MODUL SEJARAH INDONESIA KD 3.1 PERJUANGA

SMK TELKOM MALANG
Disusun Oleh
: Ana Wahyuning Sholikhatin, S. Pd

KELAS
XII
GASAL

1

RENCANA PROGRAM SEMESTER
MATA PELAJARAN
NAMA GURU
KELAS
STANDART KOMPETENSI
LULUSAN

KOMPETENSI INTI

:
:

:
:

SEJARAH INDONESIA
KODE GURU: 20
ANA WAHYUNING S, S.Pd
XII/ TKJ & RPL
3. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab, serta dampak fenomena dan kejadian.
4. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab, serta dampak fenomena dan kejadian.
: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang

kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

JUMLAH PERTEMUAN DALAM 1 SEMESTER : 17 KALI TATAP MUKA
SELAMA PRAKERIN 2 BULAN AKAN DIBERIKAN MODUL SELAMA DUA KALI SEHINGGA KERJAKAN UJI
KOMPETENSI DAN TUGAS PROYEK PADA MODUL SEBAGAI PENGGANTI MATERI DAN TUGAS.
KD 3.1 + 4.1
KD 3.2 + 4.2
Ada 6 pasang KD = 6 kali Ulangan KD
KD 3.3 + 4.3
KD 3.4 + 4.4
Nilai Pengetahuan UKD total (memiliki botot 2), UTS (bobot 1), UAS (bobot 1)
KD 3.5 + 4.5
Nilai Keterampilan Proses (bobot 1), Proyek (bobot 2), (produk bobot 1)
KD 3.6 + 4.6

NRpengetahuan = (UKD total x 2)+(UTSx1)+(UASx1)/4

NRketerampilan = (Proses x1)+(Proyekx2)+(Produkx1)/4
DAFTAR REFERENSI :
Buku:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Sejarah Indonesia untuk kelas XIISMA/SMK/MA. Jakarta: Kemdikbud
Ricklefs, MC. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta
Effendy, Muhadjir. 2008. Profesionalisme Militer: Profesionalisasi TNI. Malang: UMM Press
AYani, Amelia. 2007. Achmad Yani Tumbal Revolusi. Yogyakarta: Galangpress
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah Nasional dan umum 3. Jakarta: Erlangga
Online:
https://www.youtube.com/watch?v=7__NmUsTgBI 28/07/2016 06.05 WIB
https://www.youtube.com/watch?v=aHisIv8jxAQ 28/07/2016 06.05 WIB
http://www.materikelas.com/2015/08/tokoh-yang-berjuang-mempertahankan.html

2

KILAS SEJARAH:
Semangat nasionalisme Indonesia dalam wujud rasa persatuan Indonesia sudah berlangsung sejak adanya
kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Majapahit. Tapi hal itu memudar seiring dengan berjalannya waktu, usai
kemerdekaan Indonesia semakin banyak pihak yang ingin mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri,
sehingga mengancam disintegrasi bangsa antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, ANDI AZIS, RMS, PRRI,

Permesta, G30S/PKI. Sebenarnya apa penyebab terjadinya pemberontakan tersebut? Bagaimana pula proses
terjadinya serta akibatnya bagi bangsa Indonesia? Bagaimana peran tokoh nasional dan daerah dalam
mempertahankan keutuhan NKRI?

PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA
A. BERBAGAI PERGOLAKAN DALAM NEGERI 1948-1965
1. PERISTIWA KONFLIK DAN PERGOLAKAN YANG BERKAITAN DENGAN IDEOLOGI
a. Pemberontakan PKI Madiun
PKI bukanlah partai baru melainkan sudah ada sejak zaman pergerakan nasional sebelum
dibekukan oleh pemerintahan Hindia Belanda akibat memberontak tahun 1926. PKI mulai dari
zaman kemerdekaan hingga 1948 masih mendukung pemerintah yang kebetulan dikuasai oleh
golongan kiri. Ketika golongan kiri mulai terlempar dari pemerintahan maka PKI menjadi partai
oposisi dan bergabung dengan FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang didirikan oleh Amir Syarifuddin
awal Februari 1948. Kemudian September 1948 PKI dipimpin oleh Muso. Ia membawa PKI ke dalam
pemberontakan bersenjata yang dicetuskan di Madiun pada tanggal 18 September 1948.
Mengapa PKI memberontak? Alasan utamanya bersifat ideologis, yaitu memiliki cita-cita ingin
menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya
diplomasi dengan Muso, bahkan sampai mengikutsertakan tokoh kiri yaitu Tan Malaka untuk
meredam grakan ofensif Muso. Namun kondisi sudah terlanjur panas sehingga pada pertengahan
September 1948 terjadi pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersejata yang memihak PKI dengan

