KESENIAN JARANAN DI KELURAHAN BANJARAN KEDIRI.

(1)

KESENIAN JARANAN DI KELURAHAN BANJARAN KEDIRI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S

Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SUNAN AMPEL SURABAYA

KESENIAN JARANAN DI KELURAHAN BANJARAN KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

Pety Novita Ekasari NIM: A0.22.12.091

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SUNAN AMPEL SURABAYA

2016

KESENIAN JARANAN DI KELURAHAN BANJARAN KEDIRI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Kesenian Jaranan Di Kelurahan Banjaran Kediri”. Adapun masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana kondisi Kelurahan Banjaran Kediri? (2) Bagaimana prosesi kesenian jaranan di Kelurahan Banjaran Kediri? (3) Apa nilai-nilai Islam yang terkandung dalam kesenian jaranan?

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan antropologi. Sesuai dengan metode kualitatif yakni, pengamatan dan wawancara. Sumber-sumber yang digunakan adalah pengamatan secara langsung terhadap kegiatan kesenian jaranan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kesenian jaranan Ki Wanoro Seto Kelurahan Banjaran Kediri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Instrumental. Teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan bahwa fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni.

Hasil penelitian ini menemukan (1) Kelurahan Banjaran merupakan salah satu wilayah yang berada di Kota Kediri. Suhu rata-rata kelurahan Banjaran adalah 30 C. Kawasan Kelurahan Banjaran terletak pada kawasan perkantoran, pertokoan atau bisnis dan ada tempat untuk kawasan pariwisata. Batas Kelurahan Banjaran adalah di sebelah utara Kelurahan Ngadirejo, di sebeleh selatan berbatasan dengan Kelurahan Jamsaren, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Burengan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kemasan. (2) Kesenian Jaranan adalah tarian yang gerakannya menirukan gerakan kuda dengan iringan musik gamelan dan lagu yang digunakan adalah lagu-lagu Islami dan lagu jawa. Alat yang digunakan untuk menari adalah anyaman berbentuk kuda yang terbuat dari bambu. (3) Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam kesenian jaranan adalah alat musik seperti rebana dan gamelan, lagu Islami, dan tarian yang terdapat dalam kesenian jaranan.


(7)

ABSTRACT

The tittle of tesis is "Art Jaranan In the village Banjaran Kediri". The problems examined in this paper are (1) What is the condition Banjaran village Kediri? (2) How procession jaranan art in Sub Banjaran Kediri? (3) What are the values of Islam contained in art jaranan?

In this study, the authors used qualitative research methods with anthropological approach. In accordance with the qualitative method, observation and interviews. The sources used are direct observation of the artistic activity jaranan and interviews with the parties involved in the arts jaranan Wanoro Ki Seto village Banjaran Kediri. In this study the author uses the theory Instrumental. This theory rests on the idea that art has a specific purpose and that the functions and activities of the art is very decisive in a work of art.

The results of this study found (1) Sub Banjaran is one area that is in Kediri. The average temperature is 30 C. Village Banjaran Sub Region is located in the area of offices, shops or business and there is no place for a tourist area. Limit Banjaran village is in the northern village Ngadirejo, on the south by the sebeleh Jamsaren village, east by the Village Burengan and on the west by the Village Packaging. (2) Art Jaranan movement is a dance that mimicked the movement of horses accompanied by gamelan music and songs used are the songs Islamic and Javanese songs. The tools used for dancing is horse-shaped woven bamboo. (3) Islamic values contained in art jaranan are musical instruments such as tambourines and gamelan, Islamic songs, and dances contained in jaranan art.


(8)

DARTAF ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 9

E. Pendekatan dan Kerangaka Teoritik ... 9

F. Penelitian Terdahulu ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

H. Sistematika Pembahasan ... 15


(9)

A. Profil Kelurahan Banjaran ... 17 B. Kebudayaan di Kelurahan Banjaran ... 21 C. Tradisi Kupat Luwar ... 28

BAB III : PROSESI KESENIAN JARANAN

A. Kesenian Jaranan ... 31 B. Sejarah Kesenian Jaranan Di Kelurahan Banjaran ... 38 C. Pementasan Kesenian Jaranan ... 40

BAB IV : NILAI-NILAI ISLAM DALAM KESENIAN JARANAN

A. Alat Musik ... 54 B. Lagu ... 55 C. Tarian ... 59

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63

DAFTAR PUSAKA ... 65 DAFTAR INFORMAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kebudayaan dilihat dari banyaknya kesenian yang lahir dan berkembang di Indonesia. Kebudayaan adalah suatu serangkaian kegiatan yang dilakukan manusia sebagai bentuk hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang berguna untuk mencapai pemenuhan kehidupan manusia, baik untuk dirinya sendiri atau untuk manusia-manusia pada umumnya yang berupa bahasa, ilmu pengetahuan, perilaku dan kebiasaan adat istiadat, norma-norma, religi, mata pencaharian, peralatan-peralatan perkakas yang merupakan kebutuhan hidup manusia yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan manusia terdiri dari unsur universal yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa dan kesenian.1

Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, dimana setiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda. Hal ini membuat Indonesia memiliki kebudayaan yang beranekaragam. Keanekaragaman budaya tersebut merupakan salah satunya adalah keanekaragaman seni tradisi. Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang universal dan


(11)

2

dipandang dapat menonjolkan sifat dan mutu.2 Kesenian adalah bagian

dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Definisi kesenian diambil dari kata Seni yang berarti Proses dari manusia (menciptakan) atau intisari ekspresi dari kreativitas yang mengandung unsur keindahan dan keelokan, orang yang menciptakan sebuah kreativitas seni disebut Seniman. Pengertian seni menurut kuntjaraningrat, kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan, nilai-nilai, serta peraturan dimana komplek aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia.

Kesenian merupakan salah satu bentuk aktifitas manusia yang dalam kehidupannya (kesenian) selalu tidak dapat berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan kesenian rakyat dapat dipisahkan dari warna ciri warna kehidupan masyarakat itu sendiri sebagai pendukungnya. Hampir disetiap daerah di Indonesia mempunyai bentuk kesenian yang menggambarkan daerah setempat, yang tentu saja setiap kesenian daerah mempunyai latar belakang sejarah dan sosial yang berbeda.3

Perbedaan karya seni manusia purba dengan modern yaitu terletak pada tujuan penciptaan seni tersebut. Manusia purba membentuk karya seni atau penanda kebudayaan yang sangat dipengaruhi

2 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 202.


(12)

3

kekuatan yang ada di sekitarnya. Sedangkan karya seni manusia modern membentuk karya seni yang digunakan hanya untuk kepuasan pribadi serta menggambarkan kondisi di lingkungannya. Dengan kata lain, manusia modern merupakan sosok yang mempunyai keinginan untuk menemukan hal-hal baru serta memiliki cakrawala berfikir yang lebih luas dibandingkan dengan manusia purba.

Secara umum, segala sesuatu yang indah dan berkesan adalah seni. Cara menangkap kesan dan penghasilan kesan tersebut yang membedakan seni itu sendiri dan membuat beberapa macam seni yaitu:

1. Seni Rupa

Pengertian seni rupa adalah hasil ciptaan kualitas, hasil ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang melebihi keasliannya serta klasifikasi objek-objek terhadap kriteria tertentu yang diciptakan menjadi suatu struktur sehingga dapat dinikmati menggunakan indra mata dan peraba.

2. Seni Musik

Seni musik adalah hasil ciptaan manusia yang menghasilkan bunyi ritme dan harmoni yang indah bagi pendengar. Bunyi yang dihasilkan oleh seni musik dapat merupakan hasil dari suara manusia contohnya menyanyi atau dapat dihasilkan dari alat bantu seperti alat musik contohnya gitar, piano dan alat musik lainnya.


(13)

4

Seni tari adalah hasil ciptaan manusia yang mengkreasikan gerakan tubuh dalam menghasilkan keindahan bagi yang melihatnya. Dengan seni tari, manusia menggunakan bagian-bagian tubuhnya dalam mengkomunikasikan ekspresi rasa dan bentuk keindahan. Keindahahan seni tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari peraga dan penikmat atau penonton. Seni tari sering digabungkan dengan dengan seni musik dan seni rupa untuk melengkapi penyampaian rasa yang ada.

4. Seni Teater

Seni teater adalah hasil ciptaan manusia dalam mengvisualisasikan imajinasi atau gambaran yang ada dalam pikirannya yang berhubungan dengan tingkah laku manusia baik sebagai individu, kelompok ataupun bermasyarakat. Seni teater layaknya seni tari sering diisi oleh seni rupa dan musik, bahkan seni teater juga bisa digabungkan dengan seni musik dan seni tari sehingga pesan yang diinginkan dapat tersampaikan kepada penikmat seni itu sendiri.

5. Seni Sastra

Seni sastra adalah segala bentuk hasil daya kreasi manusia yang dinikmati dari segi visual dan makna yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan seni sastra menggambarkan keindahan dalam bentuk kata, baik itu ditulikan ataupun disuarakan. Contohnya tulisan, puisi dan kaligrafi.


(14)

5

Dalam berkembangnya kesenian tersebut menjadi sebuah identitas khas yang bersifat tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kebudayaan yang berupa kesenian di Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang didalamnya adat secara turun temurun diwariskan dari nenek moyang terdahulu. Keunikan yang menjadi daya tarik di dalam pertunjukan seni tersebut sangat banyak ragamnya. Pada saat ini banyak kesenian-kesenian yang dimiki pada daerah-daerah di Indonesia seperti seni tari yang memiliki keunikan tersendiri dalam setiap daerah. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki kesenian tari yang berbeda-beda seperti kesenian tari jaranan yang terletak di daerah kediri.

Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang sangat diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.4 Kesenian merupakan yang hidup senafas dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam sanubari manusia dari masa ke masa dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa seni yang diciptakan untuk melahirkan rasa keindahan dan merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia.

