ProdukHukum BankIndonesia

WWW.BI.G O .ID
RESEARC

MODEL DAN ESTIMASI
PERMINTAAN DAN PENAWARAN KREDIT
KONSUMSI RUMAH TANGGA DI INDONESIA
(Muliaman D Hadad, Wimboh Santoso, Armida Alisjahbana)
PAPER

6/ 1
5
BIRO STA BILITA S SISTEM KEUA NG A N
DIREKTO RA T PENELITIA N DA N PENG A TURA N PERBA NKA N

MODEL DAN ESTIMASI
PERMINTAAN DAN PENAWARAN KREDIT KONSUMSI RUMAH
TANGGA DI INDONESIA1
2

3


Muliaman D. Hadad ; Wimboh Santoso ; Armida Alisj ahbana

4

Oktober 2004
Abstrak
Penelit ian ini memf ormul asikan dan mengest imasi t iga model ut ama unt uk
memperol eh gambaran t ent ang permi nt aan kredit konsumsi di t ingkat rumah
t angga; permint aan kredit konsumsi di t ingkat propinsi, dan perilaku
pemberian kredit konsumsi dari sisi penawaran di t ingkat propinsi selama
beberapa t ahun t erakhir. Model empiris yang digunakan unt uk est imasi
permi nt aan kredit konsumsi di t ingkat rumah t angga adalah t hr ee-equat ion
gener al ized Tobit . Jumlah sampel yang digunakan dalam est imasi model ini
adalah 3600 rumah t angga dari 3760 rumah t angga yang disurvei dalam Survei
Khusus Tabungan dan Invest asi Rumah Tangga (SKTIR) t ahun 2003. Hasil
perhit ungan menunj ukkan t erdapat kesenj angan ( gap ) sebesar 28, 93 persen
ant ara ni lai kredit yang diinginkan dibandingkan dengan realisasinya dari
semua sumber pi nj aman (perbankan, koperasi, pegadaian, lainnya). Est imasi
model panel penawaran kredit di t ingkat propinsi menunj ukkan indikasi sudah
t erj adinya kej enuhan pada permint aan kredit konsumsi. Dat a realisasi

permi nt aan kredit konsumsi sampai t riwulan kedua t ahun 2004 (6 bulan
pert ama) t elah mencapai 64 persen t erhadap nilai prediksinya unt uk
kesel uruhan t ahun 2004.

1

2

Joint Research Bank Indonesia dan Universit as Padj adj aran
Kepala Biro St abil it as Sist em Keuangan – Direkt orat Penelit ian dan Pengat uran
Perbankan, Bank Indonesia ; e-mail address : mhadad@bi. go. id

3

Penelit i Bank Eksekut if Biro St abilit as Sist em Keuangan – Direkt orat Penelit ian dan
Pengat uran Perbankan, Bank Indonesia ; e-mail address : wimboh@bi. go. id

4

Penelit i dari Unversit as Padj aj aran Bandung; email address:

alisj ahbana@bdg. cent rin. net . id

1

1. Pendahuluan
Pert umbuhan ekonomi Indonesia pada t riwulan I 2004 diperkirakan sebesar
4, 2–4, 7 persen (Bank Indonesia, 2004). Perki raan ini di prediksi dari
perkembangan t i ngkat inf lasi yang rendah, nilai t ukar rupiah yang relat if
st abil, sert a suku bunga yang cenderung menurun. Meskipun demikian,
pert umbuhan ekonomi masih bersandar pada konsumsi, walaupun peranan
ekspor dan invest asi meni ngkat . Per Desember 2003, pert umbuhan konsumsi
rumah t angga dan pemerint ah masing-masing sebesar 4. 1 dan 12. 1 persen,
dibandi ngkan dengan peningkat an konsumsi rumah t angga Desember 2002
sebesar 3, 5 persen (BIES, 2004).
Salah sat u f akt or yang mendorong perkembangan konsumsi adalah kredit
unt uk t uj uan konsumsi yang j uga cenderung meningkat dalam periode yang
sama. Dat a dari Bank Indonesia menunj ukkan bahwa selama periode Apri l
2002 hingga November 2003, posisi kredit konsumsi Bank Umum mengalami
kenaikan sekit ar 400 persen (Websit e Bank Indonesia). Angka ini akan lebi h
besar lagi apabila besaran kredit konsumsi dari Bank Perkredit an Rakyat dan

perusahaan pembiayaan
j uga diikut sert akan.
Pada periode 2001-2003,
proporsi kredit konsumsi yang disalurkan oleh Bank Umum rat a-rat a sebesar
27 persen. Kredit konsumsi menempat i urut an kedua set elah kredit modal
kerj a, dengan proporsi seki t ar 30 persen dari t ot al kredit yang disalurkan ol eh
seluruh j enis bank di Indonesia.
Kenaikan kredit konsumsi yang t idak t erawasi dapat berakibat buruk t erhadap
perekonomian, t erut ama apabila pi hak bank t idak mampu menilai dengan
baik pot ensi at au kemampuan membayar dari seorang debit or. Kenaikan
kredit konsumsi yang t idak t erawasi dikhawat irkan dapat mengganggu
st abilit as keuangan ( f i nancial st abil it y ) Indonesia. Lebih j auh lagi, kredi t
konsumsi yang t erlalu t i nggi dapat menyebabkan inf lasi, apabila sekt or
produksi t idak berj alan dengan baik. Di sisi lain, pert umbuhan ekonomi yang
mengandalkan pert umbuhan konsumsi semat a t idak menj amin sisi
keberlanj ut annya.
Penelit ian yang berhubungan dengan f akt or-f akt or yang mempengaruhi
keput usan rumah t angga unt uk melakukan pinj aman ( demand f or consumer
cr edit ) dan keput usan pihak bank dalam memberikan pinj aman kepada rumah
t angga ( suppl y f or consumer cr edi t ) belum banyak dilakukan, t erut ama di

Indonesia. Di negara-negara maj u sepert i di Amerika Serikat dan It alia,
penelit ian mengenai f akt or-f akt or yang mempengaruhi permint aan dan
penawaran kredit konsumsi t elah banyak di lakukan. Penelit ian ini pent ing
karena dapat dij adikan acuan bagi Bank Indonesia sebagai Bank Sent ral unt uk

2

menget ahui variabel-variabel yang mempengaruhi permint aan dan penawaran
kredit konsumsi. Hasil penelit ian dapat di j adikan bahan pert imbangan dalam
melakukan pengawasan, khususnya t erhadap perkembangan pemberian kredit
konsumsi di Indonesia.

2. Studi Literatur
St udi-st udi empiris yang t elah dilakukan sej auh ini berpij ak pada penguj ian
t eori l if e cycl e/ per manent i ncome hypot hesi s (LCPIH) yang beranggapan
bahwa konsumen/ rumah t angga berupaya unt uk memaksimumkan t ingkat
ut ilit asnya dengan dihadapkan pada kendala anggaran ant ar wakt u yang
dihadapinya.
Pada perkembangannya, st udi-st udi empi ris mengenai permint aan kredit
konsumsi dilakukan dengan mengamat i dat a yang sif at nya j auh lebi h

t erperinci (mikro) ant ara l ain : kelompok variabel yang mewakili pendapat an,
kekayaan dan karakt erist i k kest abilan pendapat an rumah t angga; kelompok
variabel yang mewakili karakt erist ik demograf i; dan kelompok variabel yang
mewakili karakt erist ik j asa perbankan di lokasi t empat rumah t angga berada.
Dengan menggunakan dat a yang bersif at l ebih mikro,
maka f akt or-f akt or
yang berpengaruh dalam menent ukan besarnya permint aan kredit konsumsi di
level unit analisis yang lebih rendah dapat diindent if i kasikan.
Beberapa penelit ian empiris mengenai kredit konsumsi dengan menggunakan
dat a di level mikro t ersebut ant ara lain t elah di lakukan oleh Cox dan Japelli
(1993), Duca dan Rosent al (1993), Crook (2001), Barnes dan Young (2003)
unt uk kasus Amerika Serikat ; Magri (2002) unt uk kasus It alia; dan Brown et . al.
(2003) unt uk kasus Inggris. Masing-masing penelit ian t ersebut pada dasarnya
melakukan est imasi at as karakt erist ik yang kurang lebih sama, hanya saj a
dilakukan dengan memberikan penekanan yang berbeda dalam issue yang di
analisis.
Dalam model ekonomet ri kanya, Cox dan Japel li menggunakan variabel
boneka-lat en yang hanya dapat t erobservasi j ika permint aan kredit konsumsi
adalah posit if dan rumah t angga t idak memi liki kendala kredit (Cox dan
Japel li, 1993, hal . 201). Sedangkan variabel independen dalam model Cox dan

