Tekstur Tanah dan Pengaruhnya Terhadap P (1)

Makalah Sifat Fisika Tanah

Tekstur Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman
Dosen Pengampu:
Lutfy Ditya Cahyanti, SP.MP
Ir. Herawan Widodo

Disusun oleh:
Kholqin Jadid
35.2014.6.3.0907

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
PONOROGO
2015

Tekstur Tanah Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
1. Pendahuluan
Pembelajaran mengenai tanah sudah banyak dilakukan karena berbagai

alasan, yang paling penting adalah cakupannya dengan sector pertanian. Sebab,
berkaitan langsung dengan potensi pertanian yang menunjang kelangsungan
hidup manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya. (Wirosoedarmo, 2010)
Saat ini, ilmu tentang tanah sudah sangat luas mulai dari kajian tentang bahan
induk pembentuk tanah, sifat dasar tanah, fisika tanah, biologi tanah, kimia tanah,
bahan organic tanah, hingga hal-hal lain yang berkaitan dengan tanah, seperti
iklim, aktivitas organisme yang hidup diatasnya, dan lain sebagainya.
Pengetahuan tentang aspek-spek tersebut pada kenyataanya sangat membantu
dalam kegiatan pertanian.
Dengan mengetahui sifat dasar tanah orang akan cenderung menyesuaikannya
dengan tanaman yang dibudidaya, karena pada tekstur tanah tertentu tanaman
tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini disebabkan banyak factor diantaranya
ketersediaan air tanah yang menjadi kebutuhan pokok bagi tanaman. Apabila air
tanah tidak tersedia untuk tanaman dapat mengakibatkan tanaman tersebut
mengalami titik layu permanent/ mati. . Contoh pada tanah yang terlalu banyak
mengandung liat. Tanah tersebut dapat menyimpan banyak air, namun air tidak
mudah meresap kedalam tanah karena air akan mengalir pada permukaan tanah
dan menyebabkan erosi. Air tersebut tidak dapat menembus pori-pori tanah
sehingga air tidak tersedia untuk tanaman. Selai itu, bahan organic yang banyak
terkandung pada lapisan paling atas tanah menghilang terbawa oleh terbawa oleh

erosi. (Rahmiati; 2013, dalam Guchi dan Marbun;2015)

Maka tanah memiliki dua fungsi utama yaitu; 1. Sebagai sumber hara bagi
tumbuhan, 2. Sebagai matrik tempat akar tumbuh berjangkar dan air tanah
tersimpan, serta tempat unsure-unsur hara dan air ditambatkan. (Sudomo, 2007)
Oleh karena itu, penting kiranya untuk kita mengetahui dan memahami sifatsifat dasar tanah khususnya tekstur tanah karena berkaitan dengan kamampuan
tanah dalam menahan air, kandungan air tanah, dan bahan organic serta mineral
tanah yang sangat esensial dalam dunia pertanian. Maka dalam makalah ini
penulis akan menjelaskan tentang tekstur tanah dan kaitanya dengan sector
pertanian.
2. Introduction to Soil (menegenal tanah)
a. Definisi tanah
Saat ini begitu banyak pengertian dan definisi tentang tanah yang telah
dikemukakan oleh banyak ahli dalam bidang ilmu tanah. Pada awalnya
pengertian tentang tanah hanya sebatas hamparan permukaan bumi yang
dipakai oleh sebagian besar makhluk hidup untuk melakukan segala
aktivitasnya. Namun demikian pengertian tentang tanah semakin berkembang
seiring dillihat dari proses pembentukanya, bentuk fisiknya dan menfaatnya.
Secara sederhana Hndayanto dan Hairiah (2009) mendefinisikan tanah
sebagai “bahan lepas tersusun dari batuan yang telah melapuk, mineral lainya,

dan bahan organic yag sebagian telha melapuk, yang menyelimuliti sebagian
besar permukaan bumi”1.
Menurut Yulipriyanto (2010), tanah adalah benda alam yang terdapat
dipermukaan kulit Bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai
hasil pelapukan batuan, dan bahan organic sebagai hasil pelapukan sisa-sisa
1