Dengan kata lain seni merupakan kegiatan manusia yang dihubungkan dengan keindahan, sedangkan kesenian sendiri merupakan usaha membentuk kesenangan melalui sebuah ekspresi yang dirasakan, baik dalam bentuk gerak (tari). Meskipun demikian suatu kegiatan akan membangkitkan perasaan keindahan apabila diwujudkan melalui proses yang memenuhi persyaratan teknis tertentu, sehingga tercapai nilai puncak


(15)

6

dalam kegiatan itu. C Geertz berpendapat bahwa sebagai sub kesenian merupakan perwujudan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi pola tingkah laku masyarakat pendukungnya. Tari adalah satu dari benang-benang kesinambungan yang paling kokoh pada kebudayaan Indonesia.5

Bentuk seni yang akan dipaparkan dalam skripsi adalah Kesenian Jaranan Di Kelurahan Banjaran Kediri. Kesenian jaranan di Kelurahan Banjaran ini memiliki nama Ki Wanoro Seto yang artinya dari kata Ki yaitu “Mbah” sedangkan Wanoro adalah “Ketek atau biasa disebut Kera” dan Seto yaitu “Putih”, jadi artinya adalah “Mbah Ketek Putih”.6 Yang

didirikan oleh bapak Sujarwo pada tanggal 10 pebruari 1994. Kesenian jaranan adalah salah satu kesenian khas dari Kabupaten Kediri, atau lebih dikenal dengan nama Kuda Lumping. Ciri khas dari kesenian ini adalah terdapat beberapa penari yang menunggangi kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu yang dihias sedemikian rupa. Dicat warna-warni dengan lukisan stilasi bentuk kuda dengan jambul dan ekor dari sisiran tali rafia.7

Dalam aksinya, jaranan selalu membawa sebuah kesan religius dan sakral. Terlihat dari make up dari penari yang tegas memberikan kesan garang atau menakutkan. Beberapa asesoris yang dipakai oleh pemain begitu khas seperti udeng-udeng yang dipakai di kepala dan krincing yang

5Claire Holt, Melacak Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia, Diterjemahkan oleh Seodarsono

(Bandung: Arti Line, 2000), 124.

6 Sujarwo, Wawancara, Banjaran Kediri, 5 Maret 2016.


(16)

7

dipakai di kaki seperti gelang yang ditaruh di kaki dan dipasangi beberapa klinting atau bel kecil.

Dalam perkembangannya kesenian jaranan mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan kondisi sosial masyarakat yang sudah berubah dalam memaknai dan mengembangkan jaranan. Dari tahun ke tahun jaranan mulai berubah dari yang sifatnya tuntutan menjadi tontonan.

Kesenian jaranan pada tahun 60an sudah digemari masyarakat.bahkan di kediri pada saat itu sudah berdiri beberapa kelompok jaranan. Kelompok jaranan ini banyak digawangi oleh orang-orang yang berada di lembaga kesenian seperti Lekra, Lesbumi, LKN ketiga lembaga kesenian yang berada di tingkat bawah. Ketiga lembaga kesenian yang ada, semuanya memiliki kesenian sendiri-sendiri yang sesuai dengan misinya masing-masing.

Pada tahun 60an itu masing-masing kelompok jaranan bersaing dengan sehat. Walaupun mereka berasal dari lembaga kesenian yang berbeda, tetapi pada saat itu masih bisa berbagi ruang dan menampilkan pertunjukkannya masing-masing. Mereka saling mendukung dan mengembangkan kreatifitasnya dalam berkesenian. Jaranan pada saat itu masih tampil dengan polos sekali. Pemainnya hanya mengenakan celana kombor dan tanpa menggunakan make up. Tidak ada batas antara pemain, penabuh gamelan, dan penonton. Mereka sama-sama berada ditanah. Berbeda dengan sekarang, saat ini alat musik gamelan ditaruh diatas panggung, sedang pemain jaranan menari di depan panggung.


(17)

8

Yang unik dari kesenian jaranan ini adalah dari alat yang digunakan oleh penari jaran kepang yang terbuat dari anyaman bambu tidak seperti seni jaran di daerah lain yang menggunakan kuda. Oleh karena itu penulis ingin meneliti kesenian ini dan dari kesenian ini penulis sangat penasaran mengenai tarian-tarian yang ada di kesenian jaranan, tariannya adalah seperti jaran kepang, ganongan dan barongan yang menurut penulis sangat unik dan juga bagus, apalagi dalam kesenian ganongan yang diberi lelucon-lelucon antar pemain untuk menghibur penonton.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi Kelurahan Banjaran Kediri?

2. Bagaimana prosesi kesenian jaranan di Kelurahan Banjaran Kediri? 3. Apa nilai-nilai Islam yang terkandung dalam kesenian jaranan?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang penulis harapkan, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi di Kelurahan Banjaran Kediri.

2. Untuk mengetahui prosesi kesenian jaranan di Kelurahan Banjaran Kediri.

3. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai Islam yang terkandung dalam kesenian jaranan.


(18)

9

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan agar bisa bermanfaat dan berguna bagi semua yang membaca dan mengetahui kesenian jaranan yang ada di Kelurahan Banjaran Kediri. Manfaat atau kegunaan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan wacana dan menambah pengetahuan bagi semua yang membaca dan bisa bermanfaat bagi semua orang.

2. Dapat menjadikan masukan bagi masyarakat yang mencintai kebudayaan. Dan menjadi masukan bagi intelektual muda dalam mengembangkan kebudayaan Indonesia dalam bentuk yang lebih baik. 3. Untuk menambah khazanah keilmuan khususnya dalam bidang

kesenian Indonesia.

4. Secara Ilmiah hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut dalam kajian yang sama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan kebudayaan.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini yaitu menggunakan pendekatan antropologi. Antropologi berasal dari kata “anthropos” yang berarti manusia, dan “logos” yang berarti ilmu. Antropologi diartikan sebagai ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, adat istiadat dan kepercayaan. Menurut Koentjaraningrat antropologi adalah ilmu yang mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang


(19)

10

dihasilkan oleh manusia tersebut. Pengertian antropologi secara sederhana adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan yang dihasilkannya seperti tradisi-tradisi, nilai-nilai dan kesenian yang dihasilkan dari kebudayaan manusia. Secara singkat, dalam pendekatan ini sistem kebudayaan memfokuskan perhatian kepada hubungan antara masyarakat pendukungnya dengan lingkungan dimana mereka hidup8.

Pendekatan antropologi dapat diartikan sebagai sudut pandang atau cara melihat dan memperlakukan sesuatu gejala yang menjadi perhatian terkait bentuk fisik dan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Instrumental. Teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan bahwa fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni. Misalnya fungsi-fungsi propaganda, relegius dan sebagainya. Cabang lain dari teori ini adalah sebagai sarana penyampaian perasaan, emosi, dan lain sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak dengan pribadi si seniman ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan kita. Koentjaraningrat menyatakan bahwa penelitian-penelitian yang menyangkut proses sosial akan terjadi bila manusia dalam suatu masyarakat dengan suatu kebudayaan tertentu dipengaruhi oleh unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang sedemikian berbeda sifatnya,

8 M. Deden Ridwan, Tradisi Barau Penelitian Agama Islam (Bandung: Komplek Psirjati, 2001),


(20)

11

sehingga unsur-unsur kebudayaan tadi lambat laun diakomondasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadian dari kebudayaan sendiri9.

F. Penelitian Terdahulu

Kesenian jaranan merupakan kajian yang menarik untuk dibahas, seperti yang dilakukan oleh penulis yang sengaja mengambil judul “Kesenian Jaranan Di Kelurahan Banjaran Kediri”.

Adapun penelitian terdahulu mengenai kesenian yang pernah dilakukan:

1. Kesenian Jaran Jenggo Di Solokuro Kabupaten Lamongan. Ditulis oleh Ismawati Fakultas Adab Dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Tahun 2014.Dalam skripsi tersebut membahaskesenian jaran jenggo atau jaran bergoyang yang berada di daerah Solokuro Lamongan.

2. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Kesenian Wayang Kulit di Desa Karangrejo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Ditulis oleh Istiqomah, Fakultas Adab Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2006. Skripsi tersebut membahas tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan kesenian wayang kulit yang ada di Desa Karangrejo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. 3. Perkembangan Kesenian Tari Muang Sangkal di Kabupaten Sumenep

(Studi Tentang Nilai-nilai Islam Dalam Seni Tari). Ditulis oleh Suhaira


(21)

12

Fakultas Adab Jurusan Peradaban Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2007. Dalam Skripsi Ini membahas tentang perkembangan kesenian Tari Muang Sangkal di Sumenep yang dikhususkan tentang nilai-nilai Islam dalam seni tari.

4. Tari Muang Sangkal Karya Taufiqurrahman Di Kabupaten Sumenep. Ditulis oleh Diha Sari Nugraheni, Skripsi tahun 2003. Yang membahas tentang Bapak Taufiqurrahman sebagai pencipta tari muang sangkal yang diperintah langsung oleh bupati Sumenep karena pada waktu itu di Sumenep tidak mempunyai tari wajib waktu menyambut tamu agung yang datang ke Kabupaten Sumenep.

5. Peranan Kesenian Rakyat, yang ditulis oleh Clifford Geertz dalam bukunya yang berjudul Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, 1981.

6. Kebudayaan Dalam Perspektif Strukturslisme, yang ditulis oleh Nur Syam dalam bukunya Madzhab-madhzab Antropologi, 2007.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang dalam pembahasan memperoleh kebenaran secara ilmiah. Dalam penelitian ini penulis menggunaka metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang


(22)

13

dialami subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi serta tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

Metode penelitian kualitatif merupakan pengamatan, wawancara atau penelaah dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena memiliki beberapa pertimbangan. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila kita berhadapan dengan kenyataan. Dengan menggunakan metode kualitatif ini dapat menyajikan secara langsung hakekat antara peneliti dan responden. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola nilai yang dihadapi.

Dalam rangka memperoleh data yang otentik, maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan langkah-langkah sebagi berikut:

1. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif a. Metode Pengamatan

Pengamatan atau observasi merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti tingkah laku manusia. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya peniliti sudah memahami terlebih dahulu pengertian-pengertian umum dari objek penelitiannya. Apabila tidak maka hasil pengamatannya menjadi tidak tajam.

Pengamatan terhadap suatu situasi tertentu harus dijabarkan dalam tiga elemen utamanya, yaitu lokasi penelitian, pada pelaku


(23)

14

atau aktor, dan kegiatan atau aktifitasnya. Kemudian ketiga elemen tersebut harus diuraikan lebih terperinci lagi.

Terdapat beberapa pengamatan berdasarkan dimensinya yaitu pengamatan berperan serta dan pengamatan tertutup, pengamatan pada latar ilmiah dan pengamatan eksperimental dan pengamatan on-eksperimental.

b. Metode wawancara

Wawancara merupakan teknik komunikasi antar pelaku dengan penulis. Terdapat beberapa syarat bagi seorang penulis untuk mewawancarai pelaku yaitu harus responsive, tidak subjektif, menyeuaikan diri dengan yang di wawancarai dan pembicaraannya harus terarah. Di samping itu terdapat beberapa hal yang harus dilakukan ketika melakukan wawancara yaitu jangan memberikan kesan negatif, mengusahakan pembicara bersifat kontinyu, jangan mengajukan pertanyaan yang mengandung banyak hal.

c. Metode Dokumenter

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Foto merupakan salah satu bahan dokumenter. Foto bermanfaat sebagai sumber informasi karena foto mampu membekukan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi.