Japelli (1993) adalah usia, t ingkat pendi dikan, pekerj aan, pendapat an daerah
( ar ea income), st at us pekerj aan, dan st at us t empat t inggal ( ur ban/ r ur al
st at us). Hasil penelit ian Cox dan Japelli (1993) memperlihat kan bahwa j ika
kendala kredit berhasil dihilangkan, maka t i ngkat kewaj iban rumah t angga
( househol d l iabil it ies) dapat meningkat hi ngga 9 persen (Cox dan Japel li ,
1993, hal. 209). Sekalipun demikian, kendala likuidit as sangat mempengaruhi

3

peri laku pinj aman dari rumah t angga yang menolak akses t erhadap pasar
kredit (Cox dan Japel li, 1993, hal . 209). Lebih j auh lagi, j ika kendala kredit
dapat dihilangkan, maka akan dapat meningkat kan l iabil it ies dari kelompok
ini hingga 75 persen (Cox dan Japel li, 1993, hal. 209).
Crook (2001) melakukan penelit ian dengan menggunakan dat a yang serupa
unt uk t ahun yang berbeda (1995). Hasil penelit ian Crook (2001) menunj ukkan
konsist ensi dengan peneli t ian sebel umnya. Penekanan Crook adalah pada
golongan rumah t angga dengan penghasilan rendah dan menengah. Crook j uga
menemukan bahwa variabel penj elas yang bersif at et nis ikut secara signif ikan
menent ukan apakah rumah t angga memiliki kendala kredit (Crook, 2001, hal.
90 – 91).

Selanj ut nya, Magri (2002), dengan menggunakan dat a Survei Kekayaan dan
Pendapat an di It alia, melakukan penelit ian mengenai f akt or-f akt or yang
mempengaruhi part isipasi rumah t angga di pasar kredit dan mencoba unt uk
memisahkan pengaruh permint aan dan penawaran kredit . Dalam model
ekonomet rikanya, Magri menggolongkan usia, kekayaan net t o, kapasit as
pendapat an ( ear ni ng capaci t y ), pendidikan, dan t ingkat suku bunga sebagai
variabel -variabel yang dapat mempengaruhi permi nt aan maupun penawaran
kredit konsumsi di It alia (Magri, 2002, hal. 17 – 18). Hasil penelit ian Magri
menunj ukkan bahwa permi nt aan kredit ol eh rumah t angga di It alia meningkat
seiring dengan meningkat nya usia (Magri , 2002, hal. 22). Di samping it u,
disposabl e income j uga memiliki pengaruh posit if t erhadap permint aan
maupun penawaran kredit (Magri, 2002, hal. 23). Namun, variabel net weal t h
at au kekayaan net t o t idak begit u signif ikan dalam menj elaskan permint aan
t erhadap kredit (Magri, 2002, hal. 23). Fakt or lainnya yang pent ing dalam
menj elaskan permint aan dan penawaran kredit adalah pendidikan, sebagai
variabel yang menj adi pr oxy pendapat an di masa yang akan dat ang, di mana
f akt or t ersebut berhubungan posit if dengan permint aan kredit (Magri, 2002,
hal . 24).
Dari t inj auan lit erat ur di at as, upaya awal yang perlu dilakukan dalam
penelit ian kredit konsumsi di Indonesia adalah mengembangkan model

t urunan dari sist em permi nt aan dan penawaran kredit konsumsi yang sesuai
unt uk kasus di Indonesia.

4

3. Metodologi dan Data
3.1 Model Permintaan Kredit Konsumsi di Tingkat Rumah
Tangga
Model empiris yang digunakan unt uk mengest imasi permint aan kredit
konsumsi rumah t angga adalah t hr ee-equat i on gener al ized Tobi t scheme.
Persamaan pert ama mengasumsikan bahwa permint aan kredit konsumsi
rumah t angga merupakan f ungsi linier dari variabel -variabel penj elasnya
(variabel independen), yait u:
D* = Xi βi + ε

(1)

i

dimana :


εi

=

random komponen

D* = j umlah kredit konsumsi yang dimint a oleh rumah t angga, dimana rumah
t angga yang diobservasi hanya t erdiri dari rumah t angga yang
memiliki kredit (ut ang) dan t idak t erkendala kredit
( cr edi t

unconst r ained)
Persamaan kedua, dimi salkan bahwa kit a dapat merepresent asikan
det erminan apakah suat u rumah t angga mengingi nkan kredit sebagai :
……………. . . (2)
*

li = ∑ βi ri + µ


dimana l *i adalah unobser ved at au cont inuous l at ent r andom var iabl e.
Kemudian digunakan variabel l i , sehi ngga:
l i = 1, apabila l i * > 0 (menginginkan kredit )

l i = 0, apabila l i * ≤ 0 (t idak mengingi nkan kredit )
Dikait kan dengan persamaan (1), maka Di akan dapat diobservasi j ika dan
hanya j ika l i = 1, sedangkan r i adalah vekt or dari kovariasi yang menent ukan
apakah suat u rumah t angga menginginkan kredit at au t idak.
Pada persamaan ket iga, dimisalkan kit a dapat merepresent asikan f akt orf akt or yang menent ukan excess permint aan kredit konsumsi rumah t angga
sebagai :

si* = ∑ σ i Z i +ν

…………… (3)

Dimana, si * adalah variabel unobser vabl e cont i nuous r andom yang lain.
Apabila suat u rumah t angga memiliki excess permint aan akan kredit , maka
berart i ia memiliki hambat an kredit ( cr edi t const r ained ). Variabel si *
berkoresponden dengan variabel si , yang didef inisikan sebagai :
si = 1, apabila si * > 0  t idak t erkendala kredit ( not cr edit const r ained))
si = 0 , apabila si * ≤ 0  t erkendala kredit ( cr edi t const r ained )

5

Dikait kan dengan persamaan (1) di at as, maka Di akan dapat diobservasi j ika
dan hanya j ika si = 1. Lalu Zi adalah suat u vekt or kovariasi yang menent ukan
apakah suat u rumah t angga memiliki excess permint aan unt uk kredit at au
t idak. Zi t erdiri at as variabel -variabel yang menent ukan permint aan rumah
t angga akan kredit dan variabel -variabel yang menent ukan keput usan inst it usi
peminj aman unt uk memberikan kredit .
Diasumsikan bahwa ε, m, dan n t erdist ribusi secara t r ivar iat e nor mal . Apabila
m dan n berkorelasi, maka persamaan (2) dan (3) dengan variabel t erikat l i
dan si dapat diest imasi sebagai model bivar iat e pr obi t . Apabi la m dan n t idak
berkorelasi maka persamaan (2) dan (3), dapat diest imasi sebagai model
univar iat e pr obit .
Dengan menggunakan nilai ekspekt asi t erhadap persamaan (1), maka akan
diperoleh :

(

E ( Di li = 1, si = 1) = E Di li* > 0, si* > 0

)

= ∑ α i X i + E (ε li = 1, si = 1)

Dan bent uk persamaan (1) yang diest imasi menj adi:

Di = ∑ α i X i + ∑ θi λi

………. (4)

Dimana:



λi adalah inverse Mills rasio;



θ1 adalah produk dari s1 dan koef isien korelasi ant ara m dan u
, dan



θ2 adalah produk dari s2 dan koef isien korelasi ant ara u dan ε.

