MAJALAH KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

  WARTA ANGGARAN EDISI 29 • TAHUN 2015 MAJALAH KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

  PENGANGGARAN MASA TRANSISI

SALAM REDAKSI

  Achmad Zunaidi, Cahya Setiawan, Shinta Putri Permata Dewi, Ari Candra Arista

  Pembaca yang budiman, Redaksi menerima kontribusi tulisan dan artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi.

  Percetakan Bethesda Anugerah - Jakarta Email : bethesdaprinting@yahoo.com

  Pencetakan :

  Gedung Sutikno Slamet, Jl. Wahidin Nomor 1, Jakarta 10710 Telepon (021) 3866117 pst. 8506 Email : ortala_dja@yahoo.com

  Alamat Redaksi :

  Faisal Khabibi, Reza Ibnu Prakoso, Yudanto D. Nugroho

  Sekretariat :

  Kandha Aditya Sandjoyo, Fr. EdySantoso, Nandang Sumirat

  Desain Grafis/Photografer :

  S

  ebagaimana diketahui bahwa setelah selesainya pemilu yang dilaksanakan pada tahun 2014, tentunya terjadi pula pergantian pemerintahan atau lazim disebut transisi. Dari aspek penganggaran, tentunya juga terdapat perbedaan dalam penyusunan APBN-nya. Hal ini dipersiapkan untuk mengakomodasi perubahan-perubahan pada pemerintahan baru.

  Haritedjo Soekirno, Jati Wibowo, Muslikhudin, Heri Syafardi, Dicky Kushadi Wahyu A, Wahyu Indrawan, Asrukhil Imro, Arfan Udi Winasis, Dede Solihin, Dwi Nurvitasari Suyanto, Aries Setiadi, Melissa Candra Puspitasari, Ade Permadi, Agus Slamet Riyadi, Sri Moedji Sampurnanto

  Redaktur :

  Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan

  Diterbitkan oleh :

  Informasi-informasi lain juga tak kalah menarik. Mulai dari rubrik komunitas yang kali ini akan mengangkat mengenai komunitas sepeda, yang tak kalah menarik adalah rubrik resensi. Resensi buku dan resensi film disajikan seperti edisi sebelumnya, bahkan ditambahkan dengan resensi game. Pada rubrik fotografi, akan ditampilkan keindahan alam di Kaimana. Informasi yang dilengkapi foto-foto keindahan alam ini sekaligus menjadi resensi wisata. Bang Bujet juga hadir kembali dengan gayanya yang menggelitik. Keseluruhan WA edisi 29 akan disajikan dalam halaman yang dapat menambah wawasan dan informasi yang sangat menarik. Selamat membaca

  Kinerja yang sudah diterapkan dari tahun 2007. Peningkatan kualitas penganggaran menjadi tuntutan agar menjadi semakin efektif. Untuk mendukung upaya itu, Pemerintah menerapkan sistem penghargaan dan sanksi atas pelaksanaan anggaran K/L. Perlu adanya penyempurnaan konsep penghargaan dan sanksi tersebut, yaitu insentif personal.

  model dalam penyusunan anggaran. Penggunaan konsep logic model ini diharapkan dapat mendukung Penganggaran Berbasis

  Atas dasar peristiwa ini, Warta Anggaran edisi 29 ini mencoba untuk menyampaikan permasalahan penganggaran di masa transisi. Pada edisi ini, akan dibahas mengenai penyusunan APBN 2015 pada masa transisi dan pengakomodasian visi misi pemerintahan baru dalam APBNP 2015, dampak perubahan nomenklatur kementerian/lembaga pada penyusunan APBN, serta peristiwa penganggaran di masa transisi di negara-negara lain. Dalam rubrik suplemen, akan dihadirkan penggunaan konsep logic

  Pada pemerintahan baru di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo, nomenklatur kementerian dan lembaga juga mengalami perubahan. Perubahan ini tentu berpengaruh pula pada anggaran negara. Kementerian baru perlu alokasi anggaran untuk melaksanakan kegiatan sehingga perlu dilakukan revisi atas RKA K/L sesuai dengan nomenklatur baru tersebut.

  Penyunting/editor : DAFTAR ISI Warta Anggaran 29 • Tahun 2015 lintas peristiwa HarMOnisasi Satu Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan Melayani Masyarakat: Implementasi UU Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sisteM pengganggaran Asimetri Informasi dalam Penentuan Alokasi Anggaran pnBp Integrasi SIMPONI-SAS Memudahkan Bendahara Satker Jendela Budget Goes to Campus 2015 Institut Pertanian Bogor Opini Beberapa Langkah Sederhana Untuk Kantor Yang Lebih “Hijau” renungan Karena Memberi Manfaat adalah Pilihan FOtOgraFi Mengejar Senja Di Kaimana KOMunitas Mari Bersepeda resensi FilM Fast and Furious 7 selingan Democracy 3 Jika Aku Menjadi Seorang Presiden resensi BuKu Brand Yourself : Sudahkah Anda Tampil Secara Profesional? Penganggaran APBN di Masa Transisi

8 Ada Insentif Personal Dibalik Kinerja Penganggaran

  48

  Sebagai salah satu upaya pemerintah meningkatkan kualitas penganggaran, dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah telah menerapkan sistem penghargaan dan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga (K/L).

  12

  15

  18

  20

  29

  24

  62 lapOran utaMa

  60

  58

  56

  52

  51

  Tahun 2014 lalu merupakan tahun politik atau tahun di mana dilaksanakannya pemilihan umum (pemilu) baik itu Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden.

  Mengintip Masa Transisi Pemerintahan di Indonesia, Inggris, dan Amerika Serikat

  42

  35

  30

  6

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang harus dikelola dengan efektif dan efisien untuk kemakmuran rakyat, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

  supleMen Penggunaan Konsep Logic Model Dalam Penyusunan Anggaran

  Banyak orang meyakini bahwa keberhasilan berawal dari optimisme. Kondisi ini pula sepertinya dilakukan Presiden Jokowi dalam merancang kebijakan fiskal dalam APBN Perubahan tahun 2015 (selanjutnya disebut APBNP tahun 2015).