(24)

15

a. Seleksi dan klasifikasi yaitu memiliki data yang ada kemudian disesuaikan dengan bahasan dan dibutuhkan dalam penulisan skrisi diatas.

b. Komperatif yaitu usaha untuk mengambil dengan proses membandingkan data yang semacam dari berbagai sumber yang sudah dikumpulkan untuk masalah diatas.

c. Pengambilan analisis yaitu mengambil kesimpulan berdsarkan keterkaitan data yang terkumpul kemudian disusun dan dijelaskan selanjutnya dianalisis.

3. Penyajian Tulisan

a. Diskriptif yaitu penyajian tulisan sesuai dengan kenyataan yang ada pada penelitian lapangan.

b. Interpretasi yaitu menyajikantulisan yang sudah melalui dengan penafsiran terlebih dahulu terhadap data yang ada.

H. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam kajian ini diuraikan menjadi beberapa bab serta sub bab untuk memudahkan dalam penulisan dan mudah untuk dipahami secara runtut kerangka penulisannya tersistematika sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan, meliputi latar belakang yang merupakan deskrisi singkat dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.


(25)

16

Bab kedua menerangkan tentang profil dan kebudayaan kelurahan Banjaran yang terdiri dari kondisi kelurahan, kebudayaan yang ada di Kelurahan Banjaran Kediri.

Bab ketiga menjelaskan tentang prosesi kesenian jaranan yang meliputi sejarah kesenian jarang yang ada di Kelurahan Banjaran dan bagaimana model pertunjukkan dalam pementasan kesenian jaranan ini.

Bab keempat memberikan penjelasan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian jaranan seperti alat musik, lagu-lagu, dan tarian yang ada pada kesenian jaranan.

Bab kelima merupakan bab terakhir sebagai bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


(26)

BAB II

KONDISI KELURAHAN BANJARAN KEDIRI A. Profil Kelurahan Banjaran

Kelurahan Banjaran merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian Kota Kediri. Luas wilayah keseluruhan kelurahan Banjaran adalah 195.821,81 Ha yang berupa pemukiman, persawahan, perkebunan, pekarangan dan kuburan. Suhu rata-rata kelurahan Banjaran adalah 30 C. Kawasan Kelurahan Banjaran terletak pada kawasan perkantoran, pertokoan atau bisnis dan ada tempat untuk kawasan pariwisata.1

Kelurahan Banjaran terletak di sebelah selatan Kecamatan Pesantren Kediri. Batas Kelurahan Banjaran adalah di sebelah utara Kelurahan Ngadirejo, di sebeleh selatan berbatasan dengan Kelurahan Jamsaren, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Burengan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kemasan.2

Letak wilayah Kelurahan Bnajaran dari pusat pemerintahan Kecamatan adalah berjarak 1 Km. Dan jarak Kelurahan Banjaran ke Kabupaten atau Kota Kediri adalah 5 Km. Sedangkan jarak Kelurahan Banjaran ke Ibu Kota Provinsi Jawa Timur adalah 140 Km bisa di tempuh

1 Data Potensi Kelurahan Banjaran, Profil Kelurahan Dalam angka 2014-2016, 1-2. 2 Hepi, Wawancara, Banjaran Kediri, 6 April 2016.


(27)

18

menggunakan kendaraan bermotor yang menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam.3

Sebagai daerah yang terletak di tengah-tengah kota kediri, penduduk Kelurahan Banjaran juga ada yang memiliki area persawahan dan perkebunan yang biasa di tanami tanaman padi atau tanaman-tanaman yang biasa di jual di pasar seperti sayuran dan buah-buahan ada juga yang memiliki tanaman tebu.

Selain bertani penduduk Kelurahan Banjaran banyak yang bekerja di pabrik seperti pabrik yang sangat besar di Kota Kediri yaitu pabrik rokok Gudang Garam. Penduduk Kelurahan Banjaran juga banyak yang menjadi pegawai negeri dan berdagang dan banyak yang menjadi seniman seperti seniman kesenian jaranan.

Penduduk Kelurahan Banjaran ada 6.275 orang, dengan perbandingan jenis kelamin laki-laki sebanyak 3.364 orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 2.911 orang. Dari jumlah penduduk sebanyak 6.275 orang, penduduk Kelurahan Banjaran terdiri dari 2.436 kepala keluarga4.

Kesejahteraan keluarga Kelurahan Banjaran dikategorikan menjadi 5 kategori atau tingkatan yaitu:

1. Jumlah keluarga prasejahtera: 259 keluarga 2. Jumlah keluarga sejahtera 1: 700 keluarga

3 Data Potensi Kelurahan Banjaran, Profil Kelurahan Dalam Angka 2014-2016, 3.

4 Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan Banjaran, Profil Kelurahan Dalam Angka 2014-2016, 1.


(28)

19

3. Jumlah keluarga sejahtera 2: 1.001 keluarga 4. Jumlah keluarga sejahtera 3: 176 keluarga

Total semua jumlah keluarga ada 2.436 kepala keluarga.5

Dalam segi kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar mayoritas penduduk beragama Islam. Jumlah penduduk Kelurahan Banjaran yang beragama Islam ada 5.864 orang, yang laki-laki sebanyak 3.164 orang dan yang perempuan sebanyak 2.700 orang. Tetapi ada juga yang berbeda agama. Meskipun ada yang berbeda agama tetapi kerukunan mereka tetap terjalin dan hidup rukun berdampingan antar umat beragama.6

Dari segi kesehatan di Kelurahan Banjaran terdapat 16 unit posyandu dan pembina yang membina posyandu ada 50 orang. Dan ada 85 orang kader yang bertugas di posyandu dan dibagi di masing-masing posyandu. Dari posyandu tersebut masyarakat bisa berkonsultasi tentang masalah-masalah kesehatan dan ada beberapa jenis kegiatan rutin dalam posyandu seperti bina keluarga balita, pengobatan gratis, pemberantasan sarang nyamuk dan kegiatan pembersihan lingkungan yang bekerja sama dengan perangkat desa.7

Untuk mengukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat adalah tergantung dari tinggi dan rendahnya pendidikan yang dimilikioleh

5 Ibid., 1.

6 Data Potensi Kelurahan Banjaran, Profil Kelurahan Dalam angka 2014-2016, 7. 7 Dimas Primanda, Wawancara, Banjaran Kediri, 6 April 2016.


(29)

20

masyarakat. Semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat, maka semakin baik pula tatanan kehidupan masyarakat tersebut. Dari sudut pendidikan, masyarakat kelurahan Banjaran yang mencapai sarjana mencapai 600 orang itu terdiri dari lulusan D-1 sederajat sampai S-2.

Lulusan D-1 dan D-2 ada 264 orang sudah termasuk laki-laki dan perempuan, yang lulusan D-3 ada 261 orang yang laki-laki ada 175 orang dan yang perempuan ada 86 orang, lulusan S-1 ada 39 orang sarjana laki-laki dan ada 25 orang sarjana perempuan, kemudian yang lulusan S-2 ada 11 orang itu sudah termasuk laki-laki dan perempuan. Dan masih banyak juga yang masyarakatnya hanya lulusan SMA sederajat dan SMP sederajat. Yang lulusan SMA sederajat mencapai 1823 laki-laki dan 1220 perempuan kemudian yang lulusan SMP sederajat mencapai 644 laki-laki dan 509 perempuan bahkan ada yang masyarakatnya hanya lulusan SD saja. Tetapi jika dilihat dari sudut pendidikan kelurahan Banjaran sudah baik karena masyarakatnya sudah banyak yang menjadi sarjana atau masih dalam jenjang pendidikan kuliah.8

Dalam bidang pembangunan pendidikan ada yang negeri dan ada yang swasta. Lembaga pendidikan Play Group sebanyak 3 gedung, pendidikan TK sebanyak 7 gedung, pendidikan SMP ada 1 gedung, dan lembaga pendidikan tingkat SMA sebanyak 4 gedung. Di Kelurahan Banjaran juga ada lembaga kursus ketrampilan ada 6 unit.


(30)

21

Dari Segi politik masyrakat Banjaran sangat antusias dan berpartisipasi dalam semua hal seperti pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden dan wakil presiden. Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih sebanyak 4333 orang. Dan masyarakat kelurahan Banjaran sangat antusias alam semua pemilihan yang diadakan oleh pemerintah. Ada 6 partai yang mempunyai kantor di wilayah kelurahan Banjaran.

Penentuan kepala desa atau lurah dan perangkat desa kelurahan Banjaran. Dalam penentuan jabatan kepala desa, Kelurahan Banjaran ditunjuk oleh pemerintah tinggkat atas. Untuk sekertaris desa diangkat oleh Bupati atau Walikota. Sedangkan untuk penentuan perangkat desa termasuk kepala dusun ditunjuk, diangkat dan ditetapkan oleh Camat atau Kepala Distrik.9

B. Kebudayaan Di Kelurahan Banjaran

Kebudayaan masyarakat Kelurahan Banjaran banyak yang di pengaruhi oleh masalah-masalah keagamaan. Seperti yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Banjaran seperti upacara-upacara adat perkawinan, upacara kelahiran dan upacara kematian.10 Upacara adat tersebut tentu dilakukan oleh semua masyarakat yang ada di kelurahan Banjaran.

