PENGARUH KONSENTRASI PUPUK GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) H a n a fi

  

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK GANDASIL D TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

  • *)

  

H a n a fi

Abstract

  This research is aimed at observing the effect Gandasil D fertilizer consentration on growth and production of mustard plant. It is conducted from October – Desember 2008 at Pana Village, Alla district, Enrekang regencie. It is arranged in the form on Random Group Design. Consisting of eight rates, i.e: control, 0.5 g.l

  • 1
  • 1 -1 -1 -1

  water , 1.0 g.l water , 1.5 g.l water , 2.0 g.l water , 2.5 g.l water , 3.0 g.l water

  1 -1 , and 3.5 g.l water .

  The result of research is shows that Gandasil D fertilizer consentration 2,5 g.l

  • 1

  water give the best result on plant heath 2 and 4 week after planting and harvest moment, number of leaves 2 week after planting and mustard fresh weight. Key Word: Gandasil D, Growth and Production, Mustard Plant.

  • *) Staf Pengajar Pada Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar.

  

PENDAHULUAN

  Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia, karena rasanya enak, segar dan mudah didapat serta harganya terjangkau. Oleh karena itu sangat memungkinkan pengembangan tanaman sawi dalam skala komersial guna memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

  Sawi merupakan bahan makanan pelengkap yang dikonsumsi baik setelah diolah maupun sebagai lalapan. Sawi mengandung nilai gizi yang cukup tinggi terutama vitamin A sebesar 3600 SI yang berdaya guna untuk mengatasi penyakit rabun ayam dan mengandung vitamin C sebesar 74 mg serta berserat. Selain itu daun sawi berkhasiat untuk memperbaiki kerja ginjal sehingga sangat baik jika dikonsumsi oleh penderita penyakit ginjal (Rahmat, 2006).

  Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik, luas panen sawi di Indonesia pada tahun 2007 adalah 54.973 ha dengan produksi 564.912 ton dan produktivitas

  • 1

  10,28 ton.ha . Sedangkan di Sulawesi Selatan luas panen sawi adalah 1.611 ha

  • 1

  dengan produksi 12.736 ton dan produktivitas 7.91 ton.ha . Pada hal potensi

  • 1

  produksi pada skala penelitian dapat mencapai 40 ton.ha . Data tersebut me- nunjukkan bahwa budidaya tanaman sawi perlu mendapat perhatian yang serius untuk dikembangkan karena memiliki potensi dan prospek yang cukup cerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Anonim, 2008).

  Upaya meningkatkan produksi tanaman sawi haruslah ditunjang oleh beberapa faktor seperti teknik budidaya yang baik, yang meliputi penggunaan benih unggul yang bermutu tinggi, pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan agar ketersediaan hara bagi tanaman dapat terpenuhi sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman optimal, pemupukan dapat dilakukan melalui akar dalam tanah atau melalui daun.

  Pemupukan lewat daun dianggap menguntungkan, karena rspon tanaman terhadap unsur hara yang diberikan lebih cepat terlihat terutama pemunculan tunas-tunas baru, lebih ekonomis dari segi jumlah dan biaya yang diperlukan untuk pemupukan (Djoehana, 2006). Sedangkan kekurangan dari pupuk daun adalah bila dosis pemupukannya terlalu tinggi maka daun akan rusak, terutama sering terjadi pada musim kemarau dan apabila terlalu rendah dosisnya maka pengaruhnya tidak Nampak, sehingga kita harus lebih selektif memilih jenis pupuk daun yang sesuai bagi tanaman (Pinus, 2006).

  Pupuk Gandasil D merupakan salah satu produk pupuk daun yng dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk Gandasil D me- ngandung unsur hara makro yaitu N 14 %, P 12 %, K 14 % dan Mg 1 %, serta dilengkapi beberapa unsur hara mikro seperti Mn, Bo, Cu, Co dan Zn. Untuk

  • 1

  air, kemudian memperoleh hasil yang terbaik dianjurkan menggunakan 1 – 3 g.l disemprotkan secara merata ke bagian-bagian tanaman dengan intensitas 1 – 2 kali dalam satu minggu.