  Kebijakan Fiskal 2015: Optimisme Pemerintah

  Sudah tujuh dekade Indonesia merdeka, namun persoalan kemiskinan dan pemerataan pembangunan masih menjadi permasalahan.

  Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas: Target Pembangunan dan Indikator Kesejahteraan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

  Kekhawatiran restrukturisasi organisasi kementerian Kabinet Kerja akan memakan waktu dan berakibat terhambatnya kerja menjadi kenyataan.

  Perubahan Nomenklatur Kementerian/Lembaga

  Transisi kekuasaan dari satu pemerintahan kepada pemerintahan yang baru merupakan sebuah kejadian yang penting dalam sejarah sebuah Negara.

  46 Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1436 H - 2015 M

  DIREKToRAT JENDERAl ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUblIK INDoNESIA Auditorium Dhanapala, 6 Januari 2015, Peluncuran Quickwins dan Seminar Transformasi Kelembagaan T

  erdapat 6 (enam) inisiatif quickwins Transformasi Kelembagaan yang diluncurkan yaitu pengembangan kapasitas Kring Pajak 500-200, kantor modern 2.0 DJBC, Modul Penerimaan Negara Generasi-2 (MPN G2) Ditjen Perbendaharaan, Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) DJA, Sistem Informasi Pengadaan Langsung (SIMPel) dari LPSE Sekretariat Jenderal, dan e-Auction dari DJKN.

  Auditorium Dhanapala, 3-5 Februari 2015 Workshop Penataan ADIK: Penyempurnaan Perumusan Output dan Outcome dalam Rencana Kerja dan Anggaran-Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) W orkshop

  ini membahas kendala dalam penataan ADIK, melaksanakan simulasi pelatihan ADIK, dan me-

  review penyempurnaan sesuai konsepsi penataan ADIK.

  LINTAS PERISTIWA Berita

  Berita LINTAS PERISTIWA Auditorium Dhanapala, 17 Februari 2015 Peluncuran Sistem Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN G2)

  eluncuran MPN G2 ini ditandai pula dengan peluncuran logo MPN G2, dengan moto Praktis, Cepat, dan Aman. Sistem

  P

  Informasi PNBP Online (SIMPONI), sebagai salah satu bagian dari sistem MPN G-2 memberi kemudahan bagi wajib bayar/ wajib setor dalam memenuhi kewajibannya dalam pembayaran/ penyetoran PNBP dan penerimaan nonanggaran.

  Gedung Sutikno Slamet lantai 9, Gedung P-V lantai 5, dan Ruang Machiato Gedung Dhanapala, 20 – 24 Februari 2015 Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L)

  ateri penelaahan yaitu detail perubahan terkait APBNP tahun 2015 berdasarkan hasil pembahasan pemerintah

  M

  dan DPR. Disamping itu, dilakukan penelaahan atas usul revisi anggaran K/L Tahun 2015 berkaitan dengan penghematan dan pemanfaatan perjalanan dinas/konsinyasi/paket meeting.

  Auditorium Andi Hakim Nasution, Institut Pertanian bogor,

7 Maret 2015

  Budget Goes To Campus 2015

  osialisasi APBN, seperti “Budget Goes to Campus” merupakan salah satu upaya untuk membuat APBN

  S

  menjadi lebih transparan dan sebagai wahana sharing

  knowledge mengenai APBN, peran pemerintah, dampaknya

  terhadap masyarakat, alokasi belanja, sumber pendapatan, dan pembiayaannya.

  Auditorium Dhanapala, 31 Maret 2015 Sosialisasi Standar Biaya Tahun Anggaran 2016

  ateri sosialisasi adalah : Pengaturan Standar Biaya dalam Sistem Penganggaran, Standar Struktur Biaya Tahun

  M

  Anggaran 2016, Standar Biaya Keluaran (SBK) Tahun 2016 yang mencakup penyiapan SBK 2016 dan langkah-langkah penyusunan SBK, serta Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun Anggaran 2016 mencakup Pengaturan SBM, Hal-hal baru SBM Tahun Anggaran 2016, dan Cakupan Revisi SBM Tahun Anggaran 2015.

  LAPORAN UTAMA Penganggaran APBN Teks Oleh: Arif Kelana Putra

penganggaran apBn

di Masa transisi Tahun 2014 lalu merupakan tahun politik atau tahun di mana dilaksanakannya pemilihan umum (pemilu) baik itu Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden. Sehingga pada tahun 2014 pula terjadi suatu proses pergantian pemerintahan dari pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke

pemerintahan era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proses peralihan ini lazim disebut sebagai proses transisi.

  P

  Penyusunan APBN 2015

  Kemudian, berdasarkan kerangka ekonomi makro tersebut, pendapatan negara disepakati sebesar Rp1.793,6 triliun atau naik sebesar Rp31,3 triliun jika dibandingkan dengan besarannya dalam

  Meskipun resistensi parlemen cukup kecil ketika melakukan pembahasan RAPBN 2015, namun diskusi anggaran antara pemerintah dan DPR RI tersebut menghasilkan beberapa perubahan- perubahan yang cukup signifikan dan positif. Beberapa asumsi dasar ekonomi makro yang disepakati dalam APBN 2015 mengalami perubahan jika dibandingkan dengan angkanya dalam RAPBN 2015 yang diajukan pemerintah. Asumsi pertumbuhan ekonomi berubah menjadi 5,8 persen dari sebelumnya sebesar 5,6 persen. Asumsi tingkat suku bunga SPN 3 bulan berubah menjadi 6,0 persen dari sebelumnya sebesar 6,2 persen. Asumsi lifting minyak bumi berubah menjadi 900 ribu barel per hari dari sebelumnya sebesar 845 ribu barel per hari.

  Secara umum, APBN 2015 diarahkan untuk melakukan penguatan kebijakan fiskal dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Kebijakan percepatan tersebut diupayakan melalui optimalisasi pendapatan negara, peningkatan kualitas belanja negara, pengendalian defisit APBN, dan pengendalian utang.

