PERTEMUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KELUARGA (P2K2) PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

  

MODUL

KESEJAHTERAAN

SOSIAL

DISABILITAS & LANSIA

  

PERTEMUAN PENINGKATAN

KEMAMPUAN KELUARGA (P2K2)

PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

  3 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  43 Glosarium

  62 Bahan Bacaan Sesi 14

  61 Flipchart

  57 Lembar Evaluasi Sesi 14

  51 Lembar Kerja Sesi 14

  49 Langkah-langkah

  47 Struktur Pelatihan

  45 Kompetensi Dasar Dan Indikator Keberhasilan

  44 Akronim

  31 SESI 14 Pentingnya Kesejahteraan Lanjut Usia

  Glosarium

  28 Bahan Bacaan Sesi 13

  27 Flipchart

  19 Lembar Evaluasi Sesi 13

  13 Lembar Kerja Sesi 13

  11 Langkah-langkah

  9 Struktur Pelatihan

  7 Kompetensi Dasar Dan Indikator Keberhasilan

  6 SESI 13 Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Berat

  4 Akronim

  66 DAFTAR ISI GLOSARIUM

  Disabilitas Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif. Anak Istimewa Anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama, memilki keterbatasan melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari, serta tidak dapat berpartisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Disabilitas Berat

  Kedisabilitasannya sudah tidak dapat direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari dan/atau sepanjang hidupnya tergantung pada bantuan orang lain, dan tidak mampu menghidupi diri sendiri.

  Fasilitator Memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Ice-breaking

  Suatu aktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta acara mengenal peserta lain dan merasa nyaman dengan lingkungan barunya. Suatu kegiatan yang dilakukan dalam

  Refleksi proses belajar mengajar pada prinsipnya merupakan kegiatan untuk nilai peserta didik kepada pendidik.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  4

  Keterbatasan Fisik Berkurangnya suatu fungsi yang secara objektif dapat diukur/dilihat, karena adanya kehilangan/kelainan dari bagian tubuh/organ seseorang.

  Intelektual Kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berpikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.

  Mental Yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau proses ingatan yang berasosiasi dengan pikiran, akal dan ingatan.

  Sensorik Stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Rehabilitasi

  Proses penting dalam pemulihan hak-hak manusia baik secara psikis maupun fisik. Psikologis Faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  5 AKRONIM

  Kemsos Kementerian Sosial Keppres Keputusan Presiden P2K2

  Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga

  PKH Program Keluarga Harapan Pusdiklat Kesos

  Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial

  Diklat Pendidikan Dan Pelatihan KPM

  Keluarga Penerima Manfaat

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  6

  

SESI 13

PELAYANAN

BAGI

PENYANDANG

DISABILITAS

BERAT

(120 menit)

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  7

LATAR BELAKANG

  Materi ini disusun dengan harapan cara pandang semua pihak dapat berubah ke arah yang lebih baik tentang konsep disabilitas bahwa disabilitas tidak sama dengan kecacatan. Disabilitas juga tidak selalu berhubungan dengan keterbatasan fisik namun bagaimana lingkungan dan fasilitas tersedia sesuai kebutuhan penyandang disabilitas agar potensi penyandang disabilitas bisa tersalurkan. Meskipun penyandang disabilitas berat sangat mengandalkan pertolongan orang lain namun mereka tetap saja manusia yang mesti dihargai hak-haknya sehingga pelayanan berbasis keluarga dan masyarakat sangat diperlukan.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  8

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

  Setelah mempelajari sesi ini, fasilitator mampu memahami, menjelaskan, mengidentifikasi dan memberikan contoh-contoh konkret mengenai pelayanan terhadap disabilitas berat baik di dalam keluarga ataupun masyarakat.

  Adapun indikator keberhasilan materi ini jika fasilitator mampu menyampaikan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan kepada pendamping mengenai: Pengertian Penyandang Disabilitas.

  1 Hak-Hak Penyandang Disabilitas.

  2 Ragam dan Tingkatan Disabilitas.

  3 Pelayanan bagi Disabilitas Berat di dalam Keluarga.

  4 Pelayanan bagi Disabilitas Berat di Masyarakat.

  5 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  9

  10 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  

METODA

MEDIA

Bermain peran Ceramah Diskusi Flipchart Buku Pintar Film/video Alat bantu seperti: penutup mata, tali, alat tulis

  1

  1

  2

  2

  3

  3

  4

  

STRUKTUR PELATIHAN

PEMBUKAAN

  LANGKAH 1 Langkah ini berisi tentang pembukaan sesi dan bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan minat peserta. Dalam langkah ini juga dilakukan

5 M E N I T

  review materi ke-4 modul yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, khususnya materi anak istimewa yang ada pada sesi 11 modul perlindungan anak dan dihubungkan dengan materi yang akan dibahas.

PENGERTIAN PENYANDANG DISABILITAS

  LANGKAH 2 Materi ini memberikan gambaran kepada peserta tentang penyandang disabilitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya penyandang

25 M E N I T

  disabilitas berat. Proses pembelajaran menggunakan metode film agar peserta mendapat gambaran tentang penyandang disabilitas yang ada di dalam masyarakat dan menggunakan permainan untuk menggambarkan kesulitan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari.

HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS

  LANGKAH 3 Materi ini membahas hak-hak penyandang disabilitas. Proses pembelajaran ini menggunakan metode permainan.

25 M E N I T

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  11

  RAGAM DAN TINGKATAN DISABILITAS

  LANGKAH 4 Materi ini membahas ragam disabilitas dan tingkatannya. Materi ini disampaikan dengan menggunakan metode film dan diskusi kelompok.

  15 M E N I T PELAYANAN BAGI PENYANDANG

  LANGKAH 5

  DISABILITAS BERAT DI DALAM KELUARGA

  Materi ini membahas cara memberikan pelayanan terhadap penyandang disabilitas berat di

  20 M E N I T dalam keluarga.

  PELAYANAN BAGI PENYANDANG

  LANGKAH 6

  DISABILITAS BERAT DI MASYARAKAT

  Materi ini memberikan gambaran kepada peserta (sebagai anggota masyarakat) tentang pelayanan

  20 M E N I T terhadap penyandang disabilitas berat.

  PENUTUP

  LANGKAH 7 Materi ini berisi penyampaian pesan kunci, dan penugasan kepada peserta yang terkait dengan materi pembelajaran untuk dikerjakan di rumah.

  10 M E N I T Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  12

  

LANGKAH-LANGKAH

PEMBUKAAN

  LANGKAH 1 Sesi pembukaan dimulai setelah semua materi dan peralatan pembelajaran tersedia.

  1. Fasilitator mengucapkan salam dan

5 M E N I T memperkenalkan diri.

  2. Fasilitator memastikan bahwa peserta sudah memiliki bahan ajar Sesi 13.

  3. Fasilitator meminta salah satu peserta memimpin ice-breaking untuk mencairkan suasana dan membangkitkan motivasi peserta. Jika tidak ada peserta yang bersedia memimpin, maka permainan dipimpin oleh fasilitator.

  4. Fasilitator mengajak peserta mereview materi sebelumnya tentang Perlindungan terhadap Anak. Tanyakan kepada peserta: “Apa yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya?”.

  5. Jika peserta tidak dapat mengingat materi maka fasilitator yang menyampaikan dan merangsang peserta agar dapat mengingat kembali.

  6. Fasilitator menghubungkan materi sebelumnya dengan materi pelayanan terhadap penyandang disabilitas yang akan dibahas.

PENGERTIAN PENYANDANG

  LANGKAH 2

  DISABILITAS

  1. Fasilitator memulai dengan bertanya mengenai pemahaman peserta tentang penyandang

25 M E N I T

  disabilitas, "Apakah ibu-ibu mengetahui apa itu penyandang disabilitas?”

  2. Fasilitator mengingatkan kembali film tentang “Getun-anak istimewa”.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  13

  • Apa yang dirasakan oleh peserta 1?
  • Apakah peserta 1 sulit menyampaikan pesannya?
  • Apa yang dirasakan oleh peserta 2?
  • Apakah peserta 2 sulit menerima pesan dari peserta 1? 7. Fasilitator menuliskan jawaban peserta pada kertas plano.

  14 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  3. Setelah mereview film Getun, fasilitator menyampaikan kepada seluruh peserta bahwa penyandang disabilitas sama dengan anak istimewa.

  4. Fasilitator meminta peserta untuk duduk berpasangan.

  5. Fasilitator mengajak peserta untuk bermain sesuai dengan LK 13.1

  6. Setelah bermain fasilitator menanyakan kepada peserta:

  8. Fasilitator menyimpulkan jawaban peserta dan menyampaikan kepada peserta bahwa penyandang disabilitas adalah “setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya”, dengan menunjukkan Flipchart 1: Pengertian Disabilitas.

  CATATAN:

  Pada poin ini fasilitator menekankan bahwa anak istimewa, penyandang disabilitas, dan penyandang cacat merupakan hal yang sama. Istilah yang digunakan selama proses pembelajaran adalah penyandang disabilitas.

HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS

  • Apa yang dipelajari dari permainan ini?
  • Hal apa yang ibu-ibu miliki dan mempunyai kesamaan dengan orang lain?
  • Hal apa yang ibu-ibu miliki dan berbeda dengan orang lain?
  • Apa jadinya dunia ini jika semuanya sama?
  • Apakah di sekitar ibu-ibu terdapat penyandang disabilitas?
  • Bagaimana kondisi mereka?
  • Bagaimana perlakuan keluarga terhadap mereka?
  • Bagaimana perlakuan masyarakat terhadap mereka?

  15 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  LANGKAH 3

  1. Fasilitator mengajak peserta bermain “Perbedaan dan Persamaan” LK 13.2

25 M E N I T

  2. Fasilitator melakukan refleksi dan menanyakan kepada peserta:

  3. Fasilitator menyimpulkan dan menyampaikan kepada peserta bahwa "penyandang disibilitas merupakan bentuk keragaman manusia.

  Penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya”

  4. Fasilitator merefleksi dengan menanyakan kepada peserta “Bagaimana jika dunia ini kita balik, kita masyarakat umum adalah penyandang disabilitas, akankah kita berusaha agar hak-hak kita terpenuhi?”

