2.1.2 Nur Azlina (2009) - PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Peneliti Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji adanya perngaruh
hari perdagangan terhadap return harian di BEI. Hasil-hasil penelitian
terdahulu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

2.1.1

Abderrazak Dhaoui (2011)
stock returns and trading volume across the-day-of-the-week in the

context of the Japanese Market. Penelitian ini menggunakan alat uji
Autokorelasi. Hasil dari penelitian ini dimana bahwa Senin memiliki
kerugian abnormal dan volume perdagangan yang rendah. Selama harihari lain yang kembali dan volume transaksi meningkatkan secara
signifikan setelah pasar mengental, harga menjadi lebih informatif dan
mengurangi efek informasi.
2.1.2


Nur Azlina (2009)
Pengaruh Monday Effect terhadap Return Saham di Bursa Effect

Indonesia. peneliti menemukan hasil dimana return pada hari senin
berbeda dengan hari yang lainya. Return terkonsentarsi pada minggu ke
dua pada awal bulan dan return yang negative biasanya terjadi ada hari
senin dan di pengaruhi return hari jumat pada minggu sebelumnya.

8

9

2.1.3

Yanuar Bachtiar (2009)
Day of The Week effect terhadap Return dan Volume Perdagangan

Saham LQ 45 dan Non LQ45. Hasil penelitiannya bahwa untuk saham
LQ45 tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham harian pada
saham-saham LQ45, artinya tidak terjadi fenomena day of week effect,

dimana return terendah terjadi pada hari senin sedangkan return tertinggi
terjadi pada hari jumat.

2.1.4

Edi Supriono dan Wibi Wibowo (2008)
Pengaruh hari perdagangan Terhadap return saham : pengujian Week

Four Effect di Bursa Effect Jakarta.. Hasi dari penelitian adalah :
1. menemukan hasil bahwa ada pengaruh pengaruh hari perdagangan
terhadap

retrun harian di bursa Efek Jakarta

selama periode

penelitiaan.
2. selama pengamatan di bursa Efek Jakarta tidak terjadi fenomena
Monday Effect yang di sebabkan yag di sebankan oleh minggu ke
empat dan ke lima.

3. return hari senin yang negative tidak di pengaruhi oleh return negative
pada hari minggu sebelumnya.

10

2.1.5

Tabel 2.1
Ringkasan Peneliti Terdahulu

No

1

Peneliti

Judul

Persamaan


Perbedaan

bderrazak
DHAOUI
(2011)

stock returns and
trading volume
across the-dayof-the-week in the
context of the
Japanese Market

Meneliti hal
yang dapat
mempengaruhi
harga saham :
Day Of Weef
efek, Monday
Efek, week four
effect.


Mengambil
saham-saham
yang terdapat di
bursa efek
Jepang
sedangkan
penelitian saya
meneliti sahamsaham yang
terdapat pada
bursa Efek
Indonesia

Nur Azlina
(2009)

Pengaruh
Monday Effect
terhadap Return
Saham di Bursa

Effect Indonesia

Monday Effect
terhadap return
saham di bursa
Efek Indonesia,

1. Jangka waktu
penelitiaan
dimana
penelitian di
atas jangka
waktunya 20052007 sedangkan
penelitian ini
jangka
waktunya 20082010
2. Pengujian
tentang
pengaruh
Monday effect

terhadap return
saham di Bursa
Efek Indonesia
sedangkan ini
menmbahkan
pengujian
Week four
effect dalam

Hasil

Return pada
hari senin
berbeda
dengan hari
yang lainya.
Return
terkonsentarsi
pada minggu
ke dua pada

awal bulan
dan return
yang negative
biasanya
terjadi ada
hari senin dan
di pengaruhi
return hari
jumat pada
minggu
sebelumnya

11

penelitian ini

2

Yanuar
Bachtiar

(2009)

Day of The
Week effect
terhadap Return
dan Volume
Perdagangan
Saham LQ 45
dan Non LQ45

menggunakan
saham-saham
yang terdaftar di
LQ45 dan
menggunakan
rumus return

Day of The Week
effect terhadap
Return dan

Volume
Perdagangan
Saham LQ 45 dan
Non LQ45
sedangkan
penelitian ini
menguji tentang
Pengaruh hari
perdagangan
terhadap retrun
saham di Bursa
Efek Indonesia
dan yang
mempengaruhinya
tentang Monday
effet dan Week
four Effect

saham LQ45
tidak

berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham harian
pada sahamsaham LQ45,
artinya tidak
terjadi
fenomena day
of week effect,
dimana return
terendah
terjadi pada
hari senin
sedangkan
return tertinggi
terjadi pada
hari jumat

