26 soal manajemen strategis cover

1. Menurut saya mengapa Manajemen Strategis disebut “capstone course” karena dapat berguna
untuk memberikan gambaran kepada kita tindakanyang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
disertai dengan pengelolaan, perencanaan, dan pengawasan agar jika terhadi perubahan dari
lingkungan eksternal, perusahaan tersebut dapat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

2. Menurut pemikiran saya aspek-aspek dari formulasi strategi memang membutuhkan waktu
paling banyak karena proses manajemen strategik belum dapat dikatakan selesai ketika
perusahaan memutuskan strategi apa yang akan ditempuh. Perusahaan masih harus
menterjemahkan rumusan strategi tersebut ke dalam tindakan strategik. Mengapa ?
Kita harus selalu ingat bahwa sebaik apapun rumusan strategi, hanya akan menjadi retorika
belaka jika tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat
mencapai tujuan secara optimal, maka selain harus mampu merumuskan strategi, perusahaan
juga harus mampu mengimplementasikan strategi tersebut secara efektif. Jika salah satu
“langkah” tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka tidak mustahil perusahaan akan
memetik kegagalan. Bahkan, rumusan strategi yang sempurna sekalipun hanya akan
memberikan kontribusi yang minim bagi pencapaian tujuan perusahaan jika tidak mampu
diimplementasikan dengan baik.

3. Impleemntasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.
Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi
yang telah diformulasikan menjadi tindakan. sering kali dianggap sebagai tahap yang paling sulit

dalam manajemen strategis, implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen,
dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk
memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni daripada ilmu. Strategi yang telah
diformulasikan tetapi tidak diimplemetasikan tidak memilki arti apa pun.
Kemampuan interpersonal sangatlah penting dalam implementasi strategi. Aktivitas implemetasi
strategi memengaruhi semua karyawan dan manajer dalam organisasi. Semua divisi dan
departemen harus memberi jawaban atas pertanyaan, seperti “Apa yang harus kita lakukan
untuk mengimplementasikan bagian kita dalam strategi perusahaan?” Tantangan dalam
implementasi adalah mendorong seluruh manajer dan karyawan perusahaan untuk bekerja
dengan antusias dan penuh kebanggaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Mengapa penting untuk mengintegrasikan intuisi dan analisis dalam manajemen strategis,
karena berdasarkan pengalaman, penilaian, dan perasaan masa lalu banyak orang menganggap
bahwa intuisi sangat penting untuk membuat keputusan-keputusan strategis yang baik. Intuisi
dianggap sangat berguna ketika keputusan bisnis harus dibuat dalam situasi yang penuh
ketidakpastian atau tidak ada presedennya. Intuisi juga sangat berguna jika ada variabel-variabel
yang saling berhubungan atau ketika harus memilih di antara alternatif-alternatif yang masuk
akal.
Sejumlah organisasi saat ini dapat bertahan dan berkembang karena dipimpin oleh orang jenius
yang intuitif. Namun kebanyakan organisasi yang tidak demikian beruntung, memperoleh

manfaat dari manajemen strategis yang didasarkan atas perpaduan intuisi dan analisis dalam

pembuatan keputusan. Para manajer di semua level organisasi menggunakan intuisi dan opini
mereka dalam melakukan analisis manajemen strategis. Berpikir analitis dan berpikir intuitif
saling melengkapi satu sama lain. Manajemen berdasarkan intuisi bukan berarti "saya telah
membuat keputusan dan tidak perlu repot-repot mencari fakta." Hal demikian merupakan
manajemen berdasarkan kebodohan. Peter Drucker berkata, "saya meyakini intuisi, salama Anda
melakukannya dengan tertib. Seseorang yang hanya mengandalkan 'firasat', yang membuat
diagnosa tetapi tidak mencocokkannya dengan fakta, adalah orang yang dalam kedokteran bisa
membunuh pasiennya, dan dalam manajemen bisa membunuh bisnis atau usaha."

5. Pernyataan visi dan misi yang jelas akan menuntun para manajer dalam merumuskan,
merencanakan dan menjalankan strategi apa yang akan digunakan sehingga apa yang menjadi
tujuan awal bersama dapat tercapai. Karena yang sering terjadi adalah pada saat suatu
perusahaan atau organisasi lain tidak memperoleh keberhasilan maka para manager melihat
kembali visi dan misi yang telah ada. Apakah ada kekeliruan atau ketidakjelasan dalam visi dan
misinya. Dan perubahanpun sering terjadi.

