TUGAS KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KOLOID ONG
TUGAS KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM
KOLOID
“ONGOL-ONGOL”
OLEH :
NI KOMANG OKKY WIDYA SARI
XI MIPA 8
26
TAHUN AJARAN
2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOLOID BIDANG
MAKANAN
I.
Tujuan
Untuk mengetahui reaksi koloid yang terjadi pada pembuatan salah satu
produk koloid pangan, serta mengetahui proses pembuatan produk tersebut.
II.
Landasan teori
Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi yang bercampur secara merata. Sistem dispersi dibedakan menjadi tiga,
yaitu dispersi kasar (suspensi), dispersi halus (larutan), dan dispersi koloid. Dimana
zat terdispersi adalah zat yang terlarut di dalam koloid, sedangkan zat pendispersi
adalah zat pelarut di dalam koloid.
Koloid merupakan suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Koloid termasuk salah satu jenis sistem dispersi yang terlihat homogen, tetapi
sebenarnya heterogen dan bersifat stabil. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 Nm.
Berikut adalah jenis-jenis koloid yaitu :
NO
Nama Koloid
Fase Terdispersi
Medium pendispersi
Contoh Koloid
.
1.
2.
3.
Sol Padat
Sol Cair
Aerosol Padat
Padat
Padat
Padat
Padat
Cair
Gas
Kaca berwarna
Tinta, cat
Debu,
asap
Gas
Padat
Cair
Padat
Cair
rokok
Kabut
Mentega, keju
Susu, mayones
Styrofoam
Busa sabun
4.
5.
6.
7.
8.
Aerosol Cair
Emulsi Padat
Emulsi Cair
Busa Padat
Busa Cair
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau
suspensi. Berikut ini adalah sifat-sifat koloid :
a. Efek tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Contohnya seperti sorot lampu mobil atau sepeda motor di saat udara berkabut
tampak lebih jelas.
b. Gerak brown
Gerak brown merupakan gerakan acak partikel koloid dalam medium
pendispersinya. Contohnya adalah susu. Apabila susu didiamkan untuk waktu
beberapa lama, tidak akan didapati endapan.
c. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid karena pengaruh
medan listrik. Contohnya peristiwa elektroforesis sering dimanfaatkan pihak
kepolisian dalam identifikasi jenazah korban pembunuhan atau jenazah korban
yang tidak dikenal melalui tes DNA.
d. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu partikel zat, baik berupa ion, atom,
maupun molekul pada penggumpalan zat lain. Contoh dari adsorpsi yaitu proses
penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir menggunakan tanah
diatome dan arang tulang.
e. Koagulasi
Koagulasi dalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase
terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Contohnya adalah kotoran pada
air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Koagulasi koloid dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Cara mekanik, yaitu dengan menggumpalkan koloid melalui pemanasan,
pendinginan dan pengadukan.
2. Cara kimia, yaitu dengan menambahkan zat-zat kimia.
f. Dialisis
Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam
sistem koloid menggunakan selaput semipermeabel. Contoh dari dialisis adalah
proses hemodialisis atau cuci darah, kertas perkamen, selopan dan kolodion.
g. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain. Contoh
penggunaan koloid pelindung seperti lesitin, gelatin, minyak silikon, dan kasein.
h. Koloid liofil dan liofob
Koloid yang mempunyai medium dispersi cair dibedakan menjadi koloid liofil dan
koloid liofob.Koloid liofil dan liofob digolongkan ke dalam koloid tipe sol.
Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil terhadap
medium pendispersinya. Sol liofob berarti tidak suka cairan, contoh liofob :
Mayones, Sabun, Lem, dan Cat.
Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar dalam
menarik medium pendispersinya. Liofil berarti suka cairan. Butir-butir koloid
liofil atau hidrofil mengadsorpsi molekul medium pendispersinya sehingga
membentuk suatu selubung. Sol liofil ini tidak akan menggumpal apabila
ditambahkan suatu larutan. Liofil ini memiliki sifat tetap padat apabila zat padat
yang ditambahkan dicampurkan dengan air. Contoh Liofil :Agar-agar, kanji,
gelatin.
