BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM - DOCRPIJM 48544bd5ab BAB III5. B 3 RTRW RPI2 JM

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur

  ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1 RTRW Nasional

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. RTRWN memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWN ini didasarkan pada upaya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain, meliputi perwujudan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta perwujudan

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah, yang diterjemahkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah nasional. Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional, dan system jaringan sumber daya air nasional. Pola ruang wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk kawasan andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta kawasan strategis nasional.

  Arahan yang diemban Kabupaten Bengkulu Selatan di dalam RTRWN adalah Sebagai Salah satu Pusat Pengembangan Wilayahn (PKW) di Provinsi Bengkulu. Sebagai pusat PKW Kabupaten Bengkulu Selatan (Kota Manna) berfungsi sebagai berikut:

  1. Simpul yang menunjang kegiatan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  2. Berperan sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yapa kabupaten yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  3. Berfungsi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kawasan Strategis Nasional (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan.

  Hal ini karena secara nasional, KSN berpengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah di dalamnya yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Di dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ditetapkan 76 KSN yang memiliki kepentingan ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, serta pertahanan dan keamanan. Hingga saat ini, telah ditetapkan 4 (empat) Perpres RTR KSN Perkotaan yaitu RTR Jabodetabekpunjur (Perpres 54/2008), Sarbagita (Perpres 45/2011), Mamminasata (Perpres 55/2011) dan Mebidangro (Perpres 62/2011). Masing-masing KSN tersebut memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda-beda. Dengan demikian kebijakan dan program yang spesifik diperlukan agar tujuan RTR KSN tersebut berhasil.

  RPI2-JM KARYA TAHUN 2015 - 2019

  Dengan adanya penetapan Kawasan Strategi Nasional (KSN) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional tersebut, wilayah Provinsi Bengkulu yang termasuk didalamnya adalah :

  1. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi) (I/B/1), yang didalamnya terdapat bagian wilayah Kabupaten Lebong.

  2. Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas (Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat) (I/E/2). Pulau yang berhadapan langsung dengan laut lepas di wilayah Propinsi Bengkulu adalah Pulau Enggano, Pulau Mega dan Pulau Tikus.

  Keterangan: I : Tahapan Pengembangan I B/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan E/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan

  3.2.1 Sistem Perkotaan Nasional

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan 4 (empat) Kota di Wilayah Propinsi Bengkulu sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu: Kota Bengkulu, Kota Manna, Kota Mukomuko dan Kota Curup. Empat kota tersebut mempunyai 2 (dua) klasifikasi pengembangan, yaitu:  Kota Bengkulu dan Kota manna termasuk kategori II/C/1, yaitu tipikal pengembangan dalam rangka peningkatan fungsi  Kota Curup dan Kota Mukomuko termasuk kategori II/C/2, yaitu tipikal pengembangan baru Selengkapnya tentang Sistem Perkotaan Nasional di wilayah Propinsi Bengkulu yang ditetapkan dalam RTRWN dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Sistem Perkotaan Nasional di Propinsi Bengkulu Menurut RTRW Nasional

  

No Kabupaten/Kota PKN PKW PKSN Keterangan

  1 Kota Bengkulu Kota Bengkulu

  II/C/1

  2 Bengkulu Selatan Kota Manna

  II/C/1

  3 Rejang Lebong Kota Curup

  II/C/2

  4 Mukomuko Kota Mukomuko

  II/C/2 Sumber : RTRW Nasional Keterangan :

  I – IV = Tahap pembangunan

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019 C1 = Peningkatan Funsi C2 = Pengembangan Baru

3.2.2 Fungsi-Fungsi Strategis Nasional Linnya

  Fungsi-fungsi strategis lainnya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan terdapat di Wilayah Provinsi Bengkulu adalah: 1). Kawasan Andalan 2). Jalan Bebas Hambatan 3). Pelabuhan sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional, 4). Pusat penyebaran tersier; dan Wilayah Sungan (WAS). 5).

