ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

  

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL

DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

  Jurusan Akuntansi

  

Oleh :

NI MADE MAYA HARDIYANTI

2008310047

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

  

SURABAYA

2012

  THE ANALYSIS OF FINANCIAL RATIOS THAT IS USED TO PREDICT FINANCIAL THAT LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE Ni Made Maya Hardiyanti

  STIE Perbanas Surabaya Email : 2008310047@students.perbanas.ac.id

  Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya ABSTRACK

  

This research have a purpose to test if Financial ratios can predict significant financial distress

situation on manufacture companies that listed in Indonesia stock exchange. Samples that have

been gotten for this research are 57 companies, 45 companies in non financial distress situation

and 12 companies in financial distress situation. Using purposive sampling as a technique to

reduce population to become samples. The conclution for this research are financial ratios can

be used to predict Financial distress situation on manufacture companies. Financial ratios that

have significant results and can be used to predict financial distress situation are Current ratio,

Current liabilities on total asset, and profit’s growth on total asset.

  Keyword : Financial Distress Prediction and Financial Ratios.

  PENDAHULUAN

  Konsep going concern yang terdapat dalam konsep dasar teori akuntansi menyatakan bahwa, pada dasarnya suatu perusahaan tidak didirikan untuk usaha- usaha sporadik jangka pendek dengan anggapan akan hidup sepanjang masa dan tidak akan pernah mati. Namun yang terjadi terkadang perusahaan berjalan tidak sesuai yang diharapkan sehingga banyak perusahaan mengalami kemacetan, likuiditas, dan financial distress seperti yang banyak menimpa industri-industri di Indonesia. Salah satu sektor yang saat ini menghadapi tantangan dalam mempertahankan going concernnya adalah perusahaan manufaktur. Sehingga perusahaan perlu melakukan identifikasi kinerja dalam mengantisipasi tanda-tanda kebangkrutan lebih awal.

  Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja, serta pertumbuhan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat (Luciana dan Kristijadi, 2003). Model yang biasa digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah rasio-raso keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan serta untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Selain digunakan oleh pihak intern perusahaan, rasio keuangan ini juga dapat digunakan oleh pihak ekstern seperti para investor dan kreditor untuk mengetahui prospek perusahaan tersebut di masa mendatang.

  Menurut Luciana Spica Almilia & Kristijadi (2003), menyebutkan bahwa untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat maka dilakukan penelitian mengenai manfaat laporan keuangan. Salah satu bentuk penelitian yang menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu penelitian- penelitian yang berkaitan dengan manfaat memprediksikan kinerja perusahaan seperti kebangkrutan dan financial distress.

  Financial distress terjadi sebelum

  Variabel ini mempunyai kemampuan mengukur perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus akuntansi). Rasio yang terlalu tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar atau kas tidak digunakan dengan baik yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, yaitu perusahaan kurang modal untuk membayar hutang jangka pendeknya.

  Penjualan Piutang usaha

  Variabel ini dapat menunjukkan berapa kali piutang usaha diputar selama satu tahun. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin kecil dana yang tertanam pada piutang. Perputaran Piutang =

  Perputaran Piutang Usaha

  Rasio ini dimaksudkan untuk melihat beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya kelebihan dana yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Berikut yang termasuk rasio aktivitas, yaitu :

  Rasio Aktivitas

  Tot.CA x 100 % Tot.CL

  Current Ratio =

  Current Ratio

  kebangkrutan. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan (Luciana dan Kristijadi, 2003). Untuk mengetahui adanya gejala kebangkrutan diperlukan suatu model untuk memprediksi financial distress untuk menghindari kerugian dalam nilai investasi. Prediksi financial distress perusahaan menjadi perhatian dan banyak pihak.