3

Edi
Supriono
dan Wibi
Wibowo
(2008)

Pengaruh hari
perdagangan
Terhadap return
saham :
pengujian Week
Four Effect di
Bursa Effect
Jakarta

meneliti tentang
pengaruh week
four effect yang
terjadi di bursa
Efek
Jakarta/Indonesia
dan sama-sama
meneliti sahamsaham yang
terdapat di LQ45

Peneliti terdahulu
menguji four
effect, sedangkan
penelitian ini
menggunakan
Monday effect
dan Week four
Effect.

1. ada
pengaruh
hari
perdagangan
terhadap
retrun
harian di
bursa Efek
Jakarta
selama
periode
penelitiaan
2. terjadi
fenomena

12

Monday
Effect yang
di sebabkan
yag di
sebankan
oleh
minggu ke
empat dan
ke lima
3. return hari
senin yang
negative
tidak di
pengaruhi
oleh return
negative
pada hari
minggu
sebelumnya

2.2

Landasan Teori
2.2.1 Return Saham
Robert Ang menyatakan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti

penyertaan atau pemilikan individu ataupun institusi dalam suatu perusahaan.
Makna surat berharga adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan tentunya dapat
diperjualbelikan. Nilai saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas tiga jenis,
yaitu (Robert Ang, 1997) :

13

a. Par Value (Nilai Nominal)
Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang
bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.
b. Base Price (Nilai/harga dasar)
Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Sehingga
nilai dasar merupakan hasil perkalian antara harga dasar dengan jumlah saham
yang diterbitkan.
c. Market price ( Nilai/harga pasar)
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga
pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jadi
harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar
ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan maka akan didapat market
value.Persentase kepemilikan ditentukan oleh besarnya persentase jumlah
sahamterhadap keseluruhan saham perusahaan. Seseorang yang memiliki saham
suatuperusahaan dapat

dikatakan

sebagai

pemilik

perusahaan walaupun

jumlahsahamnya hanya beberapa lembar.Pemegang saham mempunyai hak dan
tanggung jawab seperti halnya seorang pemilik perusahaan. Mereka mempunyai
hak untuk menentukan arah dan kebijaksanaan umum perusahaan melalui Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Tentunya hak mereka dibatasi oleh persentase
jumlah saham yang mereka miliki karena berlakunya prinsip “one share one
vote”.

14

2.1.2 Indeks Harga Saham
Indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks
(Samsul, 2006). Indeks saham bertujuan untuk menganalisis dan menghindari
dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Pengambilan
keputusan membutuhkan data historis mengenai berbagai kejadian di masa lalu.
Semakin detail dan terinci data yang diperoleh, pengambil keputusan dapat
merumuskan kebijakannya dengan lebih tepat. Hal ini mengingat setiap
pengambil keputusan membutuhkan pemetaan permasalahan dan alternative
keputusan yang akan diambilnya. Dengan demikian informasi yang dibutuhkan
bukanlah hanya sekedar data atau fakta yang disajikan begitu saja, tanpa
diklasifikasi berdasarkan sistem tertentu. Ini berarti suatu informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan harus jelas strukturnya berdasarkan pendekatan
sistem. Dengan pendekatan sistem inilah suatu informasi dapat disajikan dengan
cermat dan akurasi yang tinggi (Sunariyah, 2004).
Gitman (2009:228), Mendefinisikan return sebagai berikut : ”Return
is the total gain or loss experience on an investment over a given period of
time. It

commonly measured as the change in value plus any cash

distributing during period of time, expressed as a percentage of the
beginning period investment value”.
Berk dan Demarzo (2007) ”Return is diffrence between the selling price
and purchasing price of an asset plus any cash distributions expressed as a
percentage of the buying price.

