PROSIDING Lokakarya Pendidikan dan Pelat

-

o
o
o
o

o

-

-

-

1.
2.

Waktu

Durasi


Acara

Pengisi Acara

08.30 – 09.00

30 minutes

Registrasi

Panitia

09.00 – 09.15

15 minutes

Pembukaan

Bappeda DKi Jakarta


09.15 – 09.30

15 menit

Arahan

Wakil Kepala Bappeda dan Deputi
TRLH

09.30 – 09.40

10 menit

Pre-test

Seluruh peserta

09.40 – 10.10


30 menit

Paparan Konsep Perencanaan Kolaboratif

Deputi TRLH

10.10 – 10.55

45 menit

Paparan Contoh Kasus Perencanaan Kolaboratif: 100RC
Jakarta dan Kota Layak Anak

JakBerketahanan

10.55 – 11.25

30 menit

Tanya Jawab


Deputi TRLH , JakBerketahanan

11.25 – 11.40

15 menit

Sharing Session: kendala, capaian, dan harapan dari

JakBerketahanan

Waktu

Durasi

Acara

Pengisi Acara

pelaksanaan perencanaan kolaboratif sesuai tupoksi

massing-masing peserta
11.40 – 12.00

20 menit

Pengisian survei online: Persepsi ketahanan kota Jakarta

12.00 – 13.00

60 menit

ISHOMA

13.00 – 13.15

20 menit

Pembahasan kendala, capaian, dan harapan

Fasilitator


13.15 – 13.30

15 menit

Stakeholders mapping

Fasilitator

13.30 – 13.45

15 menit

Indentifikasi Guncangan & Tekanan

Fasilitator

13.45 – 14.15

30 menit


Penilaian Aset terhadap Guncangan

Fasilitator

14.15 – 14.45

30 menit

Penentuan prioritas 12urvey12tive berdasar hasil
12survei online – penilaian faktor

Fasilitator

14.45 – 15.30

45 menit

Presentasi per kelompok


Fasilitator

15.30 – 15.50

20 menit

Tanggapan seluruh peserta

Fasilitator

15.50 – 16.00

10 menit

Penutupan & foto bersama

Bappeda DKI Jakarta

Fasilitator


Collaborative Governance
(Kepemerintahan Kolaboratif )

Oswar M. Mungkasa
Deputy Governor of DKI Jakarta for Spatial Planning and
Environment

Workshop Penyusunan Perencanaan
Dengan Pendekatan Kolaboratif
Jakarta, 21 November 2017

Definisi
 Kolaborasi dipahami sebagai kerjasama antar aktor, antar organisasi
atau antar institusi dalam rangka pencapain tujuan yang tidak bisa
dicapai atau dilakukan secara independent.

 Menurut Ansell dan Gash (2007), pengertian Collaborative
governance adalah sebagai struktur organisasi pemerintahan di mana
instansi pemerintahan secara langsung mengajak para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan secara bersama-sama dalam

sebuah forum yang bersifat formal, berorientasi konsensus, dan ada
kebebasan, yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan
kebijakan publik atau mengelola program dan aset publik.

 Collaborative governance dimaknai sebagai bersatunya institusi publik
dan pihak terkait (stakeholders) nonpemerintah dalam proses
pengambilan keputusan melalui konsensus dan partisipasi yang
hasilnya ditanggung bersama dalam pelaksanaan kebijakan atau
program.

Model governance ini dicirikan, antara lain:

 Adanya kesetaraan di antara stakeholders;

 Sifat partisipatif dan menghindari tekanan politis dan administratif
(konsensus);

 Kendati struktur formal, tetap lentur dan cenderung sederhana, dan;
 Fokus terhadap penyelesaian kebijakan dan program secara lebih
efektif.


Secara umum collaborative governance muncul secara adaptif atau dengan
sengaja diciptakan secara sadar karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar institusi
2. Konflik antar kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam
3. Upaya mencari cara-cara baru untuk mencapai legitimasi politik (Ansell and Gash
dalam Sudarmo, 2011:104)

 Setidaknya ada empat aspek penting dari Collaborative Governance,
yaitu:
- Eksistensi forum deliberatif,
- Aktor majemuk meliputi aktor negara dan non-negara,
- Berorientasi consensus, dan
- Terkait kebijakan publik (orientasi public goods) (Ansell & Gash 2007).
 Perbedaannya Coordination, cooperation dan collaboration terletak pada sifat,
tujuan, kerjasama dan bentuk ketergantungannya.
- Coordination dan cooperation merupakan upaya organisasi dari pihak yang
berbeda untuk mencapai tujuan bersama dengan tujuan yang bersifat statis.
- Hubungan antar
independen.

organisasi

dalam

koordinasi

dan

kooperasi

bersifat

- Pada collaboration, seluruh pihak bekerjasama dan membangun konsensus
untuk mencapai suatu keputusan yang menghasilkan kemanfaatan bagi
seluruh pihak

Those who have learn to
collaborate and improvised
most effectively have
prevailed
- Charles Darwin -

Thank You!
https://pitt.academia.edu/oswarmungkasa
http://tarulh.com/
Oswar.mungkasa63@gmail.com

Perencanaan
Kolaboratif

Apa itu
Perencanaan Kolaboratif?

Perencanaan kolaboratif adalah sebuah proses interaktif dari
perwujudan konsensus (Healey, 2006), penyusunan rencana,
dan implementasinya (Margerum, 2002) sebagai sebuah cara
untuk membangun jaringan dan untuk meningkatkan
penyampaian pemahaman diantara para pemangku
kepentingan terkait (Innes and Booher, 2000)

Dalam konteks Indonesia, perencanaan kolaboratif
mengkonseptualisasikan partisipasi dari perspektif
pemerintah daerah dan masyarakat (Beard, 2002)

Perencanaan Kolaboratif
untuk Mewujudkan
Jakarta Berketahanan

Pengantar
JAKARTA
Masalah

yang banyak dan rumit

Kemampuan

menyelesaikan
masalah

Menjadi Kota Berketahanan

(Resilient City)





Kota yang mampu untuk bertahan,
beradaptasi, dan berkembang ketika
menghadai berbagai GUNCANGAN
(shocks) dan TEKANAN (stresses) yang
dihadapinya.

Mei 2016
Jakarta terpilih menjadi bagian dari jejaring
100 RESILIENT CITIES (100RC)



Program 100RC mendukung DKI Jakarta
dalam membangun ketahanan kota
dengan membantu proses penyusunan
strategi ketahanan kota dan pelibatan

pemangku kepentingan

Pengantar
JAKARTA
Masalah

yang banyak dan rumit

Kemampuan

menyelesaikan
masalah

Menjadi Kota Berketahanan

(Resilient City)





Kota yang mampu untuk bertahan,
beradaptasi, dan berkembang ketika
menghadai berbagai GUNCANGAN
(shocks) dan TEKANAN (stresses) yang
dihadapinya.

Mei 2016
Jakarta terpilih menjadi bagian dari jejaring
100 RESILIENT CITIES (100RC)



Program 100RC mendukung DKI Jakarta
dalam membangun ketahanan kota
dengan membantu proses penyusunan
strategi ketahanan kota dan pelibatan

pemangku kepentingan

Tantangan dan Kendala

Tidak terintegrasinya
Proses Kerja Unit
Kerja Perangkat
Daerah (UKPD)

Tidak bisa
menyelesaikan masalah
secara menyeluruh

Tantangan
& Kendala
Mewujudkan JAKARTA
BERKETAHANAN

Belum ada Panduan
dan Strategi, terkait
ketahanan di DKI
Jakarta

DKI Jakarta perlu contoh dan
tolak ukur. Penyusunan
strategi ketahanan kota akan
didukung oleh 100RC

Tidak ada yang mau
bertanggung jawab
menyelesaikan masalah

Penggunaan Metode Kolaboratif

1

Mengubah
paradigma &
pandangan
Meningkatkan
pemahaman terhadap
Konsep Ketahanan Kota

2 Metode

Dengan Cara
• Membentuk forum
ketahanan
• Mensosialisasikan
Konsep Ketahanan

Melalui
• Lokakarya/Workshops
• Menyelenggarakan Seminar
• Rencana Pelibatan Pemangku
Kepentingan
• Media Sosial dan Laman Website

Jakarta

Menuju Jakarta berketahanan

2

Internalisasi
Konsep
Penyusunan strategi
Ketahanan

ketahanan kota.
Sebagai metode dan
pendekatan kolaboratif
dalam menyelesaikan
masalah.

Intregasi ke dalam





Masukan RPJMD
Masukan Rencana Strategis
Revisi dokumen perencanaan kota (RDTR, RTRW)
Penyelarasan agenda global (SDGs, LCMT,
Ambitious City)

Kolaborasi dalam mewujudkan Jakarta Berketahanan
Grand Design Jakarta:
Bangunan Gedung Hijau (BGH),
Persampahan, Air dan Sanitasi, Air
Tanah, Pengurangan Resiko Bencana
Berbasis Komunitas, Pertanian
Perkotaan, dan Kota Layak Anak

Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah DaerahRPJMD
Rencana Aksi
Nasional – Gas
Rumah Kaca
Rencana Aksi
Daerah – Gas
Rumah Kaca

Strategi Ketahanan Kota
sebagai sarana untuk

mengintegrasikan (payung
besar) segala upaya
mewujudkan jakarta yang
lebih baik.

Urban Resilience

Ketahanan Kota

/ Urban Resilience adalah

kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan
sistem dari sebuah kota untuk bisa bertahan,
beradaptasi, dan tumbuh terhadap tekanan (stress)
yang terus menerus dan guncangan (shock) besar
yang dihadapi.

GUNCANGAN
AKUT

TEKANAN
KRONIS

Ketahanan milik siapa?
SISTEM
PERKOTAAN

KELOMPOK
YANG
RENTAN

HAZARDS
BENCANA

Ketahanan milik siapa?
SISTEM
PERKOTAAN

Ketahanan terhadap apa?
KELOMPOK
YANG
RENTAN

HAZARDS
BENCANA

Ketahanan siapa?
SISTEM
PERKOTAAN

Ketahanan kepada apa?
KELOMPOK
YANG
RENTAN

HAZARDS
BENCANA

Kerangka Kerja
Ketahanan Kota
12 penggerak yang
menentukan kemampuan
kota untuk bertahan
terhadap berbagai
macam guncangan dan
tekanan

Ketahanan terhadap apa?

Kesehatan &
Kesejahteraan
Kesehatan dan kesejahteraan
dari setiap orang yang tinggal
dan bekerja di Jakarta.

Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
Penghidupan &
Pekerjaan yang Layak
Menjamin Pelayanan
Kesehatan

Ekonomi & Masyarakat
Pengorganisasian sosial dan keuangan
yang memungkinkan masyarakat
perkotaan untuk hidup damai, dan
bertindak secara kolektif.

Mendorong partisipasi
masyarakat yang terpadu

Menjamin stabilitas sosial,
ekonomi, & keadilan
Mendorong kemakmuran
ekonomi

Infrastruktur & Lingkungan
Suatu keadaan dimana infrastruktur
buatan dan alami dapat memberikan
layanan yang penting, melindungi, dan
menghubungkan para penduduk kota.

Menyediakan &
meningkatkan aset alam &
buatan
Menjamin kelangsungan
layanan yang penting

Komunikasi dan mobilitas
yang dapat diandalkan

Kepemimpinan & Strategi
Kepemimpinan yang efektif,
pemberdayaan pemangku kepentingan,
dan perencanaan terpadu.

Meningkatkan
kepemimpinan &
pengelolaan efektif

Memberdayakan berbagai
pemangku kepentingan
Perencanaan jangka
panjang yang terpadu

Berbagai faktor
berkontribusi kepada
terwujudnya ketahanan
kota

100 Resilient Cities
Jakarta

30 Kota Gelombang Pertama
AMERIKA
UTARA

BOULDER (CO)
BERKELEY (CA)
EL PASO (TX)
LOS ANGELES (CA)
MEXICO CITY
(MEXICO)
NEW ORLEANS (LA)
NEW YORK CITY
(NY)
NORFOLK (VA)
OAKLAND (CA)
SAN FRANCISCO (CA)

AMERIKA LATIN
& KARIBIA

MEDELLÍN
(COLOMBIA)
PORTO ALEGRE
(BRAZIL)
QUITO
(ECUADOR)
RIO DE JANEIRO
(BRAZIL)

EROPA

BRISTOL
(ENGLAND)
GLASGOW
(SCOTLAND)
ROME
(ITALY)
ROTTERDAM
(NETHERLANDS)
VEJLE
(DENMARK)

AFRIKA

TIMUR TENGAH

DAKAR
(SENEGAL)
DURBAN
(SOUTH AFRICA)

RAMALLAH
(PALESTINE)
BYBLOS
(LEBANON)

OSEANIA

ASIA SELATAN

MELBOURNE
(AUSTRALIA)
CHRISTCHURCH
(NEW ZEALAND)

SURAT
(INDIA)

ASIA TIMUR

BANGKOK
(THAILAND)
MANDALAY
(MYANMAR)
DA NANG
(VIETNAM)
SEMARANG
(INDONESIA)

33 Kota Gelombang Kedua
AMERIKA
UTARA

AMERIKA LATIN
& KARIBIA

EROPA

ATHENS (GREECE)
BOSTON (MA)
CALI (COLOMBIA)
BARCELONA
CHICAGO (IL)
SAN JUAN
(SPAIN)
DALLAS (TX)
(UNITED STATES)
BELGRADE
JUÁREZ (MEXICO) SANTA FE (ARGENTINA)
(SERBIA)
MONTREAL (CANADA) SANTIAGO DE LOS
LONDON
PITTSBURGH (PA)
CABALLEROS
(ENGLAND)
ST. LOUIS (MO) (DOMINICAN REPUBLIC)
LISBON
TULSA (OK)
SANTIAGO, METRO AREA
(PORTUGAL)
(CHILE)
MILAN (ITALY)
PARIS (FRANCE)
THESSALONIKI
(GREECE)

AFRIKA

ACCRA
(GHANA)
ENUGU
(NIGERIA)
KIGALI
(RWANDA)

TIMUR TENGAH

AMMAN (JORDAN)

OSEANIA

ASIA SELATAN

SYDNEY
(AUSTRALIA)
WELLINGTON
CITY (NEW
ZEALAND)

BANGALORE
(INDIA)
CHENNAI
(INDIA)

ASIA TIMUR

DEYANG
(CHINA)
HUANGSHI
(CHINA)
SINGAPORE
(SINGAPORE)
TOYAMA
(JAPAN)

37 Kota Gelombang Ketiga
AMERIKA
UTARA

WASHINGTON DC
MIAMI (FL)
NASHVILLE (TN)
SEATTLE (WA)
HONOLULU (HI)
MINNEAPOLIS (MN)
ATLANTA (GA)
LOUISVILLE (KY)
CALGARY
(CANADA)
TORONTO
(CANADA)
VANCOUVER
(CANADA)

AMERIKA LATIN
& KARIBIA

BUENOS AIRES
(ARGENTINA)
COLIMA
(MEXICO)
MONTEVIDEO
(URUGUAY)
SALVADOR
(BRAZIL)
GUADALAJARA
(METRO)
(MEXICO)
PANAMA CITY
(PANAMA)

EROPA

BELFAST
(IRELAND)
TBILISI
(GEORGIA)
GREATER
MANCHESTER
(ENGLAND)
THE HAGUE
(NETHERLANDS)

AFRIKA

TIMUR TENGAH

LAGOS
(NIGERIA)
ADDIS ABABA
(ETHIOPIA)
CAPE TOWN
(SOUTH
AFRICA)
NAIROBI
(KENYA)
PAYNESVILLE
(LIBERIA)

TEL AVIV
(ISRAEL)
LUXOR
(EGYPT)

OSEANIA

ASIA SELATAN

PUNE
(INDIA)
JAIPUR
(INDIA)

ASIA TIMUR

SEOUL
(REPUBLIC OF
KOREA)
KYOTO
(JAPAN)
CAN THO
(VIETNAM)
JAKARTA
(INDONESIA)
MELAKA
(MALAYSIA)
HAIYAN
(CHINA)
YIWU
(CHINA)

Bermitra dengan kota-kota lain demi hari ini yang lebih baik
dan masa depan yang lebih kuat
KOORDINATOR
KETAHANAN

STRATEGI KETAHANAN
Transformasi
Kota

JARINGAN GLOBAL

KEMITRAAN
GLOBAL

APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?
Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang
mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Siklus hidup pertama
TAHAP I

Penyuluhan
kota-kota

Pelaksanaan
Lokakarya
Perdana

CRO siap untuk
bertugas

Penunjuk
an CRO

Kota-kota pada
strategi tahap I

Ko
de
&
Te

APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?
Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang
mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk
implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Siklus hidup kedua
TAHAP II

TAHAP I

CRO siap untuk
bertugas

Kota-kota pada
strategi tahap I

Siklus hidup

Kota-kota
dengan PRA
& Area
Temuan

Saat ini

Kota-kota pada
strategi tahap II

Penilaian
Peluang

Peluncuran
strategi dan
implementasi
rancangan

Proses dan Aktifitas
Menuju Jakarta Kota
Berketahanan

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

v

Inventarisasi
Aksi Kota

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan

Strategi
Ketahanan
Kota

Pembentukan institusi dan implementasi

Analisis
Area
Temuan

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Proses Strategi Ketahanan Kota – Pra Tahap 1

Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan – 17 November 2016
Dikusi panel oleh pembicara dari berbagai kota mengenai
tantangan kota berketahanan

3
100+

CRO dari Singapura, Bangkok, dan Semarang
Beragam pemangku kepentingan yang
hadir; Instansi pemerintah, lembaga nasional dan
instansi kementrian, BUMN, akademisi dan institusi
penelitian, komunitas masyarakat, komunitas bisnis,
organisasi nasional maupun internasional, serta media.

Dari kiri ke kanan: Prof. Jo Santoso (penanggap), Purnomo Dwi Sasongko
(CRO Semarang), Aw Tuan Kee (CRO Singapura), Dr. Supachai (CRO
Bangkok), Wicaksono Sarosa (moderator)

“Untuk mengembangkan strategi ketahanan kota perlu
adanya dukungan penuh dari pemerintah dan para
pemangku kepentingan” – Dr Supachai Tantikom, Chief
Resilience Officer Bangkok

Proses Strategi Ketahanan Kota – Pra Tahap 1

Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan – 17 November 2016
Prioritasi guncangan dan tekanan
Guncangan

Tekanan

Banjir

Kemacetan

Kebakaran

Keterjangkauan perumahan

Demonstrasi

Polusi udara

Wabah penyakit

Pengelolaan sampah

Kerusuhan / konflik masyarakat

Narkoba

Kerusakan infrastruktur

Sanitasi dan drainase yang buruk

Gempa bumi

Perubahan tata guna lahan
Akses ke sumber air bersih
Penurunan muka tanah
Korupsi
Akses ke ruang publik

Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1

Pertemuan Peluncuran Tahap I – Mei 2017
Identifikasi pelibatan pemangku kepentingan

Kegiatan untuk memberikan pemahaman umum mengenai
keluaran pada Tahap I, membangun minat dan keterlibatan
pada SKPD terkait, serta untuk mengembangkan rencana

kerja

+15

Perwakilan SKPD menghadiri rapat ini

Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1

Bellagio CityXChange Summit – Mei 2017

• Pemimpin dari 10 kota global dengan
innovator teknologi dan investor
• mendiskusikan tantangan serta solusi untuk
memanfaatkan teknologi terbaru untuk kota

New York Global Summit – Juli 2017

• ±500 pemimpin ketahanan kota dari
seluruh dunia, termasuk 80 CRO berbagi
ide dan inovasi, berkolaborasi untuk
solusi-solusi baru dalam ketahanan kota

Kunjungan ke Semarang – Maret 2017

• Sesi berbagi dan pembelajaran menuju
kota berketahanan
• identifikasi awal kegiatan kolaborasi

Proses Strategi Ketahanan Kota – Tahap 1

Pembentukan dan Pelatihan Sekretariat Resilient Jakarta – September 2017

Sesi Orientasi untuk membekali tim sekretariat Jakarta
Berketahanan dalam penyusunan strategi ketahanan Kota
dihadiri oleh perwakilan dari Bappeda, mitra strategi (AECOM), dan UCLG
ASPAC

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Rendy Primrizqi
Dede Herland

Dr. Ir Oswar Muadzin Mungkasa

Tri Mulyani Sunarharum

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

v

Inventarisasi
Aksi Kota

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Persepsi
Ketahanan

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan

Strategi
Ketahanan
Kota

Analisis
Area
Temuan

Aset,
Guncangan
dan Tekanan

Keluaran dan Temuan Tahap 1– Rencana Pelibatan Pemangku Kepentingan

Metode pelibatan pemangku kepentingan dari bulan Mei sampai Oktober 2017
Konteks Kota

Wawancara

Inventarisasi Aksi
Kota

Wawancara

dengan Bappeda

dengan Bappeda
dan komunitas

Pengumpulan
Data

Sesi Kerja
dengan Bappeda

FGD RPJMD

Persepsi
Ketahanan

Aset, Guncangan
dan Tekanan
Penilaian Awal
Kota
Berketahanan &
Area Temuan

Survei
500 sampel

Wawancara
dengan Bappeda

Lokakarya

Sesi Kerja
dengan Bappeda
dan pemilik aset

Lokakarya

Sesi Kerja
dengan penentu
kebijakan

Seminar

Pembentukan institusi dan implementasi

Analisis
Area
Temuan

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

Strategi
Ketahanan
Kota

Strategi
Ketahanan
Kota

Pembentukan institusi dan implementasi

Inventarisasi
Aksi Kota

Pembentukan institusi dan implementasi

Analisis
Area
Temuan

v

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Persepsi
Ketahanan

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan

Aset,
Guncangan
dan Tekanan

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

Analisis
Area
Temuan

v

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Inventarisasi
Aksi Kota

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aksi Kota

Proses pengumpulan data aksi kota – Juli sampai Agustus 2017
Wawancara dengan Bappeda dan pemangku
kepentingan yang terkait
Partisipasi dalan aktivitas yang relevan dan
terkait
Wawancara dengan Karina

Sesi kerja dengan Bappeda

Dari 213 aksi kota yang dikumpukan,

154 terpilih menjadi aksi prioritas.
Pemaparan Resilient Jakarta di kegiatan FGD RPJMD

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

v

Inventarisasi
Aksi Kota

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

Persepsi
Ketahanan
Aset,
Guncangan
dan Tekanan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan
Analisis
Area
Temuan

Strategi
Ketahanan
Kota

Pembentukan institusi dan implementasi

Analisis
Area
Temuan

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Persepsi Kota

Proses pengumpulan data persepsi kota
Survei dari 460 sampel – Agustus sampai September 2017

memilih faktor

Responden survei
20%
Pemerintah

22%
lainnya

mendeskripsikan
faktor pilihan

1649

10%

faktor

akademisi

17%
organisasi
masyarakat

Menilai faktor

31%
sektor bisnis

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Persepsi Kota

Proses pengumpulan data persepsi kota
Lokakarya persepsi kota – 15 September 2017
Lokakarya ini bertujuan untuk Melakukan validasi
hasil online survey & menyetujui daftar 5
teratas penggerak berdasarkan kerangka kerja
ketahanan kota.

Mencari koneksi antara penggerak dan
faktor-faktor
Identifikasi faktor-faktor
Menilai faktor-faktor
Memilih daftar 5 teratas faktor
penggerak

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

v

Inventarisasi
Aksi Kota

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Persepsi
Ketahanan

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan

Strategi
Ketahanan
Kota

Analisis
Area
Temuan

Aset,
Guncangan
dan Tekanan

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan

Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Sesi kerja – Agustus sampai September 2017

Penggunaan perangkat aset, guncangan, dan tekanan kota membantu
menilai ketahanan aset kota Jakarta dalam menghadapi segala tantangan
yang akan dihadapi DKI Jakarta
“Aset DKI Jakarta yang cukup rentan
itu antara lain terkait dengan

penyimpanan dan sumber air
baku serta pembangkit dan
sumber listrik, serta
transmisi listrik” hasil sesi kerja

dengan tim Bappeda

“Land subsidence merupakan
guncangan yang mendapat
perhatian lebih di Jakarta. Saat ini
belum ada upaya yang signifikan
untuk mengurangi penurunan
permukaan tanah di Jakarta” hasil
sesi kerja dengan tim Bappeda

Pembentukan institusi dan implementasi

Analisis
Area
Temuan

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan

Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Lokakarya aset dan guncangan kota – 20 September 2017
Lokakarya ini bertujuan untuk memvalidasi
data aset yang sudah ada, terutama dari
ahli-ahli di bidangnya

Menilai aset

Menilai guncangan (hasil online survey)

Matrix asset dan guncangan teratas

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Aset, Guncangan, dan Tekanan

Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota
Sesi kerja tekanan kota – 25 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tekanan terpenting dan
juga hubungannya dengan aset penting di
Jakarta
Memilih daftar 5 teratas tekanan saat ini

Memilih daftar 5 teratas tekanan di masa
yang akan datang

Matrix asset dan tekanan teratas

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap I : 2-3 bulan

Tahap II : 4-6 bulan

v

Inventarisasi
Aksi Kota

Penilaian
Awal
Ketahanan
Area Temuan

TAHAP I
MENUJU
TAHAP II

Persepsi
Ketahanan

Analisis
Area
Temuan
Penilaian
Peluang

Analisis
Area
Temuan

Strategi
Ketahanan
Kota

Analisis
Area
Temuan

Aset,
Guncangan
dan Tekanan

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan

Proses mencapai Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan
Sesi kerja Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan – 26 September 2017
Sesi kerja ini bertujuan untuk mengidentifikasi fokus area yang paling
penting untuk ketahanan kota Jakarta di masa yang akan datang
Presentasi seluruh hasil keluaran tahap 1

Identifikasi daftar panjang area temuan

Memiilih 5 area temuan teratas

Mengidentifikasi daftar pertanyaan diagnostik

Pembentukan institusi dan implementasi

Analisis
Area
Temuan

Konteks Kota

Rapat perdana

Loka karya jakarta menuju kota berketahanan

Kota terpilih menjadi jaringan 100 RC

Rencana
Pelibatan
Pemangku
Kepentingan

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Guncangan
Banjir karena curah hujan

Source: Bagus Indahono/EPA
https://www.theguardian.com/public-leaders-network/2015/jul/16/whomakes-a-smart-city-livechat#img-1

Kekeringan

rce: Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/09/29/sempat-alami-kekeringan-kini-pegadungan-kalideres-sudah-dapat-air-bersih

Demonstrasi

Source: merdeka.com/Arie Basuki
https://www.merdeka.com/peristiwa/demo-anarkis-jatuhkan-martabat-bangsa.html

Wabah Penyakit

Ketiadaan listrik

Source: AP Photo/Victor R. Caivano
https://cdn.tmpo.co/data/2013/12/27/id_249963/249963_620.jpg

Kegagalan Infrastruktur

Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;

Source: ANTARA FOTO /Rivan Awal Lingga;

https://metro.tempo.co/read/743545/korban-dbd-di-tangerang-terus-berjatuhan-15meninggal

http://beritadaerah.co.id/2014/02/06/infrastruktur-rusak-akibat-tingginya-curahhujan-di-jakarta/

Keluaran dan Temuan Tahap 1 – Tekanan
Kualitas makanan

Peningkatan mobilitas

Sistem pengadaan air bersih
yang tidak berkelanjutan

Source: Arie Basuki

Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;

Source: Liputan6.com/Angga Yuniar

https://www.merdeka.com/foto/jakarta/14400/20120314130720-bpom-sidak-jajanan-anaksd-002-arie-basuki.html

https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-CommuterLine

http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih

Degradasi lingkungan

Source: Antara Foto
http://www.antarabengkulu.com/berita/6763/kemarau-pdam-bagikan-air-gratis-padamasyarakat

Kesenjangan Sosial

Urbanisasi

Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;

Source: Liputan6.com/Angga Yuniar

https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-CommuterLine

http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih

Area Temuan (Discovery Areas) Jakarta

1
2
3
4
5

Bagaimana Jakarta dapat meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan dan manajemen kota?

Bagaimana Jakarta dapat membangun ‘budaya’ siap siaga dalam menghadapi berbagai
guncangan atau bencana?

Bagaimana kesehatan dan kesejahteraan di Jakarta dapat ditingkatkan melalui
pengelolaan air dan limbah yang lebih baik?

Bagaimana mobilitas dan konektivitas warga Jakarta dapat ditingkatkan?

Bagaimana Jakarta dapat mengurangi dampak dari keresahan sosial?

Contoh Proses Kolaborasi
untuk Penyusunan
Grand Design Jakarta
Menuju Kota Layak Anak

Definisi Kota Layak Anak
Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen
dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha, dan media massa yang terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program
dan kegiatan untuk menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak.

24 Indikator Kota Layak Anak

Pelaksanaan Pendekatan Kolaboratif – Forum KLA
KELEMBAGAAN
Koordinator: Biro Kesos Setda

KLASTER I: HAK SIPIL &
KEBEBASAN
Koordinator: Dinas Dukcapil

KLASTER 2: LINGKUNGAN
KELUARGA DAN PENGASUHAN
ALTERNATIF
Koordinator: Dinas Sosial

KLASTER 3: KESEHATAN
DASAR DAN KESEJAHTERAAN
Koordinator: Dinas Kesehatan

KLASTER 4: PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN WAKTU
LUANG, DAN KEGIATAN
BUDAYA
Koordinator: Dinas Pendidikan

KLASTER 5: PERLINDUNGAN
KHUSUS
Koordinator: Dinas PPAPP

ANGGOTA:
• SKPD terkait
• NGO/INGO
• Sektor Swasta
• Kelompok Anak
• Akademisi
• Media Masa

Pelaksanaan Kegiatan Kolaboratif
Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Jakarta Menuju Kota Layak Anak

FGD dengan Forum Anak Jakarta

Lokakarya II Jakarta Menuju Kota Layak Anak

Pengisian Matriks Rencana Aksi secara Kolaboratif
No. Klaster/Indikator

Ukuran

(1)
(2)
I.
KELEMBAGAAN

(3)

II.

KLASTER I

III.

KLASTER II

IV.

KLASTER III

V.

KLASTER IV

VI.

KLASTER V

Tingkat Pelaksanaan
RW
(4)

Kel.
(5)

Kec
(6)

Kota
(7)

Prov
(8)

Penanggung Lembaga
Peran
Jawab
Mitra
(9)

(10)

(11)

Target (Tahun)
18
19 20 21 22
(12) (13) (14) (15) (16)

Alamat Kantor Sekretariat Jakarta Berketahanan:
Balaikota Provinsi DKI Jakarta, Blok E, Lantai 4
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat, Jakarta 10110, Indonesia
Website: www.jakberketahanan.org
Facebook: facebook.com/JakBerketahanan/
Telepon: +62 21 389 01 802
Instagram: @JakBerketahanan

(i)
(ii)