  Rasio likuiditas merupakan kelompok rasio yang menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Berikut yang termasuk dalam rasio likuiditas, yaitu:

  Rasio Likuiditas

  penurunan kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadi kebangkrutan ataupun likuiditas (Platt dan Platt, 2002). Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban – kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup

  Financial Distress Financial distress adalah tahap

  financial distress pada perusahaan manufaktur.

  digunakan dalam memprediksi kondisi

  financial leverage, dan pertumbuhan dapat

  Panelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas,

RERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

  Perputaran Persediaan

  Rentabilitas Modal Saham (Return On

  Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital

  Return on Equity (ROE)

  Tot.aktiva

  ROA = Laba bersih x 100 %

  Variabel ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan manajemen dan efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen. Sebaliknya rasio yang rendah maka semakin rendah ukuran efektivitas terhadap keseluruhan operasi perusahaan.

  Return on Total Asset (ROA)

  Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset dan mengelola kegiatan operasional. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi. Dalam jangka panjang, perusahaan harus mampu menghasilkan keuntungan yang cukup agar dapat membayar kewajibannya. Kerugian yang terus menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan. Dalam jangka pendek, kerugian akan segera menurunkan likuiditas perusahaan. Berikut yang termasuk rasio profitabilitas, yaitu :

  Rasio Profitabilitas

  Tot.kewajiban x 100% Tot.aktiva

  DTA =

  sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham (ROE) akan menurun cepat pula.

  Equity atau ROE) dengan cepat, tetapi

  leverage) yang tinggi. Penggunaan financial

  efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual produknya. Semakin tinggi variabel ini berarti semakin baik efektivitas manajemen perusahaan. Sebaliknya, jika semakin rendah maka menandakan bahwa kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. Perputaran Persediaan =

  Variabel ini digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial

  Debt to Total Asset (DTA)

  Tot.kewajiban x 100% Tot.ekuitas

  DER =

  Variabel ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan sumber dana dari hutang dan merefleksikan kemampuan perusahaan membayar kewajiban dalam jangka panjang. Semakin tinggi hutang maka semakin besar risiko financial perusahaan.

  Debt Equity Ratio (DER)

  Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Berikut yang termasuk rasio solvabilitas, yaitu:

  Rasio Solvabilitas

  Tot.aktiva

  Perputaran Aktiva = Penjualan

  Variabel ini digunakan untuk mengukur efisiensi dalam pengelolaan seluruh aktiva perusahaan. Perputaran aktiva yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya juka perputaran aktiva rendah maka manajemen harus mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).

  Perputaran Aktiva

  HPPenj Persediaan

  gain untuk pemegang saham dan rasio ini Pertumbuhan

  Financial Leverage

  kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri atau pasar produk tempatnya beroperasi.

  Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas

  Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas

  Gambar 1 Kerangka Penelitian

  Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1 :

  NI thn ini - NI thn lalu x 100% Rata-rata TA

  Variabel prosentase pertumbuhan laba bersih terhadap total aktiva ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba bersih terhadap total aktiva. Semakin besar nilai variabel ini maka semakin baik perusahaan dalam meningkatkan laba dibandingkan tahun lalu. Variabel ini memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami kondisi financial distress. Berarti semakin besar rasio ini, maka semakin kecil kemungkinan bagi perusahaan untuk mengalami kondisi financial distress. GROWTH =

  Rasio Pertumbuhan

  bukan pengukur return pemegang saham ROE =

  CL x 100% TA

  Financial Leverage =

  Variabel hutang lancar terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang lancar. Semakin besar rasio ini, maka semakin buruk kinerja perusahaan karena besarnya penggunaan hutang lancar untuk membiayai total aktiva. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini akan semakin baik karena risiko juga akan semakin kecil.

  Variabel ini menghitung sejauh mana perusahaan dibelanjai dengan hutang atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (ROE) dengan cepat, sebaliknya apabila penjualan menurun maka ROE semakin tinggi pula.

  Financial Leverage

  Laba bersih x 100% Tot.ekuitas

  • Financial Distress
  • Non Financial Distress
Berdasarkan latar belakang dan rumusan maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : H

  1 : Rasio likuiditas dapat digunakan untuk

  Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji atau membuktikan sesuatu dan untuk membantu peneliti dalam memilih tindakan khusus selanjutnya (Mudrajat Kuncoro,2003:75). Penelitian ini berusaha untuk mengetahui ciri-ciri populasi melalui penarikan kesimpulan secara inferensi berdasarkan ciri-ciri sampel. Hipotesis dari penelitian ini diuji secara kuantitatif, dan kesimpulan mengenai hasil temuan dalam penelitian disajikan berdasarkan tingkat sejauh mana sampel adalah representatif dan tingkat validitas atau kesahihan sampel.

  share) negatif pada tahun 2008 dan 2009.