TNI mulai meletus. PKI dan kelompok pendukungnya kemudian memusatkan diri di Madiun. Muso
memproklamirkan “Republik Soviyet Indonesia” pada tanggal 18 September 1948. Setelah berhasil
menguasai Madiun, para pemberontak akhirnya melakukan penyiksaan dan pembunuhan secara
besar-besaran. Pejabat pemerintah, perwira tinggi TNI dan polisi, pemimpin parta, para ulama, dan
tokoh-tokoh masyarakat banyak yang menjadi korban keganasan PKI. Hingga akhirnya kekejaman
PKI itu membuat marah rakyat Indonesia dan berniat bekerjasama dengan pemerintah untuk
menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PKI.
Divisi Siliwangi berhasil menumpas dan memukul mundur pemberontakan pada tanggal 30
September 1948, kemudian Muso tewas tertembak, kemudian Amir Syarifudin tertangkap di hutan
Ngrambe Grobongan, daerah Purwodadi lalu dihukum mati. Akhirnya pemberontakan PKI Madiun
dapat dipadamkan meskipun banyak yang menimbulkan korban dan melemahkan kekuatan
pertahanan RI.

Foto: Musso Pemimpin pemberontakan PKI Madiun 1948 (kiri), Amir Syarifudin Ketua FDR
(kanan).

3

UJI KOMPETENSI
1. Tragedi dan konflik sering terjadi di Indonesia. Belajar dari tragedi nasional dan konflik

internal yang dapat mengancam disintegrasi bangsa Indonesia pada materi bab ini.
a. Mengapa sering muncul gerakan separatisme dan pemberontakan di Indonesia?
b. Apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan rakyat untuk mengatasi gerakan
separatisme?
c. Bagaimana sikap dan pendapat pribadi Anda mengenai tragedi nasional dan konflik internal
yang pernah terjadi di Indonesia?
2. Jelaskan mengapa konsep negara komunis menjadi tujuan pemberontakan Musso di
Madiun 1948!

b. DI/TII (Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia)
Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari
sebuah gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo. Dahulu dikenal sebagai salah
seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Perjanjian Renville yang membuka peluang
bagi Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam. Salah
satu keputusan Perjanjian Renville adalah harus pindahnya pasukan RI dari daerah yang diklaim dan
diduduki Belanda ke daerah yang dikuasai RI. Begitu juga Divisi Siliwangi sebagai pasukan resmi RI
dipindahkan ke Jawa Tengah karena Jawa Barat dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda.
Parahnya lagi laksar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada di bawah pengaruh
Kartosuwiryo tidak bersedia pindah dan malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
Kekosongan kekuasaan RI di Jawa Barat segera dimanfaatkan oleh Kartosuwiryo meski awalnya dia

memimpin perjuangan melawan Belanda dalam rangka menunjang perjuangan untuk merealisasikan
cita-citanya.
Pasca membentuk Darul Islam (negara Islam) sekitar bulan Agustus 1949, muncul persoalan
yang serius yaitu Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, Kartosuwiryo tidak mau mengakui
pemerintahan RI melainkan bergabung dengan DI/TII. Hal ini sangat tegas bahwa Kartosuwiryo tidak
mengakui pemerintahan RI di Jawa Barat. Sehingga pemerintahpun bersikap tegas yaitu dengan
cara melakukan operasi militer 1959.
1. DI/ TII Aceh Darussalam
Gerombolan DI/TII juga melakukan pemeberontakan di Aceh yang
dipimpin oleh Teuku Daud Beureuh, timbul disebabkan rasa kecewa Daud
Beureuh status Aceh pada 1950 diturunkan dari daerah istimewa menjadi
karisidenan di bawah Provinsi Sumatera utara. Tanggal 21 September 1953 Daud
Beureuh menjabat sebagai gubernur militer menyatakan Aceh merupakan bagian
dari Negara Islam Indonesia langsung di bawah pimpinan Kartosuwiryo. Solusi
untuk menumpas pemberontakan DI/ TII di Aceh pasukan melakukan operasi
militer. Pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh, mendapat dukungan dari tokoh masyarakat Aceh
Foto: Daud Beureuh
sehingga DI/ TII mampu dipadamkan.
2. DI/ TII Jawa Barat

Pada tanggal 7 Agustus 1949 di Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat), Kartosuwiryo
memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia. Gerakannya dinamakan sebagai Darul Islam
dan memiliki tentara bernama TII (Tentara Islam Indonesia). Usaha untuk menumpas
pemberontakan DI/TII ini memerlukan waktu yang lama disebabkan oleh beberapa faktor:

4

a. Medannya berupa daerah pegunungan sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII untuk
bergerilya.
b. Pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak dengan
leluasa di kalangan rakyat.
c. Pasukan DI/TII mendapat bantuan dari beberapa
orang Belanda, antara lain pemilik perkebunan dan
para pendukung negara Pasundan.
d. Suasana politik yang tidak stabil dan sikap beberapa
kalangan partai politik telah mempersulit usaha
pemilihan keamanan.
Dalam menghadapi aksi Di/TII pemerintah
mengerahkan pasukan TNI untuk menumpas
pemberontakan ini. Pada tahun 1960 pasukan Siliwangi

