BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengerian Dasar - Studi Analisa Performansi Mesin – Sistem Pembakaran EFI dan Karburator pada Mesin Bensin 7 K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengerian Dasar

  Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga mengubah energi tersebut yang terjadi didalam dan diluar mesin kalor. Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar. Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan torak ke batang torak, kemudian diteruskan ke poros engkol yang mana poros engkol nantinya akan diubah menjadi gerakan putar.

Gambar 2.1. Motor Bakar Torak

  Motor bakar terbagi menjadi 2 (dua) jenis utama, yaitu motor diesel dan motor bensin. Perbedaan umum terletak pada sistem penyalaan. Penyalaan pada motor bensin terjadi karena loncatan bunga api listrik yang dipercikan oleh busi atau juga sering disebut spark ignition engine. Sedangkan pada motor diesel penyalaan terjadi karena kompresi yang tinggi di dalam silinder kemudian bahan bakar disemprotkan oleh nozzle atau juga sering disebut juga Compression

  Ignition Engine .

2.2. Prinsip Kerja Motor Bakar Bensin

  Motor bensin bekerja dengan gerakan torak bolak balik ( Bergerak naik turun pada motor dengan silinder tegak) motor bensin bekerja menurut prinsip 4 langkah (tak) dan 2 langkah (tak). Yang dimaksud dengan istilah ”langkah” disini adalah perjalanan torak dari satu titik mati atas TMA ke titik mati bawah TMB.

  Langkah hisap

  Torak bergerak kebawah ,katup masuk membuka,katup bunag tertutup, terjadilah kevakuman pada waktu torak bergerak kebawah,campuran bahan bakar dan udara mengalir kedalam silinder melalui lubang katup masuk,campuran bahan bakar da udara datang dari karburator atau sistem EFI.

  Langkah kompresi

  Setelah mencapai titik mati bawah, torak bergerak kembali menju titik mati atas, sembari saat itu katup hisap dan katp buang dalam keadaan tertutup. Dengan demikian campuran bahan bakar dan udara yang berada didalam silinder tadi ditekan dan dimanpatkan oleh torak yang bergerak ketitik mati atas. Akibatnya, tekanan dan suhu dalam silinder naik sehingga sangat mudah bagi bahan bakar untuk terbakar.

  Langkah kerja

  Pada saat torak hampir mencapai titiik mati atas, campuran bahan bakar dan udara, maka terjadilah ledakan atau proses pembakaran yang mengakibatkan suhu dan tekanan naik dengan cepat. Di lain pihak torak tetap meneruskan perjalanan menuju titik mati atas, ini berarti ruang bakar atau silinder semakin menyempit sehingga suhu dan tekanan gas di dalam silinder semakin bertambah tinggi lagi. Akhirnya torak mencapai posisi titik mati atas ke posisi titik mati bawah dengan tetap katup hisap dan katup buang dalam tertutup. Pada langkah ini volume gas pembakaran di dalam silinder di dalam silinder bertambah besar oleh karena itu tekanannya turun.

  Langkah buang

  Kemudian pada saat torak mencapai posisi titik mati bawah, katup buang terbuka dan katup hisap tetap tertutup. Torak kembali ke titik mati atas dan mendesak gas pembakaran keluar silinder melalui saluran katup buang.

  Langkah hisap Langkah kompresi Langkah kerja Langkah buang

Gambar 2.2 Prinsip kerja motor bensin 4 langkah

  ( sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Four-stroke_cycle )

2.3 Sistem EFI ( Electric Fuel Injection)

  Mesin dengan karburator konvensional, jumlah bahan bakar yang diperlukan oleh mesin diatur oleh karburator. Pada mesin modern dengan mengunakan sistem EFI maka jumlah bahan bakar diatur (dikontrol) lebih akurat oleh komputer dengan mengirim bahan bakarnya ke silinder melalui injektor. Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal (tepat) disesuakan dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk, kesepatan mesin, temperatur air pendingin, posisi katup throttle, pengembunan oxygen di dalam exhaust pipe, dan kondisi penting lainya. Komputer EFI mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin pada saat penginjeksian dengan perbandingan udara dan bahan bakar yang optimal berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin. Sistem EFI menjamin perbandingan udara dan bahan bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi pada setiap saat.

2.4. Macam-macam Sistem EFI

  Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk mengontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan udara dalam intake manifoul (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sistem L-EFI

2.4.1 Sistem D- EFI

  Sistem D – EFI dengan sistem (Manifold Pressure Control Type) yaitu mengukur tekanan udara dalam intake manifold, kemudian melakukan penghitungan jumlah udara yang masuk. Sistem ini sering pula disebut“D

  Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic berarti penginjeksian (injection).

  Pada sistem D EFI, dalam mendeteksi tekanan udara dan jumlah udara dalam intake manifold kurang akurat apabila dibanding sistem L EFI.

Gambar 2.3. Sistem EFI tipe D

  (Sumber : PT. Toyota – Astra Motor)

2.4.2 Sistem L- EFI

  Pada sistem L-EFI,dengan system (Air flow control Type) dimana air flow

meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold.

  

Air flow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, sehingga sistem ini

dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibanding system D-EFI.

  Istilah L diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft”yang berarti udara.

Gambar 2.4. Sistem EFI tipe L

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

2.5. Sistem-sistem yang ada pada EFI

  Secara garis besar terdapat tiga sistem yang ada pada EFI yaitu : sistem bahan bakar, sistem induksi udara, dan sistem kontrol elektronik.

  2.5.1 Sistem bahan bakar (Fuel System)

  Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai ke ruang bakar. Sistem ini terdiri atas : tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, saringan bahan bakar, pipa penyalur, pressure regulator, pulsation damper, injektor, dan cold start injector.

  2.5.2 Sistem induksi udara (Air Induction System)

  Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran. Sistem ini terdiri atas : air cleaner, air flow meter, throttle body, dan

  air valve .

  2.5.3 Sistem kontrol elektronik (Electronic Control System)

  Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor seperti : air flow

  

meter , water temperatur sensor, throttle position sensor, air temperatur sensor,

  dan oxygen sensor. Pada sistem ini terdapat ECU (Electronic Control Unit) yang mengatur lamanya kerja injektor. Pada sistem ini juga terdapat komponen lain seperti : main relay yang mensuplai tegangan ke ECU, start injector time switch yang mengatur kerja cold start injector selama mesin dingin, circuit opening relay yang mengatur kerja pompa bahan bakar dan resistor yang menstabilkan kerja injektor.

2.6 Sistem Bahan Bakar

  Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan bakar yang dikirim dengan tekanan ke saringan. Bahan bakar yang telah tersaring tersebut selanjutnya dikirim ke injektor dan cold start injector. Tekanan dalam saluran bahan bakar

  

(fuel line) dikontrol oleh pressure regulator. Kelebihan bahan bakar dialirkan

kembali ke tangki melalui return line.

Gambar 2.5. Sistem bahan bakar EFI

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Getaran pada bahan bakar yang disebabkan adanya penginjeksian diredam oleh pulsation damper. Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor ke dalam intake sesuai dengan injection signal dari EFI computer. Cold start injector

  manifold

  menginjeksikan bahan bakar langsung ke air intake chamber saat mesin dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah.

2.6.1 Pompa bahan bakar

  Terdapat dua tipe pompa bahan bakar, yaitu pompa bahan bakar yang dipasang di dalam tangki dan pompa yang terpasang di luar tangki (in ine type). Kedua pompa tersebut sering disebut wet type karena motor bersatu dengan pompa dan bagian dalam pompa terisi dengan bahan bakar.

2.6.1.1 In tank type

  Pompa diletakkan atau dipasang di dalam tangki bahan bakar, menggunakan turbine pump yang mempunyai keistimewaan getaran yang terjadi di dalam pompa kecil. Pompa ini terdiri atas : motor,check valve, relief valve dan filter.

Gambar 2.6. Pompa bahan bakar in tank type

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT.Toyota – Astra Motor) Pompa turbin terdiri atas satu atau dua impeller yang diputar oleh motor.

  

Casing dan pump cover tersusun menjadi satu unit, sehingga apabila motor

  berputar maka impeller akan ikut berputar. Blade pada bagian luar lingkaran impeller mengisap bahan bakar dari inlet port dan keluar melalui outlet port. Bahan bakar yang keluar melalui sekitar motor dan dialirkan melalui valve.

Gambar 2.7. Cara kerja pompa bahan bakar in tank type

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT.Toyota – Astra Motor)

  Relief valve terbuka apabila tekanan bahan bakar mencapai 3,5 – 6

  kg/cm2. Tekanan bahan bakar yang tinggi langsung dikembalikan ke tangki bahan bakar. Jadi relief valve mencegah naiknya tekanan bahan bakar dari batas yang ditentukan.Check valve tertutup pada saat pompa bahan bakar berhenti sehingga di dalam saluran bahan bakar terdapat sisa tekanan apabila mesin mati, sehingga mempermudah pada saat menghidupkan mesin.

2.6.1.2 In line type Pompa bahan bakar tipe segaris dipasang di bagian luar tangki bahan bakar.

  Pompa ini terdiri atas motor dan unit pompa, check valve, relief valve,filter, dan

  silencer . Pompa terdiri atas : rotor yang diputar oleh motor, pump spacer yang

  berfungsi sebagai flange luar dan roller-roller sebagai seal antara rotor dan pump spacer.

Gambar 2.8. Pompa bahan bakar tipe in line

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT.Toyota – Astra Motor)

  Apabila motor berputar, maka rotor juga ikut berputar, sehingga roller- roller akan terlempar ke luar karena adanya gaya centrifugal. Bahan bakar akan mengalir melalui unit motor, menekan check valve dan mengalir melalui silencer, setelah bahan bakar keluar dari pompa. Silencer menyerap tekanan bahan bakar yang yang dihasilkan oleh pompa dan mengurangi suara bising.