6. Hubungan antara tujuan, strategi dan kebijakan
a. Tujuan

Di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, organisasi harus mampu
merumuskan nilai yang akan dianut bersama dalam upaya pencapaian sasaran
dimaksud. Nilai organisasi harus mampu menggambarkan tata nilai dan falsafah
organisasi yang akan dianut bersama dalam melaksanakan tugas-tugasnya, yang
tentunya akan terkait erat dengan mutu pelayanan organisasi.
b. Strategi
1. Meningkatkan kerjasama antar lintas sektor/Instansi terkait sehingga
terciptanya sinergis dan keterpaduan dalam pelayanan penyandang masalah
kesejahteraan sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
2. Meningkatkan pembinaan dan keterampilan bagi penyandang masalah sosial
(PMKS), masalah ketenagakerjaan dan perluasan dan perbaikan sarana dan
prasarana pemukiman bagi masyarakat.
3. Mengupayakan alokasi dana yang memadai melalui APBD, APBN, DEKON,
Dan DAU.
c.

Kebijakan
Sedangkan kebijakan yang diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya profesionalisme pelayanan Kesejahteraan Sosial, pelayanan
Ketenagakerjaan dan Pemukiman sarana dan prasarana yang layak bagi

masyarakat.
2.Meningkatkan dan menumbuhkan solidaritas sosial serta peran aktif kelembagaan
masyarakat dengan melibatkan segenap unsur dan komponen masyarakat
sehingga dapat melembaga dan berkesinambungan.
3. Meningkatkan Kualitas dan Efektifitas Penyelenggaraan Usaha Kesejahteraan
sosial untuk mendukung kemandirian PMKS dalam memperbaiki kehidupannya.
4. Meningkatkan profesionalisme Penyelenggaraan Usaha Kesejahteraan sosial

Pemerintah maupun Masyarakat.
5. Meningkatkan Peran Serta aktif Masyarakat dalam Penyelenggaraan Usaha
Kesejahteraan sosial secara terarah,terencana,terorganisasikan dan melembaga
atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial.
6. Meningkatkan Kualitas dan Efektifitas Penyelenggaraan Usaha Kesejahteraan
sosial untuk mendukung kemandirian PMKS dalam memperbaiki kehidupannya.
7. Meningkatkan profesionalisme Penyelenggaraan Usaha Kesejahteraan sosial
Pemerintah maupun Masyarakat.
8. Meningkatkan Peran Serta aktif Masyarakat dalam Penyelenggaraan Usaha
Kesejahteraan sosial secara terarah,terencana,terorganisasikan dan melembaga
atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial.
9. Mengembangkan sistem Informasi kebutuhan tenaga kerja daerah dengan

membuat data base tentang kebutuhan ketrampilan bagi para pencari kerja.
10. Peningkatkan Kegiatan Pembinaan pelatihan dan ketrampilan bagi para
pencari kerja melalui kegiatan Balai Latihan Kerja Meningkatkan hubungan
Industrial yang demokratis, dialogis dan dinamis dalam kebebasan berserikat
dan purna tugas.
11. Meningkatkan mobilitas penduduk untuk mencapai kemandirian dan sejahtera.
12. Meningkatkan pembinaan hubungan Industrial, organisasi tenaga kerja, syarat
kerja dan penyelesaian perselisihan.
13. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja.

7. Menurut pendapat saya beberapa CEO gagal menggunakan pendekatan manajemen strategis
dalam pengambilan keputusan diantaranya yaitu cara m engambil keputusan tidak
menggunakan pendekatan fakta tetapi lebih kepada “Keinginan Saya”, Keputusan yang
diambil dalam menangani masalah lebih kepada solusi tambal sulam, Setiap solusi
dipastikan menimbulkan masalah baru, solusi yang diputuskan bukan kepada akar
masalahnya. Hal yang harus dilakukan adalah yakinkan orang dalam hal ini karyawan
yang bekerja untuk mengubah perilaku dengan menggunakan data, fakta, angka dan
statistik, tidak dengan asumsi dan prasangka atau karena gossip. Kita perlu untuk
membangkitkan pengalaman positif pada semua individu yang bekerja jika Kita berharap
untuk mengubah perilaku mereka di tempat kerja. Evaluasi pekerjaan dengan pendekatan

data, fakta, angka dan statistik maka dengan bertahap perubahan yang perusahaan
inginkan akan tercapai. Hal lain yang paling sering terjadi adalah Faktor kurangnya
perhatian dari manajemen departemen lini kepada jajarannya, pahamilah bahwa siapapun
yang Kita temui di perusahaan adalah seorang pribadi yang memerlukan sapaan hangat
penuh cinta, perhatian akan sisi indivualistiknya bukan basa basi untuk sekedar “terlihat
baik”, Mengapa bawahan memiliki rasa ketidak sukaan kepada atasannya? Sesungguhnya
lebih dikarenakan aspek perhatian atasannya tidak pernah ada ditambah merasa paling
pintar, paling tahu sehingga semua pekerjaan bawahan “merasa” menguasai semuanya
dan bawahan seakan-akan tidak memiliki kemampuan apapun jika berhadapan
dengannya. Maka yakinlah perubahan tidak akan terjadi karena semua jajaran dibawah
Anda akan bekerja dengan sistem “Asal Bapak Senang”, baik terlihat secara nyata
ataupun tidak walaupun ada yang berusaha idealis dengan mengatakan “saya tidak akan
bekerja dengan konsep asal bapak senang” tetapi prakteknya dipastikan demikian.

