Kemiskinan tinjauan kritis pergeseran (1)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek
seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya. Untuk mengubah kemiskinan dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan
memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan hal itu tampak dari adanya rumah
kumuh yang ada di pinggiran sungai. Mungkin kemiskinan terjadi karena tidak dapat
membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang terjadi sekarang ini, bahwa
kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak mengatasi masalah kemiskinan
secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus-menerus. Kemiskinan tidak
hanya berdampak bagi para penduduk miskin tetapi juga berdampak bagi warga sekitarnya
karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.
Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia serta di beberapa negara di dunia, maka hal
ini menjadi masalah tersendiri bagi Negara – Negara yang memiliki tingkat kemiskinan yang
tinggi ini dan juga sampai saat ini masih belum ada solusinya. Kemiskinan mempunyai
hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus segera kita
tanggulangi supaya angka kemiskinan tidak semakin tinggi. Upaya untuk menurunkan angka
kemiskinan memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, baik dari pihak
masyarakat maupun keseriusan dari pemerintah dalam menangani masalah ini.

Melihat kondisi di berbagai negara yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi, kami,
selaku dari kelompok 12 tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan serta akibat yang
ditimbulkan. Selain itu kami juga akan membahas tentang pengucilan sosial sebagai lanjutan
dari keadaan kemiskinan. Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan tinjauan lebih
dalam mengenai kondisi kemiskinan yang terjadi di belahan dunia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam karya tulis dipaparkan
sebagai berikut:
1. Apa itu kemiskinan?
2. Apa penyebab dari kemiskinan?
3. Siapa yang disebut miskin?
4. Apa dampak dari kemiskinan?
5. Mengapa kemiskinan dapat mempengaruhi mobilitas sosial?
6. Mengapa terjadi pengucilan sosial?

1

7. Mengetahui bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan


1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui arti dari kemiskinan.
2. Mengetahui penyebab dari kemiskinan.
3. Untuk mengetahui siapa yang disebut miskin.
4. Mengetahui dampak dari kemiskinan
5. Menganalisa kemiskinan sebagai penghambat mobilitas sosial.
6. Untuk mengetahui mengapa pengucilan sosial bisa terjadi.
7. Mengetahui apa saja upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan

1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan pengkajian literatur
baik dari buku, internet, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan topik kajian yang
dibahas. Setelah mendapatkan materi dari sumber literatur dan observasi, kemudian disusun
laporan penelitian dalam bentuk makalah, sehingga diharapkan bisa memperkaya isi makalah
ini.

1.5 Sistematika Penulisan
Rancangan sistematika makalah ini terdiri atas beberapa bab yang akan dirinci sebagai
berikut :

Bab I : Tentang pendahuluan sebagai kerangka penelitian dan penulisan makalah.
1.
2.
3.
4.
5.

Menguraikan latar belakang sebagai titik tolak penelitian serta penulisan makalah.
Menguraikan rumusan masalah sebagai batasan dan kerangka penelitian makalah.
Menguraikan tujuan penelitian dan penulisan makalah.
Menguraikan metode/teknik yang digunakan dalam penulisan makalah.
Menjelaskan sistematika penulisan makalah.

Bab II : Menjelaskan materi isi makalah.
1.
Menjelaskan kerangka konsep dan teori yang berhubungan dengan masalah.
2.
Mendeskripsikan hasil penelitian dan menghubungkannya dengan kerangka teori dan
konsep.
Bab III : Menjelaskan kesimpulan dari keseluruhan isi makalah.