Dalam upacara adat perkawinan bagi masyarakata yang beragama Islam, harus diadakan pertemuan antara kedua keluarga. Dari pertemuan

9 Hepi, Wawancara, Banjaran Kediri, 7 April 2016


(31)

22

itu kedua keluarga harus menentukan kapan akan dilaksanakan akad dan upacara perkawinan, menentukan tanggal dan hari seperti perkawinan pada umumnya. Setelah di tentukan tanggal dan harinya, jika sudah mendekati hari pernikahan calon pengantin tidak boleh ketemu dalam waktu seminggu. Dalam waktu pernikahan atau hari pernikahan pengantin dan kedua orang tua tidak boleh mandi karena ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tiba-tiba turun hujan, apalagi untuk pengantin perempuan tidak boleh masuk dalam dapur atau mereka biasa menyebut dengan sebutan (pawon) ditakutkan jika pengantin perempuan masuk ke dapur riasan yang di gunakan akan jelek dan tidak terlihat cantik. Uapacara adat seperti ini dilakukan oleh keluarga yang masih kental adat jawanya atau kejawen tapi bagi keluarga yang modern tidak terlalu memikirkan adat yang seperti itu.11

Salah satu masa peralihan terpenting dalam kehidupan manusia, adalah peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa dan berkeluarga yang ditandai dengan perkawinan. Dibanding dengan masa peralihan lainnya dalam kehidupan manusia, perkawinan merupakan fase yang banyak memperoleh perhatian antropolog. Perkawinan sebagai bagian unsur budaya yang universal ditemukan diseluruh kehidupan sosial. Menurut Keontjaraningrat Perkawinan dipandang dari sudut kebudayaan, perkawinan merupakan pengatur kelakuan manusia yang bersangkut paut


(32)

23

dengan kehidupan seksnya, ialah kelakuan-kelakuan seks, terutama persetubuhan.12

Perkawinan merupakan bentuk kontras sosial antara laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama. Kontras sosial tersebut bisa saja disyahkan oleh kebiasaan atau adat, oleh agama, oleh negara atau ketiga-tiganya. Pada masyarakat modern Indonesia, perkawinan banyak dipengaruhi oleh tradisi, agama dan negara.13

Pada masyarakat tradisional yang belum mengenal agama medern dan belum terpengaruhi oleh intervensi negara, perkawinan dilakukan secara adat. Perkawianan cukup disyahkan oleh ketua adat dan disaksiakn oleh kerabat laki-laki dan kerabat perempuan. Bagi masyarakat tradisional di Indonesia yang beragama Islam, maka tata cara perkawinannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang dibakukan dalam agama Islam. Misalnya, membaca dua kalimat syahadat sebelum membaca ijab dan qobul dihadapan penghulu yang disaksikan oleh orang tua atau wali dari kedua mempelai, adanya seorang wali diperbolehkannya dia menikah, membayar mas kawin atau mahar. Dan biasanya untuk menambah kesalehan perkawinan dilaksanakan di masjid tapi juga ada yang dilaksanakan di rumah mempelai perempuan. Apabila persyaratan tersebut sudah terpenuhi, maka secara agama perkawinan tersebut sudah syah.

12 Sugeng Pujileksono, Petualang Antropologi Sebuah Pengantar Ilmu Antropologi (Malang: UMM Press, 2006), 42.


(33)

24

Dalam upacara adat kelahiran Kelurahan Banjaran masyarakatnya mengadakan upacara selametan tujuh bulan usia kehamilan dan aqiqah untuk anaknya. Upacara selametan tujuh bulan ini dilakukan oleh calon ibu dan ayah untuk mendoakan calon anaknya agar kandungan yang sudah mencapi tujuh bulan itu aman dilindungi oleh Allah dan proses kelahirannya lancar. Dalam upacara tersebut keluarga mengundang tetangga-tetangga untuk mendoakan calon anak dan keduaorang tuanya. Dan tidak dilupakan dalam selametan tersebut harus ada rujak manisnya yang terbuat dari buah-buahan. Sedangakan upacara aqiqah dilaksanakan ketika kelahiran anak tersebut atau tujuh hari setelah anak dilahirkan. Seperti dalam Islam binatang yang di sembelih jika laki-laki 2 ekor kambing dan jika perempuan satu ekor kambing.

Dalam upacara adat kematian masyarakat Kelurahan Banjaran mengadakan pembacaan talqin pada waktu penguburan mayat, tahlilan dari malam pertama meninggal sampai 7 hari setelah meninggal, kemudian ada selametan hari ke-40 setelah kematian, selametan hari ke-100 setelah kematian, dan hari ke 1000 setelah kematian setelah itu dilakukan selametan satu tahun atau (mendak). Mendak bisa dilakukan ketika satu tahun dan tahun-tahun selanjutkan pas tanggal kematian dan tanggalnya itu harus sesuai dengan kalender jawa.

Jenis upacara atau kebudayaan tersebut sebenarnya tidak terdapat dalam ajaran Islam dan pada masa-masa Nabi. Tetapi masyarakat Kelurahan Banjaran sudah melakukan kebudayaan tersebut dari dulu atau


(34)

25

warisan dari nenek oyang mereka. Upacara selametan seperti upacara kelahiran dan upacara pernikahan dipandang sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunianya.14 Dan diharapkan bisa menanbah kerukunan antar masyarakat karena dengan adanya selametan tersebut masyarakat bisa berkumpul dalam satu acara dan bisa saling mengobrol itu bisa menanbaha kerukunan di antara mereka.

Perkembangan peradaban agama Islam berlangsung pasang surut darai tahun ke tahun. Berbagai permasalahan kadang muncul dikarenakan faktor-faktor perbedaan pendapan antar umat Islam sendiri. Namun pada saat ini perbedaan tersebut tidak mempengaruhi pandangan dari masing-masing aliran dalam agama Islam. Dan meraka saat ini sangat menghargai adanya perbedaan-perbedaan tersebut yang terpenting agama mereka tetap sama yaitu agama Islam. Yang dimaksud dengan agama adalah suatu sistem yang intinya pada kepercayaan akan kebenaran-kebenaran yang mutlak, disertai dengan perangkat yang terintegrasi di dalamnya, meliputi tata peribadatan, tata peran para perilaku, dan tata benda yang diperlukan untuk mewujudkan agama tersebut. 15

Semua masyarakat Kelurahan Banjaran yang beragama Islam melalui jalan damai, seperti melalui pernikahan, media sosial budaya, ilmu pengetahuan dan dakwah. Sehingga dalam bermasyarakat orang-orang

14 Suhamiharja, Agama Kepercayaan Dan Sistem Pengetahuan (Jakarta: Pustaka, 1984), 281. 15 Edi Sedyawati, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni Dan Sejarah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 66


(35)

26

sangat menghargai agama lain. Hubungan antar umat beragama ditandai dengan tumbuhnya sikap saling menghargai dan saling menghormati. Sikap toleransi antar umat beragama juga sangat diterapkan dalam masyarakat kelurahan Banjaran. Banyaknya bangunan masjid dan mushola di kelurahan Banjaran juga menandakan bahwa ajaran agama Islam sangat kental di kelurahan tersebut.

Perkembangan Islam di Kelurahan Banjaran tidak hany mengurus soal ibadah dan akhiratnya saja, tetapi juga membawa perbaikan-perbaikan dalam masyarakat. Masyarakat Kelurahan Banjaran juga mengadakan pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak. Sebagai ajang perkumpulan masyarakat yang beragama Islam untuk memupuk rasa persaudaraan didalam pengajian tersebut juga ada ceramah yang dipimpin oleh ketua perkumpulan tersebut. Dalam pengajian tersebut juga ada pengurus untuk mengatur agar pengajian tersebut tidak bubar, maka dibuatlah pengurus pengajian seperti ketua, sekertaris dan bendahara.

Dalam bidang seni kebudayaan, masyarakat Kelurahan Banjaran memiliki banyak kesenian yang merupakan perpaduan dari berbagai budaya. Kesenian tersebut diantaranya kesenian jaranan, kesenian reog kesenian kentrung. Kesenian jaranan ini menggabungkan antara seni musik, seni tari, dan religi. Kesenian reog juga hampir sama dengan kesenian jaranan juga menggabungkan antara seni musik, seni tari dan seni religi yang membedakan hanya alat yang digunakan untuk menari saat pementsan. Sedangkan kesenian kentrung adalah kesenian yang dilakukan


(36)

27

oleh orang-orang tertentu untuk berkeliling dengan menyanyi dan nyanyian yang digunakan bisa terserah penonton jika penonton ingin mendengarkan lagu jawa mereka menyanyikan lagu jawa, jika penonton ingin mendengarkan lagu dangdut mereka menyanyikan lagu dangdut.

Dalam kebudayaan sedekah bumi juga masih dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Banjaran. Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah diberi rezki yang berkah bisa menghidupi semua keluarga. Di Kelurahan Banjaran juga melakukan tradisi megengan untuk menyambut bulan suci ramadhan. Biasanya mereka melakukan budaya megengan di masjid-masjid. Dan orang-orang yang tinggal di sekitar masjid datang dan membawa makanan untuk di doakan oleh imam masjid kemudian dimakan bersama-sama.

Kebudayaan di Kelurahan Banjaran sangat beragam dan banyak. Kebiasaan-kebiasaan individu yang dimiliki oleh sebagian besar warga masyarakat dan menjadi kebiasaan social, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai kebudayaan. Para antropolog berpendapat bahkan suatu kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki kebudayaan , bilamana terdapat pola pikir dan pola tindak/ perilaku yang dimiliki secara bersama-sama yang diperoleh melalui proses belajar. Oleh karena itu kebudayaan dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berperilaku atau kebiasaan yang dipelajari dan dimiliki secara bersama-sama oleh kelompok masyarakat.16


(37)

28

C. Tradisi Kupat Luwar

Tradisi ini dilakukan pada saat kesenian jaranan Ki Wanoro Seto pentas pada tanggal 3 April 2016. Karena yang memiliki acara mereka berjanji jika mau mengundang jaranan. Tradisi Kupat Luwar adalahorang yang mempunyai janji. Janji dalam tradisi kupat luwar dan orang Jawa biasa disebut engan ujar atau nazar. Janji adalah sebuah perkataan yang sangat mudah diucapkan, namun terkadang sulit menepatinya.Untuk mendorong konsistensi terhadap janji itulah nenek moyang terdahulu mempunyai tradisi bdaya yang unik disebut dengan kupat luwar.

Tradisi ini dipimpin oleh pawang jaranan dan tokoh masyarakat daerah setempat. Alat yang digunakan dalam tradisi kupat luwar adalah anyaman dari daun kelapa yang dibentuk menjadi kupat, tetapi cara menganyam kupat ini beda dengan kupat-kupat lainnya. Anyaman kupat luwar dilakukan oleh tokoh masyarakat atau sesepuh daerah Banjaran. Karena tidak biasa menganyam kutupat luwar, maka sebelumnya ketupat itu sudah dianyamkan oleh sesupuh desa. Ketupat tersebut yang berisi beras kuning, campuran bunga dan uang recehan atau uang logam.

Bahan yang dibutuhkan dalam kupat luwar adalah beras kuning, bunga seperti kenanga, mawar dan kanthil, dan uang koin. Beras kuning, bunga dan uang koin tersebut di campur di taruh di sebuah tempat. Dan isinya yang terdapat dalam kupat luwarnya sendiri adalah hanya beras kuning saja.


(38)

29

Orang yang berjanji, pawang jaranan dan tokoh masyarakat berkumpul di tengah-tengah masyarakat yang menyaksikan tradisi ini. Kemudian orang yang berjanji memegang ujung ketupat dan ujung yang satunya di pegang oleh tokoh masyarakat kemudian mereka menarik secara bersama-sama. Setelah ketupat di tarik pawang jaranan melempat beras kuning yang bercampur dengan bunga dan uang koin tersebut. Meraka menarik ujung ketupat hingga udhar (terurai) yang membuat beras kuning, campuran bungan dan uang koin tersebut tumpah di tengah-tengan orang yang menyaksikan. Banyak anak kecil dan orang-orang yang berlarian dan berebut uang koin tersebut.

