PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM

PENINGKATAN AKIDAH AKHLAK REMAJA

DI DESA BUMIRESO

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara pendidikan dengan masyarakat erat sekali, maka dalam proses perkembangannya saling mempengaruhi. Mesin pendidikan yang kita namakan Sekolah dalam proses perkembangannya tidak terlepas dari gerakan mesin sosial. Mesin sosial menggerakkan segenap komponen kehidupan manusia, terdiri dari sektor-sektor sosial, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik dan agama. Masing-masing sektor ini bergerak saling pengaruh-mempengaruhi menuju ke arah tujuan sosial yang telah ditetapkan.

Bilamana gerakan masing-masing sektor itu berada di dalam pola yang harmonis dan serasi, maka masyarakat pun bergerak dan berkembang secara harmonis. Akan tetapi jika salah satu atau beberapa sektornya mengalami ketidakharmonisan (inequilibrum), maka sektor-sektor lainnya akan terpengaruh. Dari sinilah awal dari terjadinya krisis kehidupan masyarakat yang pada gilirannya melanda pada lembaga-lembaga pendidikan formal, nonformal, atau informal.1

Krisis pendidikan khususnya pendidikan agama di mana pun selalu sepadan dengan krisis yang melanda di masyarakatnya. Krisis nilai berkaitan dengan masalah sikap menilai sesuatu perbuatan tentang baik buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah, dan hal-hal yang menyangkut perilaku etis individu dan sosial. Krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik. Masyarakat mulai merubah pandangan

1 Salim, Agus, 2002, Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, hal 289


(2)

tentang cara hidup bermasyarakat yang baik dalam bidang ekonomi, politik, kemasyarakatan dan implikasinya terhadap kehidupan individual.

Secara umum oleh William F.O’neil (1981), menampilkan tiga konsep paradikmatik dalam berfikir untuk membahas bidang pendidikan. Pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam meligitimasi bahkan melanggengkan sistem dan struktur sosial yang ada.2

Sudah merupakan keputusan sistemik bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu dalam era reformasi yang membawa perubahan sosial secara fundamentalis mendorong perlunya reformasi sistem PAI yang selama ini diakui keberadaannya yang strategis agar tetap bertahan dan semakin dibutuhkan.

Di antara peran stategis PAI dalam sistem pendidikan nasional terletak pada fungsi pentingnya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, utamanya dalam mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, sebagai bagian esensial dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. (pasal 2, UUSPN 1989). Yang menjadi masalah ialah seberapa jauh peran strategis PAI itu telah diperankan secara efektif pada dataran operasional pendidikan agama baik di sekolah maupun di luar sekolah.3

Kalau pada awal reformasi ini di perkotaan besar kita menyaksikan fenomena maraknya berbagai kerusuhan, kebringasan sosial, pelanggaran hukum dan moral, pelanggaran hak asasi manusia, dan benturan antara pemeluk agama bahkan perpecahan sesama agama.4 Fenomena-fenomena

ini juga sebagian kecil sudah merasuki ke pedesaan termasuk desa Bumireso.

Salah satu tokoh agama di desa Bumireso, mengatakan bahwa, “Akidah akhlak remaja desa Bumireso sekarang ini dalam keadaan yang cukup mengkhawatirkan, mereka belum menemukan panutan kuat yang

2 Ibid 290

3 H. Ahmadi, 2000, Pendidikan Islam, Demokrasi & Masyarakat Madani 4 Ibid hal 153


(3)

bisa membimbing dan melindungi dari ajaran-ajaran baru yang bisa merusak akidah remaja kita”. (Charis Masajid: 2012)

Naluri beragama, tanpa mempermasalahkan benar tidaknya suatu agama, jelas merupakan fenomena kehidupan manusia. Hal ini dilukiskan oleh Daniel Dhakidae secara menarik sebagai berikut:

“... Agama telah memasuki fenomena manusia. Agama malah mengatur kapan sesorang menangis, kapan tertawa. Agama campur tangan dalam nasib dan rasa putus asa. Bilamana mau dicari di mana nilainya, maka nilai agama bukanlah terletak dalam menghapus tragedi tetapi dalam menumbuhkan gairah menghadapi tragedi. Memberi arti kalau tidak punya arti, memberi tujuan kalau hidup tidak mempunyai tujuan”. (Prisma: 1978, No.5, hal.3)

