Arti dan Makna pancasila. docx

Arti dan Makna pancasila
Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa
1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut
agamanya masing-masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
mediator ketika terjadi konflik agama.
Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia
1. Nasionalisme.
2. Cinta bangsa dan tanah air.
3. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit.
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi.
2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu
diadakan tindakan bersama.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.
Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut
potensi masing-masing.
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan
bidangnya.
Sikap positif terhadap nilai-nilai pancasila
Nilai-nilai Pancasila telah diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu ,
mengamalkan Pancasila merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia.
Sikap positif dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila.
1. Menghormati anggota keluarga
2. Menghormati orang yang lebih tua
3. Membiasakan hidup hemat
4. Tidak membeda-bedakan teman

5. Membiasakan musyawarah untuk mufakat
6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing
7. Membantu orang lain yang kesusahan sesuai dengan kemampuan sendiri.

Isi Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Fungsi Umum Pancasila
1. Pancasila Sebagai Panduan Hidup Bangsa Indonesia
2. Pancasila Sebagai Sumber Segala Sumber Hukum
3. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
4. Pancasila Sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia

Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Ini adalah topik yang akan dibahas lebih dalam lagi tentang Pancasila sebagai dasar Negara.
Telah kita pahami kalau saja Pancasila memilike peran penting dan beberapanya telah

dijabarkan diatas secara singkat.
Dan saya harap anda paham penjelasan singkat diatas.

Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara ialah Pancasila berperan sebagai landasan dan dasar
bagi pelaksanaan pemerintahan, membentukan peraturan, dan mengatur penyelenggaraan
negara.
Melihat dari makna pancasila sebagai dasar negara kita tentu dapat menyimpulkan bahwa
pancasila sangat berperan sebagai kacamata bagi bangsa Indonesia dalam menilai
kebijakan pemeritahan maupun segala fenomena yang terjadi di masayrakat.

Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Seperti yang sudah dibahas tadi kalau saja Pancasila memegang peran yang sangat penting.
Berikut adalah beberapa fungsi dari Pancasila.

1. Pancasila
Sebagai
Pedoman
Hidup

Disini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia Pancasila
haruslah menjadi sebuah pedoman dalam mengambil keputusan
2. Pancasila
Sebagai
Jiwa
Bangsa
Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan
jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang
ada di Indonesia
3. Pancasila
Sebagai
Kepribadian
Bangsa
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga menjadi identitas bangsa
Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa
Indonesia agar bisa membuat Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa.
4. Pancasila
Sebagai
Sumber
Hukum

Panacasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia.
Atau dengan kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu pun
peraturan yang bertentangan dengan Pancasila
5. Pancasila
Sebagai
Cita
Cita
Bangsa
Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan negara
dan cita cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan sebuah
negara yang punya Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu
serta solid, selalu bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial

EMPAT PILAR KEBANGSAAN
 
Empat pilar kebangsaan, tema yang akhir­akhir ini menjadi pembicaraan hangat dalam diskusi.
Empat   pilar   semakin   mendominasi   dengan   semakin   derasnya   gelombang   modernisasi   yang
semakin mereduksi   semangat   nasionalisme   bangsa   Indonesia   dalam   fantasi   labirin   demokrasi
yang menurut saya masih banyak konflik vertikal maupun horizontal dalam masyarakat.
Terlebih dahulu kita mulai dari mengenal kata “Pilar”, pilar adalah tiang penguat/penyangga,

selanjutnya   saya   menghubungkan   dengan   empat   pilar   kebangsaan,   artinya   ada   empat   tiang
penguat / penyangga yang sama sama kuat, untuk menjaga keutuhan berkehidup kebangsaan
Indonesia. Dapat saya simpulkan bahwa 4 pilar kebangsaan adalah 4 penyangga yang menjadi
panutan   dalam   keutuhan   bangsa   indonesia   yaitu   Pancasila,   Undang­Undang   Dasar,   Bhineka
Tunggal Ika, NKRI. Empat pilar kebangsaan yang dikampanyekan untuk menumbuhkan kembali
kesadaran   cinta   tanah   air   untuk   seluruh   rakyat   Indonesia.   Dalam   perjalanannya   4   pilar
kebangsaan   yang   merupakan   mantra   ajaib   dalam   membina   persatuan   belum   di   jelaskan
bagaimana   sampai   ia   menjadi   begitu   ampuh   sebagai   jurus   tanpa   data   fakta   sejarah   dan
perjalanannya.
Namun jika mantra ini dihadapkan kembali pada Preambule UUD’45 maka akan kita temui suatu
rangkaian peristiwa sejarah sehingga membentuk tahapan filosofis NKRI.
Memaknai   4   alinea dalam   Preambule   UUD’45,   ini   merupakan   rangkuman   sejarah   Bangsa
Indonesia,   Sumpah   Pemuda   1928,   hingga   dibentuknya   NKRI   melalui   pengesahan   konstitusi
UUD’45 pada 18 Agustus 1945.
1.
Alinea pertama mengutarakan tentang sikap Bangsa Indonesia yang tidak mau dijajah 
dan tidak akan pernah menjajah dalam bentuk apapun, kemerdekaan ialah hak segala bangsa, hal 
ini menjelaskan bahwa setiap Bangsa memiliki harkat dan martabat hidup yang setara. 
Tersirat alinea pertama menceritakan komitmen “Bhineka Tunggal Ika”. Komitmen untuk 
bersatu menjadi sebuah cita­cita untuk Mengangkat Harkat dan martabat agar sejajar dengan 