Dalam tradisi kupat luwar ini terjadi karena orang tersebut berjanji jika anaknya mau di sunat atau dikhitan maka akan mengundang jaranan. Tradisi ini tidak semata-mata yang terjadi dalam kesenian jaranan tetapi terserah orang yang berjanji, mereka berjanji akan melakukan apa.

Setelah tradisi ini selesai dilaksanakan berarti gugurlah janji yang diucapkan oleh orang yang berjanji. Karena berjanji merupakan nazar yang harus ditepati dan dilaksakan. Dalam agama Islam juga ada istilah seperti membayar janji disebut dengan nazar.17


(39)

BAB III

PROSESI KESENIAN JARANAN

A. Kesenian Jaranan

Kesenian berasal dari kata dasar seni (art) yang berarti penggunaan

imajinasi dan kreatifitas manusia dalam menerangkan, memahami dan menikmati kehidupan. Kesenian merupakan salah satu cara manusia memandang dunianya. Pandangan dunia dapat diartikan sebagai konsepsi yang eksplisit maupun implicit, suatu masyarakat atau individu tentang batas-batas serta tata kerja dunia seseorang. Dari sudut pandang cara

kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan.1

Seni dalam pengertiannya yang paling dasar berarti kemahiran atau kemampuan. Definisi ini memang benar untuk kata asal latin “ars”. Seni adalah jenis produk perilaku manusia yang khusus menggunakan imajinasi secara kreatif untuk membantu kita menerangkan, memahami, dan

menikmati hidup.2

Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaanyang keberadaannya sangat diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesenian merupakan yang hidup senafas dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh pada manusia dari masa ke masa dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa seni yang diciptakan untuk melahirkan keindahan dan

merupakan kreasi bentuk-bentuk simbolis dari perasaan manusia.3

1 Pujileksono, Petualang Antropologi Sebuah pengantarIlmu Antropologi, 147. 2 William A Haviland, Antropologi (Jakarta: Erlangga, 1993), 224.


(40)

32

Setiap daerah di Indonesia mempunyai kesenian rakyat yang berbeda-beda. Seperti kesenian jaranan yang berasal dari daerah Kediri, meskipun banyak kesenian jaranan yang berasal dari daerah lain tetapi kesenian jaranan dari kediri ini memiliki cerita yang berbeda dari yang lainnya. Di daerah lain kesenian jaranan juga di kenal dengan sebutan kuda lumping yaitu suatu tarian yang menggambarkan gerakan-gerakan kuda. Kesenian jaranan atau tarian jaranan ini terkenal di daerah Jawa Timur, mulai dari Ponorogo, Kediri, Tulungangung, Nganjuk, Malang bahkan sampai Banyuwangi. Beberapa diantarannya memang mirip namun tentu saja masih ada beberapa perbedaannya.

Seni tari merupakan perpaduan dari seni gerak, seni musik, seni suara dan seni rias. Perpaduan dari beberapa jenis kesenian tersebut melahirkan sebuah gerakan yang berirama, teratur, dan indah. Secara universal, seni tari lahir dari tradisi untuk menyambut tamu, upacara religi, ungkapan kegembiraan, ekspresi kesedihan, bahkan ungkapan saling bermusuhan (perang). Secara umum, gerakan-gerakan dalam seni tari ada yang dinamis-statis, lembut-aktratif, variatif-monoton atau perpaduan dari unsur-unsur tersebut. Seni tari tradisional pada umumnya telah memiliki gerakan-gerakan yang telah dibakukan, sehingga penari tidak boleh melakukan gerakan diluar gerakan yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan tarian apapun memiliki banyak makna dan fungsi. berbeda dengan tari modern-kontemporer yang sangat inovatif dalam mengeksplorasi gerak tubuh. Terkadang melanggar norma susila,


(41)

33

menentang tabu serta tidak terikat oleh nilai-nilai tradisi. Pda akhirnya taro modern-kontemporer bisa dengan mudah menemukan gerakan-gerakan,

model, jenis yang baru.4

Kesenian jaranan adalah tarian yang gerakannaya menirukan gerakan kuda dengan iringan musik gamelan. Kesenian ini di mainkan oleh 4 atau 6 penari bahkan bisa lebih dari 6 orang penari. Peralatan yang dibutuhkan untuk memainkan jaranan adalah anyaman yang terbuat dari bambu berbentuk kuda, seperangkat gamelan wajib yang terdiri dari kenong kethuk, gong kempul, kendang dan terompet yang berasal dari bambu, dan sesaji. Keberadaan sesaji mengisyaratkan mistisnya tarian jaranan dan benar saja di setiap jaranan para penari selalu mengalami kesurupan. Kesenian jaranan memiliki arti penting bagi masyarakat Kediri. Selain dari nilai historis, sakralis, dan kekhasannya, jaranan mengajarkan kepada pemain dan masyarakat akan beberapa nilai kehidupan.

Tari jaranan merupakan kesenian yang memiliki asal beragan dan sejarah yang cukup panjang. Kesenian ini lahir saat kerajaan kuno Jawa Timur berdiri sehingga dapat dikatakan bahwa kesenian ini adalah tradisi leluhur dari masyarakat Jawa Timur. Di era modern ini masih ada masyarakat yang melestarikan kesenian daerah yang sudah berumur ratusan tahun untuk mengingat sejarah dan asal-ususl kita. Kita Ptut berbangga tentang hal ini, saat banyak orang lain melupakan kesenian ini, kita masih berkesempatan mengenalnya.

4 Pujileksono, Petualangan Antropogi, 169.


(42)

34

Sejarah kelam memang pernah menimpa kesenian jaranan. Kesenian ini dilarang tampil atau pentas oleh pemerintahan orde baru pada saat seusai pemberontakan PKI. Hal ini dikarenakan adanya isu yang menyatakan bahwa para seniaman pelaku jaranan terlibat dalam organisasi internal PKI, padahal saat itu PKI dianggap sebagai musuh dan pengkhianatan negara. Banyak diantara seniaman jaranan yang ditangkap dan menjadi tahanan politik di masa itu. Beberapa diantaranya dibuang ke pulau buru. Akan tetapi kini kesenian ini sedah bebas dipentaskan. Bahkan departemen pariwisata dan industri kreatif memberikan apresiasi yang

baik.5

Kesenian memang pada mulanya memiliki nilai-nilai spiritual masyarakat Jawa. Kesenian ini menampilkan lenggak lenggok penari diatas kuda yang disebut dengan “jaran kepang”. Jaran artinya kuda, sedangkan kepang artinya anyaman. Tarian yang diiringi dengan berbagai instrumen gamelan seperti gong, kendang, terompet dan lain sebagainya. Terdapat pula pawang yang mengamankan kesenian ini, mengatasi penunggang kuda yang sekaligus penari tersebut jika kesurupan atau dirasuki oleh roh halus. Namun dalam perkembangannya, kesenian ini kemudian mengalami desakralisasi dengan bertambahnya variasi musik pengiring yakni samroh, dangdut atau campursari.

Kesenian jaranan di Kediri ini memiliki sejarah tersendiri yang menyebabkan adanaya kesenian ini. Raja Airlangga memiliki seorang putri


(43)

35

yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang Kediri yang sangat cantik. Ketika usianya sudah waktunya menikah, banyak sekali yang melamar dan menginginkan untuk menjadi suami Dewi Sangga Langit. Maka Dewi Sangga Langit mengadakan sayembara. Para pelamar-pelamar semua sakti dan memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi Dewi Sangga Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia ingin menjadi petapa saja. Tetapi Raja Airlangga memaksa Dewi Sangga Langit untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia yang akan dipilih untuk jadi suaminya.

Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Sangga Langit. Diantaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus utusan Singo Barong dari Blitar, Kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Sangga Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Sangga Langit.

Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di Kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klono Sewandono atau Pujangganong. Dalam peperangan itu Pujangganong atau Klono Sewandono menang dan Singo Ludoyo atau Toh Bagus utusan Singo Barong kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya Singo Ludoyo emeiliki janji dengan


(44)

36

Pujangganong. Singo Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganong rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganong memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiringi temantennya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker.

Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang bambu menjadi terompet dan jaranan, sedangkan besi menjadi kenong. Dalam perjalanan mengiringi temantennya Dewi Sangga Langit dengan Pujangganong itu, Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai di Wengker, tetapi ternyata dia masih di Gunung Liman. Dia marah-marah sehingga pada waktu itu dia mengobrak-abrik Gunung Liman dan sekarang tempat itu menjadi Simoroto. Gunung Liman terletah diantara dua Kabupaten yaitu Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Nganjuk. Akhirnya sebelum dia sampai di tanah Wengker dia kembali lagi ke Kediri. Dia keluar digoa Selomangkleng.

Setelah Dewi Sangga Langit diboyong ke Wengker oleh Pujangganong dan Pujangganong tidak mau menjadi raja di Kediri, kekuasaan di Kediri diberikan kepada kedua adiknya yang bernama Lembu Amiluhut dan Lembu Amijaya. Dewi Sangga Langit mengubah nama wengker manjadi Ponorogo. Jaranan muncul di Kediri untuk menggambarkan boyongnya Dewi Sangga Langit dari Kediri menuju Ponorogo. Pada saat boyongan ke Ponorogo, Dewi Sangga Langi dikarak


(45)

37

oleh Singo Barong. Pengarakan dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget.

Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Sangga Langit dan pernikahannya dengan Klana Sewandono atau Pujangganong inilah masyarakat Kediri membuat Kesenian Jaranan. Sedangkan di Ponorogo muncul Kesenian Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Kesenian Jaranan ini diturunkan secara

turun temurun hingga sekarang ini.6

Dalam perkembangannya kesenian jaranan mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan kondisi social masyarakat yang sudah berubah dalam memaknai dan mengembangkan kesenian jaranan. Dari tahun ke tahun jaranan mulai berubah dari yang sifatnya tuntutan menjadi tontonan.

B. Sejarah Kesenian Jaranan Di Kelurahan Banjaran

Kelurahan Banjaran Kediri memiliki kesenian jaranan yang di beri nama Ki Wanoro Seto. Arti dari kesenian jaranan ini adalah Ki yaitu “Mbah”, sedangkan Wanoro yaitu “Ketek” atau biasa disebut Kera, dan

Seto yaitu “Putih”. Ki Wanoro Seto adalah “Mbah Ketek Putih”.7

Kesenian jaranan yang ada di Kelurahan Banjaran ini di pimpin oleh bapak

Sujarwo didirikan pada tanggal 10 Pebruari 1994.8

Pada tahun 1990 di kelurahan Banjaran juga sudah berdiri kesenian jaranan tepatnya sebelum Ki Wanoro Seto berdiri. Kesenian jaranan

6Suhardi, Wawancara, Banjaran Kediri, 7 April 2016. 7 Sujarwo, Wawancara, Banjaran Kediri, 5 Maret 2016.

8 Dokumen Pendirian dan Nomer Induk Jaranan Ki Wanoro Seto, Pemerintah Kota Kediri Dinas


(46)

38

tersebut memiliki nama Sardulo Seto yang dipimpin oleh bapak Gatot. Kesenian tersebut dulunya sangat terkenal dan sering memenangkan perlombaan antar kesenian jaranan yang ada di Kediri. Setelah pemimpin kesenian jaranan Sardulo Seto meninggal yaitu bapak Gatot meninggal. Kesenian tersebut diwariskan kepada teman seperjuangannya yaitu bapak Parni. Bapak Parni juga ikut andil dan ikut memperkenalkan kesenian jaranan Sardulo Seto kepada masyarakat karena ketatnya persaingan antar grup kesenian jaranan. Tetapi ketika bapak Gatot meninggal dunia kesenian ini tidak sering tampil lagi untuk menghibur masyarakat karena bapak Parni sudah tidak sesemangat dulu ketika masih ada bapak Gatot. Kemudian atas persetujuan pemain kesenian Jaranan Sardulo seto di ambil alih atau di jual kepada orang Cina yaitu bapak Roksin. Tetapi ada juga pemain yang tidak setuju jika kesenian jaranan Sardulo Seto dijual apalagi ketangan orang Cina. Meskipun ada yang tidak setuju tetapi kesenian jaranan Sardulo Seto tetap di jual kepada bapak Roksin orang Cina

tersebut.9

Kekecewaan pemain yang tidak menyetujui jika kesenian jaranan Sardulo Seto di jual mengakibatkan banyak pertentangan yang mengakibatkan terpecah belahnya para pemain kesenian jaranan Sardulo Seto tersebut. Banyak pemain yang mengundurkan diri sebagai pemain atau penari dalam kesenian jaranan Sardulo Seto. Kurangnya pemain menyebabkan tidak adanya job atau tawaran untuk pentas.


(47)

39

Dari ketidak kompakkan pemain mengakibatkan bapak Roksin tidak mau mengurusi kesenian Jaranan Sardulo Seto, kemudia bapak Roksin mengundurkan diri sebagai pemimpin atau ketua kesenian jaranan Sardulo Seto. Dan dari pengunduran diri pemimpin tersebut banyak pemain yang memilih bekerja di luar kota atau luar Jawa dari pada meneruskan kesenian Jaranan tersebut.

Kemudian pada tahun 1993 akhir bapak Sujarwo berinisiatif atau mempunyai angan-angan untuk melanjutkan kesenian jaranan Sardulo Seto. Tetapi teman-temannya tidak ada yang mau mengambil surat yang dibawa oleh bapak Roksin. Karena jika ingin melanjutkan lagi harus ada surat resmi atau nomer induk kesenian yang dulu pernah ada.

Dari persetujuan bersama dengan orang-orang penting atau seniman-seniman yang dulu ikut mendirikan kesenian jaranan Sardulo Seto dan dari rapat-rapat yang mereka lakukan kemudian mereka sepakat untuk mendirikan kesenian jaranan lagi di Kelurahan Banjaran. Setelah mendapat izin dari badan pariwisata Kediri mereka mendirikan kesenian jaranan yang diberi nama Ki Wanoro Seto, yang ditunjuk untuk menjadi

ketua tau pemimpin adalah bapak Sujarwo.10

Dan sampai sekaranglah kesenian jaranan Ki Wanoro Seto berhasil mengambil hati para penontonya dan mendapat tawaran untuk mementaskan kesenian jaranan tersebut di beberapa desa yang ada di Kediri. Dan dari perjuangan bapak Sujarwo untuk mendirikan kesenian


(48)

40

jaranan kembali. Kini kesenian jaranan Ki Wanoro Seto banyak yang mengundang mengisi acara-acara seperti karnaval, sunatan dan pernikahan.

C. Pementasan Kesenian Jaranan

Dalam pementasan atau pertunjukan kesenian jaranan Ki Wanoro Seto Yang berada di Kelurahan Banjaran terdapat beberapa elemen pertunjukan diantaranya sebagai berikut:

1. Tarian

Pada kesenian jaranan Ki Wanoro Seto memiliki beberapa tarian yaitu tari kepang, tari ganongan, tari celeng atau perang celeng, tari

barongan atau bisa disebut dengn rampokan.11

Yang pertama yaitu tari kepang pada kesenian jaranan Ki Wanoro Seto biasanya ditarikan oleh pemail yang sudah hafal gerakannya dan bisa menyesuaikan dengan lagu atau nyanyian yang di nyanyikan oleh sinden. Jumlah penari kepang pada kesenian jaranan Ki Wanoro Seto berjumlah 4 sampai 8 penari tergantung lokasi bisa menampung berapa penari. Alat atau perlengkapan yang harus digunakan pada tari kepang adalah kuda atau jaran yang terbuat dari bambu kemudian di anyam menyerupai kuda dan diberi beberapa hiasan agar bisa terlihat seperti kuda sungguhan seperti di beri rambut pada kepala dan ekor kuda.

Kemudian kuda tersebut dinaiki oleh penari ketika menari.12

11 Basri, Wawancara, Burengan Kediri, 5 Maret 2016. 12 Sujarwo, Wawancara, Banjaran Kediri, 7 April 2016.


(49)

41

Dalam sejarahnya tarian kepang atau kuda ini termasuk para prajurit dari Pujangganong yang pada waktu ikut perang membantu Pujangganong dalam merebutkan Dewi Sangga Langit dan membantu melawan Singo Barong. Dan pada akhirnya dari para prajurit Pujangganong bisa menang melawan pasukan dari Singo Barong. Prajurit kepang adalah prajurit yang tangguh, berani, tidak takut mati dan setia kepada Pujangganong.

Kedua, tari ganongan. Tari ganongan dalam kesenian jaranan Ki Wanoro Seto adalah tarian yang didalamnya terdapat para penari yang memakai topeng dan clana pendek yang dihias dengan benang-benang pada seluruh sisi clana. Tarian ini tidak dibatasi harus berapa yang menari karena pada tarian ini yang menari dari anak-anak sampai

dewasa.13

Tarian ganongan adalah sosok jenaka penghibur penonton, untuk mencairkan suasana, bertingkah kocak sesuka hati. Saat ini tarian ganongan dikembangkan dan ditambah dengan akrobatik, lari kesana kesini tetapi lelucon yang digunakan dalam tarian ganongan yang ada pada kesenian jaranan Ki Wanoro Seto menggunakan lelucon yang bisa diambil hikmahnya bagi yang menonton karena leluconnya itu menyuruh orang-orang agar berbuat baik dan selalu mengingat kepada

sang pencipta.14

13 Setya Eko Wijaya, Wawancara, Banjaran Kediri. 8 April 2016. 14 Sujarwo, Wawancara, Banjaran Kediri, 7 April 2016.


(50)

42

Secara fisik cenderung buruk rupa, tapi mempunyai kwalitas yang tinggi dan sangat cerdas. Fisik yang buruk itu dikarenakan memakai topeng yang jelek. Tarian ini tidak sekedar tontonan yang atraktif tapi keteladanannya mengandung tuntunan yang luhur, bahwa kwalitas seseorang tidak bisa dilihat atau di ukur dari penampilan fisik semata.

Ketiga, Tari celeng atau perang celeng. Tarian ini adalah tarian yang dilakukan oleh beberapa penari dan ada dua jenis penari. Penarinya ada yang berhias seperti tari kepang dan berhias dengan menggunakan anyaman yang terbuat dari bambu yang dibentuk menyerupai celeng atau babi. Penari Celeng kadang juga ada yang perempuan, sekarang ini penari celeng malah kebanyakan perempuan kemudian menari bersama dengan para kepang. Tariannya seperti orang atau prajurit yang sedang berperang.

Tari perang celeng mengisyaratkan pada waktu dulu terjadi perang yang dilakukan oleh prajurit kepang dengan para celeng. Para celeng itu tadi yang membantu Singo Barong dalam melawan punjangganong tetapi, dimenangkan oleh prajurit kepang dan pujangganong. Para celeng adalah anak buah Singo Barong yang akhirnya ikut mengiringi pernikahan Dewi Sangga Langit dengan Pujangganong.

Dan yang terakhir yaitu tari barongan atau rampokan. Tarian ini menggunakan peralatan yang terbuat dari kayu yang di tatah menjadi bermacam-macam bentuk seperti kepala naga dan dihias menjadi indah


(51)

43

dan bagus. Tarian ini adalah tarian terakhir dalam kesenian jaranan Ki Wanoro Seto. Penari dalam tarian ini berjumlah 6 atau lebih bisa

sampai 15 penari juga.15

Dalam cerita sejarahnya tarian ini mengisahkan tentang Singo Barong yang akan melamar Dewi Sangga Langit yang kemudian di tengah-tengah perjalanan Singo Barong berperang dengan pujangganong. Singo Barong kalah dan tidak mau dibunuh lalu berjanji kepada Pujangganong akan mengarak pernikahannya sampai ke Wengker yang sekarang menjadi Ponorogo.

2. Iringan Musik

Dalam sebuah pertunjukan seni tradisional tidak lengkap tanpa adanya iringan musik. Sehingga musik juga penting untuk menambah suasana meriah dalam sebuah pertunjukan terutama dalam kesenian jaranan. Iringan musik yang digunakan dalam kesenian jaranan Ki Wanoro Seto adalah gamelan yang terdiri kenong, gong, saron, demong dan kendang. Terompet atau suling juga digunakan dalam kesenian jaranan Ki Wanoro Seto. Alat musik rebana digunakan jika yang mengundang kesenian ini meminta untuk diadakan tahlilan dan diiringi dengan lagu-lagu Islami, maka sebelum pentas diadakan tahlilan terlebih dahulu dan alat musik rebana yang digunakan untuk mengiring lagu-lagu Islami tersebut.