  Di sisi lain, situasi ini sedikit memberikan kemudahan dalam proses politik pembahasan RAPBN 2015 antara pemerintah dan DPR RI karena persetujuan DPR dapat segera diberikan tanpa banyak melakukan perubahan terhadap RAPBN 2015. Secara politik, pihak-pihak yang duduk di DPR RI baik itu partai pendukung pemerintah maupun partai oposisi berada pada posisi wait and see. Pada saat itu, masing-masing pihak belum tahu siapa yang nantinya akan menduduki posisi sebagai partai pendukung pemerintah atau dengan kata lain pihak yang akan menjalankan APBN 2015 tersebut nantinya. Sehingga resistensi mereka terhadap kebijakan dan program yang dirumuskan dalam RAPBN 2015 bisa dibilang cukup kecil.

  Hal ini menyebabkan pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2015 dilaksanakan lebih cepat 1 bulan (selesai pada akhir September 2014) jika dibandingkan dengan siklus normalnya yang biasanya selesai pada akhir Oktober.

  Adanya pesta demokrasi di Indonesia, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, pada tahun 2014 menyebabkan sebagian besar energi dan sumber daya baik pemerintah, legislatif, dan masyarakat terpusatkan pada hajat besar tersebut.

  mendukung pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, meningkatkan efektivitas kebijakan subsidi yang tepat sasaran, meningkatkan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas, meningkatkan kualitas pelaksanaan SJSN di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan, serta menyediakan dukungan cadangan risiko fiskal dan mitigasi bencana.

  roses transisi berdampak tidak hanya pada aspek politik di tanah air saja namun juga pada aspek anggaran di pemerintahan, khususnya dalam penyusunan APBN. Sehingga terdapat perbedaan atau kekhususan tersendiri ketika pemerintah menyusun APBN Tahun 2015, yang sebagian besar prosesnya dilakukan di masa transisi, jika dibandingkan dengan penyusunan APBN tahun-tahun sebelumnya.

  minimum essential force (MEF),

  Walaupun tujuan utama APBN 2015 ini untuk memberikan ruang fiskal yang cukup, namun APBN 2015 tetap dijaga konsistensinya dengan rencana pembangunan jangka panjang dalam dokumen RPJPN 2005-2025. Sehingga pokok-pokok kebijakan belanja yang dirumuskan dalam APBN 2015 juga tetap diarahkan untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien, mendukung pencapaian sasaran pembangunan yang berkelanjutan, mendukung percepatan pencapaian

  Selain itu, bentuk baseline budget juga ditujukan untuk memberikan ruang fiskal yang lebih luas kepada pemerintahan baru. Hal ini menjadi sangat penting karena merupakan acuan utama dalam penyusunan anggaran di masa transisi. Ruang fiskal yang luas akan memberikan kesempatan kepada pemerintah era Presiden Jokowi untuk merumuskan kebijakan dan program kegiatan yang sesuai dengan visi dan misinya. Penyediaan ruang fiskal yang luas tercermin dari tidak adanya new initiatives yang signifikan dalam APBN 2015. Dalam proporsi anggarannya, hal ini menyebabkan terjadinya penurunan defisit. Selain itu, pemberian ruang fiskal yang luas serta kesinambungan fiskal juga diupayakan melalui pengurangan penerbitan surat utang negara.

  yang disusun dengan tujuan utamanya adalah untuk memperhitungkan kebutuhan dasar penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

  

budget merupakan suatu bentuk anggaran

  APBN 2015 disusun oleh pemerintah era Presiden SBY namun dilaksanakan oleh pemerintah era Presiden Jokowi. Oleh karena itu, segala hal yang terkait dengan APBN 2015 harus dibuat dengan memerhatikan kepentingan dan kebutuhan pemerintahan baru. Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah era Presiden SBY menyusun APBN 2015 dalam bentuk baseline budget. Baseline

  LAPORAN UTAMA Penganggaran APBN RAPBN 2015. Sementara itu, belanja negara disepakati sebesar Rp2.039,5 triliun atau naik sebesar 19,6 triliun jika dibandingkan dengan RAPBN 2015. Dari penyesuaian pendapatan dan belanja negara tersebut, maka angka defisit dalam APBN 2015 disepakati sebesar 2,21 persen terhadap PDB, lebih rendah dari defisit RAPBN 2015 yang sebesar 2,32 persen terhadap PDB. Besaran defisit dalam APBN 2015 yang relatif masih aman tersebut diharapkan dapat memberikan sinyal positif bagi masyarakat, para pemangku kepentingan, dan pelaku usaha baik di dalam maupun luar negeri.

  Untuk menutup defisit APBN 2015, pemerintah dan DPR RI menyepakati jumlah pembiayaan sebesar Rp245,9 triliun, atau lebih rendah Rp11,7 triliun jika dibandingkan dengan RAPBN 2015. Jumlah ini menyesuaikan dengan penurunan defisit anggaran dan dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal ( fiscal sustainability) ke depannya.

  Target-target pendapatan dan belanja negara tersebut diharapkan dapat tercapai dengan melakukan berbagai macam kebijakan seperti penyempurnaan peraturan perundang-undangan, ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, penggalian potensi wajib pajak, penggalian potensi pajak sektor non-tradable, peningkatan

  lifting minyak, penurunan cost recovery,

  peningkatan bagian laba BUMN, serta peningkatan PNBP lainnya. Sementara itu, dari sisi belanja, pemerintah merumuskan kebijakan penyesuaian gaji pokok dalam rangka mempertahankan tingkat aparatur negara, pengendalian belanja pendukung penyelenggaraan pemerintahan, pengendalian besaran subsidi dalam bentuk pengendalian konsumsi BBM bersubsidi, pengembangan alternatif energi baru dan terbarukan, dan lain sebagainya.

