Penentuan lokasi budidaya rumput laut Eu

Jununr RsmAruarumln
Volume 2 Nornor 3 Tahun

m7

lssN I907-6754

JURNAL RISET AKUAKULTUR
Volume 2 Nomor 3 Tahun 2007

Jurnal Riset Akuakurtur a.darah wadah informasi bidang akuakuttur yang
berupa hasir-hasir riset, terbit tiga kari setahun iiui"vii-"i"i,
pusat Riset perikanan Budidaya
Tahun Anggaran 2OO7

Penanggung Jawab:
Kepala Pusat Riset perikanan Budidaya

Dewan Redaksi:
Prof. Riset Dr. Achmad Sudradjat
Prof. Ri-set Dr. Supriyono fko Waidoyo

Prof. Dr. Komar Sumantadinata
Dr. Haryanti, ApU

Dr. Rachmansyah
Dr. Zafril lmran Azwar
Drs. Hambali Supriyadi, M.Sc.

Redaksi pelaksana:

purnomo lndra Basuki
Eni Kusrini

Tito Setiawan
lrsyaphiani lnsan

Alamat Redaksi:

Pusat Riset perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, pasar Minggu


Jakarta selaran 12540
Tetp.: (021) 2805052
Faks.: (02i) 7815t0t
e-mail : pu bl i ka s i@cri a. i n d o sat. net. i d
i nfo@cri a. i n d osat. n et. i d

Nomor Akred

itas

i

:

3

2/Akred-Lt

p


I

/p2MBt/ g / 2006

KATA PENGANTAR

Syukuralhamdulillah Redaksi ucapkan ke hadiratTuhan Yang Maha Esa,Jurnal RisetAkuakultur
'rltolume 2 Nomor 3 Tahun 2OO7 yang merupakan terbitan pimungkas untuk tahun anggaran
21007

telah dapat diselesaikan.

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para peneliti yang telah ikut berpartisipasi dalam
pttublikasiJurnal Riset Akuakultur tahun 2007. Tidak lupa Redaksi mengucapkan teiima kasih
sebesar-besarnya kepada seluruh Dewan Redaksi yang telah banyak meluangkan waktu dan
Mna{Fnya, sehingga terbitan jurnal ini dapat diselesalkan. Untuk kelangsungan terbitan-terbitan
pttubtikasijurnal selanjutnya, Redaksi mengharapkan peran aktif dari paripeneliti khususnya

*1nn


budi daya perikanan untuk dapat mengirimkan naskah-naskatr trasit riset yang telah

,dililraksanakan dan siap

u

ntu k d i pu bl i kas i kan.

Redaksi menunggu kritik dan sumbang saran dari para pembaca untuk penyempurnaan
utnya. Teri ma kas i h.

jr,unnal selanj

Redaksi

.

lssN r 907-67s4

JURNAL RISET AKUAKULTUR

Volume 2 Nomor 3 Tahun 20O7

DAFTAR ISI
KATA PENCANTAR
DAFTAR

iii

ISI

Hubungan antarafaktor kondisi lingkungan dan produktivitas tambak untuk
penajaman kriteria kelayakan lahan: I . Kualitas air
Oleh: Akhmad Mustafa, lrmawati Sapo, Hasnawi, danJesmond Sammut

289 - 302

Pemilihan lokasi budidaya ikan, rumput laut, dan tiram mutiarayang ramah
lingkungan di Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah
oleh: Utojo, Abdul Mansyur, Akhmad Mustafa, Hasnawi, dan Abdul Malik rangko......


303-3r8

Penentuan lokasi budi daya rumput laut(Eucheuma spp.) berdasarkan parameter
lingkungan di Perairan Kecamatan Moro, provinsi Kepulauan Riau
Oleh: I Nyoman Radiarta, Tri Heru prihadi, Adang Saputra,Joni Haryadi, dan
OfriJohan

3r 9 - 328

validasl luas lahan tambak di Kabupaten pinrang, provinsi sulawesi selatan dengan
1.e10qynqkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis
Oleh: Mudian Paena, Akhmad Mustafa, Hasnawi, dan Rachmanryuti ...]........

329 - 343

Perkiraan padat penebaran ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscogutattus)yang
optimum berdasarkan pada kebutuhan oksigen terlarut
Oleh: Arif Dwi Santoso


345 - 35t

udang putih, Litopenaeus vannamei dengan
3s3 - 362
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pemangsaan larvaikan Clown
(Am ph i prion ocel I a r i s) pada awal pemel i harain
oleh: Ketut Maha Setiawati, philip Teguh lmanto, dan Daniar Kusumawati

363 , 368

Perkembangan awal larva kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus)

Oleh: Philip Teguh lmanto dan Made Sujstika ....................