  Teknik pengambilan sampel penelitian ini ditentukan secara Purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan pada kepentingan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah (1) Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode 2005 - 2009. (2) Kriteria perusahaan yang dikatakan mengalami financial distress adalah (a) selama 2 tahun berturut-turut mengalami laba operasi negatif pada tahun 2008 dan 2009, (b) selama 2 tahun berturut- turut mengalami laba bersih negatif pada tahun 2008 dan 2009, (c) selama 2 tahun berturut-turut memiliki EPS (earning per

  Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2009. Data laporan keuangan tahun 2008-2009 digunakan sebagai pedoman untuk penentuan kondisi perusahaan yang termasuk financial distress dan non financial distress. Sedangkan data yang akan diolah menggunakan data laporan keuangan tahun 2005-2007.

  Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

  Rasio pertumbuhan yaitu growth NI/TA.

  Financial leverage yaitu hutang lancar terhadap total aktiva (CL/TA).

  Variabel independen Rasio aktivitas yaitu perputaran piutang usaha (S/AR), perputaran persediaan (HPP/INV), piutang aktiva (S/TA). Rasio solvabilitas yaitu debt equity ratio (TL/EQ) dan debt to total asset (TL/TA). Rasio profitabilitas yaitu return on asset (NI/TA) dan return on equity (NI/EQ).

  Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun, variabel yang digunakan sebagai pedoman pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel dependen Kondisi financial distress perusahaan

  Identifikasi Variabel

  METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

  memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur. H 2 : Rasio aktivitas dapat digunakan untuk memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur. H

  untuk memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur.

  6 : Rasio pertumbuhan dapat digunakan

  H

  distress pada perusahaan manufaktur.

  : Rasio financial leverage dapat digunakan untuk memprediksi financial

  5

  untuk memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur. H

  4 : Rasio profitabilitas dapat digunakan

  untuk memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur. H

  3 : Rasio solvabilitas dapat digunakan

  (3) Kriteria perusahaan yang dikatakan tidak digunakan dalam penelitian ini adalah (Luciana dan Kristijadi, 2003) : Pi = 1 / [ 1 + exp – ( B0 + B1Xi1 + B2Xi2

  distress suatu perusahaan. Model yang

  0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa rasio keuangan tidak dapat digunakan untuk memprediksi financial distress. (4) Menguji kekuatan rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress dengan menggunakan metode forward stepwise, yang dilakukan dengan cara memasukkan variabel secara bersama-sama kemudian didapatkan variabel yang signifikan, yaitu mempunyai tingkat signifikan <5%. Model dipilih berdasarkan model fit dengan data dan daya prediksi yang paling besar (Imam Ghozali, 2009). (5) Pembahasan ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil penelitian yang diperoleh dengan penelitian terdahulu dan teori-teori yang mendasar.

  non-financial distress jika perusahaan

  mengalami sedikitnya 2 (dua) dari 3 (tiga) kondisi diatas.mengalami sedikitnya 2 (dua) dari 3 (tiga) kondisi diatas.

  TEKNIK ANALISIS DATA Analisis Deskriptif

  Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range. Analisis deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran variabel- variabel penelitian sebagai variabel independen yaitu rasio keuangan perusahaan dalam memprediksi secara signifikan kemungkinan kondisi financial distress. Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah dengan menghitung rata-rata setiap rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, financial leverage, pertumbuhan, antara perusahaan yang mengalami financial distress dan yang tidak mengalami financial distress.