(52)

44

Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertujukan musik maupun untuk mengiringi tarian. Seperangkat

gamelan jawa terdiri dari beberapa alat musik.16 Berikut alat-alatmusik

yang terdapat dalam seperangkat gamelan:

a. Kendang adalah sebuah alat musik yang digunakan untuk

mengimbangi alat musik lain atau mengatur irama. Alat musik ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Fungsinya untuk mengatur tempo atau irama.

b. Demung adalah alat musik yang berukuran besar dan beroktaf

tengah. Demung sebagai kerangka dari suatu gendhing yang dimainkan, alat musik ini juga merupakan instrumen melodi dasar, pemainnya harus mempunyai insting yang kuat.

c. Saron adalah alat musik yang berukuran sedang dan beroktaf tinggi.

Satu set gamelan biasanaya ada 4 saron. Saron menghasilkan nada 1 oktaf lebih tinggi dari demung.

d. Gong adalah sebuah alat musik yang sangat terkenal. Gong

digunakan untuk alat musik tradisional. Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang.


(53)

45

e. Kenong adalah satu set instrumen yang mirip dengan gong. Kenong

adalah instrumen kedua yang paling penting setelah gong. Nada-nada kenong harus berhubungan dengan gendhing.

3. Lagu

Lagu atau nyanyian yang digunakan dalam kesenian jaranan Ki Wanoro Seto adalah tembang-tembang jawa atau lagu jawa dan lagu-lagu yang berirama Islami. Lagu jawa yang dinyanyikan oleh sinden adalah lagu-lagu tradisional yang biasanaya digunakan dalam lagu campursarian. Sholawat sendiri mempunyai arti yaitu rahmat yang sempurna. Sholawat adalah doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW sebagai bukti rasa cinta dan hormat kita kepadanya. Ungkapan rasa terimakasih kita kepada Rasulullah SAW atas segala jasa dan pengorbanannya yang telah menuntun kita ke jalan yang benar. Ia pengingat akan keistimewaannya dalam setiap langkah kehidupanini, sekaligus rasa syukur kita kepada Allah SWT. Dari rasa cinta dan syukur tersebut diungkapkan dengan nyanyian yang berbentuk lagu Islami yaitu lagu atau syair sholawat yang dinyanyikan oleh orang-orang dan dalam kesenian jaranan dinyanyikan oleh seorang sinden.

Dalam lagu kesenian jaranan mengandung nilai-nilai keagamaan karena didalamnya terdapat unsur-unsur seni yang mengandung makna-makna sebagaimana ajaran atau moral agama Islam seperti halnya syair-syair yang berbentuk sholawatan yang pada dasarnya sebagai sarana manusia untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT


(54)

46

4. Perlengkapan

Dalam kesenian jaranan ada banyak perlengkapan yang harus dilengkapi jika akan mengadakan pementasan. Yang harus dilengkapi adalah pakaian atau kostum, tata rias, alat-alat yang digunakan untuk menari, alat musik, panjak, dan sinden.

Peralatan atau perlengkapan dalam pementasan kesenian jaranan Ki Wanoro Seto sangat berperan penting untuk pertunjukan dan juga atraksi

yang terdapat dalam tarian-tarian jaranan.17 Perlengkapan-perlengkapan

dalam kesenian jaranan adalah sebagai berikut:

a. Pakaian atau busana dan tata rias penari

Pakaian dan tata rias yang digunakan oleh penari kepang dalam kesenian jaranan adalah:

1) Baju dan celananya yang dipakai harus sewarna misalnya warna

kuning jadi baju dan celana harus sama, panjang celana selutut.

2) Sampur adalah slendang yang ditaruh atau diikatkan di pinggang.

3) Udeng adalah kain persegi empat yang dilipat menjadi segi tiga

kemudian dipakai dikepala.

4) Klinting adalah peralatan yang bisa berbunyi dan ditaruh di kaki

digunakan untuk gelang kaki sehingga ketika menari bisa berbunyi.

5) Jarik adalah kain yang digunakan oleh penari dan ditaruh di

pinggang.


(55)

47

6) Jaran kepang adalah alat yang di pegang atau digunakan untuk

menari yang terbuat dari bambu kemudian dianyam dan dibentuk seperti kuda lalu diberi hiasan seperti rambut pada kepala dan buntut.

7) Hiasan wajah atau lukisan yang ditaruh di wajah seperti celak,

bedak, pewarna pipi dan kelopak mata.

Peralatan pakaian dan tata rias yang digunakan oleh penari ganongan adalah:

1) Kaos pendek atau baju tidak ada lengannya dan memakai celana

pendek selutut yang ada rendanya seperti benang-benang.

2) Topeng digunakan saat menari dan topengnya biasanya diberi

rambut yang berasal dari rambut jaran.

3) Hiasan diwajah seperti wajah sang penari dilukis dengan sedemikian

rupa agar lebih menarik.

Peralatan pakaian dan tata rias yang digunakan oleh penari celeng adalah:

1) Pakaian yang digunakan dalam tari celeng hampir mirip dengan

penari kepang yang membedakan hanya warna bajunya saja, jika penari kepang menggunakan warna yang cerah-cerah tetapi penari celeng menggunakan warna baju yang berwarna gelap seperti hitam keemasan.

2) Sampur

3) Udeng


(56)

48

5) Jarik

6) Alat yang digunakan untuk menari adalah terbuat dari bambu yang

di anyam atau kulit binatang seperti kulit hewan sapi yang dikeringkan kemudian dibentuk seperti babi dan diwarna agar menjadi lebih terlihat mirip babi.

Pakaian dan peralatan yang digunakan dalam tarian barongan atau rampokan adalah:

1) Celana panjang yang diberi rendra pada sekeliling celana agar

terlihat seperti kaki naga.

2) Kemul adalah kain panjang dan lebar yang dipasang pada barongan.

3) Barongan adalah terbuat dari kayu yang pahat mirip dengan naga

dan diberi hiasan warna agar terlihat seperti naga sungguhan. Dan di beri jamang, jamang adalah terbuat dari kulit binatang yang ditaruh pada kepala barongan dan dilukis seperti buto atau ular.

b. Alat Musik digunakan untuk melengkapi kesenian jaranan. Dalam

pementasan jika tidak ada alat musik, kesenian jaranan tidak akan bisa berjalan. Alat musik yang digunakan adalah seperangkat gamelan yang terdiri dari kenong, gong, saron, demong dan kendang. Alat musik rebana digunakan jika dalam pementasan diminta untuk mengadakan tahlilan atau menyanyikan lagu-lagu Islami sebelum kesenian jaranan dimulai.

c. Panjak adalah orang-orang yang bertugas memainkan alat musik ketika


(57)

49

d. Sinden adalah orang yang bertugas untuk menyanyikan lagu-lagu dalam

pementasan kesenian jaranan. Sinden bisa laki-laki atau perempuan tetapi biasanya dalam pementasan jaranan ada dua sinden yaitu penyanyi laki-laki dan perempuan.

e. Pawang adalah orang yang bertugas untuk mengatur jalannya kesenian

jaranan. Pawang bisa juga dipanggil dengan sebutan gambuh. Jika ada pemain yang kesurupan maka inilah tugas pawang untuk menyembuhkan penari agar sadar kembali.

5. Waktu dan tempat pertunjukan

Waktu dan tempat pertujukan kesenian jaranan tidak menentu karena tergantung siapa yang mengundang kesenian jaranan ini. Jika pentas dalam acara karnaval maka waktu dan tempat dilakukan di jalan atau keliling jalanan sampai selesai. Jika pentas dilakukan dalan acara pernikahan atau yang lainnya maka waktu dan tempat dilakukan di depan rumah yang mengundang. Dan lokasi pementasan di sediakan oleh yang punya rumah kemudian waktunya tergantung yang mengundang. Penonton bisa melihat dan menikmati tarian atau atraksi penari kesenian jaranan di samping area

atau lokasi pementasan.18


(58)

BAB IV

NILAI-NILAI ISLAM DALAM KESENIAN JARANAN

Nilai-nilai Islam dalam kesenian jaranan bisa dikatakan dengan

wujud kebudayaan Islam. Istilah kebudayaan atau culture dalam bahasa

Inggris berasal dari kata colera (kata kerja bahasa latin) yang berarti mengerjakan, memelihara, memuja. Memperbaiki atau meningkatkan derajat manusia dengan perkembangan yang selaras dari bakat, seluruh

daya kesanggupan dan tenaga.1

Dalam bahasa Indonesia kebudayaan berasal dari kata buddhayah

(bahasa Sansekerta), yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal). Kata budaya juga ditafsirkan merupakan perkembangan dai kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta, karsa dan rasa. Menurut Raymond Williams, kata “kebudayaan” (culture) merupakan salah satu dari dua atau tiga kata yang yang paling kompleks

penggunaannya dalam bahasa Inggris.2

Definisi kebudayaan yang paling tua dikemukakan oleh Edward B. Tylor pada tahun 1871. Kebudayaan oleh Tylor didefinisikan sebagai “keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan

yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.3

1 Gazalba, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, 39. 2 Pujileksono, Petualang Antropologi, 19.


(59)

51

Menurut Koentjaraningrat ahli antropologi, Indonesia terkenal merumuskan definisi kebudayaan. “Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oelh tata kelakuan yang harus didapatkan dengan belajar dan semua tersusun dalam kehidupan

masyarakat”.4

Cliffort Geertz mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu sistem simbol dari makna-makna. Kebudayaan adalah sesuatu yang dengannya kita memahami dan memberi makna pada hidup kita. Kebudayaan mengacu pada suatu pola makna-makna yang diwujudkan dalam simbol-simbol yang diturunkan secara historis, suatu sistem gagasan-gagasan yang diwarisi yang diungkapkan dalam bentuk-bentuk simbolik yang dengannya manusia menyampaikan, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan

mereka mengenai sikap dan pendirian mereka terhadap kehidupan.5

Kesenian jaranan merupakan bagian dari seni. Berbicara tentang kesenian dalam Islam akan muncul beberapa penafsiran. Penafsiran tentang pengertian kesenian dalam Islam yang dikemukakan oleh pakar-pakar seniman muslim.

Secara umum pengertian kesenian Islam adalah hasil usaha dan daya upaya buah pikiran dari kaum muslimin untuk menghasilkan sesuatu yang indah. Seni Islam dapat juga diberi batasan sebagai suatu seni yang

4 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I (Jakarta: Universitas Jakarta, 1995), 76. 5 Pujileksono, Petualang Antropologi , 20-21.


(60)

52

dihasilkan oleh seniman atau dapat juga berupa seni yang sesuai dengan

apa yang dibayangkan oleh seorang muslim.6

Perkembangan kebudayaan Islam dalam kesenian telah dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Hal ini terbukti dengan adanya do’a atau amalan-amalan yang digunakan oleh para anggota sebagai satu kesatuan dari kesenian tersebut. Proses timbulnya kebudayaan Islam tidak terlepas dari pandangan hidup kaum muslimin yang merupakan penjelmaan dari kegiatan hati nuraninya, yang menonjol dari ungkapan hati nurani ini adalah dalam hal-hal yang berkaitan dengan bentuk seni Islam. Kebudayaan Islam merupakan suatu wadah untuk memberi bentuk serta warna tentang kesenian Islam.

Agama Islam adalah setingkat dengan kebudayaan islam, karena masing-masing merupakan bagian dari Islam. Agama Islam mengenei kehidupan akhirat nanti, kebudayaan Islam mengenai kehidupan dunia sekarang. Karena kehidupan dunia berujung pada kehidupan akhirat, maka dengan menentukan ujung, dikendalikan pangkal. Kehidupan akhirat membentuk sikap hidup dalam kehidupan kebudayaan. Sikap hidup

ditanam dan dirawat oleh ibadat.7 Definisi kebudayaan Islam adalah cara

berfikir dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial

dalam suatu ruang dan suatu waktu.8

6 Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya (Bandung: Angkasa

tanpa tahun), 9.

7 Gazalba, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, 144. 8 Ibid., 150.


(61)

53

Seni pertunjukkan Islam menunjuk pada seni pertunjukkan yang berhubungan dengan Islam, dapat ditinjau dari kacamata sejarah dan sosial budaya. Kata Islami lebih dipilih karena bentuk-bentuk kesenian ini bukanlah bagian yang terpadu dari susunan ajaran dan aturan-aturan agama itu sendiri, tetapi merupakan sebuah gejala sampingan disekitar Islam sebagai agama. Namun harus diakui bahwa beberapa bentuk pertunjukkan yang lebih tua memang berperan penting dalam

menyebarkan kepercayaan Islam.9

Dalam seni pertunjukkan di Indonesia ada dua hubungannya dengan Islam. Pertama adalah bentuk-bentuk seni yang sudah ada sebelum diperkenalkan Islam. Yang kedua adalah seni baruyang ketika diperkenalkan ke Indonesia sudah ada pesan Islam. Salah satu wujudnya adalah pertunjukkan dengan para penari berdiri dalam barisan sambil menyanyikan teks berisi syair-syair atau pujian-pujian untuk Nabi Muhammad dalam bahasa arab, terkadang diwarnai syair bahasa setempet. Pertunjukkan seperti ini dilakukan bersama alat musik sebagai pengiring.

Wujud kebudayaan Islam atau nilai-nilai Islam yang terdapat dalam kesenian jaranan adalah ada tiga wujud kebudayaan yaitu, alat musik seperti rebana dan gamelan, lagu-lagu atau tembang yang ada dalam kesenian jaranan, dan tarian yang terdapat dalam kesenian jaranan.

A. Alat Musik


(62)

54

Alat musik yang dapat mengiringi kesenian jaranan yang terdapat unsur Islamnya yaitu rebana tetapi pada saat ini sudah jarang digunakan karena sudah banyaknya alat musik yang dimainkan. Kesenian jaranan menggunakan alat musik rebana tergantung dengan orang yang memanggil kesenian jaranan untuk dipentaskan, jika tidak di suruh menggunakan rebana para penabuh musik tidak menggunakan alat musik rebana. Biasanya jika disuruh menggunakan alat musik rebana, sebelum pementasan kesenian jaranan diadakan sholawat bersama yang diiringi oleh rebana dan setelah itu membaca tahlil atau surah yasin.

Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Musik rebana diyakini pada mulanya digunakan untuk menyebabkan agama Islam dan bahkan sampai sekarang musik rebana merupakan paduan antara seni dan ajaran keagamaan. Dan pada saat ini syair-syair agama Islam sudah bercampur dengan lagu-lagu

jawa dan sudah dikresikan dengan lagu setempat.10

Di Indonesia, alat musik rebana berkembang menjadi banyak jenis. Biasanya merupakan ciri khas dari kultur budaya daerah tertentu. Jenis alat rebana yang paling umum adalah rebana banjar, rebana biang, jidor, kompang, marawis, samroh, dan hadroh. Sifat rebana yang Islami diperkuat dengan busana yang dikenakan oleh para pemusik dan penyanyinya, pakaian yang digunakan adalah berupa celana panjang, baju


(1)

63

Gudang Garam. Penduduk Kelurahan Banjaran juga banyak yang menjadi pegawai negeri dan berdagang dan banyak yang menjadi seniman seperti seniman kesenian jaranan.

2. Kesenian jaranan adalah tarian yang gerakannaya menirukan gerakan kuda dengan iringan musik gamelan. Kesenian ini di mainkan oleh 4 atau 6 penari bahkan bisa lebih dari 6 orang penari. Peralatan yang dibutuhkan untuk memainkan jaranan adalah anyaman yang terbuat dari bambu berbentuk kuda, seperangkat gamelan yang terdiri dari kenong, gong, saron, demong dan kendang. Terompet atau suling juga digunakan dalam kesenian jaranan. Kelurahan Banjaran Kediri memiliki kesenian jaranan yang di beri nama Ki Wanoro Seto. Arti dari kesenian jaranan ini adalah Ki yaitu “Mbah”, sedangkan Wanoro yaitu “Ketek” atau biasa disebut Kera, dan Seto yaitu “Putih”. Ki Wanoro Seto adalah “Mbah Ketek Putih”. Kesenian jaranan yang ada di Kelurahan Banjaran ini di pimpin oleh bapak Sujarwo didirikan pada tanggal 10 Pebruari 1994. Tarian dalam kesenian jaranan ada empat tarian yaitu tari kepang, ganongan, perang celeng, rampokan atau barongan. Lagu yang digunakan dalam pementasan kesenian jaranan adalah lagu-lagu yang bernuansa Islami dan lagu-lagu Jawa. 3. Nilai-nilai Islam dalam kesenian jaranan bisa dikatakan dengan wujud

kebudayaan Islam. Kesenian jaranan merupakan bagian dari seni. Berbicara tentang kesenian dalam Islam akan muncul beberapa penafsiran. Penafsiran tentang pengertian kesenian dalam Islam yang


(2)

64

dikemukakan oleh pakar-pakar seniman muslim. Secara umum pengertian kesenian Islam adalah hasil usaha dan daya upaya buah pikiran dari kaum muslimin untuk menghasilkan sesuatu yang indah. Seni Islam dapat juga diberi batasan sebagai suatu seni yang dihasilkan oleh seniman atau dapat juga berupa seni yang sesuai dengan apa yang dibayangkan oleh seorang muslim. Nilai-nilai Islam yang terdapat dalam kesenian jaranan adalah ada tiga yaitu, alat musik seperti rebana dan gamelan, lagu, dan tarian yang terdapat dalam kesenian jaranan.

B. Saran

Dalam penelitian skripsi yang berjudul Kesenian Jaranan Di Kelurahan Banjaran Kediri, penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin meskipun masih ada keselahan-kesalahan yang penulis tidak sadari. Penulis berharap kepada para pembaca agar dapat memanfaatkan dengan baik dan bisa berguna bagi yang membaca. Harapannya para pembaca dari semua kalangan bisa memahami suatu makna yang terkandung dalam skripsi ini.

Dengan harapan semoga kesenian jaranan selalu dilestarikan agar kebudayaan atau kesenian yang ada di Indonesian khususnya Kediri Jawa Timur tidak musnah dan tidak diakui oleh Negara lain karena ini merupakan aset kebudayaan yang harus di banggakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam kesenian jaranan juga tidak boleh melupakan nilai-nilai


(3)

65

mengingat kekuasan Allah lewat lagu-lagu yang bernuansa Islam dan harus ditambah lagi koleksi lagu yang menggunakan syair Islam.


(4)

65

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Gazalba, Sidi. Pandangan Islam Tentang Kesenian. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Gazalba, Sidi. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta: Pustaka Antara, 1968.

Haviland, William A. Antropologi. Jakarta: Erlangga, 1993.

Holt, Claire. Melacak Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia. Bandung:

Arti Line, 2000.

Israr, C. Sejarah Kesenian Islam. Jakarta: PT Pembangunan, 1950.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: Universitas Jakarta, 1995.

Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi II.Jakarta: UI Press,1990. Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003. Pujileksono, Sugeng. Petualang Antropologi Sebuah Pengantar Ilmu

Antropologi. Malang: UMM Press, 2006.

Ridwan, M Deden. Tradisi Barau Penelitian Agama Islam. Bandung: Komplek Psirjati, 2001.


(5)

66

Sedyawati, Edi. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni Dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafind Persada, 2006.

Sedyawati, Edi. Seni Pertunjukan. Jakarta: Widyadara, 2002.

Situmorang, Oloan. Seni Rupa Islam Pertumbuhan Dan

Perkembangannya. Bandung: Angkasa, Tanpa Tahun.

Suhamiharja. Agama Kepercayaan dan Sistem Pengetahuan. Jakarta:

Pustaka, 1984.

Zulaikha, Lilik. Metodologi Sejarah 1. Surabaya: IAIN Press, 2009. B. DOKUMEN

Data Potesi Kulurahan Banjaran, Profil Keluraan Dalam Angka 2014-2016

Data tentang Tingkat Perkembangan Desa Dan Kelurahan Banjaran, Profil Kulurahan Dalam Angka 2014-2016.

Dokumen Pendirian dan Nomer Induk Kesenian Jaranan Ki Wanoro Seto, Pemerintahan Kota Kediri Dinas Kubudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Tahun 2015.

C. WAWANCARA

Basri (Ketua Pawang atau Bopo Kesenian Jaranan Ki Wanoro Seto Kelurahan Banjaran Kediri), Wawancara, Burengan Kediri, 5 Maret 2016.

, 6 April 2016

Dimas Primanda (Kepala Desa atau Lurah Kelurahan Banjaran Kediri), Wawancara, Banjaran Kediri, 6 April 2016.

Hepi (Staf Kantor Kelurahan Banjaran Kediri), Wawancara, Banjaran Kediri, 6 April 2016.


(6)

67

Setya Eko Wijaya (Penari atau Pemain Kesenian Jaranan Ki Wanoro Seto Kelurahan Banjaran Kediri), Wawancara, Banjaran Kediri, 6 Maret 2016.

, 6 April 2016. , 7 April 2016. , 8 Mei 2016.

Suhardi (Tokoh Masyarakat Kelurahan Banjaran Kediri), Wawancara, Banjaran Kediri, 7 April 2016

Sujarwo (Ketua Kesenian Jaranan Ki Wanoro Seto Kelurahan Banjaran Kediri), Wawancara, Banjaran Kediri, 5 Maret 2016.

, 6 April 2016. , 7 April 2016.