Gambar 2.9. Cara kerja pompa bahan bakar tipe in line

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.) Pulsation damper

  2.6.2

  2 Tekanan bahan bakar dipertahankan pada 2,55 atau 2,9 kg/cm sesuai

  kevakuman intake manifold dan pressure regulator. Oleh karena itu terdapat sedikit variasi tekanan pada saluran bahan bakar. Pulsation damper menyerap variasi tekanan tersebut, karena didalamnya terdapat diafragma yang dapat menetralisir variasi tekanan.

Gambar 2.10. Pulsation damper

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 1.)

2.6.3 Pressure Regulator

  Perubahan tekanan bahan bakar akibat injeksi bahan bakar dan variasi perubahan vakum manifold mengakibatkan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sedikit berubah. Pressure regulator mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir ke injector. Jumlah injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya signal yang diberikan ke injector, sehingga tekanan konstan pada injector harus dipertahankan. Tekanan bahan bakar dari delivery pipe menekan diafragma, membuka katup, sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui pipa pembalik. Jumlah bahan bakar yang kembali ditentukan oleh tingkat ketegangan pegas diafragma, variasi tekanan bahan bakar sesuai dengan volume bahan bakar yang kembali.

Gambar 2.11. Pressure regulator

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 1.)

  Vakum intake manifold yang dihubungkan pada bagian sisi diafragma

  

spring melemahkan tegangan pegas diafragma, sehingga menambah volume

  kembalinya bahan bakar dan menurunkan tekanan bahan bakar. Dengan demikian apabila vakum intake manifold naik (tekanan mengecil), tekanan bahan bakar turun hanya pada tingkat bahan bakar A dan vakum intakemanifold B dipertahankan tetap.

Gambar 2.12. Cara kerja pressure regulator

  (Sumber : Toboldt,William K, dan Johnson, Larry.)

  Apabila pompa berhenti, pegas akan menekan katup sehingga katup menutup. Akibatnya check valve dalam pompa bahan bakar dan katup di dalam pressure regulator mempertahankan sisa tekanan dalam saluran bahan bakar. Pressure regulator tidak berfungsi dikarenakan ada benda asing yang menempel di

  

valve akan mengakibatkan menurunnya tekanan. Akibatnya mesin susah hidup,

idling kasar dan tenaga mesin turun. Pressure regulator tidak dapat distel apabila

  rusak dan harus diganti satu unit.

  Injektor

2.6.4 Injektor adalah nosel electromagnet yang akan menginjeksi bahan bakar

  sesuai dengan signal dari ECU. Injektor-injektor dipasang melalui insulator ke

  

intake manifold atau cylinder head dekat lubang pemasukan (intake manifold) dan

dijamin oleh delivery pipe.

Gambar 2.13. Injektor

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.) Apabila signal dari ECU diterima oleh coil solenoid, plunger tertarik melawan tegangan pegas. Needle valve dan plunger merupakan satu unit, maka

  

valve juga tertarik dari dudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan melalui ujung

injector . Pengaturan volume bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan

  lamanya signal, sedangkan langkah needle valve tetap.

  2.6.5 Cold start injektor Cold start injector dipasang di bagian tengah air intake chamber,

  berfungsi untuk memperbaiki kemampuan mesin pada waktu masih dingin. Cold

  

start injector bekerja selama mesin distart dan temperatur air pendingin masih

  rendah. Lamanya injeksi maksimum dibatasi oleh start injection time switch untuk mencegah penggenangan bahan bakar. Apabila kunci kontak diputar ke posisi ST, arus mengalir ke solenoid coil dan plunger akan tertarik melawan tekanan pegas, sehingga katup akan terbuka dan bahan bakar mengalir melalui ujung injector.

Gambar 2.14. Cold start injector

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  `Apabila ada benda asing yang menempel pada cold start injector akan mengakibatkan kebocoran bahan bakar, akibatnya idling kasar. Setelah mesin dimatikan, sisa tekanan bahan bakar akan mengalir ke intake manifold chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara terlalu gemuk.

  2.6.6 Cold start injector time switch

  Fungsi cold start injector time switch adalah untuk mengatur lamanya injeksi maksimum dari cold start injector.

Gambar 2.15. Cold start injector time switch

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.) Pada saat temperatur air pendingin masih rendah,kontak akan tertutup.

  Apabila kunci kontak diputar ke posisi ST, arus akan mengalir seperti pada gambar 2.21 dan bahan bakar akan diinjeksikan.

Gambar 2.16. Cara kerja cold start injector saat mesin dingin

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Setelah mesin distarter dan kunci kontak pada posisi ON, injeksi dari cold

  

start injector akan berakhir.Apabila starter motor berputar pada periode yang

  lama,memungkinkan penggenangan bahan bakar. Oleh karena itu pada saat arus mengalir melalui heat coil (1) dan (2) elemen bimetal menjadi panas dan kontak akan terbuka.Dengan demikian tidak ada arus yang mengalir ke cold start injector , sehingga lnjeksi bahan bakar terhenti.

Gambar 2.17. Cara kerja cold start injector saat mesin panas

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

2.7 Sistem Induksi Udara

  Udara dari air cleaner masuk melalui air flow meter dan membuka

  

measuring plate sebelum mengalir ke air intake chamber. Volume udara yang

mengalir ke air intake chamber ditentukan oleh pembukaan katup throttle.

  Selanjutnya udara dari intake chamber didistribusikan ke setiap manifold dan mengalir ke dalam rauang bakar. Apabila mesin masih dingin, air valve akan terbuka dan udara mengalir melalui air intake chamber. Sekalipun throttle valve dalam keadaan menutup, udara akan mengalir ke air intake chamber untuk menambah putaran idle (disebut “fast idle“).

Gambar 2.18. Sistem induksi udara tipe D EFI

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

Gambar 2.19. Sistem induksi udara tipe L EFI

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

2.7.1 Throttle body

  Throttle body terdiri atas : throttle valve, yang mengatur volume udara

  masuk selama mesin bekerja normal dan saluran bypass yang mengalirkan udara selama mesin berputar idel. Throttle position sensor juga dipasang pada poros untuk mendeteksi sudut pembukaan katup throttle. Beberapa throttle

  throttle valve

  dilengkapi dengan air valve tipe wax atau dash pot yang memungkinkan throttle

  

valve kembali secara bertahap bila throttle valve tertutup. Air pendingin mengalir

melalui throttle body untuk mencegah lapisan es pada musim dingin.

Gambar 2.20. Throttle body

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.) Selama putaran idel, throttle valve tertutup penuh.Udara yang masuk ke air

  

intake chamber melalui saluran bypass. Putaran idel mesin dapat diatur dengan

  mengatur volume udara yang masuk melalui saluran bypass. Dengan memutar idel

  

adjusting screw searah putaran jarum jam akan mengurangi volume udara yang

  masuk melalui saluran bypass dan putaran mesin akan turun. Sebaliknya apabila idle adjusting screw diputar ke kiri, putaran mesin akan naik. Mesin yang dilengkapi dengan idel speed control (ISC), volume udara mengalir melalui saluran bypass terpisah diatur oleh ISC. Oleh karena itu idel speed adjusting

  screw diset pada posisi tertutup penuh oleh pabrik.

2.8 Katup udara

  Katup udara berfungsi untuk mengatur putaran idel pada saat mesin masih dingin. Pada umumnya katup udara yang digunakan pada sistem EFI terdapat dua tipe yaitu : tipe bi-metal dan tipe wax.

2.8.1 Tipe bi-metal

  Katup udara yang digunakan untuk putaran fast idel berfungsi untuk menambah putaran mesin sewaktu mesin masih dingin. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan dingin, gate valve terbuka, akibatnya udara dari intake air

  

connector pipe mengalir ke saluran bypass throttle valve, kemudian mengalir ke

intake air chamber.

Gambar 2.21. katup udara tipe bimetal

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.) Dengan demikian meskipun throttle valve tertutup, volume udara masuk bertambah dan putaran idel lebih tinggi dari pada putaran normal. Setelah mesin hidup beberapa saat, arus mulai mengalir ke heat coil, akibatnya bi-metal menjadi panas, gate valve secara perlahan akan tertutup dan putaran mesin akan turun. Seperti terlihat pada grafik, volume udara yang mengalir melalui air valve akan bertambah sesuai dengan turunnya temperatur udara atmosfer. Air valve dipasang pada permukaan cylinder head. Apabila mesin dihidupkan kembali pada waktu mesin panas, bi-metal dipanasi oleh panas mesin dan gate valve tertutup. Oleh karena itu udara tidak dapat mengalir melalui air valve dan mekanisme fast idel tidak berfungsi.

2.8.2 Tipe wax

  Katup udara tipe wax terpasang pada throttle body, terdiri atas thermo

  valve, gate valve, pegas A dan pegas B. Thermo valve diisi dengan thermo wax

  yang akan mengembang dan mengkerut sesuai dengan perubahan temperatur air pendingin.

Gambar 2.22. Katup udara tipe wax

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Apabila temperatur rendah, thermo valve akan mengkerut dan gate valve akan terbuka oleh pegas A. Pada keadaan ini udara mengalir melalui air valve tanpa melewati throttle valve masuk ke air intake chamber. Apabila temperature air pendingin naik, thermo valve akan mengembang mengakibatkan pegas B menutup gate valve. Pegas B lebih kuat dari pada pegas A, gate valve tertutup sehingga putaran mesin turun.

