PROSIDING Lokakarya Pendidikan dan Pelat
-
o
o
o
o
o
-
-
-
1.
2.
Waktu
Durasi
Acara
Pengisi Acara
08.30 – 09.00
30 minutes
Registrasi
Panitia
09.00 – 09.15
15 minutes
Pembukaan
Bappeda DKi Jakarta
09.15 – 09.30
15 menit
Arahan
Wakil Kepala Bappeda dan Deputi
TRLH
09.30 – 09.40
10 menit
Pre-test
Seluruh peserta
09.40 – 10.10
30 menit
Paparan Konsep Perencanaan Kolaboratif
Deputi TRLH
10.10 – 10.55
45 menit
Paparan Contoh Kasus Perencanaan Kolaboratif: 100RC
Jakarta dan Kota Layak Anak
JakBerketahanan
10.55 – 11.25
30 menit
Tanya Jawab
Deputi TRLH , JakBerketahanan
11.25 – 11.40
15 menit
Sharing Session: kendala, capaian, dan harapan dari
JakBerketahanan
Waktu
Durasi
Acara
Pengisi Acara
pelaksanaan perencanaan kolaboratif sesuai tupoksi
massing-masing peserta
11.40 – 12.00
20 menit
Pengisian survei online: Persepsi ketahanan kota Jakarta
12.00 – 13.00
60 menit
ISHOMA
13.00 – 13.15
20 menit
Pembahasan kendala, capaian, dan harapan
Fasilitator
13.15 – 13.30
15 menit
Stakeholders mapping
Fasilitator
13.30 – 13.45
15 menit
Indentifikasi Guncangan & Tekanan
Fasilitator
13.45 – 14.15
30 menit
Penilaian Aset terhadap Guncangan
Fasilitator
14.15 – 14.45
30 menit
Penentuan prioritas 12urvey12tive berdasar hasil
12survei online – penilaian faktor
Fasilitator
14.45 – 15.30
45 menit
Presentasi per kelompok
Fasilitator
15.30 – 15.50
20 menit
Tanggapan seluruh peserta
Fasilitator
15.50 – 16.00
10 menit
Penutupan & foto bersama
Bappeda DKI Jakarta
Fasilitator
Collaborative Governance
(Kepemerintahan Kolaboratif )
Oswar M. Mungkasa
Deputy Governor of DKI Jakarta for Spatial Planning and
Environment
Workshop Penyusunan Perencanaan
Dengan Pendekatan Kolaboratif
Jakarta, 21 November 2017
Definisi
Kolaborasi dipahami sebagai kerjasama antar aktor, antar organisasi
atau antar institusi dalam rangka pencapain tujuan yang tidak bisa
dicapai atau dilakukan secara independent.
Menurut Ansell dan Gash (2007), pengertian Collaborative
governance adalah sebagai struktur organisasi pemerintahan di mana
instansi pemerintahan secara langsung mengajak para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan secara bersama-sama dalam
sebuah forum yang bersifat formal, berorientasi konsensus, dan ada
kebebasan, yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan
kebijakan publik atau mengelola program dan aset publik.
Collaborative governance dimaknai sebagai bersatunya institusi publik
dan pihak terkait (stakeholders) nonpemerintah dalam proses
pengambilan keputusan melalui konsensus dan partisipasi yang
hasilnya ditanggung bersama dalam pelaksanaan kebijakan atau
program.
Model governance ini dicirikan, antara lain:
Adanya kesetaraan di antara stakeholders;
Sifat partisipatif dan menghindari tekanan politis dan administratif
(konsensus);
Kendati struktur formal, tetap lentur dan cenderung sederhana, dan;
Fokus terhadap penyelesaian kebijakan dan program secara lebih
efektif.
Secara umum collaborative governance muncul secara adaptif atau dengan
sengaja diciptakan secara sadar karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar institusi
2. Konflik antar kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam
3. Upaya mencari cara-cara baru untuk mencapai legitimasi politik (Ansell and Gash
dalam Sudarmo, 2011:104)
Setidaknya ada empat aspek penting dari Collaborative Governance,
yaitu:
- Eksistensi forum deliberatif,
- Aktor majemuk meliputi aktor negara dan non-negara,
- Berorientasi consensus, dan
- Terkait kebijakan publik (orientasi public goods) (Ansell & Gash 2007).
Perbedaannya Coordination, cooperation dan collaboration terletak pada sifat,
tujuan, kerjasama dan bentuk ketergantungannya.
- Coordination dan cooperation merupakan upaya organisasi dari pihak yang
berbeda untuk mencapai tujuan bersama dengan tujuan yang bersifat statis.
- Hubungan antar
independen.
organisasi
dalam
koordinasi
dan
kooperasi
bersifat
- Pada collaboration, seluruh pihak bekerjasama dan membangun konsensus
untuk mencapai suatu keputusan yang menghasilkan kemanfaatan bagi
seluruh pihak
Those who have learn to
collaborate and improvised
most effectively have
prevailed
- Charles Darwin -
Thank You!
https://pitt.academia.edu/oswarmungkasa
http://tarulh.com/
Oswar.mungkasa63@gmail.com
Perencanaan
Kolaboratif
Apa itu
Perencanaan Kolaboratif?
Perencanaan kolaboratif adalah sebuah proses interaktif dari
perwujudan konsensus (Healey, 2006), penyusunan rencana,
dan implementasinya (Margerum, 2002) sebagai sebuah cara
untuk membangun jaringan dan untuk meningkatkan
penyampaian pemahaman diantara para pemangku
kepentingan terkait (Innes and Booher, 2000)
Dalam konteks Indonesia, perencanaan kolaboratif
mengkonseptualisasikan partisipasi dari perspektif
pemerintah daerah dan masyarakat (Beard, 2002)
Perencanaan Kolaboratif
untuk Mewujudkan
Jakarta Berketahanan
Pengantar
JAKARTA
Masalah
yang banyak dan rumit
Kemampuan
menyelesaikan
masalah
Menjadi Kota Berketahanan
(Resilient City)
•
•
Kota yang mampu untuk bertahan,
beradaptasi, dan berkembang ketika
menghadai berbagai GUNCANGAN
(shocks) dan TEKANAN (stresses) yang
dihadapinya.
Mei 2016
Jakarta terpilih menjadi bagian dari jejaring
100 RESILIENT CITIES (100RC)
•
Program 100RC mendukung DKI Jakarta
dalam membangun ketahanan kota
dengan membantu proses penyusunan
strategi ketahanan kota dan pelibatan
pemangku kepentingan
Pengantar
JAKARTA
Masalah
yang banyak dan rumit
Kemampuan
menyelesaikan
masalah
Menjadi Kota Berketahanan
(Resilient City)
•
•
Kota yang mampu untuk bertahan,
beradaptasi, dan berkembang ketika
menghadai berbagai GUNCANGAN
(shocks) dan TEKANAN (stresses) yang
dihadapinya.