2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemiskinan
Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda
(Poerwadarminta, 1976). Selain itu, dua pendekatan yang berbeda terhadap kemiskinan telah
didapatkan oleh sosiolog dan peneliti: Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.
Konsep kemiskinan absolut didasarkan pada gagasan tentang kondisi dasar yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan kehidupan yang sehat secara fisik. Orang-orang yang tidak
memiliki persyaratan mendasar bagi eksistensi manusia seperti mencukupi kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan pakaian dikatakan hidup dalam kemiskinan. Konsep
kemiskinan absolut dipandang sebagai ukuran universal. Hal ini menyatakan bahwa standar
untuk memenuhi kebutuhan manusia kurang lebih sama untuk semua orang dari usia yang
setara dan fisik, terlepas dari mana mereka tinggal. Setiap orang, di mana saja di dunia, bisa
dikatakan hidup dalam kemiskinan jika hidup di bawah standar universal.
Tidak semua orang menerima untuk mengidentifikasi standar tersebut, namun. Hal ini lebih
tepat, menurut mereka, untuk menggunakan konsep kemiskinan relatif, yang berkaitan

kemiskinan dengan standar hidup secara keseluruhan yang berlaku dalam masyarakat ini
secara khusus. Para pendukung konsep kemiskinan relatif mengatakan bahwa kemiskinan
adalah budaya yang didefinisikan dan tidak boleh diukur menurut beberapa standar universal.
Untuk mengasumsikan bahwa kebutuhan manusia di mana-mana identik - pada
kenyataannya, mereka berbeda baik di dalam maupun di masyarakat.
Konsep kemiskinan relatif menyajikan kompleksitas sendiri, namun. Salah satu yang utama
adalah kenyataan bahwa, sebagai masyarakat berkembang, klasemen memahami kemiskinan
relatif juga harus berubah. Sebagai masyarakat menjadi lebih mdah memahami standar
kemiskinan relatif secara bertahap disesuaikan ke atas. Pada suatu waktu, misalnya, mobil,
lemari es, pemanas sentral dan telepon dianggap barang mewah. Namun dalam masyarakat
industri saat ini, hal itu dipandang sebagai kebutuhan untuk menjalani hidup yang penuh dan
aktif. Beberapa kritikus telah memperingatkan bahwa penggunaan konsep kemiskinan relatif
cenderung mencerminkan perhatian dari fakta bahwa setidaknya masyarakat sekarang jauh
lebih baik daripada pada jaman dulu. Mereka mempertanyakan apakah kemiskinan 'benar'
dapat dikatakan ada dalam masyarakat. Atau dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan Relatif.
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan
tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
2.2 Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut:
1.

Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya
memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.

3

2.
Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas
sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah.
3.
Kemiskinan
muncul
sebab
perbedaan
akses
dan
modal.
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan
keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses
manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan

hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang
seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam
melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi
terhambat.
Selain dari berbagai pendapat di atas, kemiskinan secara umum disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datang dari
dalam diri orang miskin, seperti sikap yang menerima apa adanya, tidak bersungguhsungguh dalam berusaha, dan kondisi fisik yang kurang sempurna. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri si miskin, seperti keterkucilan karena akses
yang terbatas, kurangnya lapangan kerja, ketiadaan kesempatan, sumber daya alam yang
terbatas, kebijakan yang tidak berpihak dan lainnya. Sebagian besar faktor yang
menyebabkan orang miskin adalah faktor eksternal.
2.3 Siapa yang disebut Miskin?
Tidak mungkin untuk menyajikan profile yang menggambarkan 'orang miskin';
karena wajah kemiskinan beragam dan selalu berubah. Namun orang-orang dalam kategori
tertentu lebih mungkin daripada yang lain untuk hidup dalam kemiskinan. Seringkali orangorang yang kurang beruntung dalam aspek kehidupan lainnya memiliki kesempatan menjadi
miskin. Pengangguran, orang-orang di paruh waktu atau pekerjaan tidak aman, orang tua,
orang sakit dan orang cacat, anak-anak, perempuan, anggota keluarga besar dan / atau
keluarga orang tua tunggal, dan etnis minoritas memiliki kemungkinan peningkatan hidup
dalam kemiskinan pada beberapa waktu dalam hidup mereka.
Upaya awal untuk mengatasi dampak kemiskinan, seperti pada abad kesembilan belas