  1). Kawasan Andalan

  Berdasarkan RTRWN, wilayah Provinsi Bengkulu dibagi menjadi tiga kawasan andalan sebagaimana yang diperlihatkan seperti pada Tabel 3.2. Dalam perfektif ini, wilayah Kabupaten Kaur termasuk di dalam kawasan Manna dan sekitarnya dengan fungsi sebagai kawasan pengembangan: pertanian, perkebunan, perikanan, industri dan pariwisata. Sektor/sub sektor tersebut, dalam pengembangannya, secara nasional termasuk kategori tahap II dan III.

Tabel 3.2 Kawasan Andalan Nasional di Wilayah Provinsi Bengkulu Berdasarkan RTRWN

  

No Klaster Pengembangan Fungsi Kawasan

Kawasan Bengkulu dan Sekitarnya

   (II/A/2) - Pertanian

   (III/D/2) Industri -

  I  (II/B/2) -

  Perkebunan  - (II/F/2) Perikanan  - (III/E/2) Pariwisata Kawasan Manna dan Sekitarnya  Pertanian (III/A/2) -  Perkebunan

  II (II/B/2) -  Perikanan - (II/F/2)  Industri (III/E/2) -  Pariwisata Kawasan Andalan Laut Bengkulu

  III (II/F/2) Perikanan  -  (II/E/2) Pariwisata -

  Keterangan:

  I

  • – IV : Tahapan Pengembangan A : Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian A/1 : Pengendalian Kawasan Andalan untuk Pertanian Pangan Abadi A/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian B : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan B/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perkebunan B/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan C : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pertambangan C/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pertambangan C/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan D : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk industri pengolahan D/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan D/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan E : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pariwisata

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019 E/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pariwisata E/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pariwisata F : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Perikanan F/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perikanan F/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan

  2). Jalan Bebas Hambatan

  Rencana pengembangan jalan bebas hambatan di wilayah Provinsi Bengkulu meliputi Rute; Lubuk Linggau

  • – Curup – Bengkulu. Dalam persfektif ini, wilayah

  Kabupaten Kaur tidak terkait secara langsung. Namun demikian, rencana tersebut perlu juga diantisipasi berbagai implikasinya, terutama dalam hal arus pergerakan orang dan barang yang lebih efisien bagi wilayah Kabupaten Kaur. Artinya, keberadaan jalan bebas hambatan yang direncanakan tersebut, harus dilihat dalam perfektif sebagai suatu peluang yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah.

  3). Simpul Transportasi Laut Nasional

  Simpul Transportasi Laut Nasional di wilayah Provinsi Bengkulu yang ditetapkan sebagai Pelabuhan Nasional adalah Pulau Baai

  • – Bengkulu (III/3). Artinya bahwa Pulau Baai akan dikembangkan agar mempunyai peran sebagai salah satu simpul transportasi laut nasional.

  4). Pusat Penyebaran Tersier

  Menurut RTRWN, Bandara Fatmawati, ditetapkan fungsinya sebagai pusat penyebaran tersier. Dengan sendirinya, peran Bandara Fatmawati hanya bersifat melayani teritori terbatas, khususnya hanya wilayah Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

  5). Kawasan Lindung Nasional

  Kawasan Lindung Nasional yang terdapay di wiayah Provinsi Bengkulu meliputi:  Cagar Alam Danau Dusun Besar Register 61 (III/B/3)  Cagar Alam Air Ketebat Danau Tes Register 57 (II/B/3)  Cagar Alam Teluk Klowe Register 96 (III/B/3)

  Keterangan: I – IV: Tahapan Pengembangan B : Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional B/3 : Cagar Alam dan Cagar Alam Laut

3.3 RTRW Pulau Sumatera

  Wilayah pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia yang berperan penting dalam mendukung peningkatan kinerja pembangunan nasional. Wilayah Sumatera

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  memiliki posisi geografis yang relatif strategis di wilayah barat Indonesia dan berhadapan langsung dengan kawasan Asia Timur yang menjadi salah pusat perekonomian dunia dan memiliki hubungan interaksi paling dekat dengan pulau Jawa sebagai pusat perekonomian di Indonesia.