Mei 2016
Jakarta terpilih menjadi bagian dari jejaring
100 RESILIENT CITIES (100RC)
•
Program 100RC mendukung DKI Jakarta
dalam membangun ketahanan kota
dengan membantu proses penyusunan
strategi ketahanan kota dan pelibatan
pemangku kepentingan
Tantangan dan Kendala
Tidak terintegrasinya
Proses Kerja Unit
Kerja Perangkat
Daerah (UKPD)
Tidak bisa
menyelesaikan masalah
secara menyeluruh
Tantangan
& Kendala
Mewujudkan JAKARTA
BERKETAHANAN
Belum ada Panduan
dan Strategi, terkait
ketahanan di DKI
Jakarta
DKI Jakarta perlu contoh dan
tolak ukur. Penyusunan
strategi ketahanan kota akan
didukung oleh 100RC
Tidak ada yang mau
bertanggung jawab
menyelesaikan masalah
Penggunaan Metode Kolaboratif
1
Mengubah
paradigma &
pandangan
Meningkatkan
pemahaman terhadap
Konsep Ketahanan Kota
2 Metode
Dengan Cara
• Membentuk forum
ketahanan
• Mensosialisasikan
Konsep Ketahanan
Melalui
• Lokakarya/Workshops
• Menyelenggarakan Seminar
• Rencana Pelibatan Pemangku
Kepentingan
• Media Sosial dan Laman Website
Jakarta
Menuju Jakarta berketahanan
2
Internalisasi
Konsep
Penyusunan strategi
Ketahanan
ketahanan kota.
Sebagai metode dan
pendekatan kolaboratif
dalam menyelesaikan
masalah.
Intregasi ke dalam
•
•
•
•
Masukan RPJMD
Masukan Rencana Strategis
Revisi dokumen perencanaan kota (RDTR, RTRW)
Penyelarasan agenda global (SDGs, LCMT,
Ambitious City)
Kolaborasi dalam mewujudkan Jakarta Berketahanan
Grand Design Jakarta:
Bangunan Gedung Hijau (BGH),
Persampahan, Air dan Sanitasi, Air
Tanah, Pengurangan Resiko Bencana
Berbasis Komunitas, Pertanian
Perkotaan, dan Kota Layak Anak
Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah DaerahRPJMD
Rencana Aksi
Nasional – Gas
Rumah Kaca
Rencana Aksi
Daerah – Gas
Rumah Kaca
Strategi Ketahanan Kota
sebagai sarana untuk
mengintegrasikan (payung
besar) segala upaya
mewujudkan jakarta yang
lebih baik.
Urban Resilience
Ketahanan Kota
/ Urban Resilience adalah
kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan
sistem dari sebuah kota untuk bisa bertahan,
beradaptasi, dan tumbuh terhadap tekanan (stress)
yang terus menerus dan guncangan (shock) besar
yang dihadapi.
GUNCANGAN
AKUT
TEKANAN
KRONIS
Ketahanan milik siapa?
SISTEM
PERKOTAAN
KELOMPOK
YANG
RENTAN
HAZARDS
BENCANA
Ketahanan milik siapa?
SISTEM
PERKOTAAN
Ketahanan terhadap apa?
KELOMPOK
YANG
RENTAN
HAZARDS
BENCANA
Ketahanan siapa?
SISTEM
PERKOTAAN
Ketahanan kepada apa?
KELOMPOK
YANG
RENTAN
HAZARDS
BENCANA
Kerangka Kerja
Ketahanan Kota
12 penggerak yang
menentukan kemampuan
kota untuk bertahan
terhadap berbagai
macam guncangan dan
tekanan
Ketahanan terhadap apa?
Kesehatan &
Kesejahteraan
Kesehatan dan kesejahteraan
dari setiap orang yang tinggal
dan bekerja di Jakarta.
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
Penghidupan &
Pekerjaan yang Layak
Menjamin Pelayanan
Kesehatan
Ekonomi & Masyarakat
Pengorganisasian sosial dan keuangan
yang memungkinkan masyarakat
perkotaan untuk hidup damai, dan
bertindak secara kolektif.
Mendorong partisipasi
masyarakat yang terpadu
Menjamin stabilitas sosial,
ekonomi, & keadilan
Mendorong kemakmuran
ekonomi
Infrastruktur & Lingkungan
Suatu keadaan dimana infrastruktur
buatan dan alami dapat memberikan
layanan yang penting, melindungi, dan
menghubungkan para penduduk kota.
Menyediakan &
meningkatkan aset alam &
buatan
Menjamin kelangsungan
layanan yang penting
Komunikasi dan mobilitas
yang dapat diandalkan
Kepemimpinan & Strategi
Kepemimpinan yang efektif,
pemberdayaan pemangku kepentingan,
dan perencanaan terpadu.
Meningkatkan
kepemimpinan &
pengelolaan efektif
Memberdayakan berbagai
pemangku kepentingan
Perencanaan jangka
panjang yang terpadu
Berbagai faktor
berkontribusi kepada
terwujudnya ketahanan
kota
100 Resilient Cities
Jakarta
30 Kota Gelombang Pertama
AMERIKA
UTARA
BOULDER (CO)
BERKELEY (CA)
EL PASO (TX)
LOS ANGELES (CA)
MEXICO CITY
(MEXICO)
NEW ORLEANS (LA)
NEW YORK CITY
(NY)
NORFOLK (VA)
OAKLAND (CA)
SAN FRANCISCO (CA)
AMERIKA LATIN
& KARIBIA
MEDELLÍN
(COLOMBIA)
PORTO ALEGRE
(BRAZIL)
QUITO
(ECUADOR)
RIO DE JANEIRO
(BRAZIL)
EROPA
BRISTOL
(ENGLAND)
GLASGOW
(SCOTLAND)
ROME
(ITALY)
ROTTERDAM
(NETHERLANDS)
VEJLE
(DENMARK)
AFRIKA
TIMUR TENGAH
DAKAR
(SENEGAL)
DURBAN
(SOUTH AFRICA)
RAMALLAH
(PALESTINE)
BYBLOS
(LEBANON)
OSEANIA
ASIA SELATAN
MELBOURNE
(AUSTRALIA)
CHRISTCHURCH
(NEW ZEALAND)
SURAT
(INDIA)
ASIA TIMUR
BANGKOK
(THAILAND)
MANDALAY
(MYANMAR)
DA NANG
(VIETNAM)
SEMARANG
(INDONESIA)
33 Kota Gelombang Kedua
AMERIKA
UTARA
AMERIKA LATIN
& KARIBIA
EROPA
ATHENS (GREECE)
BOSTON (MA)
CALI (COLOMBIA)
BARCELONA
CHICAGO (IL)
SAN JUAN
(SPAIN)
DALLAS (TX)
(UNITED STATES)
BELGRADE
JUÁREZ (MEXICO) SANTA FE (ARGENTINA)
(SERBIA)
MONTREAL (CANADA) SANTIAGO DE LOS
LONDON
PITTSBURGH (PA)
CABALLEROS
(ENGLAND)
ST. LOUIS (MO) (DOMINICAN REPUBLIC)
LISBON
TULSA (OK)
SANTIAGO, METRO AREA
(PORTUGAL)
(CHILE)
MILAN (ITALY)
PARIS (FRANCE)
THESSALONIKI
(GREECE)
AFRIKA
ACCRA
(GHANA)
ENUGU
(NIGERIA)
KIGALI
(RWANDA)
TIMUR TENGAH
AMMAN (JORDAN)
OSEANIA
ASIA SELATAN
SYDNEY
(AUSTRALIA)
WELLINGTON
CITY (NEW
ZEALAND)
BANGALORE
(INDIA)
CHENNAI
(INDIA)
ASIA TIMUR
DEYANG
(CHINA)
HUANGSHI
(CHINA)
SINGAPORE
(SINGAPORE)
TOYAMA
(JAPAN)
37 Kota Gelombang Ketiga
AMERIKA
UTARA
WASHINGTON DC
MIAMI (FL)
NASHVILLE (TN)
SEATTLE (WA)
HONOLULU (HI)
MINNEAPOLIS (MN)
ATLANTA (GA)
LOUISVILLE (KY)
CALGARY
(CANADA)
TORONTO
(CANADA)
VANCOUVER
(CANADA)
AMERIKA LATIN
& KARIBIA
BUENOS AIRES
(ARGENTINA)
COLIMA
(MEXICO)
MONTEVIDEO
(URUGUAY)
SALVADOR
(BRAZIL)
GUADALAJARA
(METRO)
(MEXICO)
PANAMA CITY
(PANAMA)
EROPA
BELFAST
(IRELAND)
TBILISI
(GEORGIA)
GREATER
MANCHESTER
(ENGLAND)
THE HAGUE
(NETHERLANDS)
AFRIKA
TIMUR TENGAH
LAGOS
(NIGERIA)
ADDIS ABABA
(ETHIOPIA)
CAPE TOWN
(SOUTH
AFRICA)
NAIROBI
(KENYA)
PAYNESVILLE
(LIBERIA)
TEL AVIV
(ISRAEL)
LUXOR
(EGYPT)
OSEANIA
ASIA SELATAN
PUNE
(INDIA)
JAIPUR
(INDIA)
ASIA TIMUR
SEOUL
(REPUBLIC OF
KOREA)
KYOTO
(JAPAN)
CAN THO
(VIETNAM)
JAKARTA
(INDONESIA)
MELAKA
(MALAYSIA)
HAIYAN
(CHINA)
YIWU
(CHINA)
Bermitra dengan kota-kota lain demi hari ini yang lebih baik
dan masa depan yang lebih kuat
KOORDINATOR
KETAHANAN
STRATEGI KETAHANAN
Transformasi
Kota
JARINGAN GLOBAL
KEMITRAAN
GLOBAL
APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?
Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang
mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.
Siklus hidup pertama
TAHAP I
Penyuluhan
kota-kota
Pelaksanaan
Lokakarya
Perdana
CRO siap untuk
bertugas
Penunjuk
an CRO
Kota-kota pada
strategi tahap I
Ko
de
&
Te
APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?
Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang
mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.
Siklus hidup kedua
TAHAP II
TAHAP I
CRO siap untuk
bertugas
Kota-kota pada
strategi tahap I
Siklus hidup
Kota-kota
dengan PRA
& Area
Temuan
Saat ini
Kota-kota pada
strategi tahap II
Penilaian
Peluang
Peluncuran
strategi dan
implementasi
rancangan
Proses dan Aktifitas
Menuju Jakarta Kota
Berketahanan
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Proses Strategi Ketahanan Kota – Pra Tahap 1
Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan – 17 November 2016
Dikusi panel oleh pembicara dari berbagai kota mengenai
tantangan kota berketahanan
3
100+
CRO dari Singapura, Bangkok, dan Semarang
Beragam pemangku kepentingan yang
hadir; Instansi pemerintah, lembaga nasional dan
instansi kementrian, BUMN, akademisi dan institusi
penelitian, komunitas masyarakat, komunitas bisnis,
organisasi nasional maupun internasional, serta media.
Dari kiri ke kanan: Prof. Jo Santoso (penanggap), Purnomo Dwi Sasongko
(CRO Semarang), Aw Tuan Kee (CRO Singapura), Dr. Supachai (CRO
Bangkok), Wicaksono Sarosa (moderator)
“Untuk mengembangkan strategi ketahanan kota perlu
adanya dukungan penuh dari pemerintah dan para
pemangku kepentingan” – Dr Supachai Tantikom, Chief
Resilience Officer Bangkok
Proses Strategi Ketahanan Kota – Pra Tahap 1
Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan – 17 November 2016
Prioritasi guncangan dan tekanan
Guncangan
Tekanan
Banjir
Kemacetan
Kebakaran
Keterjangkauan perumahan
Demonstrasi
Polusi udara
Wabah penyakit
Pengelolaan sampah
Kerusuhan / konflik masyarakat
Narkoba
Kerusakan infrastruktur
Sanitasi dan drainase yang buruk
Gempa bumi
Perubahan tata guna lahan
Akses ke sumber air bersih
Penurunan muka tanah
Korupsi
Akses ke ruang publik
Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1
Pertemuan Peluncuran Tahap I – Mei 2017
Identifikasi pelibatan pemangku kepentingan
Kegiatan untuk memberikan pemahaman umum mengenai
keluaran pada Tahap I, membangun minat dan keterlibatan
pada SKPD terkait, serta untuk mengembangkan rencana
kerja
+15
Perwakilan SKPD menghadiri rapat ini
Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1
Bellagio CityXChange Summit – Mei 2017
• Pemimpin dari 10 kota global dengan
innovator teknologi dan investor
• mendiskusikan tantangan serta solusi untuk
memanfaatkan teknologi terbaru untuk kota
New York Global Summit – Juli 2017
• ±500 pemimpin ketahanan kota dari
seluruh dunia, termasuk 80 CRO berbagi
ide dan inovasi, berkolaborasi untuk
solusi-solusi baru dalam ketahanan kota
Kunjungan ke Semarang – Maret 2017
• Sesi berbagi dan pembelajaran menuju
kota berketahanan
• identifikasi awal kegiatan kolaborasi
Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1
Pembentukan dan Pelatihan Sekretariat Resilient Jakarta – September 2017
Sesi Orientasi untuk membekali tim sekretariat Jakarta
Berketahanan dalam penyusunan strategi ketahanan Kota
dihadiri oleh perwakilan dari Bappeda, mitra strategi (AECOM), dan UCLG
ASPAC
Sekretariat Jakarta Berketahanan
Rendy Primrizqi
Dede Herland
Dr. Ir Oswar Muadzin Mungkasa
Tri Mulyani Sunarharum
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Keluaran dan Temuan Tahap 1– Rencana Pelibatan Pemangku Kepentingan
Metode pelibatan pemangku kepentingan dari bulan Mei sampai Oktober 2017
Konteks Kota
Wawancara
Inventarisasi Aksi
Kota
Wawancara
dengan Bappeda
dengan Bappeda
dan komunitas
Pengumpulan
Data
Sesi Kerja
dengan Bappeda
FGD RPJMD
Persepsi
Ketahanan
Aset, Guncangan
dan Tekanan
Penilaian Awal
Kota
Berketahanan &
Area Temuan
Survei
500 sampel
Wawancara
dengan Bappeda
Lokakarya
Sesi Kerja
dengan Bappeda
dan pemilik aset
Lokakarya
Sesi Kerja
dengan penentu
kebijakan
Seminar
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
Strategi
Ketahanan
Kota
Strategi
Ketahanan
Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Inventarisasi
Aksi Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
v
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
Analisis
Area
Temuan
v
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aksi Kota
Proses pengumpulan data aksi kota – Juli sampai Agustus 2017
Wawancara dengan Bappeda dan pemangku
kepentingan yang terkait
Partisipasi dalan aktivitas yang relevan dan
terkait
Wawancara dengan Karina
Sesi kerja dengan Bappeda
Dari 213 aksi kota yang dikumpukan,
154 terpilih menjadi aksi prioritas.