  5. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa saja yang berhak didapatkan oleh penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari?

  6. Fasilitator mengajak peserta bermain sesuai LK 13.3

  7. Fasilitator menjelaskan hak-hak penyandang disabilitas dengan menggunakan Flipchart 2: Hak-hak Penyandang Disabilitas.

  8. Fasilitator menanyakan kepada peserta :

  9. Fasilitator menegaskan kepada peserta bahwa “Penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya dan kita semua mempunyai kewajiban agar hak-hak penyandang disabilitas terpenuhi”

  CATATAN:

  Pada poin ini fasilitator menekankan bahwa penyandang disabilitas harus diperlakukan sama, tidak boleh diskriminasi dan dikucilkan.

RAGAM DAN TINGKATAN DISABILITAS

  LANGKAH 4

  1. Fasilitator memeperlihatkan beberapa gambar penyandang disabilitas dengan menunjukkan Flipchart 3: Jenis Disabilitas .

15 M E N I T

  2. Fasilitator menjelaskan kondisi psikologis dari penyandang disabilitas jika tidak mendapat dukungan dari lingkungannya seperti rasa rendah diri, sensitif, tidak bersemangat dan lain sebagainya.

  3. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa dari berbagai macam penyandang disabilitas tersebut ada yang tidak dapat direhabilitasi dan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Penyandang disabilitas seperti inilah yang disebut dengan penyandang disabilitas berat. Tunjukkan Flipchart 4: Pengertian Disabilitas Berat dan Buku Pintar halaman 6.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  16

  17 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS BERAT DI DALAM KELUARGA

  20 M E N I T

  1. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa jika diantara peserta terdapat keluarganya yang menjadi penyandang disabilitas berat, maka tugas peserta untuk memberikan pelayanan/ pengasuhan agar penyandang disabilitas berat tetap mendapatkan hak-haknya. LANGKAH 5

  2. Fasilitator meminta peserta untuk meminta peserta menonton film “miris, bocah tanpa tangan dengan kaki yang hanya menggelinding”

  3. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok 4 orang

  4. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mendiskusikan dan menuliskan apa yang harus dilakukan keluarga terhadap kasus tersebut

  5. Fasilitator menyimpulkan dan menyampaikan hal-hal yang dapat dilakukan keluarga bagi penyandang disabilitas berat dengan menunjukkan menunjukkan Flipchart 5: Pelayanan Disabilitas oleh keluarga . Tunjukkan informasi tersebut ada pada Buku Pintar halaman 7.

  PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS BERAT DI MASYARAKAT

  20 M E N I T

  1. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok terdiri dari 4 orang (masih kelompok yang sama)

  LANGKAH 6

  2. Fasilitator memainkan permainan “peta peduli disabilitas” (Minta peserta membuka Buku Pintar halaman 10-12).

  3. Setelah selesai, fasilitator melakukan refleksi

  4. Fasilitator menyimpulkan dan menyampaikan Flipchart 7: Pelayanan disabilitas di masyarakat .

  PENUTUP

  LANGKAH 7

  1. Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan siapa saja adalah berhenti mengejek penyandang disabilitas, tidak melakukan penelantaran dan

10 M E N I T diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.

  Fasilitator memotivasi peserta banyak hal yang bisa dilakukan untuk peduli terhadap penyandang disabilitas melalui film “Disabilitas: Jangan Kucilkan Mereka” UNICEF.

  2. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang dipahami dari film tersebut?

  3. Selanjutnya fasilitator memutarkan film “success story disabilitas” 4. Fasilitator menyimpulkan dari hasil pemutaran film.

  5. Fasilitator menyampaikan “Pesan-pesan Kunci” pembelajaran dengan menggunakan Flipchart 8: Pesan Kunci, ada dalam Buku Pintar halaman 13.

  6. Fasilitator menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan mengakhiri dengan doa. Fasilitator menyampaikan ucapan terima kasih.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  18

  LEMBAR KERJA SESI 13

PERLINDUNGAN

PENYANDANG DISABILITAS

LEMBAR KERJA (LK): 13.1

  Nama permainan : “Tanpa tangan..tanpa suara” Pelengkapan :

  Kain untuk mengikat tangan dan mata, kertas, Pulpen/Pensil Lama Durasi : 5 menit Pemain : Seluruh Peserta Langkah-Langkah:

  1. Fasilitator mengajak peserta untuk duduk berpasangan 2.

  Fasilitator meminta masing-masing pasangan untuk menentukan siapa yang menjadi peserta 1 dan siapa yang menjadi peserta 2.

  3. Fasilitator meminta peserta 2 untuk diiikat tangannya dan peserta 1 untuk menutup mulutnya.

  4. Fasilitator menyampaikan cara permainan: Peserta 1 diminta untuk menyampaikan kalimat ( LK 13.1a) yang sudah diberikan kepada peserta 2 tanpa mengucapkan ataupun menuliskan kalimat tersebut (hanya boleh memperagakan). Peserta 2 diharuskan untuk menuliskan kata tersebut (di sebuah kertas yang telah dibagikan) tanpa menggunakan tangan dalam waktu 1 menit.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  19

  5. Setelah selesai, fasilitator melakukan refleksi dengan menanyakan:

  • Apakah semua pasangan berhasil menyelesaikan tugasnya?
  • Apa yang dirasakan oleh peserta 1?
  • Apakah peserta 1 sulit menyampaikan pesannya?
  • Apa yang dirasakan oleh peserta 2?
  • Apakah peserta 2 sulit menerima pesan dari peserta 1?