  Pembangunan wilayah Sumatera diarahkan untuk menjadi pusat produksi dan industri pengolahan hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan; lumbung energi nasional, pusat perdagangan dan pariwsata sehingga wilayah Sumatera menjadi salah satu wilayah utama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), pengembangaan wilayah Sumatera diarahkan untuk : (1) Memantapkan interaksi antar-kawasan pesisir timur, kawasan tengah, dan kawasan, pesisir barat Sumatera melalui pengembangan sistem jaringan transportasi darat, laut, dan transportasi udara lintas Sumatera yang handal;

  (2) Mendorong berfungsinya pusat-pusat permukiman perkotaan sebagai pusat pelayanan jasa koleksi dan distribusi di Pulau Sumatera; (3) Mengembangkan akses bagi daerah terisolir dan pulau-pulau kecil di pesisir barat dan timur Sumatera sebagai sentra produksi perikanan, pariwisata, minyak dan gas bumi ke pusat kegiatan industri pengolahan serta pusat pemasaran lintas pulau dan lintas negara;

  (4) Mempertahankan kawasan lindung sekurang-kurangnya 40% dari luas Pulau Sumatera dalam rangka mengurangi resiko dampak bencana lingkungan yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan asset-asset sosial-ekonomi yang berbentuk prasarana, baik pusat permukiman maupun kawasan budidaya;

  (5) Mengembangkan komoditas unggulan wilayah yang memiliki daya saing tinggi melalui kerjasama lintas sektor dan lintas wilayah provinsi dalam pengelolaan dan pemasarannya dalam rangka mendorong kemandirian akses ke pasar global dengan mengurangi ketergantungan pada negara-negara tetangga;

  (6) Menghindari konflik pemanfaatan ruang pada kawasan perbatasan lintas wilayah meliputi lintas wilayah provinsi, lintas wilayah kabupaten dan kota; (7) Mempertahankan dan melestarikan budaya lokal dari pengaruh negatif globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia; (8) memantapkan keterkaitan antara kawasan andalan, kawasan budidaya lainnya, berikut kota-kota pusat-pusat kegiatan di dalamnya dengan kawasan-kawasan dan pusat-pusat pertumbuhan antar pulau di

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  wilayah nasional, serta dengan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan subregional ASEAN, Asia Pasifik dan kawasan internasional lainnya.

  Pusat-pusat pengembangan di wilayah Sumatera yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) diarahkan untuk : (1) Mendorong pengembangan kota Lhokseumawe, Dumai dan Batam di wilayah Timur dan kota Padang di wilayah Barat sebagai pusat pelayanan primer; (2) Mengendalikan pengembangan kawasan perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang,

  Bandar Lampung dan sekitarnya (dsk), dan Palembang dsk, sebagai pusat pelayanan primer yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya; dan (3) Mendorong pengembangan kota Pekanbaru dan Jambi sebagai pusat pelayanan sekunder.

  Berdasarkan Rapat Koordinasi Gubernur Se Sumatera, disepakati berbagai rumusan rekomendasi sebagai berikut:

  1. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Pengembangan Program Pendidikan selain dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia, juga diarahkan untuk peningkatan relevansi guna pemenuhan kebutuhan pasar kerja (link and match), baik domestik maupun pasar kerja luar negeri. Untuk percepatan pelaksanaan program pendidikan, direkomendasikan sebagai berikut: (a) menyusun road map SDM untuk seluruh wilayah di Sumatera (b) menyusun program bidang studi unggulan pada masing-masing perguruan tinggi se-Sumatera (c) mendorong percepatan proses peningkatan status Perguruan Tinggi yang telah dibangun menjadi PTN di Provinsi Kepulauan Riau dan Bangka Belitung (d) mendorong Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk mendukung anggaran untuk mewujudkan center of excelence perguruan tinggi se-Sumatera (e) mendorong pembentukan training center peningkatan kompetensi guru/dosen bidang studi sesuai potensi keunggulan masing-masing provinsi (f) mengembangkan kerjasama penelitian dan pengembangan antar perguruan tinggi se-Sumatera (g) menyusun skema beasiswa untuk memberi peluang mahasiswa dari Sumatera