369 - 376

Karakterisasi morfologi keturunan pertama ikan nila (oreochromis niloticus)
get dan gift berdasarkan metode Truss Morphometrics
Oleh: Otong Zenal Arifin dan Titin Kurniasih


377 - 387

Keragaman genetik ikan endemik butini (Glossogobius matanensis)
berdasarkan penanda Random Amptified polymirphism DNA(RApti)
di Danau Towuti Sulawesi Selatan
oleh: JefryJack Mamangkey, sulistiono, Djadja subardja sjafei, Dedi soedharma,
389 - 397

Penentuan lokasi budi daya rumput laut

..... (l Nyoman nM

PENENTUAN LOKASI BUDI DAYA RUMPUT LAUT (Euchema spp.)
BERDASARKAN PARAMETER LINGKUNGAN DI PERAIRAN
KECAMATAN MORO, PROVINSI KEPULAUAN RIAU
I Nyoman Radiarta.), Tri Heru Prihadil, Adang Saputral, Joni Haryadi-), dan Ofri

Johan.r

ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelayakan perairan untuk budi
daya rumput laut dengan menggunakan metode long line berdasarkan parameter
lingkungan di perairan Kecamatan Moro Provinsi Kepulauan Riau. Sebanyak 87 stasiun
telah dikumpulkan selama survai lapangan pada bulan Agustus dan Oktober 2004.

Data parameter lingkungan dan data penginderaan jauh selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan sistem informasi geografis dan multi kriteria analisis. Dari total potensial
lokasi penelitian seluas 417 kmz (arak I km dari garis pantai), kategori sangat layak di
temukan di perairan sekitar Pulau Sugie dan Pulau Combol seluas I I0 km2. Hasil
verifikasi dari klasifikasi tingkat kelayakan menunjukkan bahwa sekitar 44% dari budi
daya yang ada menempati kategori sangat layak. Terdapat sekitar 6% yang menempati
peralran dengan kategori tidak layak.

ABSTRACT: Seaweed aquaculture site selection based on environmental
parameters in adjacent woter of Moro Sub District, Riau lsland
Province. By: I Nyoman Radiarto, Tri Heru Prihadi, Adong
Saputra, Joni Haryadi, and Ofri Johan
This study was conducted to identify suitability site for seaweed culture using long
line method based on environmental parameters in adjacent water of Moro Sub District,

Riau lsland Province. Field observation was primary data sources used in this study
that was conducted on August and October 2004. Total of 87 sampling stations were
collected during the field survey. Environmental data together with remote sensing
data were analyzed using geographic information system and multi criteria analysis.
The final result showed that from the total potential site of about 41 7 km, (I km
buffer from coastline), area around Sugie lsland and Combol lsland (about tt0 kmr)
were classified as highly suitable. The result has been verified with the existing seaweed
aquaculture. About 44% of existing seaweed culture matched with highly suitable site
and about 6% was located in unsuitable site.

KEYWORDS: seaweed culture, environment, GlS, multicriteria analysis, Riau

tenpanjang kedua di dunia (8.l .000 km) dengan
k,arakteri sti k perai ran pantai mel i puti perai ran

dasarkan produksi rumput laut I I tahun
terakhir menunjukkan kenaikan dari I02.000
ton pada tahun I 994 menjadi 866.000 ton
pada tahun 2005, dengan nilai total ditahun
2005 mencapai US$ 1 28 juta (FAO, 2007;


f'-rmput laut. Kegiatan budi daya rumput laut

Dari total produksi rumput laut di lndonesia
sebagian besar berasal dari perairan Bali dan

pendapatan daerah maupun nasional. Ber-

Nusa Tenggara. Besarnya potensi yang dimiliki
untuk kegiatan budi daya rumput laut belum

FEl{DAHULUAN

lndonesia yang memiliki garis pantai

dangkal dan lagoon merupakan potensi
fang besar bagi pengembangan budi daya

lelah menunjukkan kontribusi nyata bagi

Di

rektorat Jenderal Peri kanan Bud idaya, 2006).

Peneliti pada Pusat Riset Perikanan Budidaya,Jakarta

3r

9

J.

Ris.

