LAPORAN PRAKTIKUM PTP TANAH dan

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN TANAH SAWAH

Oleh :
Golongan / Kelompok : A / 6
YOKO SIMBOLON

131510501090

FITRY LAULATUL Q

131510501088

HAMZAH ARIF

131510501093

EFIA ALFIONITA

131510501099


EVRIANA DWI CAHYANI

131510501103

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang begitu luas. Luas
daratan sekitar 188,20 juta ha dan memiliki kandungan sumber daya lahan yang
sangat bervariasi ( jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk wilayah,
ketinggian tempat dan iklim). Dari luas daratan tersebut, yang dapat digunakan
dalam bidang pertanian sekitar 100,7 juga yang meliputi lahan sawah, tegalan,
lahan tanaman tahunan. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang begitu
luas. Luas daratan sekitar 188,20 juta ha dan memiliki kandungan sumber daya
lahan yang sangat bervariasi (jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk
wilayah, ketinggian tempat dan iklim). Dari luas daratan tersebut, yang dapat

digunakan dalam bidang pertanian sekitar 100,7 juta yang meliputi lahan sawah,
tegalan, lahan tanaman tahunan.
Pertanian merupakan proses produksi biologis yang melibatkan makhluk
hidup dan bahan organis yang berinteraksi dengan lingkungannya. Makhluk hidup
tersebut antara lain tanaman, hewan, maupun organisme yang memanfaatkan
energi, hara mineral dan bahan lain yang disediakan oleh alam semesta. Manusia
melalui usaha dan upaya melakukan kreatifitas untuk memanfaatkan proses
produksi, baik mulai dari kegiatan awal kegiatan pertanain seperti pengolahan
tanah, hingga pasca budidaya.
Kegiatan pengolahan lahan sawah merupakan kegiatan yang memiliki
beberapa tahapan yang bertujuan untuk menggemburkan dan melembekkan tanah
supaya tanah tersebut dapat ditanami tanaman padi dengan ketentuan-ketentuan
cara yang akan dilakukan. Pengolahan tanah dapat dipandang menjadi suatu usaha
manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah dengan kebutuhan
yang dikehendaki oleh manusia. Tujuan dari pengolahan sawah untuk meciptakan
kondisi fisik, khemis dan biologis yang yang lebih baik sampai kedalaman
tertentu ( Rizaldi 2006). Kegiatan pengolahan tanah dapat dilakukan dilahan
kering maupun dilahan basah tergantung dengan komoditas yang akan ditanam
oleh lahan tersebut.


Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai
peranan penting dalam segala kehidupan manusia, kareana lahan atau tanah
diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan
pertanian, peternakan, kehutanan, pertambanagan dan sebagainya, oleh sebab itu
penting nya lahan sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian.

1.1

Tujuan
Mengetahui tahap-tahap pengolahan tanah pada lahan

basah atau lahan sawah yang telah dipanen dan tahapan
pekerjaan pengolahan tanah untuk pertanaman padi mulai dari
proses pembersihan sampai penggaruan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah suatu sistem kehidupan yang kompleks yang
mengandung berbagai jenis organism dengan beragam fungsi
untuk


menjalankan

berbagai

proses

vital

bagi

kehidupan

terrestrial. Tanah merupakan suatu ekosistem yang mengandung

berbagai jenis mikroba dengan morfologi dan sifat fisiologi yang
berbeda-beda. Jumlah tiap kelompok mikroba sangat bervariasi,
ada yang hanya terdiri atas beberapa individu, ada pula yang
jumlahnya mencapai jutaan per g tanah. Banyaknya mikroba
berpengaruh


terhadap

pertumbuhan

tanaman.

sifat

kimia

Pengaruh

dan

fisik

mikroba

tanah


serta

terhadap

suatu

kondisi tanah juga akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan
yang

ada

pada

tanah,

karena

peran


mikroba

atau

mikroorganisme tanah dapat membantu proses dekomposisi atau
penguraian unsur-unsur kimia dalam tanah.(Saraswati, dkk.,
2007).
Menurut Idjudin (2011) lahan adalah salah satu sistem bumi, yang bersama
dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alam dan atmosfer, menjadi inti fungsi,
perubahan, dan kemantapan ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam masalah
lingkungan hidup, merupakan kimah (aset) lingkungan dan membentuk landasan
hakiki bagi kemanusiaan. Menurut Sarpain (2003) Tanah merupakan komponen
terpenting dalam kehidupan manusia, sehinga menjadi faktor paling strategis bagi
kelangsungan kehidupan. Oleh sebeb itu kondisi dari tanah harus tetap terjaga dan
terkontrol agar bahan-bahan organik yang ada pada tanah tetap tersimpan dan
menjaga keagregatan sifat tanah.
Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah,
baik terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.
Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah
umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan

sebagainya. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup
tersedia. Disamping itu padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim
yang jauh lebih beragam dibanding dengan jenis tanaman lain, dengan demikian
sifat tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya (Wahyunto,
2009).

Sawah merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan
yang sangat strategis karena lahan tersebut merupakan sumber
daya utama untuk memproduksi padiberas, yang merupakan
pangan pokok utama bagi Indonesia. Sawah merupakan sumber
daya

utama

bagi

pemantapan

ketahanan


pangan

dan

perumbuhan ekonomi nasional. Sejauh ini belum ada referensi
berbahasa Indonesia yang secara komprehensif membahas
genesis, sifat kimia, fisika, dan biologi serta pengelolaan tanah
sawah. Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk
bertanam padi sawah, baik terus-menurus sepanjang tahun
maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah
bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah
umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah
pertanian dan sebgainya. Segala macam jenis tanah dapat
disawahkan asalkan air cukup tersedia. Kecuali padi sawah juga
ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam
dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidak
mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai
denga sifat tanah asalnya (Agus, dkk., 2004).
Air berada di dalam tanah pada setiap profil dengan jumlah
yang berbeda menurut waktu dan tempat tergantung dari

pasokan

hujan,irigasi,

embun,

dsb.

Dan

pemakaian

oleh

lingakungan (evaporasi dari permukaan tanah serapan akar
tanaman). Apabila pasokan air lebih besar dari pemakaian maka
air akan disimpan di dalam tanah atau dikeluarkan ke bagian
yang lebih rendah sebagai drainase. Keadaan sebaliknya terjadi
apabila pasok air lebih kecil dari pemakaian, maka akan terjadi
pengeringan permukaan tanah dan terjadi aliran air dari lapisan

tanah di bawahnya atau kenaikan kapiler. Aliran air dalam tanah
berkaitan dengan dua aspek yang berbeda, yakni gerakan adalah

perubahan posisi air dalam kerangka acuan matrik tanah dan
akumulasi

adalah

perubahan

jumlah

air

bertambah

atau

berkurang terhadap waktu pada posisi tertentu. Keadaaan
system dinamakan kesetimbangan statis apabila di dalam
system tidak ada pengangkutan massa (Sastrohartono,MS.,
2010).
Menurut Wahyunto (2009) lahan sawah memiliki fungsi strategis, karena
merupakan penyedia bahan pangan utama bagi penduduk Indonesia. Data luas
baku lahan sawah untuk seluruh Indonesia menunjukan bahwa sekitar 41%
terdapat di Jawa, dan sekitar 59% terdapat di luar Jawa (BPS, 2006). Data
menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk dan Meningkatnya
kebutuhan akan lahan untuk berbagai sektor, konversi lahan sawah cenderung
mengalami peningkatan, di lain pihak pencetakan lahan sawah baru mengalami
perlambatan. Sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah.
Pengolahan tanah yang efektif, perlu dicermati adana
factor

ketersediaan

air

bagi

tanaman

yaitu

dengan

memperhatikan teknik pemberian air dalam proses pemeliharaan
tanaman yaitu dengan memperhatikan teknik pemberian air
dalam proses pemeliharaan tanaman tersebut. Pada kondisi
kaasitas lapang, akar-akar dapat dengan mudah mengardsobsi
air. Air yang dekat dengan akar-akar akan bergerak perlahanlahan searah dengan akar. Titik layu permanen adalah jumlah air
didalam tanah pada akar-akar didalam tanah pada akar-akar
didalam mampu lagi menyerap air dari tanah. Pengolahan tanah
merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan tenaga mekanis untuk
menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu
usaha dalam pengolahan tanah tersebut adalah pembajakan tanah.Bajak singkal
sebagai salah satu alat pengolahan tanah dipandang sebagai peralatan mekanis
yang dirancang terutama untuk menciptakan sistem mekanis yang dapat