Handayanto, E., dan Hariah, K. 2009. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat.
(Yogyakarta; Pustaka Adipura). Hal. 8

tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium bagi tumbuhnya tanaman
dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasai
factor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya
waktu pembentukan2.
Lebih kompleks, Hanafiah (2013) mendefinisikan tanah sebagai : “lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organic dan anorganik sederhana dan
unsure-unsur esensial seperti N,P,K,Ca,Mg, S,Cu,Zn,Fe,Mn,B,Cl, dan lainlain); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang

berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman”, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman
pangan, obat-obatan, industry perkebunan maupun kehutanan3.
Dengan demikian tanah dapat didefinisikan sebagai lapisan permukaan
Bumi yang terbentuk dari lapukan mineral bebatuan dan organism hidup,
memliki sifat-sifat tertentu yang dipengaruhi oleh factor iklim, bahan induk,
organism, dan waktu pembentukan, yang berfungsi sebagai habiat makhluk
hidup, tempat tumbuhnya perakaran tanaman dan penopang tegaknya
tanaman, penyedia unsure hara dan nutrisi bagi tanaman, serta organism dan
mikroorganisme yang berperan dalam penyediaan unsure hara dan zat aditif
bagi tanaman.
b. Fungsi tanah bagi tanaman

2
3

Yuliprianto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaanya. (Yogyakarta;Graha Ilmu). Hal. 11.
Hanafiah, K. A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. –ed. 1-cet.6.-(Jakarta; Rajawali Press). Hal. 4


Seperti yang kita ketahui bahwasanya tanah merupakan media bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun tidak begitu saja
menunjang keberhasilan penanaman. Ada kalanya penanaman berhasil dan
ada kalanya gagal. Dengan kata lain, tanaman yang kita tanam tidak dapat
hidup sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan fungsi lain tanah
bagi tanaman yaitu; sebagai penyuplai air dan unsure hara. Menurut Sutedjo
dan kartasapoetra (2005) tanah sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
tanaman. Diantara factor yang mempengaruhi pertubuhan tanaman, mereka
menyebutkan bahwa temperature tanah, kelembaban tanah, tersedianya unsure
hara dalam tanah, kegiatan hidup jasad renik dan sifat-sifat tanah lainya,
sengat perlu diperhatikan demi menunjang kehidupan dan perkembangan
tanaman4.
Dalam beberapa keadaan temperature perkecambahan dan pertumbuhan
akar tanaman akan dapat berlangsung dengan baik. Pada tanaman jagung
suhu yang dibutuhkan untuk perkecabahan yang efektif antara 70C sampai
100C dan mencapai optimum pada suhu sekitar 380C. Perkecamhan Jati suhu
rata-ratanya berkisar pada 300C. Suhu tanah yang baik bagi pekembangan
umbi kentang antara 160C sampai 21 0C.
Temperature tanah berkaitan juga dengan warna tanah yang pada dasarnya
di pengaruhi oleh kelembaban tanah, kadar bahan organic tanah, serta kadar

dan kualitas mineral. Perbedaan pada warna tanah akan berakibat pada
temperature tanah yang berbeda. Warna tanah yang gelap akan lebih mampu
menyerap sinar matahari sehingga mempunyai temperature yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah yang berwarna terang.5

4

Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan
Tanah Pertanian. (Jakarta; Rineka Cipta). Hal. 55
5
Ibid., hal. 56-57

Selain itu, komponen-koponen tanah yang berupa; bahan padatan (mineral
dan Organik), air dan udara, memiliki peran penting dalam kaitanya dengan
fungsi tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman. Misalnya udara tanah,
berfungsi sebagai sumber gas yang dibutuhkan tanaman, seperti; O2 yang
dibutuhkan akar untuk proses respirasi, CO2 bagi mikrobia fotosintetik, dan
N2 bagi mikrobia pengikat N. Namun, apabila gas-gas tersebut berkadar
relative tinggi akan menjadi racun bagi tanaman ataupun mikrobia tanah.
Dengan sirkulasi udara tanah yang baik memungkinkan gas-gas yang

