DOCRPIJM 15030305363.BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
BAB 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
3.1
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
3.1.1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH NASIONAL
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
a.
Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b.
Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c.
Keterpaduan
perencanaan
tata
ruang
wilayah
nasional,
provinsi,
dan
kabupaten/kota;
d.
Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e.
Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
f.
Pemanfaatan
sumberdaya
alam
secara
berkelanjutan
bagi
peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
g.
Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;
h.
Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan
i.
Pertahanan dan keamanan Negara yang dinamis serta integrasinasional
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi:
1.
Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
yang merata dan berhierarki, dengan strategi:
III-1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya;
Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan;
Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata diseluruh
wilayah nasional, dengan strategi:
Meningkatkan
kualitas
jaringan
prasarana
dan
mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, laut,dan udara;
Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi;
Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak
terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik;
Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air;dan
Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta
mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.
2.
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, meliputi:
a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung:
1) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dengan
strategi:
Menetapkan kawasan lindung diruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang didalam bumi;
Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas
paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau tersebut sesuai dengan
kondisi ekosistemnya;dan
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan
III-2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.
2) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup, dengan strategi:
Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;
Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak
negative yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,dan/atau
komponen lain yang dibuang kedalamnya;
Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik
lingkungan yang mengakibatkanlingkungan
hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan sumberdaya alam yang terbarukan
untuk
menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai serta keanekaragamannya;dan
mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di
kawasan rawan bencana.
b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya:
1) Perwujudan
dan peningkatan keterpaduan
dan
keterkaitan antar kegiatan
budidaya, dengan strategi:
Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional untuk
pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan
pemanfaatan ruang wilayah;
Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalamk awasan beserta prasarana
secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian
kawasan dan wilayah sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan
dan keamanan,sosial budaya,serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk
III-3
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulauuntuk
meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi;dan
Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumberdaya kelautan yang bernilai ekonomi
tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia,
dan/atau landas kontinen untuk meningkatkan perekonomian nasional.
2) Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tamping lingkungan, dengan strategi:
Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan
bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian
akibat bencana;
Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan mengoptimalkan
pemanfaaatan ruang secara vertical dan kompak;
Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar dan
metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana
kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan disekitarnya.
Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan
pulau-pulau kecil.
c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional:
1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan
meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan
budaya nasional, degan strategi:
Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung;
Mencegah pemanfaatan ruang dikawasan strategis nasional yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis nasional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pengembangan prasarana dan sarana didalam dan disekitar kawasan
strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;
III-4
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan strategis
nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan
lindung dengan kawasan budidaya terbangun;dan
Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan
ruang yang berkembang didalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.
3.1.2
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan landasan hukum dan acuan spasial bagi
pemanfaatan ruang dan pengendaliannya. Menurut PP nomor 26 tahun 2008, mengenai rencana
struktur ruang wilayah nasional, bahwa struktur ruang nasional terdiri atas:
1. Sistem Perkotaan Nasional
Sistem perkotaan nasional merupakan salah satu aspek yang terdapat dalam struktur ruang.
Sistem perkotaan nasional dibagi menjadi tiga bagian, yakni PKN (Pusat Kegiatan Nasional),
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Selain sistem perkotaan
nasional dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara.
a. Kriteria dari PKN (Pusat Kegiatan Nasional) adalah sebagai berikut:
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Kriteria dari PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) adalah segai berikut:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan eksporimpor yang mendukung PKN;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Kriteria dari PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah sebagai berikut:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
III-5
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
d. Kriteria dari PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional)
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga;
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan
dengan negara tetangga;
pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya; dan/atau
pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional
Transportasi merupakan salah satu aspek yang mendukung suatu pembangunan. Keterpaduan
sistem jaringan transportasi menjadi salah satu tujuan secara nasional. Maka dari itu dalam
rencana struktur ruang wilayah nasional, sistem jaringan transportasi terdiri atas:
1)
Sistem jaringan transportasi darat;
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta
api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.
2)
Sistem jaringan transportasi laut
Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.
3)
Sistem jaringan transportasi udara.
Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara
untuk penerbangan.
3. Sistem Jaringan Energi Nasional
Sistem jaringan energi nasional terdiri atas:
1)
Jaringan pipa minyak dan gas bumi
Jaringan pipa minyak dan gas bumi dikembangkan untuk:
a. menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang pengolahan dan/atau
tempat penyimpanan; atau
b. menyalurkan minyak dan gas bumi dari kilang pengolahan atau tempat penyimpanan ke
konsumen.
III-6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
2)
Pembangkit tenaga listrik
Pembangkit tenaga listrik dikembangkan untuk memenuhi penyediaan tenaga listrik sesuai
dengan kebutuhan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian.
3)
Jaringan transmisi tenaga listrik.
Jaringan transmisi tenaga listrik dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik antar sistem
yang menggunakan kawat saluran udara,kabel bawah tanah, atau kabel bawah laut.
4. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
Sistem jaringan telekomunikasi nasional terdiri atas:
1)
Jaringan terestrial
Jaringan terestrial dikembangkan secara berkesinambungan untuk menyediakan pelayanan
telekomunikasi di seluruh wilayah nasional.
2)
Jaringan satelit.
Jaringan satelit dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional
melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi.
5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumber daya air merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai
dan cekungan air tanah. Wilayah sungai dan cekungan air tanah lintas negara ditetapkan dengan
kriteria melayani kawasan perbatasan negara atau melintasi batas negara.
3.1.3
RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL
Menurut PP nomor 26 tahun 2008, Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional terdiri atas:
1.
Kawasan Lindung Nasional
Kawasan lindung nasional terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, terdiri atas:
kawasan hutan lindung;
kawasan bergambut; dan
kawasan resapan air.
b. kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:
sempadan pantai;
III-7
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
sempadan sungai;
kawasan sekitar danau atau waduk; dan
ruang terbuka hijau kota.
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas:
kawasan suaka alam;
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
suaka marga satwa dan suaka marga satwa laut;
cagar alam dan cagar alam laut;
kawasan pantai berhutan bakau;
taman nasional dan taman nasional laut;
taman hutan raya;
taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
d. kawasan rawan bencana alam, terdiri atas:
kawasan rawan tanah longsor;
kawasan rawan gelombang pasang; dan
kawasan rawan banjir
e. kawasan lindung geologi, terdiri atas:
kawasan cagar alam geologi;
kawasan rawan bencana alam geologi; dan
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
f. kawasan lindung lainnya, terdiri atas:
cagar biosfer;
ramsar;
taman buru;
kawasan perlindungan plasma nutfah;
kawasan pengungsian satwa;
terumbu karang; dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
III-8
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
2.
Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional.
Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan sebagai kawasan andalan.
Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi
kawasan dan wilayah disekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Kawasan andalan terdiri atas:
a. Kawasan andalan darat, terdiri dari:
1 ) Kawasan andalan berkembang
Kawasan andalan berkembang ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan;
Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,25% (nol koma
dua lima persen);
Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3% (tiga persen) dari jumlah penduduk
provinsi;
Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau bandar udara,
prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi kawasan; dan
Memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat
investasi.
2)
Kawasan andalan prospektif berkembang.
Kawasan andalan prospektif berkembang ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki paling sedikit 1 (satu) kawasan perkotaan;
Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,05% (nol koma
nol lima persen);
Memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling sedikit 4% (empat persen) pertahun;
Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 0,5% (nol koma lima persen) dari jumlah
penduduk provinsi;
memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut, dan prasarana lainnya
yang belum memadai; dan
memiliki sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.
b. Kawasan andalan laut.
Kawasan andalan laut ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki sumberdaya kelautan;
III-9
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Memiliki pusat pengolahan hasil laut; dan
Memiliki akses menuju pasar nasional atau internasional.
3.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
1. Pertahanan dan keamanan
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan
dengan kriteria:
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan Negara
berdasarkan geostrategic nasional;
b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan
peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau
kawasan industri sistem pertahanan;atau
c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan
langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
2. Pertumbuhan ekonomi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan
kriteria:
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;
c. memiliki potensi ekspor;
d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energy dalam rangka mewujudkan
ketahanan energy nasional;atau
h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
3. Sosial dan budaya
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan social dan budaya ditetapkan dengan kriteria:
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional;
b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa;
III-10
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
c. merupakan asset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;
e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;atau
f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik social skala nasional.
4. Pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria:
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan lokasi sumberdaya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
b. Memiliki sumberdaya alam strategis nasional;
c. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;atau
e. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
ditetapkan dengan kriteria:
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
b. Merupakan asset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang
harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c. Memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian negara;
d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
f. Rawan bencana alam nasional; atau
g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap
kelangsungan kehidupan.
III-11
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
3.3
Arahan RTRW Pulau
3.3.1
RTRW Pulau Yang Terkait Dengan Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM
Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang
terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana
yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang
Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.4
Arahan RTRW Provinsi
3.4.1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Berpijak pada kondisi saat ini, tantangan yang dihadapi sampai dengan tahun 2025 serta
mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan harapan masyarakat Provinsi Banten, maka “Visi
Pembangunan Provinsi Banten Tahun 2005-2025” adalah sebagai berikut:
”Banten Mandiri, Maju, Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa”
Berdasarkan visi pembangunan Provinsi Banten tahun 2005-2025, selanjutnya ditetapkan Misi
Provinsi Banten 2005-2025, yaitu:
1
Mewujudkan Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia, Berbudaya, Sehat dan Cerdas;
2
Mewujudkan Perekonomian yang Maju dan Berdaya Saing;
3
Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Lestari;
III-12
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
4
Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik, Bersih, dan Berwibawa.
Dalam kerangka keterpaduan pembangunan nasional, Misi pembangunan Provinsi Banten 20052025 merupakan wujud komitmen seluruh masyarakat Provinsi Banten untuk mendukung
pencapaian Misi pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025.
Kebijakan dan strategi penataan ruang Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
3.4.2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
1. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang ini meliputi kebijakan pengembangan struktur ruang, kebijakan
pengembangan pola ruang, serta kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten.
A. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi Banten meliputi:
a.
Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan dalam wilayah
Provinsi Banten;
b.
Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah Provinsi Banten yang merata dan
berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah Provinsi Banten;
c.
Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh wilayah Provinsi Banten.
B. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten akan meliputi kebijakan
pengembangan kawasan lindung dan kebijakan pengembangan kawasan budidaya.
kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi:
1
Peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya;
2
Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;
3
Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup.
4
Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang.
III-13
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
1
Peningkatan produktivitas kawasan budidaya;
2
Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;
3
Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Kebijakan pengembangan kawasan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil meliputi:
1
Pelestarian lingkungan pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung,
serta memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai;
2
Peningkatan kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;
3
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulaupulau kecil;
4
Peningkatan pemerataan nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan
pulau-pulau kecil secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal;
5
6
Peningkatan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil; dan
Pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada
permukimannya.
C. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis
Kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten meliputi:
1
Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
keseimbangan
ekosistem,
melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan,
melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional dan daerah;
2
Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia,
cagar biosfer, dan ramsar;
3
Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
nasional dan daerah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian
nasional dan internasional;
4
Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan
antar kawasan;
5
Pelestarian dan peningkatan sosial budaya bangsa;
III-14
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
6
Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
7
Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
2. Strategi Penataan Ruang
Seperti halnya kebijakan penataan ruang, strategi penataan ruang inipun meliputi strategi
pengembangan struktur ruang, strategi pengembangan pola ruang, serta strategi pengembangan
kawasan strategis Provinsi Banten.
A. Strategi Pengembangan Struktur Ruang
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada
pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan sarana yang sesuai dengan fungsi dan hierarki
pusat-pusat pelayanan;
2. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanannya.
3. Mensinergikan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Provinsi Banten dengan sistem pusat
pelayanan nasional (PKN dan PKW);
4. Mewujudkan pusat kegiatan wilayah baru yang dipromosikan (PKWp) pada pusatpusat
pertumbuhan wilayah sebagai upaya sinergitas sistem pelayanan perkotaan nasional dan
pengembangan wilayah provinsi dan pengembangan wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan akses pelayanan pusatpusat dalam
wilayah Provinsi Banten yang merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar
wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan keterkaitan antar pusat atau antar kawasan perkotaan, keterkaitan antara pusat
atau kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan
kawasan sekitarnya;
2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan;
3. Mengendalikan perkembangan kota atau perkotaan yang terletak di pesisir pantai utara;
4. Mewujudkan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif
III-15
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
5. Mengembangkan pusat penyebaran primer pelabuhan hub internasional bojonegara yang
didukung dengan berfungsinya kawasan-kawasan strategis provinsi dan jaringan jalan cincin
Provinsi Banten;
6. Mewujudkan jembatan selat sunda sebagai jalur transportasi nasional penghubung jawa –
sumatera yang terhubung dengan sistem jaringan jalan nasional lintas utara, tengah, dan selatan
pulau jawa di wilayah Provinsi Banten.
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di
seluruh wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan transportasi darat,
laut, dan udara;
2. Meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan pembangkit tenaga listrik melalui
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal;
3. Mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan jaringan energi/kelistrikan termasuk jaringan pipa
dan kabel dasar laut;
4. Mengembangkan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah;
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air;
6. Mewujudkan sistem jaringan transportasi yang aman melalui perbaikan dan peningkatan
infrastruktur,
penanganan
kawasan
banjir
di
permukiman
wilayah
Tangerang
(Jabodetabekpunjur), pengendalian ruang kawasan Bandara Soekarno Hatta, tertatanya sistem
jaringan energi, minyak dan gas alam, pengelolaan panas bumi, dan pemanfaatannya secara
aman;
7. Mewujudkan interaksi infrastruktur jaringan transportasi (jalan dan kereta api) di Provinsi Banten
yang nyaman sesuai ketentuan teknis, dan terhubung dengan sistem jaringan prasarana wilayah
provinsi/kabupaten/kota dan simpul transportasi antar moda di Kota Cilegon, Tangerang, dan
Bandara Panimbang melalui pembangunan jaringan jalan tol;
8. Mewujudkan pemanfaatan kawasan Selat Sunda secara produktif dengan memperhatikan
pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
III-16
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
B. Strategi Pengembangan Pola Ruang
Strategi pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten terdiri atas strategi pengembangan
kawasan lindung dan strategi pengembangan kawasan budidaya.
Strategi Pengembangan Kawasan Lindung
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai
dengan fungsi perlindungannya meliputi:
1. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat
pengembangan kegiatan budidaya dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan
ekosistem wilayah;
2. Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan lindung, yaitu kawasan
hutan lindung dan kawasan hutan konservasi;
3. Mengendalikan bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam kawasan lindung yang tidak
sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau dapat merusak fungsi perlindungan kawasan
lindung.
4. Mewujudkan kawasan lahan pangan berkelanjutan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung;
5. Mewujudkan kawasan taman nasional dan kawasan lindung khususnya di wilayah banten
selatan yang memberi manfaat kepada masyarakat sekitarnya dan mendukung pengembangan
lingkungan hidup nasional dan internasional dalam rangka pengendalian perubahan iklim.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa pemeliharaan dan perwujudan kelestarian
lingkungan hidup meliputi:
1. Menetapkan kawasan lindung dan/atau fungsi perlindungan di ruang darat, ruang laut, ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi;
2. Menetapkan proporsi luas kawasan berfungsi lindung dalam wilayah Provinsi Banten paling
sedikit 30% dari luas wilayah.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa pencegahan dampak negatif kegiatan manusia
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, meliputi:
3. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;
4. Meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak
negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan
III-17
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
manusia dan makhluk hidup lainnya;
5. Meningkatkan kemampuan daya tampung lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lainnya yang dibuang ke dalamnya;
6. Mengendalikan terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak
berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
7. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
8. Mewujudkan sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfatannya secara
bijaksana, dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya;
9. Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan
rawan bencana.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan
pengendalian ruang, meliputi:
a. Mengelola sempadan sungai untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan pada pinggiran
sungai dan tidak terganggunya aliran sungai dan beban di kawasan sekitarnya;
b. Mengamankan, memelihara, dan mengembangkan hutan mangrove sebagai pengamanan
terhadap abrasi dan erosi pantai;
c. Mempertahankan kawasan cagar alam, kawasan hutan lindung, taman nasional, kawasan
konservasi laut bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan keberlanjutan; dan
d. Meningkatkan fungsi perlindungan kawasan setempat dan kawasan perlindungan
bawahnya.
Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa peningkatan produktivitas kawasan budidaya,
meliputi:
1. Memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung
menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi lahannya;
2. Meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-usaha intensifikasi dan
III-18
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
diversifikasi pertanian;
3. Mewujudkan kawasan budidaya melalui pengembangan hutan produksi, pertanian, perkebunan,
perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya
secara produktif melalui pemberdayaan masyarakat di perkotaan dan perdesaan.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budidaya, meliputi:
1. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan budidaya beserta prasarana
pendukungnya secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya dengan mengalokasikan ruang dan akses
masyarakat;
2. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mendukung
perwujudan ketahanan pangan;
4. Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan
daya saing dan mewujudkan skala ekonomi;
5. Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi di
wilayah laut kewenangan Provinsi Banten.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa pengendalian perkembangan kegiatan budidaya
agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi:
1. Mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya terbangun pada kawasan rawan bencana
untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
2. Mengembangkan kawasan perkotaan dengan bangunan bertingkat terutama untuk kegiatankegiatan dengan fungsi komersial atau bernilai ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan
memberikan ruang terbuka pada kawasan tersebut;
3. Mengembangkan proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh)
persen dari luas wilayah kota;
4. Mengendalikan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk mempertahankan tingkat
pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan
III-19
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
perdesaan di sekitarnya;
Strategi Pengembangan Kawasan Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Pelestarian lingkungan
pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung, serta memberikan hak
masyarakat untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai meliputi :
1. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya secara terpadu melalui penyusunan tata ruang pesisir
dan laut dengan memperhatikan keterkaitan ekosistem darat dan laut dalam satu bioekoregion;
2. Mengoptimalkan dukungan pemda dan meningkatkan koordinasi antar pemda untuk
mengantisipasi perkembangan aktivitas ekonomi dan industri di wilayah pesisir dan laut banten
yang berpotensi merusak lingkungan;
3. Meningkatkan koordinasi antar sektor terkait dalam monitoring, pengawasan dan penegakan
hukum di bidang pengelolaan lingkungan;
4. Meningkatkan koordinasi penataan ruang, menata kembali peraturan perundangan dan
penegakan hukum dalam rangka pengendalian dampak negatif pencemaran yang diakibatkan
oleh segenap aktivitas ekonomi di wilayah pesisir dan laut;
5. Menyediakan sebagian kawasan sebagai kawasan lindung yang berfungsi sebagai penyangga
kehidupan;
6. Meningkatkan pendanaan pengelolaan lingkungan melalui penerapan pajak lingkungan terhadap
aktivitas ekonomi di wilayah pesisir;
7. Menyeimbangkan peningkatan dan pengembangan aktivitas ekonomi dan kelestarian
sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut;
8. Mengintegrasikan wilayah hulu dan hilir dalam rangka melindungi kawasan muara sungai,
estuari, dan kawasan lain di daerah pesisir.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan kualitas
lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Mengendalikan penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir dan laut melalui
implementasi tata ruang yang telah dilegalisasi;
2. Mewujudkan rehabilitasi kawasan yang terdegradasi dan kawasan penyangga.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan peran serta
III-20
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Meningkatkan koordinasi penataan ruang dan penegakan hukum secara partisipatif dalam
mengelola lingkungan dan sumber daya pesisir dan laut;
2. Mengupayakan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari lembaga kontrol sosial untuk
monitoring aktivitas yang merusak lingkungan;
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan pemerataan
nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara
berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal, meliputi :
1. Mengoptimalkan dukungan pemda untuk memanfaatkan posisi strategis dan pertumbuhan