mengontrol pemakaian gaya, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam
tanah seperti penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah.
Setiap daerah mempunyai ciri-ciri dan bentuk bajak yang berbeda-beda.
Perbedaan bentuk bajak cenderung menunjukkan adanya pengaruh jenis tanah.
Hasil pengolahan tanah secara visual masing-masing daerah menunjukkan hasil
yang berbeda-beda (Latiefudi, Musthofa, 2013).
Pengolahan tanah meliputi berbagai kegiatan fisik dan mekanik tanah
yang bertujuan untuk membuat media perakaran tanaman lebih baik. Di negara
maju, petani sudah sangat tergantung pada alat mesin pertanian (alsintan), baik
untuk pengolahan tanah, penanaman benih, penyiangan gulma, maupun untuk
pemanenan hasil. Berbagai macam alsintan untuk mengolah tanah terus
dikembangkan, menghasilkan teknologi pengolahan tanah yang efisien. Petani
tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan mesin-mesin pertanian tersebut
untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengefisienkan usahataninya. Akibatnya,
tanah diolah dengan intensitas pengolahan yang terus meningkat. Petani, pada
awalnya, mendapatkan hasil panen yang tinggi, namun karena tanah terusmenerus diolah, akibatnya tanah mengalami penurunan produktivitas (Idjudin,
2011).
Beberapa cara persiapan tanam yang baru diperkenalkan dan sudah
memenuhi kri-teria pengolahan tanah konservasi yaitu pengolahan tanah
minimum (minimum tillage), tanpa pengolahan tanah (zero tillage) dan
penanaman secara tugal. Keefektifan peng-olahan tanah konservasi menekan erosi
pada dasarnya terletak pada pengaruhnya terhadap peubah kondisi permukaan
tanah. Menurut Suparman (2010) Pengolahan tanah minimum (conservation
tillage) adalah cara pengolahan tanah yang bertujuan untuk mengurangi besarnya
erosi, aliran permukaan dan kalau mung-kin dapat mempertahankan atau meningkatkan produksi. Untuk memenuhi kriteria tersebut, pengolahan tanah harus dapat
menghasilkan permukaan tanah yang kasar sehingga simpanan defresi dan
infiltrasi meningkat, serta dapat mening-galkan sisa-sisa tanaman dan gulma pada

permukaan tanah agar dapat menahan energi butir hujan yang jatuh ( Mu’minah
2009).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengolahan Tanah dilakukan di UPT Agrotecnnopark Jubung,
Desa Jubung Kabupaten Jembe pada hari, tanggal ; Jumat, 27 Maret 2014. Pukul :
07.00 Wib-11.00 Wib.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.
Cangkul
2. Traktor
3.2.2 Bahan
1.
Lahan yang siap diolah.
2. Air yang digunakan untuk menggenangi lahan.
3.3

Cara Kerja

1.

Menyiapkan alat dan bahan yang akan disediakan seperti ; cangkul dan
traktor.

2.

Menyiapkan lahan awah yang akan diolah.

3.

Genangi lahan sawah tersebut dengan menggunkan air secukupnya, agar
tanah mudah untuk diolah.

4.

Sebelum membajak sawah, terlebih dahulu bersihkan sawah dengan
mengumpulkan sisa-sia jerami dan rumput.

5.

Perbaiki saluran air dan galengan dengan menggunakan cangkul.

6.

Setelah semua siap, olah lahan sawah dengan menggunakan cangkul dan
traktor secara bertahap.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pelaksanaan Praktikum dan Pengamatan Pengolahan Tanah Sawah
Pekerjaan Pengolahan Tanah
1

Pelaksanaan Petak Sawah

1

1

2

Tahap Pekerjaan
 Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk mebersihkan petak
sawah.
 Bersihkan petak sawah dari sisa-sisa jerami dan rumput.
 Sisa-sisa jerami dan rumput tersebut lalu dikumpulkan.
2 Pengamatan Hasil
 Lahan yang sudah dibersihkan, akan terbebas dari sisa-sisa
jerami dan rumput yang berada di petak sawah
3 Keterangan
 Sawah yang dibersihkan akan memudahkan untuk diolah,
dicangkul dan ditraktor.
Perbaikan Saluran dan Galengan
1 Tahap Pekerjaan
 Galengan dibuat cukup tinggi, agar dapat menahan air dengan
baik.
 Saluran pengairan juga perlu diperbaiki dan dibersihkan dari
rerumputan.
2 Pengamatan Hasil
 Saluran dan galengan yang sudah diperbaiki, akan