  APBNP 2015: Mengakomodasi Nawacita

  APBN 2015 yang bersifat baseline memberikan ruang gerak kepada pemerintah baru untuk mengusulkan perubahan secara total dalam rangka menampung inisiatif-inisiatif pemerintah baru dalam APBNP 2015. Segera setelah Jokowi terpilih dalam Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 dan dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7 pada tanggal 20 Oktober 2014, persiapan penyusunan RAPBNP 2015 mulai bergulir pada triwulan keempat tahun 2014. Hal ini sudah diantisipasi baik oleh pemerintah sendiri maupun parlemen.

  Secara formal, pembahasan perubahan APBN 2015 dimulai pada tanggal 13 Januari 2015 ketika Presiden Jokowi menyampaikan surat kepada Ketua DPR RI perihal RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN Tahun Anggaran 2015. Kemudian, pengajuan RUU APBNP 2015 tersebut ditindaklanjuti dan dibacakan oleh DPR RI dalam Rapat Paripurna pada tanggal 15 Januari 2015.

  Proporsi anggaran dan perumusan kebijakan RAPBNP 2015 disusun untuk mendukung visi, misi, dan agenda pemerintahan baru era Presiden Jokowi yang secara umum terangkum dalam Konsep Nawacita dan Trisakti. Nawacita merupakan sembilan agenda prioritas Presiden Jokowi dalam mewujudkan visi dan misinya membangun Indonesia. Sementara itu, Trisakti merupakan visi Presiden Jokowi yang mencakup cita-cita untuk menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. Selain itu, RAPBNP 2015 juga mengakomodir kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi yang merestrukturisasi kementerian dan lembaga dalam Kabinet Kerja.

  Namun perlu diperhatikan juga bahwa perubahan APBN 2015 yang bersifat

  baseline dan merupakan anggaran transisi

  selain dilatarbelakangi oleh aspek politik juga dipengaruhi oleh aspek ekonomi. Saat itu, terdapat perkembangan realisasi indikator ekonomi makro pada tahun 2014

  LAPORAN UTAMA Penganggaran APBN yang diluar perkiraan dan akan berpengaruh pada kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2015. Indikator-indikator tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, harga mintak mentah Indonesia (ICP), dan lifting migas. Perubahan indikator-indaktor tersebut mengharuskan pemerintah menyesuaikan asumsi dasar ekonomi makro yang melandasi APBN 2015 agar lebih realistis dan kredibel.

  Dalam APBNP 2015, asumsi pertumbuhan ekonomi berubah menjadi 5,7 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan APBN 2015. Sementara itu, asumsi inflasi dan tingkat suku bunga SPN 3 bulan masing-masing mengalami kenaikan menjadi 5,0 persen dan 6,2 persen jika dibandingkan dengan angkanya dalam APBN 2015. Kemudian, asumsi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga mengalami pelemahan menjadi Rp12.500 per Dolar AS. Di sisi lain, harga minyak serta lifting minyak dan gas masing- masing mengalami penurunan menjadi US$60 per barel, 825 ribu barel per hari, dan 1.221 ribu barel setara minyak per hari jika dibandingkan dengan APBN 2015.

  Turunnya ICP dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan mempengaruhi sisi pendapatan negara khususnya pada penerimaan migas. Selain itu, penerimaan perpajakan dalam anggaran

  baseline APBN 2015 juga diperkirakan

  menurun apabila tidak dilakukan langkah pengamanan. Kemudian dari sisi belanja negara, reformasi subsidi yang dilakukan pemerintah baru pada akhir tahun 2014 memberikan ruang fiskal bagi pemerintah dalam merumuskan kembali sasaran- sasaran pembangunan yang direncanakan dan merealokasi belanja ke pos-pos yang lebih produktif. Berdasarkan situasi tersebut, maka pemerintah juga perlu melakukan penyesuaian kebijakan fiskal.

  Dari hasil pembahasan antara pemerintah dan DPR RI, target pendapatan negara dalam APBNP 2015 disepakati sebesar Rp1.761,6 triliun atau lebih rendah Rp31,9 triliun jika dibandingkan dengan jumlahnya dalam APBN 2015. Sementara itu, belanja negara disepakati sebesar Rp1.984,1 triliun atau lebih rendah sebesar Rp55,3 triliun jika dibandingkan dengan APBN 2015. Berdasarkan komposisi pendapatan dan belanja negara tersebut, defisit APBNP 2015 mengalami penurunan menjadi 1,90 persen terhadap

  PDB. Angka defisit ini lebih rendah jika dibandingkan dengan angka defisit dalam APBN 2015. Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah menargetkan pembiayaan sebesar Rp222,5 triliun dalam APBNP 2015 atau lebih rendah jika dibandingkan dengan APBN 2015.

  Melalui APBNP 2015, Kabinet Kerja mempertajam langkah-langkah kebijakan fiskal dalam APBN 2015 (anggaran transisi) yang disusun oleh Kabinet Indonesia Bersatu II agar searah dengan Konsep Nawacita dan Trisakti Presiden Jokowi. Bauran strategi dan kebijakan diprioritaskan dalam rangka peningkatan pendapatan negara melalui program optimasi pendapatan namun dengan tetap menjaga kinerja investasi dan dunia usaha. Beberapa upaya Kabinet Kerja untuk mencapai target penerimaan pajak tahun 2015 antara lain penggalian potensi penerimaan perpajakan melalui perbaikan administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, ekstensifikasi tambahan Wajib Pajak baru, dan penegakan hukum.

  Sementara itu, di sisi belanja negara, Kabinet Kerja akan memprioritaskan implementasi APBNP 2015 untuk pelaksanaan pembangunan sektor unggulan yang diarahkan untuk meningkatkan dan memelihara kedaulatan pangan, pengembangan energi dan ketenagalistrikan, pembangunan kemaritiman dan pariwisata, serta pengembangan industri. Kemudian, APBNP 2015 juga akan digunakan untuk pemenuhan kewajiban dasar yang harus disediakan Pemerintah yaitu pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar, kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat, dan penyediaan perumahan yang layak. Selain itu, beberapa hal penting lainnya yang tidak luput dari perhatian adalah pengurangan kesenjangan baik kesenjangan antar kelas pendapatan—yang akan dimitigasi melalui Program Kartu Keluarga Sejahtera—maupun antar wilayah, pembangunan infrastruktur konektifitas, serta program dan kegiatan unggulan lainnya.