  Aplikasi pupuk daun harus memperhatikan waktu, cara dan konsentrasi yang tepat, agar tanaman dapat terhindar dari resiko akibat kelebihan unsur hara tertentu dalam jaringan tanaman. Sebaliknya penggunaan konsentrasi yang rendah akan memberikan hasil yang kurang efektif dan membutuhkan aplikasi yang lebih sering untuk mencukupkan kebutuhan tanaman dan hal ini menjadi tidak efisien dalam hal waktu dan biaya aplikasi pupuk. Untuk itu setiap jenis pupuk mempunyai konsentrasi tertentu untuk setiap jenis tanaman yang juga berkaitan dengan periode tumbuh dan umur tanaman (Pinus, 2006).

  Berdasarkan hal tersebut dilaksanakan penelitian dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi pupuk Gandasil D terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi.

METODE PENELITIAN

  Penelitian dilaksanakan di desa Pana, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Terletak pada ketinggian 700 m dpl, curah hujan rata-rata 700 – 1000 mm per tahun, tipe iklim B menurut Schmidt dan Ferguson, tekstur tanah liat dan pH 5,9. Berlangsung pada Oktober hingga Desember 2008.

  Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun menurut rancangan acak kelompok, terdiri atas delapan taraf, yaitu: G = Tanpa pupuk

  • 1 -1 -1 -1

  (kontrol), G = 0,5 g.l air , G = 1,0 g.l air , G = 1,5 g.l air , G = 2,0 g.l air ,

  1

  2

  3

  4

  • 1 -1 -1

  G

  5 = 2,5 g.l air , G 6 = 3,0 g.l air , dan G 7 = 3,5 g.l air . Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 24 unit penelitian.

  Penelitian dimulai dengan mengolah tanah hingga gembur dan membuat petak persemaian ukuran 1,5 m x 1,2 m, tinggi 0,2 m. Media semai terdiri atas campuran tanah, pasir dan pupuk kandang yang dicampur secara merata lalu digemburkan.

  Benih sawi Green pak Choy disebar secara merata lalu ditutup dengan tanah halus kemudian disiram air hingga mencapai kapasitas lapang. Pada saat bibit berumur 15 hari dipindahkan ke petak penelitian yang telah disiapkan.

  Bersamaan dengan kegiatan pesemaian benih, dilakukan pengolahan dibiarkan 2 minggu dengan maksud agar tanah mudah digemburkan dan melepaskan gas-gas beracun dari dalam tanah. Setelah tanah digemburkan dibuat petak-petak penelitian dengan ukuran 2,0 m x 1,0 m dengan ketinggian 0,2 m sebanyak 24 unit. Dua minggu sebelum bibit ditanam dilakukan pemberian pupuk

  • 1 -1

  kandang sapi 2,0 kg.petak atau setara dengan 10 ton.ha yang dibenamkan ke dalam tanah secara merata.

  Sebelum bibit dipindahkan dan ditanam, dibuat lubang tanam pada setiap petak penelitian sesuai dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm. Penanaman bibit dilakukan pada sore hari dengan cara diletakkan pada tengah lubang tanam kemudian pangkal akar ditutup tanah hingga rata dengan permukaan tanah.

  Pemeliharaan tanaman seperti penyiraman, penyiangan, penyulaman dilakukan secara berkala, sedangkan aplikasi pupuk Gandasil D dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah dipindahkan ke petak-petak penelitian dengan konsentrasi sesuai perlakuan. Aplikasi selanjutnya dilaksanakan dengan interval waktu 7 hari hingga menjelang satu minggu sebelum panen.

  Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan

  • 1 bobot segar sawi.petak .

  

HASIL

Tinggi Tanaman

  Hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, 4 MST, dan berpengaruh sangat nyata saat panen. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman umur 2, 4 MST dan saat panen

  Tinggi tanaman (cm) pada umur Perlakuan

  2 MST

  4 MST Saat Panen

  b b b

  G 9,14 18,69 20,47

  ab b b

  G 10,46 19,12 21,02

  1 ab ab ab

  G

  2 11,00 21,25 24,91 ab ab ab

  G

  3 11,25 21,16 24,65 ab ab ab

  G

  4 11,25 22,13 25,45 a a a

  G 12,75 24,75 29,77

  5 a ab ab

  G 11,37 22,35 25,75

  6 ab ab ab

  G

  7 10,64 21,62 24,48

  2,76 4,73 6,87 NP BNJ α = 0,05

  Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNJ taraf α = 0,05.

  Hasil uji beda nyata jujur pada Tabel 1, menunjukkan bahwa pada umur 2

  • 1

  MST, konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air (G

  5 ) menghasilkan tinggi

  tanaman tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan G , tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Pada umur 4 MST dan saat panen, konsentrasi

  • 1

  pupuk Gandasil D 2,5 g.l air (G ) menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dan

  5

  berbeda nyata dengan perlakuan G dan G

  1 , tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

  Jumlah daun

  Hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Tabel 2. Rata-rata jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam

  NP BNJ α = 0,05 Perlakuan Jumlah daun (helai)

  a

  G 6,83

  ab

  G

  1 6,00 ab

  G

  2 6,00 ab

  G 5,83 1,26

  3 ab

  G

  4 5,67 ab

  G

  5 5,58 b

  G

  6 5,42 b

  G

  7 5,17

  Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNJ taraf α = 0,05.

  Hasil uji beda nyata jujur pada tabel 2, menunjukkan bahwa pada umur 2

  • 1

  minggu setelah tanam, konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air (G

  5 ) meng-

  hasilkan jumlah daun tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan G dan G

  7 , tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

  Selanjutnya hasil pengamatan dan sidik ragam saat panen menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun.

  18,50 18,25 20 17,50 17,08 17,17

  16,42 16,42

  un

  14,67

  n

  15

  ne h da la t pa

  10

  um aa j s

  5

  ta i) ra la a- (he at R

  G0 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 Perlakuan Gambar 1. Diagram rata-rata jumlah daun (helai) saat panen.

  Diagram pada gambar 1 memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi

  • 1

  pupuk Gandasil D 1,5 g.l air (G

  3 ) cenderung menghasilkan rata-rata jumlah daun

  terbanyak (18,50 helai) sedang perlakuan kontrol (G ) cenderung menghasilkan rata-rata jumlah daun terkecil (14,67 helai).

  • 1

  Hasil uji beda nyata jujur pada tabel 3, menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air

  822,98

  ab

  795,72

  abc

  683,86

  bc

  590,08

  cd

  425,14

  d

  231,70 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNJ taraf α = 0,05.

  (G

  825,64

  5

  ) menghasilkan bobot sawi segar tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan G

  2 , G 1 , dan G , tetapi berbeda tidak

  176,79 203,77

  248,17 183,89

  226,29 255,06

  190,71 224,13

  50 100 150 200 250 300

  G0 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7

  R at a- ra ta l ua s da un (c m

  2 )

  ab

  ab

  Perlakuan

  Bobot sawi segar per petak

  Luas daun

  Hasil pengamatan dan sidik ragam luas daun pada akhir penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun.

  Gambar 2. Diagram rata-rata luas daun (cm

  2 ).

  Diagram pada gambar 2 memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air

  (G

  5 ) cenderung menghasilkan rata-rata luas daun

  terluas yaitu 255,06 cm

  2

  , sedang perlakuan kontrol (G ) cenderung menghasilkan rata-rata luas daun tersempit yaitu 175,79 cm

  2 .

  Hasil pengamatan dan sidik ragam bobot segar per petak pada akhir penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh sangat nyata terhadap bobot sawi segar. Tabel 3. Rata-rata bobot sawi segar per petak

  891,00

  Perlakuan bobot sawi segar (g/petak) NP BNJ α = 0,05

  G G

  1 G

  2 G

  3 G

  4 G

  5 G

  6 G

  7

  924,04

  a

  • 1
Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh suatu model regresi, yaitu dengan persamaan regresi kuadratik sebagai berikut:

  

2

.