memudahkan pengairan.
Keterangan
 Galengan sawah merupakan pemisah atau pembatas antar
petak-petak.
 Perbaikan saluran air guna untuk memeperlancar aliran air di
sawah
Pencangkulan
1 Tahap Pekerjaan
 Menyiapkan alat dan bahan, terutama cangkul.
 Sawah digenangi air terlebih dahulu, agar tanah menjadi lunak
dan mudah untuk dicangkul.
 Kemudian cangkul sawah dengan membolak-balikkan tanah.
2 Pengamatan Hasil
 Galengan sawah yang telah dicangkul akan menipis dan tinggi,
berih dari rumput-ruput serta sisa-sisa jerami sehingga semakin
memperlancar saluran air.
3

3

3

4

5

Keterangan
 Cangkul adalah alat sederhana yang digunakan untuk
mengolah lahan atau tanah sawah.
Pembajakan
1 Tahap Pekerjaan
 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membajak
sawah, seperti traktor.
 Genanangi air terlebih dahulu, supaya lahan yang ingin dibajak
lebih mudah.
 Nyalakan mesin traktor
 Kemudian bajak sawah dari tepi atau tengah petakan dengan
arah memanjang dan melintang.
 Setelah itu, genangi air lagi sampai 5-7 hari.
2 Pengamatan Hasil
 Lahan yang sudah dibajak dengan traktor akan terlihat bersih.
3 Keterangan
 Traktor adalah alat semi modern yang digunakn untuk
membajak sawah atau memngolah lahan sawah.
Penggaruan
1 Tahap Pekerjaan
 Genangi air sedikit pada lahan sawah yang akan digaru.
 Penggaruan dilakukan berululang-ulang dan melintang.
2 Pengamatan Hasil
 Tanah atau lahan akan terlihat rata setelah digaru secara
berulang-ulang dan melintang.
3 Keterangan
 Tujuan Penggaruan adalah ; Mengurangi perespan air ke
bawah, Meratakan tanah, dan Pelumpuran agar menjadi lebih

sempurna.

4.2 Pembahasan
Kondisi tanah yang masih belum rata atau, tidak teratur, masih banyak
sisa gabah, bedengan belum rata, dan saluran pembuangan air belum ada. Kondisi
tanah sawah sangat berpengaruh terhadap penggunaan alat untuk pengolahan
tanah tersebut. Karena kondisi lahan yang basah jenis traktor juga akan
mempengaruhi untuk proses pengolahan. Kebutuhan lahan untuk pengairan juga
berpengaruh untuk pengolahan lahan yang akan dibajak, struktur tanah sawah
harus bertekstur lembek atau dalam keadaan berair untuk mempermudah proses
dan alat yang akan digunakan untuk pembajakan baik untuk penggunaan alat
mekanis atau tradisional. Tanah digenangi air agar zat beracun terpisah dari tanah,
lahan yang akan digenangi air sekitar 5-10 cm untuk mengatur ketinggian air
genangan dapat dilakukan dengan memperbesar ataupun memperkecil bukaan
pintu yang ada disaluran.
Setelah tanah dibersihkan dan diolah, akan terlihat hasilnya, yaitu tanah
akan terlihat lebih rata, lembek dan berlumpur. sehingga udara dan cahaya
matahari menembus tanah dan meningkatkan kesuburannya. Namun hasil dari
pengelolahan tanah tidaklah selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh jenis tanah pada
lahan, cara pengelolahan tanah itu sendiri, serta topografi daerah dan iklim yang
mempengaruhi. Setelah tanah diolah, maka tanah tersebut siap untuk ditanami
oleh bibit-bibit padi yang telah dipindah adari tempat peremaiannya.
Rata-rata dalam mengolah lahan sawah banyak menggunakan dua
metode, yakni metode konvensional dan metode modern dengan menggunakan
mesin. Metode yang dilakukan saat praktikum adalah moder, yakni menggunakan
mesin traktor untuk membajak sawah. Arah traktor pada saat membajak sawah
dimulai dari pinggir lalu sampai ke tengah. Pola tersebut dilakukan agar
memepercepat proses pengolahan sawah.