Gambar 2.23. Cara kerja katup udara saat mesin dingin

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Apabila temperatur air pendingin sekitar 80 C,gate valve tertutup dan mesin pada putaran idel yang normal. Apabila temperatur air naik lebih tinggi,

  

valve akan mengembang lebih jauh. Pada kondisi ini gaya pegas B bertambah dan

mempertahankan gate valve tertutup.

Gambar 2.24. cara kerja katup udara saat mesin panas

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

2.9 Air intake chamber dan intake manifold

  Udara yang mengalir ke dalam intake manifold terputus-putus sehingga terjadi getaran pada udara yang masuk. Getaran tersebut akan mengakibatkan

  

measuring plate yang ada di dalam air flow meter menjadi vibrasi,

  memungkinkan pengukuran volume udara kurang akurat. Oleh karena itu diperlukan air intake chamber yang mempunyai kapasitas yang besar untuk meredam getaran udara.

Gambar 2.25. Air intake chamber

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

2.10 Sistem Kontrol Elektronik

  Sistem kontrol elektronik terdiri atas beberapa sensor yang mendeteksi berbagai kondisi mesin. Sensor-sensor tersebut mendeteksi volume udara masuk, beban mesin, temperatur udara dan air pendingin, akselerasi, dan deselerasi. Selanjutnya sensor-sensor mengirimkan signal-signal ke ECU, kemudian ECU menentukan lamanya injeksi yang tepat dan mengirimkan signal-signal ke injector untuk menginjeksikan bahan bakar.Volume injeksi tergantung lamanya signal dari ECU.

Gambar 2.26. Sistem control elektronik

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  2.10.1 Air flow meter Air flow meter terdir atas : measuring plate, return spring dan potensiometer . Udara yang masuk melalui air flow meter membuka measuring plate yang ditahan oleh return spring.

Gambar 2.27. Air flow meter

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Akibatnya measuring plate dan potensiometer bergerak pada sumbu yang sama sehingga sudut membukanya measuring plate dirubah menjadi perbandingan tegangan oleh potensiometer. Selanjutnya perbandingan tegangan tersebut diterima oleh ECU dalam bentuk singnal tegangan.

  2.10.2 Manifold Pressure Sensor Manifold pressure sensor (vacuum sensor) bekerja berdasarkan tekanan

  dalam intake manifold. Tekanan yang sebenarnya tersebut sebanding dengan udara yang dialirkan ke dalam intake manifold dalam satu siklus. Volume udara yang masuk dapat ditentukan dengan mengukur tekanan intake manifold. Selanjutnya tekanan intake manifold disensor oleh silicon chip. Fungsi silicon adalah merubah tekanan ke dalam bentuk nilai tahanan, kemudian dideteksi

  chip secara electrical oleh IC yang ada di dalam sensor.

Gambar 2.28. Manifold pressure sensor

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

2.10.3 Sensor posisi throttle

  Sensor posisi throttle dipasang jadi satu dengan throttle body. Sensor ini merubah sudut membukanya throttle menjadi tegangan dan mengirimkan ke ECU. Signal yang dikeluarkan oleh throttle position sensor ada dua, yaitu signal IDL dan signal PSW. Signal IDL digunakan untuk menghentikan aliran bahan bakar dan signal PSW untuk menambah injeksi bahan bakar.

Gambar 2.29. Sensor posisi throttle

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.) Sensor posisi throttle Pada sensor temperatur air terdapat thermister yang

  berfungsi untuk mendeteksi suhu air pendingin. Apabila temperatur mesin masih rendah penguapan bensin juga rendah sehingga diperlukan campuran yang gemuk.

Gambar 2.30. Sensor temperatur air

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Tahanan thermister besar pada saat suhu air pendingin masih rendah sehingga signal tegangan yang dihasilkan THW akan tinggi.

Gambar 2.31. Grafik hubungan temperatur dengan tahanan

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Selanjutnya signal tersebut dikirim ke ECU untuk menambah volume bahan bakar yang diinjeksikan. Sebaliknya apabila suhu air pendingin tinggi, signal tegangan yang dihasilkan THW akan rendah, selanjutnya signal ini dikirim ke ECU untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.

2.10.4 Sensor temperatur udara masuk

Gambar 2.32. Sensor temperatur udara masuk

  

(Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

Sensor temperatur udara masuk mendeteksi suhu udara yang masuk.

  Sensor tersebut dilengkapi dengan thermister dan diletakkan di dalam air flow

  

meter . Pada sistem EFI tipe D, sensor temperatur udara diletakkan pada kotak

saringan udara (air cleaner case) atau pada intake air chamber.

Gambar 2.33. Sensor temperatur udara masuk pada D EFI

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  Volume dan kepadatan udara berubah sesuai dengan berubahnya temperatur udara. Oleh karena itu meskipun volume udara yang diukur air flow meter kemungkinan sama, tetapi jumlah injeksi bahan bakar akan berubah-ubah sesuai dengan berubahnya temperatur. Pada temperatur di bawah 20

  C. bahan bakar yang diinjeksikan bertambah, dan di atas 20 ฀C berkurang. Dengan demikian perbandingan udara dan bahan bakar dijamin ketepatannya meskipun temperaturnya berubah.