  Uji Regresi Logistik

  Penelitian ini menggunakan regresi logistik (logistic regression) untuk mengetahui kekuatan prediksi rasio keuangan terhadap penentuan financial

  mengalami financial distress adalah (a) laba operasi positif pada tahun 2008 dan 2009, (b) selama 2 tahun berturut-turut mengalami laba bersih positif pada tahun 2008 dan 2009, (c) selama 2 tahun berturut- turut memiliki EPS (earning per share) positif pada tahun 2008 dan 2009. (3) Dalam penelitian ini perusahaan dimasukkan kedalam kelompok financial distress dan

  Keterangan : mengalami financial distress Xin = variabel-variabel rasio keuangan B0 = konstanta

  Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logistik adalah : (1) Menilai model fit, yaitu dengan melihat (a) Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data (rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi financial distress), (b) Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data (rasio keuangan tidak dapat digunakan untuk memprediksi financial distress). (2) Menentukan tingkat signifikan yaitu menggunakan 5%. (3) Menguji hipotesis dengan Hosmer and Lemeshow’s Goodness

  of Fit Test yaitu (a) Jika tingkat

  signifikannya > 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi financial

  distress, (b) Jika tingkat signifikannya <

ANALISIS DESKRIPTIF

  Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai variabel penelitian yang diamati.

  • . . . + BnXin ) ]

  TABEL 1 HASIL UJI DESKRIPTIF

  10 Pertumbuhan Laba -0.2854 -1.7077 Sumber : diolah

  leverage yang pada penelitian ini diwakili

  besar dibandingkan perusahaan FD, namun perusahaan Non FD memiliki tingkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham yang lebih rendah daripada perusahaan FD. (5) Pada rasio financial

  mean ROA perusahaan Non FD yang lebih

  FD. (4) Pada rasio profitabilitas yang pada penelitian ini diwakili oleh ROA dan ROE dapat terlihat bahwa perusahaan non FD memiliki efisiensi yang lebih baik dalam mengelola semua investasinya daripada perusahaan FD hal ini dapat terlihat dari

  FD memiliki rasio solvabilitas yang lebih tinggi dibanding perusahaan FD, hal ini berarti perusahaan Non FD lebih banyak menggunakan hutang dari pada perusahaan

  Asset dapat terlihat bahwa Perusahaan Non

  Dari tabel 1 mengenai uji deskritif variabel bebas pada penelitian ini maka dapat dijelaskan beberapa hal, antara lain : (1) Pada rasio likuiditas yang dalam penelitian ini diwakili oleh current ratio maka dapat terlihat bahwa mean perusahaan FD lebih rendah daripada mean perusahaan Non FD, hal ini menunjukan bahwa perusahaan Non FD memiliki likuiditas yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan FD, dan adanya kelebihan aktiva lancar yang berpegaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. (2) Pada rasio aktivitas yang dalam penelitian ini diwakili oleh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan Perputaran Aktiva, dan dapat terlihat bahwa mean ratio aktivitas perusahaan Non FD lebih besar daripada perusahaan FD, hal ini berarti perusahaan Non FD memiliki efektivitas manajemen persediaan yang lebih baik. (3) Pada rasio solvabilitas yang pada penelitian ini diwakili oleh Debt to Equity Ratio dan Debt to Total

  9 Financial Leverage 0.2941 0.6133

  NO KETERANGAN NON FINANCIAL DISTRESS FINANCIAL DISTRESS Mean Mean

  8 ROE -0.0666 0.1175

  7 ROA 0.0609 -0.0233

  6 Debt to Total Asset Ratio 1.1632 0.5767

  5 Debt to Equity Ratio 11.9311 0.2508

  4 Perputaran Aktiva 1.2072 1.0686

  3 Perputaran Persediaan 7.5885 5.0136

  2 Perputaran Piutang 23.7471 14.2692

  1 Current Ratio 2.0748 2.0225

  oleh rasio hutang lancar terhadap total aktiva dapat terlihat perusahaan Non FD memiliki rasio financial leverage yang lebih rendah dibandingkan perusahaan FD, hal ini berarti penggunaan hutang lanacar untuk membiayai total aktiva pada perusahaan Non FD lebih kecil daripada perusahaan FD. (6) Pada rasio pertumbuhan yang pada penelitian ini diwakili oleh pertumbuhan laba dapat terlihat pertumbuhan laba perusahaan Non FD lebih baik daripada perusahaan FD, meskipun kedua jenis perusahaan ini memiliki mean pertumbuhan

  Pengujian Hipotesis

  Pada tahap ini akan dilakukan pengujian hipotesis dan perumusan masalah, maka analisis yang digunakan adalah logistic

  regression. Nilai statistik dari -2Log

  jika variabel bebas ditambahkan ke dalam model apakah secara signifikan mempengaruhi model fit (Imam Ghozali : 2009 : 269).

