Siaran Pers Festival dan Lomba Literasi PKLK 2016
SIARAN PERS
FESTIVAL DAN LOMBA LITERASI PKLK 2016
Kebutuhan literasi di era global ini menuntut pemerintah untuk menyediakan dan
memfasilitasi sistem dan pelayanan pendidikan sesuai dengan pasal 31 ayat 3 UUD 1945,
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.” Ayat ini menegaskan bahwa
program literasi juga mencakup upaya mengembangkan potensi kemanusiaan yang
mencakup kecerdasan intelektual, emosi, bahasa, estetika, sosial, dan spiritual dengan daya
adaptasi terhadap perkembangan arus teknologi dan informasi.
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik
dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya. Sayangnya, hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS)
tahun 2011 yang mengevaluasi kemampuan membaca peserta didik kelas IV menempatkan
Indonesia pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, di bawah nilai ratarata 500.
Sementara itu, survei yang mengevaluasi kemampuan peserta didik berusia 15 tahun
dilakukan Programme for International Student Assessment (PISA) yang mencakup
membaca, matematika, dan sains. Peserta didik Indonesia berpartisipasi dalam PISA 2009
dan 2012 yang diikuti oleh 65 negara peserta.
Khusus dalam kemampuan membaca, Indonesia yang semula pada PISA 2009 berada
pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), ternyata pada PISA 2012
peringkatnya menurun, yaitu berada di urutan ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD
496) (OECD, 2013). Data ini selaras dengan temuan UNESCO terkait kebiasaan membaca
masyarakat Indonesia bahwa hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang membaca.
Permasalahan ini menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar
kemampuan
membaca
peserta
didik
dapat
meningkat
dengan
mengintegrasikan/menindaklanjuti program sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan
masyarakat. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan intervensi kegiatan literasi sekolah
sebagai sebuah gerakan literasi sekolah agar dampaknya dapat dirasakan di masyarakat.
Untuk dapat mengembangkan strategi pelaksanaan literasi di sekolah yang berdampak
menyeluruh dan sistemik, sekolah: a) sebaiknya tumbuh sebagai sebuah organisasi yang
mengembangkan warganya sebagai individu pembelajar; b) memberikan layanan pendidikan
dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas dan berbagai kegiatan lain di luar kelas yang
menunjang pembelajaran dan tujuan pendidikan.
Proses pembelajaran dan aktivitas literasi di sekolah harus selalu dipantau dan
dievaluasi melalui berbagai pendekatan. Agar pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah dapat
terpantau dan dievaluasi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melaksanakan Festival dan Lomba
Literasi PKLK. Tujuan acara akbar yang baru pertama kali digelar ini yaitu:
1.
2.
3.
Menggali dan memberikan dorongan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan
potensi, bakat, dan kreativitasnya di bidang literasi untuk dikembangkan secara optimal;
Memupuk dan menumbuhkembangkan jiwa seni, sastra, semangat, disiplin, dan rasa
percaya diri bagi peserta didik;
Meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar dan berkarya melalui kompetisi yang
sehat, jujur, dan terbuka;
4.
5.
Mendapatkan gambaran konkret yang akan digunakan sebagai salah satu alat evaluasi
penyelenggaraan proses pembelajaran literasi sesuai standar kompetensi siswa di
sekolah;
Menumbuhkembangkan semangat mandiri dalam berkarya dan berprestasi, serta
mendapatkan bibit unggul di bidang nonakademik khususnya di bidang literasi.
Adapun Jenis lomba yang akan diperlombakan adalah sebagai berikut:
1. Lomba Bercerita bagi peserta didik dengan semua ketunaan kecuali Tuna Rungu di
satuan pendidikan SDLB.
2. Lomba Menulis Sinopsis bagi peserta didik dengan semua ketunaan di satuan
pendidikan SMPLB.
3. Lomba Menulis Cerpen bagi peserta didik dengan semua ketunaan di satuan pendidikan
SMALB dan Peserta didik yang mengikuti program SMATER, ADEM, dan ADEM 3T
Festival dan Lomba Literasi PKLK 2016 dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 9 Maret 2016
di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Selain lomba, dilaksanakan pula
seminar mengenai Gerakan Literasi Sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman Guru, Kepala Sekolah, dan Pembina PKLK di Dinas Pendidikan Provinsi
seluruh Indonesia mengenai pentingnya Gerakan Literasi Sekolah.
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan masyarakat dengan pola home stay, di mana
peserta lomba dan pendamping dari 34 provinsi akan tinggal di 34 keluarga yang ada di
sekitar Festival dan Lomba Literasi. Pola home stay merupakan wujud kepedulian
masyarakat terhadap dunia pendidikan khususnya dalam memajukan Gerakan Literasi Anak
Berkebutuhan Khusus. Dalam pelaksanaannya, keluarga penerima tidak menerima
konpensasi apapun. Keluarga penerima homestay memberikan layanan atas inisiatif sendiri
untuk mengantar-jemput peserta dan pendamping dalam mengikuti seluruh tahapan Festival
dan Lomba Literasi PKLK 2016.
Juri yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini merupakan orang-orang yang
berkompeten dalam kegiatan literasi seperti Pangesti Wiedarti, Ph.D sebagai Ketua Satgas
Gerakan Literasi Sekolah; Soffie Dewayani, Ph.D, penulis buku dan Dosen ITB; dan
Sastrawan Gol A Gong, pendiri Rumah Dunia.