Akuakultur Vol. 2 No. 3 Tahun 2002: 3t 9--328

seluruhnya termanfaatkan dengan baik.
Penentuan lokasi yang tepat bagi kegiatan
budi daya rumput laut merupakan langkah
awal yang harus dilakukan untuk dapat
menjamin keberlangsungan usaha budi daya

yang sesuai dengan kondisi lingkungan
(CESAMP, 2001). Tiensongrusmee (1 990)

mengemukakan beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam kajian kelayakan perairan
untuk budi daya rumput lautyaitu: faktor risiko
(keamanan, konflik pemanfaatan lahan, dan
keterjan g kauan), faktor ekolog i (ketersed iaan
benih, keterlindungan lokasi, arus air, kondisi
dasar perairan, kedalaman, salinitas, suhu air,
dan tingkat polusi), dan faktor sosial ekonomi.

terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya
mencapai 92 buah (Anonim, 2003). Darijumlah

tersebut baru sekitar 35 pulau yang ber-

penghuni, sisanya sebanyak 57 pulau belum
berpenghuni (terdiri atas daratan atau pulau
karang). Dengan memiliki luas lautan yang
lebih besar (75%) dari luas daratan (25%) serta
memiliki banyak perairan dangkal dan lagoon
menjadikan perairan di kecamatan ini lokasi

yang baik bagi pengembangan budi daya
rumput laut. Selain aspek sumber daya alam

tersebut, Kecamatan Moro memiliki aspek

pemasaran hasil budi daya laut yang cukup
baik karena lokasinya berdekatan dengan
Batam dan Singapura.

Secara konvensional analisis kelayakan
untuk kegiatan budi daya laut dapat dilakukan
dengan penilaian secara individu, metode ini
bersifat subjektif serta memerlukan waktu
dan prosedur yang cukup lama (Giap et al.,

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data lapangan dan data

(SlC) banyak memberikan kemudahan untuk
melakukan analisis keruangan (spasial) secara
cepat dan sistimatik. Pemanfaatan SIC dalam

dipakai dalam penelitian ini adalah metodi

2005). Dengan perkembangan teknologi
dewasa ini, sistem informasi geografis

bidang perikanan budi daya sampal dewasa
ini sudah cukup banyak semenjak pertama kali
dipublikasikan tahun I 980-an oleh Kapetsky
(Kapetsky et a1.,1 987), antara lain: budi daya
ikan laut dengan keramba jaring apung (p6rez
et al.,2005), budi daya udang (Karthik et al.,
2005), dan budi daya kekerangan (Buitrago er
al., 2005 ; Arnold et al., 2000).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

melakukan identifikasi tingkat kelayakan
perairan bagi budi daya rumput laut

menggunakan metode long line berdasarkan
parameter lingkungan di perairan Kecamatan
Moro. Analisis kelayakan perairan dilakukan
dengan menggunakan SIG dan multikriteria
analisis. Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran umum bagi

pemerintah daerah guna membantu dalam

pengambilan keputusan dan penyusunan
rencana tata ruang wi layah/pesisir.

BAHAN DAN METODE

Penelitian telah dilakukan di perairan
Kecamatan Moro, Kabupaten Tanjung Balai
Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi
penelitian terbentang pada posisi I 03'30,-I04'00' Bujur Timur dan 0"32'--0"55' Lintang
Utara dengan luasan perairan sekitar I .523 km,
(Cambar I ). Kecamatan Moro dapat dikatakan
sebagai suatu kecamatan kepulauan karena

320

sekunder. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober 2004.
Pengumpulan data pada bulan yang berbeda
diharapkan dapat mewakili dua musim yaitu
musim panas dan musim hujan. Metode yang

survai yang dirancang berdasarkan SlC,
Penentuan lokasi pengamatan dilakukan

dengan teknik acak sederhana (Slmple random
sampling) (Morain, I999). lnisiasi survai dan

data sekunder digunakan sebagai dasar
untuk menentukan lokasi titik pengamatan.
Sebanyak 87 titik pengamatan telah berhasil
dikumpulkan (Gambar

I).

Pengambilan data

lapangan dilakukan pada kisaran waktu pukul

09.00-l 5.00 WlB. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini terdiri atas kedalaman,

kecerahan, kecepatan arus, dan tinggi

gelombang.