yang didasarkan pada keyakinan bahwa kemiskinan adalah hasil dari kekurangan atau
patologi individu. Masyarakat miskin dipandang sebagai orang-orang yang tidak mampu karena kurangnya keterampilan, kelemahan moral atau fisik, tidak adanya motivasi, atau di
bawah kemampuan rata-rata untuk berhasil dalam masyarakat.
Oscar Lewis (1961) ditetapkan sebagai salah satu orang paling berpengaruh dari teoriteori tersebut, dengan alasan bahwa budaya kemiskinan ada di antara banyak orang miskin.
Menurut Lewis, kemiskinan bukan akibat dari kekurangan masing-masing, tapi suasana sosial
dan budaya yang lebih besar di mana anak-anak miskin disosialisasikan. Budaya kemiskinan
4

diturunkan ke generasi berikutnya karena orang-orang muda dari usia dini melihat titik kecil
dalam bercita-cita untuk sesuatu yang lebih. Sebaliknya, mereka mengundurkan diri dan
pasrah untuk hidup dalam kemiskinan.
Pendekatan kedua untuk menjelaskan kemiskinan menekankan proses-proses sosial
yang lebih besar yang menghasilkan kondisi kemiskinan yang sulit bagi individu untuk
mengatasinya. Menurut pandangan seperti itu, kekuatan struktural dalam masyarakat seperti
kelas, gender, etnis, posisi pekerjaan, pencapaian bidang pendidikan dan sebagainya
membentuk cara di mana sumber daya didistribusikan. Penulis yang menganjurkan
penjelasan struktural kemiskinan berpendapat bahwa kurangnya ambisi di antara orang
miskin yang sering diambil untuk 'budaya ketergantungan' sebenarnya konsekuensi dari
situasi mereka dibatasi, bukan penyebabnya. Mengurangi kemiskinan bukan soal mengubah
pandangan individu, mereka mengklaim, tapi membutuhkan langkah-langkah kebijakan yang

ditujukan untuk pemerataan pendapatan dan sumber daya yang lebih merata di seluruh
masyarakat. Subsidi perawatan anak, upah minimum per jam dan tingkat penghasilan dijamin
untuk keluarga adalah contoh langkah-langkah kebijakan yang telah berusaha untuk
memperbaiki kesenjangan sosial yang terus-menerus.
2.4 Dampak dari Kemiskinan
Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda
memunculkan akibat yang berbeda juga.
1. Pengangguran
Berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat,
masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk
memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya
pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan,
dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya.
2. Kriminalitas
Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat
tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi
kebutuhan.

Misalnya


saja

perampokan,

penodongan,

pencurian,

penipuan,

pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang
bersumber dari kemiskinan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak
heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.
3. Putus Sekolah
Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi
mampu membiayai sekolah. Hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi

5

penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita, dan

mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya
kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan
pekerjaan yang layak.
4. Kesehatan
Kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin
sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau
rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin.
5. Buruknya generasi penerus
Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan
pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik, dan
cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai
tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain
sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang
panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk
bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Hal ini
dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak
pada generasi penerusnya.
2.5 Kemiskinan dan Mobilitas Sosial
Banyak penelitian mendalam tentang kemiskinan di masa lalu telah difokuskan pada
masuknya orang ke dalam kemiskinan dan mengukur tingkat agregat tahunan kemiskinan.
Pandangan luas dari kemiskinan adalah kemiskinan merupakan kondisi permanen. Belum
menjadi miskin tidak selalu berarti sedang terperosok dalam kemiskinan. Sebagian besar
orang dalam kemiskinan pada satu waktu telah menikmati kondisi superior kehidupan
sebelumnya atau dapat diharapkan untuk keluar dari kemiskinan pada suatu waktu di masa
depan. Baru-baru ini telah terungkapkan sejumlah besar mobilitas masuk dan keluar dari
kemiskinan: sejumlah orang dengan mengejutkan sukses untuk keluar dari kemiskinan, tetapi
jumlah yang lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan hidup dalam kemiskinan di
beberapa titik di beberapa titik selama hidup mereka.
Saat mendaki keluar dari kemiskinan pasti penuh dengan tantangan dan hambatan, temuan
penelitian menunjukkan bahwa gerakan ke dalam dan keluar dari kemiskinan lebih cair
daripada sering dianggap.
Kemiskinan bukan hanya hasil dari kekuatan-kekuatan sosial yang bekerja pada populasi
pasif. Bahkan individu pada posisi tertinggal dapat merebut peluang untuk memperbaiki
posisi mereka; kekuatan manusia untuk membawa perubahan tidak boleh dianggap remeh.
6