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  (h) menyusun skema kerjasama antar PTN dan antara PTN dan Pemerintah Provinsi Se Sumatera

  (i) Pengawasan Perguruan Tinggi Swasta untuk tetap dapat menjaga standar mutu (j) Khusus jurusan/Fakultas Bidang Studi Keguruan agar dikelola oleh Perguruan

  Tinggi Negeri, guna menjaga standar guru yang berkualitas (k) Perlu dilakukan studi pengembangan dan event kebudayaan secara reguler dalam rangka memperkuat Common Sense untuk pembangunan lainnya di berbagai bidang serta upaya menciptakan masyarakat kreatif yang tidak krisis identitas dan krisis kepemimpinan.

  Untuk lebih menkongkritkan berbagai usulan di Bidang Pendidikan se Wilayah Sumatera, perlu diagendakan rapat teknis bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, Forum Rektor dan Bappeda se Sumatera dalam upaya penyempurnaan rumusan konsep Center of Excelence guna memfungsikan peningkatan mutu sumberdaya manusia.

  2. Bidang Infrastrukur dan Perhubungan Dalam upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan Perhubungan Se Wilayah Sumatera direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut: (a) Untuk merealisasikan pembangunan Jembatan Selat Sunda yang telah masuk dalam RTRWN, RTRW Pulau Sumatera, RTRWP Provinsi Lampung dan

  Provinsi Banten dan Blue Book Tri Partit proyek nasional di Bappenas, diperlukan upaya mendesak Pemerintah (Bappenas dan PU) untuk mempercepat realisasi proyek tersebut melalui jalur strategis, termasuk pembentukan Badan/Pengelola Pengembangan Kawasan/Jembatan Selat Sunda, yang melibatkan Pemerintah Daerah di Sumatera.

  (b) Untuk merealisasikan program Tol Sumatera, diharapkan: (a) setiap daerah untuk segera membebaskan lahan dan mempersiapkan seluruh dokumen perencanaan terkait dengan pembangunan Jalan Tol Sumatera dan (b) mendorong Pemerintah (Bappenas dan Departemen PU) untuk segera merealisasikan pembangunan jalan tol, baik melalui pendanaan Pemerintah dan Loan, Private Sector maupun Kerjasama Pemerintah dan Dunia Usaha (Public Private Partnership), yang secara khusus perlu percepatan pembangunan antara lain: Medan

  • –Kuala Namu–Tebing

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  Tinggi, Pekanbaru

  • –Dumai, Indralaya–Palembang-Betung, Pekanbaru–Padang, Lampung –Palembang, Palembang–Bengkulu dan Medan–Banda Aceh.

  (c) Departemen PU diharapkan segera menangani Program Peningkatan Jalan Lintas Sumatera, Feeder Road, Jalan Nasional perkotaan dan Jalan Strategis Nasional/ Jalan Strategis Nasional Rencana di Provinsi-Provinsi Pulau Sumatera, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, untuk itu dapat ditetapkan sebagai Rencana Aksi dalam RPJMN 2010-2014, sesuai dengan skala prioritas dan mengacu kepada RTRW Pulau Sumatera serta arah dan pola pengembangan kawasan strategis di wilayah Sumatera. Khusus untuk jalan lintas barat maka konstruksi pembangunan/ peningkatan jalan perlu memperhatikan kondisi daerah rawan bencana dan konservasi kawasan hutan, sedangkan rencana pembangunan Jembatan Selat Malaka perlu pembahasan yang lebih mendalam antara Pemerintah RI dan Pemerintah/Kerajaan Malaysia.

  (d) Tindakan percepatan dalam pembangunan Rail Way Sumatera antara lain (a) Penyusunan Road Map dan Grand Design Pembangunan Jalan Kereta Api Sumatera, (b) setiap Provinsi menyiapkan DED jaringan jalan kereta api sesuai dengan Road Map dan Grand Design secara terintegrasi (c) mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi pembangunan kereta api bagi daerah yang telah memiliki DED sesuai dengan skala prioritas secara berkesinambungan, (d) merevitalisasi Balai Yasa Kereta Api Lahat, Sumatera Selatan sebagai pusat pemeliharaan kereta api Sumatera, dan (e) reorganisasi PT Kereta Api Indonesia dengan membuat PT. Kereta Api Indonesia Wilayah Sumatera dan PT. Kereta Api Indonesia Wilayah Jawa.