  2.11 Signal pengapian mesin

  Dalam nenentukan saat pengapian dan putaran mesin, ECU memerlukan masukan dari signal pengapian mesin. Signal tersebut untuk mengkalkulasi penentuan awal volume bahan bakar yang diinjeksikan dan penghentian bahan bakar. Apabila tegangan pada terminal negatif ignition coil mencapai atau melebihi 150 volt, ECU akan mendeteksi signal tersebut.

Gambar 2.34. Signal pengapian mesin

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  2.12 Signal starter

  Signal starter digunakan apabila poros engkol mesin diputar oleh motor starter. Selama poros engkol berputar, aliran udara lambat dan suhu udara rendah sehingga penguapan bahan bakar tidak baik (campuran kurus). Untuk meningkatkan kemampuan start mesin diperlukan campuran yang kaya. Signal starter berfungsi untuk menambah volume injeksi selama mesin distarter.Tegangan signal starter sama dengan tegangan yang digunakan pada motor starter.

Gambar 2.35. Signal starter

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  2.13 Relay utama EFI

  Relay utama digunakan sebagai sumber tegangan untuk ECU dan circuit

  

opening relay . Relay tersebut berfungsi untuk mencegah penurunan tegangan

  dalam sirkuit ECU. Apabila kunci kontak ON, arus akan mengalir ke relay, titik kontak akan berhubungan dan arus akan mengalir dari baterai melalui kedua ke ECU dan circuit opening relay selanjutnya ke pompa bahan bakar.

  fusible link

Gambar 2.36. Relay utama EFI

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  2.14 Sensor oxygen Sensor oxygen mensensor apakah campuran udara dan bahan bakar gemuk

  atau kurus terhadap campuran udara dan bahan bakar teoritis. Sensor tersebut ditempatkan di dalam exhaust manifold yang terdiri atas elemen yang terbuat dari

  zirconium dioxide (Z r O 2 ,semacam material keramik). Elemen tersebut dilapisi

  dengan lapisan tipis platina pada bagian dalam dan luarnya. Udara sekitar yang dimasukkan ke bagian dalam sensor dan luar sensor terkena gas buang.

Gambar 2.37. Sensor oksigen

  (Sumber : Materi Pelajaran Engine Group Step 2.)

  2.15 Sistem Karburator Karburator berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk cair menjadi kabut bahan bakar dan mengalirkan ke dalam silinder sesuai dengan kebutuhan mesin. Karburator mengirim sejumlah campuran udara dan bahan bakar melalui intake manifold menuju ruang bakar sesuai dengan beban dan putaran mesin.

2.15.1 Tipe venturi karburator

  Venturi adalah pengecilan bagian pipa untuk memperoleh pores pengkabutan pada kaburator Jika dilihat dari tipe venturi karburator dapat dibedakan menjadi :

2.15.1.1 Karburator dengan venturi tetap ( fixed venturi)

Gambar 2.38 Karburator dengan venturi tetap

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini masih banyak digunakan karena konstruksinya sederhana. Sifat utama karburator tersebut menggunakan sebuah venturi tetap dengan diameter tertentu. Besarnya vakum yang dihasilkan oleh udara yang mengalir melalui venturi tersebut sesuai dengan kecepatan aliran. Kecepatan aliran dipengaruhi oleh beban mesin dan pembukaan katup gas. Keadaan tersebut akan mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang keluar dari venturi.

2.15.1.2 Karburator variable venturi

Gambar 2.39 Karburator variable venturi

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Karburator variable venturi menggunakan sistem dimana permukaan venturi dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap. Salah satu keistimewaan karburator tersebut adalah perubahan membukanya venturi sama saat kecepatan rendah dan sedang, serta pada beban ringan dan sedang. Dengan alasan tersebut volume bahan bakar berubah sesuai dengan volume udara yang masuk dan tahanan udara yang masuk menjadi kecil. Dengan demikian dapat memudahkan untuk mencapai output yang tinggi.Tingkat aliran udara yang dihisap melalui karburator variable venturi seperti diperlihatkan pada grafik di bawah ini.

Gambar 2.40 Tingkat aliran udara

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual) Dibanding dengan karburator fixed venturi, maka karburator variable

  

venturi mempunyai tingkat aliran udara yang tetap (adanya tahanan pada aliran

  udara) yang memotong daerah full pada rpm mesin, sehingga diperoleh suatu campuran yang baik antara udara dan bahan bakar.