berpotensi untuk menjadi racun dapat bertukar dengan O2 dari atmosfer,
sehingga penyediaan unsure hara oleh aktivitas mikrobia autotrofik berjalan
baik dan toksisitas gas beracun ternetralisir.
Pada kondisi tanah yang baik, dengan kandungan air, udara, dan bahan
organic tanah (BOT) yang tersedia cukup bagi tanaman, perakaran tanaman
dapat tumbuh dengan baik sehingga penyerapan air dan unsure hara semakin
banyak, pertumbuhan dan produktifitas tanaman menjadi ideal.6
3. Tekstur tanah
Secara umum tanah merupakan susunan dari bahan padat, cair, dan gas.
Bahan padat penyusun tanah barasal dari bahan organik dan anorganik (mineral).
Bahan organik tanah merupakan lapukan dari organisme hidup sedangkan bahan
mineralnya berasal dari lapukan batuan. Dari lapukan batuan itu sediri terdapat
dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya tanah
dibagi kedalam beberapa fraksi, yaitu; batu >10 mm, kerikil 2-10 mm, pasir 0,052 mm, debu 0,02-0,05 mm liat 35%, namun 2 mm( lihat gambar 1).
Umumnya fraksi kerikil tidak digolongkan dalam fraksi tanah, namun fraksi
kerikil masih tetap diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah. Fraksi pasir
sangat didominasi oleh mineral kuarso yang tahan terhadap pelapukan,
sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang
cepat lapuk. Fraksi liat lebih berperan secara kimiawi dalam tanah karena bersifat
koloid atau bermuatan listrik yang aktif (Hanafiah, 2005). Tekstur tanah yang

relatif kasar dapat berpengaruh terhadap terjadinya pencucian hara, dan
kemampuan meretensi air akan lebih rendah)11.

11

Kurniawan, F. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam. Bogor Agricultural University http://www.ipb.ac.id (4 Desember 2015)

Gambar 1. Grafik tekstur tanah
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah
yang didominasi debu akan mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan
didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding
terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan
luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga
makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan
tanah.
Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta
makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk
hilang dari tanah dan sebaliknya.Oleh karena itu, maka tanah yang baik
dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah
bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi


tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik ketimbang tanah
bertekstur debu (Hanafiah, 2005).
Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan
terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar
dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah
hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah
bertekstur pasir. Berikut karakteristik tekstur tanah dan kemampuanya dalam
mendukung pertumbuhan tanaman.

a. Tanah pasir
Tanah

pasir

termasuk

kedalam

kelompok


tanah

bertekstur

kasar

(Yulipriyanto, 2010). Tanah pasir yang didominasi oleh mineral-mineral primer
terutama kuarsa (SiO2) tahan terhadap pelapukan dan tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara sehingga tidak mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Kemampuan menahan air rendah pada tanah pasir juga menjadikan banyak unsur
hara terlarut hilang lewat pencucian (leaching). Mineral-mineral lambat tersedia
misalnya Ca-P atau Mg-P dapat menyediakan unsur hara fosfor apabila unsur P
lepas dari ikatan mineralnya. Mikorhiza dapat membebaskan unsur fosfor dari
ikatan tidak tersedia sehingga menjadi tersedia bagi tanaman dengan enzim
fosfatase yang dihasilkannya.
Tanah pasir selain miskin akan hara fosfor juga miskin hara N. Nitrogen yang
tersedia dalam tanah dalam bentuk NO3- dan NH4+ seringkali hilang terlarut
karena tidak terikat pada struktur tanah. Kondisi seperti ini dapat dapat diperbaiki
lewat mekanisme pengikatan nitrogen udara dalam tanah atau dalam pori makro

tanah pasir. Inokulasi Rhizobium pada tanaman leguminosae dapat membantu

ketersediaan unsur hara N dalam tanaman yang ditumbuhkan pada tanah pasir12.
Namun, pada tanah pasir memiliki aerasi yang baik dan pori makro cukup
banyak sehingga mendukung perkembangan akar tanaman dan mendukung
respirasi yang dilakukan oleh akar. Dengan kondisi tersebut maka pembentukan
metabolit