Dalam st udi ini, penent uan suat u rumah t angga t ermasuk ke dalam kat egori
t erkendala kredit at au t idak dilakukan dengan mengacu pada Hayashi (1985).
Met ode Hayashi membandingkan konsumsi rumah t angga t ersebut dengan
suat u t hr eshol d val ue. Jika konsumsi rumah t angga t ersebut l ebih kecil at au
sama dengan t hr eshol d val ue, maka rumah t angga t ersebut dikat akan t idak
t erkendala kredit . Namun j ika sebaliknya, maka rumah t angga t ersebut
t ermasuk ke dalam kat egori rumah t angga yang t erkendala kredit . Hayashi
mendef iniskan t r eshol d val ue sebagai t ingkat t abungan ( savings r at e) dari
kelompok rumah t angga yang memiliki pendapat an t inggi (40% t ert inggi). Bila
t ingkat konsumsi suat u rumah t angga l ebi h kecil dari sat u dikurangi savings
r at e, maka rumah t angga t ersebut t ermasuk ke dalam rumah t angga yang
t idak t erkendala kredit .

6

Dari st udi lit erat ur penelit ian t erdahulu dapat dilihat t erdapat nya kesamaan
dalam penent uan variabel -variabel yang digunakan dalam model permint aan
kredit konsumsi yang di lakukan baik di Amerika Serikat , di It alia dan di
Inggris. Variabel -variabel t ersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat
golongan, yait u (i) variabel yang mewakili pendapat an dan kekayaan, (ii)
variabel yang mewakili karakt erist ik demograf i, (iii) variabel yang mewakili
karakt erist ik kest abilan pendapat an, dan (iv) variabel yang mewakili
karakt erist ik j asa perbankan di lokasi di mana kelompok individu yang
diobservasi berada.

3.2

Model Permintaan dan Penawaran Kredit

Konsumsi di Tingkat

Propinsi
3. 2. 1 Model Panel Permint aan Kredit Konsumsi di Tingkat Propinsi
Unt uk melakukan analisis t erhadap f akt or-f akt or yang mempengaruhi
permi nt aan kredit konsumsi di t ingkat propinsi , dikembangkan model sebagai
berikut :
LnKKit = f (IRCit , lnCRIit , l nYi(t -1) , GROPOPit , URit , Di )

………… (5)

Dimana:
KK
IRC
CRI

=
=
=

Y
GROPOP
UR

=
=
=

Kredit konsumsi rupiah dan valut a asing (dalam rupiah, konst an 96)
Rat a-rat a t ingkat suku bunga kredit konsumsi (dalam persen)
Jumlah kant or bank (Terdi ri at as: Kant or Pusat / KP, Kant or Cabang/ KC,
Kant or Cabang Pembant u/ KCP, dalam unit )
PDRB (t ahun sebel umnya) (dalam rupiah, konst an 1996)
Pert umbuhan penduduk (dalam persen)
Tingkat pengangguran (dal am persen)

D
i
t

=
=
=

Dummy propinsi (unt uk i nt ersep propinsi)
Propinsi
Tahun

3. 2. 2 Model Panel Penawaran Kredit Konsumsi di Tingkat Propinsi
Unt uk keperluan est imasi dari sisi penawaran, dikembangkan bent uk umum
dari model panel penawaran kredit konsumsi di t ingkat propi nsi adalah
sebagai berikut :
LnKKit = f (IRCit , lnCRIit , l nYi(t -1) , lnDPKit , RNPLi(t -1) , URit ) … (6)
Dimana:
KK
IRC
CRI

=
=
=

Kredit konsumsi rupiah dan valut a asing (dalam rupiah, konst an 1996)
Rat a-rat a t ingkat suku bunga kredit konsumsi (dalam persen)
Jumlah Kant or Bank (t erdi ri at as : Kant or Pusat / KP, Kant or Cabang/ KC, Kant or

7

Y

=

Cabang Pembant u/ KCP, dalam unit )
PDRB (t ahun sebel umnya) (dalam Rupiah, konst an 1996)

DPK
RNPL
UR
D
i
t

=
=
=
=
=
=

Dana pihak ket iga (deposit o, giro, t abungan) (dalam rupiah, konst an 1996)
Rasio Non Per f or ming Loans (dalam persen)
Tingkat pengangguran (dal am persen)
Dummy propinsi (unt uk i nt ersep propinsi)
Propinsi
Tahun

3. 2. 3

Model Perilaku Penawaran Kredit Konsumsi Di Tingkat Propinsi:
Pendekat an Seemingly Unrelat ed Regression

Dalam penelit ian i ni, dikembangkan pula analisis perilaku penawaran kredit
konsumsi dengan menggunakan met ode Seemi ngl y Unr el at ed Regr ession
(SUR), khususnya unt uk kredit yang disal urkan sekt or perbankan. Dengan
met ode ini, maka dapat diket ahui bagaimana perilaku perbankan dalam
menyalurkan kredit konsumsi sebagai salah sat u bagian dari t iga kredit yang
disalurkan oleh perbankan, di samping kredit invest asi dan kredit modal
kerj a.
Secara umum, model SUR t ersebut dapat dinyat akan ke dalam suat u sist em
persamaan sebagai berikut :
KKR
= f (CRIR, IRC,
KMR
= f (CRIR, IRC,
KIR
= f (CRIR, IRC,
dimana :
KKR + KMR + KIR = 1.
KKR
=
Rasio kredit konsumsi
KMR
=
Rasio kredit modal

UR, G, LDR, NPLR) … (7)
UR, G, LDR, NPLR) … (8)
UR, G, LDR, NPLR) … (9)

t erhadap t ot al kredit (dalam persen)
kerj a t erhadap t ot al kredit (dalam

KIR
CRIR

=
=

IRC
UR
G

=
=
=

LDR

=

persen)
Rasio kredit invest asi t erhadap t ot al kredit (dalam persen)
Rasio j umlah kant or bank t erhadap t ot al j umlah bank per
t ahun (dalam persen)
Rat a-rat a t ingkat suku bunga kredit konsumsi (dalam persen).
Tingkat pengangguran (dal am persen).
Laj u pert umbuhan PDRB (dalam persen, berdasarkan PDRB
konst an 96).
Loan t o Deposit Rat io (dal am persen).

NPLR

=

Non Per f or ming Loans Rat i o (dalam persen).

8

3.3

Data dan Sumber Dat a

Sumber dat a ut ama unt uk mengest imasi model permint aan kredit konsumsi
rumah t angga adalah dat a dari Survei Khusus Tabungan dan Invest asi Rumah
Tangga (SKTIR) yang di kel uarkan oleh Badan Pusat St at ist ik.
SKTIR
merupakan survei rut i n yang dilakukan oleh BPS dengan unit pengumpulan
dat a di t ingkat rumah t angga.
Jumlah sampel yang digunakan dalam est imasi model adalah 3600 rumah
t angga dari 3760 rumah t angga yang disurvei dalam SKTIR t ahun 2003.
Ket idaklengkapan dat a ( mi ssing val ues) unt uk beberapa variabel yang di pakai
dalam model menyebabkan beberapa rumah t angga t idak disert akan dalam
est imasi. Tabel 1 menggambarkan rat a-rat a sampel dan st andar deviasi dari
variabel -variabel yang digunakan dalam model .
Dilihat dari sisi umur kepala rumah t angga, rat a-rat a umur kepala rumah
t angga kelompok rumah t angga yang cr edit const r ained cenderung lebih
t inggi dibandingkan kelompok rumah t angga yang t idak cr edit const r ai ned .
Sedangkan berdasarkan pekerj aan kepala rumah t angga, unt uk pekerj aan
usaha dengan buruh dan pegawai negeri sipil, proporsi kelompok yang t idak

cr edit const r ained lebi h t inggi dibandingkan rumah t angga yang cr edi t
const r ained .

