Verifikasi ODF Final March 5 pocketsize

Program SToPS
Monitoring & Evaluasi

VERIFIKASI ODF
Di Komunitas
STBM/TSSM

The World Bank Group
Hubungi:
Bagian yang menangani sanitasi perdesaan
di setiap kantor Dinkes kabupaten setempat
atau Kantor Dinkes Propinsi Jawa Timur

Pusat:
Sekretariat STBM:
TSSM-WSP: (021) 5299-3003
Website: www.sanitasi-total.org
Milis: tssm-indonesia@googlegroups.com

ODF pada waktu Deklarasi, Ya!
Tapi… Apakah masih ODF tahun depan?


Hal 2

Program SToPS

Hal 11

Batasan-batasan lain
Sanitasi total…di satu komunitas, bila:
1. Semua masyarakat berhenti
BAB di sembarang tempat.
2. Semua masyarakat telah
mempunyai dan menggunakan jamban yang sehat dan
memeliharanya dengan
baik.
3. Semua masyarakat telah
terbiasa mencuci tangan
yang benar dengan sabun
setelah BAB, setelah menceboki anak, sebelum makan,
sebelum memberi makan

bayi dan sebelum menyiapkan makanan.
4. Semua masyarakat telah
mengelola dan menyimpan
air minum dan makanan
dengan aman.
5. Mengelola limbah Rumah
Tangga (cair dan padat)
dengan benar.

Jamban Sehat merupakan fasilitas pembuangan tinja yang:
1. Mencegah kontaminasi ke
badan air.
2. Mencegah kontak antara
manusia dan tinja.
3. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi lalat,
atau serangga vektor lainnya, serta binatang liar
atau binatang peliharaan.
4. Mencegah buangan dari
menimbulkan bau yang tidak sedap.
5. Konstruksi dudukan dibuat.

dengan baik dan aman

Program SToPS

Hal 10

Hal 3

Format rekapitulasi hasil verifikasi ODF:
Kriteria ODF

Beri tanda
()

Catatan tambahan

1. Semua masyarakat
telah BAB hanya di
jamban yang sehat
dan membuang kotoran bayi hanya ke

jamban yang sehat.
(Skor checklist-no 1, 2,
5 dan 6).
2. Tidak terlihat tinja
manusia di lingkungan
sekitar. (Skor checklistno 7 dan 10).

3. Ada penerapan
sanksi, peraturan atau
upaya lain oleh
masyarakat untuk
mencegah kejadian
BAB di sembarang
tempat.
4. Ada mekanisme
monitoring umum yang
dibuat masyarakat
untuk mencapai 100
persen KK mempunyai
jamban sehat.

5. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk
dapat mencapai Total
Sanitasi.
Catatan:
 No.3: Tertulis dan pastikan ada komitmen penerapan serta dan lakukan cross check ke
sebagian warga.
 No.4: Harus dipastikan ada tidaknya tim pemantau.

VERIFIKASI ODF
Mengapa perlu dilakukan verifikasi ODF 
Verifikasi status bebas dari buang air besar sembarangan (ODF 
= Open Defecation Free) penting untuk dilakukan dalam 
memastikan perubahan perilaku di masyarakat benar‐benar 
terjadi dan berkelanjutan. Tidak sesaat pada deklarasi ODF 
saja, namun perubahan perilaku terjadi secara permanen.  
Apa itu verifikasi ODF 
Proses verifikasi yang disampaikan dalam buku ini adalah 
proses memastikan status ODF suatu komunitas masyarakat 
yang menyatakan bahwa secara kolektif mereka telah bebas 
dari perilaku buang air besar sembarangan. 

Adapun batasan bahwa suatu komunitas masyarakat telah 
dapat dikatakan ODF apabila: 
 
1.  Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban yang se‐
hat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban 
yang sehat (termasuk di sekolah).  
2.  Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar. 
3.  Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh 
masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang 
tempat. 
4.  Ada mekanisme monitoring yang dibuat masyarakat 
untuk mencapai 100 persen KK mempunyai jamban 
sehat. 
5.  Ada upaya atau strategi yang jelas dan tertulis untuk da‐
pat mencapai Total Sanitasi.  

Program SToPS

Hal 4


Tim verifikasi 
ODF Komunitas 






 

Masyarakat dari 
komunitas 
tetangga/terdekat 
Kader/Bagas desa 
lain 
Bidan Desa 
Sanitarian setem‐
pat (optional) 

ODF Desa 







Masyarakat dari 
komunitas 
tetangga/terdekat 
Kader/Bagas desa 
lain 
Bidan Desa lain 
Sanitarian dari 
wilayah Puskesmas 
lain 

ODF Wilayah  
Puskesmas/Kecamatan 
 Masyarakat dari 
komunitas 

tetangga/terdekat 
 Kader/Bagas desa 
lain 
 Bidan Desa lain 
 Sanitarian dari 
wilayah Puskesmas 
lain 
 Staf kecamatan 
lain 
 Staf kabupaten 
 

Contoh:    
Lembar Pengamatan Jamban di sekolah: 

Siapa yang melakukan verifikasi ODF 
Dalam rangka menjaga kebebasan nilai (independent) dan 
keobyektifan, verifikasi ini se‐
baiknya tidak dilakukan oleh 
masyarakat pada komunitas 

yang mendeklarasikan ODF 
tersebut, namun dianjurkan un‐
tuk meminta komunitas lain 
untuk melakukannya dan/atau 
pihak lain dari luar komunitas 
tersebut. Akan semakin baik, 
apabila telah dapat ditetapkan 
suatu komposisi tim verifikasi ODF untuk setiap tingkatan, baik 
komunitas (dusun), desa, ataupun Puskesmas atau kecamatan.  