Fenomena-fenomena yang telah terjadi maka akan timbul seakan-akan pendidikan agama yang kita laksanseakan-akan selama ini telah gagal mengemban fungsinya. Hal itu tidak adil karena membebankan pembinaan IMTAQ hanya pada pendidikan agama, hal itu berarti mengingkari keberadaan PAI sebagai sub sistem pendidikan nasional karena sebagai sebuah sistem tentu semua komponen (sub sistemnya) harus berjalan saling terkait, tidak bisa hanya didekati secara monolitik.5

Masa sekarang banyak sekali ajaran-ajaran baru yang bisa mengikis akidah dan akhlak para Nahdhiyin. Mereka menyerang akidah kaum remaja karena kaum remaja masih dangkal dalam mendalami ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Remaja adalah masa di mana perkenalan aspek kehidupan, biasanya masa-masa remaja pergaulan semakin bebas dan luas. Apabila orang tua tidak bisa memantau anaknya, tidak menutup kemungkinan para remaja-remaja ini akan terjerumus ke dalam kesesatan. Tidak ada yang bisa membentengi para remaja selain dari dirinya sendiri. Pembentengan akidah dan akhlak yang kuat akan mengantarkan dan melindungi dari jurang kesesatan.

Seiring dengan derasnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, menuntut kita agar terus memacu diri mengkaji Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dari berbagai aspek. Mulai dari aspek teologi,


(4)

sejarah, sosial, politik, ekonomi dan lain sebagainya.6 Pendidikan Agama

Islam yang berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sekarang juga banyak diterapkan baik di pendidikan formal (seperti; sekolah, madrasah, universitas), pendidikan nonformal (seperti; pesantren, madrasah diniyah, TPQ), dan informal (seperti; senja keluarga, pengajian umum). Agar generasi remaja sebagai generasi bangsa memiliki akidah yang kuat sesuai dengan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan mampu mengamalkan ajaran-ajaran sesuai dengan tuntunan Nabi, serta bisa berdakwah untuk mengajak semua menjadi golongan yang selamat. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul penelitian PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENINGKATAN AKIDAH AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO.

B. Identifikasi Masalah

Langkah pertama memulai penulisan adalah mencari, menemukan, dan menentukan permasalahan yang akan menjadi bahan kajian penelitian. Dari uraian latar belakang, permasalahan-permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh faktor lingkungan sosial kultural, kebudayaan dan ekonomi masyarakat dalam pembentukan kepribadian remaja di desa Bumireso.

2. Bagaimana pengaruh pendidikan agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam meningkatkan akhlak remaja di desa Bumireso.

C. Penegasan Istilah

1. Pendidikan

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudyaharjo, 2001:3).

Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat.

Masing-6 Sambutan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj dalam bukunya Muhammad Idrus Ramli, Pengantar Sejarah Ahlussunnah Wal-jama’ah, Surabaya: Khalista


(5)

masing lembaga tersebut, mempunyai tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.7

Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan. Di sinilah pertama kali mengenal nilai dan norma yang berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius.

Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sinilah potensi anak akan ditumbuh-kembangkan.

Lingkungan masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga. Melalui pendidikan di masyarakat anak akan dibekali dengan penalaran, keterampilan dan sikap makarya.8

2. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah seringkali diklaim oleh kelompok tertentu untuk suatu kepentingan. Di sini kiranya perlu dijelaskan tentang definisi dan hakikat Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Pertama, kata Ahl, yang berarti keluarga, pengikut atau golongan. Kedua, kata al-sunnah. Secara etimologis (lughawi) kata al-sunnah memiliki arti al-thariqah (jalan dan perilaku), baik jalan dan perilaku tersebut benar atau keliru. Sedangkan secara terminologis, para ulama berbeda pendapat tentang pengertian al-sunnah sesuai dengan disiplin keilmuan masing-masing. Misalnya, ulama ahli hadits mengartikan sunnah dengan, “Segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad SAW yang meliputi ucapan, perbuatan,pengakuan (taqrir) dan sesuatu yang bermaksud dikerjakan oleh Nabi”. Ulama ushul fiqih mengartikan sunnah dengan pengertian yang berbeda. Menurut mereka, sunnah ialah, “Sesuatu yang secara khusus datang dari Nabi Muhammad SAW, bukan al-Qur’an dan layak menjadi dalil dalam menetapkan hukum-hukum agama”. Ulama ahli fiqih mengartikan sunnah dengan pengertian yang berbeda