Pemaparan Resilient Jakarta di kegiatan FGD RPJMD
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Persepsi Kota
Proses pengumpulan data persepsi kota
Survei dari 460 sampel – Agustus sampai September 2017
memilih faktor
Responden survei
20%
Pemerintah
22%
lainnya
mendeskripsikan
faktor pilihan
1649
10%
faktor
akademisi
17%
organisasi
masyarakat
Menilai faktor
31%
sektor bisnis
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Persepsi Kota
Proses pengumpulan data persepsi kota
Lokakarya persepsi kota – 15 September 2017
Lokakarya ini bertujuan untuk Melakukan validasi
hasil online survey & menyetujui daftar 5
teratas penggerak berdasarkan kerangka kerja
ketahanan kota.
Mencari koneksi antara penggerak dan
faktor-faktor
Identifikasi faktor-faktor
Menilai faktor-faktor
Memilih daftar 5 teratas faktor
penggerak
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Sesi kerja – Agustus sampai September 2017
Penggunaan perangkat aset, guncangan, dan tekanan kota membantu
menilai ketahanan aset kota Jakarta dalam menghadapi segala tantangan
yang akan dihadapi DKI Jakarta
“Aset DKI Jakarta yang cukup rentan
itu antara lain terkait dengan
penyimpanan dan sumber air
baku serta pembangkit dan
sumber listrik, serta
transmisi listrik” hasil sesi kerja
dengan tim Bappeda
“Land subsidence merupakan
guncangan yang mendapat
perhatian lebih di Jakarta. Saat ini
belum ada upaya yang signifikan
untuk mengurangi penurunan
permukaan tanah di Jakarta” hasil
sesi kerja dengan tim Bappeda
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Lokakarya aset dan guncangan kota – 20 September 2017
Lokakarya ini bertujuan untuk memvalidasi
data aset yang sudah ada, terutama dari
ahli-ahli di bidangnya
Menilai aset
Menilai guncangan (hasil online survey)
Matrix asset dan guncangan teratas
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Sesi kerja tekanan kota – 25 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tekanan terpenting dan
juga hubungannya dengan aset penting di
Jakarta
Memilih daftar 5 teratas tekanan saat ini
Memilih daftar 5 teratas tekanan di masa
yang akan datang
Matrix asset dan tekanan teratas
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
Proses mencapai Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
Sesi kerja Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan – 26 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk mengidentifikasi fokus area yang paling
penting untuk ketahanan kota Jakarta di masa yang akan datang
Presentasi seluruh hasil keluaran tahap 1
Identifikasi daftar panjang area temuan
Memiilih 5 area temuan teratas
Mengidentifikasi daftar pertanyaan diagnostik
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Guncangan
Banjir karena curah hujan
Source: Bagus Indahono/EPA
https://www.theguardian.com/public-leaders-network/2015/jul/16/whomakes-a-smart-city-livechat#img-1
Kekeringan
rce: Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/09/29/sempat-alami-kekeringan-kini-pegadungan-kalideres-sudah-dapat-air-bersih
Demonstrasi
Source: merdeka.com/Arie Basuki
https://www.merdeka.com/peristiwa/demo-anarkis-jatuhkan-martabat-bangsa.html
Wabah Penyakit
Ketiadaan listrik
Source: AP Photo/Victor R. Caivano
https://cdn.tmpo.co/data/2013/12/27/id_249963/249963_620.jpg
Kegagalan Infrastruktur
Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;
Source: ANTARA FOTO /Rivan Awal Lingga;
https://metro.tempo.co/read/743545/korban-dbd-di-tangerang-terus-berjatuhan-15meninggal
http://beritadaerah.co.id/2014/02/06/infrastruktur-rusak-akibat-tingginya-curahhujan-di-jakarta/
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Tekanan
Kualitas makanan
Peningkatan mobilitas
Sistem pengadaan air bersih
yang tidak berkelanjutan
Source: Arie Basuki
Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;
Source: Liputan6.com/Angga Yuniar
https://www.merdeka.com/foto/jakarta/14400/20120314130720-bpom-sidak-jajanan-anaksd-002-arie-basuki.html
https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-CommuterLine
http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih
Degradasi lingkungan
Source: Antara Foto
http://www.antarabengkulu.com/berita/6763/kemarau-pdam-bagikan-air-gratis-padamasyarakat
Kesenjangan Sosial
Urbanisasi
Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;
Source: Liputan6.com/Angga Yuniar
https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-CommuterLine
http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih
Area Temuan (Discovery Areas) Jakarta
1
2
3
4
5
Bagaimana Jakarta dapat meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan dan manajemen kota?
Bagaimana Jakarta dapat membangun ‘budaya’ siap siaga dalam menghadapi berbagai
guncangan atau bencana?
Bagaimana kesehatan dan kesejahteraan di Jakarta dapat ditingkatkan melalui
pengelolaan air dan limbah yang lebih baik?
Bagaimana mobilitas dan konektivitas warga Jakarta dapat ditingkatkan?
Bagaimana Jakarta dapat mengurangi dampak dari keresahan sosial?
Contoh Proses Kolaborasi
untuk Penyusunan
Grand Design Jakarta
Menuju Kota Layak Anak
Definisi Kota Layak Anak
Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen
dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha, dan media massa yang terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program
dan kegiatan untuk menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak.
24 Indikator Kota Layak Anak
Pelaksanaan Pendekatan Kolaboratif – Forum KLA
KELEMBAGAAN
Koordinator: Biro Kesos Setda
KLASTER I: HAK SIPIL &
KEBEBASAN
Koordinator: Dinas Dukcapil
KLASTER 2: LINGKUNGAN
KELUARGA DAN PENGASUHAN
ALTERNATIF
Koordinator: Dinas Sosial
KLASTER 3: KESEHATAN
DASAR DAN KESEJAHTERAAN
Koordinator: Dinas Kesehatan
KLASTER 4: PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN WAKTU
LUANG, DAN KEGIATAN
BUDAYA
Koordinator: Dinas Pendidikan
KLASTER 5: PERLINDUNGAN
KHUSUS
Koordinator: Dinas PPAPP
ANGGOTA:
• SKPD terkait
• NGO/INGO
• Sektor Swasta
• Kelompok Anak
• Akademisi
• Media Masa
Pelaksanaan Kegiatan Kolaboratif
Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Jakarta Menuju Kota Layak Anak
FGD dengan Forum Anak Jakarta
Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Pengisian Matriks Rencana Aksi secara Kolaboratif
No. Klaster/Indikator
Ukuran
(1)
(2)
I.
KELEMBAGAAN
(3)
II.
KLASTER I
III.
KLASTER II
IV.
KLASTER III
V.
KLASTER IV
VI.
KLASTER V
Tingkat Pelaksanaan
RW
(4)
Kel.
(5)
Kec
(6)
Kota
(7)
Prov
(8)
Penanggung Lembaga
Peran
Jawab
Mitra
(9)
(10)
(11)
Target (Tahun)
18
19 20 21 22
(12) (13) (14) (15) (16)
Alamat Kantor Sekretariat Jakarta Berketahanan:
Balaikota Provinsi DKI Jakarta, Blok E, Lantai 4
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat, Jakarta 10110, Indonesia
Website: www.jakberketahanan.org
Facebook: facebook.com/JakBerketahanan/
Telepon: +62 21 389 01 802
Instagram: @JakBerketahanan
(i)
(ii)
o
o
o
o
o
-
-
-
1.
2.