Pendekatan personal dengan memberikan pemahaman bahwa berkembangnya individu
merupakan kepentingan pribadinya tanpa harus dikaitkan dengan keinginan perusahaan,
karena motivasi tidak bisa berupa instruksi harus begitu dan harus begini, melainkan
dengan membangkitkan sisi lain dalam diri setiap individu untuk sangat sadar bahwa
kepentingan berkembang adalah kepentingan dirinya sendiri.
8. “Umpan Balik Sangat Penting Dalam Model Manajemen Strategis

Di tempat kerja setiap orang boleh menyampaikan saran dan pendapat, tapi semua saran
dan pendapat tidak boleh dipaksa, harus disampaikan dengan data dan informasi yang
lengkap bersama analisanya. Dan semua keputusan akhir tetap akan berada ditangan
pemimpin tertinggi melalui tim manajemen. Sebab, hanya pihak yang memiliki tanggung
jawab, kekuasaan dan wewenang yang dapat memutuskan untuk menerima atau menolak
saran tersebut.
Setiap saran dan pendapat dari karyawan adalah umpan balik yang wajib untuk
didengarkan, dan mungkin juga akan menjadi sangat bermanfaat buat peningkatan kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kebesaran hati dari para pemimpin
perusahaan untuk menerima umpan balik, agar aliran komunikasi di internal perusahaan
dapat menciptakan inisiatif yang menguntungkan stakeholder dan perusahaan dalam
jangka panjang. Aliran komunikasi yang dapat berbagi informasi di internal perusahaan
secara lintas fungsional, serta kemampuan kepemimpinan perusahaan untuk
mendengarkan semua informasi dengan bijak, akan menjadikan perusahaan unggul dalam
membuat setiap keputusan, dan tidak akan lagi berputar-putar terlalu lama untuk mencari
solusi di meja rapat. Setiap aliran informasi dalam bentuk umpan balik tidaklah boleh
melanggar atau merusak kerahasiaan kerja, baik untuk perusahaan, karyawan, pimpinan,
dan pengembangan karir sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penting menjaga etika dan
integritas pribadi dalam memberikan umpan balik, dan selalu harus tahu apa kewajiban
ketika datang ke tempat kerja. Informasi rahasia adalah informasi yang perlu dibatasi

kepada orang-orang yang berwenang saja dan harus selalu memastikan bahwa umpan
balik tidak melanggar kerahasiaan perusahaan atau juga kode etik kerja. Informasi
sensitif mengenai perusahaan, karyawan, pelanggan, pemilik saham, pimpinan, dan
stakeholder lainnya, haruslah dianggap sebagai rahasia yang tidak boleh sembarangan
dijadikan sebagai umpan balik. Mematuhi aturan dan etika kerja melalui integritas pribadi
yang kuat, akan menjadikan unggul dalam aliran informasi positif di internal perusahaan.

Setiap orang harus mematuhi prosedur untuk menyampaikan saran yang bermanfaat buat
kemajuan perusahaan. Jadi, perusahaan harus memiliki tata kelola yang sehat untuk
menampung setiap aspirasi, informasi, cita-cita, data, saran, pendapat, dan imajinasi dari
setiap orang di internal perusahaan dengan adil dan terbuka.
Umpan balik dari karyawan atau pun dari manajer ke karyawan tidaklah boleh dianggap
karena ada masalah. Tapi, harus dianggap sebagai bagian dari proses kerja dan proses
perubahan perilaku untuk menghasilkan tata kelola yang lebih baik. Umpan balik, baik

positif maupun negatif, merupakan informasi yang penting untuk pembelajaran dan
pertumbuhan perusahaan ke masa depan. Setiap upaya untuk menghambat atau
menghalang-halangi umpan balik karyawan ke manajer atau dari manajer ke karyawan
hanya akan memutuskan aliran informasi di internal perusahaan.
Setiap pihak dalam menyampaikan umpan balik harus memberikan data, contoh,

informasi, dan akal sehat untuk mendukung kesimpulan dari umpan balik tersebut. Sebab,
setiap umpan balik yang bila tidak didukung dengan data dan informasi yang benar, dapat
menjadi sasaran untuk di serang oleh orang-orang yang tidak suka dengan umpan balik
tersebut.
9.