bersama rakyat melakukan operasi “Pagar Betis” dan
Foto: Kartosuwiryo menjelang dieksekusi mati
operasi “ Bharatayudha” di gunung Geber daerah
majalaya Jawa Barat. Kemudian kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Agung
sehingga pemberontakan DI/TII Jabar dapat di tumpas.
3. DI/ TII Jawa Tengah
Wilayah Jawa Tengah awal kasusnya disebabkan
adanya persetujuan Renville daerah Pekalongan-BrebesTegal ditinggalkan TNI dan aparat pemerintahan. Hingga
akhirnya terjadi kekosongan di wilayah tersebut kemudian
memicu Amir Fatah dan pasukan Hizbullah yang menolak
TNI untuk mengambil alih, pada saat pasukan TNI kembali ke
wilayah tersebut setelah Belanda melakukan agresi militer II,
fakta sebenarnya TNI dan Amir Fatah telah sepakat bahkan
Amir Fatah diberikan mandat sebagai koordinator pasukan
daerah operasi Tegal dan Brebes. Namun masih sering
terjadi ketegangan antara pasukan Amir Fatah dan TNI
hingga akhirnya Amir Fatah berubah pikiran setelah utusan
Kartosuwiryo menemuinya dan mengangkat sebagai
panglima TII Jawa Tengah. Bahkan Amir terlibat dalam
peristiwa proklamasi berdirinya Negara Islam di Jawa Tengah. Usaha TNI untuk menumpas

pemberontakan menggunakan operasi kilat “Gerakan Banteng Negara” (GBN) dipimpin Letnan
Kolonel Sabrini yang kemudian digantikan Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan
Kolonel A. Yani. Gerakan operasi ini dilakukan oleh Pasukan “ Banteng Riders”. Sementara itu di
daerah Kebumen muncul pemberontakan bagian dari Di/TII dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz
Abdurrahman yang dikenal sebagai Romo Pusat atau Kyai Sumolangu. Usaha untuk menumpas
pemberontakan ini yaitu dengan cara “ Operasi Merdeka Timur” dipimpin oleh Letkol Soeharto dan
Komandan Brigade Pragolo.
4. DI/ TII Kalimantan Selatan
Timbulnya pemberontakan di Kalimantan selatan bisa ditelusuri saat ALRI (Angkatan Laut
Republik Indonesia)Divisi IV menjadi pasukan utama Indonesia dalam menghadapi Belanda di
Kalimantan Selatan, kemudian tumbuh menjadi tentara yang sangat kuat. Namn ada permasalah
yaitu penataan ketentaraan di Kalimantan Selatan ini dilakukan oleh pemerintahan pusat di Jawa,
sehingga hal ini menyebabkan tidak sedikit orang yang merasa kecewa karena diantara mereka
harus ada yang didemobilisasi atau mendapatkan posisi yang tidak sesuai dengan keinginan mereka,
penangkapan-penangkapan terhadap mantan anggota ALRI Divisi IV terjadi, Salah satu alasannya
Foto Ibnu Hajar

5

adalah karena diantara mereka ada yang mencoba

menghasut mantan anggota ALRI yang lain untuk
memberontak.
Pembelot tersebut diantaranya adalah Ibnu
Hajar, memiliki watak yang keras dengan cepat dia
berhasil mengumpulkan pengikut, terutama di
kalangan anggota ALRI Divisi IV yang merasa
kecewa dengan pemerintahan. Ibnu Hajar
bergabung dengan Kartosuwiryo kemudan
dijadikan Panglima TII Kalimantan. DI/TII di
Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar, para pemberontak awalnya membuat kekacauan
dengan cara menyerang pos-pos kesatuan TNI. Solusi untuk menghadapi gerombolan pemberontak
tersebut yaitu dengan cara memberikan kesempatan untuk menyerah dan akan diterima menjadi
anggota TNI. Ibnu Hajar punmenyerah, namun setelah menyerah lalu melarikan diri dan melakukan
pemberontakan lagi, hingga selanjutnya pemerintah mengerahkan pasukan TNI untuk
menangkapnya. Kondisi akhirnya Ibnu Hajar menyerah 1963 dan berharap mendapat pengampunan
namun dari pengadilan militer menjatuhi hukuman mati.
5. DI/ TII Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII terjadi di Sulawesi
Selatan yang dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pada
awalnya pemberontakan ini lebih disebabkan akibat
ketidakpuasan para bekas pejuang gerilya
kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah dalam
membentuk Tentara Republik dan demobilisasi yang
dilakukan di Sulawesi Selatan. Namun beberapa tahun
kemudian pemberontakan malah beralih dengan
bergabungnya mereka ke dalam DI/ TII Kartosuwiryo.
Tokoh Kahar Muzakar sendiri pada masa perang
kemerdekaan pernah berjuang di Jawa bahkan menjadi
komandan Komando Grup Selawesi Selatan (KGSS)
Foto: Kahar Muzakar
yang bermarkas di Yogyakarta. Setelah pengakuan
kedaulatan 1949 ia lalu ditugaskan ke daerah asalnya untuk membantu menyelesaikan persoalan
tentang KGSS. KGSS dibentuk sewaktu perang kemerdekaan dan berkekuatan 16 batalyon atau
satu divisi. Pemerintah ingin agar kesatuan ini dibubarkan lebih dahulu untuk kemudian dilakukan reorganisasi tentara kembali. Kahar Muzakar diangkat oleh Panglima Tentara Indonesia Timur menjadi
koordinator KGSS agar mudah menyelesaikan persoalan. Namun Kahar Muzakar malah menuntut
pada Panglima agar KGSS bukan dibubarkan melainkan minta kepada seluruh Panglima KGSS
dijadikan tentara dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan ditolak karena pemerintah memiliki
kebijakan hanya akan menerima anggota KGSS yang memenuhi syarat sebagai tentara dan lulus
seleksi.
Kahar Muzakar melakukan pemberontakan dan menyatakan diri sebagai bagian Negara Islam
Indonesia pada tahun 7 Agustus 1953. Solusi untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh
kahar Muzakar yaitu dengan cara operasi milter, pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil
ditangkap dan ditembak mati.