Data sekunder yang dikumpulkan dian-

taranya berupa peta dasar, data statistik,

laporan dari dinas setempat, dan data kedalaman perairan. Peta dasar yang digunakan
didigitasi secara on screen dari citra satelit
Landsat 7: path/row'.l25/0AO, April 2000 dan
125/059, Juli 2002 keluaran LApAN. Tema
utama dari peta dasar yang diambil meliputi:
garis pantai dan ekosistem pesisir (mangrove
dan terumbu karang). Data kedalaman perairan
didigitasi dari peta bathymetri keluaran Dinas

Hidro Oseanografi. Diagram alur analisis
kelayakan lahan budi daya rumput laut

disajikan pada Gambar 2.

Penentuan Skor dan pembobotan
Penentuan lokasi budi daya rumput laut

dapat dianalisis dengan memperhatikan
berbagai faktor: lingkungan, risiko, sosial

Penentuan lokasi budi daya rumput laut

.....

(l Nyoman Radiarta)

',0!t!-E

cambar I ' Tampilan umum lokasi penelitian dan distribusi
lokasi pengambilan data lapangan
Figure L Generar features of study area, and
distribution of sampring points

Peta rupabumi
Topography map
dan (and)
Penentuan skor dan pembobotan
Score and weight determination

Citra Landsat 7
satelite imagery

Analisis spasial
GIS modelling

Peta kelayakan lahan budi daya rumput laut
Seaweed culture suitability site

Gambar
Figure

2'

2.

Diagram arur anarisis penentuan rokasi budi daya rumput
raut
schematic moder for seaweed curture site serection

ekonomi, dan infrastruktur (Mubarak et al.,
1990; Tiensongrusmee, I 990), namun dalam
cenelitian ini hanya memfokuskan pada faktor
rngkungan yang berpengaruh besar bagi

rengembangan budi daya rumput Iaut

ji

perairan Kecamatan Moro. Faktor lingkungan

yang berpengaruh bagi kegiatan UuAi

A-aya

rumput laut meliputi berbagai jenis parameter.

Namun karena terbatasnya ketersediaan
data yang ada, dalam penelitian ini hanya
321

J.

Ris.

Akuakultur Vol. 2 No. 3 Tahun 2007: 319-328

berdasarkan empat parameter meliputi: kecerahan perairan, kedalaman, kecepatan arus,
dan keterlindungan (kondisi gelombang).

Penentuan skor untuk masing-masing
parameter berdasarkan efek dari parameter
tersebut bagi budi daya rumput laut. Penelitian
ini menggunakan skor I
-4 (Giap et a|.,2005;
Salam etal., 2003). Skor4 adalah sangat layak,
sedangkan I adalah tidak layak bagi kegiatan
budi daya rumput laut. Kriteria yang digunakan untuk penyusunan matrik kesesuaian

mengacu pada Mubarak et al. (l 990) dan

Tiensongrusmee (1990). Tabel I menyajikan
matrik kesesuaian untuk penentuan kelayakan
lahan budi daya rumput laut.
Sistem pembobotan sangat mempengaruhi
hasi I anal i si s kelayakan perai ran. Pem bobotan

parameter dipenelitian ini berdasarkan studi
literatur (expert opinions). Parameter yang

mempunyai pengaruh dominan dan relatif tidak
dapat diubah memiliki faktor pembobot yang

paling besar, sebaliknya parameter yang
kurang dominan memiliki faktor pembobot
yang lebih kecil. Penelitian ini mengunakan
Analytical hierarchy process (AHP) yang
dikenal dengan pair wise comparison (Saaty,
1977; Malczewski, 1999) untuk menentukan
bobot dari masing-masing parameter (Iabel 2).
Keunggulan dari teknik ini adalah bobot yang

dibuat dapat diuji dengan melihat rasio
konsistensi (consistency ratio/CR). CR baru
dapat diterima jika kurang dari 0,'l ; jika nilai
tersebut lebih besar maka harus dilakukan
pembobotan ulang.

Analisis Spasial
Data yang dikumpulkan pada sampling
yang berbeda (bulan Agustus dan Oktober)
seluruhnya digabungkan sehingga menjadi

Kesesuaian parameter Iingkungan untuk budi daya rumput laut

Tabel
Table

Environmental factors requirement for seaweed culture

Tingkat kelayakan (Suit ability scorel
Pa

ramet

e

Sanoat lavak
-iti;;i;-"

r

'''-'"-''-

suit a b le
Kedalaman (m)

Bathymetry
Kecerahan (m)

Transparency
Arus (cmls)
Water current
Gelombang (cm)
Wave

Tabel

2.

height (cm)

-BY"k
Suitable

';l:i,:!ilx

t'j^:,;i:;L
3

2-3

1--2

20

Matrik penentuan bobot untuk analisis pemilihan lokasi budi daya rumput laut
wise comparison matrix for assessing the relative important of criteria for
seaweed culture site selection

Table2. Pair

Faktor lingkungan
Kecerahan Kedalaman Arus
Gelombang Bobot
Environmental factors Tranparency Bathym etry Current Wave height Weight
Kec

e

rahan (Tra n pa rency

Kedalaman (Bathy m et ry
Arus (Current)
Ge lombang (Wave heig

)
)

ht)

I

4/z

2

4

0.4

3/4
1/z
1/4

I

3/2

3

0.3

2/t

I

2

0.2

1/3

1/2

I

0.1

Rasio konsistensi: 0,000, konsistensi dapat diterima
Consistency Ratio (CR): 0.000, consistency is acceptable

322

Penentuan lokasi budi daya rumput laut

rror kesatuan data, yang selajutnya dilakukan
erdrsis spasial. Dalam hal ini peta tematik

kelayakan hasil analisis dengan data sebaran

penelitian. Peta sebaran budi daya rumput laut

sccu"a umum lokasi penelitian.

dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan

selama kegiatan lapangan, peta ini kemudian

Peta tematik parameter lingkungan
terlebih
.
,aafiulu
disusun sebelum Oitatutan analisis
yslat ke.layakan perairan budi daya rumput
ilift- Data lingkungan yang meliputi kecerahan,

ditumpang-susun dengan peta kelayakan

perairan hasil analisis untuk melihat seberapa
besar kegiatan budi daya rumput laut sesuai

,he(epatan arus, dan kondisi
gelombang
y6ng berupa titik telah dikonveisi
menjadr:

dengan tingkat kelayakan perairan hasil

analisis.

(polygon) dengan menggunakan te[nik

HASIL DAN BAHASAN

mmrpolasi inverse distance iiighted ()ohnson
,[ il{,cg6o*, 200.l). Sedangkan
d-ata f."Ouf

irin

Luasan dan Lokasi Kelayakan perairan

perairan dinterpolasi dengan Uiangulated
iwregular network (Booth, 2000). Analisii

t
r

Lokasi kegiatan budi daya rumput laut di
perairan Kecamatan Moro umumnya ditemu_

spasial seluruhnya dilakukan dengan
nrnenggunakan ArcGlS versi 9.0
tine

Environmental System Research tnstitute
F5R/), USA). Tingkat kelayakan lahan baqi
bagi
negiatan budi daya rumput laut dihasilka-n

setelah seluruh parameter ditumpang_
susunkan (overlay) berdasarkan skor din
cobot dengan menggunakan persamaan di

bawah ini:

garis pantai (buffer
x..

masing parameter, w, adalah nilai pembob6t
:w) = I dan'n adalah jumiafr sistem

skor.

.. Tingkat

kelayakan lahan secara utuh
Slperg.teh.dari hasil perhitungan di atas,

ke.mudian dikelompokkan berdasirkan
kisaran

nrtai dari masing-masing tingkat kalayakan
seperti yang disajlkan pada fjfet :.

Verifikasi peta Kelayakan perairan
Veriflkasi peta kelayakan perairan dilakukan

oengan cara membandingkan antara peta

Table

3'
3.

(meliputi: penanaman, pengontrolan', dan
pemanenan). Sehubungan dengan hal tersebut, meskipun peta kesesuaian lahan
perairan dari masing-masing parameter sesuai

di mana

Tabel

lokasi tersebut akan memberikan kemudahan

dalam melakukan aktivitas budi dayanya

dengan tingkat kelayakan dianalisis hanya
berdasarkan perairan denganjarak I km diri

adalah tin g kat keses uaian (score)'dari ma, ingl

,

kan tidak jauh dari garis pantai dengan

menggunakan metode long line. pemilihan

parameter lingkungan disajikan untuk seluruh
lokasi penelitian (sekitar I.523 kmr), luasan

/Xwx \
o=\ r I',l
di mana A, adalah nilai kelayakan perairan.

I

km) dengan total

luasan potensial sekitar 417 km2. LIasan dan
persentase tingkat kelayakan perairan untuk
budi daya rumput laut disajikan pada Tabel 4.

Gambar 3 menyajikan sebaran spasial data
parameter lingkungan (kecerahan, kecepatan

arus, tinggi gelombang, dan kedalaman
perairan).

.

Kecerahan perairan sangat mempengaruhi

sintasan rumput laut yang aiuuaiaav?