7 Drs. H. Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, hal 16 8 Drs. Hamdani,M.A. Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, hal 58


(6)

pula. Menurut mereka, sunnah ialah, “sesuatu yang dianjurkan dalam agama, tanpa diwajibkan dan tanpa difardhukan”

Pengertian sunnah dalam istilah Ahus Sunnah wal Jama’ah, menurut al-Imam Ibn Rajab al-Hanbali, “Yang dimaksud dengan kata al-sunnah oleh para ulama yang menjadikan panutan adalah jalan yang ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang selamat dari keserupaan (syubhat) dan syahwat”. Pernyataan Ibn Rajab tersebut memberikan kesimpulan bahwa Alhus Sunnah wal Jama’ah itu adalah golongan yang mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW dan ajaran sahabatnya.

Ketiga, kata al-jama’ah . Secara etimologis kata al-jama’ah ialah orang-orang yang memelihara kenersamaan dan kolektifitas dalam mencapai suatu tujuan. Secara terminologis, para ulama berbeda pendapat tentang pengeertian al-jama’ah dalam istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Ada lima macam menurut al-Syatibi. Pendapat pertama al-jama’ah adalah mayoritas kaum muslimin (al-sawad al-a’zam). Pendapat ini diriwayatkan dari sahabat Abu Mas’ud al-Anshari dan Abdullah bin Mas’ud. Berdasarkan pendapat ini, pendapat yang diikuti oleh mayoritas kaum muslimin berati pendapat yang benar. Sedangkan pndapat yang menyalahi mereka, berarti menyalahi kebenaran. Pendapat kedua mengatakan bahwa maksud al-jama’ah adalah para ulama dan imam yang mencapai tingkatan mujtahid, karena Allah menjadikan mereka sebagai rujukan dan sandaran kaum muslimin dalam beragama sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits, “Dari Ibn Umar ra, dia berkata, “Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku pada kesesatan”. Kata “umat” dalam hadits di atas maksudnya adalah para ulama mujtahid, bukan orang awam, karena para ulama mujtahid yang berkompeten dalam menetapkan hukum-hukum dalm ijma’. Meski demikian, bukan berarti orang-orang awam tidak bisa masuk dalam golongan al-jama’ah di atas


(7)

yang dijamin tidak akan tersesat dalam menjalani kehidupan beragama.9

Mereka akan tetap masuk dalam golongan al-jama’ah tersebut dengan syarat mengikuti ajaran-ajaran para ulama mujtahid. Pendapat ketiga ini diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz dan Imam Malik bin Anas. Berdasarkan pendapat ini, kata aljama’ah berarti seiring dengan hadits di atas, “mereka yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku”. Pendapat ini seakan-akan ingin menegaskan bahwa semua hasil ijtihad dari para sahabat adalah hujjah secara mutlak dan harus diikuti, berdasarkan hadits-hadits yang mengharuskan kaum muslimin untuk mengikuti jejak sahabat, seperti dalam hadits, “ikutlah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin”. Pendapat keempat mengatakan bahwa maksud al-jama’ah adalak ijma’ kaum muslimin terhadap suatu hukum dan prinsip, yang harus diikuti oleh pengikut agama-agama lain, karena ijma’ mereka dijamin oleh Allah tidak akan tersesat. Pendapat kelima adalah pendapat al-Imam al-Thabari, bahwa maksud al-jama’ah tersebut adalah jama’ah kaum muslimin apabila bersepakat dalam memlih seorang pemimpin, maka pemimpin itu harus dibai’at dan disetujui kaum muslimin yang lain, dan barang siapa yang melepaskan diri dari kepmimpinannya maka dia keluar dari jama’ah kaum muslimin.10

Di sini makna al-jamah diartikan kembali pada ajaran yang diikuti oleh golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam memegang sunnah dan menghindari bid’ah. Menurut Sadr al-Syari’ah al-Mahbubi al-jama’ah yaitu ‘ammah al-Muslimin (umumnya umat Islam) dan jama’ah al-kasir wa al-sawad al-a’zam (jumlah besar dan khalayak ramai).11

3. Peningkatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan berarti 1

susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek seperti lenggek

9 Muhammad Idrus Ramli, 2001, Pengantar Sejarah Aahlussunnah Wal-jama’ah, Surabaya: Khalista, hal 54

10 Ibid hal 60

11 Harun Nasution, 1972, Teologi Islam, Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, hal 64


(8)

rumah, tumpuan pada tangga (jenjang): 2 tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, dsb); pangkat; derajat; taraf; kelas.12

4. Akidah Akhlak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia akidah adalah kepercayaan dasar; keyakinan pokokkepercayaan dasar; keyakinan pokok. Sedangkan akhlak adalah budi pekerti; kelakuan13

5. Remaja

Remaja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin. 14

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di dalam latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh faktor lingkungan sosial kultural, kebudayaan dan ekonomi masyarakat dalam pembentukan kepribadian remaja di desa Bumireso?

2. Bagaimana pengaruh pendidikan Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam meningkatkan akhlak remaja di desa Bumireso?

E. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor lingkungan sosial kultural, kebudayaan dan ekonomi masyarakat dalam pembentukan kepribadian remaja di desa Bumireso.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam meningkatkan akhlak remaja di desa Bumireso.

12 Kamus Besar Bahasa Indonesia V1.1 13 Kamus Besar Bahasa Indonesia V1.1 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia V1.1


(9)

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk:

1. Bagi penulis

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo.

2. Bagi masyarakat Bumireso

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada segenap masyarakat berdasarkan bukti empirik untuk mengetahui bagaimana kepribadian dan pengaruh ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam meningkatkan dan menjaga akidah dan akhlak remaja di desa Bumireso dari ajaran-ajaran baru yang bisa merusak akidahAhlus Sunnah Wal Jama’ah.

3. Bagi pihak lain

Sebagai tambahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang membutuhkan dan sebagai entry point untuk penelitian selanjutnya.15

G. Kajian Teori

Agama merupakan hak asasi manusia, oleh karena itu tidak dibenarkan memaksakan agama pada seseorang. Islam secara tegas melarang pemakasaan agama “La ikhraha fi al din”. Berdasarkan asas ini dapat dipertanyakan apakah yang melandasi orientasi pendidikan agama. Apakah didasarkan kebutuhan manusia akan agama atau karena kepentingan agama itu sendiri untuk mempertahankan keberadaannya. Dalam sebuah komunitas pemeluk agama keduanya tidak dapat dipisahkan karena agama memang merupakan kebutuhan manusia, tetapi di sisi lain agama yang diyakini keberadaannya memang perlu dilestarikan.

Ditinjau dari teori pendidikan, mendidik yang sesuai kebutuhan peserta didik akan lebih berhasil dibanding mendidik yang didasarkan atas

15 M,Hariwijaya & Bisri M. Djaelani, 2011, Panduan menyusun Skripsi & Tesis,Yogyakarta: Siklus, hal 125


(10)

kepentingan pendidik. Oleh karena itu masalah kebutuhan peserta didik terhadap agama perlu dijadikan landasan primer bagi PAI.16

Dalam pelaksanaan PAI dpakai beberapa pendekatan :

1. Pendekatan pengalaman, yaitu memeberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.

2. Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya sesuai ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

3. Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.

4. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memeberikan peranan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya.

5. Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam kajian akidah Ahlussunah Waljama’ah. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Ilahiyyat (ketuhanan), yaitu bahasan yang berkanan dengan Tuhan dan sifat-sifat-Nya.

Nubuwat (kenabian), yaitu jbahasan yang berkanan dengan kenabian, para nabi dan sifat-sifat mereka.

Kauniyyat (kosmos), yaitu bahasan yang berkenan dengan alam semesta, seperti Malaikat, Setan, Jin dan lain-lain.

Ghaibiyyat, yaitu bahasan yang berkenan fengan hal-hal yang ghaib seperti surga, neraka, hari kiamat dan lain-lain.

‘Aqliyyat, yaitu bahasan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat rasional atau yang dibuktikan berdasarkan dalil ‘aqli.

Sam’iyyat, yaitu bahasan yang berkenaan dengan hal-hal yang diinformasikan oleh Al-Quran dan hadits.

16 H. Ahmad, Pendidikan Islam, Demokrasi dan Masyarakat Madani.Op. cit hal 155


(11)

Ilahiyyat (Ketuhanan)

1. Iman ialah pengakuandenan lisan dan pembenaran dengan hati. Iman yang sempurna ialah pengakuan dengan lisan, pembenaran dengan hati dan pengamalan dengan anggota badan.