Sol liofil yang fase terdispersinya banyak sekali menyerap medium pendispersi,
akan menjadi sangat kental dan hampir padat atau setengah padat dinamakan gel.
Gel dapat dibuat dari sol liofil dengan jalan menguapkan medium pendispersinya.
Contoh dari sol liofil jenis gel adalah kue ongol-ongol.
Ada beberapa cara dalam pembuatan koloid, yaitu :
1. Cara Kondensasi
Pada cara kondensasi ini, partikel-partikel terlarut akan bergabung sehingga
menggumpal menjadi partikel-partikel koloid. Pembuatan koloid dengan cara
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
a. Cara Kimia
Pembuatan koloid dengan cara kimia dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
- Reaksi pengendapan
- Reaksi hidrolisis
- Reaksi substitusi
- Reaksi redoks
b. Cara Fisika
Cara
fisika
digunakan
untuk
membuat
koloid
dengan
cara
mengkondensasikan partikel koloid. Proses ini dilakukan dengan cara-cara
berikut :
- Pengembunan uap
- Pendinginan
- Penggantian pelarut
2. Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil
partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan
partikel-partikel kasar menjadi koloid. Pembuatan cara dispersi dapat
dilakukan dengan cara :
a. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat,
dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium
pendispersi.
b. Cara peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
c. Cara busur bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan
mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air,
sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
d. Cara homogenisasi
Adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi homogen
dan berukuran partikel koloid.
Kue ongol ongol adalah kue tradisional khas dari Indonesia yang memiliki
tekstur sangat lembut dan kenyal. Kue ongol ongol merupakan kue yang terbuat
dari bahan dasar tepung sagu yang dipadukan dengan gula pasir atau gula merah.
Kue ini memiliki tekstur yang kenyal dan lembut dengan warna kecoklatan yang
disebabkan oleh larutan gula merah. Ongol-ongol ini tidak memiliki varian rasa,
hanya satu varian rasa yaitu rasa khas gula merah. Bahan yang dibutuhkan untuk
membuatnya sangat mudah didapatkan dan proses membuatnya tidak terlalu sulit.
Selain itu, onggol-ongol saat ini sudah sangat jarang ditemui di pasaran. Padahal
kue ini sangat cocok untuk ditemani minum kopi atau teh serta rasanya yang
sangat enak. Kue ini juga kaya akan karbohidrat yang berasal dari tepung sagu,
jadi kue ini juga cukup mengganjal perut karena kandungannya yang kaya akan
karbohidrat.
III.
Alat dan Bahan
Alat
1. Panci
2. Sendok pengaduk
3. Pengukusan
4. Wadah
Bahan
1. 50 gr tepung sagu
2. 100 gr gula pasir
3. 30 gr gula merah
4. 50 gr kelapa parut
5. 200 cc air
6. Garam secukupnya
IV.
Cara Kerja
1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Parut kelapa kemudian campur dengan sedikit garam.
3. Siapkan kukusan yang sudah panas, lalu kukus parutan kelapa selama 5 menit.
Sisihkan.
4. Selanjutnya, masukkan air, gula pasir dan gula merah ke dalam panci. Masak
dengan api sedang hingga gula larut.
5. Kemudian masukkan tepung sagu ke dalam larutan gula tersebut dengan api kecil.
6. Aduk terus hingga meletup-letup dan mengental.
7. Setelah mengental dan sulit untuk diaduk, matikan kompor kemudian pindahkan
ke wadah yang sudah disiapkan. Tunggu hingga dingin.
8. Setelah dingin, potong kecil-kecil kemudian guling-gulingkan di parutan kelapa
tadi. Kemudian sajikan.
V.
Hasil Percobaan
VI.
Pembahasan
Tahap pertama
Hal yang dilakukan pada tahap pertama ini adalah pelarutan gula. Yaitu
mencampurkan gula dengan air yang panas hingga keduanya larut menjadi satu.