Waktu
Durasi
Acara
Pengisi Acara
08.30 – 09.00
30 minutes
Registrasi
Panitia
09.00 – 09.15
15 minutes
Pembukaan
Bappeda DKi Jakarta
09.15 – 09.30
15 menit
Arahan
Wakil Kepala Bappeda dan Deputi
TRLH
09.30 – 09.40
10 menit
Pre-test
Seluruh peserta
09.40 – 10.10
30 menit
Paparan Konsep Perencanaan Kolaboratif
Deputi TRLH
10.10 – 10.55
45 menit
Paparan Contoh Kasus Perencanaan Kolaboratif: 100RC
Jakarta dan Kota Layak Anak
JakBerketahanan
10.55 – 11.25
30 menit
Tanya Jawab
Deputi TRLH , JakBerketahanan
11.25 – 11.40
15 menit
Sharing Session: kendala, capaian, dan harapan dari
JakBerketahanan
Waktu
Durasi
Acara
Pengisi Acara
pelaksanaan perencanaan kolaboratif sesuai tupoksi
massing-masing peserta
11.40 – 12.00
20 menit
Pengisian survei online: Persepsi ketahanan kota Jakarta
12.00 – 13.00
60 menit
ISHOMA
13.00 – 13.15
20 menit
Pembahasan kendala, capaian, dan harapan
Fasilitator
13.15 – 13.30
15 menit
Stakeholders mapping
Fasilitator
13.30 – 13.45
15 menit
Indentifikasi Guncangan & Tekanan
Fasilitator
13.45 – 14.15
30 menit
Penilaian Aset terhadap Guncangan
Fasilitator
14.15 – 14.45
30 menit
Penentuan prioritas 12urvey12tive berdasar hasil
12survei online – penilaian faktor
Fasilitator
14.45 – 15.30
45 menit
Presentasi per kelompok
Fasilitator
15.30 – 15.50
20 menit
Tanggapan seluruh peserta
Fasilitator
15.50 – 16.00
10 menit
Penutupan & foto bersama
Bappeda DKI Jakarta
Fasilitator
Collaborative Governance
(Kepemerintahan Kolaboratif )
Oswar M. Mungkasa
Deputy Governor of DKI Jakarta for Spatial Planning and
Environment
Workshop Penyusunan Perencanaan
Dengan Pendekatan Kolaboratif
Jakarta, 21 November 2017
Definisi
Kolaborasi dipahami sebagai kerjasama antar aktor, antar organisasi
atau antar institusi dalam rangka pencapain tujuan yang tidak bisa
dicapai atau dilakukan secara independent.
Menurut Ansell dan Gash (2007), pengertian Collaborative
governance adalah sebagai struktur organisasi pemerintahan di mana
instansi pemerintahan secara langsung mengajak para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan secara bersama-sama dalam
sebuah forum yang bersifat formal, berorientasi konsensus, dan ada
kebebasan, yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan
kebijakan publik atau mengelola program dan aset publik.
Collaborative governance dimaknai sebagai bersatunya institusi publik
dan pihak terkait (stakeholders) nonpemerintah dalam proses
pengambilan keputusan melalui konsensus dan partisipasi yang
hasilnya ditanggung bersama dalam pelaksanaan kebijakan atau
program.
Model governance ini dicirikan, antara lain:
Adanya kesetaraan di antara stakeholders;
Sifat partisipatif dan menghindari tekanan politis dan administratif
(konsensus);
Kendati struktur formal, tetap lentur dan cenderung sederhana, dan;
Fokus terhadap penyelesaian kebijakan dan program secara lebih
efektif.
Secara umum collaborative governance muncul secara adaptif atau dengan
sengaja diciptakan secara sadar karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar institusi
2. Konflik antar kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam
3. Upaya mencari cara-cara baru untuk mencapai legitimasi politik (Ansell and Gash
dalam Sudarmo, 2011:104)
Setidaknya ada empat aspek penting dari Collaborative Governance,
yaitu:
- Eksistensi forum deliberatif,
- Aktor majemuk meliputi aktor negara dan non-negara,
- Berorientasi consensus, dan
- Terkait kebijakan publik (orientasi public goods) (Ansell & Gash 2007).
Perbedaannya Coordination, cooperation dan collaboration terletak pada sifat,
tujuan, kerjasama dan bentuk ketergantungannya.
- Coordination dan cooperation merupakan upaya organisasi dari pihak yang
berbeda untuk mencapai tujuan bersama dengan tujuan yang bersifat statis.
- Hubungan antar
independen.
organisasi
dalam
koordinasi
dan
kooperasi
bersifat
- Pada collaboration, seluruh pihak bekerjasama dan membangun konsensus
untuk mencapai suatu keputusan yang menghasilkan kemanfaatan bagi
seluruh pihak
Those who have learn to
collaborate and improvised
most effectively have
prevailed
- Charles Darwin -
Thank You!
https://pitt.academia.edu/oswarmungkasa
http://tarulh.com/
Oswar.mungkasa63@gmail.com
Perencanaan
Kolaboratif
Apa itu
Perencanaan Kolaboratif?
Perencanaan kolaboratif adalah sebuah proses interaktif dari
perwujudan konsensus (Healey, 2006), penyusunan rencana,
dan implementasinya (Margerum, 2002) sebagai sebuah cara
untuk membangun jaringan dan untuk meningkatkan
penyampaian pemahaman diantara para pemangku
kepentingan terkait (Innes and Booher, 2000)
Dalam konteks Indonesia, perencanaan kolaboratif
mengkonseptualisasikan partisipasi dari perspektif
pemerintah daerah dan masyarakat (Beard, 2002)
Perencanaan Kolaboratif
untuk Mewujudkan
Jakarta Berketahanan
Pengantar
JAKARTA
Masalah
yang banyak dan rumit
Kemampuan
menyelesaikan
masalah
Menjadi Kota Berketahanan
(Resilient City)
•
•
Kota yang mampu untuk bertahan,
beradaptasi, dan berkembang ketika
menghadai berbagai GUNCANGAN
(shocks) dan TEKANAN (stresses) yang
dihadapinya.
Mei 2016
Jakarta terpilih menjadi bagian dari jejaring
100 RESILIENT CITIES (100RC)
•
Program 100RC mendukung DKI Jakarta
dalam membangun ketahanan kota
dengan membantu proses penyusunan
strategi ketahanan kota dan pelibatan
pemangku kepentingan
Pengantar
JAKARTA
Masalah
yang banyak dan rumit
Kemampuan
menyelesaikan
masalah
Menjadi Kota Berketahanan
(Resilient City)
•
•
Kota yang mampu untuk bertahan,
beradaptasi, dan berkembang ketika
menghadai berbagai GUNCANGAN
(shocks) dan TEKANAN (stresses) yang
dihadapinya.
Mei 2016
Jakarta terpilih menjadi bagian dari jejaring
100 RESILIENT CITIES (100RC)
•
Program 100RC mendukung DKI Jakarta
dalam membangun ketahanan kota
dengan membantu proses penyusunan
strategi ketahanan kota dan pelibatan
pemangku kepentingan
Tantangan dan Kendala
Tidak terintegrasinya
Proses Kerja Unit
Kerja Perangkat
Daerah (UKPD)
Tidak bisa
menyelesaikan masalah
secara menyeluruh
Tantangan
& Kendala
Mewujudkan JAKARTA
BERKETAHANAN
Belum ada Panduan
dan Strategi, terkait
ketahanan di DKI
Jakarta
DKI Jakarta perlu contoh dan
tolak ukur. Penyusunan
strategi ketahanan kota akan
didukung oleh 100RC
Tidak ada yang mau
bertanggung jawab
menyelesaikan masalah
Penggunaan Metode Kolaboratif
1
Mengubah
paradigma &
pandangan
Meningkatkan
pemahaman terhadap
Konsep Ketahanan Kota
2 Metode
Dengan Cara
• Membentuk forum
ketahanan
• Mensosialisasikan
Konsep Ketahanan
Melalui
• Lokakarya/Workshops
• Menyelenggarakan Seminar
• Rencana Pelibatan Pemangku
Kepentingan
• Media Sosial dan Laman Website
Jakarta
Menuju Jakarta berketahanan
2
Internalisasi
Konsep
Penyusunan strategi
Ketahanan
ketahanan kota.
Sebagai metode dan
pendekatan kolaboratif
dalam menyelesaikan
masalah.
Intregasi ke dalam
•
•
•
•
Masukan RPJMD
Masukan Rencana Strategis
Revisi dokumen perencanaan kota (RDTR, RTRW)
Penyelarasan agenda global (SDGs, LCMT,
Ambitious City)
Kolaborasi dalam mewujudkan Jakarta Berketahanan
Grand Design Jakarta:
Bangunan Gedung Hijau (BGH),
Persampahan, Air dan Sanitasi, Air
Tanah, Pengurangan Resiko Bencana
Berbasis Komunitas, Pertanian
Perkotaan, dan Kota Layak Anak
Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah DaerahRPJMD
Rencana Aksi
Nasional – Gas
Rumah Kaca
Rencana Aksi
Daerah – Gas
Rumah Kaca
Strategi Ketahanan Kota
sebagai sarana untuk
mengintegrasikan (payung
besar) segala upaya
mewujudkan jakarta yang
lebih baik.
Urban Resilience
Ketahanan Kota
/ Urban Resilience adalah
kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan
sistem dari sebuah kota untuk bisa bertahan,
beradaptasi, dan tumbuh terhadap tekanan (stress)
yang terus menerus dan guncangan (shock) besar
yang dihadapi.
GUNCANGAN
AKUT
TEKANAN
KRONIS
Ketahanan milik siapa?
SISTEM
PERKOTAAN
KELOMPOK
YANG
RENTAN
HAZARDS
BENCANA
Ketahanan milik siapa?
SISTEM
PERKOTAAN
Ketahanan terhadap apa?
KELOMPOK
YANG
RENTAN
HAZARDS
BENCANA
Ketahanan siapa?
SISTEM
PERKOTAAN
Ketahanan kepada apa?
KELOMPOK
YANG
RENTAN
HAZARDS
BENCANA
Kerangka Kerja
Ketahanan Kota
12 penggerak yang
menentukan kemampuan
kota untuk bertahan
terhadap berbagai
macam guncangan dan
tekanan
Ketahanan terhadap apa?
Kesehatan &
Kesejahteraan
Kesehatan dan kesejahteraan
dari setiap orang yang tinggal
dan bekerja di Jakarta.
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
Penghidupan &
Pekerjaan yang Layak
Menjamin Pelayanan
Kesehatan
Ekonomi & Masyarakat
Pengorganisasian sosial dan keuangan
yang memungkinkan masyarakat
perkotaan untuk hidup damai, dan
bertindak secara kolektif.
Mendorong partisipasi
masyarakat yang terpadu
Menjamin stabilitas sosial,
ekonomi, & keadilan
Mendorong kemakmuran
ekonomi
Infrastruktur & Lingkungan
Suatu keadaan dimana infrastruktur
buatan dan alami dapat memberikan
layanan yang penting, melindungi, dan
menghubungkan para penduduk kota.
Menyediakan &
meningkatkan aset alam &
buatan
Menjamin kelangsungan
layanan yang penting
Komunikasi dan mobilitas
yang dapat diandalkan
Kepemimpinan & Strategi
Kepemimpinan yang efektif,
pemberdayaan pemangku kepentingan,
dan perencanaan terpadu.
Meningkatkan
kepemimpinan &
pengelolaan efektif
Memberdayakan berbagai
pemangku kepentingan
Perencanaan jangka
panjang yang terpadu
Berbagai faktor
berkontribusi kepada
terwujudnya ketahanan
kota
100 Resilient Cities
Jakarta
30 Kota Gelombang Pertama
AMERIKA
UTARA
BOULDER (CO)
BERKELEY (CA)
EL PASO (TX)
LOS ANGELES (CA)
MEXICO CITY
(MEXICO)
NEW ORLEANS (LA)
NEW YORK CITY
(NY)
NORFOLK (VA)
OAKLAND (CA)
SAN FRANCISCO (CA)
AMERIKA LATIN
& KARIBIA
MEDELLÍN
(COLOMBIA)
PORTO ALEGRE
(BRAZIL)
QUITO
(ECUADOR)
RIO DE JANEIRO
(BRAZIL)
EROPA
BRISTOL
(ENGLAND)
GLASGOW
(SCOTLAND)
ROME
(ITALY)
ROTTERDAM
(NETHERLANDS)
VEJLE
(DENMARK)
AFRIKA
TIMUR TENGAH
DAKAR
(SENEGAL)
DURBAN
(SOUTH AFRICA)
RAMALLAH
(PALESTINE)
BYBLOS
(LEBANON)
OSEANIA
ASIA SELATAN
MELBOURNE
(AUSTRALIA)
CHRISTCHURCH
(NEW ZEALAND)
SURAT
(INDIA)
ASIA TIMUR
BANGKOK
(THAILAND)
MANDALAY
(MYANMAR)
DA NANG
(VIETNAM)
SEMARANG
(INDONESIA)
33 Kota Gelombang Kedua
AMERIKA
UTARA
AMERIKA LATIN
& KARIBIA
EROPA
ATHENS (GREECE)
BOSTON (MA)
CALI (COLOMBIA)
BARCELONA
CHICAGO (IL)
SAN JUAN
(SPAIN)
DALLAS (TX)
(UNITED STATES)
BELGRADE
JUÁREZ (MEXICO) SANTA FE (ARGENTINA)
(SERBIA)
MONTREAL (CANADA) SANTIAGO DE LOS
LONDON
PITTSBURGH (PA)
CABALLEROS
(ENGLAND)
ST. LOUIS (MO) (DOMINICAN REPUBLIC)
LISBON
TULSA (OK)
SANTIAGO, METRO AREA
(PORTUGAL)
(CHILE)
MILAN (ITALY)
PARIS (FRANCE)
THESSALONIKI
(GREECE)
AFRIKA
ACCRA
(GHANA)
ENUGU
(NIGERIA)
KIGALI
(RWANDA)
TIMUR TENGAH
AMMAN (JORDAN)
OSEANIA
ASIA SELATAN
SYDNEY
(AUSTRALIA)
WELLINGTON
CITY (NEW
ZEALAND)
BANGALORE
(INDIA)
CHENNAI
(INDIA)
ASIA TIMUR
DEYANG
(CHINA)
HUANGSHI
(CHINA)
SINGAPORE
(SINGAPORE)
TOYAMA
(JAPAN)
37 Kota Gelombang Ketiga
AMERIKA
UTARA
WASHINGTON DC
MIAMI (FL)
NASHVILLE (TN)
SEATTLE (WA)
HONOLULU (HI)
MINNEAPOLIS (MN)
ATLANTA (GA)
LOUISVILLE (KY)
CALGARY
(CANADA)
TORONTO
(CANADA)
VANCOUVER
(CANADA)
AMERIKA LATIN
& KARIBIA
BUENOS AIRES
(ARGENTINA)
COLIMA
(MEXICO)
MONTEVIDEO
(URUGUAY)
SALVADOR
(BRAZIL)
GUADALAJARA
(METRO)
(MEXICO)
PANAMA CITY
(PANAMA)
EROPA
BELFAST
(IRELAND)
TBILISI
(GEORGIA)
GREATER
MANCHESTER
(ENGLAND)
THE HAGUE
(NETHERLANDS)
AFRIKA
TIMUR TENGAH
LAGOS
(NIGERIA)
ADDIS ABABA
(ETHIOPIA)
CAPE TOWN
(SOUTH
AFRICA)
NAIROBI
(KENYA)
PAYNESVILLE
(LIBERIA)
TEL AVIV
(ISRAEL)
LUXOR
(EGYPT)
OSEANIA
ASIA SELATAN
PUNE
(INDIA)
JAIPUR
(INDIA)
ASIA TIMUR
SEOUL
(REPUBLIC OF
KOREA)
KYOTO
(JAPAN)
CAN THO
(VIETNAM)
JAKARTA
(INDONESIA)
MELAKA
(MALAYSIA)
HAIYAN
(CHINA)
YIWU
(CHINA)
Bermitra dengan kota-kota lain demi hari ini yang lebih baik
dan masa depan yang lebih kuat
KOORDINATOR
KETAHANAN
STRATEGI KETAHANAN
Transformasi
Kota
JARINGAN GLOBAL
KEMITRAAN
GLOBAL
APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?
Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang
mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.
Siklus hidup pertama
TAHAP I
Penyuluhan
kota-kota
Pelaksanaan
Lokakarya
Perdana
CRO siap untuk
bertugas
Penunjuk
an CRO
Kota-kota pada
strategi tahap I
Ko
de
&
Te
APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?
Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang
mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.
Siklus hidup kedua
TAHAP II
TAHAP I
CRO siap untuk
bertugas
Kota-kota pada
strategi tahap I
Siklus hidup
Kota-kota
dengan PRA
& Area
Temuan
Saat ini
Kota-kota pada
strategi tahap II
Penilaian
Peluang
Peluncuran
strategi dan
implementasi
rancangan
Proses dan Aktifitas
Menuju Jakarta Kota
Berketahanan
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Proses Strategi Ketahanan Kota – Pra Tahap 1
Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan – 17 November 2016
Dikusi panel oleh pembicara dari berbagai kota mengenai
tantangan kota berketahanan
3
100+
CRO dari Singapura, Bangkok, dan Semarang
Beragam pemangku kepentingan yang
hadir; Instansi pemerintah, lembaga nasional dan
instansi kementrian, BUMN, akademisi dan institusi
penelitian, komunitas masyarakat, komunitas bisnis,
organisasi nasional maupun internasional, serta media.
Dari kiri ke kanan: Prof. Jo Santoso (penanggap), Purnomo Dwi Sasongko
(CRO Semarang), Aw Tuan Kee (CRO Singapura), Dr. Supachai (CRO
Bangkok), Wicaksono Sarosa (moderator)
“Untuk mengembangkan strategi ketahanan kota perlu
adanya dukungan penuh dari pemerintah dan para
pemangku kepentingan” – Dr Supachai Tantikom, Chief
Resilience Officer Bangkok
Proses Strategi Ketahanan Kota – Pra Tahap 1
Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan – 17 November 2016
Prioritasi guncangan dan tekanan
Guncangan
Tekanan
Banjir
Kemacetan
Kebakaran
Keterjangkauan perumahan
Demonstrasi
Polusi udara
Wabah penyakit
Pengelolaan sampah
Kerusuhan / konflik masyarakat
Narkoba
Kerusakan infrastruktur
Sanitasi dan drainase yang buruk
Gempa bumi
Perubahan tata guna lahan
Akses ke sumber air bersih
Penurunan muka tanah
Korupsi
Akses ke ruang publik
Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1
Pertemuan Peluncuran Tahap I – Mei 2017
Identifikasi pelibatan pemangku kepentingan
Kegiatan untuk memberikan pemahaman umum mengenai
keluaran pada Tahap I, membangun minat dan keterlibatan
pada SKPD terkait, serta untuk mengembangkan rencana
kerja
+15
Perwakilan SKPD menghadiri rapat ini
Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1
Bellagio CityXChange Summit – Mei 2017
• Pemimpin dari 10 kota global dengan
innovator teknologi dan investor
• mendiskusikan tantangan serta solusi untuk
memanfaatkan teknologi terbaru untuk kota
New York Global Summit – Juli 2017
• ±500 pemimpin ketahanan kota dari
seluruh dunia, termasuk 80 CRO berbagi
ide dan inovasi, berkolaborasi untuk
solusi-solusi baru dalam ketahanan kota
Kunjungan ke Semarang – Maret 2017
• Sesi berbagi dan pembelajaran menuju
kota berketahanan
• identifikasi awal kegiatan kolaborasi
Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1
Pembentukan dan Pelatihan Sekretariat Resilient Jakarta – September 2017
Sesi Orientasi untuk membekali tim sekretariat Jakarta
Berketahanan dalam penyusunan strategi ketahanan Kota
dihadiri oleh perwakilan dari Bappeda, mitra strategi (AECOM), dan UCLG
ASPAC
Sekretariat Jakarta Berketahanan
Rendy Primrizqi
Dede Herland
Dr. Ir Oswar Muadzin Mungkasa
Tri Mulyani Sunarharum
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Keluaran dan Temuan Tahap 1– Rencana Pelibatan Pemangku Kepentingan
Metode pelibatan pemangku kepentingan dari bulan Mei sampai Oktober 2017
Konteks Kota
Wawancara
Inventarisasi Aksi
Kota
Wawancara
dengan Bappeda
dengan Bappeda
dan komunitas
Pengumpulan
Data
Sesi Kerja
dengan Bappeda
FGD RPJMD
Persepsi
Ketahanan
Aset, Guncangan
dan Tekanan
Penilaian Awal
Kota
Berketahanan &
Area Temuan
Survei
500 sampel
Wawancara
dengan Bappeda
Lokakarya
Sesi Kerja
dengan Bappeda
dan pemilik aset
Lokakarya
Sesi Kerja
dengan penentu
kebijakan
Seminar
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
Strategi
Ketahanan
Kota
Strategi
Ketahanan
Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Inventarisasi
Aksi Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
v
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
Analisis
Area
Temuan
v
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aksi Kota
Proses pengumpulan data aksi kota – Juli sampai Agustus 2017
Wawancara dengan Bappeda dan pemangku
kepentingan yang terkait
Partisipasi dalan aktivitas yang relevan dan
terkait
Wawancara dengan Karina
Sesi kerja dengan Bappeda
Dari 213 aksi kota yang dikumpukan,
154 terpilih menjadi aksi prioritas.
Pemaparan Resilient Jakarta di kegiatan FGD RPJMD
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Persepsi Kota
Proses pengumpulan data persepsi kota
Survei dari 460 sampel – Agustus sampai September 2017
memilih faktor
Responden survei
20%
Pemerintah
22%
lainnya
mendeskripsikan
faktor pilihan
1649
10%
faktor
akademisi
17%
organisasi
masyarakat
Menilai faktor
31%
sektor bisnis
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Persepsi Kota
Proses pengumpulan data persepsi kota
Lokakarya persepsi kota – 15 September 2017
Lokakarya ini bertujuan untuk Melakukan validasi
hasil online survey & menyetujui daftar 5
teratas penggerak berdasarkan kerangka kerja
ketahanan kota.