LEMBAR KERJA (LK): 13.2

  Nama permainan : “Perbedaan dan Persamaan” Pelengkapan : Pulpen, kertas Durasi : 5 menit Pemain : Seluruh Peserta 1.

  Fasilitator membagikan 1 lembar kertas dan pulpen kepada masing-masing peserta.

  2. Fasilitator menjelaskan aturan permainan: Fasilitator membacakan pertanyaan dan meminta peserta untuk menuliskan jawabannya di kertas tersebut:

  Pertanyaan: “Sebutkan makanan kesukaan ibu-ibu” Setelah selesai menuliskan, peserta diminta untuk berkeliling dan mencari peserta dengan jawaban yang sama. Peserta dengan jawaban yang sama berkumpul

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  20

  • Fasilitator akan membacakan sejumlah pernyataan yang harus direspon oleh semua peserta.
  • Jika peserta berpendapat bahwa pernyataan yang disebutkan oleh fasilitator salah maka peserta bergerak menuju tanda silang (X)
  • Jika peserta berpendapat bahwa pernyataan yang disebutkan oleh fasilitator benar maka peserta bergerak menuju tanda centang (V) 2.

  21 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI membentuk kelompok. Kelompok dengan jumlah anggota yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.

  3. Fasilitator meminta peserta yang tidak memiliki jawaban yang sama dengan yang lain diminta untuk memisahkan diri.

  4. Fasilitator melakukan refleksi.

LEMBAR KERJA (LK): 13.3

  Nama permainan : Pelengkapan : Durasi : Pemain :

  “Hak- Hak Kami....” Tanda 5 menit Seluruh Peserta

  Langkah-Langkah:

  1. Fasilitator menjelaskan aturan permainan, yaitu:

  Fasilitator membacakan pernyataan yang ada pada LK 13.3a.

  22 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  3. Setelah semua peserta bergerak (menentukan pilihan) fasilitator menanyakan alasan peserta mengapa memilih benar/salah.

  4. Fasilitator mengulangi proses di atas untuk pernyataan demi pernyataan selanjutnya sampai seluruh pernyataan selesai dibacakan atau sesuai waktu yang tersedia (tergantung waktu yang tersedia, fasilitator dapat memilih beberapa pernyataan (dan tidak harus membacakan semua).

  5. Fasilitator menutup permainan dengan melakukan ulasan (debriefing) yang telah dipelajari.

LEMBAR KERJA (LK): 13.3A

  No Pernyataan Jawaban

  1 Anak disabilitas tidak perlu sekolah karena akan kesulitan ketika belajar di sekolah Salah

  2 Penyandang disabilitas harus cukup gizinya Betul

  3 Anak Tuna Netra tidak akan bisa membaca jadi tidak perlu disekolahkan Salah

  4 Anak Tuna Wicara perlu sering diajak bicara Betul

  5 Jika sakit, penyandang disabilitas tidak perlu dibawa ke rumah sakit karena tidak akan bisa sembuh

  Salah

  6 Anak yang memakai kursi roda tidak perlu bermain dengan teman-temannya karena dia sulit berjalan

  Salah No Pernyataan Jawaban

  7 Penyandang disabilitas tidak akan bisa mengikuti Salah kegiatan-kegiatan di lingkungan rumah seperti, karang taruna, pengajian.

LEMBAR KERJA (LK): 13.4

  Nama permainan : “Peta Peduli Disabilitas”

  • Pelengkapan : Durasi : 15 menit Pemain : Seluruh Peserta Langkah-Langkah: 1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok.

  2. Fasilitator membagikan peta peduli disabilitas (LK 13.4a) kepada masing-masing kelompok.

  3. Fasilitator meminta tiap-tiap kelompok memecahkan permasalahan yang ada di dalam tiap gambar. Peserta diminta untuk membuat tanda panah ke lembaga apa klien tersebut dapat dirujuk. Peserta dapat membuat panah lebih dari 1.

  4. Setelah selesai, fasilitator meminta tiap-tiap kelompok menempelkan peta tersebut di dinding.

  5. Fasilitator meminta masing-masing peserta untuk menjelaskan apa yang ada sudah dikerjakan.

  6. Fasilitator melakukan refleksi.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  23

LEMBAR KERJA (LK): 13.4

  • Bila berbicara tidak jelas, hanya bisa berkomunikasi dengan keluarga dekat atau orang-orang di sekitarnya.
  • Tidak bersekolah
  • Kurang mendapat perhatian dari orang tua
  • Tidak diperbolehkan bermain dengan teman sebayanya
  • Dikurung di kamar sendirian

  24 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI • Tangan, kaki kaku dan kecil.