UJI KOMPETENSI 2
1. Apa yang melatarbelakangi munculnya gerakan DI/TII Jawa Barat?
2. Apa pendapatmu mengenai pemberontakan yang dilakukan DI/TII ini benar atau salah?
Jika benar berikan alasannya jika salah jangan lupa bubuhi alasannya juga?
3. Jelaskan perbedaan latar belakang terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
dengan DI/TII di Aceh!

6

c. Siapa Dalang G30S/PKI? Berikut ada 6 Teori mengenai peristiwa Kudeta G30S/PKI tahun
1965
1. G30S merupakan persoalan internal Angkatan Darat (AD)
Teori ini dikemukan Ben Anderson, W.F Weterheim, dan Coen Hostapel bahwa peristiwa
yang timbul akibat adanya persoalan dalam tubuh AD sendiri. Dengan dasar pada pernyataan
pemimpin Gerakan Letkol Untung menyatakan bahwa para pemimpin AD hidup bermewahmewahan dan memperkaya diri hingga mencemarkan nama baik AD. Pendapat seperti ini
sebenarnya berlawanan dengan kenyataan yang ada. Jenderal Nasution misalnya, Panglima
Bersenjata ini justru hidupnya sederhana.
2. Dalang G30S/PKI adalah Dinas Intelejen Amerika Serikat (CIA)
Teori ini dikemukakan oleh Peter Dale Scott atau Geoffrey Robinson, menurut teori ini AS
khawatir Indonesia jatuh ke tangan komunis. PKI saat itu memang sangat kuat pengaruhnya di
Indonesia. Kemudian CIA bekerjasama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk
memprovokasi PKI agar melakukan gerakan kudeta. Setelah itu, ganti PKI yang dihancurkan.
Tujuan akhir skenario CIA ini adalah menjatuhkan kekuasaan Soekarno.
3. G30S/PKI merupakan pertemuan antara kepentingan Inggris-AS.
Menurut teori G30S adalah titik temu antara keinginan Inggris yang ingin sikap konfrontatif
Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno, dengan
keinginan AS agar Indonesia terbebas dari Komunis. Soekarno memang tengah gencar
menyerang Malaysia yang dikatakannya sebagai negara boneka Inggris. Teori ini dikemukakan
oleh Greg Poulgrain.
4. Soekarno adalah dalang Gerakan 30S/PKI
Teori ini dikemukakan oleh Anthony Dake dan John Hughes menyatakan bahwa Soekarno
berkeinginan melenyapkan kekuatan oposisi terhadap dirinya, yang berasal dari sebagian
perwira tinggi AD. Karena PKI dekat dengan Soekarno, partai ini terseret. Dasar teori ini yaitu
kesaksian Shri Biju Patnaik pilot asal India yang menjadi sahabat banyak Pejabat Indonesia sejak
masa revolusi. Kemudian mengatakan bahwa 30 September 1965 tengah malam Seokarno
memintanya untuk meninggalkan Jakarta sebelum subuh. Menurut Patnaik Soekarno
berkata:”sesudah itu saya akan menutup lapangan terbang” Di sini Soekarno seakan tahu bahwa
akan ada “peristiwa besar” esok harinya. Namun teori ini dilemahkan antara lain dengan tindakan
Soekarno yang ternyata kemudian menolak mendukung G30S/PKI. Bahkan pada 6 Oktober 1965
dalam sidang Kabinet Dwikora Soekarno mengutuk peristiwa tersebut.
5. Tidak ada pemeran tunggal dan skenario besar dalam peristiwa G30S/PKI (teori chaos).
Teori ini dikemukakan oleh John D. Legge yang menyatakan bahwa tidak ada dalang tunggal
dan tidak ada skenario besar dalam G30S/PKI. Kejadian ini hanya merupakan hasil dari
perpaduan antara, seperti yang disebut Soekarno: “unsur-unsur Nekolim (negara Barat),
pimpinan PKI yang keblinger serta oknum ABRI yang tidak benar”. Semua pecah dalam
improvisasi di lapangan.
6. Dalang G30S/PKI adalah PKI
Teori ini membahas bahwa tokoh PKI adalah penanggungjawab peristiwa kudeta, dengan
cara, memperalat unsur-unsur tentara. Dasarnya adalah serangkaian kejadian dan aksi yang
telah dilancarkan PKI antara tahun 1959-1965. Dasar lainnya adalah bahwa setelah G30S
beberapa perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri CC PKI
sempat terjadi di Blitar Selatan, Grobongan dan Klaten. Teori yang dikemukakan antara lain oleh
7

Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh ini merupakan teori yang paling umum didengar
mengenai kudeta tanggal 30 September 1965.
Namun terlepas dari teori mana yang benar mengenai peristiwa G30S, yang pasti sejak
Demokrasi Terpimpin secara resmi dimulai pada tahun 1959, Indonesia memang diwarnai dengan
figur Soekarno yang menampilkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Indonesia. Dia juga menjadi
kekuatan penengah diantara dua kelompok politik besar yang saling bersaing dan terkurung dalam
pertentangan yang tidak terddamaikan saat itu : AD dengan PKI.
A. Latar belakang Munculnya G30S/PKI 1965
Sejak terpilih menjadi Ketua PKI 1951, Dipa Nusantara Aidit dengan cepat membangun
kembali PKI yang porak-poranda akibat kegagalan pemberontakan tahun 1948. Berikut latar
belakang adanya peristiwa G30S/PKI:
1. PKI pernah melakukan pemberontakan di Madiun 1948 namun gagal. Sejak tahun 1950 PKI
muncul lagi dan ikut dalam kehidupan partai politik.
2. DN Aidit dengan cepat membangun PKI, sehingga pada Pemilu 1955 PKI menjadi salah satu
partai tersebesar di Indonesia.
3. Kondisi sosial politik RI pada masa Demokrasi Terpimpin memberi peluang kepada PKI untuk
memperkuat pengaruhnya. Adanya pemberlakuan doktrin Nasakom turut mempertinggi
kedudukan PKI dalam pencaturan politik yang hanya diimbangi oleh Angkatan Darat.
4. Pengaruh PKI ternyata berkembang juga di kalangan seniman, wartawan, guru, mahasiswa,
dosen, dan kaum intelektual.
B. Pemberontakan G30S/PKI 1965
Dalam usaha menyusun kekuatan dan merebut kekuasaan, PKI melakuan serangkaian
kegiatan sebagai berikut:
1. Membentuk Biro Khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzaman. Tugas Biro khusus adalah
merancang dan mempersiapkan perebutan kekuasaan. Disamping itu juga melakukan infiltrasi ke
dalam tubuh ABRI, organisasi politik dan organisasi massa.
2. Menuntut dibentuknya Angkatan ke-5 yang terdiri atas buruh tani yang dipersenjatai.
3. Melakukan sabotase, aksi sepihak, dan aksi teror.
4. Melakukan aksi fitnah terhadap ABRI, khususnya TNI AD yang dianggap dan dinilai sebagai
penghambat pelaksanaan programnya, yakni dengan melancarkan isu Dewan Jenderal.
5. Melakukan latihan kemiliteran di Lubang Buaya, Pondok Gede Jakarta.
Secara fisik militer G30S/PKI 1965 dipimpin oleh Letkol Untung, Komandan Batalyon I
Resimen. Gerakan ini dimulai dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Adapun beberapa tindakan yang
dilakukan gerakan ini adalah sebagai berikut.
1. Menculik para jenderal pimpinan TNI untuk melumpuhkan kekuatan ABRI.
2. Menduduki gedung DPR.
3. Memperkuat basis pertahanan PKI di Lubang Buaya yang terletak di dekat markas besar TNI AU.
4. Membentuk Dewan Revolusi yang akan menggantikan pemerintahan sipil.
5. Mendemisionerkan kabinet Dwikora dan membentuk pemerintahan berdasarkan Nasakom.
G30S/PKI 1965 didahului dengan penculikan enam orang perwira tinggi dan seorang perwira
pertama AD antara lain:
a. MenPangAD Ahmad Yani
b. Mayjen S. Parman
c. Mayjen R. Suprapto
d. Mayjen M.T Haryono,
e. Brigjend DI Panjaitan
f. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
g. Kapten Piere Tendean
h. Kolonel Katamso
8