2. Tuhan itu ada, dan namanya Allah. Dia memiliki 99 Nama yang dikenal dengan al-Asma’ al-Husna.

3. Allah memilki sekian banyak sifat yang disimpulkan menjadi tiga; Pertama, sifat-sifat jalal (kebesaran), Kedua, sifat-sifat jamal (keindahan) dan Ketiga, sifat-sifat kamal (kesempurnaan).

4. Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh setiap Mukmin yang baligh dan berakal adalah 20 sifat wajib bagi Allah dan 20 sifat mustahil bagi-Nya, serta satu sifat yang jaiz (wajib ada) bagi Allah. 5. Ahlus Sunnah Wal Jmama’ah mempercayai adanya Qadha’ dan

Qadar Allah.

Nubuwwat (Kenabian)

1. Mengutus para rasul adalah suatu karunia Allah kepada umat manusia untuk menunjukkan jalan yang lurus bagi mereka.

2. Nabi yang pertama kali diutus oleh Allah dan dibekali dengan wahyu dan hukum-hukum syari’at adalah Nabi Adam as. Sedangkan nabi terakhir dan penutup adalah Nabi Muhammad SAW.

3. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah meyakini bahwa seluruh keluarga Nabi, khususnya Ummul Mukminin Sayidatina Aisyah yang tertuduh melakukan kesalahan adalah bersih dari noda.

4. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah meyakini adanya karomah para wali. Karomah adalah perbuatan yang istimewa yang di luar kebiasaan manusia.

Kauniyyat (Kosmos)

1. Kaum muslimin wajb percaya adanya Malaikat, yaitu makhluk halus yang diciptakan oleh Allah dari cahaya. Jumlah mereka banyak sekali dan tidak terhitung. Kita wajib mempercayai ada 10.

2. Kaum muslimin harus percaya adanya Jin, yaitu makhluk halus ciptaan Allah dari api.


(12)

1. Bangkit sesudah mati hanya terjadi satu kali. Manusia pada mulanya tidak ada, kemudian lahir ke dunia, lalu sesudah itu mati, dan sesudah itu bangkit kembali dan berkumpul di Padang Mahsyar.

2. Setiap orang muslim wajib mempercayai adanya hari akhirat. Permulaan hari akhirat bagi setiap orang adalah sesudah mati. 3. Wajib meyakini adanya Qalam, yaitu benda yang diciptkan oleh

Allah untuk menuliskan sesuatu yang akan terjadi di Lauh Mahfudz.17

Ahlus Sunnah Wal Jamaah membahas tentang sunnah dan bid’ah.

Yang dimaksud sunnah secara etimologi dengan mengutip pendapat Syaikh Abul Baqa’ adalah : jalan, cara dan metode tertentu walau tidak diridhai Allah Swt. Sunnah menurut syar’i adalahnama atau istilah dari metode yang telah ditetapkan dan dijalankan oleh Rasulullah Saw atau selain Rasulullah Saw yang mempunyai pemahaman yag baik dalam urusan-urusan agama, seperti para sahabat nabi, tabi’in, dan ulama salaf. Sedangkan bid’ah secara syar’ iyyah sebagaiman yang dijelaskan Syaikh Zaruq dalam kitab Uddatul Murid adalah menciptakan atau memunculkan suatu alaman yang ada kesan bagian dari syariat agama, padahal amalan tersebut pada hakikat dan bentuknya buka dari syari’at agama.

H. Hipotesis

1. Pengaruh Pendidikan Agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dapat meningkatkan akidah dan akhlak remaja desa Bumireso.

2. Tidak ada pengaruhnya Pendidikan Agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam peningkatan akidah dan akhlak remaja desa Bumireso.

I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian Eksperimen. Suatu penelitian eksperimen didesain di mana variabel bebas diperlakukan secara terkontrol dan pengaruhnya


(13)

terhadap variabel tergantung, serta dipantau secara teliti. Metode ini cocok untuk aplikasi ekstra. Penelitian eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode paling canggihdan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap hubungan antara dua variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan satu hipotesis atau lebih yang menyatakan sifat dari hubungan variabel yang diharapkan. Eksperimen itu sendiri direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, yang diperlukan menguji hipotesis tersebut.