Pada tahap ini hanya dimaksudkan untuk memberikan rasa manis pada kue ongolongol.
Tahap kedua
Kemudian tahap kedua adalah pencampuran larutan gula dengan tepung sagu.
Pada saat tepung sagu dimasukkan ke larutan gula dengan suhu yang panas,
larutan sedikit demi sedikit akan berubah mengental. Ini dikarenakan di dalam
tepung sagu banyak terdapat kandungan pati sagu. Dimana di dalam pati tersebut
sangat kaya akan karbohidrat. Kandungan pati ini memiliki sifat mengental atau
memadat apabila dicampurkan dengan suatu zat pelarut dengan suhu yang cukup
panas. Jadi pada saat pati dipanaskan maka air akan mendifusi masuk ke dalam
tepung sehingga terjadi pembengkakan tepung sagu. Dan biasanya pada suhu
600 C dan pada suhu 800 C sudah sangat mengental atau padat. Ini dikarenakan air
terperangkap ke dalam granula pati pada tepung sagu. Maka dari itu pada tahap
ini larutan akan berubah teksturnya dari cair dan akan mengental bahkan hampir
padat. Proses yang terjadi pada pembuatan ongol – ongol disebut proses
gelatinisasi pati.
Tahap terakhir
Pada tahap terakhir ini yaitu pendinginan, dimana pada tahap ini adonan hanya
akan didiamkan saja pada suhu ruangan agar adonan tersebut lebih padat. Ketika
didinginkan, molekul-molekul tepung sagu mulai saling merapat, memadat dan
membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk
sistem koloid padat-cair (gel).
Pada proses pembuatan kue ini zat terlarutnya (fase terdispersi) adalah cair
yaitu air dan zat pelarutnya (medium pendispersi) adalah padat yaitu tepung sagu.
Zat terlarutnya yaitu air banyak menyerap zat pelarutnya yaitu tepung sagu,
sehingga pada suhu yang cukup panas akan menjadi kental atau hampir padat
seperti gel. Kandungan pati yang terdapat dalam tepung sagu membuat kue ini
menjadi padat karena kandungan pati tersebut mendifusi air masuk kedalam
tepung sagu. Yang mengakibatkan ait terperangkap dalam granula tepung sagu.
Sehingga kue ongol-ongol ini termasuk ke dalam koloid jenis emulsi, yaitu
emulsi padat.
Pada saat proses pembuatan tahap kedua yaitu penambahan tepung sagu tidak
terjadi penggumpalan. Dan, tepung sagu yang ditambahkan atau dicampurkan
dengan air akan membentuk kembali suatu koloid yang bersifat padat. Sehingga
kue ongol-ongol ini termasuk koloid bersifat sol liofil. Air pada kue ongol-ongol
ini banyak sekali meyerap tepung sagu, sehingga tekstur yang dihasilkan menjadi
padat. Jadi kue ongol-ongol ini bersifat koloid liofil jenis gel.
Cara yang digunakan dalam proses pembuatan kue ongol-ongol ini adalah cara
kondensasi. Cara kondensasi sendiri berarti partikel-partikel terlarut akan
bergabung sehingga menggumpal menjadi partikel-partikel koloid. Dimana yang
dimaksud partikel-partikel terlarut adalah air nya dan akan membentuk partikel
koloid yang berbentuk padat.
VII.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa kue ongolongol kue ini termasuk ke dalam jenis koloid tipe emulsi padat karena fase
terdispersinya cair yaitu air dan medium terdispersinya padat yaitu tepung sagu. Kue
ongol-ongol ini termasuk ke dalam sifat koloid liofil, yang lebih tepatnya adalah
koloid liofil jenis gel. Cara yang digunakan dalam pembuatan kue ini adalah cara
kondensasi.
Kue
ini
akan
membentuk
padatan
setelah
melewati
proses
pendinginan,sehingga hasil akhir yang didapatkan adalah koloid yang berbentuk cairpadat (gel). Kue ongol-ongol ini merupakan salah satu contoh koloid dalam bidang
makanan.