  

Tabel 2

Nilai -2 Log Likelihood, Cox Snell R Square Dan Nagelkerke R Square

  • 2 Log Likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 58,799 0,144 0,245 2 49,692 0,235 0,401 3 43,530 0,291 0,497 4 38,477 0,334 0,570 Sumber : diolah

  Step

  Pada tabel 2 digunakan untuk menilai model fit diketahui bahwa nilai -2Log Likelihood pada block number 1 sebesar 38,477 dan pada block number 0 sebesar 71,359. Selisih dari kedua -2Log Likelihood adalah sebesar 32,882 (71,359 - 38,477), ini berarti nilai -2Log Likelihood mengalami penurunan sehingga dapat dikatakan bahwa model pada persamaan logistic dalam penelitian ini merupakan model yang baik.

  Hasil output SPSS memberikan nilai Cox dan Snell’s R Square sebesar 0,334 dan nilai Negelkerke R Square sebesar 0,570. Yang berarti variabilitas variabel dependen (perusahaan yang mengalami FD dan non FD) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independennya yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, financial leverage, rasio pertumbuhan sebesar 57,0%.

  

Tabel 3

NILAI HOSMER AND LEMESHOW’S GOODNESS OF FIT TEST

  Step Chi-square Df Sig. 1 7,351 7 0,393 2 8,394

  8 0,396 3 8,487 8 0,387 4 5,938 8 0,654

  Sumber : diolah Dari tabel 3 nilai Hosmer and

  Lemeshow’s Goodness of Fit Test sebesar 5,938 dan signifikan pada 0,654 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti model yang dihipotesiskan fit dengan data

  (rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi financial distress). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model

  logistic regression layak digunakan untuk analisis selanjutnya.

  

Tabel 5

Hasil Persamaan Regresi Logistik

  distress. (4) Variabel hutang lancar terhadap total aktiva (CL/TA) signifikan pada 5%.

  (NI/TA) signifikan pada 5%. Koefisien regresi pada variabel ROA adalah -36,305 dan bertanda negatif. Hal ini berarti NI/TA berpengaruh negatif terhadap financial

  financial distress. (3) Variabel ROA

  (S/TA) signifikan pada 5%. Koefisien regresi pada variabel perputaran aktiva adalah -2,196 dan bertanda negatif. Hal ini berarti S/TA berpengaruh negatif terhadap

  distress. (2) Variabel perputaran aktiva

  (1) Variabel current ratio (CA/CL) signifikan pada 5%. Koefisien regresi pada variabel current ratio adalah 1,028 dan bertanda positif. Hal ini berarti CA/CL berpengaruh positif terhadap financial

  Sumber : diolah Berdasarkan tabel 5, persamaan regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut :

  3 CA_CL 1,028 0,400 6,616 1 0,010 S_TA -2,196 1,146 3,669 1 0,055 NI_TA -36,305 16,076 5,100 1 0,024 CL_TA 6,303 2,730 5,330 1 0,021 Constant -3,035 1,182 6,597 1 0,010

  Step Variabel B S.E Wald Df Sig

  13 perusahaan, sedangkan hasil observasi hanya 7 jadi ketepatan klasifikasi 53,8% (7/13). Secara keseluruhan model ini memiliki ketepatan klasifikasi sebesar 91,4%.