primer

maupun

sekunder

akan

meningkat

dan

mendukung

pertumbuhan tanaman.
b. Tanah liat
Berbeda halnya dengan tanah pasir, Tanah liat dicirikan dengan porositasnya
yang rendah, sehingga tanah liat adalah tanah yang kurang produktif. Hanafiah
(2005), menjelaskan bahwa tanah liat merupakan tanah yang memiliki banyak
pori mikro atau tidak porus. Pori mikro pada tanah liat disebabkan karena
struktur tanahnya yang padat. Antara agregat-agregat tanah sangat sedikit
terdapat celah atau ruang. Hal tersebut menyebabkan udara sangat terbatas dan
air mudah terperangkap, sehingga tanah liat sulit untuk meloloskan air atau
dengan kata lain permeabilitasnya rendah.
Tanah liat kurang mendukung perkembangan akar tanaman karena
porositasnya rendah sehingga berpengaruh mengganggu respirasi yang dilakukan
oleh akar. Terganggunya respirasi oleh akar akan mengurangi laju pembentukan
fotosintat oleh tanaman, sehingga berat kering rendah, karena berat kering
tanaman berasal dari hasil metabolisme tanaman, baik hasil dari metabolisme
primer maupun sekunder.

12

Saptiningsih, E. 2007. Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk Pertumbuhan Tanaman
Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium. BIOMA. 9(2): 58-61

Tanah liat yang memiliki banyak pori mikro akan menyulitkan akar untuk
tumbuh, sehingga mengurangi daya serap air oleh akar yang akan berakibat
sedikitnya air yang diperoleh tanaman untuk mensintesis fotosintat. Kozlowsky
(1991) menyatakan dengan ketersediaan air yang lebih besar akan mengahasilkan
pertumbuhan yang lebih besar. Artinya

ketersediaan air bagi tanaman akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Apibila air tersedia bagi
tanaman dalam keadaan cukup pertumbuhan tanaman akan baik sebaliknya bila
tanaman kekurangan air maka dapat menyebabkan pertumbuhanya terganggu
bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
5. Kesimpulan
Pada tanah pasir kemempuan menahan air dan mengikat unsure hara rendah.
aerasi yang baik dan pori makro cukup banyak pada tanah pasir mendukung
perkembangan akar tanaman dan mendukung respirasi yang dilakukan oleh akar
sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Sementara, tanah liat memiliki
porositas yang rendah karena memiliki banyak pori mikro dan kurang mendukung
pertumbuhan akar. Sehingga tanaman yang tumbuh di tanah dengan kandungan liat
tinggi kurang produktif.

Daftar Pustaka:
Hanafiah,K.A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu tanah. –ed. 1-cet.6.-Jakarta; Rajawali Press.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar –Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Handayanto, E., dan Hariah, K. 2009. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah
Sehat. Yogyakarta; Pustaka Adipura
Kartasapoetra dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. (Jakarta: Rineka
Cipta).
Kurniawan, F. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam. Bogor Agricultural
University - http://www.ipb.ac.id (4 Desember 2015)
Kozlowsky,T.T. 1991.Water Deficit And Plant Growth. vol. VI. Woody Plant
Communities. Academic Press. New York.
Saptiningsih, E. 2007. Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk Pertumbuhan
Tanaman Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium. BIOMA. 9(2):
58-61
Sudomo, A. 2007. pengaruh tanah pasir berlempung terhadap pertumbuhan sengon
dan nilam pada system agroforestry. Journal pemuliaan tanaman hutan. Balai
Besar penelitian bioteknologi dan pemuliaan tanaman hutan. (BPK; Ciamis). 1
(2)
Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya
Tanah dan Tanah Pertanian. (Jakarta; Rineka Cipta).
Wirosoedarmo, R. 2010. Drainase Pertanian. Malang; UB-Press.Yuliprianto, H. 2010.
Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaanya. Yogyakarta;Graha Ilmu.