Kebijakan sosial dapat memainkan peran penting dalam memaksimalkan potensi aksi
kelemahan individu dan masyarakat. Langkah-langkah kebijakan yang dirancang untuk
mengurangi kemiskinan yaitu dengan memperkuat pasar tenaga kerja, pendidikan dan
kesempatan pelatihan, dan kohesi sosial.
2.6 Pengucilan Sosial
Ide tentang pengucilan social banyak dipakai oleh para pemikir politik, namun pertama kali
diperkenalkan oleh penulis sosiologi, untuk merujuk kepada sumber ketidaksetaraan.
Pengucilan social mengarah ke cara dimana seorang individu menjadi dikucilkan dari
masyarakat luas. Konsep pengucilan social lebih luas daripada konsep kelas bawah, dan
memiliki keuntungan yang menekankan pada proses mekanisme dari pengucilan.
Untuk menjalani kehidupan yang penuh dan aktif, individu tidak hanya harus mampu
memberi makan, pakaian dan rumah sendiri, tetapi juga harus memiliki akses terhadap barang
dan jasa yang penting seperti transportasi, telepon, asuransi dan jasa perbankan. Agar suatu
komunitas atau masyarakat dapat terintegrasi secara sosia, penting bahwa para anggotanya
untuk berbagi di lembaga-lembaga umum seperti sekolah , fasilitas perawatan kesehatan dan
transportasi umum. Lembaga-lembaga bersama-sama berkontribusi terhadap rasa solidaritas
sosial dalam populasi.
Pengucilan sosial terdiri dari beberapa bentuk sehingga dapat terjadi
pedesaan yang terisolasi dari berbagai layanan dan kesempatan, ataupun
yang ditandai dengan tingkat kejahatan yang tinggi dan perumahan
Pengecualian sosial dan Inklusi sosial dapat dilihat dari segi ekonomi,
istilah sosial.

dalam masyarakat
di lingkungan kota
di bawah standar.
bidang politik dan

1. Bidang Ekonomi
Individu dan masyarakat dapat mengalami pengucilan dari ekonomi baik dari segi produksi
maupun konsumsi. Dari segi produksi, tenaga kerja dan partisipasi dalam pasar tenaga kerja
sangat penting untuk dimasukkan. Dalam masyarakat konsentrasi tinggi yang kekurangan
material, lebih sedikit orang yang bekerja penuh waktu dan jaringan informal mengenai
informasi yang dapat membantu individu yang menganggur untuk memasuki pasar tenaga
kerja sangat lemah. Tingkat pengangguran yang tinggi dan seringkali peluang kerja pada
umumnya terbatas. Setelah dikeluarkan dari pasar tenaga kerja, orang mungkin akan
menemukan kenyataan sangat sulit untuk masuk kembali.
Dari segi konsumsi, yaitu apa yang dibeli dan dikonsumsi orang untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai contoh, telepon. Tidak adanya telepon dapat
memberikan kontribusi untuk pengucilan social. Telepon adalah salah satu poin utama kontak
antara individu dengan dunia yang lebih besar dari teman-teman, keluarga, tetangga dan
anggota masyarakat. Seperti yang sering kita lihat, tunawisma adalah salah satu contoh yang
paling akut pengucilan sosial. Orang yang tidak memiliki tempat tinggal permanen sulit
untuk ikut berpartisipasi dalam masyarakat.
2. Bidang Politik
7