  Pak RT Kelurahan

  Puskesmas Posyandu

  Sekolah Dinas Sosial Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) untuk penyandang disabilitas

  Pendamping PKH

  Gambar 1

  Gambar 2

  Pendamping Pak RT PKH Rehabilitasi

  

HIDROCEPALUS

Berbasis

  Puskesmas Masyarakat (RBM) untuk

  • Hidrocepalus atau kepala besar,

  penyandang

  kaki dan tangan nya mengecil

  disabilitas

  • Sulit melihat ke kiri dan kanan secara langsung karena kepala susah dan/atau tidak bisa

  Sekolah digerakkan. Kelurahan

  • Tidak bisa melihat sama sekali, serta tidak bisa bicara.
  • Pada saat lahir normal, kecacatan

  Posyandu Dinas Sosial

  ini baru ketahuan setelah beberapa bulan atau pada usia kira-kira 3 bulan ke atas.

  • Belum memiliki akte kelahiran
  • Baru satu kali diperiksa ke rumah sakit karena kesulitan biaya

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  25 Gambar 3

  Pendamping Pak RT PKH Rehabilitasi

  

PARAPLEGIA

Berbasis

  Puskesmas Masyarakat

  • Paraplegia berat disebabkan

  (RBM) untuk

  karena kecelakaan atau jatuh

  penyandang disabilitas

  • Tulang punggungnya rusak dan mempengaruhi syaraf-syaraf anggota gerak

  Sekolah

  • Hanya bisa berbaring saja

  Kelurahan

  • Tidak bersih, jarang mandi
  • Sering murung dan menangis

  Posyandu Dinas Sosial

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  26

  LEMBAR EVALUASI SESI 13

PELAYANAN PENYANDANG

DISABILITAS BERAT

LEMBAR KERJA (LE): 13.1

  1. Apa yang dimaksud dengan penyandang disabilitas menurut UU No 8/2016?

  2. Sebutkan hak-hak penyandang disabilitas menurut UU No 8/2016!

  3. Sebutkan 4 ragam disabilitas! Jelaskan!

  4. Apa yang dimaksud dengan penyandang disabilitas ringan? Berikan contoh! 5.

  Apa yang dimaksud dengan penyandang disabilitas berat? Berikan contoh!

  6. Bagaimana pengasuhan yang baik bagi penyandang disabilitas berat yang ada di dalam keluarga? Berikan contoh minimal 5!

  7. Sebagai anggota masyarakat apa yang bisa kita lakukan apabila ada penyandang disabilitas berat yang dikucilkan oleh satu keluarga? Berikan contoh solusi minimal 5!

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  27

  28 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  FLIPCHART

PELAYANAN PENYANDANG

DISABILITAS BERAT

  29 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  30 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  BAHAN BACAAN

PELAYANAN PENYANDANG

DISABILITAS BERAT

DISABILITAS

01 Apa yang dimaksud dengan penyandang disabilitas?

  Menurut Convention On The Rights of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas) yang telah disahkan dengan UU No 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

  

On The Rights of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-

  hak Penyandang Disabilitas), penyandang disabilitas termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama di mana ketika berhadapan dengan berbagai hambatan, hal ini dapat menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Sedangkan menurut UU No 8/2016, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, penyandang disabilitas diakui sebagai bagian integral bangsa Indonesia, yang tidak terpisahkan dari anggota masyarakat lainnya. Penyandang disabilitas mempunyai kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama sebagai warga negara Indonesia. Penyandang disabilitas merupakan aset negara bidang Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri sebagaimana manusia lainnya. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki penyandang cacat/disabilitas dapat dikembangkan sesuai dengan talenta yang dibawa sejak lahir. Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  31

02 Hak-hak penyandang disabilitas

  6. Pekerjaan, kewirausahaan, koperasi

  13. Aksesibilitas

  12. Kesejahteraan sosial

  11. Kebudayaan dan pariwisata

  10. Keolahragaan

  9. Keagamaan

  8. Politik

  7. Kesehatan

  32 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  Di beberapa tempat, penyandang disabilitas masih banyak yang berada dalam kondisi ditelantarkan, ditinggalkan, diskriminasi, atau bahkan banyak yang mengalami perlakuan salah lainnya seperti kekerasan seksual dan eksploitasi karena kedisabilitasan yang dimilikinya. Para penyandang disabilitas kerap menghadapi berbagai bentuk pengucilan dan hal itu mempengaruhi mereka dalam berbagai tindakan tergantung dari jenis disabilitas yang mereka alami, dimana mereka tinggal dan budaya yang berlaku di tempat tersebut (UNICEF: 2013). Pemerintah di beberapa negara mencoba memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas dengan bersama-bersama menetapkan

  4. Keadilan dan perlindungan hukum

  3. Privasi

  Bebas dari stigma

  1. Hidup 2.

  para penyandang disabilitas bisa menikmati hak-hak mereka tanpa diskriminasi apa pun. Selain itu, konvensi ini juga menegaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama seperti warga negara di Indonesia, hak-hak penyandang disabilitas diatur di dalam UU No. 8 Tahun 2016 yang meliputi:

  

Rights of Persons with Dissabilities (CRPD). Konvensi ini dibuat agar

  Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (KHPD)/Convention on the

  5. Pendidikan

  14. Pelayanan publik 15.

  Perlindungan dari bencana

  16. Habilitasi dan rehabilitasi

  17. Konsesi

  18. Hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat

  19. Berekspresi, berkomunikasi dan memperoleh informasi 20.

  Berpindah tempat dan kewarganegaraan 21. Bebas dari tindakan diskriminasi, penelantaran, penyiksaan dan eksploitasi

  

Aku Berhak ...