  Y = 412,1 + 395,36 x – 82,091 x Gambar 3. Grafik rata-rata bobot segar sawi (g) setelah regresi.

  Grafik pada gambar 3 memperlihatkan hubungan antara bobot sawi segar dengan konsentrasi pupuk Gandasil D menunjukkan pola parabola kuadratik dimana bobot sawi segar yang terberat yaitu 924,05 g diperoleh pada perlakuan

  • 1

  pupuk Gandasil D 2,5 g.l air dengan nilai Y maksimum = 395,36 – 164,142x sehingga konsentrasi optimum pemberian pupuk Gandasil D yaitu sebesar 2,41 g.l

  • 1 air .

  

PEMBAHASAN

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman saat panen dan bobot sawi segar, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam serta berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 4 minggu setelah tanam saat panen dan luas daun.

  Hasil uji BNJ taraf α = 0,05 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi

  • 1

  pupuk Gandasil D 2,5 g.l air memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, 4 MST dan saat panen, jumlah daun umur 2 MST dan bobot sawi segar dibanding dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan adanya kandungan unsur hara pupuk gandasil D pada konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi yang optimum, sehingga memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi. Adapun kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk daun Gandasil D yaitu unsure hara makro yang terdiri atas N 14 %, P 12 %, K 14 %, Mg 1 %, dan unsur hara mikro Mn, Bo, Cu, Co, Zn yang disemprotkan pada saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam sampai satu minggu sebelum panen. Hal ini dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman sawi terutama tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot sawi segar.

  Syarief (2006), menyatakan bahwa pada fase pertumbuhan vegetatif aktif, tanaman membutuhkan unsur hara seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, karbon, fosfor dan belerang dalam jumlah yang banyak. Tersedianya unsure hara dalam pembelahan, pembesaran dan pemanjangan sel dan akan berlangsung dengan sempurna.

  Pupuk Gandasil D mengandung nitrogen yang cukup tinggi (14 %) dan mudah tersedia bagi tanaman. Menurut Sri Setyati (2006), bahwa aplikasi pupuk yang mengandung unsur nitrogen yang cukup tinggi pada tanaman akan mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan sel, hal ini akan Nampak pada pertumbuhan organ akar, batang dan daun yang berlangsung dengan cepat. Sedangkan Hari Suseno (1974), menyatakan bahwa nitrogen dalam tanaman selain dapat membentuk asam amino dan protein juga berfungsi sebagai penyusun klorofil yang akan mempengaruhi meningkatnya laju fotosintesis sehingga menghasilkan karbohidrat sebagai bahan baku respirasi dan pertumbuhan tanaman.

  Berdasarkan persamaan regresi diketahui bahwa konsentrasi optimum untuk mendapatkan hasil yang optimal pada pemberian pupuk Gandasil D terbaik

  • 1

  dicapai pada konsentrasi 2,41 g.l air . Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk pada tanaman harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, sebab degan pemberian dosis rendah maka pengaruhnya pada tanaman tidak Nampak, begitu pula halnya jika dosis yang diberikan terlalu tinggi akan menimbulkan keracunan pada tanaman, tetapi dengan pemberian pupuk dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

  

KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan

  • 1

  bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan saat panen, jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam dan bobot sawi segar.

  

SARAN

  Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang terbaik

  • 1

  disarankan menggunakan pupuk Gandasil D dengan konsentrasi 2,5 g.l air yang diaplikasikan mulai umur satu minggu setelah tanam selanjutnya dengan interval 10 hari sekali hingga satu minggu sebelum panen.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim, 2008. Bercocok Tanam Sayuran. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Direktorat Bina Produksi Hortikultura, Jakarta. Djoehana Setyamidjaya, 2006. Pupuk dan Pemupukan, Simpleks, Jakarta. Hari Suseno, 1974. Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Fakultas Pertanian Institut Pertanian bogor, Bogor. Pinus Lingga, 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Rahmat Rukmana, 2006. Bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Sri Setyati, 2006. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta. Syarief, 2006. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Jakarta.