ekonomi bagi pembangunan wilayah pesisir dan laut secara terpadu dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya berbasis karakteristik ekosistem dan
lingkungan lokal.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan pengelolaan
kawasan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulaupulau
kecil;
2. Mengendalikan berbagai kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem pada
kawasan pulau-pulau kecil;
3. Meningkatkan daya saing pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya serta meminimalkan
aspek-aspek penyebab ketertinggalan;
4. Mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal dan terisolir
khususnya pada kawasan pulau-pulau kecil;
5. Mengalokasikan ruang untuk kepentingan umum pada pulau-pulau kecil sebagai upaya
menghindari penguasaan tanah secara keseluruhan. Strategi pengembangan kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil berupa
Pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada
III-21
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
permukimannya, meliputi:
1. Memanfaatkan peluang pasar pada kawasan wisata bahari Daerah untuk pembangunan wilayah
pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi wisata bahari untuk menangkap peluang pasar domestik
dan internasional di Daerah sebagai pintu gerbang keluar dan masuk wilayah Ibukota DKI
Jakarta;
3. Meningkatkan promosi yang didasarkan atas keunggulan lokasi strategis dan karakteristik
sumberdaya untuk menangkap peluang dan minat investasi di wilayah pesisir dan laut Daerah;
4. Mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk menangkap pertumbuhan
ekonomi pada kawasan wisata bahari Daerah;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai pelaku dan fungsi kontrol kegiatan pariwisata
yang ramah lingkungan;
6. Meningkatkan peran daerah sebagai regulator kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;
7. Meningkatkan aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan di lokasi strategis untuk menangkap
peluang pasar domestik dan internasional.
III-22
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
C. Strategi Pengembangan Kawasan Strategis
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan
ekosistem,
melestarikan
keanekaragaman
hayati,
mempertahankan
dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan
warisan budaya nasional dan daerah, meliputi :
1. Menetapkan kawasan strategis Provinsi Banten yang berfungsi lindung;
2. Mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan strategis Provinsi Banten yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
3. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
4. Mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis
Provinsi Banten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;
5. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis Provinsi
Banten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan
kawasan budidaya terbangun; dan
6. Mewujudkan rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan
ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten;
7. Menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang secara produktif dan berkelanjutan melalui
pengendalian pembangunan kawasan-kawasan strategis dan pengendalian ruang terbuka hijau
di wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan
ramsar, meliputi:
1. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistemnya;
2. Meningkatkan kepariwisataan;
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4. Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.
III-23
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pengembangan dan
peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional dan daerah yang
produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional, meliputi:
1. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam, kegiatan budidaya
unggulan, dan posisi atau letak strategisnya sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
3. Mengintensifkan promosi peluang investasi;
4. Memanfaatkan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
kawasan;
5. Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan dan efisiensi
pemanfaatan kawasan;
6. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi;
7. Mewujudkan penataan kawasan andalan melalui pemanfaatan ruang untuk pengembangan
kawasan industri dan pariwisata secara produktif;
8. Mewujudkan terbentuknya sinergisitas interaksi ekonomi wilayah hulu dan hilir pada pusat-pusat
pertumbuhan dengan pemasaran regional dan nasional melalui sistem jaringan transportasi
wilayah dan nasional.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pengembangan
kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan, meliputi:
1. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah;
3. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat;
4. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan;
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan
ekonomi;
6. Mewujudkan terselenggaranya interaksi kawasan-kawasan strategis nasional di Provinsi Banten
dengan penataan struktur ruang dan pola ruang di wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota
III-24
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan sosial budaya bangsa, meliputi:
1. Meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya bangsa yang mencerminkan jati diri yang
berbudi luhur;
2. Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan masyarakat;
3. Melestarikan situs warisan budaya bangsa. Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi
Banten dari sudut kepentingan
pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meliputi:
1. Mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi;
2. Meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya;
3. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi
lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan peningkatan
fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi:
1. Mendelineasikan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan
kemanan negara yang terletak di wilayah Provinsi Banten;
2. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
strategis untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar
kawasan strategis sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis dengan
kawasan budidaya terbangun; dan turut serta menjaga dan memelihara aset-aset
pertahanan/TNI.
III-25
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
3.4.3
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN
Rencana struktur ruang wilayah ProvinsiBanten, meliputi :
1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
Arahan pengembangan wilayah pada dasarnya adalah sebagai upaya dalam rangka penyebaran
pertumbuhan ekonomi sedemikian rupa sehingga memberikan peluang kepada penduduk yang
secara geografis tinggal di kawasan perdesaan untuk berpartisipasi secaralebih efektif dalam
menghasilkan kegiatan-kegiatan produktif serta memperoleh manfaat lebih besar dalam proses
pembangunan wilayahnya. Sehubungan dengan tujuan tersebut maka terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi permukiman-permukiman yang dapat secara efektif bertindak sebagai
pusat pelayanan, pusat produksi, dan pusat perdagangan bagi penduduknya maupun bagi
wilayah sekitarnya.
2. Menentukan kekuatan keterkaitan di antara pusat-pusat permukiman tersebut dan diantara
pusat-pusat permukiman dengan kawasan perdesaan yang menjadi wilayah belakangnya.
3. Melakukan deliniasi kawasan-kawasan tersebut yang penduduknya memiliki kemudahan yang
sedikit atau tidak memiliki kemudahan sama sekali terhadap pelayanan dan fasilitas
perkotaan.
Dalam kaitannya dengan ketiga uraian di atas, pada uraian di bagian sebelumnya telah
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
BAB 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
3.1
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
3.1.1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH NASIONAL
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
a.
Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b.
Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c.
Keterpaduan
perencanaan
tata
ruang
wilayah
nasional,
provinsi,
dan
kabupaten/kota;
d.
Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e.
Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
f.
Pemanfaatan
sumberdaya
alam
secara
berkelanjutan
bagi
peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
g.
Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;
h.
Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan
i.
Pertahanan dan keamanan Negara yang dinamis serta integrasinasional
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi:
1.
Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
yang merata dan berhierarki, dengan strategi:
III-1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya;
Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan;
Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata diseluruh
wilayah nasional, dengan strategi:
Meningkatkan
kualitas
jaringan
prasarana
dan
mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, laut,dan udara;
Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi;
Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak
terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik;
Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air;dan
Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta
mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.
2.
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, meliputi:
a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung:
1) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dengan
strategi:
Menetapkan kawasan lindung diruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang didalam bumi;
Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas
paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau tersebut sesuai dengan
kondisi ekosistemnya;dan
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan
III-2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.
2) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup, dengan strategi:
Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;
Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak
negative yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,dan/atau
komponen lain yang dibuang kedalamnya;
Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik
lingkungan yang mengakibatkanlingkungan
hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan sumberdaya alam yang terbarukan
untuk
menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai serta keanekaragamannya;dan
mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di
kawasan rawan bencana.
b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya:
1) Perwujudan
dan peningkatan keterpaduan
dan
keterkaitan antar kegiatan
budidaya, dengan strategi:
Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional untuk
pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan
pemanfaatan ruang wilayah;
Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalamk awasan beserta prasarana
secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian
kawasan dan wilayah sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan
dan keamanan,sosial budaya,serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk
III-3
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulauuntuk
meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi;dan
Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumberdaya kelautan yang bernilai ekonomi
tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia,
dan/atau landas kontinen untuk meningkatkan perekonomian nasional.
2) Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tamping lingkungan, dengan strategi:
Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan
bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian
akibat bencana;
Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan mengoptimalkan
pemanfaaatan ruang secara vertical dan kompak;
Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar dan
metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana
kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan disekitarnya.
Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan
pulau-pulau kecil.
c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional:
1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan
meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan
budaya nasional, degan strategi:
Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung;
Mencegah pemanfaatan ruang dikawasan strategis nasional yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis nasional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pengembangan prasarana dan sarana didalam dan disekitar kawasan
strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;
III-4
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan strategis
nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan
lindung dengan kawasan budidaya terbangun;dan
Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan
ruang yang berkembang didalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.
3.1.2
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan landasan hukum dan acuan spasial bagi
pemanfaatan ruang dan pengendaliannya. Menurut PP nomor 26 tahun 2008, mengenai rencana
struktur ruang wilayah nasional, bahwa struktur ruang nasional terdiri atas:
1. Sistem Perkotaan Nasional
Sistem perkotaan nasional merupakan salah satu aspek yang terdapat dalam struktur ruang.
Sistem perkotaan nasional dibagi menjadi tiga bagian, yakni PKN (Pusat Kegiatan Nasional),
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Selain sistem perkotaan
nasional dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara.
a. Kriteria dari PKN (Pusat Kegiatan Nasional) adalah sebagai berikut:
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Kriteria dari PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) adalah segai berikut:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan eksporimpor yang mendukung PKN;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Kriteria dari PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah sebagai berikut:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
III-5
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
d. Kriteria dari PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional)
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga;
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan
dengan negara tetangga;
pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya; dan/atau
pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional
Transportasi merupakan salah satu aspek yang mendukung suatu pembangunan. Keterpaduan
sistem jaringan transportasi menjadi salah satu tujuan secara nasional. Maka dari itu dalam
rencana struktur ruang wilayah nasional, sistem jaringan transportasi terdiri atas:
1)
Sistem jaringan transportasi darat;
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta
api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.
2)
Sistem jaringan transportasi laut
Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.
3)
Sistem jaringan transportasi udara.
Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara
untuk penerbangan.
3. Sistem Jaringan Energi Nasional
Sistem jaringan energi nasional terdiri atas:
1)
Jaringan pipa minyak dan gas bumi
Jaringan pipa minyak dan gas bumi dikembangkan untuk:
a. menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang pengolahan dan/atau
tempat penyimpanan; atau
b. menyalurkan minyak dan gas bumi dari kilang pengolahan atau tempat penyimpanan ke
konsumen.
III-6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
2)
Pembangkit tenaga listrik
Pembangkit tenaga listrik dikembangkan untuk memenuhi penyediaan tenaga listrik sesuai
dengan kebutuhan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian.
3)
Jaringan transmisi tenaga listrik.
Jaringan transmisi tenaga listrik dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik antar sistem
yang menggunakan kawat saluran udara,kabel bawah tanah, atau kabel bawah laut.
4. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
Sistem jaringan telekomunikasi nasional terdiri atas:
1)
Jaringan terestrial
Jaringan terestrial dikembangkan secara berkesinambungan untuk menyediakan pelayanan
telekomunikasi di seluruh wilayah nasional.
2)
Jaringan satelit.
Jaringan satelit dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional
melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi.
5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumber daya air merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai
dan cekungan air tanah. Wilayah sungai dan cekungan air tanah lintas negara ditetapkan dengan
kriteria melayani kawasan perbatasan negara atau melintasi batas negara.
3.1.3
RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL
Menurut PP nomor 26 tahun 2008, Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional terdiri atas:
1.
Kawasan Lindung Nasional
Kawasan lindung nasional terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, terdiri atas:
kawasan hutan lindung;
kawasan bergambut; dan
kawasan resapan air.
b. kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:
sempadan pantai;
III-7
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
sempadan sungai;
kawasan sekitar danau atau waduk; dan
ruang terbuka hijau kota.
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas:
kawasan suaka alam;
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
suaka marga satwa dan suaka marga satwa laut;
cagar alam dan cagar alam laut;
kawasan pantai berhutan bakau;
taman nasional dan taman nasional laut;
taman hutan raya;
taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
d. kawasan rawan bencana alam, terdiri atas:
kawasan rawan tanah longsor;
kawasan rawan gelombang pasang; dan
kawasan rawan banjir
e. kawasan lindung geologi, terdiri atas:
kawasan cagar alam geologi;
kawasan rawan bencana alam geologi; dan
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
f. kawasan lindung lainnya, terdiri atas:
cagar biosfer;
ramsar;
taman buru;
kawasan perlindungan plasma nutfah;
kawasan pengungsian satwa;
terumbu karang; dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
III-8
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
2.
Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional.
Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan sebagai kawasan andalan.
Nilai strategis nasional meliputi kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi
kawasan dan wilayah disekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Kawasan andalan terdiri atas:
a. Kawasan andalan darat, terdiri dari:
1 ) Kawasan andalan berkembang
Kawasan andalan berkembang ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan;
Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,25% (nol koma
dua lima persen);
Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3% (tiga persen) dari jumlah penduduk
provinsi;
Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau bandar udara,
prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi kawasan; dan
Memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat
investasi.
2)
Kawasan andalan prospektif berkembang.
Kawasan andalan prospektif berkembang ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki paling sedikit 1 (satu) kawasan perkotaan;
Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,05% (nol koma
nol lima persen);
Memiliki laju pertumbuhan ekonomi paling sedikit 4% (empat persen) pertahun;
Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 0,5% (nol koma lima persen) dari jumlah
penduduk provinsi;
memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut, dan prasarana lainnya
yang belum memadai; dan
memiliki sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan.
b. Kawasan andalan laut.
Kawasan andalan laut ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki sumberdaya kelautan;
III-9
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Memiliki pusat pengolahan hasil laut; dan
Memiliki akses menuju pasar nasional atau internasional.
3.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
1. Pertahanan dan keamanan
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan
dengan kriteria:
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan Negara
berdasarkan geostrategic nasional;
b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan
peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau
kawasan industri sistem pertahanan;atau
c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan
langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
2. Pertumbuhan ekonomi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan
kriteria:
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;
c. memiliki potensi ekspor;
d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energy dalam rangka mewujudkan
ketahanan energy nasional;atau
h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
3. Sosial dan budaya
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan social dan budaya ditetapkan dengan kriteria:
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional;
b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa;
III-10
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
c. merupakan asset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;
e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;atau
f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik social skala nasional.
4. Pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria:
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasarkan lokasi sumberdaya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
b. Memiliki sumberdaya alam strategis nasional;
c. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;atau
e. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
ditetapkan dengan kriteria:
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
b. Merupakan asset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang
harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c. Memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian negara;
d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
f. Rawan bencana alam nasional; atau
g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap
kelangsungan kehidupan.
III-11
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
3.3
Arahan RTRW Pulau
3.3.1
RTRW Pulau Yang Terkait Dengan Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM
Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang
terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana
yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang
Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.4
Arahan RTRW Provinsi
3.4.1
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Berpijak pada kondisi saat ini, tantangan yang dihadapi sampai dengan tahun 2025 serta
mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan harapan masyarakat Provinsi Banten, maka “Visi
Pembangunan Provinsi Banten Tahun 2005-2025” adalah sebagai berikut:
”Banten Mandiri, Maju, Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa”
Berdasarkan visi pembangunan Provinsi Banten tahun 2005-2025, selanjutnya ditetapkan Misi
Provinsi Banten 2005-2025, yaitu:
1
Mewujudkan Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia, Berbudaya, Sehat dan Cerdas;
2
Mewujudkan Perekonomian yang Maju dan Berdaya Saing;
3
Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Lestari;
III-12
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
4
Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik, Bersih, dan Berwibawa.
Dalam kerangka keterpaduan pembangunan nasional, Misi pembangunan Provinsi Banten 20052025 merupakan wujud komitmen seluruh masyarakat Provinsi Banten untuk mendukung
pencapaian Misi pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025.
Kebijakan dan strategi penataan ruang Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
3.4.2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
1. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang ini meliputi kebijakan pengembangan struktur ruang, kebijakan
pengembangan pola ruang, serta kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten.
A. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi Banten meliputi:
a.
Peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada pusat-pusat pelayanan dalam wilayah
Provinsi Banten;
b.
Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat dalam wilayah Provinsi Banten yang merata dan
berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar wilayah Provinsi Banten;
c.
Peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh wilayah Provinsi Banten.
B. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten akan meliputi kebijakan
pengembangan kawasan lindung dan kebijakan pengembangan kawasan budidaya.
kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi:
1
Peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya;
2
Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;
3
Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup.
4
Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang.
III-13
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
1
Peningkatan produktivitas kawasan budidaya;
2
Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;
3
Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Kebijakan pengembangan kawasan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil meliputi:
1
Pelestarian lingkungan pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung,
serta memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai;
2
Peningkatan kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;
3
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulaupulau kecil;
4
Peningkatan pemerataan nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan
pulau-pulau kecil secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal;
5
6
Peningkatan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil; dan
Pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada
permukimannya.
C. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis
Kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten meliputi:
1
Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
keseimbangan
ekosistem,
melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan,
melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional dan daerah;
2
Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia,
cagar biosfer, dan ramsar;
3
Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
nasional dan daerah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian
nasional dan internasional;
4
Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan
antar kawasan;
5
Pelestarian dan peningkatan sosial budaya bangsa;
III-14
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
6
Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
7
Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
2. Strategi Penataan Ruang
Seperti halnya kebijakan penataan ruang, strategi penataan ruang inipun meliputi strategi
pengembangan struktur ruang, strategi pengembangan pola ruang, serta strategi pengembangan
kawasan strategis Provinsi Banten.
A. Strategi Pengembangan Struktur Ruang
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas fungsi-fungsi pelayanan pada
pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas dan sarana yang sesuai dengan fungsi dan hierarki
pusat-pusat pelayanan;
2. Mengembangkan fungsi atau kegiatan baru pada pusat-pusat pelayanan yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanannya.
3. Mensinergikan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Provinsi Banten dengan sistem pusat
pelayanan nasional (PKN dan PKW);
4. Mewujudkan pusat kegiatan wilayah baru yang dipromosikan (PKWp) pada pusatpusat
pertumbuhan wilayah sebagai upaya sinergitas sistem pelayanan perkotaan nasional dan
pengembangan wilayah provinsi dan pengembangan wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan akses pelayanan pusatpusat dalam
wilayah Provinsi Banten yang merata dan berhierarki, dan peningkatan akses dari dan ke luar
wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan keterkaitan antar pusat atau antar kawasan perkotaan, keterkaitan antara pusat
atau kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan
kawasan sekitarnya;
2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan;
3. Mengendalikan perkembangan kota atau perkotaan yang terletak di pesisir pantai utara;
4. Mewujudkan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif
III-15
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
5. Mengembangkan pusat penyebaran primer pelabuhan hub internasional bojonegara yang
didukung dengan berfungsinya kawasan-kawasan strategis provinsi dan jaringan jalan cincin
Provinsi Banten;
6. Mewujudkan jembatan selat sunda sebagai jalur transportasi nasional penghubung jawa –
sumatera yang terhubung dengan sistem jaringan jalan nasional lintas utara, tengah, dan selatan
pulau jawa di wilayah Provinsi Banten.
Strategi pengembangan struktur ruang berupa peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air yang merata di
seluruh wilayah Provinsi Banten, meliputi:
1. Meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan transportasi darat,
laut, dan udara;
2. Meningkatkan jaringan energi listrik dengan pengembangan pembangkit tenaga listrik melalui
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal;
3. Mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan jaringan energi/kelistrikan termasuk jaringan pipa
dan kabel dasar laut;
4. Mengembangkan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah;
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air;
6. Mewujudkan sistem jaringan transportasi yang aman melalui perbaikan dan peningkatan
infrastruktur,
penanganan
kawasan
banjir
di
permukiman
wilayah
Tangerang
(Jabodetabekpunjur), pengendalian ruang kawasan Bandara Soekarno Hatta, tertatanya sistem
jaringan energi, minyak dan gas alam, pengelolaan panas bumi, dan pemanfaatannya secara
aman;
7. Mewujudkan interaksi infrastruktur jaringan transportasi (jalan dan kereta api) di Provinsi Banten
yang nyaman sesuai ketentuan teknis, dan terhubung dengan sistem jaringan prasarana wilayah
provinsi/kabupaten/kota dan simpul transportasi antar moda di Kota Cilegon, Tangerang, dan
Bandara Panimbang melalui pembangunan jaringan jalan tol;
8. Mewujudkan pemanfaatan kawasan Selat Sunda secara produktif dengan memperhatikan
pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
III-16
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
B. Strategi Pengembangan Pola Ruang
Strategi pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Banten terdiri atas strategi pengembangan
kawasan lindung dan strategi pengembangan kawasan budidaya.
Strategi Pengembangan Kawasan Lindung
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa peningkatan kualitas kawasan lindung agar sesuai
dengan fungsi perlindungannya meliputi:
1. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat
pengembangan kegiatan budidaya dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan
ekosistem wilayah;
2. Meningkatkan kualitas kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan lindung, yaitu kawasan
hutan lindung dan kawasan hutan konservasi;
3. Mengendalikan bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam kawasan lindung yang tidak
sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau dapat merusak fungsi perlindungan kawasan
lindung.
4. Mewujudkan kawasan lahan pangan berkelanjutan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung;
5. Mewujudkan kawasan taman nasional dan kawasan lindung khususnya di wilayah banten
selatan yang memberi manfaat kepada masyarakat sekitarnya dan mendukung pengembangan
lingkungan hidup nasional dan internasional dalam rangka pengendalian perubahan iklim.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa pemeliharaan dan perwujudan kelestarian
lingkungan hidup meliputi:
1. Menetapkan kawasan lindung dan/atau fungsi perlindungan di ruang darat, ruang laut, ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi;
2. Menetapkan proporsi luas kawasan berfungsi lindung dalam wilayah Provinsi Banten paling
sedikit 30% dari luas wilayah.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa pencegahan dampak negatif kegiatan manusia
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, meliputi:
3. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;
4. Meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak
negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan
III-17
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
manusia dan makhluk hidup lainnya;
5. Meningkatkan kemampuan daya tampung lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lainnya yang dibuang ke dalamnya;
6. Mengendalikan terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak
berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
7. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
8. Mewujudkan sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfatannya secara
bijaksana, dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya;
9. Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan
rawan bencana.
Strategi pengembangan kawasan lindung berupa Perwujudan keterpaduan pemanfaatan dan
pengendalian ruang, meliputi:
a. Mengelola sempadan sungai untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan pada pinggiran
sungai dan tidak terganggunya aliran sungai dan beban di kawasan sekitarnya;
b. Mengamankan, memelihara, dan mengembangkan hutan mangrove sebagai pengamanan
terhadap abrasi dan erosi pantai;
c. Mempertahankan kawasan cagar alam, kawasan hutan lindung, taman nasional, kawasan
konservasi laut bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan keberlanjutan; dan
d. Meningkatkan fungsi perlindungan kawasan setempat dan kawasan perlindungan
bawahnya.
Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa peningkatan produktivitas kawasan budidaya,
meliputi:
1. Memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung
menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi lahannya;
2. Meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-usaha intensifikasi dan
III-18
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
diversifikasi pertanian;
3. Mewujudkan kawasan budidaya melalui pengembangan hutan produksi, pertanian, perkebunan,
perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya
secara produktif melalui pemberdayaan masyarakat di perkotaan dan perdesaan.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budidaya, meliputi:
1. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan budidaya beserta prasarana
pendukungnya secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya dengan mengalokasikan ruang dan akses
masyarakat;
2. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mendukung
perwujudan ketahanan pangan;
4. Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan
daya saing dan mewujudkan skala ekonomi;
5. Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi di
wilayah laut kewenangan Provinsi Banten.
Strategi pengembangan kawasan budidaya berupa pengendalian perkembangan kegiatan budidaya
agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi:
1. Mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya terbangun pada kawasan rawan bencana
untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
2. Mengembangkan kawasan perkotaan dengan bangunan bertingkat terutama untuk kegiatankegiatan dengan fungsi komersial atau bernilai ekonomi tinggi guna penghematan ruang dan
memberikan ruang terbuka pada kawasan tersebut;
3. Mengembangkan proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh)
persen dari luas wilayah kota;
4. Mengendalikan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk mempertahankan tingkat
pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan
III-19
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
perdesaan di sekitarnya;
Strategi Pengembangan Kawasan Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Pelestarian lingkungan
pesisir dan laut termasuk sempadan pantai sebagai kawasan lindung, serta memberikan hak
masyarakat untuk mendapatkan akses ke sempadan pantai meliputi :
1. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya secara terpadu melalui penyusunan tata ruang pesisir
dan laut dengan memperhatikan keterkaitan ekosistem darat dan laut dalam satu bioekoregion;
2. Mengoptimalkan dukungan pemda dan meningkatkan koordinasi antar pemda untuk
mengantisipasi perkembangan aktivitas ekonomi dan industri di wilayah pesisir dan laut banten
yang berpotensi merusak lingkungan;
3. Meningkatkan koordinasi antar sektor terkait dalam monitoring, pengawasan dan penegakan
hukum di bidang pengelolaan lingkungan;
4. Meningkatkan koordinasi penataan ruang, menata kembali peraturan perundangan dan
penegakan hukum dalam rangka pengendalian dampak negatif pencemaran yang diakibatkan
oleh segenap aktivitas ekonomi di wilayah pesisir dan laut;
5. Menyediakan sebagian kawasan sebagai kawasan lindung yang berfungsi sebagai penyangga
kehidupan;
6. Meningkatkan pendanaan pengelolaan lingkungan melalui penerapan pajak lingkungan terhadap
aktivitas ekonomi di wilayah pesisir;
7. Menyeimbangkan peningkatan dan pengembangan aktivitas ekonomi dan kelestarian
sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut;
8. Mengintegrasikan wilayah hulu dan hilir dalam rangka melindungi kawasan muara sungai,
estuari, dan kawasan lain di daerah pesisir.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan kualitas
lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Mengendalikan penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir dan laut melalui
implementasi tata ruang yang telah dilegalisasi;
2. Mewujudkan rehabilitasi kawasan yang terdegradasi dan kawasan penyangga.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan peran serta
III-20
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Meningkatkan koordinasi penataan ruang dan penegakan hukum secara partisipatif dalam
mengelola lingkungan dan sumber daya pesisir dan laut;
2. Mengupayakan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari lembaga kontrol sosial untuk
monitoring aktivitas yang merusak lingkungan;
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan pemerataan
nilai tambah melalui pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara
berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat lokal, meliputi :
1. Mengoptimalkan dukungan pemda untuk memanfaatkan posisi strategis dan pertumbuhan
ekonomi bagi pembangunan wilayah pesisir dan laut secara terpadu dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya berbasis karakteristik ekosistem dan
lingkungan lokal.
Strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil berupa Peningkatan pengelolaan
kawasan pulau-pulau kecil, meliputi :
1. Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan pulaupulau
kecil;
2. Mengendalikan berbagai kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem pada
kawasan pulau-pulau kecil;
3. Meningkatkan daya saing pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya serta meminimalkan
aspek-aspek penyebab ketertinggalan;
4. Mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal dan terisolir
khususnya pada kawasan pulau-pulau kecil;
5. Mengalokasikan ruang untuk kepentingan umum pada pulau-pulau kecil sebagai upaya
menghindari penguasaan tanah secara keseluruhan. Strategi pengembangan kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil berupa
Pengembangan wisata bahari di pulau peruntukan pariwisata dan di pulau yang ada
III-21
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
permukimannya, meliputi:
1. Memanfaatkan peluang pasar pada kawasan wisata bahari Daerah untuk pembangunan wilayah
pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi wisata bahari untuk menangkap peluang pasar domestik
dan internasional di Daerah sebagai pintu gerbang keluar dan masuk wilayah Ibukota DKI
Jakarta;
3. Meningkatkan promosi yang didasarkan atas keunggulan lokasi strategis dan karakteristik
sumberdaya untuk menangkap peluang dan minat investasi di wilayah pesisir dan laut Daerah;
4. Mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk menangkap pertumbuhan
ekonomi pada kawasan wisata bahari Daerah;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai pelaku dan fungsi kontrol kegiatan pariwisata
yang ramah lingkungan;
6. Meningkatkan peran daerah sebagai regulator kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;
7. Meningkatkan aktivitas pariwisata yang ramah lingkungan di lokasi strategis untuk menangkap
peluang pasar domestik dan internasional.
III-22
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
C. Strategi Pengembangan Kawasan Strategis
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan
ekosistem,
melestarikan
keanekaragaman
hayati,
mempertahankan
dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan
warisan budaya nasional dan daerah, meliputi :
1. Menetapkan kawasan strategis Provinsi Banten yang berfungsi lindung;
2. Mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan strategis Provinsi Banten yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
3. Mengendalikan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan dan/atau menurunkan kualitas kawasan lindung;
4. Mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis
Provinsi Banten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;
5. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis Provinsi
Banten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan
kawasan budidaya terbangun; dan
6. Mewujudkan rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan
ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis Provinsi Banten;
7. Menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang secara produktif dan berkelanjutan melalui
pengendalian pembangunan kawasan-kawasan strategis dan pengendalian ruang terbuka hijau
di wilayah kabupaten/kota.
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan
ramsar, meliputi:
1. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistemnya;
2. Meningkatkan kepariwisataan;
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4. Melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.
III-23
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Strategi pengembangan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pengembangan dan
peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian nasional dan daerah yang
produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional, meliputi:
1. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam, kegiatan budidaya
unggulan, dan posisi atau letak strategisnya sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
3. Mengintensifkan promosi peluang investasi;
4. Memanfaatkan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
kawasan;
5. Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan dan efisiensi
pemanfaatan kawasan;
6. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi;
7. Mewujudkan penataan kawasan andalan melalui pemanfaatan ruang untuk pengembangan
kawasan industri dan pariwisata secara produktif;
8. Mewujudkan terbentuknya sinergisitas interaksi ekonomi wilayah hulu dan hilir pada pusat-pusat
pertumbuhan dengan pemasaran regional dan nasional melalui sistem jaringan transportasi
wilayah dan nasional.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pengembangan
kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan, meliputi:
1. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah;
3. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat;
4. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan;
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan
ekonomi;
6. Mewujudkan terselenggaranya interaksi kawasan-kawasan strategis nasional di Provinsi Banten
dengan penataan struktur ruang dan pola ruang di wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota
III-24
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan pelestarian dan
peningkatan sosial budaya bangsa, meliputi:
1. Meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya bangsa yang mencerminkan jati diri yang
berbudi luhur;
2. Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan masyarakat;
3. Melestarikan situs warisan budaya bangsa. Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi
Banten dari sudut kepentingan
pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meliputi:
1. Mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi;
2. Meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya;
3. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi
lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.
Strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Banten dari sudut kepentingan peningkatan
fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi:
1. Mendelineasikan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan
kemanan negara yang terletak di wilayah Provinsi Banten;
2. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
strategis untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar
kawasan strategis sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis dengan
kawasan budidaya terbangun; dan turut serta menjaga dan memelihara aset-aset
pertahanan/TNI.
III-25
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Kabupaten Pandeglang- Provinsi Banten
3.4.3
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN
Rencana struktur ruang wilayah ProvinsiBanten, meliputi :
1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
Arahan pengembangan wilayah pada dasarnya adalah sebagai upaya dalam rangka penyebaran
pertumbuhan ekonomi sedemikian rupa sehingga memberikan peluang kepada penduduk yang
secara geografis tinggal di kawasan perdesaan untuk berpartisipasi secaralebih efektif dalam
menghasilkan kegiatan-kegiatan produktif serta memperoleh manfaat lebih besar dalam proses
pembangunan wilayahnya. Sehubungan dengan tujuan tersebut maka terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi permukiman-permukiman yang dapat secara efektif bertindak sebagai
pusat pelayanan, pusat produksi, dan pusat perdagangan bagi penduduknya maupun bagi
wilayah sekitarnya.
2. Menentukan kekuatan keterkaitan di antara pusat-pusat permukiman tersebut dan diantara
pusat-pusat permukiman dengan kawasan perdesaan yang menjadi wilayah belakangnya.
3. Melakukan deliniasi kawasan-kawasan tersebut yang penduduknya memiliki kemudahan yang
sedikit atau tidak memiliki kemudahan sama sekali terhadap pelayanan dan fasilitas
perkotaan.
Dalam kaitannya dengan ketiga uraian di atas, pada uraian di bagian sebelumnya telah