i. Letkol Sugiyono
C. Penumpasan G30S/PKI 1965
Setelah memperoleh gambaran jelas dan keyakinan bahwa G30S/PKI merupakan gerakan
PKI, Mayjen Soeharto selaku Pangkostrad menyusun rencana untuk menumpas gerakan
pengkhianatan tersebut.
Langkah-langkah penumpasan G30S/PKI 1965 meliputi:
1. Merebut RRI dan kantor Telkom dipimpin Sarwo Edhi Wibowo.
2. Mengadakan operasi penumpasan di basis G30S/PKI di Lanud Halim Perdana Kusuma.
3. Menemukan jenazah para jenderal korban G30S/PKI.
2. PERISTIWA KONFLIK DAN PERGOLAKAN YANG BERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN
a. APRA
Pemberontakan APRA yang didalangi oleh Sultan Hamid II dan dipimpin oleh Kapten
Raymond Westerling didahului dengan pengajuan Ultimatum kepada pemerintah, RIS dan Negara
Pasundan yang isinya menuntut agar APRA diakui sebagai Tentara Pasundan dan menolak
dibubarkannya Negara Pasundan. Ultimatum ini tidak dianggap oleh pemerintah, maka pada 23
Januari 1950, APRA melancarkan serangan terhadap Kota Bandung. Setiap anggota TNI yang
mereka temui, baik bersenjata maupun tidak, ditembak mati di tempat.
Untuk menumpas pemberontakan APRA, pemerintah menempuh dua cara berikut.
1) Tekanan terhadap tentara Belanda, yaitu dengan mendesak Mayor Jenderal Engels agar
melarang operasi pasukannya meninggalkan markas dan memaksa APRA meninggalkan Kota
Bandung.
2) Operasi Militer, yaitu melakukan penangkapan dan pembersihan terhadap anggota APRA serta
politisi negara Pasundan yang terlibat.
Pada pertempuran di Becet tanggal 24 Januari 1950, pasukan TNI dapat menghancurkan
gerakan APRA. Sultan Hamid II dapat ditangkap, namun Kapten Westerling berhasil meloloskan
diri.
b. ANDI AZIS
Republik Indonesia Serikat mengalami goncangan ketika Kapten Andi Azis, seorang
Komandan Kompi APRIS bekas KNIL memberontak di Makassar. Mereka menolak kedatangan
pasukan TNI ke Sulawesi Selatan. Untuk menjaga keamanan itulah maka didatangkan satu batalyon
TNI di bawah pimpinan Mayor HV Worang. Berita kedatangan pasukan ini menimbulkan rasa tidak
puas di kalangan pasukan pimpinan Kapten Andi Azis melakukan gerakan 1950, pasukan yang terdiri
dari kesatuan-kesatuan bekas KNIL pimpinan Andi Azis melakukan gerakan dengan menduduki
lapangan terbang dan kantor telekomunikasi, menyerang pos-pos militer, dan menawan Pejabat
Panglima Tentara Teritorium Indonesia Timur, Letnan Kolonel A. Y. Mokoginta. Adapun faktor-faktor
yang menyebabkan pemberontakan Andi Azis meliputi:
a. Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara
Indoensia Timur.
b. Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI.
c. Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.
Untuk menanggulangi pemberontakan Andi Azis, pemerintah Indonesia mengeluarkan
ultimatum pada tanggal 8 April 1950. Isi ultimatum tersebut memerintahkan kepada Andi Azis agar
melaporkan diri serta mempertanggungjawabkan perbuatannya ke Jakarta dalam tempo 4 x 25 jam.
Andi Azis juga diperintahkan untuk menarik pasukannya, menyerahkan semua senjata, dan
membebaskan tawanan. Setelah batas waktu ultimatum tidak dipenuhi, pemerintah mengirimkan
pasukan ekspedisi di bawah pimpinan kolonel Alex Kawilarang. Pada tanggal 26 April 1950, seluruh
pasukan mendarat di Makassar dan terjadilah pertempuran.

9

Pada 5 Agustus 1950, tiba-tiba di Markas Staf Brigade 10/Garuda Makassar dikepung oleh
pengikut Andi Azis, namun berhasil dipukul mundur pihak TNI. Peristiwa dikenal dengan Peristiwa 5
Agustus 1950. Setelah pertempuran usai selama dua hari, pasukan yang mendukung gerakan Andi
Azis, yakni KNIL/KL minta berunding. Pada tanggal 8 Agustus 1950 terjadi kesepakatan antara
kolonel Alex Kawilarang dengan Mayor Jenderal Scheffelaar (KNIL/KL). Isi kesepakatan tersebut
adalah penghentian tembak menembak, KNIL/KL harus meninggalkan Makassar dan meninggalkan
semua senjatanya. Andi Azis dapat di tangkap dan diadili di Pengadilan Militer Yogyakarta pada
tahun 1953 dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
c. RMS (Republik Maluku Selatan)
Pemberontakan RMS dipimpin oleh Dr. CRS. Soumokil (mantan jaksa agung NIT). Soumokil
awalnya sudah terlibat dalam pemberontakan Andi Azis tapi dia dapat melarikan diri ke Maluku.
Soumokil juga dapat memindahkan pasukan KNIL dan pasukan Baret Hijau dari Makassar ke
Ambon. Pada tanggal 25 April 1950, Republik Maluku Selatan diproklamasikan. Soumokil tidak
menyetujui terbentuknya NKRI dan tidak menyetujui penggabungan daerah-daerah Negara Indonesia
Timur ke dalam wilayah kekuasaan RI. Soumokil berusaha melepaskan wilayah Maluku Tengah dan
NIT yang merupakan bagian dari RIS (Republik Indonesia Serikat).
Dalam upaya penumpasan, pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan cara
berdamai. Cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh
seorang tokoh asli Maluku, Dr. Leimena. Namun misi yang diajukan tersebut di tolak oleh Soumokil.
Selanjutnya misi perdamaian dikirim oleh pemerintah terdiri dari pendeta, politikus, dokter,
wartawanpun tidak dapat bertemu langsung dengan pengikut Soumokil.
Karena upaya perdamaian yang diajukan oleh pemerintah tidak berhasil, akhirnya pemerintah
melakukan operasi militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan pasukan operasi
Militer Indonesia Timur dipimpin langsung oleh AE Kawilarang, yang menjabat sebagai Panglima
Tentara dan Teritorium Indonesia Timur. Setelah pemerintah membentuk sebuah operasi militer,
penumpasan pemberontakan RMS pun akhirnya dilakukkan tanggal 14 Juli 1950.
Pada awal November 1950 kota Ambon dapat dikuasai, namun dalam perebutan Benteng
Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur. Pada tangal 12 Desember 1963, Soumokil baru
dapat ditangkap dan kemudan dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta dan di jatuhi
hukuman mati.

UJI KOMPETENSI 3
1. Tulislah pendapatmu tentang dampak langsung dari terjadinya APRA!
2. Jelaskan mengapa sebagian pasukan KNIL tidak mau bergabung ke dalam APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) sesuai dengan keputusan yang diambil
dalam perundingan KMB!
3. Tuliskan pendapatmu mengenai persamaan dan perbedaan antara latar belakang
terjadinya aneka pemberontakan pada periode 1948-1965, dengan beberapa konflik
pusat daerah pada masa sekarang!
4. Tuliskan (5) hikmah yang bisa diambil dari pergolakan yang pernah terjadi di Indonesia
pada periode 1948-1965!
5. Analisislah terjadinya peristiwa G30S/PKI 1965, menurut pendapat kalian kira-kira
siapakah dalang peristiwa besar itu yang sebenarnya? Sertai penjelasan Anda dengan
salah satu teori dalang dibalik peristiwa G30S/PKI atau Anda memiliki teori tersendiri
cantumkan referensinya.

10

3. PERISTIWA KONFLIK DAN PERGOLAKAN YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM
PEMERINTAHAN
a. PRRI/PERMESTA
Pemberontakan PRRI/ Permesta berhubungan satu sama lain. Pemberontakan PRRI dan
Permesta terjadi di tengah-tengah situasi politik yang sedang bergolak, pemerintah yang tidak stabil,
masalah korupsi, dan perdebatan-perdebatan dalam konstituante. Penyebab langsung terjadinya
pemberontakan adalah pertengahan antara pemerintah pusat dan beberapa daerah mengenai
otonomi serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Semakin lama pertentangan itu
semakin meruncing. Sikap tidak puas tersebut didukung oleh sejumlah panglima angkatan
bersenjata. Pada tanggal 9 Januari 1958 diadkan suatu pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera barat.
Pertemuan itu dihadiri tokoh-tokoh militer dan sipil.
Keesokan harinya pada tanggal 10 Februari 1958 diadakan rapat raksasa di Padang. Letkol
Achmad Husein dalam pidatonya di rapat raksasa itu memberi ultimatum kepada Pemerintah Pusat.
Ultimatum tersebut menuntut hal-hal berikut:
1. Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada Presiden atau presiden
mencabut mandat Kabinet Juanda.
2. Presiden menugaskan Drs. Moh. Hatta dan Sultan Hangkubuwono IX untuk membentuk Zaken
kabinet.
3. Meminta kepada Presiden supaya kembali kepada kedudukannya sebagai presiden
Konstitusional.
Sidang Dewan Menteri pada tanggal 11 Februari 1958 mengambil keputusan untuk menolak
ultimatum tersebut dan memecat dengan tidak hormat Letkol Achmad Husein, kol Zulkifli Lubis, Kol
Dachlan Djambek, dan Kol Simbolon. Komando Daerah Militer Sumatera Tengah kemudian
dibekukan dan ditempatkan langsung di bawah KSAD.
Pemberontakan tersebut mencapai puncaknya ketika pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad
Husein mengumumkan berdirinya “ Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia” berikut
pemberntukan kabinetnya dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri. Proklamasi
PRRI mendapat sambutan dari rakyat Indonesia Timur. Tanggal 17 Februari 1958 LetKol DJ Somba
Komandan Daerah militer Sulawesi Utara dan tengah, menyatakan diri putus hubungan dengan
Pemerintah Pusat dan mendukung PRRI. Gerakan di Sulawesi ini dikenal dengan nama Permesta di
Indonesia bagian Timur, pemerintah memutuskan untuk tidak membiarkan masalah ini berlarut-larut
dan segera menyelesaikan dengan kekuatan senjata.
Untuk mengatasi gerakan ini TNI melancarkan operasi gabungan AD, AL, AU yang disebut
sebagai Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kol Ahmad Yani. Di Sumatera Utara, Operasi Sapta
Marga dilaksanakan di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Jatikusumo. Di Sumatera Selatan, Operasi
Sadar dipimpin Brigadir Jendral Jatikusumo. Di Sumatera Selatan, Operasi Sadar dipimpin Letnan
Kolonel Dr. Ibnu Sutowo. Operasi militer ini bertujuan menghancurkan kekuatan pemberontakan dan
mencegah campur tangan asing. Secara berangsur-angsur wilayah pemberontak dapat dikuasai.
Pada tanggal 29 Mei 1958, Achmad Husein dan pasukannya resmi menyerah. Penyerahan diri itu
disusul para tokoh PRRI lainnya.
b. BFO (Bijenkomnt Federal Overleg)
Para tokoh militer di Sulawesi mendukung PRRI di Sumatera. Pada tanggal 17 Februari 1958,
Letkol D.J Somba (Komandan Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah) memutuskan hubungan
dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Para tokoh militer di Sulawesi memproklamasikan
Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Pelopor Permesta menguasai daerah Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Selatan.
Untuk menghancurkan gerakan ini pemerintah membentuk Komando Operasi Merdeka. Misi
ini dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat. Pada bulan April 1958, Operasi Merdeka segera
11