2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dengan sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati /diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variabel terikat. Variabel terikat dinamakan demikian karena nilainya dihipotesiskan sebagai bergantung pada, atau berubah dengan, nilai variabel bebas.18

Dalam penelitian ini variabel bebas adalah pengamalan pendidikan agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang telah diajarkan kepada para remaja desa Bumireso. Sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan akidah dan akhlaknya para remaja yang mempelajari/menempuh pendidikan agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Variabel dan Indikator

a. Variabel Pengaruh (x): pendidikan agama islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah indikator:

1) Pengetahuan akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah a. Pengetahuan tentang Illahiyat

b. Pengetahuan tentang Nubuwwat c. Pengetahuan tentang Kauniyyat d. Pengetahuan tentang Ghaibiyyat

18 Dr. Nana Sudjana & Dr. Ibrahim,M.A. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, 2009, Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, hal 19-20


(14)

b. Variabel Terpengaruh (y): pengaruh pendidikan agama islam berbasis Ahlus Sunnah wal Jama’ah indikator:

1) Semangat beragama a. Mengikuti pengajian

b. Menjalankan sholat 5 waktu c. Membaca qunut disholat subuh d. Berzikir setelah sholat

e. Mengikuti sunnah nabi 2) Berakhlak mulia

a. Perkataan b. Perbuatan c. Hati

d. Berziarah qubur e. Membaca sholawat

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan dan diolah datanya adalah remaja di desa Bumireso dan faktor yang membentuk kepribadian remaja, serta pendidikan agama Islam yang berbasis Ahus Sunnah Wal Jama’ah yang pernah dipelajari di desa Bumireso.

4. Populasi dan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala nilai tes/peristiwa sebagai sumber daya ang memliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 15-20 tahun dari jumlah populasi yang ada di Desa Bumireso

Sampel adalah sebagian/wakil dari populasi yang diteliti. Dr Suharsimi Arikuntoapabila peneliti akan mengambil sampel < 100 orang lebih baik sampelnya diambil semua, apabila > 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%.

Peneliti mengambil populasi anak usia 15-20 tahun, dengan populasi anak di Desa Bumireso maka peneliti mengambil sebanyak 10%.

5. Metode Pengumpulan Data


(15)

a. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data-data tentang kepribadian dan akhlak remaja yang dijadikan objek dalam penelitian.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dari literatur, majalah dan buku-buku yang berhubungan dan menunjang penelitian.

c. Survei Lapangan

Studi ini dilakukan secara langsung ke lapangan untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan data terhadap objek. d. Angket

Angket dilakukan untuk mendapatkan data dari sampel.

6. Teknik Analisa Data

Analisa variansi digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau lebih. Indeks perbedaan menggunakan variansi melalui –F rasio. Dibandingkan dengan uji-t, analisa variansi lebih banyak manfaatnya sebab tidak hanya bisa menguji seperti yang dilakukan oleh uji-t tapi juga untuk hal yang lainnya. Unsur utama dalam analisa variansi adalah variansi antarkelompok dan variasi di dalam kelompok.

a. Analisis pendahuluan Alternatif a diberi nilai 4 Alternatif b diberi nilai 3 Alternatif c diberi nilai 2 Alternatif d diberi nilai 1 b. Uji hipotesis

Di dalam tahap ini dilaksanakan perhitungan antara variabel keteladanan orang tua dalam keluarga sakinah dengan variabel perilaku keagamaan anak dengan menggunakan rumus statistik korelasi produck moment.

rxy=

xy

(

x

)(

y

)

N

{

x2

(

x

)

2

N

}{

y

2

(

y

)

2

N

}

rxy=¿ koefisien korelasi antara x dan y

x=¿ jumlah skor dalam x (keteladanan orang tua)

y=¿ jumlah skor dalam y (perilaku keagamaan anak)


(16)

N=¿ banyaknya subjek skor x dan skor y c. Analisis lanjutan

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel x dan y, maka langkah berikutnya adalah menghubungkan nilai r (hasil koefisien korelasi variabel x dan y) dengan nilai r yang ada pada tabel baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1%. Dalam menghitung F rasio, variansi antarkelompok ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut. Oleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok semakin menurun harga F rasio yang diperolehnya. Demikian juga makin banyak subjek yang diteliti makin besar pula angka penyebutnya. Nilai F rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan F tabel pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Hipotesis yang diuji melalui F rasio dirumuskan sebagai berikut:

