biru
Δ dalam penangas air
Warna campuran = biru
Terbentuk larutan dan endapan merah
bata gelap dengan waktu yang lama
No
1
Fruktosa
Perlakuan
2 ml larutan fruktosa 1% + 5 ml
Hasil
Warna awal fruktosa = bening
reagen benedict
kekuningan
Warna awal reagen benedict = biru
2
Δ dalam penangas air
Warna campuran = biru
Terbentuk larutan dan endapan merah
bata dengan waktu yang lebih cepat dari
glukosa
c. Uji Iodine
No
1
Perlakuan
Hasil
1 ml larutan amilum 2% + beberapa Warna awal amilum = bening keruh
tetes HCl encer
Warna awal HCl = bening
2
Warna campuran = bening
Warna awal iodine = bening kekuningan
+ 2 tetes larutan iodine
Warna campuran = biru keunguan
d. Reaksi Saliwanoff
No
1
Glukosa
Perlakuan
2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes
Hasil
Warna awal reagen saliwanoff = bening
larutan glukosa 1%
kekuningan
Warna awal glukosa = bening
2
Warna campuran = kuning bening
Larutan tetap berwarna kuning bening
Δ dalam penangas air
-
No
1
Fruktosa
Perlakuan
2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes
Hasil
Warna awal reagen saliwanoff = kuning
larutan fruktosa 1%
bening
Warna awal fruktosa = kuning
2
Warna campuran = kuning bening
Terbentuk larutan berwarna merah bata
Δ dalam penangas air
F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Kadar amilum dalam 100 gram singkong
massa amilum kering
% amilum=
× 100 %
massa singkong
14,52
= 100 ×100 %
= 14,52 %
2. Persamaan reaksi
a. Reaksi Molisch
OH OH OH H
CH2OH C
H
C
H
C
H
C
H
O
+ H2SO4
C
O
O
+
OH
furfural
pentosa
alfa naftol
OH OH OH H
CH2OH C
H
C
H
C
H
H
C
O
+ H2SO4
H3C
O
C
5-hidroksi furfural
O
+
OH
O
SO3H
O
H3C
OH
cincin ungu yang terbentuk
b. Reaksi Benedict
O
R C OH
OH
+ Cu
2+
R CH2
+
CuO
merah bata
c. Reaksi Iodine
Iodine
+
Amilum
Kompleks Iodin Amilum
d. Reaksi Saliwanoff
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai karbohidrat, yang bertujuan
untuk mengetahitung cara isolasi amilum dari umbi atau biji-bijian dan melakukan
identifikasi (monosakarida, disakarida, dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan
perubahan warnanya. Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat
pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin.
Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami hidrolisis.
Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidrolisis pati. Pada suhu tinggi pati
dapat mengalami pemecahan-pemecahan menjadi senyawa sederhana seperti glukosa,
maltose dan dekstrin. Selain pada suhu tinggi, hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
asam (H2SO4) maupun dengan basa (NaOH). Komponen karbohidrat lainnya yaitu
sukrosa juga mengalami hidrolisis pada kadar air rendah. Hidrolisis pati juga dapat
dipengaruhi olek pH. Konfigurasi anomerik dan ukuran cincin glukosil. Glikosidis lebih
mudah terhidrolisis pada kondisi asam daripada kondisi basa dan cenderung stabil.
Karbohidrat cenderung tidak stabil pada suasana asam, khususnya pada suhu tinggi.
Perbedaan nilai anomerik hidrolisis β-D-glikosidis adalah lebih kecil dari pada α-Danomer, perbedaan ini disebabkan variasi structural dan perbedaan pada derajat gabungan
antara oligo dan polisakarida. Cincin furanosa jauh lebih mudah dihidrolisis dari pada
cincin firanosa, walaupun hidrolisa firanosa adalah gabungan molekul, hidrolisis furanosa
dianggap sebagai bimolekuler karena entripi negatifnya diaktifkan.
Percobaan pertama yaitu isolasi amilum dari umbi-umbian. Amilum atau pati
adalah polisakarida dengan susunan yang kompleks. Pada umbi-umbian atau biji-bijian
pati ini merupakan energy simpanan. Dari hasil pengamatan setelah dilakukan pencucian
terakhir dengan menggunakan etanol 95% dan disaring dengan kertas saring dikeringkan
kemudian ditimbang diketahui berat kertas saring yaitu 0,63 gram, kemudian ditimbang
dengan amilumnya beratnya menjadi 15,15 jadi diperoleh berat amilum saja sebesar
14,52 gram, sehingga jika kita melakukan perhitungan kadar amilum dalam 100 gram ubi
kayu, maka diperoleh kadar amilum sebesar 14,52%.
Percobaan kedua yaitu uji kualitatif karbohidrat. Uji kualitatif karbohidrat ini
bertujuan untuk mengetahui komponen penyususn suatu senyawa atau adanya suatu
karbohidrat. Uji kualitatif yang dilakukan pada percobaan ini meliputi reaksi mollisch,
reaksi benedic, dan reaksi saliwanoff.