dilancarkan ke Sulawesi Utara. Ternyata dalam pemberontakannya, Permesta mendapat bantuan
dari pihak asing. Hal ini terbukti saat ditembak jatuhnya sebuah pesawat pada tanggal 18 Mei 1958 di
atas Ambon. Ternyata pesawat itu dikemudian AL. Pope seorang warga negara Amerika Serikat. Di
bulan Agustus 1958, pemberontak Permesta dapat dilumpuhkan walaupun sisa masih ada sampai
1961.
TOKOH PAHLAWAN NASIONAL DAN DAERAH YANG BERJASA MEMPERTAHANKAN
KEUTUHAN NKRI DI ERA 1948-1965
1. JENDERAL GATOT SOEBROTO
2. JENDERAL BESAR TNI ABDUL HARIS NASUTION
3. LETKOL SLAMET RIYADI
4. MAYOR JENDERAL SUPRAPTO
5. MAYOR JENDERAL M.T HARYONO
6. BRIGJEN DI PANJAITAN
7. YOS SUDARSO
8. MAYOR JENDERAL SISWONDO PARMAN
9. MENPANGAD AHMAD YANI
10. LETTU PIERE TENDEAN
11. FRANS KASIEPO
12. SILAS PAPARE
13. MARTHEN INDEY
14. SULTAN HAMENGKUBUWONO IX

12

Project Based Learning
PAPER SEJARAH
ATURAN MENGERJAKANNYA buatlah paper dengan tema di bawah ini beserta
ketentuannya:
TKJ:
a. Tema No 1 dikerjakan no absen 1-5
b. Tema No 2 dikerjakan no absen 6-10
c. Tema No 3 dikerjakan no absen 11-15
d. Tema No 4 dikerjakan no absen 16-20
e. Tema No 5 dikerjakan no absen 21-25
f. Tema No 6 dikerjakan no absen 26-30
g. Tema No 7 dikerjakan no absen 31-35
h. Tema No 8 dikerjakan no absen 36-40
RPL:
a. Tema No 1 dikerjakan no absen 40-36
b. Tema No 2 dikerjakan no absen 31-35
c. Tema No 3 dikerjakan no absen 26-30
d. Tema No 4 dikerjakan no absen 21-25
e. Tema No 5 dikerjakan no absen 16-20
f. Tema No 6 dikerjakan no absen 11-15
g. Tema No 7 dikerjakan no absen 6-10
h. Tema No 8 dikerjakan no absen 1-5
TEMA PAPER:
1. Pemberontakan PKI Madiun 1948.
2. Pemberontakan DI/TII 1949.
3. Pemberontakan G30S/PKI 1965.
4. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
5. Pemberontakan Andi Azis.
6. Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)
7. Pemberontakan PRRI dan Permesta
8. Persoalan Negara Federal dan BFO (Bijeenkomst Federal Overleg)
9. Mendeskripsikan salah satu tokoh pahlawan nasional dan daerah
yang berjuang mempertahankan NKRI dalam bentuk tulisan. (masingmasing siswa wajib membuat deskripsi 1 tokoh disisipkan di halaman
paper.
FORMAT PAPER:
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
BAB III Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Rujukan
Paper diketik dengan menggunakan huruf Times New Roman 12 spasi
1,5 kertas A4 maksimal 15 lembar.

13

A.PETUNJUK PENGERJAAN
Join classroom dengan kode berikut:
XII RPL 1:
XII RPL 2:
XII RPL 3:
XII RPL 4:
XII RPL 5:
XII RPL 6:
XII TKJ 1:
XII TKJ 2:
XII TKJ 3:
XII TKJ 4:
XII TKJ 5:
Untuk Soal Uji Kompetensi ditulis tangan di foto
kemudian dijadikan satu di halaman terakhir
PAPER dikerjakan dengan diketikdan disimpan
dalam bentuk pdf.
Dengan format filename:
No Absen_kelas_nama_Judul Paper_tanggal
pengiriman
B.Dikumpulkan Terakhir tanggal 16 Agustus 2017
Pukul 23:59 WIB

14