9

Tabel 1: Rat a-Rat a dan St andard Deviasi Sampel Rumah Tangga (SKTIR 2003)

Variabel

Deskripsi

Terkendala
kredit

Total
Rat aRat a

St andar Rat a- St andar
Deviasi Rat a Deviasi

Tidak
terkendala
kredit
Rat aRat a

St andar
Deviasi

Tidak memiliki
kredit
Rat aRat a

St andar
Deviasi

Memiliki kredit
Rat aRat a

St andar
Deviasi

Karakteristik Kepala Rumah Tangga:
Umur

Tahun

46. 54

13. 44

47. 38

13. 82

45. 45

12. 86

46. 65

13. 74

46. 28

12. 66

Umur kuadrat

Tahun

2, 347

1, 349

2, 435

1, 398

2, 232

1, 273

2, 364

1, 373

2, 302

1, 282

Perempuan

Perempuan=1; Laki-laki=0

0. 12

0. 32

0. 14

0. 35

0. 09

0. 28

0. 12

0. 33

0. 10

0. 29

Pekerj aan : berusaha t anpa buruh

Variabel boneka; berusaha t anpa buruh=1 ,
lainnya =0

0. 34

0. 474

0. 354

0. 48

0. 32

0. 47

0. 34

0. 47

0. 32

0. 47

Pekerj aan : berusaha dengan buruh

Variabel boneka; berusaha dengan buruh=1
,
lainnya =0

0. 17

0. 38

0. 16

0. 36

0. 19

0. 39

0. 14

0. 35

0. 24

0. 43

Pekerj aan : pegawai negeri sipil

Variabel boneka; pegawai negeri sipil=1 ,
lainnya =0

0. 09

0. 29

0. 06

0. 24

0. 13

0. 34

0. 09

0. 28

0. 10

0. 30

Pekerj aan : swast a/ BUMN

Variabel boneka; pegawai swast a/ bumn=1 ,
lainnya =0

0. 38

0. 49

0. 38

0. 49

0. 38

0. 49

0. 37

0. 48

0. 40

0. 49

8, 648

8, 056

18, 441

19, 725

13, 340

15, 944

11, 797

12, 817

Karakteristik Rumah Tangga:
Pendapat an dari bekerj a/ berusaha
Perubahan
berkurang

net wor t h

:

Rp, 000, per t ahun

12, 908 15, 147

Net wor t h Variabel
boneka;
berkurang=1, lainnya=0

j ika

net wor t h

0. 15

0. 49

0. 18

0. 50

0. 10

0. 41

0. 01

0. 50

0. 50

0. 34

Perubahan net wor t h : Net wor t h t et ap
Variabel boneka; j ika net wor t h t et ap at au
at au bert ambah dengan pert ambahan
bert ambah sedikit =1, lainnya=0
sedikit

0. 40

0. 42

0. 55

0. 40

0. 21

0. 44

0. 51

0. 43

0. 13

0. 40

Perubahan
net wor t h
:
Net wor t h Variabel boneka; j ika net wor t h bert ambah
bert ambah dengan pert ambahan sedang dengan pert ambahan sedang=1, lainnya=0

0. 23

0. 42

0. 20

0. 25

0. 27

0. 49

0. 24

0. 43

0. 20

0. 37

0. 22

0. 35

0. 07

0. 39

0. 42

0. 30

0. 25

0. 09

0. 16

0. 50

Perubahan net wor t h : Net wor t h
bert ambah dengan pert ambahan t inggi

Variabel boneka; j ika net wor t h bert ambah
dengan pert ambahan t inggi=1, l ainnya=0

Jumlah anggot a keluarga

Orang

4. 06

0. 97

4. 05

0. 91

4. 07

1. 02

4. 01

0. 98

4. 19

0. 94

Jumlah anggot a keluarga yang bekerj a

Orang

1. 61

1. 68

1. 47

1. 67

1. 80

1. 69

1. 57

1. 71

1. 72

1. 59

Tabel 1 : (lanj ut an)
Variabel

Deskripsi

Total

Terkendala
kredit

Tidak
terkendala
kredit

Tidak memiliki
kredit

Memiliki kredit

Lokasi Tempat Tinggal Rumah Tangga :
Perkot aan

Variabel boneka : Perkot aan=1;
pedesaan=0

Pulau Sumat era

Variabel boneka : Pulau Sumat era=1;
lainnya=0

Pulau Jawa

Variabel boneka : Pulau Jawa=1; lainnya=0

Pulau Lainnya

Variabel boneka : Pulau diluar Jawa dan
Sumat ra =1; lainnya=0

0. 50

0. 49

0. 52

0. 50
0. 50

0. 33

0. 12

0. 49

0. 61

0. 44

0. 27

0. 13

0. 27
10. 41

9. 66

10. 16

PDRB per Kapit a

Rp, 000, pert ahun

2, 942

2, 747

2, 727

0. 45

0. 50

0. 14

0. 14

0. 35

0. 10

0. 29

0. 59

0. 56

0. 50

0. 72

0. 45

0. 30

0. 46

0. 19

0. 39

9. 98

10. 79

0. 44
0. 45

Rasio

0. 50

0. 49
0. 49

Rasio Konsent rasi Perbankan

0. 54
0. 35

0. 32

0. 60

0. 55

0. 27
10. 73

10. 12

3, 221

2, 947

9. 28
2, 562

10. 26

2, 854
3, 107

Tidak t erkendala kredit

0. 50

0. 00

0. 45

0. 28

0. 00

1. 00

0. 45

0. 28

0. 00

0. 43

0. 45

0. 00

8. 78
2, 398

2, 517
0. 50

0. 44

0. 50

1. 00

0. 00

0. 44
Memiliki kredit
0. 28
Jumlah Observasi

3, 600

2, 034

1, 566

2, 591

1, 009

11

Sement ara it u, Dat a yang digunakan dalam est imasi model penawaran dan permint aan
kredit konsumsi t ingkat propinsi adalah dat a t ahunan dari 26 propinsi di Indonesia
dengan t ahun observasi selama 8 t ahun, dari t ahun 1996 sampai dengan 2003. Sumber
dat a ut ama perbankan adalah Bank Indonesia, sedangkan dat a indikat or makro propinsi
diperoleh dari Badan Pusat St at ist ik.

4. Hasil Estimasi
4. 1

Hasil Estimasi Model Permint aan Kredit Konsumsi Rumah Tangga dan Prediksi
Tingkat Kej enuhan

Tabel 2 menggambarkan hasil t ahap pert ama est imasi model probit unt uk rumah t angga
yang t idak t erkendala kredit . Hasil est imasi menunj ukkan bahwa probabilit as suat u
rumah t angga t idak t erkendala kredit akan meningkat sej alan dengan peningkat an
pendapat an kepala rumah t angga. Hal yang sama j uga berlaku dengan semakin
banyaknya j umlah anggot a rumah t angga yang bekerj a.
Sebaliknya, dengan asumsi hal lainnya konst an, maka j ika kepala rumah t angga adalah
perempuan, demikian j uga j umlah anggot a rumah t angga yang semakin banyak at au
j ika rumah t angga t inggal di daerah perkot aan, maka probabilit as rumah t angga t idak
t erkendala kredit akan semakin berkurang, at au dengan kat a lain probabilit as rumah
t angga t ersebut t erkendal a kredit akan semakin besar. Rumah t angga yang berada di
pulau Sumat era memiliki kemungkinan yang lebih besar unt uk t idak mempunyai kendala
permi nt aan t erhadap kredit dibandi ngkan dengan rumah t angga yang berada di pulau
lainnya di l uar Jawa dan Sumat era. 5
Unt uk meli hat seberapa j auh model dapat memprediksi secara t epat , maka dihit ung
pr obabil it y of cor r ect pr edict ion dengan cara membandingkan hasil est imasi dengan
kondisi yang sebenarnya. Berdasarkan perhit ungan, maka hasil est imasi probi t t ahap
pert ama t ersebut memi liki kekuat an prediksi yang cukup besar, dimana 2695 rumah
t angga at au 74, 68 persen dari keseluruhan 3600 sampel diprediksi secara t epat oleh
model t ersebut .
Tabel 2 : Est imasi Probit : Apakah Rumah Tangga Tidak Terkendala Kredit
Variabel
Umur kepala RT
Umur kuadrat kepala RT
Apakah kepal a RT perempuan
Perubahan net wor t h RT : berkurang

Koef isien

Z

Rat a-Rat a
Variabel

-0. 0001

-0. 01

46. 54

-0. 00002

-0. 18

2346. 97

-0. 253

-3. 08 ***

0. 12

0. 216

2. 98 ***

0. 15

Perubahan net wor t h RT : bert ambah (sedang)

0. 782

12. 76 ***

0. 23

Perubahan net wor t h RT : bert ambah (t inggi)

1. 697

22. 37 ***

0. 22

ln perubahan pendapat an RT dari bekerj a/ berusaha

0. 265

10. 21 ***

9. 13

Jumlah ART yang bekerj a at au berusaha

0. 139

4. 74 ***

1. 61

-0. 164

-9. 68 ***

4. 06

Jumlah ART

5

Kategori kelompok pulau yang dihilangkan dalam estimasi ini adalah pulau-pulau lainnya di luar Jawa
dan Sumatera.

