Latar Belakang dan Masalah (1)

Latar Belakang Masalah
Tutik Rahayuningsih, S. Kep.,Ns.
Dosen AKPER POLTEKKES Bhakti Mulia Sukoharjo

Abstrak :

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang luas
mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu,
terutama sistem kardiovaskuler.

Luka bakar dibedakan menjadi: derajat pertama, kedua superfisial, kedua dalam, dan derajat
ketiga. Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis yang disertai eritema dan nyeri.
Luka bakar derajat kedua superfisial meluas ke epidermis dan sebagian lapisan dermis yang
disertai lepuh dan sangat nyeri. Luka bakar derajat kedua dalam meluas ke seluruh dermis.
Luka bakar derajat ketiga meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis, seringkali
kapiler dan vena hangus dan darah ke jaringan tersebut berkurang.

Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi dan memberi
kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka.


Kata Kunci : Luka Bakar, Klasifikasi Luka Bakar, Manajemen Penatalaksanaan

Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2012 secara global luka bakar termasuk
dalam peringkat ke 15,penyebab utama kematian terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang berusia 5-29 tahun.Angka mortalitas akibat trauma luka bakar sekitar
195.000 jiwa pertahun.Berdasarkan data unit luka bakar Rumah Sakit
Mangunkusumo (RSCM) ,pasien dengan luka bakar akut yang dirujuk pada tahun
2010 sebanyak 143 orang pasien.dari 50 orang pasien 24 orang pasien (48%)
meninggal & 26 orang pasien(52%) dapat diselamatkan (Purnama Huriatul.wiwik
2013).
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api,air panas,bahan kimia,listrik,dan
radiasi (Moenadjat 2003).Cidera luka bakar memiliki beragam penyebab dan
berpotensi menyebabkan kematian dan cidera yang berdampak seumur hidup pada
pasien yang mengalami cidera luka bakar,yaitu luka bakar yang disebabkan oleh air
panas,luka bakar karena api ,dan radiasi,listrik,zat kimia ,pajanan gas panas,ledakan
atau tertahan diruangan yang dipenuhi asap (Muttaqin dan Sari 2011).

Tujuan
1.Tujuan Umum

-Mengetahui tentang penjelasan luka bakar
2.Tujuan Khusus
-Agar dapat memahami tentang luka bakar
-Memahami bagian-bagian integument yang berkaitan dengan luka bakar

Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.Di
Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih
dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu
tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah
thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi
medik, psikiatri, dan psikologi
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat
yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).Kulit adalah organ tubuh terluas yang

menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada
orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,
telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua
lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas

menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka
bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan
dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya
mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%

akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat,
dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin
berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan
jam.

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem
laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala
sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan
mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat
oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah.
Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO,
penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24 jam, permeabilitas kapiler mulai
membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah.
Ini di tandai dengan meningkatnya dieresis.
PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKAR.
1. Luka bakar grade I
a.


Disebut juga luka bakar superficial

b. Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah
dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn
c.

Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri.

d. Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).
2. Luka bakar grade II
a.

Superficial partial thickness:
Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka
bakar grade I
Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka

Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah Luka
sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan

Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena
infeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.
b. Deep partial thickness
Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari
dermis disertai juga dengan bula
permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari
vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh
darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah
luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.
3. Luka bakar grade III
a.

Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen

b. Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh
darah sudah hancur.
c. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang 1
4. Luka Bakar grade IV
Berwarna hitam.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR

a.

Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan
oksigen pada api yang menyala

b.

Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket,
karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem

c.

Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau
menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas
menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi
berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas.
Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan
mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih


dangkal dan diperkecil.
d.

Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas
karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan
langsung pada luka bakar apapun. 9

e.

Evaluasi awal

f.

Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat
trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang
diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada
survey sekunder .Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat luka bakar
inhalasi. Biasanya ditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung yang
gosong. Luka bakar pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan suara,
perubahan status mental. Bila benar terdapat luka bakar inhalasi lakukan

intubasi endotracheal, kemudian beri Oksigen melalui mask face atau
endotracheal tube.Luka bakar biasanya berhubungan dengan luka lain, biasanya
dari luka tumpul akibat kecelakaan sepeda motor. Evaluasi pada luka bakar
harus dikoordinasi dengan evaluasi pada luka-luka yang lain. Meskipun
perdarahan dan trauma intrakavitas merupakan prioritas utama dibandingkan
luka bakar, perlu dipikirkan untuk meningkatkan jumlah cairan pengganti.
Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama kali untuk
menentukan mekanisme dan waktu terjadinya trauma. Untuk membantu
mengevaluasi derajat luka bakar karena trauma akibat air mendidih biasanya
hanya mengenai sebagian lapisan kulit (partial thickness), sementara luka bakar
karena api biasa mengenai seluruh lapisan kulit (full thickness).

EFEK PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR
1.Pada Kulit
Perubahan patofisiologik yang terjadi segera setelah luka bakar
tergantung pada luas bakar.Untuk luka bakar yang kecil(smaller burns),respons
tubuh bersifat local yaitu terbatas pada area yang mengalami injuri.Sedangkan
pada luka bakar yang lebih luas 25% dari total permukaan tubuh (TBSA:total
body surface area) atau lebih besar,maka respon tubuh terhadap injuri dapat
bersifat sistemik dan sesuai dengan luasnya injuri.Injuri luka bakar yang luas

dapat mempengaruhi semua system utama dari tubuh,seperti :
2.Sistem Kardiovaskular

Segera setelah injuri luka bakar dilepaskan subtansi vasoaktif
(cateholamine,histamine,serotonin,leukotrienes dan prostaglandin) dari
jaringan
yang mengalami injuri.Subtansi-subtansi ini menyebabkan
meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga plasma merembes(to seep)
kedalam sekitar jaringan injuri panas yang secara langsung mengenai
membrane sel menyebabkan sodium masuk dan potassium keluar dari
sel.Secara keseluruhan akan menimbulkan tingginya tekanan osmotic yang
menyebabkan meningkatnya cairan intercellular dan interstisial dan yang dalam
keadaan lebih lanjut menyebabkan kekurangan volume cairan
intravaskuler.Luka bakar yang luas menyebabkan edema tubuh general baik
pada area yang mengalami luka bakar dan terjadi penurunan sirkulasi volume
darah intravaskuler.Denyut jantung meningkat sebagai respon terhadap
pelepasan catecholamine dan terjadinya hivopolemik relative,yang mengawali
turunnya cardiac output.Kadar hematokrit meningkat yang menunjukkan
hemokonsentrasi dari pengeluaran cairan intravaskuler.Disamping itu
pengeluaran cairan evaporasi melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar dari

normal.Sedangkan pengeluaran cairan yang normal pada orang dewasa dengan
suhu tubuh normal perhari 350 ml.
Kurang dari 18-36 jam setelah luka bakar,permeabilitas kapiler
menurun,tetapi tidak mencapai keadaan normal sampai 2 atau 3 minggu setelah
injuri.Kardiac output kembali normal dan kemudian meningkat untuk
memenuhi kebutuhan hipermetabolik tubuh kira-kira 24 jam setelah
lukabakar.Perubahan pada cardiac ouput ini terjadi sebelum kadar volume
sirkulasi intravena kembali menjadi normal pada awalnya terjadi kenaikan
hematokrit yang kemudian menurun sampai dibawah normal 3-4 hari setelah
luka bakar karena kelingan sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada
waktu injuri.Tubuh kemudian mereabsorbsi cairan edema dan dieresis cairan
dalam 2-3 minggu berikutnya.
3.Sistem Renal dan Gastrointestinal
Respon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya dara ke ginjal dan
menurunnya GFR (glomerular filtrartion rate) yang menyebabkan oliguri.Aliran
darah menuju usus juga berkurang yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal
dan disfungsi gastrointestinal pada klien dengan luka bakar yang lebih 25%.
4.Sistem Imun
Fungsi system immune mengalami depresi.Depresi pada aktivitas
lymphocyte,suatu penurunan dalam produksi immunoglobulin,supresi aktivitas
complement dan perubahan/gangguan pada fungsi neutropil dan macrophage luka
bakar yang luas.Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan
sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.
5.Sistem respiratori
Dapat mengalami hipertensi arteri pulmone,mengakibatkan penurunan
kadar oksigen arteri dan “lung compliance”.
a.Smoke Inhalation
Mengisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali
berhubungan dengan injuri akibat jilatan api.Kejadian injuri inhalasi ini diperkirakan
lebih dari 30% untuk injuri yang diakibatkan oleh api.
Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputin adanya LB
yang mengenai wajah,kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx atau

nasopharynx,rambut hidung yang gosong,agitasi atau kecemasan ,takhipnoe,
kemerahan pada selaput hidung,stridor,wheezing,dispnea,suara serak,terdapat karbon
dalam sputum,dan batuk.Bronchoscopy dan Scanning paru dapat mengkonfirmasikan
diagnosis.
Patofisiologi pulmoner yang dapat terjadi pada injuri inhalasi berkaitan
dengan berat dan tipe asap atau gas yang dihirup.
b.Keracunan Carbon Monoxide.
CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu subtansi organic
terbakar.Ia merupakan gas yang tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa,yang dapat
mengikat hemoglobin 200 kali lebih besar.Dengan terhirupnya CO,maka molekul
oksigen digantikan dan CO secara reversible berikatan dengan hemoglobin sehingga
membentuk carboxyhemoglobin.
(COHb).Hipoksia jaringan dapat terjadi akibat penurunan secara menyeluruh
pada kemampuan pengantar oksigen dalam darah.Kadar COHb dapat dengan mudah
dimonitor melalui kadar serum darah.Manifestasi dari keracunan CO adalah sbb

a
n
i
f
e
s
t
a
s
i
k
l
i
n
i
k

k
e
r
a
c
u
n
a
n
C
O
(
C
a
r
b
o
n
M
o
n
o
x
i
d
a
)

Kadar CO (%)
Manifestasi Klinik

5 – 10

Gangguan

tajam

penglihatan

11 – 20

Nyeri kepala

21 – 30

Mual,

gangguan

ketangkasan

31 – 40

Muntah,

dizines,

sincope

41 – 50

Tachypnea,

tachicardia

> 50

Coma, mati

http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=535

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
oQFjAAahUKEwiL39TTga3IAhWScY4KHRo6Cl4&url=http%3A%2F
%2Fwww1-media.acehprov.go.id%2Fuploads
%2FPENANGANAN_LUKA_BAKAR.pdf&usg=AFQjCNEg3e9B3jERaPWxLQ1G
5d14Kp2-zw&bvm=bv.104317490,d.c2E
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CC
YQFjACahUKEwiu6YHLg6_IAhWIGZQKHXMNCXo&url=http%3A%2F
%2Fejournal.stikespku.ac.id%2Findex.php%2Fmpp%2Farticle
%2Fdownload
%2F11%2F9&usg=AFQjCNHSsXBQtGuUwnJTUMdNfWi2NQLXEg&sig2=Rq1
JIOLOCMIPyDx84bFhEQ&bvm=bv.104615367,d.dGo