Hal 9

Contoh:   Perangkat/alat bantu verifikasi ODF  
Lembar Pengamatan Jamban Setiap Rumah Tangga: 

Hal 8

Program SToPS

Hal 5


Kapan verifikasi ODF dilakukan
Proses verifikasi ODF ini dilakukan pada saat:  
 Memantau perkembangan perubahan perilaku 
masyarakat terkait kebiasaan BAB (monitoring ber‐
tahap). Upaya ini sekaligus sebagai kegiatan verifikasi 
ODF per rumah tangga, yang digunakan sebagai dasar 
verifikasi status ODF suatu komunitas. 
 Ada komunitas yang menyatakan dirinya telah menca‐
pai ODF. 
 Memastikan kualitas dan kesinambungan status ODF 
dari komunitas‐komunitas yang telah ODF. Kegiatan ini 
menjadi bagian strategi suatu daerah, dan dapat dila‐
kukan sesuai kebutuhan, misalnya rutin setiap enam 
bulan atau tahunan. Ini penting dilakukan, bila mengin‐
gat ada perilaku hidup bersih dan sehat lainnya yang 
perlu dicapai, yaitu perilaku cuci tangan pakai sabun, 
pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan lim‐
bah cair rumah tangga, dan pengelolaan penggunaan 
air minum yang aman. 

Hal 6

Bagaimana verifikasi dilakukan  
1.  Sebelum memulai verifikasi, dilakukan beberapa persiapan 
meliputi: 
 Penggandaan format yang 
digunakan (lihat di bagian alat 
bantu verifikasi). 
 Pemahaman bersama tentang 
isi format, yang secara khusus 
dibahas 10 pertanyaan tersebut, satu per satu. 
 Cek dan re‐cek data‐data monitoring sebelumnya. 
2.  Tim verifikasi dibagi menjadi kelompok‐kelompok kerja/sub‐
tim. Per kelompok kerja cukup terdiri dari dua orang dan 
masing‐masing kelompok didampingi oleh pengantar dari 
masyarakat setempat. 
3. Pembagian wilayah kerja; untuk mempermudah mengidenti‐
fikasi rumah‐rumah mana yang akan diamati dan diverifikasi 
oleh kelompok kerja dapat menggunakan alat bantu peta 
sosial. Pastikan bahwa mereka memegang nomor rumah 
yang benar atau nama kepala keluarga yang akan dikunjungi.
4. Biarkan semua anggota tim menyelesaikan kunjungan rumah 
untuk pengamatan dan wawancara. Jangan lupa membuat 
Catatan dari setiap jamban yang diamati dan hasil wawan‐
cara dengan Rumah Tangga pengguna jamban.
5. Buat ringkasan hasil secara bersama‐sama menggunakan 
Catatan  Terakhir  ODF dan Jamban Sehat.
6.  Laporkan kembali ke 
masyarakat hal‐hal sebagai 
berikut: 
 Jelaskan lima kriteria ODF 
satu per satu, hingga total skor. 

Program SToPS

Hal 7



Jelaskan kriteria “jamban sehat” dan “jamban  TIDAK 
sehat,” beri contoh jamban “tidak sehat” yang masih 
ditemukan di masyarakat.  
Tegaskan bahwa jamban tersebut mudah rusak dan tidak 
bertahan lama, yang menyebabkan 
masyarakat bersangkutan kehilangan 
status ODF‐nya, dan sebaiknya 
masyarakat berupaya untuk 
meningkatkannya menjadi “jamban 
sehat” dengan sesegera mungkin. 
 Jelaskan kemungkinan masyarakat dapat mendeklarasikan 
status ODF‐nya, berdasarkan hasil penilaian atau 
pengamatan. Bila belum ODF, jelaskan perubahan apa yang 
perlu dilakukan di lingkungan rumah atau di sekolah. 
(Dapat diutarakan temuan‐temuan lapangan yang masih 
belum memenuhi kriteria.) 
 Berdasarkan paparan temuan lapangan, tanyakan kepada 
masyarakat tentang 
upaya dan strategi yang 
dilakukan sebagai langkah 
perbaikan sebelum 
deklarasi ODF dapat 
dilakukan. Jadikan ini 
sebagai dasar menyusun 
Rencana Tindak Lanjut 
(RTL) mereka 
 Sampaikan kepada masyarakat bahwa tim verifikasi akan 
kembali untuk mencek apakah telah ada perubahan atau 
perbaikan yang dibuat berdasarkan RTL yang telah disusun 
masyarakat, sehingga ODF dapat dideklarasikan.
Catatan tambahan: Dalam pleno pelaporan hasil, sebaiknya dapat diikuti oleh aparat
desa, tokoh masyarakat setempat, dan anggota masyarakat yang berkomitmen khususnya
yang belum berubah perilakunya. Bila memungkinkan mengajak komunitas lain untuk
mengikutinya.