Gambar 1. Arah Gerak Traktor

Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk
lahan lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya
banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak
menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran.
Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena
dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong.
Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan,
diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya.
Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk
tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan
dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem
ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta
dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari system ini yaitu
dibutuhkannya modal yang besar dalam pengupayaannya.
Pengolahan lahan sawah dengan cara modern terutama dalam penggunaan
traktor, terdapat 2 pola gerak atau raha traktor dalam membajak sawah, yaitu
gerak melintang (seperti gambar no.1) dan gerak memanjang atau bolak-balik.

Dalam melakukan pembajakan sawah, memang tidak sembarangan dalam
melakukan pola arah atau gerak traktor, hal ini dapat hasil yang berbeda dari
setiap pola arah gerak traktor. Berikut adalah polah arah gerak traktor secara
umum :
a. Melintang
Pembajakan sawah dengan cara, dibajak dari pinggir sawah dan kemudian
berakhir ditengah sawah.

Gambar 2. Arah melintang pada gerak traktor

b. Memanjang dan Bolak balik
alur pembajakan dimulai dari tepi lahan atau tepi galengan ke tepi lahan
disisi lain. Kemudian kembali lagi dan terus-menerus seperti itu hingga
semua lahan terbajak.

Gambar 3. Pola arah gerak traktor memanjang dan bolak-balik.

Sebelum dilakukan pengelolahan tanah, biasanya lahan yang akan
digunakan untuk penanaman dibiarkan terlebih dahulu sekitar 1 minggu. Hal ini
bertujuan untuk mengembalikan kesuburan tanah yang hilang sebelumnnya akibat
penanaman yang dilakukan sebelumnnya. Setelah didiamkan barulah tanah bisa
diolah kembali.
Dalam melakukan proses pengolahan lahan juga harus memerhatikan
sisa-sia jerami yang ada di sekitar lahan. Jerami tersebut lebih baik didiamkan
atau dibiarkan begitu saja dan ikut diolah dalam pengolahan lahan, supaya
menjadi kompos dan menjaga kesuburan lahan tersebut.
Sebelum melakukan penanaman pada lahan, tentunya harus dilakukan
pengelolahan tanah. Hal ini sangan penting dikarenakan untuk menyediakan
media tumbuh yang baik untuk kelangsungan hidup tanaman. Sebelum melakukan
pengolahan tanah, biasanya para petani melakukan perbaikan saluran air, supaya
air dapat mudah masuk kedalam lahan yang akan digenangi.
Selain itu ditinjau pula bahwa terdapat beberapa macam-macam jenis pengolahan
tanah yang dikenal saat ini yaitu :
a. Pengolahan tanah tereduksi
Pengolahan tanah tereduksi artinya yaitu meninggalkan antara 15 hingga
30% residu tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian.
b. Pengolahan tanah intensif
Pengolahan tanah intensif artinya meninggalkan kurang dari 15% residu
tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah intensif
mendayagunakan banyak implemen (bajak singkal, bajak piring, dan/atau bajak
pahat, ditambah garu dan kultivator dan jam kerja traktor.
c. Pengolahan tanahk onservasi

Pengolahan tanah konservasi artinya meninggalkan setidaknya 30% residu
tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah konservasi
semakin banyak digunakan karena menghemat banyak waktu, energi, tenaga
kerja, dan biaya. Selain itu, pengolahan tanah konservasi berarti semakin sedikit
mesin

pertanian

yang

bergerak

di

atas

lahan

pertanian

sehingga

mencegah pemadatan tanah.
d. Pengolahan tanah berlajur
Pengolahan tanah berlajur (strip-tillage) artinya hanya membajak lajur
yang akan ditanam. Bagian di antara lajur dibiarkan.
e.

Pengolahan tanah rotasi
Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik, yaitu

setiap dua tahun sekali atau tiga tahun sekali.
f. Tanpa pengolahan tanah
Tanpa pengolahan tanah berarti sama sekali tidak menggunakan bajak.
Residu tanaman yang ditanam pada periode sebeumnya dibiarkan mengering.
Tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing, pembajakan dan
penggaruan dan dijelaskan sebagai berikut namun hal ini kesemuanya tergantung
pula pada kondisi tanah setempat, jenis tanaman yang hendak ditanam, serta
bahan penanaman yang dipergunakan.
a.