LAPORAN PRAKTIKUM
KOLOID
“ONGOL-ONGOL”
OLEH :
NI KOMANG OKKY WIDYA SARI
XI MIPA 8
26
TAHUN AJARAN
2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOLOID BIDANG
MAKANAN
I.
Tujuan
Untuk mengetahui reaksi koloid yang terjadi pada pembuatan salah satu
produk koloid pangan, serta mengetahui proses pembuatan produk tersebut.
II.
Landasan teori
Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi yang bercampur secara merata. Sistem dispersi dibedakan menjadi tiga,
yaitu dispersi kasar (suspensi), dispersi halus (larutan), dan dispersi koloid. Dimana
zat terdispersi adalah zat yang terlarut di dalam koloid, sedangkan zat pendispersi
adalah zat pelarut di dalam koloid.
Koloid merupakan suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Koloid termasuk salah satu jenis sistem dispersi yang terlihat homogen, tetapi
sebenarnya heterogen dan bersifat stabil. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 Nm.
Berikut adalah jenis-jenis koloid yaitu :
NO
Nama Koloid
Fase Terdispersi
Medium pendispersi
Contoh Koloid
.
1.
2.
3.
Sol Padat
Sol Cair
Aerosol Padat
Padat
Padat
Padat
Padat
Cair
Gas
Kaca berwarna
Tinta, cat
Debu,
asap
Gas
Padat
Cair
Padat
Cair
rokok
Kabut
Mentega, keju
Susu, mayones
Styrofoam
Busa sabun
4.
5.
6.
7.
8.
Aerosol Cair
Emulsi Padat
Emulsi Cair
Busa Padat
Busa Cair
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau
suspensi. Berikut ini adalah sifat-sifat koloid :
a. Efek tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Contohnya seperti sorot lampu mobil atau sepeda motor di saat udara berkabut
tampak lebih jelas.
b. Gerak brown
Gerak brown merupakan gerakan acak partikel koloid dalam medium
pendispersinya. Contohnya adalah susu. Apabila susu didiamkan untuk waktu
beberapa lama, tidak akan didapati endapan.
c. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid karena pengaruh
medan listrik. Contohnya peristiwa elektroforesis sering dimanfaatkan pihak
kepolisian dalam identifikasi jenazah korban pembunuhan atau jenazah korban
yang tidak dikenal melalui tes DNA.
d. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu partikel zat, baik berupa ion, atom,
maupun molekul pada penggumpalan zat lain. Contoh dari adsorpsi yaitu proses
penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir menggunakan tanah
diatome dan arang tulang.
e. Koagulasi
Koagulasi dalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase
terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Contohnya adalah kotoran pada
air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Koagulasi koloid dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Cara mekanik, yaitu dengan menggumpalkan koloid melalui pemanasan,
pendinginan dan pengadukan.
2. Cara kimia, yaitu dengan menambahkan zat-zat kimia.
f. Dialisis
Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam
sistem koloid menggunakan selaput semipermeabel. Contoh dari dialisis adalah
proses hemodialisis atau cuci darah, kertas perkamen, selopan dan kolodion.
g. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain. Contoh
penggunaan koloid pelindung seperti lesitin, gelatin, minyak silikon, dan kasein.
h. Koloid liofil dan liofob
Koloid yang mempunyai medium dispersi cair dibedakan menjadi koloid liofil dan
koloid liofob.Koloid liofil dan liofob digolongkan ke dalam koloid tipe sol.
Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil terhadap
medium pendispersinya. Sol liofob berarti tidak suka cairan, contoh liofob :
Mayones, Sabun, Lem, dan Cat.
Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar dalam
menarik medium pendispersinya. Liofil berarti suka cairan. Butir-butir koloid
liofil atau hidrofil mengadsorpsi molekul medium pendispersinya sehingga
membentuk suatu selubung. Sol liofil ini tidak akan menggumpal apabila
ditambahkan suatu larutan. Liofil ini memiliki sifat tetap padat apabila zat padat
yang ditambahkan dicampurkan dengan air. Contoh Liofil :Agar-agar, kanji,
gelatin.