Partisipasi rakyat dalam kelanjutan berpolitik adalah landasan negara demokrasi liberal.
Warga didorong untuk tetap menyadari masalah politik untuk meningkatkan suara mereka
dalam mendukung dan turut berpartisipasi di semua tingkat proses politik. Namun partisipasi
politik aktif dapat keluar dari jangkauan sosial, yang disebabkan karena tidak memiliki
sumber daya , informasi, dan kesempatan untuk terlibat dalam proses politik. Melobi ,
mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa, dan menghadiri pertemuan-pertemuan politik
semuanya memerlukan tingkat mobilitas, waktu, dan akses informasi yang mungkin hilang
dalam masyarakat yang dikucilkan.
3. Pengucilan Sosial
Pengecualian juga dapat dialami di ranah kehidupan sosial dan masyarakat. Area yang
menderita tingkat pengucilan sosial yang tinggi mungkin memiliki fasilitas terbatas seperti
taman, lapangan olahraga, pusat budaya, dan teater. Tingkat partisipasi masyarakat seringkali
rendah. Selain itu, keluarga dan individu yang dikucilkan mungkin memiliki sedikit
kesempatan untuk melakukan kegiatan rekreasi seperti wisata dan kegiatan di luar rumah.
Pengucilan sosial juga bisa berarti jaringan sosial yang terbatas atau lemah, menyebabkan
isolasi dan kontak minimal dengan orang lain.
Kata ' pengucilan ' menyiratkan bahwa seseorang atau sesuatu sedang ditutup oleh yang lain.
Tapi pengucilan sosial bukan hanya hasil dari orang-orang yang dikucilkan, tapi juga didapat
dari hasil orang-orang yang tidak menganggap diri mereka termasuk dalam aspek suatu
masyarakat.
Bentuk Pengucilan Sosial
Berikut penjelasan secara singkat pada tiga contoh pengecualian yang telah menarik
perhatian di Inggris, serta dalam masyarakat industri lainnya .
1. Perumahan dan Lingkungan
Pengucilan sosial dapat dilihat dengan jelas dalam sektor perumahan. Ketika kebanyakan
orang tinggal di perumahan yang nyaman dan luas , yang lain tinggal di tempat tinggal yang
penuh sesak dan tidak sehat.
Bahkan, pasangan yang tidak memiliki anak mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
mendapatkan hipotek di rumah dengan daerah yang lebih menarik, sementara orang dewasa
yang pengangguran atau memiliki gaji rendah dibatasi pada pilihan dalam menyewa
perumahan.
2. Kaum muda
Orang mungkin tidak berpikir orang-orang muda sebagai kandidat pengucilan sosial. Namun
transisi dari remaja ke dewasa adalah salah satu fase yang menantang. Banyak anak muda
berjuang untuk berintegrasi ke dalam masyarakat dan menemukan diri mereka dikeluarkan
dari masyarakat dalam berbagai cara. Perubahan dalam beberapa tahun terakhir telah
membuat pengucilan kaum muda menjadi masalah penting. Yang pertama berkaitan dalam

8

pasar tenaga kerja. Pada zaman dulu, transisi remaja menjadi dewasa biasanya menjadi awal
dari karir seseorang. Pasar tenaga kerja sekarang mencari seseorang yang sudah memiliki
pengalaman kerja di bidangnya dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini membuat
remaja dewasa kesulitan untuk menemukan pekerjaan.
3. Daerah Pedesaan
Meskipun banyak perhatian dibayar untuk pengucilan sosial di perkotaan, orang yang tinggal
di daerah pedesaan juga bisa mengalami pengucilan. Di desa-desa kecil dan daerah yang
jarang penduduknya, akses terhadap baran, jasa, dan fasilitas tidak segencar di daerah yang
lebih tertata. Di sebagian besar masyarakat industri, kemudahan pelayanan dasar seperti
dokter, kantor pos, sekolah, gereja, perpustakaan , dan jasa pemerintah dianggap suatu
keharusan untuk memimpin kehidupan yang aktif , penuh dan sehat. Namun, warga desa
sering memiliki keterbatasan akses ke layanan tersebut dan tergantung pada fasilitas yang
tersedia dalam komunitas lokal mereka.
Akses transportasi adalah factor terbesar yang mempengaruhi pengucilan di daerah pedesaan.
Jika sebuah rumah tangga mempunyai akses transportasi seperti mobil, hal tersebut akan
mempermudah untuk terintegrasi dalam masyarakat. Sebagai contoh, mereka dapat bekerja di
kota lain, belanja secara rutin ke tempat yang memiliki barang dan jasa yang lebih lengkap,
atau sekedar berkunjung ke rumah teman maupun sanak keluarga.
Orang yang tidak mempunyai kepemilikan transportasi bagaimanapun harus bergantung pada
øbus hanya disediakan beberapa kali dalam sehari, dengan jadwal yang berubah-ubah tiap
minggunya.
2.7 Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Kemiskinan
Pemerintah memiliki peran yang besar untuk mengatasi masalah kemiskinan. Namun dalam
kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang
menimbulkan masalah kemiskinan ini. Ada beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan dan
dimaksudkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Seperti di antaranya adalah
program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang merupakan kompensasi yang diberikan usai
penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas. Selain itu ada juga
pelaksanaan bantuan di bidang kesehatan yaitu jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas.
Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka
kemiskinan. Bahkan beberapa pakar kebijakan negara menganggap, bahwa hal tersebut sudah
seharusnya dilakukan pemerintah. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di indonesia. Negara
wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh
undang-undang dasar 1945.

9

Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih membumi
dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan
diantaranya adalah:
1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga
mengurangi pengangguran karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab
kemiskinan terbesar di indonesia.
2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap masyarakat bisa
menikmati makanan yang berkualitas. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka
kesehatan masyarakat.
3. Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa
menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
4. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin
daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama
beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini
seperti:



Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton.
Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer.

5. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan
untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan
prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain:


Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah



Tsanawiyah (MTs);
Beasiswa siswa miskin




Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah

jenjang

Sekolah

Menengah Atas/Sekolah

Menengah

sakit.

10

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran

11

Kemiskinan telah memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan, bukan hanya
kehidupan pribadi mereka yang miskin, tetapi juga bagi orang-orang yang tidak tergolong
miskin. Kemiskinan bukan hanya menjadi beban pribadi, tetapi juga menjadi beban dan
tanggung jawab masyarakat, negara dan dunia untuk menanggulanginya. kemiskinan juga
disinyalir berdampak pada berbagai penyakit sosial, kerusuhan, ketidak teraturan, bahkan
dapat menjatuhkan suatu pemerintahan, seperti kisahnya revolusi Perancis, kejatuhan orde
lama dan juga orde baru dipicu oleh kemiskinan dan kesenjangan.
Di sinilah letak pentingnya peran pemerintah, yaitu memainkan perannya dalam hal
stabilitas, alokasi, dan distribusi. Pemerintah harus berpihak pada rakyat karena satu dari
beberapa tugasnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karana itu,
kebijakan ekonomi harus disusun untuk lebih pro growth (memacu pertumbuhan ekonomi),
pro job (memperluas lapangan kerja), pro poor (berpihak pada kaum miskin untuk
mengurangi kemiskinan) dan pro environment (tetap mejaga kelestarian lingkungan).

DAFTAR PUSTAKA
Giddens, Anthony.2009. Sociology:6th edition.Polity Press.
www.cabinet-office.gov.uk/seu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

12

13