Membersihkan areal (land-clearing)

Land-clearing bermaksud memebersihklan areal terhadap pepohonan,
semak-semak dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya.
b.

Pembajakan (ploughing)
Pembajakan bermaksud untuk :
- Memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah, sehingga
penggemburan selanjutnya lebih mudah dilakukan.
-

Memasakkan tanah_sebab dengan membalik lapisan tanah dan
membiarkan beberapa hari sebelum digemburkan, maka proses
mineralisasi bahan-bahan organik akan berlangsung lebih cepat.
Sebab aktivitas biologis mikroorganisme dipergiat.

c.

Penggaruan (harrowing)
Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk :
- Menghancurkan bongkah-bongkahan besar menjadi struktur remah.
-

Membersihlkan tanah dari sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.
Setelah semuanya dilakukan dalam hal pengolahan tanah, baik itu

pembersihan, pembajakn dan penggaruan. Maka, lahan tersebut sipa untuk
ditanami oleh bibit-bibit padi yang siap dipindahkan dari persemaian ke lahan
yang telah siap tersebut.
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada saat tanah sebelum di olah, masih banyak sisa-sisa dari jerami, atau
rumput yang berada dilahan sawah.
2. Penggenangan air dilakukan bertujuan untuk melembekkan tanah agar lebih
lunak untuk dibajak.
3. Hasil dari tanah setelah diolah tidak sama, karena tergantung dari air yang
menggenangi lahan tersebut, kondisi karakteritik lahan, dan arah gerak
traktor.
4.

Perbedaan pengolahan tanah modern dan tradisional adalah pada penngunaan
alat yang digunakan. Modern menggunakan traktor sedangkan tradisional
menggunakan tenaga hewan.

5. Macam-macam tipe gerak traktor yaitu melintang dan memanjang (bolakbalik).
6. Tanah dibiarkan supaya dapat melunakkan lahan yang akan dibajak dan
membusukkan sisa-sisa jerami yang ada pada lahan untuk manjadi kompos.
7. Tanah diolah karena untuk mandapatkan penyinaran sinar matahari, udara dan
air yang dibutuhkan untuk memenuhi unsur hara.
8.

Tahanpan pengolahan tanah ; Pembersihan, pembentukan saluran dan
bedengan, pencangkulan, pembajakan dan penggaruan.

5.2 Saran

Sebaiknya

dalam

praktikum

acara

pengolahan

tanah

di

UPT

Agrotechnopark Jubung lebih banyak disediakan traktor dan cangkul, sehingga
tidaj terjadi antrian yang panjang dan membuat kejenuhan karen menunggu yang
terallu lama dan sistusai yang semakin panas. Dan sebaiknya pelaksanaan
praktikum harus lebih siap lagi agar waktu tidak terbuang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk., 2004. Tanah Sawah Dan Tekhnologi Pengelolaannya.
Bogor: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanah Dan
Agroklimat.
Idjudin, Abas. 2011. Peranan Konservasi Lahan Dalam Pengelolaan Perkebunan.
The Role of Land Conservation in Plantation Management. Balai
Penelitian Tanah, Bogor
Latiefudin, Hayyu dan Musthofa Luthfi. 2013. Uji Kinerja Berbagai Tipe Bajak
Singkal dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan Terhadap hasil
Olah pada Tanah Mediteran. Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem Vol. 1 No. 3 : 274-281. Universitas Brawijaya
Mu`minah. 2009 . The Effect Of Soil Tillage And Mulch Of Rice Straw On The
Yield Of Corn, Peanut And Its Effect On Soil Erosion. Agrisistem,
Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330. Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep, Sulawesi Selatan
Rizaldi, taufik. 2006. Masin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara
Saraswati, dkk. 2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor:Balai
Besar Penelitian Dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian.

Sastrohartono, MS. 2010. Teknik Fertigasi Untuk Pertanian Lahan
Kering. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian
Institute Pertanian STIPER Yogyakarta.
Wayan,Basarudin,Tumarulan. 1997. Budidaya Padi Sawah di Lahan Pasang
Surut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Wahyunto. 2009. Lahan Sawah Di Indonesia Sebagai Pendukung Ketahanan
Pangan Nasional. Informatika Pertanian Volume 18 No. 2. BBSDLP,
Bogor