  Penutup

  Secara umum, proses transisi pemerintahan dari era Presiden SBY ke Presiden Jokowi berjalan dengan baik. Faktor ini juga memberikan pengaruh pada kelancaran proses penganggaran di masa transisi mulai dari penyusunan APBN 2015 yang dilakukan oleh pemerintahan era Presiden SBY (Kabinet Indonesia Bersatu II) hingga penyusunan APBNP 2015 yang dilakukan oleh pemerintahan era Presiden Jokowi (Kabinet Kerja). Selain stabilitas politik, kesuksesan proses penganggaran di masa transisi juga dipengaruhi oleh fokus dan komitmen yang kuat dari masing- masing pihak yang berkepentingan baik itu Kabinet Indonesia Bersatu II, DPR RI, dan Kabinet Kerja. Sehingga anggaran yang dirancang tetap sesuai dengan program pembangunan Indonesia jangka panjang dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  LAPORAN UTAMA Penganggaran APBN LAPORAN UTAMA Mengintip Masa Transisi Teks oleh: Melissa Candra Puspitasari

Mengintip Masa transisi

pemerintahan di indonesia,

inggris, dan amerika serikat

  Transisi kekuasaan dari satu pemerintahan kepada pemerintahan yang baru merupakan sebuah kejadian yang penting dalam sejarah sebuah negara. Perubahan yang terjadi tidak hanya perubahan kepemimpinan, namun juga perubahan pola pemerintahan dan kebijakan yang diambil sebuah pemerintahan. Masa transisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden

terpilih, Joko Widodo adalah kali pertama dalam sejarah Indonesia dilakukannya masa transisi untuk

menyambut pemerintahan baru secara formal. Adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memunculkan ide tersebut di tahun 2013.

  K

  emunculan ide tersebut dikarenakan pada masa transisi pemerintahan Presiden Susilo

  Bambang Yudhoyono mengalami banyak hambatan terutama dari ketersediaan informasi terkait jalannya pemerintahan pada saat itu. Berangkat dari pengalaman Presiden Yudhoyono tersebut, pada akhir masa kepemimpinannya dan menyambut kepemimpinan Presiden Joko Widodo dibentuklah tim yang menangani transisi pemerintahan. Beranggotakan para pakar dan tokoh nasional tim itu dikenal sebagai Tim Transisi.

  Bekerja selama kurang lebih tiga bulan, Tim Transisi mengumpulkan informasi yang dirasa diperlukan dalam pergantian pemerintahan di akhir bulan Oktober. Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim Transisi antara lain: (1) memperbaiki reformasi birokrasi dan struktur kabinet yang terlalu gemuk, (2) menaikkan harga BBM dalam negeri dan, (3) melakukan refocusing belanja kementerian/lembaga. Dengan adanya rekomendasi tersebut, Presiden Joko Widodo kemudian menyesuaikan pola pemerintahannya, termasuk di dalamnya struktur kabinet pembantu Presiden, demi mendukung visi misi Presiden.

  Istilah kabinet berasal dari Bahasa Italia “cabinetto” yang berarti “sebuah ruang kecil”. Sebuah tempat yang baik untuk membahas hal-hal penting tanpa takut terganggu. Di dalam sistem pemerintahan, istilah kabinet digunakan untuk merujuk pada kumpulan pejabat tinggi negara, umumnya menduduki jabatan sebagai kepala sebuah kementerian atau lembaga.

  Di bawah sistem kepresidenan seperti yang dianut oleh Indonesia, peran kabinet adalah sebagai bagian dari badan eksekutif yang berperan sesuai fungsinya yaitu membantu kepala pemerintahan. Di Indonesia, pemilihan, pengangkatan, dan pergantian para anggota kabinet merupakan hak prerogatif Presiden.

  Perubahan struktur pemerintahan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo terhadap beberapa kementerian dan lembaga juga berdampak pada proses penganggaran. Transisi pemerintahan pada penghujung tahun 2014 mengakibatkan APBN Tahun Anggaran 2015 yang baru saja disahkan harus diubah karena APBN Tahun Anggaran 2015 merupakan anggaran yang disusun oleh DPR dan pemerintahan sebelumnya. Namun, pelaksana dari APBN tahun anggaran 2015 tersebut adalah pemerintahan saat ini. Selain itu, beberapa hal yang menjadi fokus dan agenda utama pemerintahan saat ini belum tercermin dalam APBN 2015. Dengan mengusung visi misi baru yang dikenal dengan sebutan Nawacita, pada tanggal 13 Januari 2015, Pemerintah mengajukan usulan anggaran perubahan APBN kepada DPR.

  Cerita menarik juga terjadi dalam proses transisi pemerintahan di Inggris. Dalam sejarahnya, proses transisi pemerintahan relatif berjalan mulus bahkan terasa amat cepat. Dengan sistem pemerintahan monarki konstitusional, kepala pemerintahan Inggris dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana Menteri dipilih oleh partai yang mendominasi parlemen (House of Commons) hasil pemilihan umum, sehingga kedudukannya sangat kuat. Perdana Menteri memiliki kewenangan untuk memilih anggota kabinetnya, namun karena Perdana Menteri dan kabinetnya bertanggung jawab terhadap parlemen, jika parlemen telah menjatuhkan mosi tidak percaya terhadap kinerja kabinet, maka kabinet tersebut harus diganti ( reshuffle).

  Pemindahan kekuasaan secara formal tidaklah berbelit-belit, bahkan kurang dari 24 jam. Pemilihan umum di

  LAPORAN UTAMA Mengintip Masa Transisi

  Di negara demokrasi besar seperti Amerika Serikat, presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan memiliki hak untuk memilih para anggota kabinetnya. Pengisian jabatan anggota kabinet dilakukan dengan sangat selektif bahkan melibatkan komite moral dari Tim Transisi. Namun, para menteri/kepala lembaga yang dipilih oleh Presiden tersebut harus sebelumnya disetujui oleh senat sebelum dilantik. Umumnya, sebelum pengambilan sumpah jabatan, presiden terpilih akan mengumumkan usulan susunan calon kabinetnya kepada khalayak. Kemudian, secara informal, sebuah panitia kerja di dalam senat akan mengadakan rapat dengar pendapat dengan para calon anggota kabinet dari presiden terpilih. Setelah presiden disahkan melalui sumpah jabatannya, presiden akan menyampaikan nominasi kabinetnya secara formal kepada senat. Jika seluruh anggota kabinet disetujui oleh senat, maka mereka dapat dilantik untuk menduduki jabatan sebagai menteri/kepala lembaga.

  • http://change.gov/content/home
  • http://www.gsa.gov/portal/content/315461 http://archive.opm.gov/transition/trans20r- ch1.htm
  • http://www.brookings.edu/research/ articles/2001/03/spring-governance-hess
  • http://usgovinfo.about.com/od/ thepresidentandcabinet/a/prestrans.htm
  • http://usgovinfo.about.com/od/ thepresidentandcabinet/a/prescababout.htm
  • https://www.opencongress.org/wiki/
  • http://www.republika.co.id/berita/koran/ halaman-1/14/10/16/ndiwoe10-likaliku- masa-transisi-bagian-1-dari-3-tulisan- saya-ingin-transisi-berjalan-lancar • Riddell, Peter dan Catherine Haddon.

  Transitions: preparing for changes of government. Diambil dari www. instituteforgovernment.org.uk/

  Presidential_transition_resources

  Dirangkum dari:

  Terlepas dari berbagai macam jenis transisi pemerintahan, yang terpenting dari transisi itu adalah keberhasilan dalam menjalankan seluruh proses. Indikator untuk mengukur kesuksesan transisi dapat dilakukan dengan melihat keefektifan pemerintah yang baru dalam menjalankan roda pemerintahan. Sejauh mana menteri/ kepala lembaga yang baru dapat bekerja sama satu sama lain dan juga bekerja sama dengan harmonis di dalam kementerian/ lembaga yang dipimpinnya.

  Perubahan tersebut membuat seluruh Presiden George H.W. Bush memilih tidak menyampaikan anggaran untuk tahun 1994 dan juga tidak diwajibkan untuk menyampaikannya. Hal serupa juga terjadi pada pergantian pemerintahan pada masa Bush kepada Clinton (pada tahun anggaran 1994), Clinton kepada Bush Jr. (pada tahun anggaran 2002), serta Bush kepada Obama (pada tahun anggaran 2010). Dengan demikian, Presiden terpilih menyampaikan anggaran mereka tanpa harus melalui mekanisme perubahan anggaran.

  Sejak tahun 1990, Presiden Amerika terpilih mendapat keuntungan dengan adanya perubahan tenggat waktu penyampaian anggaran. Jika semula anggaran disampaikan paling lambat pada hari Senin pertama setelah tanggal 3 Januari, setelah tahun 1990, tenggat waktu penyampaian budget berubah menjadi paling cepat pada hari Senin pertama setelah tanggal 3 Januari namun tidak lebih dari hari Senin pertama di bulan Februari.

  transisi pemerintahan di Amerika Serikat dapat berjalan sangat lambat, dengan rata-rata sebelas minggu. Tugas dari tim transisi presiden tersebut antara lain melakukan pengisian jabatan-jabatan yang lowong, penyesuaian kebijakan fiskal dan penganggaran, serta melakukan penilaian terhadapkinerja para pegawai pemerintahan saat itu.

  Inggris hampir selalu dilakukan pada hari Kamis dan hasilnya diumumkan dalam semalam. Dengan keefisienan kinerja dari petugas pemilu serta ditunjang oleh teknologi, hasil pemilu biasanya dapat disimpulkan pada hari Jumat, keesokan paginya. Dengan demikian, pengunduran diri Perdana Menteri yang akan meninggalkan jabatannya dapat dilakukan pada siang hari. Di sore harinya, Perdana Menteri terpilih beserta seluruh stafnya untuk pertamakalinya memasuki gedung Downing Street Nomor 10, pusat pemerintahan dan sekaligus menjadi tempat tinggal resmi perdana menteri.

  Headquartersdi Washington, D.C.. Proses

  otomatis presiden terpilih memiliki hak terhadap pembiayaan bagi masa transisinya, berbagai pelayanan pemerintahan, serta akses terhadap Presidential Transition

  General Services Administration, secara

  Pengumuman pemilihan kepala negara di Amerika Serikat biasanya dilakukan pada minggu pertama di bulan November. Ketika presiden terpilih diumumkan oleh

  Berbeda dengan masa transisi di Indonesia dan Inggris, maka Amerika Serikat memiliki cerita unik tersendiri.

  Meskipun transfer kekuasaan formal dilakukan dalam waktu singkat, transisi pemerintahan secara utuh dilakukan beberapa bulan sebelum dan setelah pemilu. Tidak ada jangka waktu yang tetap untuk menyatakan periode transisi pemerintahan, sehingga transisi itu sendiri terasa ambigu. Sebuah tradisi yang selalu dijalankan setiap kali mendekati pemilihan umum adalah persiapan pergantian pemerintahan oleh pegawai negeri sipil Inggris. Mendekati pergantian parlemen, pegawai negeri sipil di Inggris selalu menyiapkan rencana strategis bagi masing-masing departemen sebagai antisipasi menghadapi masa transisi. Persiapan tersebut mencakup penjelasan aktivitas kementerian/lembaga baik bagi pemerintahan baru atau pemerintahan lama yang terpilih kembali. Termasuk di dalam penjelasan tersebut adalah hal-hal yang memerlukan penyelesaian dan tindak lanjut segera. Sehingga, ketika Pemerintah hasil pemilihan umum terbentuk, penyesuaian yang dilakukan setiap departemen tidaklah besar-besaran.