  Hidup Bebas dari cercaan Mendapat perlindungan Mendapat bantuan hukum Bersekolah Bekerja Hidup sehat Beribadah Berekreasi Berolahraga Bebas dari kekerasan, eksploitasi Tidak dikucilkan Diperlakukan sama dengan orang lain

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  33

03 Ragam disabilitas & tingkatannya

  Menurut UU Nomor 8 Tahun 2016, Ragam Disabilitas dibagi menjadi empat, yaitu:

A. PENYANDANG DISABILITAS FISIK

  Disabilitas ini berhubungan dengan kerusakan atau kelainan pada tulang, sendi, dan otot/sistem syaraf. Secara garis besar disabilitas fisik terdiri atas:

  1. Disabilitas tubuh/daksa

  • Kehilangan anggota tubuh akibat amputasi
  • Celebral palsy (kerusakan fungsi otak yang menyebabkan gangguan pergerakan, keseimbangan dan kejang otot), yang terdiri dari: ° Hemiplegia (gangguan pada fungsi separuh/sebagian gerak pada bagian kanan atau kiri tubuh)

  ° Diplegia (gangguan minimal pada fungsi gerak bagian atas tubuh dan domain pada ekstremitas gerak bawah tubuh) ° Quadryplegia (kelumpuhan pada tangan dan kaki secara keseluruhan)

  • Polio (kelainan pada anggota tubuh seperti kaki kecil sebelah atau lumpuh sebagai akibat terserang virus polio)
  • Meninghitis (peradangan pada otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak sehingga anak mengalami kecacatan seperti lumpuh, kemunduran mental)
  • Muscular Distropy (pengecilan/pengerutan otot karena masalah genetik)
  • Multiple scelerosis (layuh otot)
  • Spinabifida (kelainan pada hidrocepalus dan kelemahan/ kelumpuhan pada kedua tungkai yang disertai dengan gangguan pada BAB dan BAK)

  Karakteristik sosial psikologis penyandang cacat tubuh secara umum memiliki kecenderungan dan karakteristik sosial psikologis antara lain:

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  34

  • Rasa ingin disayang yang berlebihan dan mengarah

  over protection;

  • Rendah diri;
  • Kurang percaya diri;
  • Mengisolir diri; emosional labil;
  • Cenderung hidup senasib;
  • Agresif; ada perasaan tidak aman;
  • Cepat menyerah;
  • Apatis;
  • Kekanak-kanakan dan • Melakukan mekanisme pertahanan diri.

  2. Disabilitas netra (penglihatan) Disabilitas netra adalah individu yang mengalami gangguan penglihatan secara total maupun sebagian

  • • Total blind/buta total (kehilangan kemampuan penglihatan

  secara total)

  • • Low vision/kurang awas pada jarak pandang tertentu atau masih

  memiliki sisa penglihatan disabilitas

  3. Disabilitas Rungu-Wicara

  • Disabilitas rungu yaitu individu yang mengalami kerusakan alat dan organ pendengaran yang menyebabkan kehilangan kemampuan menerima atau menangkap bunyi atau suara
  • Disabilitas wicara yaitu individu yang mengalami kerusakan atau kehilangan kemampuan berbahasa, mengucapkan kata-kata, ketepatan dan kecepatan berbicara serta produksi suara. Adapun ciri-cirinya adalah: 1) tidak dapat memproduksi suara atau bunyi; 2) kurang atau tidak menguasai perbendaharaan kata; 3) gagap/ starting; dan 4) berkomunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh atau simbol.

  Rungu wicara yaitu ketidakmampuan dalam memproduksi suara dan berbahasa yang disebabkan karena kerusakan alat dan organ pendengaran sehingga individu tidak mengenal cara mempergunakan organ bicara dan tidak mengenal konsep bahasa.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  35

  • Kemampuan perilaku (menurut Diagnostic and Statistical Manual
  • Menurut gangguan perkembangan
  • ADD/ADHD (Attention defisit disorder/ attention deficit
  • Penyandang disabilitas berat adalah penyandang disabilitas yang kedisabilitasannya sudah tidak dapat direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari dan/atau sepanjang hidupnya tergantung pada bantuan orang lain, dan tidak mampu menghidupi diri sendiri.

  36 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI Penyandang disabilitas rungu wicara, yang terdiri dari cacat rungu total dan kurang dengar, memiliki karakteristik sebagai berikut:

  Pada waktu bicara, tidak jelas kata/ kalimat yang diucapkan.

  B. PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL

  Mencakup berbagai kekurangan intelektual. Contohnya, anak yang mengalami down syndrome.