Sol liofil yang fase terdispersinya banyak sekali menyerap medium pendispersi,
akan menjadi sangat kental dan hampir padat atau setengah padat dinamakan gel.
Gel dapat dibuat dari sol liofil dengan jalan menguapkan medium pendispersinya.
Contoh dari sol liofil jenis gel adalah kue ongol-ongol.
Ada beberapa cara dalam pembuatan koloid, yaitu :
1. Cara Kondensasi
Pada cara kondensasi ini, partikel-partikel terlarut akan bergabung sehingga
menggumpal menjadi partikel-partikel koloid. Pembuatan koloid dengan cara
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
a. Cara Kimia
Pembuatan koloid dengan cara kimia dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
- Reaksi pengendapan
- Reaksi hidrolisis
- Reaksi substitusi
- Reaksi redoks
b. Cara Fisika
Cara
fisika
digunakan
untuk
membuat
koloid
dengan
cara
mengkondensasikan partikel koloid. Proses ini dilakukan dengan cara-cara
berikut :
- Pengembunan uap
- Pendinginan
- Penggantian pelarut
2. Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil
partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan
partikel-partikel kasar menjadi koloid. Pembuatan cara dispersi dapat
dilakukan dengan cara :
a. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat,
dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium
pendispersi.
b. Cara peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
c. Cara busur bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan
mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air,
sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
d. Cara homogenisasi
Adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi homogen
dan berukuran partikel koloid.
Kue ongol ongol adalah kue tradisional khas dari Indonesia yang memiliki
tekstur sangat lembut dan kenyal. Kue ongol ongol merupakan kue yang terbuat
dari bahan dasar tepung sagu yang dipadukan dengan gula pasir atau gula merah.
Kue ini memiliki tekstur yang kenyal dan lembut dengan warna kecoklatan yang
disebabkan oleh larutan gula merah. Ongol-ongol ini tidak memiliki varian rasa,
hanya satu varian rasa yaitu rasa khas gula merah. Bahan yang dibutuhkan untuk
membuatnya sangat mudah didapatkan dan proses membuatnya tidak terlalu sulit.
Selain itu, onggol-ongol saat ini sudah sangat jarang ditemui di pasaran. Padahal
kue ini sangat cocok untuk ditemani minum kopi atau teh serta rasanya yang
sangat enak. Kue ini juga kaya akan karbohidrat yang berasal dari tepung sagu,
jadi kue ini juga cukup mengganjal perut karena kandungannya yang kaya akan
karbohidrat.
III.
Alat dan Bahan
Alat
1. Panci
2. Sendok pengaduk
3. Pengukusan
4. Wadah
Bahan
1. 50 gr tepung sagu
2. 100 gr gula pasir
3. 30 gr gula merah
4. 50 gr kelapa parut
5. 200 cc air
6. Garam secukupnya
IV.
Cara Kerja
1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Parut kelapa kemudian campur dengan sedikit garam.
3. Siapkan kukusan yang sudah panas, lalu kukus parutan kelapa selama 5 menit.
Sisihkan.
4. Selanjutnya, masukkan air, gula pasir dan gula merah ke dalam panci. Masak
dengan api sedang hingga gula larut.
5. Kemudian masukkan tepung sagu ke dalam larutan gula tersebut dengan api kecil.
6. Aduk terus hingga meletup-letup dan mengental.
7. Setelah mengental dan sulit untuk diaduk, matikan kompor kemudian pindahkan
ke wadah yang sudah disiapkan. Tunggu hingga dingin.
8. Setelah dingin, potong kecil-kecil kemudian guling-gulingkan di parutan kelapa
tadi. Kemudian sajikan.
V.
Hasil Percobaan
VI.
Pembahasan
Tahap pertama
Hal yang dilakukan pada tahap pertama ini adalah pelarutan gula. Yaitu
mencampurkan gula dengan air yang panas hingga keduanya larut menjadi satu.