H0 : A = B melawan hipotesis tandingan

H1 : A B

Tolak H0 dan terima H1 apabila nilai Frasio dari F tabel taraf

nyata dan derajat bebas tertentu.19

J. Rancangan Daftar Isi Skripsi

HALAMAN JUDUL

HALAMAN NOTA PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Penegasan Istilah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian 2. Variabel Penelitian 3. Subjek Penelitian

4. Metode Pengumpulan Data


(17)

5. Teknik Analisa Data H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATAN AKIDAH DAN AKHLAK REMAJA

A. Pendidikan Agama Islam di Masa Remaja 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 2. Kehidupan di Masa Remaja

3. Pendidikan Agama Islam di Masa Remaja

B. Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan Akidah dan Akhlak remaja

1. Peranan Pendidikan Agama Islam bagi Para Remaja 2. Amalan-amalan Pendidikan Agama Islam dalam

Peningkatan Akidah dan Akhlak Remaja BAB III PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENINGKATAN AKIDAH DAN AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO

A. Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

B. Keadaan Kehidupan Masyarakat di Desa Bumireso C. Kehidupan (Agama) Remaja

D. Latar Belakang Penelitian Pengaruh Pendidikan Agama Islam Berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam Peningkatan Akidah dan Akhlak Remaja di Desa Bumireso

E. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

BAB IV ANALISA PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENIGKATAN AKIDAH AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO

A. Penelitian Eksperimen Antara Remaja yang menempuh Pendidikan Agama Islam Berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan yang belum pernah mengikuti pendidikan tersebut

B. Hasil dari penelitian eksperimen pengaruh Pendidikan Agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah


(18)

dalam peningkatan akidah akhlak remaja di desa Bumireso

C. Keunggulan dan kelemahan dari penelitian eksperimen ini tentang pengaruh Pendidikan Agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam peningkatan akidah akhlak remaja di desa Bumireso BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Kata penutup DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN


(1)

terhadap variabel tergantung, serta dipantau secara teliti. Metode ini cocok untuk aplikasi ekstra. Penelitian eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode paling canggihdan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap hubungan antara dua variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan satu hipotesis atau lebih yang menyatakan sifat dari hubungan variabel yang diharapkan. Eksperimen itu sendiri direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, yang diperlukan menguji hipotesis tersebut.

2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dengan sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati /diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variabel terikat. Variabel terikat dinamakan demikian karena nilainya dihipotesiskan sebagai bergantung pada, atau berubah dengan, nilai variabel bebas.18

Dalam penelitian ini variabel bebas adalah pengamalan pendidikan agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang telah diajarkan kepada para remaja desa Bumireso. Sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan akidah dan akhlaknya para remaja yang mempelajari/menempuh pendidikan agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Variabel dan Indikator

a. Variabel Pengaruh (x): pendidikan agama islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah indikator:

1) Pengetahuan akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah a. Pengetahuan tentang Illahiyat

b. Pengetahuan tentang Nubuwwat

c. Pengetahuan tentang Kauniyyat

d. Pengetahuan tentang Ghaibiyyat

18 Dr. Nana Sudjana & Dr. Ibrahim,M.A. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, 2009, Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, hal 19-20


(2)

b. Variabel Terpengaruh (y): pengaruh pendidikan agama islam berbasis Ahlus Sunnah wal Jama’ah indikator:

1) Semangat beragama a. Mengikuti pengajian

b. Menjalankan sholat 5 waktu c. Membaca qunut disholat subuh d. Berzikir setelah sholat

e. Mengikuti sunnah nabi 2) Berakhlak mulia

a. Perkataan b. Perbuatan c. Hati

d. Berziarah qubur e. Membaca sholawat

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan dan diolah datanya adalah remaja di desa Bumireso dan faktor yang membentuk kepribadian remaja, serta pendidikan agama Islam yang berbasis Ahus Sunnah Wal Jama’ah yang pernah dipelajari di desa Bumireso.

4. Populasi dan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala nilai tes/peristiwa sebagai sumber daya ang memliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 15-20 tahun dari jumlah populasi yang ada di Desa Bumireso

Sampel adalah sebagian/wakil dari populasi yang diteliti. Dr Suharsimi Arikuntoapabila peneliti akan mengambil sampel < 100 orang lebih baik sampelnya diambil semua, apabila > 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%.

