PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: CHATARINA OCTAVIANI NIM. F0305041 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. (Amsal 1:7a)

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. ( Lao Tze )

GOOD is not enough when BETTER is possible (anonim)

Science without Religon is Lame. Religion without Science is Blind.

(Albert Einstein)

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :

Orang tua tercinta

Kak Titin, adik Awik dan Sori

Sahabat-sahabatku

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkat yang dicurahkan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH HARI PERDAGANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA

EFEK INDONESIA”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Arif Lukman Santoso, SE, Ak selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan dan pengarahan selama masa studi penulis di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs.Sri Hartoko, MBA, Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, masukan, motivasi, pengarahan, dan pengalaman

Kurniasih dan para dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, khususnya dosen-dosen jurusan Akuntansi. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.

6. Pak Wahyono, Pak Timin, Pak Taufik, Pak Harmanto, Mbak Tetri, Bu Maharani, Pak Gimo, Mas Nur, Bu Palupi, Mbak Novi, Mas Ir dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terima kasih untuk kerja sama dan kemudahannya.

7. Kedua orang tua yang paling kusayangi di dunia ini yang selalu memberikan kepadaku yang terbaik. Terima kasih untuk segalanya. Kasih sayang, doa, pengorbanan, dan dukungan baik materiil maupun spirituil yang tak terhingga.

8. Kak Titin, Adek Awik dan Adek Sori yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih semangatnya.

9. NHKBP Solo yang sudah seperti keluarga kedua di Solo: Angkatan 2005 gokil: Ana, Icha, Andre, Sila, Robin, Oneng (kalian benar-benar keluarga yang hebat, thankyou so much guys.. J); Erwin (yang selalu ngerecokin aku buat garap skripsi, tengkyu mameeenn :D ); teman seperjuangan Rut (ayo semangat!!! ) ; Eko, Louis, Welly, Abang2 dan Kakak (yang selalu menyemangati aku :)) serta kawan-kawan yang lain (maaf gak bisa

Akuntansi angkatan 2005.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, penulis harapkan

masukan dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan dan pengembangan penulisan yang akan datang.

Surakarta, November 2011

Penulis

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel ............................................ 38 Tabel 4.2 Deskripsi Data ............................................................... 39 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ............................................. 41 Tabel 4.4.1 Uji Multikolinieritas ..................................................... 43 Tabel 4.4.2 Uji Heterokedastisitas ................................................... 44 Tabel 4.4.3 Uji Autokorelasi ............................................................ 45 Tabel 4.4.4 Koefisien Determinasi .................................................. 45 Tabel 4.4.5 Hasil Pengujian uji F Regresi ....................................... 46 Tabel 4.4.6 Hasil Pengujian uji t Regresi ........................................ 47 Tabel 4.4.7 Abnormal Return ........................................................... 48

Gambar Halaman

Gambar Kerangka Teoretis Penelitian ............................................. 24

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Lampiran 2 Average Return Hari Perdagangan Lampiran 3 Average IHSG Hari Perdagangan Lampiran 4 Abnormal Return Lampiran 5 Statistik Deskriptif Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Data Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik Lampiran 8 Hasil Pengujian Regresi

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA CHATARINA OCTAVIANI

F 0305041

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (2) untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return pada indeks saham tersebut. Hari perdagangan dalam penelitian ini antara lain Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.

Populasi dalam penelitian ini adalah saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Sampel terdiri dari 34 saham yang masuk dalam LQ45 selama tahun penelitian 2008. Pengujian pengaruh hari perdagangan terhadap return saham dilakukan dengan menguji koefisien regresi variabel hari perdagangan (hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) dalam model regresi yang diperlakukan sebagai variabel dummy dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1). hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ45. 2). ada terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 untuk tahun 2008.

Kata kunci : hari perdagangan, return saham, abnormal return.

ABSTRACT THE EFFECT OF TRADING DAYS TO STOCK RETURNS OF LQ45 STOCK INDEX IN INDONESIA STOCK EXCHANGE CHATARINA OCTAVIANI

F 0305041

This research aims to (1) examine the effect of trading days to stock returns of LQ45 stock index listed on the Indonesia Stock Exchange and (2) to determine whether there are abnormal returns on stock indexes. Trading days in this research are Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday and Friday.

The population in this study is listed in the LQ45 stock index of Indonesia Stock Exchange. Samples were taken by purposive sampling method and consist of 34 stocks during year 2008. The examination for the effect of trading day to the stock return is done by testing the regression coefficient of variable trading day (Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, and Friday) in the regression model that treated as dummy variables using multiple linear regressions.

The results of data analysis indicate that: 1). there is a significant effect on the trading days to stock returns 2) there are abnormal returns on LQ45 stock indexes for 2008.

Keywords : the trading days, stock returns, abnormal return.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada dasawarsa terakhir ini dunia telah memasuki suatu era baru dalam peradabannya, yaitu munculnya era globalisasi dan era pasar bebas. Perubahan- perubahan yang mendasar yang berjalan secara cepat telah mengubah tatanan perekonomian dan informasi dunia yang berkembang sangat dinamis.

Era globalisasi telah mengubah tatanan perekonomian dunia yang sekaligus membuka peluang-peluang reformasi ekonomi dan politik, yang

mengakibatkan tidak satu pun negara yang menutup diri dari pengaruh fenomena ini, jika tidak ingin ketinggalan dari negara lain. Implikasi dari liberalisasi

perdagangan dan investasi ini mendorong setiap negara untuk membentuk ulang instrumen perekonomian dengan lebih meningkatkan efisiensi dan kompetisi dalam perdagangan internasional. Lebih dari itu, liberalisasi perdagangan dan investasi ini mengakibatkan berlangsungnya lalu lintas barang dan jasa serta investasi yang seakan tidak mengenal batas negara (borderless world).

Investasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui investasi pada financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dapat dilakukan melalui lembaga perbankan maupun non-perbankan. Pasar modal Investasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui investasi pada financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dapat dilakukan melalui lembaga perbankan maupun non-perbankan. Pasar modal

Pasar modal merupakan pertemuan antara dua pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001:13). Pasar modal berfungsi sebagai sarana bagi perusahaan untuk memperoleh dana dari masyarakat untuk pendanaan investasinya. Pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2000). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.

Dalam melakukan investasi investor harus mempertimbangkan setiap resiko yang akan dihadapi, karena dalam setiap sekuritas yang diperdagangkan akan melekat suatu resiko tertentu. Tujuan dari para investor ini adalah untuk

mendapatkan imbalan (return) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu, dimana return tersebut dapat berupa capital gain ataupun deviden. Dalam menentukan sekuritas yang dipilih, investor akan berusaha untuk menggunakan semua informasi yang tersedia, baik yang sudah tersedia untuk publik maupun yang harus digali sendiri oleh para investor melalui saluran informal. Informasi yang tersedia tersebut dapat tercermin dalam harga sekuritas di pasar modal, sehingga menciptakan suatu pasar modal yang efisien atas informasi. Pasar modal dapat dikatakan efisien apabila seluruh informai yang relevan telah tercermin pada harga sekuritasnya, sehingga dapat dikatakan bahwa kunci utama pengeukuran pasar modal yang efisien terletak pada hubungan antara harga sekuritas dengan

informasi (Jogiyanto, 2000:12). Dalam pasar efisien, adanya informasi yang baru akan segera diantisipasi

oleh para pelaku pasar dalam memutuskan keputusannya membeli atau menjual, sehingga menyebabkan perubahan terhadap harga, dan selanjutnya harga akan kembali stabil. Semakin cepat harga bereaksi terhadap informasi baru maka pasar akan semakin efisien. Dengan konsep seperti ini maka investor tidak akan bisa memperoleh abnormal return dari strategi perdagangannya.