  

Tabel 4

Klasifikasi Perusahaan Financial Distress Dan Non Financial Distress

  68 perusahaan, sedangkan hasil observasi hanya 67 jadi ketepatan klasifikasi sebesar 98,5% (67/68). Sedangkan untuk kondisi perusahaan yang mengalami FD terdiri dari

  Sumber : diolah Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa perusahaan yang non FD terdiri dari

  6 7 53,8 Prediksi keseluruhan 91,4

  67 1 98,5 Perusahaan FD

  FD

  Presentase prediksi Perusahaan Non

  Perusahaan FD

  Perusahaan Non FD

  Observasi Prediksi

  Koefisien regresi pada variabel hutang lancar terhadap total aktiva sebesar 6,303 dan bertanda positif. Hal ini berarti hutang lancar tehadap total aktiva berpengaruh positif terhadap financial distress. Setelah diketahui variabel-variabel yang

  distress dari masing-masing rasio keuangan

  yaitu variabel current ratio (CA/CL), variabel perputaran aktiva (S/TA), variabel ROA (NI/TA), variabel hutang lancar terhadap total aktiva (CL/TA), maka persamaan regresi logistik dapat dinyatakan sebagai berikut : Pi = 1 / [ 1 + exp – ( -3,035 +

  1,028CA/CL + (-2,196S/TA) + (- 36,305NI/TA) + 6,303CL/TA ) ]

  Berikut akan dibahas lebih terperinci mengenai variabel-variabel independen yang dapat digunakan untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan terjadinya financial

  distress perusahaan manufaktur, yaitu

  sebagai berikut : (1) Current ratio (CA/CL) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya menggunakan aktiva lancarnya. Berdasarkan analisis data terhadap rasio likuiditas yang di dalam penelitian ini diwakili oleh current ratio (CA/CL) dapat dijelaskan bahwa CA/CL dapat digunakan untuk memprediksi financial distress suatu perusahaan hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Kristijadi (2003). Hal diatas dapat disimpulkan berdasarkan nilai signifikansi CA/CL sebesar 0,010 dan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis satu pada penelitian ini diterima. Nilai koefisien dari CA/CL sebesar 1,028 dan bertanda positif dan hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai variabel ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan yang akan mengalami financial distress. Hal ini sesuai dengan teori bahwa CA/CL yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. (2) Rasio aktivitas untuk melihat beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva- aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Berdasarkan analisis data terhadap signifikan adalah perputaran aktiva.

  Variabel perputaran aktiva digunakan untuk mengukur efisiensi dalam pengelolaan seluruh aktiva perusahaan. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan nilai signifikansi S/TA sebesar 0,055 dan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis dua pada penelitian ini diterima. Nilai koefisien dari S/TA sebesar -2,196 dan bertanda negatif, Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai variabel ini maka semakin kecil kemungkinan perusahaan yang akan mengalami financial distress. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perputaran aktiva (S/TA) yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya jika perputaran aktiva rendah maka manajemen harus mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi). (3) Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset dan mengelola kegiatan operasional. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi. Berdasarkan analisis data terhadap rasio profitabilitas, variabel yang berpengaruh signifikan adalah

  Return on Asset (NI/TA). Variabel return on asset dimaksudkan untuk mengukur

  kemampuan manajemen dan efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan nilai signifikansi NI/TA sebesar 0,024 dan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis empat pada penelitian ini diterima. Nilai koefisien dari NI/TA sebesar -36,305 dan bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai variabel ini maka semakin kecil kemungkinan perusahaan yang akan mengalami financial distress. Hal ini sesuai dengan teori bahwa return on

  asset (NI/TA) yang tinggi menunjukkan on asset (NI/TA) yang rendah maka semakin

  Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, financial

  International Research Journal of Finance and Economics–Issue 32.

  Predicting Financial Distress of Companies Listed on the JSE-A Comparison of Techniques.

  Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta. Indeks G.H.Muller dan W.D.Hamman. 2009.

  AMP YKPN. Fraser, Lyn M dan Ormiston, Aileen. 2008.

  Analisis Laporan Keuangan : Konsep Aplikasi Edisi Revisi.Yogyakarta: UPP

  DAFTAR RUJUKAN Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2002.

  Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti ingin memberikan beberapa saran kepada peneliti selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rasio yang lebih banyak agar dapat ditemukan rasio-rasio lain yang dapat berpengaruh signifikan, periode penelitian selanjutnya diharapkan lebih dari tiga tahun.

  hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode penelitian ini hanya dari tahun 2005- 2009.

  leverage dan pertumbuhan, penelitian ini

  Dari hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Dalam penelitian ini didapatkan rasio keuangan yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial distress perusahaan yaitu, current ratio, hutang lancar terhadap total aktiva dan pertumbuhan laba bersih terhadap total aktiva.

  rendah ukuran efektivitas terhadap keseluruhan operasi perusahaan. (4)

  financial distress dan 12 perusahaan yang menggunakan teknik purposive sampling.

  terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 57 perusahaan dimana 45 perusahaan non

  distress pada perusahaan manufaktur yang

  untuk memprediksi kondisi financial

  leverage, dan pertumbuhan dapat digunakan

  Berdasarkan pengujian statistik dan didukung uraian pembahasan diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, financial

  sesuai dengan kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Kristijadi (2003). Hal diatas dapat disimpulkan berdasarkan nilai signifikansi CL/TA sebesar 0,021 dan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis lima pada penelitian ini diterima. Nilai koefisien dari CL/TA sebesar 6,303 dan bertanda positif dan hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai variabel ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan yang akan mengalami financial distress. Hal ini sesuai dengan teori bahwa CL/TA yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin besar rasio ini maka semakin buruk kinerja perusahaan.

  financial distress suatu perusahaan hasil ini

  mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang lancar. Berdasarkan analisis data terhadap Financial Leverge yang di dalam penelitian ini diwakili oleh CL/TA dapat dijelaskan bahwa CL/TA dapat digunakan untuk memprediksi

  Financial Leverage digunakan untuk

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

  Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Edisi Empat. Badan Penerbit Kesehatan Perusahaan Untuk Universitas Diponegoro Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan ALTMAN,

  Ikatan Akuntan Indonesia (2002), “Standar Jurnal Akuntansi dan Auditing

  Akuntansi Keuangan”.Jakarta:

  Indonesia Vol.4, No.2, hal.131-151 Salemba Empat. Nur Indriatoro dan Bambang Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.

  Soepomo.1999. Metodologi Penelitian Jakarta. Rajawali Pers

  Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama.Yogyakarta

  Luciana Spica Almilia. 2006. Prediksi : BPFE.

  Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Publik Dengan Platt, D. Harlan, and Platt, B. Marjorie. Menggunakan Analisis Multinomial

  2002. Predicting Corporate Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

  Financial Distress Reflection on

  Vol. XII No. 1. ISSN: 0854 - 9087 Choice – Based Sample Bias.

  Journal of Economics and Finance.

  dan Kristijadi. 2003. “Analisis Volume 26 No.2.

  Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress pada

  Rr. Iramani. April 2007. Ownership Perusahaan Manufaktur yang

  Structure And Industry Relative Ratios

  Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”,

  As Predictor Variable In The

  Jurnal Akuntansi dan Auditing

  Financial Distress Model.Jurnal

  Indonesia Vol.7, No.2, hal. 183-208 Bisnis dan Manajemen Vol 1 (1),hal 1-13.

  Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga.

  Wild, J. J., et al. 2005. Analisis Laporan Yogyakarta. UPP AMP YKPN Keuangan. Edisi Delapan. Jakarta.

  Salemba Empat

CURRICULUM VITAE

  Nama Lengkap : Ni Made Maya Hardiyanti Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 11 Maret 1991 NIM : 2008310047 Perguruan Tinggi : STIE Perbanas Surabaya Fakultas/Program Studi : S1 Akuntansi Alamat Rumah : Jl. Tangkuban perahu No.51 Pepelegi Indah Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya No.Telp : 085645075979

  RIWAYAT PENDIDIKAN Universitas/Sekolah Tahun

  STIE Perbanas Surabaya 2008-2012

  SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya 2005-2008 SMP Kemala Bhayangkari 1 Surabaya 2002-2005 SD Hang Tuah 10 Juanda

  1996-2002

  PENGALAMAN ORGANISASI Keterangan Periode

  BENDAHARA I UKM BOLA VOLI STIE PERBANAS 2010-2011 SURABAYA BENDAHARA II UKM BOLA VOLI STIE PERBANAS 2009-2010 SURABAYA

  KARYA ILMIAH Keterangan Periode

  Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Financial Distress 2012 Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 17

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 17

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 7 66

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 8 1

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2008 - 2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHANLABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 28

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15