  LAPORAN UTAMA Mengintip Masa Transisi

  perubahan nomenklatur Kementerian/lembaga P

  residen Joko Widodo menginstruksikan kepada para menteri terkait untuk segera menyelesaikan restrukturisasi di kementerian masing-masing. Presiden juga memerintahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi segera memproses verifikasi usulan struktur organisasi baru kementerian tersebut.

  Dampak Perubahan K/L

  Perubahan nomenklatur Kementerian/ Lembaga berdampak luas. Salah satu dampaknya adalah perubahan anggaran, sehingga perlu pembahasan bersama DPR dengan kementerian terkait sesuai dengan mitra komisi di DPR. Setiap perubahan anggaran, apalagi anggaran untuk kementerian baru harus mendapatkan persetujuan DPR. Perubahan nomenklatur K/L memerlukan re-approval DPR karena ada perubahan alokasi antar K/L.

  Dampak lainnya yang dikhawatirkan, pemerintah tidak langsung bekerja khususnya Kementerian/Lembaga baru karena belum mendapatkan anggaran operasional. Demikian pula

  Teks oleh : Asrukhil Imro LAPORAN UTAMA Perubahan Nomenklatur

  Kekhawatiran restrukturisasi organisasi kementerian Kabinet Kerja akan memakan waktu dan berakibat terhambatnya kerja menjadi kenyataan. (Kompas, Jumat, 27 Maret 2015).

  2.

  1.

  Berikut adalah tabel Kementerian/Lembaga baru atau perubahan nomenklatur LAPORAN UTAMA Perubahan Nomenklatur

  Manusia dan Kebudayaan 7.

  9. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat berubah Kementerian Koordinator bidang Pembangunan

  8. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 6.

  7. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pisah dan gabung Kementerian Ketenagakerjaan 5.

  6. Kementerian lingkungan Hidup

  4.

  5. Kementerian Kehutanan Gabung Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan

  4. Kementerian Riset dan Teknologi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 3.

  3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pisah dan gabung Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah

  2. Kementerian Perumahan Rakyat

  

No KIB II Perubahan KABINET KERJA No

  1. Kementerian Pekerjaan Umum Gabung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

10. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berubah Kementerian Pariwisata 8.

  Sebelum melakukan revisi RKA KL,

  9. Baru Kementerian Agraria dan Tata Ruang

  Kementerian/Lembaga yang mengalami perubahan nomenklatur menyusun restrukturisasi organisasi dan disampaikan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dari

  • perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap; dan/atau
  • ralat karena kesalahan administrasi

  1. Surat Usulan Revisi Anggaran

  Anggaran kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga dengan melampirkan

  Sesuai dengan kewenangannya, revisi ini merupakan kewenangan DJA. Mekanisme revisi mengikuti langkah- langkah sebagai berikut: a. KPA menyampaikan usulan Revisi

  Dalam kasus perubahan nomenklatur kementerian/lembaga saat ini, revisi anggaran menyebabkan perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian anggarannya. Revisi ini mengakibatkan perubahan alokasi anggaran dan/atau perubahan jenis belanja dan/atau volume keluaran (output) pada Kegiatan, Satker, Program, Kementerian/ Lembaga dan/atau APBN.

  pengurangan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian anggarannya;

  10.

  13 Kementerian, lima kementerian sudah merampungkan restrukturisasi dari eselon I hingga eselon IV (Kompas, Jumat, 27 Maret 2015). Setelah penetapan restrukturisasi oleh Kementerian PAN dan RB, Kementerian mengisi jabatan eselon melalui Komisi Aparatur Sipil Negara dan menetapkan pejabat perbendaharaan.

  Baru Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman

  Persiapan Revisi

  Berdasarkan restrukturisasi organisasi, Kementerian melakukan pembahasan dengan Bappenas untuk penyesuaian dan perubahan nomenklatur Kementerian/Lembaga, program, kegiatan dan output. Hasil pembahasan disampaikan kepada Kementerian Keuangan sebagai referensi RKA KL.

  Revisi RKA KL

  Dalam PMK nomor 257/PMK.02/2014 tentang Tata cara Revisi Anggaran TA 2015, ruang lingkup revisi anggaran meliputi:

  Kementerian/Lembaga yang berubah nomenklatur karena penggabungan tidak bisa langsung melaksanakan kegiatan karena dokumen anggaran perlu direvisi terlebih dahulu.

  Artikel ini, membahas langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Kementerian/ Lembaga dalam rangka melakukan revisi anggaran sampai dengan likuidasi karena perubahan nomenklatur Kementerian/ Lembaga.

  Revisi RKA KL

  Untuk melaksanakan rencana kegiatan, Kementerian/Lembaga perlu alokasi anggaran. Agar alokasi anggaran yang telah tersedia bisa dilaksanakan dengan menggunakan nomenklatur kementerian/ lembaga yang baru, Kementerian/Lembaga harus melakukan revisi RKA KL. Revisi RKA KL ini menyesuaikan dengan perubahan nomenklatur kementerian/ lembaga, program, kegiatan dan output. Bahkan mungkin juga menyesuaikan dengan pagu alokasi anggaran yang baru.

  • perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau
yang dilampiri matriks perubahan (semula-menjadi);

  2. SPTJM yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran;

  Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

  4. RKA Satker;

  LAPORAN UTAMA Perubahan Nomenklatur

  2. perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang antara lain disebabkan karena:

  Likuidasi dilaksanakan terhadap Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang mengalami kondisi sebagai berikut: 1. tidak lagi beroperasi disebabkan misi, fungsi, program kegiatan, dan/atau tugas telah berakhir;

  3. Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L DIPA Revisi;

  2. DIPA Induk disusun per Unit Eselon I dan Program. Dalam hal Unit Eselon I mengelola lebih dari satu Program, maka DIPA Induk yang disusun memuat seluruh Program yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Copy DIPA terakhir; dan

  3. ADK RKA KL DIPA Revisi Satker

  b. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga meneliti usulan Revisi Anggaran dan kelengkapan dokumen pendukung yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran

  6. dokumen pendukung terkait lainnya.

