Arti dan Pentingnya id. docx

Arti dan Pentingnya berilmu Kata berilmu berasal dari bahasa Arab ‫ععل لمم‬
yang berarti pengetahuan, kepandaian tentang sesuatu. Lawan kata ilmu
ialah jahl (‫ ) ججلهمل‬yang berarti kebodohan, ketidak tahuan. Seseorang
dikatakan berilmu apabila memiliki kamampuan dalam bidang tertentu,
misal memiliki kemampuan tantang menggambar. Setiap orang mengakui
bahwa ilmu sangat penting dalam hidup ini. Zaman semakin maju,
persaingan hidup semakin ketat dan terkadang menimbulkan persaingan
yang tidak sehat. Tanpa bekal ilmu yang memadai, kita semakin sulit
mengadapi masa depan. Itulah sebabnya, semakin lama kita semakin
memiliki kesadaran untuk menuntut ilmu.
Dengan ilmu hidup di
dunia menjadi mudah. Demikian pula untuk mencapai kebahagiaan akherat,
juga harus memiliki ilmu. Mengapa demikian? Karena kebahagiaan akherat
hanya dapat dicapai dengan berilmu dan mengamalkan ajaran agama
secara benar. Dalam hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat
golongan, yaitu :
1.

Orang yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu

2.


Orang yang tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu

3.
Orang yang tidak tahu, tetapi tahu bahwa dirinya tidak tahu 4.
Orang yang tidak tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu Perintah
Mencari Ilmu Islam telah menetapkan bahwa setiap muslimin dan muslimat
harus menuntut ilmu. Perintah untuk menuntut ilmu telah ditegaskan Allah
SWT dalam wahyu yang diturunkan pertama kali yakni sebagai berikut:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ilmu agama
tidak diimbangi dengan ilmu pengetahuan, ibarat orang orang yang
pincang. Sebaliknya, ilmu pengetahuan yang tidak diimbangi ilmu agama
seperti orang yang buta. Oleh sebab itu ilmu agama dan ilmu pengetahuan
harus dimiliki secara bersamaan. Manfaat Ilmu Manfaat ilmu sangat besar
bagi kehidupan manusia di dunia, antara lain sebagai berikut : a). Bagi diri
sendiri


1.
Memeperoleh kepuasan batin karena mampu mengatasi persoalan
yang dihadapi.
2.
Dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik dibanding dengan orang
yang tidak memiliki ilmu.
3.

Dapat melaksanakan ajaran agama secara benar

4.

Dapat menambah keimanan kepada Allah SWT

5.
Memperoleh pahala disisi Allah SWT karena mentaati kewajibannya
menuntut ilmu
6.


Terangkat derajatnya b). Bagi orang lain

1.
Memberi jalan terang dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan
nasehat.
2.

Tempat orang bertanya dalam mengatasi masalah yang dihadapi

3.
Dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan persoaalannya.
Perilaku Orang yang berilmu Apabila kalian memprhatikan keadaan
masyarakat, niscaya dapat diketahui perbedaan orang yang berilmu
dibanding dengan orang yang tidak berilmu. Secara garis besar, sikap orang
berilmu dan mencintai ilmu antara lain :
1.
Memiliki semangat untuk menguasai ilmu tentang hal-hal yang belum
diketahui
2.
Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu

umum
3.
Selalu berusaha dengan maksimal untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
4.

Ringan mengeluarkan biaya

5.

Gemar bergaul dengan orang-orang yang berilmu

6.

Selalu berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan

4 golongan manusia menurut imam al
ghazali

Al ghazali perna membagi manusia menjadi empat (4)

golongan :
1. Pertama, rojulum yadri wa yadri annahu yadri seseorang
yang tahu (berilmu) dan atau kalau dirinya tau.
Orang ini disebut “alim = mengetahui. Kapada orang ini
yang harus kita lakukan dalah mengikutinnya.. apalagi klau
kita masih termasuk dalam golongan orang yang awam,
yang masih butuh banyak diajari , maka sudah seharusnya
kita mencari orang yang seperti ini,duduk bersama
dengannya akan menjadi pengobat hati.
2. Kedua, Rojulun yadri wa laa yadri annahu yadri (seseorang
yang tahu (berilmu),tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu.
Untu model ini, boleh kita sebut dia seumpama orang yang
tengah tidur.sikap kita membangunkan dia. Manusia yang
memiliki ilmu dan kecakapan, tetapi dia tidak perna
menyadariklau dirinya memiliki ilmu dan kecakapan.
Manusia jenis ini sering kita jumpai di sekelilin kita.
Terkadang kita menemukan orang yang sebenarnya
memiliki potensi yang luar biasa, tapi ia tidak tahu kalau
memiliki potensi. Karena keberadaan dia seakan tak
berguna, selama dia blum bangun manusia ini sukses di

dunia tapi rugi di akhirat.
3. Ketiga, rojulun laa yadri wa yadri annahu laa yadri
(seseorang yang tidak tahu (tidak atau belum berilmu), tapi
dia tahu alias sadar dirikalau dia tdak tahu).
Menurut imam Ghzali, jenis manusia ini masih tergolong
baik. Sebab , ini jenis manusia yang menyadari keluarganya.
Ia bias mangintropesikanndirinya dan bias menempatkan

dirinya di tempat yang sepantasnya. Karena dia tahu dirinya
tidak berilmu, maka dia belajar.
Dengan belajar itu, sagat diharapkan suatu saat dia bias
berilmu dan tahu kalau dirinya berilmu. Manusia seperti ini
sengsara di dunia tetapi bahagia di akhirat
4. Keempat, rojulun laa yadri wa laa yadri annahu laa yadri
(seseorang yang tidak tahu (tidak berilmu), dan dia tidak
tahu kalau dirinya tidak tahu).
Menurut imam ghazali, inilah adalah jenis manusia yang
paling buruk. Ini jenis manusia yang selalu merasa
mengerti, selalu merasa tahu, selalu merasa memiliki ilmu,
padahal ia tidak tahu apa-apa.

Repotmya manusia jenis seperti ini susah disadarkan, kalau
diingatkan ia akn membantah sebb ia merasa tahu atau
merasa lebih tahu atau merasa lebih tahu. Jenis manusia
seperti ini, paling susah dicari kebaikannya. Manusia
seperti ini di nilai tidak sukses di dunia, juga merugi di
akhirat.

TUGAS AKIDAH AKHLAK
D
I
S
U
S
U
N
OLEH: