PENERAPAN DOKTRIN RES IPSA LOQUITUR DALAM PENYELESAIAN KASUS MALPRAKTIK MEDIK

  

PENERAPAN DOKTRIN RES IPSA LOQUITUR

DALAM PENYELESAIAN KASUS

MALPRAKTIK MEDIK

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Magister

  

Program Studi Ilmu Hukum

Konsentrasi : Hukum Kesehatan

DISUSUN OLEH :

PATRIA BAYU MURDI

  

NIM : S301502003

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

  

2017

  PERNYATAAN

  Nama : PATRIA BAYU MURDI NIM : S301502003

  Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : “PENERAPAN DOKTRIN RES IPSA LOQUITUR DALAM

  PENYELESAIAN KASUS MALPRAKTIK MEDIK

  ”, adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda

  citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

  Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (tesis) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (tesis) ini. Selanjutnya, untuk menunjukkan keasliannya, saya mengajukan tesis ini di-

  

upload dalam website Program Pascasarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Surakarta, November 2017 Yang Membuat Pernyataan, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul :

  “PENERAPAN

DOKTRIN RES IPSA LOQUITUR DALAM PENYELESAIAN KASUS

MALPRAKTIK MEDIK “.

  Dalam penulisan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dorongan moril serta bantuan yang berupa informasi dari berbagai pihak. Atas bantuan maupun bimbingan yang diberikan kepada penulis, maka dengan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  2. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  3. Bapak Prof. Dr. Supanto, SH., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  4. Bapak Dr. Hari Purwadi, SH., M.Hum., selaku Kepala Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maretdan selaku Pembimbing I yang dengan tulus ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis.

  5. Bapak Dr. Widodo Tresno Novianto, SH., M.Hum., selaku Pembimbing II yang banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh studi serta dalam menyelesaikan penulisan Tesis.

  6. Bapak/Ibu Tim Penguji Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas HukumUniversitas Sebelas Maret.

  7. Bupati Karanganya Drs. H. Yuliatmono, MM., Wakil Bupati Karanganya

  H. Rohadi Wisoso, S.P. dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dr. Cucuk Heru Kusumo, M.Sc., yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada Penulis untuk menempuh studi ini.

  8. Kedua orang tuaku Bapak Sunardi AS, dan Ibu Kasih Muryati serta segenap saudaraku dimanapun berada yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi.

  9. Istrikudr. Erna Dwi Ivaria S. dan anakku Qodir Ihsan Kamil, yang senantiasa mendoakan suami dan ayahnya agar sukses dan berhasil.

  10. Rekan-rekan mahasiswa angkatan bulan Agustus tahun 2015, khususnya Konsentrasi Hukum Kesehatan ProgramStudi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  11. Sekretariat Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultras Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang banyak membantu penulis dalam kelancaran administrasi selama penulis kuliah.

  12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesis ini.

  Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sampaikan dalam Tesis ini masih jauh dari sempurna, namun demikian penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi siapa penelitian selanjutnya. Meskipun dalam penulisan ini banyak kesalahan dan kekhilafan seperti halnya peribahasa Tiada gading yang tak retak, maka dimohon saran demi penyempurnaan penulisan ini.Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

  Surakarta, November 2017 Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman i HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. ii

  HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ………………………………… HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ……………………………………….. iii iv HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………………... v

  KATA PENGANTAR ………………………………………………………… DAFTAR ISI vii ……………………………………………………………………. DAFTAR BAGAN ................................................................................................. ix x ABSTRAK ………………………………………………………………………. xi ABSTRACT ……………………………………………………………………...

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………

  B. Per 12 umusan Masalah …………………………………………......................

  C. Tujuan Penelitian ………………………………...........................................

  12 D. Manfaat Penelitian .........................................................................................

  12

  14 BAB II LANDASAN TEORI DAN KEPUSTAKAAN ………………………… A.

  14 Landasan Teori ……………………………………………………………..

  1. Teori Hukum ...........................................................................................

  15 2.

  18 Teori Penafsiran Hukum ………………………………………………..

  3. Teori/Doktrin Res Ipsa Loquitur ..............................................................

  21

  4. Bentuk-bentuk Pelanggaran Tindakan Medik dalam Profesi Kedokteran

  24 5. Malpraktek Medik ....................................................................................

  49

  6. Peraturan Perundang-

  58 Undangan Dalam Tindak Pidana Medik ………...

  B. Penelitian yang Relevan …………………………………………………….

  71 C.

  72 Kerangka Pemikiran …………………………………..................................

  BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................

  74 A. Jenis Penelitian 74 …………………………………………………………......

  B.

  75 Metode Pendekatan …………………………………………………….......

  C. Sumber dan Jenis Data ..................................................................................

  76

  D.

  87

  101 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  99 B. Implikasi ........................................................................................................ 100

  99 A. Kesimpulan ...............................................................................................

  90 BAB V PENUTUP ................................................................................................

  2. Penerapan Doktrin Res Ipsa Loquitur Terhadap Dasar Pertimbangan Kasus Tindak Pidana Malpraktek Medik ..........................................

  87

  1. Kedudukan Doktrin Res Ipsa Loquitur sebagai alat bukti dalam Sistem Pembuktian pada Kasus Malpratek Medik ..............................................

  83 B. Pembahasan ...................................................................................................

  Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………

  2. Penerapan Doktrin Res Ipsa Loquitur Dalam Pertimbangan Hakim Terhadap Kasus Tindak Pidana Malpraktek Medik ............................

  80

  1. Kedudukan Doktrin Res Ipsa Loquitur Sebagai Alat Bukti dalam Sistem Pembuktian pada Kasus Malpratek Medik .................................

  80

  78 A. Hasil Penelitian ..............................................................................................

  76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................

  76 E. Tehnik Analisa Data ................................................................................

C. Rekomendasi/Saran ....................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ....................................................................

  72

  

ABSTRAK

Res Ipsa Loquitur

  PATRIA BAYU MURDI, S301502003, Penerapan Doktrin

Dalam Penyelesaian Kasus Malpraktik Medik. Tesis : Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Artikel ini bertujuan untuk menganalisis penerapan doktrim res ipsa loquitur dalam penyelesaian kasus malpraktik medik. Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah doktrinal, dengan mendasarkan pada konsep hukum yang ke-3yaitu Hukum adalah apa yang diputuskan oleh Hakim in concreto dan tersistematis sebagai Judge Made Law. Bentuk penelitian yang digunakan adalah analisis diagnostik. Jenis data sekunder, dan sumber data meliputi bahan hukum primer dan sekunder. Analisis datanya menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sehubungan dengan masalah yang dikaji, dapat disimpulkan sebagai berikut :(1) Faktor-faktor yang menjadi perbedaan dalam pertimbangan hukum yang dipakai oleh hakim dalam memutuskan kasus malpraktik medik disebabkansebagai berikut : (a) Perbuatan Terdakwa bukan malpraktik tetapi suatu kealpaaan medik (resiko medik). (b) Perbuatan Terdakwa merupakan pelanggaran disiplin kedokteran sehingga seharusnya merupakan wewenang Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bukan ranah Pengadilan Pidana. (c) Organisasi Profesi POGI/IDI telah menjatuhkan sanksi berupa pengawasan kepada Terdakwa selama 6 Bulan. (d) Perbedaan penafsiran ketentuan Pasal 361 KUHP dengan standar profesi dan operasional prosedur dokter yang diatur dalam Pasal 50 UU Praktik Kedokteran. (2) Manfaat penerapan Doktrin Res Ipsa Loquitur sebagai berikut : (a) memudahkan sistem pembuktian pada kasus-kasus yang sulit diakses oleh pihak korban, (b) tidak berbelit-belit dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya telah terjadi adanya unsur kesalahan (kelalaian) yang dilakukan oleh terdakwa. Rekomendasi yang disampaikan adalah mengingat Doktrin Res Ipsa Loquiturmemudahkan sistem pembuktian adanya kesalahan khususnya perkara-perkara yang tidak mudah diakses korban malpraktik medik maka seyogyanya doktrin ini dapat dipakai sebagai sistem pembuktian dalam persidangan di pengadilan.

  Kata Kunci : res ipsa loquitur; Pembuktian; Malpraktik Medik.

  

ABSTRACT

PATRIA BAYU MURDI, S301502003, Application of the Doktrim Res Ipsa

Loquitur. Medical Malpractice Cases in the Resolution. Thesis: Postgraduated

Program Universitas Sebelas Maret of Surakarta

  

The objective of this article is to analyze the application of Res Ipsa Loquitur

doctrine in the settlement of medical malpractice cases. It used the doctrinal

research method with diagnostic analysis based on the third law concept, namely:

law is what is decided by judges in concreto and systematically as Judge Made

Law. The data of the research were secondary ones. Their sources were primary

and secondary law materials. The data of the research were analyzed by using the

qualitative method of analysis. The results of the research are as follows: 1) The

factors for different considerations to decide medical malpractice cases by judges

include the following: (a) the act of the dependants is not a malpractice but a

medical absence (medical risk); (b) the act of the dependants is a medical

discipline violation so that it is the authority of the Honorary Council of

Indonesian Medical Discipline to decide the case, or it is not the domain of

criminal court; (c) Professional Organization, namely: the Indonesian Society of

Obstetrics and Gynecology (Perhimpunan Obstetrik Ginekologi Indonesia/POGI)/

The Indonesian Doctors Association (Ikatan Dokter Indonesia/IDI) has imposed

supervisory sanctions for six months on the defendants; and (d) there is a

difference of interpretation between the provision of Article 361 of the Indonesian

Criminal Law and the profession standards and the standard operating procedure

of medical doctors as regulated in Article 50 of Medical Practice Law. 2) The

benefits of the application of the Res Ipsa Loquitur doctrine are as follows: (a) it

facilitates the proofing system on the cases which are difficult to be accessed by

the victims and (b) there is not any convoluted and undeniable truth that there has

been negligence committed by the defendant. Thus, it is recommended that the for

the negligence committed by defendants particularly on the cases which are not

easily accessed by the victims of medical malpractices, the Res Ipsa Loquitur

doctrine be applicable as a proofing system in the court proceedings.

  Keywords: Res Ipsa Loquitur - proofing - medical malpractice