  Sedangkan sisa pagu DIPA/anggaran dalam Laporan Keuangan Penutup, dapat dipindahkan. Proses pemindahan sisa pagu DIPA/anggaran dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundang- undangan mengenai revisi anggaran. Asrukhil Imro

  c. Pembayaran gaji induk bulan berikutnya.

  b. Saldo kas pada Bendahara Penerimaan dan/atau Bendahara Pengeluaran selain saldo Uang Persediaan dan/ atau Tambahan Uang Persediaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan saldo kas yang berasal dari hibah; dan

  Tambahan Uang Persediaan;

  Bagaimana penyelesaian hak dan kewajiban sebelum Laporan Keuangan Penutup? Penyelesaian atas transaksi- transaksi terakhir meliputi: a. Saldo Uang Persediaan dan/atau

  Penetapan Penanggung Jawab Proses Likuidasi; Penyelesaian hak dan kewajiban sebelum Laporan Keuangan Penutup; Penyusunan Laporan Keuangan Penutup; Penyelesaian hak dan kewajiban setelah Laporan Keuangan Penutup; dan Penyusunan Laporan Keuangan Likuidasi.

  5. Perubahan status UBL Satker menjadi UBL Bagian Satker atau UBL Bukan Satker Tahapan likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan meliputi kegiatan:

  3. tidak mendapat alokasi anggaran pada tahun anggaran berikutnya; 4. tidak lagi beroperasi yang diakibatkan oleh sebab-sebab lain, yang antara lain meliputi perubahan menjadi Badan Layanan Umum atau Badan Usaha Milik Negara dan sebaliknya; dan/atau

  b. pemecahan Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan

  a. penggabungan Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan; atau

  c. Reviu APIP Kementerian/Lembaga Berdasarkan hasil penelitian atas usulan Revisi Anggaran dan/atau Surat

  4. RKA Satker Selanjutnya DJA akan melakukan penelahaan usulan Revisi Anggaran yang disampaikan dan menetapkan Revisi DHP RKA KL serta Surat Pengesahan Revisi Anggaran yang dilampiri notifikasi dari sistem.

  Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Sedangkan Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih Entitas Akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

  Dengan terbitnya DIPA baru berarti ada dua DIPA yakni DIPA sebelum perubahan nomenklatur dan DIPA setelah perubahan nomenklatur. Untuk tertib administrasi dan menjaga akuntabilitas keuangan negara. DIPA lama harus dilikuidasi. PMK nomor 208/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan DIPA, mendefinisikan likuidasi adalah tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban sebagai akibat pengakhiran/pembubaran entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan pada kementerian negara/lembaga.

  Likuidasi Kementerian/Lembaga

  6. DIPA Induk hanya dicetak sebelum tahun anggaran berjalan (DIPA awal) dan jika ada APBN Perubahan.

  Hasil Reviu, Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Direktur Jenderal Anggaran dengan melampirkan dokumen pendukung sebagai berikut:

  4. Pejabat penanda tangan DIPA Induk meneliti kebenaran substansi DIPA Induk yang disusun berdasarkan Peraturan Presiden mengenai Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

  3. Dalam rangka penyusunan DIPA Induk, PA dapat menunjuk dan menetapkan pejabat eselon I sebagai penanggung jawab Program dan memiliki alokasi anggaran (portofolio) pada Bagian Anggaran, sebagai pejabat penanda tangan DIPA atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga.

  1. Surat Usulan Revisi Anggaran yang ditandatangani oleh Pejabat eselon I dan dilampiri matriks perubahan (semula-menjadi);

  2. SPTJM yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/ Sekretaris/Pejabat Eselon I;

  1. DIPA Induk disusun menggunakan data yang berasal dari RKA Satker yang telah disesuaikan dengan Alokasi Anggaran K/L dan mendapat persetujuan DPR, telah ditelaah antara Kementerian Negara/Lembaga, Kementerian PPN dan Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran serta ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai

  Setelah proses revisi selesai, Kementerian/ Lembaga menyusun DIPA. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun DIPA Induk K/L

  Penerbitan DIPA

  5. DIPA Induk yang telah ditandatangani, kemudian disampaikan kepada Direktur Jenderal Anggaran untuk mendapat pengesahan. LAPORAN UTAMA Pertumbuhan Ekonomi Teks oleh : Aries Setiadi pertumbuhan ekonomi yang Berkualitas:

target pembangunan dan indikator

Kesejahteraan dalam anggaran pendapatan dan Belanja negara Sudah tujuh dekade Indonesia merdeka, namun persoalan kemiskinan dan pemerataan pembangunan masih menjadi permasalahan.

  ada permulaan era 1990-an, perlahan tapi pasti Pemerintah berhasil (APBN) tahun 2015 mengupayakan Indonesia sempat dijuluki macan kembali mendorong pembangunan pemenuhan sasaran pertumbuhan ekonomi asia karena pembangunan industri nasional. Indonesia bahkan mampu yang berkualitas. Sejalan dengan fungsi

  P

  manufaktur yang pesat menghasilkan menjadi satu dari hanya tiga negara yang alokasi dan distribusi anggaran, selain pertumbuhan ekonomi rata-rata tujuh mampu mempertahankan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi yang menjadi persen per tahun. Indonesia pada saat itu ekonomi positif pada saat krisis ekonomi asumsi dasar ekonomi makro, Pemerintah berhasil mengurangi persentase penduduk global tahun 2009. Namun demikian, untuk pertama kalinya menetapkan target miskin yang mencapai 40,1 persen pada pembangunan seutuhnya tentu tidak bisa pembangunan dan indikator kesejahteraan pertengahan 1976 hingga mencapai 11,3 dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi berupa penurunan kemiskinan, tingkat persen pada tahun 1996. semata. Tingkat kesejahteraan, serapan serapan tenaga kerja, penurunan tenaga kerja, pemerataan pembangunan pengangguran terbuka, serta penurunan