bangsa lain di dunia.

2.
Alinea kedua  menceritakan proses perjuangan dan pergerakan telah sampai pada saat 
yang berbahagia hingga mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. 
secara tersirat menceritakan peristiwa 1 juni 1945 dimana Bangsa Indonesia Menetapkan 
Pancasila sebagai Dasar Indonesia.
3.
Alinea ketiga, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan didorong oleh 
keinginan luhur, untuk mengangkat harkat dan martabat Indonesia pun menyatakan 
kemerdekaan.Ini sangat jelas menceritakan peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.
4.
Alinea keempat menceritakan peristiwa setelah Bangsa Indonesia merdeka yaitu 
didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berkedaulatan rakyat 
berdasarkan pancasila dan diatur dalam suatu Undang­undang Dasar, dengan sangat jelas 
menceritakan peristiwa Pengesahan UUD’45 dan Penetapan Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta 
sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan tersebut 
membentuk kerangka filosofis NKRI yaitu ; Sumpah Pemuda sebagai komitmen Bhineka 
Tunggal Ika, Pancasila Dasar Indonesia Merdeka, Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 
dan UUD’45


Ke­4   Pilar   ini   merupakan   kandungan   dari   4  peristiwa   yaitu   ;   Peristiwa   Sumpah   Pemuda   28
Oktober   1928,   Penetapan   Pancasila   pada   1   Juni   1945,   Proklamasi   17   Agustus   1945,   dan
pengesahan UUD’45 pada 18 Agustus 1945, inilah kronologi terbentuknya NKRI.

Cara menjaga Empat Pilar Kebangsaan
Ada empat pendekatan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural, 
dibutuhkan karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4 pilar kebangsaan menipis.
1.
Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya dan
kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda 
di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa. Pembangunan yang tepat, harus 
memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat istiadat 
yang berlaku. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan 
budaya leluhurnya. Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern, 
tetapi juga menyejahterakan masyarakat
2.
Pendekatan edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang dilakukan 

generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan. Kebanyakan aksi tersebut 
terjadi saat remaja berada di luar sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada 
pendidikan di antara kedua lembaga ini. Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga baik. 
Namun ketika di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat hal negatif. Ini yang sangat 
disayangkan. Orangtua harus mencarikan wadah yang tepat bagi anaknya untuk memaknai empat
pilar kebangsaan semisal lewat kegiatan di Pramuka.
3.
Pendekatan hukum adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun harus ditindak
dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan. Norma hukum harus 

ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal 
sekaligus menjadi pelajaran bagi orang lain.
4.
Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan struktural. Keempat pilar ini perlu terus 
diingatkan oleh pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga, 
kepala desa, camat, lurah sampai bupati/wali kota hingga gubernur.

Salah satu solusi menjawab krisis moral yang terjadi di Indonesia adalah melalui penguatan 
pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan ini memperkokoh karakter bangsa dimana warga 
negara dituntut lebih mandiri, tanggung jawab, dan mampu menghadapi era globalisasi melalui 

transmisi empat pilar.
Fungsi Pancasila adalah sebagai petunjuk aktivitas hidup di segala bidang yang dilakukan warga 
negara Indonesia. Kelakuan tersebut harus berlandaskan sila­sila yang terdapat di Pancasila.
Sedangkan UUD 1945 merupakan konstitusi negara yang mengatur kewenangan tugas dan 
hubungan antar lembaga negara. Hal ini menjiwai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang 
merupakan sadar segenap warga bangsa untuk mempersatukan wilayah nusantara. Semboyan 
Bhinneka Tunggal Ika melengkapi ketiga hal tersebut karena mengakui realitas bangsa Indonesia
yang majemuk namun selalu mencita­citakan persatuan dan kesatuan

LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA, FUNGSI DAN TUGASNYA
Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias politika. Trias politika adalah pembagian 
kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu : 
1.
Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
2.
Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang­undang. Bidang eksekutif adalah presiden dan 
wakil presiden beserta menteri­menteri yang membantunya.
3.
Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang­undang. Adapun unsur yudikatif terdiri 
atas Mahkamah Agung(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Lembaga­lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan ketiga unsur di depan. Selain lembaga tersebut masih
ada lembaga yang lain. Lembaga tersebut antara lain Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi 
Yudisial (KY), dan Mahkamah Konstitusi (MK). 
Lembaga­lembaga negara seperti Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga baru. Selain
itu amandemen UUD 1945 juga menghapuskan Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sebagai penggantinya, 
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan pertimbangan pada Presiden. 
Berikut adalah nama lembaga­lembaga negara hasil amandemen UUD'45, fungsi, tugas dan wewenangnya. 
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum untuk masa jabatan
selama lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang 
dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR. Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR 
berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak 
ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen maka 
MPR termasuk lembaga negara. 
Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1.
mengubah dan menetapkan undang­undang dasar;
2.

melantik presiden dan wakil presiden;

3.

memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang­undang dasar.

MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
1.
mengajukan usul perubahan pasal­pasal undang­undang dasar;

2.

menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;

3.

memilih dan dipilih;

4.

membela diri;

5.

imunitas;

6.

protokoler;

7.

keuangan dan administratif.

Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. mengamalkan Pancasila;
b. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang­undangan;
c. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan nasional;
d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
e. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPR berasal dari
anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, 
sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD
kabupaten/kota.
Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
a. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
b. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang­kurangnya 35 orang dan sebanyak­ banyak 100 orang;
c. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak­ banyaknya 50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di ibu kota negara. Masa 
jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji 
yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini :
1.
Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang­undang.
2.
Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan Anggaran 
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3.
Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap pemerintahan 
yang menjalankan undang­undang.
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak­hak, antara lain sebagai berikut.
1.
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan 
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
2.
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah 
yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang­undangan.
3.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah 
mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau 
sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka 
dibentuk komisi­komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.

3. Dewan Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang sebelumnya tidak ada. DPD merupakan 
lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil­wakil dari provinsi 
yang dipilih melalui pemilihan umum. 
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyak­banyaknya empat orang. Jumlah 
seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan 
presiden. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat tinggal di ibu kota 
Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut.
Dapat mengajukan rancangan undang­undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat 
dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan 
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
b. Ikut merancang undang­undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, 
pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang­undang, RAPBN, pajak, 
pendidikan, dan agama.
d. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang­undang otonomi daerah, hubungan 
pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan 
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu presiden mempunyai kekuasaan untuk 
menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai 
kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi 
setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan 
umum. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali 
hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau 
mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden 
menjalankan pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan, 
presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan 
pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Presiden 
mempunyai wewenang sebagai berikut:
1.
membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2.
mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di negara sahabat. Duta bertugas di 
kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili 
negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.
3.
menerima duta dari negara lain
4.
memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara Indonesia atau warga negara 
asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik Indonesia.

Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untukmenyelenggarakan 
pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
1.
memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang­Undang Dasar
2.
berhak mengajukan Rancangan Undang­Undang (RUU) kepada DPR
3.
menetapkan peraturan pemerintah
4.
memegang teguh Undang­Undang Dasar dan menjalankan segala Undang­ Undang dan peraturannya 
dengan selurus­lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
5.
memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Grasi adalah 
pengampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi 
adalah pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau 
dilanggar kehormatannya.
6.
memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Amnesti adalah pengampunan 
atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh negara kepada tahanan­tahanan, terutama tahanan politik. 
Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga merupakan panglima tertinggi 
angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini, presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1.
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
2.
membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
3.
menyatakan keadaan bahaya 
5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman 
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. 
Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat 
dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
1.
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang­undang
terhadap undang­undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang­undang; 
2.

mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi; 

3.

memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

6. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi 
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat final untuk:
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden 
diduga:

7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
1.
mengusulkan pengangkatan hakim agung;
2.

menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas
dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan 

persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua 
merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.
8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab 
keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah 
memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan 
UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan 
diresmikan oleh presiden. BPK
berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.