Mencari koneksi antara penggerak dan
faktor-faktor
Identifikasi faktor-faktor
Menilai faktor-faktor
Memilih daftar 5 teratas faktor
penggerak
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Sesi kerja – Agustus sampai September 2017
Penggunaan perangkat aset, guncangan, dan tekanan kota membantu
menilai ketahanan aset kota Jakarta dalam menghadapi segala tantangan
yang akan dihadapi DKI Jakarta
“Aset DKI Jakarta yang cukup rentan
itu antara lain terkait dengan
penyimpanan dan sumber air
baku serta pembangkit dan
sumber listrik, serta
transmisi listrik” hasil sesi kerja
dengan tim Bappeda
“Land subsidence merupakan
guncangan yang mendapat
perhatian lebih di Jakarta. Saat ini
belum ada upaya yang signifikan
untuk mengurangi penurunan
permukaan tanah di Jakarta” hasil
sesi kerja dengan tim Bappeda
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Lokakarya aset dan guncangan kota – 20 September 2017
Lokakarya ini bertujuan untuk memvalidasi
data aset yang sudah ada, terutama dari
ahli-ahli di bidangnya
Menilai aset
Menilai guncangan (hasil online survey)
Matrix asset dan guncangan teratas
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan
Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Sesi kerja tekanan kota – 25 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tekanan terpenting dan
juga hubungannya dengan aset penting di
Jakarta
Memilih daftar 5 teratas tekanan saat ini
Memilih daftar 5 teratas tekanan di masa
yang akan datang
Matrix asset dan tekanan teratas
Proses Strategi Ketahanan Kota
Tahap I : 2-3 bulan
Tahap II : 4-6 bulan
v
Inventarisasi
Aksi Kota
Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan
TAHAP I
MENUJU
TAHAP II
Persepsi
Ketahanan
Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang
Analisis
Area
Temuan
Strategi
Ketahanan
Kota
Analisis
Area
Temuan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
Proses mencapai Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
Sesi kerja Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan – 26 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk mengidentifikasi fokus area yang paling
penting untuk ketahanan kota Jakarta di masa yang akan datang
Presentasi seluruh hasil keluaran tahap 1
Identifikasi daftar panjang area temuan
Memiilih 5 area temuan teratas
Mengidentifikasi daftar pertanyaan diagnostik
Pembentukan institusi dan implementasi
Analisis
Area
Temuan
Konteks Kota
Rapat perdana
Loka karya jakarta menuju kota berketahanan
Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC
Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Guncangan
Banjir karena curah hujan
Source: Bagus Indahono/EPA
https://www.theguardian.com/public-leaders-network/2015/jul/16/whomakes-a-smart-city-livechat#img-1
Kekeringan
rce: Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/09/29/sempat-alami-kekeringan-kini-pegadungan-kalideres-sudah-dapat-air-bersih
Demonstrasi
Source: merdeka.com/Arie Basuki
https://www.merdeka.com/peristiwa/demo-anarkis-jatuhkan-martabat-bangsa.html
Wabah Penyakit
Ketiadaan listrik
Source: AP Photo/Victor R. Caivano
https://cdn.tmpo.co/data/2013/12/27/id_249963/249963_620.jpg
Kegagalan Infrastruktur
Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;
Source: ANTARA FOTO /Rivan Awal Lingga;
https://metro.tempo.co/read/743545/korban-dbd-di-tangerang-terus-berjatuhan-15meninggal
http://beritadaerah.co.id/2014/02/06/infrastruktur-rusak-akibat-tingginya-curahhujan-di-jakarta/
Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Tekanan
Kualitas makanan
Peningkatan mobilitas
Sistem pengadaan air bersih
yang tidak berkelanjutan
Source: Arie Basuki
Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;
Source: Liputan6.com/Angga Yuniar
https://www.merdeka.com/foto/jakarta/14400/20120314130720-bpom-sidak-jajanan-anaksd-002-arie-basuki.html
https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-CommuterLine
http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih
Degradasi lingkungan
Source: Antara Foto
http://www.antarabengkulu.com/berita/6763/kemarau-pdam-bagikan-air-gratis-padamasyarakat
Kesenjangan Sosial
Urbanisasi
Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;
Source: Liputan6.com/Angga Yuniar
https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-CommuterLine
http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih
Area Temuan (Discovery Areas) Jakarta
1
2
3
4
5
Bagaimana Jakarta dapat meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan dan manajemen kota?
Bagaimana Jakarta dapat membangun ‘budaya’ siap siaga dalam menghadapi berbagai
guncangan atau bencana?
Bagaimana kesehatan dan kesejahteraan di Jakarta dapat ditingkatkan melalui
pengelolaan air dan limbah yang lebih baik?
Bagaimana mobilitas dan konektivitas warga Jakarta dapat ditingkatkan?
Bagaimana Jakarta dapat mengurangi dampak dari keresahan sosial?
Contoh Proses Kolaborasi
untuk Penyusunan
Grand Design Jakarta
Menuju Kota Layak Anak
Definisi Kota Layak Anak
Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen
dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha, dan media massa yang terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program
dan kegiatan untuk menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak.
24 Indikator Kota Layak Anak
Pelaksanaan Pendekatan Kolaboratif – Forum KLA
KELEMBAGAAN
Koordinator: Biro Kesos Setda
KLASTER I: HAK SIPIL &
KEBEBASAN
Koordinator: Dinas Dukcapil
KLASTER 2: LINGKUNGAN
KELUARGA DAN PENGASUHAN
ALTERNATIF
Koordinator: Dinas Sosial
KLASTER 3: KESEHATAN
DASAR DAN KESEJAHTERAAN
Koordinator: Dinas Kesehatan
KLASTER 4: PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN WAKTU
LUANG, DAN KEGIATAN
BUDAYA
Koordinator: Dinas Pendidikan
KLASTER 5: PERLINDUNGAN
KHUSUS
Koordinator: Dinas PPAPP
ANGGOTA:
• SKPD terkait
• NGO/INGO
• Sektor Swasta
• Kelompok Anak
• Akademisi
• Media Masa
Pelaksanaan Kegiatan Kolaboratif
Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Jakarta Menuju Kota Layak Anak
FGD dengan Forum Anak Jakarta
Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak
Pengisian Matriks Rencana Aksi secara Kolaboratif
No. Klaster/Indikator
Ukuran
(1)
(2)
I.
KELEMBAGAAN
(3)
II.
KLASTER I
III.
KLASTER II
IV.
KLASTER III
V.
KLASTER IV
VI.
KLASTER V
Tingkat Pelaksanaan
RW
(4)
Kel.
(5)
Kec
(6)
Kota
(7)
Prov
(8)
Penanggung Lembaga
Peran
Jawab
Mitra
(9)
(10)
(11)
Target (Tahun)
18
19 20 21 22
(12) (13) (14) (15) (16)
Alamat Kantor Sekretariat Jakarta Berketahanan:
Balaikota Provinsi DKI Jakarta, Blok E, Lantai 4
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat, Jakarta 10110, Indonesia
Website: www.jakberketahanan.org
Facebook: facebook.com/JakBerketahanan/
Telepon: +62 21 389 01 802
Instagram: @JakBerketahanan
(i)
(ii)