Tempat t inggal RT : Apakah di daerah perkot aan

-0. 294

-5. 02 ***

l n PDRB/ kapit a dari daerah t empat t inggal RT

-0. 053

-1. 11

0. 52
2, 941a)

Pekerj aan kepala RT : berusaha dengan buruh

0. 167

2. 45 ***

0. 17

Pekerj aan kepala RT : pegawai negeri sipil

0. 024

0. 26

0. 09

Pekerj aan kepal a RT : swast a/ BUMN

-0. 140

-2. 52 ***

Rasio konsent rasi perbankan

-0. 007

-1. 28

Tempat t inggal RT : Pulau Sumat era

0. 262

3. 13 ***

Tempat t inggal RT : Pulau Jawa

-0. 108

-1. 09

Konst ant a

-1. 556

-2. 07 **

Jumlah observasi
LR Chi2(15)

0. 38
10. 41
0. 13
0. 60

3599
1191. 2

Log Likehood
Pseudo R2

-1867. 0
0. 2

a)

Cat at an: Rp 000 per t ahun
** Signif ikan pada t ingkat kepercayaan 95%; *** Signif ikan pada t ingkat kepercayaan
99%.
Selanj ut nya, est imasi t ahap kedua yait u model probit unt uk rumah t angga yang
memiliki kredit menunj ukkan bahwa probabilit as rumah t angga unt uk memi liki kredit
akan akan semaki n besar dengan semakin meningkat nya umur kepala rumah t angga.
Hal yang sama berlaku dengan semakin banyaknya anggot a rumah t angga yang bekerj a
at au berusaha. Demikian j uga hal nya dengan rumah t angga yang t inggal di daerah
perkot aan, at au j uga rumah t angga yang t inggal di daerah dengan t ingkat pendapat an
per kapit a yang semakin t inggi. Probabi lit as rumah t angga memi liki kredit j uga akan
lebi h besar j ika kepala rumah t angga memiliki pekerj aan sebagai pegawai negeri sipil,
pegawai swast a/ BUMN at au berusaha dengan buruh dibandingkan dengan kepala
kel uarga yang berusaha t anpa buruh.
Variabel
Umur kepala RT

Koef isien

Z

Rat a-Rat a
Variabel

0. 0124

0. 96

46. 54

Umur kuadrat kepala RT

-0. 0001

-1. 11

2346. 97

Apakah kepala RT perempuan

-0. 0022

-0. 02

0. 12

Perubahan net wor t h RT : berkurang

3. 0965

27. 98 ***

0. 15

Perubahan net wor t h RT : bert ambah (sedang)

0. 6758

9. 7 ***

0. 23

Perubahan net wor t h RT : bert ambah (t inggi)

0. 5173

6. 61 ***

0. 22

ln perubahan pendapat an RT dari bekerj a/ berusaha

0. 0231

1. 06

9. 13

Jumlah ART yang bekerj a at au berusaha

0. 0641

2. 03 **

1. 61

Jumlah ART

0. 0089

0. 48

4. 06

Tempat t inggal RT : Apakah di daerah perkot aan

-0. 1264

-1. 97 **

ln PDRB/ kapit a dari daerah t empat t inggal RT

-0. 1394

-3. 31 ***

Pekerj aan kepala RT : berusaha dengan buruh

0. 2808

3. 65 ***

0. 17

Pekerj aan kepala RT : pegawai negeri sipil

0. 2854

2. 98 ***

0. 09

4. 07 ***

0. 38

Pekerj aan kepala RT : swast a/ BUMN
Konst ant a
Jumlah Observasi
LR Chi2(14)
Log Likehood
Pseudo R2

0. 2601
-0. 0165

0. 52
2, 941. 85

-0. 02

3597
1545. 73
-1361. 72
0. 3621

14

Cat at an:

a)

Rp 000 per t ahun

** Signif ikan pada t ingkat kepercayaan 95%;
*** Signif ikan pada t ingkat kepercayaan 99%.

Persamaan probit kedua ini memberikan t ingkat probabilit as sesuai dengan kondisi
sebenarnya sebanyak 3073 dari 3600 sampel at au 85, 42 persen dari seluruh sampel yang
digunakan dalam est imasi ini.
Hasil est imasi dari persamaan permi nt aan kredit konsumsi rumah t angga dit unj ukkan
pada t abel 4 yang menggambarkan persamaan j umlah kredit konsumsi yang dimint a
rumah t angga set elah di koreksi oleh dua sumber bias pemi lihan sampel ( sampl e
sel ect ion bias). Variabel t erikat (dependen) dari model i ni merupakan t ot al kredit
konsumsi rumah t angga yang t erdiri dari kredit yang berasal dari bank, koperasi,
pegadaian dan sumber l ainnya. Angka t ot al kredit konsumsi rumah t angga ini
digunakan, karena hanya sedikit sekali responden yang memiliki kredit yang berasal
dari bank, meskipun secara keseluruhan nilainya relat if besar dibandi ngkan yang
berasal dari sumber lainnya.
Koef isien variabel independen menunj ukkan bahwa meningkat nya pendapat an rumah
t angga yang berasal dari kepala keluarga yang bekerj a/ berusaha akan menyebabkan
peni ngkat an t erhadap j uml ah kredit yang diinginkan ( desir ed debt ) dimana peni ngkat an
perubahan pendapat an sebesar 10 persen akan direspon oleh peni ngkat an j umlah kredit
yang diinginkan sebesar 7, 6 persen. Perubahan asset / net wor t h yang posit if j uga akan
meningkat kan j umlah kredit yang diinginkan ( desir ed debt ). Sebaliknya, j ika kepala
rumah t angga t ersebut adalah perempuan maka j umlah kredit yang diinginkannya j ust ru
akan lebih kecil dibandingkan dengan j ika kepala keluarga adalah laki-laki. Jumlah
anggot a rumah t angga yang semakin banyak j uga cenderung akan mengurangi j umlah
kredit yang diingikan.
Tanda dari koef isien lamda persamaan yang t idak t erkendala kredit , menunj ukkan
korelasi ant ara unobser vabl es dalam persamaan yang t idak t erkendala kredit dan
unobser vabl es dalam persamaan j umlah kredit yang dimint a. Tanda posit if
menunj ukkan bahwa unobser ved f akt or yang meni ngkat kan keinginan kredit memiliki
kecenderungan berhubungan secara posit if dengan probabilit as suat u rumah t angga
unt uk t idak t erkendala kredit . Koef isien dari sel ect ion t er m yang kedua (lamda dari
persamaan kedua) menunj ukkan korelasi posit if ant ara er r or dari persamaan probit
memiliki kredit dengan persamaan j umlah kredit yang dimint a rumah t angga, sehingga
f akt or lain ( unobser vabl e) yang meningkat kan probabli lit as rumah t angga memiliki
kredit j uga akan meni ngkat kan j umlah kredit yang diinginkan.