  C. PENYANDANG DISABILITAS MENTAL

  Disabilitas mental mengacu pada ketidakberfungsian intelektual yang disertai ketidakmampuan adaptasi perilaku dan terjadi selama masa perkembangan

  of Mental Disorders (DSM-V-TR)

  hyperactivity disorders) gangguan pemusatan perhatian dan

  hiperaktivitas)

  

D. EKS PSIKOTIK (DERAJAT GANGGUAN MENTAL DAN ATAU

PSIKOLOGIS BERAT) E. PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK

  Disabilitas mental mengacu pada ketidakberfungsian intelektual yang disertai ketidakmampuan adaptasi perilaku dan terjadi selama masa perkembangan TINGKATAN DISABILITAS

  • Penyandang disabilitas sedang adalah orang yang mengalami kelainan fisik, mental (mampu latih), fisik dan mental (ganda) misalnya keadaan tubuh dengan amputasi dua tangan atas siku, amputasi kaki atas lutut, atas paha, tuna rungu, tuna netra, dan sebagainya. Penyandang disabilitas tersebut selain mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendiri dan tidak sepenuhnya memerlukan pertolongan orang lain, juga masih bisa diberdayakan/direhabilitasi.
  • Penyandang disabilitas ringan adalah orang yang mengalami kelainan fisik, mental (mampu didik dan mampu latih) misalnya keadaan tubuh dengan amputasi tangan atau kaki, salah satu kaki layuh, tangan/kaki bengkok. Penyandang disabilitas tersebut mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendiri dan tidak memerlukan pertolongan orang lain, juga masih bisa diberdayakan/direhabilitasi. Ragam Penyandang Disabilitas dapat dialami secara tunggal, ganda atau multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga medis.

  Penyandang disabilitas ganda adalah seseorang yang menyandang lebih dari satu disabilitas

04 Penanganan penyandang disabilitas di dalam keluarga

  Pengasuhan yang baik bagi penyandang disabilitas adalah dengan cara:

  1. Mengikuti proses perkembangan anak (apabila masih usia anak)

  2. Memberikan perawatan dasar, misalnya: makanan, pakaian, alas tidur

  • Memberikan nutrisi tambahan (untuk anak yang kekurangan nutrisi)
  • Selalu mengganti pakaian yang bersih
  • Menjemur anak agar mendapatkan sinar matahari yang cukup
  • Menjaga kesehatan (pemeriksaan rutin ke Puskesmas dan patuh obat) Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  37

  3. Memberikan kasih sayang dan perhatian

  4. Memberikan rasa aman dan nyaman

  5. Memberikan stimulasi, misalnya diajak bicara, merespon keinginan 6.

  Memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas berat untuk tetap memperoleh pelayanan sosial dasar (akte kelahiran, kesehatan)

  7. Memberikan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggal

  8. Penyandang disabilitas diasuh oleh keluarga inti 9.

  Memberikan bimbingan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS)

  • Makan minum
  • Melatih membersihkan diri (mandi, sikat gigi, cuci rambut, menggunakan kamar kecil/WC, berpakaian, merias diri dan menggunakan alas kaki)
  • Meningkatkan minat dan potensi anak (bernyanyi, bermusik, olah raga dan menari)

  10. Memberikan terapi oleh keluarga. Keluarga dapat memberikan terapi kepada para penyandang disabilitas berat sesuai dengan kebutuhannya. Keluarga dapat memberikan terapi atas saran dan keterampilan yang diperoleh oleh terapis, seperti:

  Disabilitas Daksa dan Celebral Palsy Orangtua/ anggota keluarga lainnya melatih menggerakkan tangan penyandang disabilitas fisik atau melatih gerak anggota tubuh lainnya

  11. Menjaga keamanan dan keselamatan anak dari tindakan kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran

  12. Tidak memberikan mengucilkan dan tidak melakukan diskriminasi

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  38

  • Penerimaan, keluarga menerima penyandang disabilitas (PD) apa adanya sebagai anugerah Tuhan • Individualisasi, keluarga memandang PD sebagai individu yang unik, berbeda dengan yang lainnya
  • Keterbukaan dan tanpa diskriminasi, keluarga bersikap terbuka dan tidak menutup-nutupi serta tidak menyembunyikan PD
  • Komunikasi, keluarga melakukan komunikasi efektif dengan PD
  • Partisipasi, kelurga melibatkan PD dalam seluruh aktivitas keluarga dan masyarakat
  • Tidak menghakimi, keluarga tidak memberikan stigma kepada PD
  • Kesetaraan hak, keluarga memperlakukan PD setara dengan anggota keluarga lain
  • Penghormatan, keluarga menghormati PD
  • Penataan ruang harus menyisakan/memberikan ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi PD
  • Perabot dalam rumah (lemari pakaian, lemari pakaian, lemari buku, rak piring, rak sepatu) harus dapat diakses PD
  • Peletakan dan penataan barang-barang jangan dipindah-pindah, apabila akan dipindahkan harus diinformasikan kepada PD

  39 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  PERABOT

  PRINSIP PELAYANAN DI KELUARGA:

AKSESIBILITAS DALAM RUMAH TANGGA

  • Perlengkapan, peralatan yang diperlukan PD dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti tombol/stop kontak dan pencahayaan harus dipasang dekat tempat tidur PD untuk mempermudah PD menggunakannya.
  • Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan tingginya sesuai dan mudah dijangkau PD.
  • Untuk penyandang disabilitas sensori, pengaturan tingkat pencahayaan dan level suara diperlukan.