2.15.1.3 Karburator air valve venturi

Gambar 2.41 Karburator air valve venturi

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pada karburator air valve venturi, membukanya air valve dikontrol dengan besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan karburator variable

  

venturi , tetapi cara kerjanya sama. Karburator jenis air valve mempunyai dasar

  karburator arus turun dua barrel (down draft double barrel), tetapi konstruksi dan cara kerjanya sama dengan sistem secondary yang dimodifiksai. Katup udara terpasang di dalam silinder secondary dan membukanya air valve bervariasi sesuai dengan jumlah udara yang dihisap. Kevakuman pada nosel utama dikontrol agar bekerjanya konstan.Karburator jenis ini tidak mempunyai tahanan aliran udara pada venturi sehingga keuntungannya mampu menghasilkan output yang besar. Disamping itu, membuka dan menutupnya katup throttle secara mekanik maka diafragma tidak diperlukan lagi.

2.15.2 Arah masuk campuran udara dan bahan bakar Karburator

  Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar dapat dibedakan menjadi :

  2.15.2.1 Karburator arus turun

Gambar 2.42 Karburator arus turun

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pada karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah ke bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak digunakan karena tidak ada kerugian gravitasi.

  2.15.2.2 Karburator arus datar

Gambar 2.43 Karburator arus datar

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pada karburator arus datar, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah ke samping (side draft). Karburator tersebut pada umumnya digunakan pada mesin yang memiliki output yang tinggi.

2.15.3 Jumlah barel karburator

  Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:

  2.15.3.1 Karburator single barel

Gambar 2.44 karburator single barel

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pada karburator single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran mesin dilayani oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin rendah, diameter venturi yang besar akan lebih lambat menghasilkan tenaga dibanding diameter venturi yang kecil. Sebaliknya diameter venturi yang kecil hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar pada putaran mesin tertentu, tetapi pada putaran rendah lebih cepat menghasilkan tenaga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diciptakan karburator double barel.

  2.15.3.2 Karburator double barel

  Pada putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga

  

(output) karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai diameter

  venturi kecil. Pada putaran tinggi, baik primary maupun secondary venturi bekerja bersama-sama sehingga output yang dicapai akan tinggi karena total diameter venturinya besar.Disamping itu kecepatan aliran maksimal pada venturi

  

karburator double barel dibanding karburator single barel lebih kecil sehingga

kerugian gesekannyapun lebih kecil.

  .

Gambar 2.45 karburator double barel

  

(Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

2.16 Prinsip Kerja Karburator Prinsip dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan penyemprotan.

  Pada saat udara ditiup melalui bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di dalam pipa akan turun (rendah). Akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar dan membentuk partikel-partikel kecil saat terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran udara,maka semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak cairan bahan bakar yang keluar dari pipa. Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum-hukum fisika seperti : Qontinuitas dan Bernauli. Apabila suatu fluida mengalir melalui suatu tabung, maka banyaknya fluida atau debit aliran (Q) adalah :

  Q = A.V = konstan

  3

  debit aliran

  Q = (m /detik)

2 A = luas penampang tabung (m )

  V = kecepatan aliran (m/detik)

Gambar 2.46 Konstruksi dasar karburator

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Konstruksi dasar karburator dapat dilihat pada gambar diatas. Bagian karburator yang diameternya menyempit (bagian A) disebut venturi. Pada bagian ini kecepatan aliran udara yang masuk semakin tinggi sehingga kevakumannya semakin rendah. Dengan demikian pada bagian venturi bahan bakar yang dapat terhisap semakin banyak.

2.17 Cara Kerja Karburator

  Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu : a. Sistem pelampung

  b. Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat

  c. Sistem Kecepatan Tinggi Primer

  d. Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder

  e. Sistem Tenaga (Power System)

  f. Sistem Percepatan

  g. Sistem Cuk

  h. Mekanisme idel cepat i. Hot Idle Compensator j. Anti Dieseling k. Daspot l. Deceleration Fuel Cut Off System

  Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang disebabkan karburator, maka perlu diuraikan atau dijelaskan masing-masing sistem yang ada pada karburator.

2.17.1 Sistem Pelampung

  Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada ruang pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat pelampung

  (float) dan jarum pelampung (needle valve).

Gambar 2.47 Sistem pelampung

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pelampung dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi permukaan bahan bakar, sedang jarum pelampung berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar. Apabila permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung turun, maka pelampung akan turun sehingga jarum pelampung membuka saluran masuk. Akibatnya bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar mengalir masuk ke ruang pelampung. Selanjutnya apabila permukaan bahan bakar dalam ruang pelampung naik, maka pelampung ikut naik sehingga jarum pelampung menutup saluran bahan bakar. Akibatnya aliran bahan bakar terhenti. Demikian seterusnya sehingga permukaan bahan bakar diharapkan selalu konstan walaupun putaran mesin berubah – ubah dalam kenyatan jarum pelampung terdiri atas katup jarum, pegas dan pin. Pada katup jarum terdapat pegas yang berfungsi untuk mencegah pembukaan katup jarum pada saat kendaraan terguncang.

  Stasioner dan Kecepatan lambat

  2.17.2 Sistem

Gambar 2.48 Sistem stasioner dan kecepatan lambat

  

(Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet, dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port. Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit,maka katup gas akan membuka lebih lebar sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui idle port juga melalui slow port.