Pertama yaitu percobaan untuk reaksi mollisch merupakan suatu percobaan
untuk mengetahui adanya karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan
cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa naftol dan H 2SO4. Konsentrasi
asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa naftol untuk
membentuk produk berwarna, dimana terlihat pada pengamatan terbentuk lapisan warna
bening dan putih keruh serta terdapat cincin ungu diantara lapisan tersebut. Hal tersebut
ditunjukkan untuk perlakuan glukosa, sedangkan untuk perlakuan terhadap fruktosa
terjadi hal yang sama yaitu terdapat lapisan berwarna bening dan ungu bening , dimana
seperti perlakuan di glukosa tadi, di tengahnya terdapat cincin berwarna ungu. Cincin
ungu inilah yang menunjukkan bahwa cairan menunjukkan adanya karbohidrat.
Selanjutnya yaitu percobaan reaksi benedic. Benedic terdiri dari campuran
Na2Co3+CUSO4+Natrium sitrat. Uji benedic bertujuan untuk mengetahui adanya gula
pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya
menjadi merah bata. Benedic reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran
gula pereduksi dalam suatu cairan. Perlakuan untuk glukosa saat ditambahkan reagen
warnanya berubah menjadi biru kemudia dipanaskan warna larutan menjadi merah bata
kecoklatan. Warna tersebut membuktikan bahwa terdapat banyak gula pada larutan
karena. Semakin gelap warna endapan maka semakin banyak gula dalam larutan tersebut.
Kemudian untuk perlakuan fruktosa juga sama namun pada fruktosa perubahan warna
ketika dipanaskan lebih cepat dari pada glukosa, dan warna pada larutannya juga merah
bata. Berdasarkan hasil pengaman di kedua larutan tersebut terdapat gula pereduksi
karena memberikan reaksi positif berupa warna merah bata.
Selanjutnya yaitu percobaan reaksi iodine. Uji iodine ini bertujuan utuk
mengidentifikasi polisakarida. Ketika amilum ditambahkan dengan HCl warna larutan
tetap bening, namun setelah di tambhkan dengan larutan iodine sebanyak 2 tetes. Warna
larutan berubah menjadi biru. Reaksi antara polisakarida dengan iodine akan membentuk
rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga
dapat berikatan dengan iodine. Sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida
dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan
dengan iodine. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru. Pati yang
berikatan dengan iodine akan menghasilkan warna biru. Dari hasil tersebut bahwa dalam
larutan terdapat polisakarida.
Terakhir yaitu percobaan untuk reaksi saliwanof. Dilakukan untuk mengetahui
adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif bila reaksi ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan menjadi warna merah atau merah bata. Dari kedua sampel hanya
sampel fruktosa yang bereaksi positif. Pada glukosa setelah reagen saliwanoff yang
berwarna kuning bening dicampur dengan larutan glukosa berubah warna menjadi kuning
bening. Setelah dipanaskan, larutan menjadi kuning bening. Sedangkan pada fruktosa
setelah reagen saliwanoff dicampur dengan larutan fruktosa, larutan berwarna kuning
bening, setelah dipanaskan larutan berubah menjadi merah bata. Dalam hal ini suatu
karbohidrat terdapat gugus keton pada larutan fruktosa.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Amilum dapat diisolasi daru ubi kayu dengan cara didekantasi dengan aquades dan
penambahan etanol 95%. Kadar amilum yang didapatkan dari 100 gram ubi kayu
adalah 14,52%.
2. Indenttifikasi karbohidrat berdasarkan dari reaksi-reaksi yang dilakukan. Pada reaksi
mollish adanya karbohidrat ditandai dengan adanya cicin ungu diantara 2 cairan,
konsentrasi asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula
untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan αnaftol untuk membentuk warna. Pada reaksi benedic dilakukan untuk menentukan
adanya gula pereduksi. Glukosa dan fruktosa menunjukkan hasil positif karena pada
keduanya terbentuknya endapan merah bata setelah dipanaskan. Pada reaksi iodine
dilakukan utuk mengidentifikasi polisakarida yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi warna biru. Pati yang berikatan dengan iodine akan menghasilkan warna biru.
Dari hasil tersebut bahwa dalam larutan terdapat polisakarida. Pada reaksi saliwanoff
dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif
ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi warna merah atau merah bata.
Dari kedua sampel hanya sampel fruktosa yang bereaksi positif terjadi perubahan
warna setelah dipanaskan mejadi merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausi, Waritsatul dan Enny Zulaika. Potensi Azotobacter Spp. Sebagai
Pendegradasi Karbohidrat. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.
Hayati, Nur dkk. 2014. Freperensi masyarakat terhadap makanan berbahan baku
sagu metroxilonsagu rottb sebagai alternative sumber karbohidrat di
kabupaten luwu utara Sulawesi selatan. Makasar: Penelitian Kehutanan
Makasar.
Murray, Robert K dkk. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Nasution, Idawati dkk. 2014. Sebaran Karbohidrat pada Kelenjar Ludah Biawak
Air (Varanus salpator). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Ngili, Yohanis. 2013. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.