15

Pengertian return menurut Husnan (1994:19) ”Return adalah ukuran
yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor baik kenaikan
maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau
mempertahankan sekuritas”. Menurut Sembel dan Sugiharto (2009:129)
Return saham dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian sebagian keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu
tertentu (cum date).
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih yang terjadi antara harga beli dan harga
jual.Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder.
Berdasarkan definisi di atas maka return saham dapat disimpulkan suatu
tingkat pengembalian baik merupakan keuntungan ataupun kerugian dari
kegiatan investasi yang dapat menggambarkan perubahan harga suatu
saham.
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar
suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan
indeks harga saham. Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar

16

jual beli saham. Kebanyakan harga saham berbeda dengan nilai saham,
makin sedikit informasi yang bisa diperoleh untuk menghitung nilai
saham, makin jauh perbedaan tersebut Komponen suatu return terdiri dari
dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain
(keuntungan selisih harga).
Elton & Gruber mendefinisikan Return sebagai Berikut : “Return use
to indicate the return on an investment over a particular span of time called
holding periode return. Return will be measured by the sum of the change
in the market price of security plus any income receive over a holding
period devided by the price of a security at the beginning of the holding
period,

sedanngakan

menurut

Menurut

Jones

(Jones,

1998:10),

mengatakan bahwa dari investasi akan diperoleh pendapatan (return) yang
terdiri dari :
Yield : The periodic cash flows (or income) on the investment. Yield
measures relate these cash flows to a price for the security, such as the
purchase price or the current market price.

Capital gain (loss) : The appreciation (or depreciation) in the price
of asset.

Selain itu juga Jones juga membedakan return menjadi realized return dan
expected return, yang dijelaskan sebagai berikut :

·

Expected return is the ex ante return expected by investor over some
future holding period.

17

·

Realized return is actual return on an investment for some previous
period of time.

Risk & return merupakn tingkat keuntungan investor dari investasi
yang di lakukan dapat sesuai atau tidak sesuai denagn yang di harapkan,
hal ini terjadi karena adanya resiko yang di hadapi dari setiap investasi.
Para investor pada prinsipnya akan selalu memilih investasi yang
membrikan resiko rendah untuk tingkat keuntungan yang sama,
berdasarkan hal tersebut. Maka satu usulan investasi memberikan resiko
besar di harapkan dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar
pula, dngan demikian dapat memberikan resiko dan tingkat keuntungan
yang mempunyai hunbungan searah positif.

Hampir semua sekuritas yang tersedia untuk inventasi mempunyai
hasil yang tidak pasti dan dengan demikian mengundang risiko. Problem
utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan sekuritas berisiko
yang mana yang harus dibeli. Karena satu portofolio merupakan satu
kumpulan sekuritas, masalah ini bagi investor sama dengan memilih
portofolio yang optimal dari suatu kumpulan portofolio yang ada. Hal ini
biasanya disebut dengan problem memilih portofolio. Satu solusi untuk
problem ini dijelaskan oleh Harry M. Markowitz pada tahun 1952, pada
saat ia menerbitkan makalahnya yang terkenal dan yang dianggap cikal
bakal pendekatan teori portofolio modern dalam investasi.

18

Pengambilan keputusan membutuhkan data historis mengenai
berbagai kejadian di masa lalu. Semakin detail dan terinci data yang
diperoleh, pengambil keputusan dapat merumuskan kebijakannya dengan
lebih tepat. Hal ini mengingat setiap pengambil keputusan membutuhkan
pemetaan permasalahan dan alternative keputusan yang akan diambilnya.
Dengan demikian informasi yang dibutuhkan bukanlah hanya sekedar data
atau fakta yang disajikan begitu saja, tanpa diklasifikasi berdasarkan
sistem tertentu. Ini berarti suatu informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan harus jelas strukturnya berdasarkan pendekatan
sistem. Dengan pendekatan sistem inilah suatu informasi dapat disajikan
dengan cermat dan akurasi yang tinggi.
Keputusan

investor

memilih

suatu

saham

sebagai

obyek

investasinya membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang
beredar di bursa. Baik secara individual, kelompok, maupun gabungan.
Mengingat transaksi investasi saham terjadi pada setiap saham dengan
variasi permasalahan yang sangat rumit dan berbeda-beda, pergerakan
harga saham memerlukan identifikasi dan penyajian informasi dan bersifat
spesifik. Ribuan kejadian-kejadian dan fakta historis harus dapat disajikan
dengan sistem tertentu agar dapat menghasilkan suatu informasi yang
sederhana, konsisten dan mudah ditafsirkan oleh para pelaku pasar modal.
Informasi yang sederhana namun dapat mewakili suatu kondisi tertentu
akan mewujudkan peta permasalahan yang disimbolkan oleh tanda-tanda
angka ataupun peristilahan tertentu.Berdasarkan peta permasalahan inilah

19

para investor dapat membayangkan maupun memprediksi situasi yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Sistem pemetaan kejadian-kejadian
historis tersebut menyangkut sejumlah fakta maupun besaran tertentu yang
menggambarkan perubahan-perubahan harga saham di masa lalu. Bentuk
informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk menggambarkan
pergerakan harga saham di masa lalu adalah suatu indeks harga saham
yang memberikan diskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu
maupun dalam periodisasi tertentu pula. Indeks harga saham tersebut
merupakan catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan
harga saham sejak mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat
tertentu.
Current

income

adalah

keuntungan

yang

diperoleh

melalui

pembayaran bersifat periodik seperti 11 pembayaran bunga deposito,
bunga obligasi, dividend dan sebagainya. Disebut juga pendapatan lancar
maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas
atau setara kas, sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Misalnya kupon
bunga obligasi yang membayar bunga dalam bentuk giro/cek, yang tinggal
diuangkan, demikian juga dividend saham, yaitu dibayarkan dalam bentuk
saham, yang dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham
yang diterimanya (Robert Ang: 1997).
Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan
yang diterima karena adanya selisih harga jual dengan harga beli suatu
instrument

investasi.

Tentunya

tidak

semua

instrumen

investasi

20

memberikan komponen return berupa capital gain atau capital loss. Capital
gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang
bersangkutan, yang berarti bahwa instrument investasi tersebut habis
diperdagangkan di pasar. Karena dengan adanya perdagangan maka akan
timbul perubahan-perubahan nilai suatu investasi. Investasi yang dapat
memberikan capital gain seperti obligasi dan saham, sedangkan yang tidak
memberikan komponen return capital gain seperti sertifikat deposito,
tabungan dan sebagainya.
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi dan hitung berdasarkan data historis dan return realisasi itu penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan
sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan resiko di
masa mendatang.
Menurut Hartono (1998), nilai yang berhubungan dengan saham
adalah nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai
intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut
pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di
pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Memahami ketiga konsep nilai tersebut merupakan hal yang perlu dan
berguna, karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana
yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued). Dengan

21

mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat
diketahui. Pertumbuhan perusahaan (growth) menunjukkan investment
opportunity set (IOS) atau set kesempataninvestasi di masa datang. Smith
dan Watts (1992) juga Gaver (1993), semuanya dalam Hartono (1998),
menggunakan rasio nilai pasar dibagi dengan nilai buku sebagai proksi
dari IOS yang merupakan pengukur pertumbuhan perusahaan. Perusahaan
yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti
pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai
bukunya.

Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk
mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang
mahal. Nilai intrinsic merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai
pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham
tersebut dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor
membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar.
Sebaliknya nilai pasar yang lebih dari nilai intrinsiknya menunjukkan
bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued).
Nilai aset finansial tergantung pada prospek masa depan yang hampir
selalu tidak pasti. Setiap informasi yang menunjang prospek mungkin
mengarah pada revisi estimasi nilai sekuritas. Kenyataan bahwa pedagang
yang memiliki pengetahuan bersedia membeli atau menjual sejumlah
sekuritas pada harga tertentu membuktikan pentingnya informasi. Tawaran

22

untuk bertransaksi mungkin mempengaruhi tawaran lain. Harga mungkin
dapat men-clear pasar dan menyampaikan informasi(Sharpe,1995)

Peran ganda harga memiliki sejumlah implikasi. Contohnya,
merupakan hal yang perlu bagi pedagang bermotif likuiditas untuk
mengumumkan motifnya untuk menghindari dampak besar yang
merugikan bahwa transaksinya berada pada harga eksekusi. Jadi lembaga
pembeli sekuritas untuk dana pensiun yang berniat untukvmemegang
berbagai macam sekuritas seharusnya menjelaskan bahwa pembeliannya
tidak mempertimbangkan sekuritas yang underpriced. Sebaliknya,
perusahaan yang mencoba membeli dan menjual sejumlah besar saham
yang

dianggap

mispriced

seharusnya

mencoba

menyembunyikan

motifnya, identitasnya atau keduanya (dan banyak yang mencoba hal itu).
Usaha seperti itu mungkin tidak efektif, karena pihak yang akan menjadi
lawan transaksinya akan berusaha mengetahui apa yang terjadi (dan
biasanya berhasil mengetahui).
2.2.3 Index LQ45
Index LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan Likuiditas (Liquid)
tinggi yang di seleksi melalui beberapa criteria pemilihan. Selain penilaian
atas likuiditas seleksi atas emiten tersebut juga mempertimbangankan
kapasitas pasar. Untuk pemilihan saham indeks LQ45 biyasanya di ukur
dari nilai transaksi pada pasar regular demna sesuai dengan perkembangan
pasar untuk lebih mempertajam criteria likuiditas, maka sejak bulan
januari 2005, jumlah hari perdangangan dan frukuensi transaksi di

23

masukan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria kriteria suatu emiten
untuk

dapat

masuk

dalam

perhitungan

Indeks

LQ45

adalah

mempertimbangkan Faktor-faktor sebagai berikut :
1. Tercatat di BEI minimal 3 bulan
2. Aktivitas transaksi di pasar regular yaitu nilai, Volume dan
Frekuensi transaksi.
3. Jumlah hari perdangan di pasar leguler.
4. Kapasitas Pasar pada priode waktu tertentu
5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi
passer tersebut di atas, akan di lihat Juga keadaan keuangan dan
prospek pertumbuhan perusahaan Tersebut.

2.2.4 Monday Effek
Monday Effect adalah salah satu bagian dari day of the week
effect. Fenomena Monday Effect menyatakan bahwa return pada hari
Senin cenderung menghasilkan return yang negatif, sedangkan return
positif terjadi pada hari-hari selain Senin.

2.2.5 Week Four Effect
Week-four

Effect

merupakan

suatu

fenomena

yang

mengungkapkan bahwa week-four Effect hanya terjadi pada minggu
keempat untuk setiap bulannya. Sedangkan return hari Senin pada minggu
pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negatif atau sama
dengan nol.

24

2.2.6

Kerangka pemikiran
Hari Senin merupakan awal dari hari perdagangan setelah hari libur

akhir pekan (no trading day). Dengan adanya hari libur tersebut
menimbulkan kurang bergairahnya pasa modal dan mood investor dalam
menanamkan modalnya, sehingga kinerja bursa akan rendah. Rendahnya
return pada hari senin juga dapat diakibatkan karena perusahaan-perushaan
emiten biasanya menunda pengumuman berita buruk (bad news) sampa
dengan hari Jumat dan di respon oleh pasar pada hari Senin.
Pada umumnya return yang tinggi diperoleh pada hari-hari
menjelang libur (hari Jumat) hal ini dapat dikarenakan oleh faktor
psikologis investor yang mendorong untuk melakukan transaksi dan harga
saham yang ditawarkan (bid ask price) oleh penjual. Peningkatan return
tersebut juga dapat diakibatkan karena investor cenderung untuk
melakukam aksi profit taking untuk mengahapi liburan. Penurunan
ataupun peningkatan return pada hari perdagangan tertentu tersebut akan
berpengaruh juga terhadap abnormal return, dan volatilitasnya. Sesuai
dengan hasil penelitian terdahulu dan konsep-konsep dasar sebagaimana
diuraikan sebelumnya maka kerangka pemikiran teoritis dapat disusun
sebagaimana pada gambar berikut :

25

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham di BEI

HARI PERDAGANGAN

(Januari-Desember 2008-2010)
Monday
Effect

RETURN SAHAM

Week Four
Effect

Harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor mood investor dimana
pada setelah hari libur pihak investor mempunyai kecenderungan untuk
menjual saham dari pada membeli saham maka return saham juga
mengalami penurunan. Return negatif pada hari Senin juga dapat
dikarenakan adanya penundaan bad news sampai dengan pada penutupan
hari Jumat dan direspon pasar pada hari Senin,(Wang dan Erikson, 1997).

26

2.4

Hipotesis Penelitiaan

H1

: Terdapat Pengaruh Monday Effect terhadap Return Saham di Bursa Efek
Indonesia

H2

: Terdapat pengaruh week four effect Terhdap Return Saham di Bursa
Efek Indonesia

Dokumen yang terkait

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 75

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 0 12

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

ANALISIS PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ-45 DAN NON LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISIS HARI PERDAGANGAN DAN WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

ANALISIS HARI PERDAGANGAN DAN WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15