Pada acara ini diharapkan tercipta suasana lomba yang menjunjung tinggi sportivitas,
ketertiban, dan tanggung jawab. Direktorat Pembinaan PKLK mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kegiatan ini
dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Dikdasmen Kemendikbud
FESTIVAL DAN LOMBA LITERASI PKLK 2016
Kebutuhan literasi di era global ini menuntut pemerintah untuk menyediakan dan
memfasilitasi sistem dan pelayanan pendidikan sesuai dengan pasal 31 ayat 3 UUD 1945,
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.” Ayat ini menegaskan bahwa
program literasi juga mencakup upaya mengembangkan potensi kemanusiaan yang
mencakup kecerdasan intelektual, emosi, bahasa, estetika, sosial, dan spiritual dengan daya
adaptasi terhadap perkembangan arus teknologi dan informasi.
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik
dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya. Sayangnya, hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS)
tahun 2011 yang mengevaluasi kemampuan membaca peserta didik kelas IV menempatkan
Indonesia pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, di bawah nilai ratarata 500.
Sementara itu, survei yang mengevaluasi kemampuan peserta didik berusia 15 tahun
dilakukan Programme for International Student Assessment (PISA) yang mencakup
membaca, matematika, dan sains. Peserta didik Indonesia berpartisipasi dalam PISA 2009
dan 2012 yang diikuti oleh 65 negara peserta.
Khusus dalam kemampuan membaca, Indonesia yang semula pada PISA 2009 berada
pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), ternyata pada PISA 2012
peringkatnya menurun, yaitu berada di urutan ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD
496) (OECD, 2013). Data ini selaras dengan temuan UNESCO terkait kebiasaan membaca
masyarakat Indonesia bahwa hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang membaca.
Permasalahan ini menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar
kemampuan
membaca
peserta
didik
dapat
meningkat
dengan
mengintegrasikan/menindaklanjuti program sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan
masyarakat. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan intervensi kegiatan literasi sekolah
sebagai sebuah gerakan literasi sekolah agar dampaknya dapat dirasakan di masyarakat.
Untuk dapat mengembangkan strategi pelaksanaan literasi di sekolah yang berdampak
menyeluruh dan sistemik, sekolah: a) sebaiknya tumbuh sebagai sebuah organisasi yang
mengembangkan warganya sebagai individu pembelajar; b) memberikan layanan pendidikan
dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas dan berbagai kegiatan lain di luar kelas yang
menunjang pembelajaran dan tujuan pendidikan.
Proses pembelajaran dan aktivitas literasi di sekolah harus selalu dipantau dan
dievaluasi melalui berbagai pendekatan. Agar pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah dapat
terpantau dan dievaluasi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melaksanakan Festival dan Lomba
Literasi PKLK. Tujuan acara akbar yang baru pertama kali digelar ini yaitu:
1.
2.
3.
Menggali dan memberikan dorongan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan
potensi, bakat, dan kreativitasnya di bidang literasi untuk dikembangkan secara optimal;
Memupuk dan menumbuhkembangkan jiwa seni, sastra, semangat, disiplin, dan rasa
percaya diri bagi peserta didik;
Meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar dan berkarya melalui kompetisi yang
sehat, jujur, dan terbuka;
4.
5.
Mendapatkan gambaran konkret yang akan digunakan sebagai salah satu alat evaluasi
penyelenggaraan proses pembelajaran literasi sesuai standar kompetensi siswa di
sekolah;
Menumbuhkembangkan semangat mandiri dalam berkarya dan berprestasi, serta
mendapatkan bibit unggul di bidang nonakademik khususnya di bidang literasi.
Adapun Jenis lomba yang akan diperlombakan adalah sebagai berikut:
1. Lomba Bercerita bagi peserta didik dengan semua ketunaan kecuali Tuna Rungu di
satuan pendidikan SDLB.
2. Lomba Menulis Sinopsis bagi peserta didik dengan semua ketunaan di satuan
pendidikan SMPLB.
3. Lomba Menulis Cerpen bagi peserta didik dengan semua ketunaan di satuan pendidikan
SMALB dan Peserta didik yang mengikuti program SMATER, ADEM, dan ADEM 3T
Festival dan Lomba Literasi PKLK 2016 dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 9 Maret 2016
di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Selain lomba, dilaksanakan pula
seminar mengenai Gerakan Literasi Sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman Guru, Kepala Sekolah, dan Pembina PKLK di Dinas Pendidikan Provinsi
seluruh Indonesia mengenai pentingnya Gerakan Literasi Sekolah.
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan masyarakat dengan pola home stay, di mana
peserta lomba dan pendamping dari 34 provinsi akan tinggal di 34 keluarga yang ada di
sekitar Festival dan Lomba Literasi. Pola home stay merupakan wujud kepedulian
masyarakat terhadap dunia pendidikan khususnya dalam memajukan Gerakan Literasi Anak
Berkebutuhan Khusus. Dalam pelaksanaannya, keluarga penerima tidak menerima
konpensasi apapun. Keluarga penerima homestay memberikan layanan atas inisiatif sendiri
untuk mengantar-jemput peserta dan pendamping dalam mengikuti seluruh tahapan Festival
dan Lomba Literasi PKLK 2016.
Juri yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini merupakan orang-orang yang
berkompeten dalam kegiatan literasi seperti Pangesti Wiedarti, Ph.D sebagai Ketua Satgas
Gerakan Literasi Sekolah; Soffie Dewayani, Ph.D, penulis buku dan Dosen ITB; dan
Sastrawan Gol A Gong, pendiri Rumah Dunia.
Pada acara ini diharapkan tercipta suasana lomba yang menjunjung tinggi sportivitas,
ketertiban, dan tanggung jawab. Direktorat Pembinaan PKLK mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kegiatan ini
dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Dikdasmen Kemendikbud