15

Tabel 4 : Est imasi Model Tobit : Apakah RT Tidak Terkendala Kredit dan Memi liki Kredit
Konsumsi
Variabel

Koef isien

Z

0. 0222

0. 56

44. 99
2162. 60

Umur kepala RT

Rat a-Rat a
Variabel

Umur kuadrat kepala RT

-0. 0001

-0. 26

Apakah kepala RT Perempuan

-0. 9993

-3. 32

Perubahan net wor t h RT : berkurang

1. 2947

1. 47

Perubahan net wor t h RT : bert ambah (sedang)

0. 8980

2. 53

***

0. 26

Perubahan net wor t h RT : bert ambah (t inggi)

2. 3885

5. 95

***

0. 33

ln perubahan pendapat an RT dari bekerj a/ berusaha

0. 7564

8. 05

***

9. 38

Jumlah ART yang bekerj a at au berusaha

-0. 1404

-1. 72

*

1. 86

Jumlah ART

-0. 1958

-3. 23

***

4. 16

Lamda dari persamaan 1

1. 5775

3. 84

***

Lamda dari persamaan 2

0. 0360

0. 07

-2. 5052

-1. 66

Konst ant a
Jumlah Observasi

0. 06

***

0. 33

*

427

Log likelihood

-720. 701

LR chi2(11)

134. 08

Pseudo R2

0. 0851

***

* Signif ikan pada t ingkat kepercayaan 90% ; ** Signif ikan pada t ingkat kepercayaan 95%; ***
Signif ikan pada t ingkat kepercayaan 99%.

Selain mengest imasi persamaan permint aan kredit konsumsi rumah t angga, st udi ini
j uga menghit ung t i ngkat kej enuhannya yang dapat diest imasi dengan menghit ung selisih
( gap ) ant ara nilai kredit yang diingi nkan ( desir ed debt ) dengan nilai kredit yang
dit erima ( act ual debt ). Bila selisih ant ara keduanya semakin kecil, berart i permint aan
kredit sudah semakin j enuh. Adapun persamaan unt uk menghit ung selisih t ersebut
adalah sebagai berikut :

Gap =  *
D c


I
I

c

+

D

*
uc

I


 I 

uc

D

a

=



X



^

c



* 

β 1 I c + D uc

I


-

D

a

dimana :
Ic / I
Iuc/ I
Xc

=
=
=

Persent ase rumah t angga yang t erkendala kredit t erhadap t ot al sampel
Persent ase yang t idak t erkendala kredit t erhadap t ot al sampel
Rat a-rat a ni lai variabel unt uk rumah t angga yang t erkendala kredit

=

Est imasi

^

β

β

dari persamaan j umlah kredit yang dii nginkan unt uk rumah

t angga yang t idak t erkendala kredit
Dari hasil perhit ungan diperol eh bahwa rat a-rat a ni lai kredit konsumsi rumah t angga
hasil est imasi adalah sebesar Rp 688. 138 unt uk karakt erist ik rumah t angga yang
t erkendala kredit . Sebaliknya rat a-rat a act ual debt unt uk kelompok yang t erkendala
kredit sebesar Rp 363. 114. Rat a-rat a kredit unt uk kelompok rumah t angga yang t idak
t erkendala kredit adalah sebesar Rp 999. 700, sehingga t ot al kredit yang diinginkan

16

adalah sebesar Rp 824. 197, sement ara t ot al kredit yang t erealisasi adalah sebesar Rp
639. 245. Dengan demikian t erdapat kesenj angan ant ara nilai kredit yang diinginkan
dengan ni lai kredit yang t erealisasi adalah sebesar Rp 184. 952 at au 28, 93 persen lebih
t inggi dari kredit yang t erealisasi unt uk kesel uruhan sampel .

4. 2

Hasil Estimasi Penawaran dan Permintaan Kredit Konsumsi di Tingkat
Propinsi
4. 2. 1 Hasil Estimasi Permintaan Kredit Konsumsi di Tingkat Propinsi
Hasil est imasi model panel permint aan kredit konsumsi di t ingkat propi nsi dapat dilihat
pada t abel 5 sebagai berikut .
Tabel 5 Hasil Est imasi Model Permint aan Kredit Konsumsi Di Tingkat Propi nsi
Variabel dependen: LnKK

Variabel Bebas

Koefisien

t-statistik

Cit
IRCit
LnCRI it
LnYi(t -1)
GROPOPit

4. 82
-0. 02
0. 81
0. 62
-0. 21

0. 98
-1. 669*
4. 10***
3. 28***
-0. 99

URit
Di

-0. 12
Berbeda-beda

-4. 35***
Berbeda-beda

* signif ikan pada t ingkat kepercayaan 90%; ** signif ikan pada t ingkat
kepercayaan95%; *** signif ikan pada t ingkat kepercayaan 99%

Dari hasil est imasi di at as, t erlihat bahwa seluruh koef isien variabel bebas
menunj ukkan t anda sesuai yang diharapkan, kecuali unt uk variabel pert umbuhan
penduduk (GROPOP). Namun, koef isien pert umbuhan penduduk t idak signif ikan secara
st at ist ik, sehingga t idak cukup bukt i secara st at ist ik bahwa koef isien pert umbuhan
penduduk nyat a-nyat a berbeda dari nol . Selanj ut nya, hasil est imasi di at as
menunj ukkan bahwa permint aan kredit konsumsi dipengaruhi secara negat if oleh
t ingkat pengangguran. Hal ini kemungkinan besar di sebabkan ol eh rendahnya proporsi
vol unt ar y unempl oyed (yang memiliki r epayment capaci t y yang lebih baik dibandingkan
dengan i nvol unt ar y unempl oyed) t erhadap t ot al unempl oyed di set iap propinsi pada
t ahun t ert ent u di Indonesi a.

4. 2. 2 Hasil Estimasi Penawaran Kredit Konsumsi di Tingkat Propinsi
Hasil est imasi model panel penawaran unt uk kredit konsumsi dapat dilihat pada t abel 6
sebagai berikut .

17

Tabel 6 Hasil Est imasi Model Penawaran Kredit Konsumsi
Variabel dependen: LnKK

Variabel Bebas

Koefisien

t-statistik

Cit

5. 76

1. 21

IRCit
LnCRI it
LnYi(t -1)
LnDPKit
RNPLi(t -1)
URit
Di

-0. 003
0. 69
0. 299
0. 31
-3. 28
-0. 09
Berbeda-beda

-0. 17
3. 295***
1. 85*
2. 30**
-3. 68***
-3. 37***
Berbeda-beda

Sumber: hasil regresi
* signif ikan pada t ingkat kepercayaan 90%; ** signif ikan pada t ingkat kepercayaan 95%;
*** signif ikan pada t ingkat kepercayaan 99%

Dari hasil est imasi di at as, t erlihat bahwa seluruh koef isien variabel bebas
menunj ukkan t anda sesuai yang diharapkan, kecuali unt uk variabel rat a-rat a t ingkat
suku bunga kredit konsumsi (IRC). Namun, koef isien IRC t idak signif ikan secara st at ist ik,
sehingga t idak cukup bukt i secara st at ist ik bahwa nilai koef isien IRC nyat a-nyat a
berbeda dari nol . Hal ini dapat disebabkan ol eh t i dak sensit if nya peri laku para deposan
t erhadap variabilit as dari t ingkat suku bunga yang dit awarkan oleh perbankan, sehingga
penawaran unt uk kredit konsumsi menj adi t erdist orsi. Kebanyakan deposan di Indonesia
t ampaknya sebagai argumen awal lebi h responsif t erhadap “ hadiah-hadiah” yang
dit awarkan oleh pihak perbankan.

4. 3

Hasil Estimasi Perilaku Penawaran Kredit Konsumsi Di Tingkat Propinsi:
Pendekat an Seemingly Unrelat ed Regression

Dari hasil est imasi model SUR pada t abel 7, dapat disimpulkan beberapa hal beri kut :
1. Bila pert umbuhan PDRB riil meningkat , porsi kredit konsumsi mempunyai
kecenderungan unt uk meni ngkat .
2. Semakin t erkonsent rasi j umlah bank ( concent r at ion r at io) di suat u daerah, akan
menyebabkan semakin t i ngginya t ingkat persaingan dalam penyal uran kredit
konsumsi secara relat if dibandingkan kredit l ainnya, sehingga cenderung
menurunkan penawaran kredit konsumsi. Sebaliknya, perbankan cenderung akan
menambah porsi pemberian kredit ke kredit modal kerj a.