Pada tahap ini hanya dimaksudkan untuk memberikan rasa manis pada kue ongolongol.
Tahap kedua
Kemudian tahap kedua adalah pencampuran larutan gula dengan tepung sagu.
Pada saat tepung sagu dimasukkan ke larutan gula dengan suhu yang panas,
larutan sedikit demi sedikit akan berubah mengental. Ini dikarenakan di dalam
tepung sagu banyak terdapat kandungan pati sagu. Dimana di dalam pati tersebut
sangat kaya akan karbohidrat. Kandungan pati ini memiliki sifat mengental atau
memadat apabila dicampurkan dengan suatu zat pelarut dengan suhu yang cukup
panas. Jadi pada saat pati dipanaskan maka air akan mendifusi masuk ke dalam
tepung sehingga terjadi pembengkakan tepung sagu. Dan biasanya pada suhu
600 C dan pada suhu 800 C sudah sangat mengental atau padat. Ini dikarenakan air
terperangkap ke dalam granula pati pada tepung sagu. Maka dari itu pada tahap
ini larutan akan berubah teksturnya dari cair dan akan mengental bahkan hampir
padat. Proses yang terjadi pada pembuatan ongol – ongol disebut proses
gelatinisasi pati.
Tahap terakhir
Pada tahap terakhir ini yaitu pendinginan, dimana pada tahap ini adonan hanya
akan didiamkan saja pada suhu ruangan agar adonan tersebut lebih padat. Ketika
didinginkan, molekul-molekul tepung sagu mulai saling merapat, memadat dan
membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk
sistem koloid padat-cair (gel).
Pada proses pembuatan kue ini zat terlarutnya (fase terdispersi) adalah cair
yaitu air dan zat pelarutnya (medium pendispersi) adalah padat yaitu tepung sagu.
Zat terlarutnya yaitu air banyak menyerap zat pelarutnya yaitu tepung sagu,
sehingga pada suhu yang cukup panas akan menjadi kental atau hampir padat
seperti gel. Kandungan pati yang terdapat dalam tepung sagu membuat kue ini
menjadi padat karena kandungan pati tersebut mendifusi air masuk kedalam
tepung sagu. Yang mengakibatkan ait terperangkap dalam granula tepung sagu.
Sehingga kue ongol-ongol ini termasuk ke dalam koloid jenis emulsi, yaitu
emulsi padat.
Pada saat proses pembuatan tahap kedua yaitu penambahan tepung sagu tidak
terjadi penggumpalan. Dan, tepung sagu yang ditambahkan atau dicampurkan
dengan air akan membentuk kembali suatu koloid yang bersifat padat. Sehingga
kue ongol-ongol ini termasuk koloid bersifat sol liofil. Air pada kue ongol-ongol
ini banyak sekali meyerap tepung sagu, sehingga tekstur yang dihasilkan menjadi
padat. Jadi kue ongol-ongol ini bersifat koloid liofil jenis gel.
Cara yang digunakan dalam proses pembuatan kue ongol-ongol ini adalah cara
kondensasi. Cara kondensasi sendiri berarti partikel-partikel terlarut akan
bergabung sehingga menggumpal menjadi partikel-partikel koloid. Dimana yang
dimaksud partikel-partikel terlarut adalah air nya dan akan membentuk partikel
koloid yang berbentuk padat.
VII.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa kue ongolongol kue ini termasuk ke dalam jenis koloid tipe emulsi padat karena fase
terdispersinya cair yaitu air dan medium terdispersinya padat yaitu tepung sagu. Kue
ongol-ongol ini termasuk ke dalam sifat koloid liofil, yang lebih tepatnya adalah
koloid liofil jenis gel. Cara yang digunakan dalam pembuatan kue ini adalah cara
kondensasi.
Kue
ini
akan
membentuk
padatan
setelah
melewati
proses
pendinginan,sehingga hasil akhir yang didapatkan adalah koloid yang berbentuk cairpadat (gel). Kue ongol-ongol ini merupakan salah satu contoh koloid dalam bidang
makanan.