Pada kenyataannya hipotesis ini tidak selamanya terjadi di pasar. Beberapa peneliti di dunia yang mencoba membuktikan hipotesis ini ternyata menemukan adanya anomali-anomali yang menentang konsep ini. Salah satu dari anomali tersebut adalah anomali musiman. Anomali musiman ini dibagi dalam Pada kenyataannya hipotesis ini tidak selamanya terjadi di pasar. Beberapa peneliti di dunia yang mencoba membuktikan hipotesis ini ternyata menemukan adanya anomali-anomali yang menentang konsep ini. Salah satu dari anomali tersebut adalah anomali musiman. Anomali musiman ini dibagi dalam

Penelitian yang dilakukan oleh Elango dan Al Macki (2008) di National Stock Exchange of India selama tahun 1999-2007 menunjukkan indikasi return yang lebih rendah pada hari perdagangan Senin dan Jumat, sedangkan hari perdagangan Rabu memiliki tingkat return yang maksimum. Cahyaningdyah (2005) juga berhasil menemukan adanya pengaruh hari perdagangan pada Bursa

Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari perdagangan Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat

(Weekend effect). Sedangkan hasil pengujian Iramani dan Mahdi (2006) menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005, dengan return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Selasa.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa investor bisa memperoleh abnormal return melalui strategi perdagangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Tahar dan Indrasari dalam Budileksmana (2005) membuktikan adanya abnormal return yang negatif pada hari Senin, sedangkan untuk hari-hari yang Beberapa penelitian menunjukkan bahwa investor bisa memperoleh abnormal return melalui strategi perdagangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Tahar dan Indrasari dalam Budileksmana (2005) membuktikan adanya abnormal return yang negatif pada hari Senin, sedangkan untuk hari-hari yang

Bukti empiris lainnya juga ditemukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999). Mereka juga berhasil menemukan bukti terjadinya abnormal return pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996. Hasil pengujian terhadap abnormal return pada hari perdagangan relevan dengan hasil pengujian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham. Pada pengujian tersebut diperoleh bukti bahwa investor memperoleh return saham yang signifikan pada hari perdagangan Selasa, Rabu dan Jumat. Sedangkan pada hari perdagangan Senin dan Kamis, investor tidak memperoleh return yang signifikan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999). Dalam penelitian

ini, penulis melakukan pengujian untuk melihat apakah hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Indeks saham LQ45 dipilih karena indeks saham LQ45 merupakan kumpulan saham yang paling aktif diperdagangkan berdasarkan frekuensi perdagangan saham sehingga bias yang disebabkan oleh saham-saham yang tidur dapat dihindarkan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun penelitian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari adalah tahun 1996, sedangkan pada penelitian ini tahun yang diteliti adalah 2008.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP

RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji secara empiris apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi:

1. investor Memberikan gambaran tentang pola return saham pada hari perdagangan serta memberikan informasi secara empiris tentang pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia sehingga investor dapat menjadikan informasi tersebut sebagai salah satu bahan acuan dan bahan pertimbangan dalam menentukan perilaku perdagangan untuk memperoleh abnormal return.

2. emiten Untuk mengetahui penilaian pasar terhadap kinerja perusahaan mereka dan

diharapkan penelitian ini dapat memberikan pedoman dalam membuat keputusan-keputusan strategis khususnya keputusan finansial.

3. peneliti dan akademisi Sebagai tambahan referensi dan bahan diskusi dalam literatur keuangan, khususnya manajemen investasi modal, serta dapat digunakan sebagai data tambahan pengetahuan dan informasi bagi penelitian selanjutnya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi konsep yang mendasari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka teoritis, dan hipotesis penelitian.

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi ruang lingkup penelitian; populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel; sumber data; metode pengumpulan data;

variabel yang diteliti dan instrumen; dan metode analisis data.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil pengumpulan data, deskripsi data dan hasil pengujian, analisis data dan pembahasan.

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, implikasi, dan saran dari hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Dasar Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan: penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (UU No.8 Th. 1995).

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya, atau dengan kata lain, pasar modal menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.

2. Efisiensi Pasar

Pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritasnya dengan cepat dan sepenuhnya merefleksikan informasi yang tersedia (Jones, 2007:321). Jones (2007:325-326) mengelompokkan efisiensi pasar menjadi 3 kelompok antara lain:

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Jika harga sekuritas mencerminkan informasi dari masa lalu. Jika pasar efisien bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga yang akan datang (future price changes ).

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form)

Pasar dapat dikatakan setengah kuat (semi-strong form) jika harga sekarang dengan cepat merefleksikan semua informasi yang ada, termasuk semua informasi yang dipublikasikan seperti pengumuman deviden, stock split , pengembangan produk baru, dan lain sebagainya. Implikasinya yaitu investor tidak dapat memperoleh abnormal return karena adanya informasi publik.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dapat dikatakan kuat (strong form) jika harga sekarang dengan cepat merefleksikan semua informasi yang ada termasuk informasi privat. Apabila investor mengetahui informasi ini, maka investor dapat memperoleh abnormal return.

Fama (1970) dalam Prasetio dan Astuti (2003) membagi efisiensi pasar menjadi dua, yaitu berikut ini.

1. Efisiensi Pasar Secara Informasi, terdiri dari tiga bentuk, yaitu seperti berikut ini.

a. Pasar Modal Efisien Bentuk Lemah; keadaan harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga diwaktu lalu (historis).

Dalam keadaan ini, feodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan

informasi harga historis. Sehingga perubahan harga saham pada waktu lalu tidak dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan datang.

b. Pasar Modal Efisien Bentuk Setengah Kuat; hipotesis pasar modal efisiensi bentuk setengah kuat adalah harga saham pada suatu pasar modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan sampai ke masyarakat keuangan. Sehingga pemodal tidak dapat memperoleh abnormal return dengan memanfaatkan informasi-informasi publik.

c. Pasar Efisiensi Bentuk Kuat; hipotesis pasar modal efisiensi kuat merupakan tingkat efisiensi pasar yang tertinggi. Konsep ini mengandung arti bahwa semua informasi yang direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (informasi hanya diketahui orang dalam dan bersifat rahasia karena alasan strategi). Bentuk pasar semacam ini akan sulit dicapai bahkan di negara maju sekalipun.

2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan Efisiensi pasar secara keputusan tidak hanya didasarkan pada tersedianya informasi dan distribusi dari informasi tersebut, namun juga didasarkan pada kecanggihan dari pelaku pasar dalam mengolah data dan informasi secara benar. Efisiensi pasar secara keputusan juga merupakan bentuk efisiensi pasar setengah kuat secara lengkap/ kompleks dengan mempertimbangkan ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar, sedangkan pada bentuk efisiensi pasar setengah kuat hanya mempertimbangkan aspek ketersediaan informasi saja.

Untuk kondisi efisiensi pasar di Indonesia dengan kondisi yang tidak menentu belum dapat dikategorikan kedalam bentuk efisiensi pasar yang lemah, semi kuat, maupun bentuk kuat. Hal ini tergantung dari seberapa cepat pasar bereaksi terhadap informasi yang didapat. Menurut Jogiyanto

(2000) disebutkan bahwa untuk jenis pasar semi kuat dapat dilihat dari seberapa cepat pasar bereaksi terhadap informasi yang dipublikasikan. Untuk itu, dalam penelitian ini jenis pasar yang dapat disimpulkan yaitu jenis pasar semi kuat yaitu dilihat dari kecepatan reaksinya sehingga menghasilkan abnormal return bagi perusahaan.

3. Return Saham

Faktor yang memotivasi investor untuk melakukan investasi saham antara lain adalah mereka berharap memperoleh return dari uang mereka. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2000:107). Jones (2007:142) menyatakan secara tipikal return terdiri atas 2 komponen, yakni:

1. Yield

2. Capital Gain (Loss) Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam

suatu periode tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari yield dan capital gain (loss) berikut ini:

Return = Yield + Capital Gain (Loss) Capital Gain (Loss)= (P t –P t-1 )/P t-1

Jika harga investasi sekarang (P t ) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (P t-1 ) ini berarti bahwa terjadi keuntungan modal (capital gain), dan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka terjadi kerugian modal (capital loss).

4. Abnormal Return

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return (Jogiyanto, 2000:416 dalam Kurniawan, 2006), yaitu:

1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode

estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas

tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.

2. Model Pasar (Market Model) Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu:

a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi.

b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square).

3. Model Disesuaikan Pasar (Market-Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

Abnormal return timbul dari keuntungan yang berupa capital gain. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Abnormal return positif artinya tingkat keuntungan yang sebenarnya yang terjadi lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Sedangkan abnormal return negatif berarti tingkat keuntungan yang sebenarnya terjadi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan.

Abnormal return diperoleh dengan membandingkan tingkat keuntungan yang diharapkan (return pasar) dengan actual return. Apabila actual return lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diharapkan maka Abnormal return diperoleh dengan membandingkan tingkat keuntungan yang diharapkan (return pasar) dengan actual return. Apabila actual return lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diharapkan maka

mt

IHSG

IHSG IHSG

Keterangan:

R mt

= return pasar IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t t

- t IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t- t 1

Sehingga besarnya abnormal return ditentukan dengan rumus: it it it R AR R - =

Keterangan:

AR it

= abnormal return saham i pada hari t

R it

= actual return untuk saham i pada hari t

R mt

= return pasar pada hari t- 1

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (P i,t – P i,t – 1 ) / P i,t – 1 , sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi.

5. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Corporate action yang dilakukan oleh perusahaan adapat merusak analisis apabila menggunakan herga saham dalam rupiah tanpa dikoreksi lebih dahulu. Dengan menggunakan indeks saham dapat dihindari kesalahan analisis walaupun tanpa koreksi (Samsul, 2006:179).

Setiap bursa efek akan menetapkan angka basisi indeks yang berbeda, yaitu aada yang mulai dengan basis 100, 500, atau 1.000. Jenis indeks dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu: indeks harga saham individu, indeks harga saham parsial, dan indeks harga saham gabungan. Pada Bursa Efek Indonesia,

indeks harga saham gabungan parsial dijumpai dalam indeks LQ45. Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai indeks LQ45:

Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 merupakan indeks yang hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut.

1. Kriteria Pemilihan Saham untuk Indeks LQ45

Untuk dapat masuk dalam pemilihan dalam indeks LQ45, suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama sebagai berikut (BEJ, 2002:54):

a. Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham dipasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

b. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)

c. Telah tercatat di Bursa Efek Jakarta minimal 3 bulan

d. Keadaan keuangan perusahan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler

2. Review Indeks, Penggantian Saham dan Komisi Penasehat

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap 3 bulan sekali akan dilakukan review pergerakan rangking saham-saham yang akan digunakan dalam perhitungan indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang sudah tidak memenuhi kriteria lagi maka saham tersebut harus dikeluarkan dari perhitungsn indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Untuk menjamin Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap 3 bulan sekali akan dilakukan review pergerakan rangking saham-saham yang akan digunakan dalam perhitungan indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang sudah tidak memenuhi kriteria lagi maka saham tersebut harus dikeluarkan dari perhitungsn indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Untuk menjamin

3. Hari Dasar Indeks LQ45 Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai hari dasar, dengan nilai dasar 100, sehingga memiliki data historis yang cukup panjang. Untuk seleksi awal digunakan data pasar dari Juli 1993 sampai Juni 1994, hasilnya terpilih 45 emiten yang meliputi 72% dari total kapitalisasi pasar 72,5% nilai transaksi di pasar.

4. Metodologi Perhitungan Indeks Seperti halnya perhitungan indeks di bursa saham lainnya, indeks-

indeks BEI adalah indeks rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted average price indeks ). Rumus dasar perhitungan adalah sebagai berikut (Buku Panduan Indeks BEJ:15):

Dimana: NP = jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini (kapitalisasi pasar) ND = jumlah saham pada hari dasar x harga pasar hari dasar Untuk mengeliminir pengaruh faktor-faktor yang bukan perubahan

harga saham, nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi corporate actions harga saham, nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi corporate actions

6. Efek Hari Perdagangan (The Day of the Week Effect )

Hari senin cenderung merupakan terburuk untuk berinvestasi dalam bentuk saham. Penelitian pertama yang mendokumentasikan mengenai efek hari senin (The Monday Effect) dilakukan oleh M.J.Fields pada tahun 1931 dalam Journal of Business. Monday Effect atau efek hari Senin merupakan salah satu anomali pasar dimana return saham pada hari Senin cenderung negatif dan return saham pada hari Jumat cenderung tinggi seperti yang di

katakan oleh Lakonishok dan Smidt (1988). Penyebab terjadinya pengaruh hari perdagangan ini disebabkan oleh 2

faktor berikut ini:

1. Unfovarable information Pada hari Senin sering terjadi aksi jual yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan informasi yang tidak menyenangkan (unfavorable information) yang datang ke pasar setelah perdagangan ditutup pada hari perdagangan Jumat.

2. Psikologis investor Return yang lebih rendah selalu terjadi pada hari perdagangan Senin

disebabkan oleh adanya sikap “tidak suka” dari banyak individu terhadap disebabkan oleh adanya sikap “tidak suka” dari banyak individu terhadap

B. PENELITIAN TERDAHULU

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elango dan Al Macki (2008) terhadap National Stock Exchange of India selama tahun 1999-2007 menunjukkan indikasi return yang lebih rendah pada Senin dan Jumat, sedangkan hari perdagangan Rabu memiliki tingkat return yang maksimum. Berdasarkan hasil tersebut, Elango dan Al Macki sampai pada cara perdagangan baru yakni hari Senin merupakan hari terbaik untuk membeli (yakni ketika harga saham berada pada titik terendah) dan Rabu merupakan hari terbaik untuk menjual (yakni ketika harga saham berada pada titik tertinggi).

Iramani dan Mahdi (2006) melakukan penyelidikan mengenai pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada BEJ. Hasil pengujian

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005, dengan return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Selasa.

Cahyaningdyah (2005) juga berhasil menemukan adanya pengaruh hari perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari perdagangan Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat (Weekend effect).

Penelitian yang dilakukan oleh Tahar dan Indrasari dalam Budileksmana (2005) menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan munculnya fenomena the Monday effect di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Penelitian dengan sampel perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 tersebut membuktikan adanya abnormal return yang negatif pada hari Senin, sedangkan untuk hari-hari yang lain menunjukkan abnormal return yang positif.

Bukti empiris lainnya yang menyatakan bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham juga ditemukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999), berdasarkan hasil empiris yang mereka temukan diperoleh bukti bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Mereka juga berhasil menemukan bukti terjadinya abnormal return pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996. Hasil pengujian terhadap abnormal return pada hari perdagangan relevan dengan hasil pengujian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham. Pada pengujian tersebut diperoleh bukti bahwa investor memperoleh return saham yang signifikan pada hari perdagangan Selasa, Rabu dan Jumat. Sedangkan pada hari perdagangan Senin dan Kamis, investor tidak memperoleh return yang signifikan.

Hasil empiris pada penelitian yang dilakukan oleh Ercan Balaban (1994) menunjukkan bahwa anomali harian pada pasar saham merupakan Hasil empiris pada penelitian yang dilakukan oleh Ercan Balaban (1994) menunjukkan bahwa anomali harian pada pasar saham merupakan

Lakonishok dan Smidt (1988) melakukan pengamatan terhadap 90 tahun data return pada Dow Jones Industrial Average dan menemukan secara spesifik tingkat pengembalian (return) pada hari perdagangan Senin cenderung negatif (-0,14%). Mereka juga menemukan adanya abnormal return yang tinggi pada hari sebelum liburan.

Penelitian yang dilakukan oleh Jaffe dan Westerfield (1985) menunjukkan bahwa fenomena the week-end effect terjadi dikeempat negara

yang diteliti yakni U.K, Jepang, Canada dan Australia dengan return terendah terjadi pada hari perdagangan Senin untuk negara U.K dan Canada, sedangkan

untuk Jepang dan Australia return terendah terjadi pada hari Selasa.

Gibbons dan Hess (1981) menemukan adanya return pada hari perdagangan Senin lebih rendah dibandingkan dengan hari perdagangan lain di Bursa Saham New York (NYSE). Penelitian ini menggunakan data Dow Jones Industrial Index dan juga menyelidiki 30 saham pada indeks tersebut selama 17 tahun (1962-1978). Kesimpulan penelitiannya tetap mendukung penelitian sebelumnya, yaitu menemukan adanya return yang negatif pada hari perdagangan Senin (Monday Effect) dan juga menemukan bahwa return yang positif terjadi pada hari perdagangan lainnya.

Hari Perdagangan Return saham

Independen

Dependen

C. KERANGKA TEORETIS

Penelitian ini untuk menguji apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah abnormal return dan variabel independen dalam penelitian ini adalah hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat).

Variabel independen : Hari perdagangan Variabel dependen

: Return saham

Gambar Kerangka Teoretis

D. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diuraikan hipotesis sebagai berikut.

1. Hipotesis pertama bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh hari perdagangan.

H o : Tidak terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

H a : Terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return.

H 0 : Tidak terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

H a : Terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran atau tujuan dari penelitian. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei literatur dengan menggunakan data sekunder.

Penelititan ini merupakan penelitian penjelasan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yaitu mengetahui akibat dari suatu peristiwa. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999). Ruang lingkup penelitian ini yaitu dengan menggunakan indeks harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan waktu pengamatan tahun 2008.

Dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional atrinya penelitian dilakukan pada suatu periode tertentu yaitu dari periode Januari

sampai dengan Desember tahun 2008.

B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PEMILIHAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti dan paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sekaran, 2000:276). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go-public dan terdaftar di BEI. Dalam hal ini penelitian terbatas pada saham perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEI selama periode penelitian yaitu selama periode Januari sampai dengan Desember 2008.

2. Sampel

Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2000:267). Kriteria penentuan perusahaan yang dijadikan sampel yaitu:

1. Saham-saham perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia dan selama periode penelitian tidak mengalami tidak terdaftar (delisting).

2. Saham adalah saham yang aktif berdasarkan frekuensi perdagangan.

3. Data saham harian selama periode penelitian tidak ada yang kurang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEI selama periode penelitian yaitu selama periode Januari sampai dengan Desember 2008.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumenter dan data sekunder yaitu data yang pengumpulannya tidak diusahakan sendiri oleh peneliti (Marzuki, 2000:56).

3. Teknik Pemilihan Sampel

Peneliti hanya mengambil sampel yang dianggap telah mewakili populasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling , yaitu metode pengambilan informasi dari target-target tertentu yang memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang terlah ditentukan sebelumnya (Sekaran, 2000:278). Dengan menggunakan metode ini diharapkan sampel yang diambil bisa

representatif sesuai dengan kriteria atau spesifikasi tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun kriteria yang ditetapkan oleh peneliti

antara lain:

1. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah nama perusahaan yang tergabung dalam LQ45 dan harga saham harian perusahaan. Untuk harga saham menggunakan harga saham penutupan harian (closing price).

2. Saham-saham perusahaan yang listed di LQ 45 Bursa Efek Indonesia dan selama periode penelitian tidak mengalami tidak terdaftar (delisting).

3. Saham adalah saham yang aktif berdasarkan frekuensi perdagangan.

4. Data saham harian selama periode penelitian tidak ada yang kurang.

C. SUMBER DATA

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang harga saham harian yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dari laporan bulanan JSX, laporan tahunan JSX, dan publikasi dari BEI.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumenter dan data sekunder yaitu data yang pengumpulannya tidak diusahakan sendiri oleh peneliti (Marzuki, 2000:56).

E. PENGUKURAN VARIABEL

Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Variabel dependen dari persamaan- persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesisi penelitian ini berupa return saham harian dari indeks LQ45. Adapun return saham harian dari indeks LQ45 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ILQ45 ILQ45 ILQ45

Dimana:

ILQ45 t : harga saham penutupan indeks LQ45 pada hari t ILQ45 t-1 : harga saham penutupan indeks LQ45 pada hari t-1

Return diharapkan (return pasar) ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

mt

IHSG

IHSG IHSG

Keterangan: R mt

: return pasar

IHSG t

: Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t

- t IHSG t : Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t- 1 Dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model dengan

pertimbangan model ini dianggap cukup menggambarkan ekspektasi pasar secara umum. Dengan menggunakan market adjusted model, abnormal return saham dihitung dengan mencari selisih antara actual return dengan expected return . Abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut:

it it it R AR R - =

Keterangan : AR it

: Abnormal Return sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t

it

: Return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R mt : Return pasar pada periode peristiwa ke-t

Variabel independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel independen dari penelitian ini yaitu variabel dummy. Dalam pengujian ini yang dijadikan variabel dummy yaitu kelima hari perdagangan, yakni hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.

F. ANALISIS DATA

1. Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan uji asumsi normal untuk mengetahui apakah variabel yang dibandingkan rata-ratanya

telah terdistribusi normal. Teknik pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan

menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (Dwi Priyatno, 2008:28).

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian multikolinieritas, heterokedastistas dan autokorelasi.

a. Uji Multikolonieritas Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji kolerasi antar

variabel bebas (Ghazali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika terjadi saling korelasi, variabel-variabel tersebut ortogonal. Ortogonal artinya, variabel independen tersebut memiliki korelasi dengan sesama variabel independen adalah 0 (Ghazali, 2005). Jadi, apabila di dalam uji multikolonieritas mendapatkan hasil 0 atas uji korelasi antar variabel independen, variabel- variabel independen tersebut tidak terdapat korelasi.

Multikokolonieritas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya serta nilai Variances Inflation Factor (VIF) (Ghazali, 2005). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen yang satu yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain.

Tolerance mengukur variablitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi dalam pengujian ini (Ghazali, 2005). Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variable tersebut mempunyai persoalan multikoliniearitas dengan variabel bebas lainnya.

b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas, yaitu apabila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel.

c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan seperti berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak terdapat autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

3. Descriptive Statistic

Descriptive statistic memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. Descriptive statistic dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ke-1

a. Digunakan analisis varians with regression dengan bantuan software SPSS 17.0. Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

R t =b 1 DSEN i +b 2 DSEL i +b 3 DRAB i +b 4 DKAM i +b 5 DJUM i +e t

Dimana:

R t : return harian indeks saham pada hari t yang dihitung dengan persamaan (1) di atas.

DSEN : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh pada hari Senin dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari selain Senin.

DSEL : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh pada hari Selasa dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari selain Selasa.

DRAB : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh pada hari Rabu dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari selain Rabu.

DKAM : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh pada hari Kamis dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada

hari selain Kamis. DJUM : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh

pada hari Jumat dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari selain Jumat.

b 1 ,b 2, b 3, b 4, b 5 : besarnya koefisien regresi untuk variabel dummy hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.

: error term (standard error).

b. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R 2 besarnya antara 0 dan 1. R 2 dikatakan baik jika makin mendekati 1, sedangkan jika R-square 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna pada variabel dependen, sedangkan jika R 2 0, maka tidak ada pengaruh variabel independen pada variabel dependen.