  40 Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI PENGGUNAAN TANDA/PETUNJUK Tanda yang dibutuhkan PD untuk aktivitas sehari-hari agar dapat memberi arah pada PD harus mudah diakses. Seperti: KM/WC, telpon, kamar tidur, kamar makan, tempat bermain, ruang belajar dll.

  Penempatan petunjuk/tanda tersebut harus sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa penghalang. Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada saat gelap.

05 Masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab terhadap pemenuhan hak-hak Penyandang Disabilitas Berat.

  Unsur masyarakat diharapkan dapat:

  1. Membantu jika ada penyandang disabilitas berat yang membutuhkan pertolongan/bantuan

  2. Memberi kemudahan penyandang disabilitas berat untuk mendapat kemudahan dalam penggunaan sarana/prasarana umum di masyarakat

  3. Memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengikuti kegiatan kemasyarakatan di lingkungan

  4. Memberikan informasi jika terdapat keluarga dan/ penyandang disabilitas memerlukan infomasi rujukan

  Peranan masyarakat terhadap Penyandang Disabilitas Berat

  5. Menghimbau kepada keluarga yang memiliki penyandang disabilitas berat agar penyandang disabilitas berat terpenuhi haknya

  6. Menginformasi kepada pihak terkait/tokoh masyarakat jika terdapat penyandang disabilitas berat yang belum mendapatkan hak-haknya.

  APA YANG BISA DILAKUKAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT??

  • Memudahkan penyandang disabilitas dalam pembuatan akte kelahiran, KTP, BPJS Kesehatan.
  • Memberi kemudahan penyandang disabilitas berat untuk menggunakan sarana/prasarana umum di masyarakat ° Masjid/mushola/gereja yang dapat dilalui oleh difabel ° Parkir tempat umum khusus difabel ° Pintu mudah dibuka, ditutup dan dilalui oleh difabel ° Pembuatan Ram ° Toilet khusus untuk difabel
  • Mengikutkan penyandang disabilitas pada kegiatan kemasyarakatan di lingkungan (pentas seni, arisan, karang taruna dll)
  • Memberikan informasi tentang dinas sosial, lembaga masyarakat
  • Tidak memberikan stigma dengan cara mengungkit- ungkit orang yang mengalami disabilitas berat
  • Melibatkan orang disabilitas dalam kegiatan posyandu
  • Membantu keluarga disabilitas berat dalam menjaga kebersihan dan menyediakan sarana-prasarana yang dapat diakses oleh orang disabilitas berat
  • Membawa penyandang disabilitas berat keluar rumah untuk bersosialisasi

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  41

REFERENSI BAHAN BACAAN:

  Repu blik Indonesia. 2016. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Jakarta. Repu blik Indonesia. 2011. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The Rights of Persons with

  Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas).

  Jakarta Direk torat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian

  Sosial. 2015. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Asistensi Sosial bagi Penyandang Disabilitas Berat. Jakarta

  Direk torat Kesejahteraan Sosial Anak Kementerian Sosial. 2015. Model Perlindungan dan rehabilitasi Sosial Anak Penyandang Disabilitas Berbasis Keluarga dan Masyarakat. Jakarta Direk torat Kesejahteraan Sosial Anak Kementerian Sosial. 2015.

  Aksesibilitas Anak Penyandang Disabilitas. Jakarta

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  42

  

PENTINGNYA

KESEJAHTERAAN

LANJUT USIA

(120 menit)

  

SESI 14 GLOSARIUM

  Lanjut Usia Seseorang yang telah mencapai usia di atas 70 tahun.

  Psikososial Suatu kondisi terjadi pada individu yang mencangkup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya secara terintergrasi. Spiritual

  Kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Peran Keluarga Tindakan dalam merawat dan memperhatikan keberadaan lanjut usia di lingkungan keluarga.

  Peran Masyarakat Tindakan yang memperhatikan lanjut usia yang terlantar ataupun lanjut usia yang mengalami kekerasan di lingkungan masyarakat.

  Biopsikososial Metode dengan interaksi biologi, psikologi dan faktor sosial untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

  Ini adalah kombinasi dari tubuh, pikiran dan lingkungan bukan hanya tubuh dan medis atau biomedis. Vokasional Kemampuan dalam melakukan eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan, penilaian terhadap kemampuan diri.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  44

  AKRONIM

  Kemsos Kementerian Sosial Keppres Keputusan Presiden P2K2

  Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga

  PKH Program Keluarga Harapan Pusdiklat Kesos

  Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial

  TOT Training of Trainers Diklat

  Pendidikan Dan Pelatihan

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  45

LATAR BELAKANG

  Materi ini memberi pengetahuan praktis kepada para fasilitator mengenai pendampingan sosial terhadap lanjut usia (Lansia). Peserta juga akan memperoleh informasi praktis tentang pengertian lansia, beberapa kondisi dan permasalahan yang umumnya dijumpai pada lansia dan alternatif penanganannya. Selanjutnya materi ini juga dilengkapi dengan hal-hal yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas kesejahteraan Lansia.

  Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

  46