  2.17.3 Sistem kecepatan Tinggi Primer

  Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih rendah dari pada di daerah prymary main nozle.

Gambar 2.49 Sistem kecepatan tinggi primer

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih rendah dari pada di daerah prymary

  main nozle.

2.17.4 Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder

Gambar 2.50 Sistem kecepatan tinggi sekunder

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual) Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary

  throttle valve) terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utama primer

  juga melalui nosel utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk lebih banyak lagi, karena dari kedua nosel mengeluarkan bahan bakar.

2.17.5 Sistem Tenaga

Gambar 2.51 Sistem tenaga

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual) Prymary high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan

  bakar yang ekonomis.Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan bahan bakar ke prymary high speed system. Tambahan bahan bakar disuplai oleh power sistem (sistem tenaga) sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 : 1). Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manifold besar, sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal tersebut akan menyebabkan power spring (B) menekan power

  

valve sehingga power valve tertutup. Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka

  kevakuman pada intake manifold akan berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power valve (spring A). Akibatnya power piston akan menekan power valve sehingga saluran power jet terbuka. Pada keadaan seperti ini bahan bakar disuplai dari prymary main jet dan power jet.

Gambar 2.52 Power valve pada sistem tenaga

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

2.17.6 Sistem Percepatan

  Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba,katup gas akan membuka secara tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat. Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat karena berat jenis bahan bakar lebih rendah dari pada udara sehingga campuran menjadi kurus. Padahal pada keadaan tersebut dibutuhkan campuran yang kaya.Untuk itu pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan.

Gambar 2.53 Sistem percepatan

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual) Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun menekan bahan bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong outlet steel ball dan discharge weight, sehingga bahan bakar keluar melalui pump jet menuju ruang bakar. Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi semula karena adanya pegas yang ada di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar yang ada di ruang pelampung terhisap melalui inlet steel ball.

2.17.7 Sistem Cuk

  Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada dinding intake manifold karena intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup. Sistem cuk membuat campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (1:1) yang disalurkan kedalam silinder apabila mesin masih dingin. Ada dua sistem cuk yang biasa digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan sistem cuk otomatis.

2.17.7.1 Sistem Cuk Manual

  Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan linkage yang dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup cuk cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada instrumen panel (dashboard)

Gambar 2.54 Sistem cuk manual

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

2.17.7.2 Sistem Cuk Otomatis

  Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada karburator ada dua macam yaitu : sistem pemanas dari

  

exhaust dan sistem electric. Pada saat mesin distart katup cuk tertutup rapat

  hingga temperatur di ruang mesin mencapai 25°C. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan katup cuk menutup maka akan terjadi kevakuman di bawah katup cuk. Hal tersebut akan menyebabkan bahan bakar keluar melalui prymary low dan high speed system dan campuran menjadi kaya.

Gambar 2.55 Sistem cuk otomatis saat dingin

  (Sumber :Toyota, New Step 1 Training Manual)

  Setelah mesin hidup, pada terminal L timbul arus dari voltage regulator, arus tersebut akan mengalir ke choke relay sehingga menjadi ON. Akibatnya arus dari ignition switch mengalir melalui choke relay menuju ke masa electric heat

Dokumen yang terkait

Uji Performansi Mesin Diesel Berbahan Bakar Lpg Dengan Modifikasi Sistem Pembakaran Dan Menggunakan Konverter Kit Sederhana

1 86 116

Studi Analisa Performansi Mesin – Sistem Pembakaran EFI dan Karburator pada Mesin Bensin 7 K.

15 196 144

Analisa Performansi dan Opasitas Mesin Diesel Bi-Fuel System Solar-LPG Untuk Mesin Diesel Silinder Tunggal

1 6 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Performansi Mesin Diesel Menggunakan Variasi Campuran Bahan Bakar Polipropilena Cair dan Solar Akra Sol (AKR) dengan Penambahan Alat Supercharger

0 1 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pengeringan - Rancang Bangun Kompresor Dan Pipa Kapiler Untuk Mesin Pengering Pakaian Sistem Pompa Kalor Dengan Daya 1PK

0 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menejemen Pemeliharaan pabrik - Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika

0 2 48

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Temperatur Optimal Terhadap Kekuatan Tarik dan Makrostruktur pada Komposisi Campuran Polypropiline (PP) dan High-Densitiy Polyethylene (HDPE) dengan Mesin Ekstruder

0 1 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Mesin Pendingin Adsorpsi - Analisa Mesin Pendingin Adsorpsi Dengan Menggunakan Tenaga Matahari

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Diesel - Uji Performansi Mesin Diesel Berbahan Bakar Lpg Dengan Modifikasi Sistem Pembakaran Dan Menggunakan Konverter Kit Sederhana

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengujian Pengaruh Besar Medan Magnet dan Katalitik Konverter Pada Saluran Buang Terhadap Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder

0 0 27