Peneliti mengambil populasi anak usia 15-20 tahun, dengan populasi anak di Desa Bumireso maka peneliti mengambil sebanyak 10%.

5. Metode Pengumpulan Data


(3)

a. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data-data tentang kepribadian dan akhlak remaja yang dijadikan objek dalam penelitian.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dari literatur, majalah dan buku-buku yang berhubungan dan menunjang penelitian.

c. Survei Lapangan

Studi ini dilakukan secara langsung ke lapangan untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan data terhadap objek. d. Angket

Angket dilakukan untuk mendapatkan data dari sampel.

6. Teknik Analisa Data

Analisa variansi digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau lebih. Indeks perbedaan menggunakan variansi melalui –F rasio. Dibandingkan dengan uji-t, analisa variansi lebih banyak manfaatnya sebab tidak hanya bisa menguji seperti yang dilakukan oleh uji-t tapi juga untuk hal yang lainnya. Unsur utama dalam analisa variansi adalah variansi antarkelompok dan variasi di dalam kelompok.

a. Analisis pendahuluan Alternatif a diberi nilai 4 Alternatif b diberi nilai 3 Alternatif c diberi nilai 2 Alternatif d diberi nilai 1 b. Uji hipotesis

Di dalam tahap ini dilaksanakan perhitungan antara variabel keteladanan orang tua dalam keluarga sakinah dengan variabel perilaku keagamaan anak dengan menggunakan rumus statistik korelasi produck moment.

rxy=

xy

(

x

)(

y

)

N

{

x2

(

x

)

2

N

}{

y

2

(

y

)

2

N

}

rxy=¿ koefisien korelasi antara x dan y

x=¿ jumlah skor dalam x (keteladanan orang tua)


(4)

N=¿ banyaknya subjek skor x dan skor y c. Analisis lanjutan

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel x dan y, maka langkah berikutnya adalah menghubungkan nilai r (hasil koefisien korelasi variabel x dan y) dengan nilai r yang ada pada tabel baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1%. Dalam menghitung F rasio, variansi antarkelompok ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut. Oleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok semakin menurun harga F rasio yang diperolehnya. Demikian juga makin banyak subjek yang diteliti makin besar pula angka penyebutnya. Nilai F rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan F tabel pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Hipotesis yang diuji melalui F rasio dirumuskan sebagai berikut:

H0 : A = B melawan hipotesis tandingan

H1 : A B

Tolak H0 dan terima H1 apabila nilai Frasio dari F tabel taraf

nyata dan derajat bebas tertentu.19 J. Rancangan Daftar Isi Skripsi

HALAMAN JUDUL

HALAMAN NOTA PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Penegasan Istilah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian 2. Variabel Penelitian 3. Subjek Penelitian

4. Metode Pengumpulan Data 19 Ibid hal 151


(5)

5. Teknik Analisa Data H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATAN AKIDAH DAN AKHLAK REMAJA

A. Pendidikan Agama Islam di Masa Remaja 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 2. Kehidupan di Masa Remaja

3. Pendidikan Agama Islam di Masa Remaja

B. Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan Akidah dan Akhlak remaja

1. Peranan Pendidikan Agama Islam bagi Para Remaja 2. Amalan-amalan Pendidikan Agama Islam dalam

Peningkatan Akidah dan Akhlak Remaja BAB III PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENINGKATAN AKIDAH DAN AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO

A. Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

B. Keadaan Kehidupan Masyarakat di Desa Bumireso C. Kehidupan (Agama) Remaja

D. Latar Belakang Penelitian Pengaruh Pendidikan Agama Islam Berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam Peningkatan Akidah dan Akhlak Remaja di Desa Bumireso

E. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

BAB IV ANALISA PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH DALAM PENIGKATAN AKIDAH AKHLAK REMAJA DI DESA BUMIRESO

A. Penelitian Eksperimen Antara Remaja yang menempuh Pendidikan Agama Islam Berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan yang belum pernah mengikuti pendidikan tersebut

B. Hasil dari penelitian eksperimen pengaruh Pendidikan Agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah


(6)

dalam peningkatan akidah akhlak remaja di desa Bumireso

C. Keunggulan dan kelemahan dari penelitian eksperimen ini tentang pengaruh Pendidikan Agama Islam berbasis Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam peningkatan akidah akhlak remaja di desa Bumireso

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Kata penutup DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN