Kemelut Pembakaran Hutan dan Pemanfaatan

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam

Kemelut Pembakaran Hutan dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Indonesia
dengan Analisis Framework Ekonomika Islam
Kebahagiaan merupakan tujuan utama kehidupan manusia. Manusia akan memperoleh
kebahagiaan ketika mereka dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, baik dari aspek
material maupun spiritual. Pandangan dari Islam sebagai agama yang diturunkan dari Allah SWT
dengan diberikannya pedoman Al Quran dan Hadist mengarahkan kepada umat manusia untuk
mengejar kebahagiaan yang tidak hanya berorientasi pada dunia saja tetapi juga sangat perlu
memperhatikan orientasinya tentang sebuah akhir setelah kematian yaitu akhirat. Dalam Islam
kebahagiaan itu adalah falah, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup baik yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang (Dunia dan Akhirat).
Ekonomi Islam yang saat ini sudah tidak terdengar asing, merupakan satu kesatuan
perwujudan nilai dan ajaran Islam yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
materinya di dunia ini sehingga tercapailah kesejahteraan yang akan membawa kepada
kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah). Jika manusia menyadari pentingnya falah, maka ia
akan selalu berusaha mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai falah tersebut. Dan
ketika manusia berorientasi pada falah maka falah hanya dapat diperoleh jika ajaran agama

Islam dapat dilaksanakan secara kaffah.
Ekonomi islam bertujuan untuk memelihara kemaslahatan umat manusia, kemaslahatan
hidup yang terus berkembang dan dinamis mengikuti perkembangan dari dinamika hidup umat
manusia. Karena itu dibutuhkan alat analisis yang dapat menyesuaikan kondisi factual atau
kondisi yang telah berjalan dengan nilai dan ajaran Islam sehingga kondisi factual itu dapat
diluruskan dan diterima sesuai dengan syariat. Umer Chapra menjelaskannya dengan analisis
framework Ekonomi Islam yang menyebutkan tentang tugas ekonomi islam :
Aktual

Ideal Framework
dalam Islam

Saran

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam
1.
2.
3.

4.

Menunjukkan perilaku ideal yang juga menunjukkan dampaknya kepada masyarakat
Evaluasi perilaku aktual
Membandingkan yang ideal dan aktual
Memberikan saran agar dapat mendekati idea.

Aktual
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar
mereka kembali” (QS Ar-Ruum: 41).
Isu pembakaran hutan dan asap di sepanjang tahun 2015 menjadi headline besar di pemberitaan
berbagai media massa, seperti terdapat salah satu Media Massa besar di Indonesia yang
mengkhususkan satu halaman full tulisan-tulisan yang samar sebagai wujud simpatik kepada
para korban asap dan bentuk gugatan kepada pihak berwenang untuk terus menindaklanjuti kasus
tersebut dan memberikan perhatian kepada korban bencana asap. Pemberitaan asap yang berasal
dari pembakaran hutan besar-besaran di kawasan jantung dunia yaitu Kalimantan dan beberapa
wilayah Sumatera ini meluas hingga mancanegara dan membuat banyak simpatik masyarakat
lain atas kejadian yang bisa disebut sebagai bencana nasional dmana kebakaran hutan dalam
skala besar ini berdampak multiplier, baik dalam jangka pendek dan panjang yaitu kerusakan

ekosistem, terganggunya siklus alam, dan terganggunya aktivitas maupun kesehatan masyarakat
(terutama anak-anak yang belum memiliki kemampuan penjagaan dan penanggulangan sendiri
untuk merespon bencana) di kawasan yang terkena dampak asap akibat kebakaran hutan.
Kasus ini masuk dalam proses hukum dan sampai saat ini telah didapatkan tersangka yang
terlibat dimana di antaranya merupakan salah satu anak dari perusahaan besar Indonesia dan juga
perusahaan asing yang masuk pada jajaran tersangka. Perusahaan-perusahaan besar yang terlibat
rata-rata merupakan perusahaan yang bergerak pada perkebunan sawit, produksi pengolahan
kayu, dan perkebunan komoditas penting lainnya seperti lada.
Sawit yang merupakan komoditas penting dunia ini memiliki pasar potensial yang besar di pasar
internasional. Selain karena kebutuhan untuk menghasilkan produksi turunannya seperti minyak
goring, butter, dan lainnya, juga diandalkan sebagai potensial energy yang dapat menggantikan

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam
minyak bumi yang tidak atau sangat lama dapat diperbarui seperti minyak bumi. Alhasil
pengembangan bahan bakar nabati terus digencarkan dan dilakukan pengembanganpengembangan besar untuk eksplorasi produk turunan minyak sawit. Dan Sawit merupakan salah
satu komoditas yang mampu menjawab kebutuhan itu sehingga memiliki nilai prospek yang
sangat tinggi tidak hanya berprospek dalam bentuk produk primer tetapi juga pada turunan
lainnya yang bernilai tinggi seperti bahan baku plastic ramah lingkungan dan bahan bakar jet

nabati atau bioavtur. Nilai tambah dari produk turunan sawit yang sangat menjanjikan ini sangat
berpeluang menarik untuk perusahaan melakukan ekspansi usaha atau bagi perusahaan baru
untuk masuk ke usaha tersebut dan menjalakannya, kemudian terciptalah usaha yang berlombalomba ekspansi dengan melibatkan banyak orang sebagai pekerja dan perangkat lainnya yang
saling memberi manfaat dalam melakukan kegiatan produksi hingga pada proses penjualannya
yang menciptakan profit.
Karena itu, produsen atau dalam hal ini perusahaan memerlukan potensial sumber daya yang
terus ada untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi. Dengan potensial atau ekspektasi
keuntungan yang semakin besar di kemudian hari membuat perusahaan-perusahaan ini semakin
berlomba menciptakan hasil produksi yang semakin besar dan tentu saja perlu ditopang dengan
sumber bahan baku yang juga dapat memenuhi kebutuhan ekspansinya dengan semakin
meningkatnya keinginan perusahaan untuk menghasilkan hasil produksi Sawit dalam jumlah
besar.
Dengan insentif keuntungan yang besar di kemudian hari itu, maka perusahaan juga berlomba
untuk mengoptimalkan produksinya dengan berbagai cara untuk menekan biaya cost-production
seminimal-minimalnya. Salah satunya adalah dengan membuka lahan baru untuk segera
ditanami pohon Sawit. Membuka lahan memerlukan cost

atau beban biaya yang harus

ditanggung perusahaan sehingga untuk dapat melakukannya dan untuk mencapai tujuan itu ada

berbagai macam cara untuk melakukannya. Dari berbagai macam cara itu kemudian dipilah atau
dipertimbangkan, mana cara yang dapat dilakukan untuk membuka lahan dengan syarat : cost
yang ditanggung relative kecil dibandingkan dengan cost dari cara-cara lainnya.
Pertimbangan untuk melakukan penebangan dan pembersihan lahan, itu memerlukan cost yang
tidak hanya menguras material tetapi juga waktu. Kecenderungan perilaku pengusaha yang

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam
agresif menjawab peluang dan memaksimasi usahanya akan membuat pertimbanganpertimbangan yang kalkulatif sehingga hal itu sangat memengaruhi keputusan pengusaha dalam
melakukan sesuatu.
Karena itu pembakaran hutan dianggap sebagai solusi pas untuk pembukaan lahan yang low cost
dan cepat untuk segera dilakukan step berikutnya.
Namun ternyata cost yang dihitung hanya sebatas cost produksi. Cost yang berkaitan dengan cost
kerusakan lingkungan tidak dihitung dimana kerusakan yang ada bukan hanya membicarakan
hanya tentang saat ini tetapi juga dampak kerugian di masa depan. Hingga akhirnya dampak
global adalah dampak asap yang tidak hanya merusak ekosistem secara besar tetapi juga
kesejahteraan masyarakat yang terganggu karena gangguan kesehatan akibat asap dan aktivitas
ekonomi yang terhambat dengan adanya bencana asap.
Ideal

“ … apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang
mengambil pelajaran” (QS. An Nahl : 31)
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber daya alam bisa terdapat di mana
saja seperti di dalam tanah, di dalam air, di permukaan tanah, di udara, dimana pun yang ada di
bumi. Namun amanah yang disampaikan untuk umat manusia yaitu sebagai khalifah di muka
bumi, yang diamanahkan untuk mencegah kerusakan yang ada di bumi, akan memiliki
kebijaksanaan dan perhatian yang sangat besar dalam melakukan kegiatan pengolahan dan
pemanfaatan sumber daya alam. Pertimbangan itu didasari oleh sikap proaktif produsen yaitu :
-

Menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi masa depan
Menyadari bahwa sumber daya ekonomi baik sumber daya alam maupun lainnya tidak
hanya diperuntukkan bagi kehidupan manusia yang sekarang tetapi juga untuk masa yang
akan datang.

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam

Dengan memahami sikap proaktif produsen yang berorientasi pada kondisi masa depan, maka
konteks kegiatan produksi yang dilakukan adalah sustainable development, pembangunan yang
berkelanjutan. Ajaran Islam memberikan peringatan yang keras terhadap perilaku manusia yang
gemar membuat kerusakan dan kebinasaan, termasuk kerusakan lingkungan hidup, demi
mengejar kepuasan.
Sawit memang berpotensi besar untuk mendukung kemajuan ekonomi tidak hanya dalam
lingkup individu tetapi juga kemajuan ekonomi suatu negara yang memiliki kemampuan untuk
melakukan produksi dan memperluas kegiatan produksinya. Namun yang menjadi pertanyaan,
apakah perusahaan hanya selalu berorientasi pada maximizing profit dan ekspansi dengan tanpa
memperdulikan dampak-dampak dari usahanya?
Pertanyaan ini kemudian dikembalikan pada motivasi produksi, dimana isunya adalah masalah
etika dan tanggung jawab social produsen. ketika motivasi atas keuntungan terlampau sangat
besar maka akan menyebabkan produsen dapat mengabaikan etika dan tanggung jawab
sosialnya, meskipun tidak melakukan pelanggaran formal.
Friedman menyampaikan jika dunia usaha ikut memikirkan dan mengambil tindakan dalam
usaha mengatasi masalah social dan etika akan bisa merusak mekanisme alokasi yang dipunyai
oleh pasar, sama sekali tidak berdasar.
Sehingga ketika dikembalikan pada permasalahan bencana asap akibat pembakaran hutan yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan pasar, maka menunjukkan sebuah
motivasi produsen yang ingin memaksimalkan keuntungan dan tentu saja dengan orientasinya itu

menyebabkan kerugian pihak lain sekaligus dirinya sendiri. Dalam pandangan ekonomi Islam
motivasi produsen semestinya sejalan dengan tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen itu
sendiri. Jika tujuan produksi adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual untuk
menciptakan mashalahah, maka motivasi produsen tentu saja juga mencari mashlahah, dimana
hal ini juga sejalan dengan tujuan kehidupan seorang Muslim. Mencari keuntungan memang
tidak dilarang namun ia berada di sepanjang garis tujuan dan hokum islam.

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam
Motivasi produsen ini akan mengalir terus dengan melakukan penjagaan dari input-proses-output
yang benar-benar harus diperhatikan agar dapat menciptakan kualitas produk yang terjaga dan
baik. Sehingga tujuan produksi yang dilakukan produsen adalah untuk memperoleh mashlahah
maksimum melalui aktivitasnya. Maslahah maksimum ini memang tidak diketahui secara
nyata, namun mashlahah akan dapat dirasakan tidak selalu nampak dengan mata tetapi juga
dengan rasa yang berbeda dan dirasakan tidak hanya dunia tetapi juga akhirat. Karena itu
pertimbangannya bukan hanya tentang yang bersifat materialistic dan teknis namun
pertimbangannya juga ada pada non teknis dimana produsen dapat mempertimbangkan
kandungan berkah di setiap aktivitasnya dari awal sampai mengakhirinya.
Dari Input, kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya untuk melakukan suatu

kegiatan produksi. Dimulai dari awal, konsep mashalahah yang merupakan gabungan dari nilai
manfaat dan berkah harus diterapkan sebagai tujuan produksi, dari awal proses hingga konsisten
sampai pada mengakhirinya (output). Karena itu, proses awal yang dimulai dengan aktivitas
yang berkah akan melekat pada input yang digunakan untuk kemudian diproduksi dalam proses
produksi yang berkah hingga menghasilkan output diproduksi yang juga mengandung berkah.
Dan segala apapun yang mendukung terwujudnya keberkahan akan dipenuhi, termasuk
pemerolehan sumber daya atau bahan baku. Dalam Islam memanfaatkan sumber daya alam itu
dibolehkan, “Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia…” (Q.S Al Hadid : 25).
Namun tentu saja, terdapat batasan yang membatasi para pelaku produksi untuk tetap menjaga
aktivitas produksi dari awal hingga akhir. Karena itu untuk menjaga input yang didapat terjaga
keberkahannya, maka perlu diperhatikan bagaimana input dihasilkan. Amanah yang Allah beri
untuk manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah untuk mencegah kerusakan, sehingga
totalitas untuk menerapkan etika (akhlak) yang baik menjadi kunci untuk segala aktivitas
produksi agar bernilai berkah. Ketika merusak, maka sikap yang dilakukan adalah dzalim dan
dzalim adalah perbuatan yang sangat dimurkai Allah sehingga dapat mengurangi atau
menghilangkan nilai keberkahan.

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013

Ekonomika Islam
Maka proses yang diharapkan dalam kegiatan produksi yang melakukan pemanfaatan sumber

Insput atau bahan baku
yang terjaga, kemudian
dapat dilakukan proses
yang baik dengan
melakukan pengolahan
yang tepat dan sesuai
kebutuhan. Produksi
dengan efektif dan
produktif adalah proses
produksi yang dapat
memberikan dorongan
pemanfaatan sumber
daya alam secara tepat.
"tbarangsiapa di malam
hari merasakan
kelelahan dari upaya
keterampilan kedua

tangannya di siang hari
maka dia diampuni
dosanya (oleh Allah).
(HR. Thabrani)
Karena itu pengolahan
sumber daya alam perlu
memperhatikan berapa
sumber daya alam yang
dibutuhkan, perlu ada
batasannya agar tidak
merusak keseimbangan
alam.

Output

memperhatikan
kehalalan bahan baku
dan juga proses
pemrolehannya.
Dengan melakukan
pembukaan lahan yang
sesuai, yang tidak
hanya sesuai dengan
syarat hukum dan
aturan yang sesuai
tetapi juga diperhatikan
dampak dari faktor
sosial dan lingkungan.
“Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah
memperbaikinya dan
berdo’alah kepada-Nya
dengan rasa takut dan
harapan .
Sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat
kepada orang-orang
yang berbuat baik.” (AlA'raaf :56)

Process

Input

daya alam adalah

Output yang dihasilkan
dari proses yang baik
tentu saja akan dapat
terhitung sebagai
pahala . belum lagi jika
kebermanfaatannya
dirasakan dan
memudahkan
pekerjaan orang lain,
maka semakin berlipat
pahala berikut
keberkahan yang
mengalir di dunia
maupun akhirat.
Pemanfaatan sumber
daya alam atau dalam
hal ini pemanfaatan
lahan yang
menghasilkan, dapat
memberikan
konstribusi yang
bermanfaat untuk umat
manusia.

Saran
Pembukaan lahan untuk berbagai macam kebutuhan seperti Sawit, Kayu, dan perkebunan
komoditas penting lainnya merupakan bagian dari proses produksi yang perlu diperhatikan baik
dari kehalalan sumber daya maupun proses mendapatkan dan memerolehnya. Dua perhatian
tersebut diupayakan tidak hanya untuk mencapai tujuan kemashlahatan yang diharapkan oleh

Intan Permata Sari
12/333037/EK/19013
Ekonomika Islam
produsen tetapi juga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam yang sesuai dan
menyeimbangkan (kebutuhan manusia dengan keberlanjutan keseimbangan alam).
Pemanfaatan sumber daya alam sangat boleh dilakukan, namun ketika pedayagunaannya hingga
merusak keseimbangan alam seperti halnya pembakaran hutan, karena tentu saja hal itu dapat
merugikan tidak hanya beberapa pihak tetapi juga keberlangsungan kegiatan produksi maupun
kehidupan si produsen. Karena motivasi produsen dihitung bukan hanya tentang motivasi si
produsen melakukan kegiatan produksi tetapi juga selaras dengan motivasi ia hidup.
Islam yang mengatur kehidupan manusia secara menyeluruh, menguatkan aktivitas umat
manusia untuk terus beraktivitas dengan orientasi yang tidak hanya sekedar dunia atau sekedar
kesenangan sesaat tetapi juga akhirat kebahagiaan yang abadi.

Referensi :
BBC

Indonesia.

(2015).

Tersangka

Pembakaran

Hutan.

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151012_indonesia_tersangka_pembakaran

Islam.pos. (2014). Islam dan Sumber Daya Alam. https://www.islampos.com/islam-dan-sumberdaya-alam-146572/
Kompas. (2015). Sinergi Dua Kekuatan. Koran Kompas-Edisi Selasa 27 Oktober 2015
P3EI UII. (2011), Ekonomi Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Tempo.co. (2015). Kabut Asap, Tiga Perusahaan Diduga Membakar Lahan di Sumatera.
http://www.tempo.co/read/fokus/2015/09/17/3254/kabut-asap-tiga-perusahaan-didugamembakar-lahan-di-sumatera