18

Tabel 7 Hasil Est imasi Seemingl y Unr el at ed Regr ession Penawaran Kredit Konsumsi
Variabel dependen: Rasio Jenis Kredit t erhadapTot al Kredit

% dari Total Kredit
Kredit Konsumsi
Const ant

Kredit Modal Kerj a

Kredit Investasi

0. 173

0. 42

0. 407

(4. 108)***

(6. 776)***

(9. 232)***

-0. 0027

-0. 0067

-0. 0039

(-0. 791)

(-1. 311)

(-1. 088)

0. 0023

-0. 0008

-0. 0016

(2. 503)**

(-0. 55)

(-1. 603)

-0. 0412

-0. 0086

0. 0498

(-1. 389)

(-0. 197)

(1. 599)

-0. 00075

-0. 0017

-0. 001

(-0. 469)

(-0. 751)

(-0. 608)

-0. 0053

0. 004

-0. 0013

(-5. 149)***

(2. 652)***

(-1. 177)

R Squared

0. 2619

0. 0978

0. 0795

Adj ust ed R Squared

0. 2399

0. 0709

0. 0521

208

208

208

Unemployment Rat e
(%)

Growt h of PDRB (%)
Loan t o Deposit Rat io
(%)
Non Perf orming Loan
(%)

Concent rat ion Rat io (%)

Observasi
Ket erangan :

* signif ikan pada t ingkat kepercayaan 90%; ** signif ikan pada t ingkat kepercayaan 95%;
*** signif ikan pada t ingkat kepercayaan 99%
Tanda dalam kurung menunj ukkan t -st at
Sumber : Hasil Est imasi

4. 4
Prediksi Tingkat Kej enuhan Permint aan Kredit Konsumsi Tahun 2004
Berdasarkan model regresi permint aan kredit konsumsi di t ingkat propinsi, kemudian
dilakukan prediksi t erhadap permi nt aan kredit konsumsi selama t ahun 2004.
Selanj ut nya, di lakukan perbandingan ant ara keduanya unt uk menget ahui kesesuaian
permi nt aan kredit konsumsi yang diberikan dengan ni l ai prediksinya.
Dari hasil regresi, diperoleh bahwa realisasi permint aan kredit konsumsi sampai
t riwulan kedua t ahun 2004 t elah mencapai Rp 122. 203 milyar at au mencapai 64 persen
t erhadap ni lai prediksinya unt uk keseluruhan t ahun 2004. Bahkan di beberapa propinsi
sepert i Jawa Barat dan Sul awesi Ut ara, t elah melampaui besaran kredit yang diprediksi,
at au t elah j enuh. Nilai realisasi permint aan kredit yang t elah mencapai 64 persen dari
nilai prediksinya unt uk periode Januari s/ d Juni 2004, j uga mengindikasikan bahwa
realisasi pemint aan kredit akan j auh dari nilai prediksinya pada akhir t ahun 2004.

19

Prediksi permi nt aan kredi t t ahun 2004 dan perbandingan dengan realisasinya dapat
dilihat pada t abel 8 berikut ini.
Tabel 8 Prediksi Tingkat Kej enuhan Permint aan Kredit Konsumsi Tahun 2004
No

Provinsi

Prediksi Kredit
Konsumsi Thn 2004

Realisasi Kredit
Konsumsi

Selisih

Rasio Realisasi

(Nilai Nominal Rp)

s. d Juni 2004

Prediksi – Realisasi

terhadap Prediksi

( Nilai Nominal Rp)

( Nilai Nominal Rp)

1

Jawa Barat

18. 740. 398. 132. 214

22. 171. 223. 000. 000

(3. 430. 824. 867. 786)

1, 18

2

DKI Jakart a

94. 157. 759. 887. 193

46. 634. 459. 000. 000

47. 523. 300. 887. 193

0, 50

3

DI Yogyakart a

1. 159. 777. 459. 067

1. 641. 778. 000. 000

(482. 000. 540. 933)

1, 42

4

Jawa Tengah

8. 643. 478. 723. 834

7. 531. 546. 000. 000

1. 111. 932. 723. 834

0, 87

5

Jawa Timur

15. 983. 816. 058. 420

10. 042. 411. 000. 000

5. 941. 405. 058. 420

0, 63

6

Bengkulu

462. 238. 744. 846

545. 700. 000. 000

(83. 461. 255. 154)

1, 18

7

Jambi

991. 502. 598. 591

908. 412. 000. 000

83. 090. 598. 591

0, 92

8

NAD

959. 411. 268. 330

1. 388. 091. 000. 000

(428. 679. 731. 670)

1, 45

9

Sumat era Ut ara

7. 402. 513. 345. 758

4. 000. 127. 000. 000

3. 402. 386. 345. 758

0, 54

10

Sumat era Barat

4. 025. 810. 713. 740

2. 240. 376. 000. 000

1. 785. 434. 713. 740

0, 56

11

Riau

8. 348. 231. 065. 677

2. 899. 199. 000. 000

5. 449. 032. 065. 677

0, 35

12

Sumat era Selat an

3. 956. 600. 116. 508

2. 238. 802. 000. 000

1. 717. 798. 116. 508

0, 57

13

Lampung

1. 794. 897. 849. 504

1. 260. 990. 000. 000

533. 907. 849. 504

0, 70

14

Kalimant an Selat an

1. 502. 140. 774. 537

1. 104. 936. 000. 000

397. 204. 774. 537

0, 74

15

Kalimant an Barat

1. 763. 432. 076. 538

1. 111. 127. 000. 000

652. 305. 076. 538

0, 63

16

Kalimant an Timur

4. 715. 712. 494. 906

2. 091. 553. 000. 000

2. 624. 159. 494. 906

0, 44

17

Kalimant an Tengah

838. 616. 604. 726

591. 112. 000. 000

247. 504. 604. 726

0, 70

18

Sulawesi Tengah

772. 944. 066. 320

973. 132. 000. 000

(200. 187. 933. 680)

1, 26

19

Sulawesi Selat an

5. 777. 897. 442. 483

3. 748. 044. 000. 000

2. 029. 853. 442. 483

0, 65

20

Sulawesi Ut ara

1. 335. 018. 212. 757

2. 011. 247. 000. 000

(676. 228. 787. 243)

1, 51

21

Sulawesi Tenggara

386. 803. 375. 323

585. 848. 000. 000

(199. 044. 624. 677)

1, 51

22

Nusa Tenggara Barat

23

Bali

24

Nusa Tenggara Timur

25

Maluku

107. 127. 756. 947

320. 239. 000. 000

(213. 111. 243. 053)

2, 99

26

Irian Jaya

558. 889. 357. 975

996. 519. 000. 000

(437. 629. 642. 025)

1, 78

189. 852. 750. 184. 232 122. 203. 201. 000. 000

67. 649. 549. 184. 233

0, 64

TOTAL

659. 278. 039. 415

1. 285. 365. 000. 000

(626. 086. 960. 585)

1, 95

3. 809. 906. 496. 888

2. 826. 813. 000. 000

983. 093. 496. 888

0, 74

998. 547. 521. 735

1. 054. 152. 000. 000

(55. 604. 478. 265)

1, 06

Sumber : Hasil Est imasi

5. Kesimpulan dan Implikasi Kebij akan
5. 1 Kesimpulan
Sebagai bahan bagi arahan monit oring kebi j akan pemberian dan penawaran kredit
konsumsi rumah t angga, penelit ian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :

1.

Terdapat beberapa f akt or yang secara posit if dan signif ikan dapat mempengaruhi
suat u rumah t angga menj adi t idak t erkendala kredit , yait u: peningkat an perubahan
pendapat an kepala rumah t angga dari berusaha at au bekerj a dan semakin
banyaknya j umlah anggot a rumah t angga yang bekerj a. Sebaliknya kepala rumah

20

t angga perempuan relat if t erdiskriminasi dibandingkan dengan kepala rumah t angga
laki-laki dalam hal t idak t erkendala unt uk mendapat kan kredit ( cr edi t
unconst r ained ). Demikian pula rumah t angga yang berada di luar pulau Jawa dan
Sumat era relat if memiliki kendala kredit dibandingkan dengan mereka yang t inggal
di Jawa dan Sumat era.

2.

Di lain pihak t erdapat beberapa f akt or yang mempengaruhi secara posit if dan
signif ikan probabilit as suat u rumah t angga memi liki kredit , yait u: umur kepala
rumah t angga, j umlah anggot a rumah t angga yang bekerj a at au berusaha, lokasi
t empat t inggal di perkot aan sert a semakin t inggi nya pendapat an perkapit a di
daerah t ersebut . Probabili t as rumah t angga memiliki kredit j uga akan lebih besar
j ika kepala rumah t angga memiliki pekerj aan sebagai pegawai negeri sipil , pegawai
swast a/ BUMN at au berusaha dengan buruh dibandi ngkan dengan kepala kel uarga
yang berusaha t anpa buruh.

3.

Hasil perhit ungan permint aan kredit konsumsi di t ingkat rumah t angga
menunj ukkan masih adanya kesenj angan ant ara nilai kredit yang diinginkan dengan
nilai kredit yang t erealisasi, yait u sebesar Rp 184. 952 per rumah t angga at au 28, 93
persen l ebih t inggi dari kredit yang t erealisasi unt uk keseluruhan sampel . Namun
perlu diingat bahwa angka ini mencerminkan kesenj angan ( gap ) ant ara nilai kredit
yang diinginkan di bandi ngkan dengan realisasinya dari semua sumber pinj aman
(perbankan, koperasi, pegadaian, lainnya).

4.

Terdapat indikasi sudah t erj adinya kej enuhan pada permi nt aan kredit konsumsi
dengan menggunakan est imasi agregasi di t ingkat propinsi. Dat a real isasi
permi nt aan kredit konsumsi sampai t riwulan kedua t ahun 2004 (6 bulan pert ama)
t elah mencapai 64 persen t erhadap nilai prediksinya unt uk keseluruhan t ahun 2004.
Bahkan di beberapa provinsi sepert i Jawa Barat dan Sulawesi Ut ara, t elah
melampaui besaran kredit yang diprediksi, at au t elah j enuh.

5.

Gambaran kesel uruhan dari hasil est imasi menggunakan model perilaku penawaran
kredit konsumsi di t ingkat propinsi menunj ukkan bahwa peni ngkat an akt i vit as
perekonomian cenderung akan di respons oleh perbankan dengan menaikkan porsi
pemberian kredit dalam bent uk kredit konsumsi. Hal ini sej alan dengan f enomena
bahwa salah sat u penggerak ut ama pert umbuhan ekonomi, t ermasuk pert umbuhan
ekonomi di t ingkat daerah adalah konsumsi masyarakat .

6.

Namun demikian, unt uk daerah-daerah dengan sekt or perbankan yang sudah rel at if
lebi h maj u yang dit andai oleh semakin t ingginya CR ( concent r at ion r at io) dan LDR
( Loan t o Deposit Rat io ), maka akan t erj adi pergeseran pola pemberian kredit
kearah peni ngkat an pemberian kredit unt uk modal kerj a dan invest asi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa peni ngkat an pemberian kredit konsumsi ini akan
t erkoreksi oleh sekt or perbankan yang lebih maj u dan ef isien, karena sekt or
perbankan yang demikian akan mengarahkan pemberian kredit nya unt uk keperl uan
kegiat an invest asi dan modal kerj a yang lebih produkt if .

5. 2 Implikasi Kebij akan
Implikasi kebi j akan khususnya bagi Bank Indonesia t idak saj a langsung t erkait dengan
kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan, melainkan j uga dengan perumusan model
empiris yang masih menghadapi banyak kendala t erut ama masalah ket ersediaan dat a.

21

Adapun implikasi kebij akan yang bersif at int ernal Bank Indonesia dalam hal dukungan
penyediaan dat a permi nt aan kredit konsumsi di t ingkat rumah t angga adalah sebagai
berikut :

7.

Perlu dikembangkan kemampuan dukungan dat a berkala yang menggambarkan
perkembangan st ock maupun perubahan permint aan kredit konsumsi di t ingkat
rumah t angga menurut j enis dan sumber pemberian kredit . Demikian j uga perl u
dikembangkan dukungan penyediaan dat a berkala di t ingkat rumah t angga unt uk
karakt erist ik rumah t angga t ermasuk dat a-dat a t ent ang st ock sert a perubahan
asset s menurut j enis ( f i nancial maupun non-f inancial ) sert a variabel -variabel yang
dapat digunakan unt uk menghit ung kapasit as membayar ( r epayment capaci t y ) dan
apakah suat u rumah t angga t erkendala kredit .
Dat a-dat a sepert i i ni sangat
diperl ukan agar permint aan sert a t i ngkat kej enuhan pemberian kredit konsumsi
rumah t angga menurut j enis dan sumber pembiayaannya dapat diest imasi secara
akurat .

8.

Ket ersediaan dat a yang l ebih akurat semacam yang dapat diberikan ol eh Sur vey of
Consumer Finance akan menghasilkan est imasi permint aan kredit konsumsi rumah
t angga dengan sepenuhnya memisahkan rumah t angga yang benar-benar t erkendala
kredit ( cr edi t const r ained ) dengan yang t idak t erkendala kredit . Est imasi lain yang
mungkin di lakukan secara lebih akurat adalah est i masi model permi nt aan kredit
konsumsi rumah t angga hanya unt uk daerah perkot aan dan unt uk kredit konsumsi
yang berasal dari perbankan.

9.

Dengan semakin meningkat nya peran dan dampak dari kredit konsumsi rumah
t angga, maka kebut uhan akan dat a-dat a monit oring kredit konsumsi rumah t angga
t ersebut seyogyanya dapat diakomodasi secara rut in melalui pelaksanaan survei
khusus sebagaimana yang t elah dilakukan di Negara lain dalam bent uk Sur vey of
Consumer Finance . Survei sej enis ini dapat dilakukan oleh Bank Indonesia, at aupun
Bank Indonesia bekerj asama dengan Badan Pusat St at ist ik. Namun yang pent ing
unt uk diperhat ikan adalah ket erlibat an secara penuh dari Bank Indonesia maupun
pihak t erkait lai nnya dalam desain awal dari pelaksanaan dan mat eri survei
semacam ini.

Selanj ut nya, hasil est imasi model -model permint aan maupun penawaran kredit
konsumsi memberikan implikasi kebij akan bagi arahan monit oring permi nt aan dan
penawaran kredit konsumsi sebagai berikut :

10.

Indikasi awal dari hasil est imasi t ingkat kej enuhan permint aan kredit konsumsi
memang menunj ukkan masih t erdapat nya ruang bagi peni ngkat an pemberian kredit
konsumsi rumah t angga, karena nilai realisasi rat a-rat a per rumah t angga masih
sekit ar 28, 93 persen dari nilai prediksinya. Namun perlu dii ngat bahwa angka ini
mencermi nkan kesenj angan ( gap ) ant ara ni lai kredit yang diinginkan dibandingkan
dengan realisasinya dari semua sumber pinj aman (perbankan, koperasi, pegadaian,
lainnya). Meli hat pada hasil t ersebut , sangat mungkin t erj adi bahwa sesungguhnya
permi nt aan kredit konsumsi rumah t angga khusus yang berasal dari sumber
perbankan sudah mencapai t ingkat kej enuhan.

22

11.

Sudah t ercapainya t ingkat kej enuhan permint aan kredit konsumsi j uga didukung
oleh hasil est imasi menggunakan model permint aan di t ingkat propi nsi, namun
t ingkat kej enuhan ini berbeda-beda ant ar propinsi. Monit oring t ingkat kej enuhan
permi nt aan dan penawaran kredit konsumsi t idak dapat diberlakukan secara sama,
t et api harus memperhat ikan perbedaan t i ngkat kej enuhan t ersebut ant ar daerah.

12.

Meskipun hasil est imasi perilaku pemberian kredit konsumsi di t ingkat prop