  (e) Untuk mempercepat pelaksanaan Sumatera Shipping Lines dibutuhkan upaya: (a) penyusunan Grand Design Sumatera Shipping Lines, (b) PT. Sumatera Shipping Lines (SSL ) akan mengadakan Road Show ke masing-masing Provinsi, (c) Dalam rangka implementasi teknis penyediaan kapal, diharapkan dapat bekerjasama dengan berbagai pihak seperti PT. Jakarta D’lloyd, PT. Krakatau Steel dan lain-lain (d) PT. SSL diberi waktu hingga tahun 2010 untuk merealisasikan Sumatera Shipping Lines, dan apabila sampai tahun 2010 tidak terwujud, maka Agenda SSL akan ditinjau kembali,

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  (f) Untuk mempercepat Pembangunan Pelabuhan Samudera disepakati: (a) agar pemerintah pusat memberikan otoritas pelabuhan kepada provinsi se Sumatera melalui penyempurnaan regulasi, (b) melakukan validasi data untuk menetapkan pelabuhan-pelabuhan utama di wilayah Sumatera serta mempersiapkan Master Plan yang komprehensif. (g) Untuk peningkatan pengembangan Sumatera Airlines melalui operasional Riau

  Airlines pada rute penerbangan di wilayah Provinsi Se Sumatera maka diperlukan upaya pengembangan Riau Airlines ke depan: (a) meningkatkan performance kinerja, (b) merealisasikan master plan rute untuk wilayah se Sumatera pada tahun 2010 dan (c) masing-masing Provinsi diharapkan memberikan penguatan melalui penyertaan modal dan block seat pada rute yang memiliki load factor rendah, disamping upaya penyertaan modal dari berbagai investor untuk pengembangan armada dan manajemen pengelolaan usaha. (h) Mengingat program Sumatera On Line tidak berjalan sebagai mana mestinya, maka direkomendasikan untuk menjadi bagian dari program Sumatera Promotion

  Center.

  3. Bidang Penataan Ruang Perlu dikaji kembali tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sumatera terutama tentang penyusunan pola dan struktur ruang dengan memperhatikan ekosistem dan pengamanan DAS, mengakomodir jaringan jalan lintas tengah dari perbatasan Lampung dengan Sumatera Selatan sampai dengan Aceh termasuk berbagai usulan pembangunan infrastruktur strategis, seperti Jalan Tol Sumatera, Jalan Kereta Api Sumatera dan perencanaan kawasan-kawasan yang akan tumbuh sebagai akibat terhubungnya Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui Jembatan Selat Sunda.

  4. Bidang Kelistrikan Dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik di Sumatera diperlukan langkah-langkah antara lain: (a) agar dilakukan penguatan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan PT. PLN dan merekomendasikan pembentukan PT. Sumatera Power yang secara teknis akan dibahas dalam pertemuan berikutnya, (b) untuk mendayagunakan potensi sumberdaya energi yang difasilitasi oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral dan pemenuhan kebutuhan listrik di Pulau Sumatera maka perlu dilakukan penyusunan/up dating RUKD Wilayah Sumatera, (c) perlu mendorong Pemerintah Pusat untuk

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  menerbitkan Peraturan Pemerintah sebagai tindak lanjut UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, yang diharapkan berorientasi pada penguatan kewenangan pembangunan dan pengelolaan kelistrikan di daerah.

  5. Bidang Perdagangan dan Industri Untuk mengoptimalkan fungsi dan peran Sumatera Promotion Center (SPC) diusulkan untuk : (a) perlu peningkatan kinerja pengelolaan SPC dalam rangka promosi investasi, trade and tourism, (b) PT. Sumatera Promotion Center diharapkan dapat menambah wawasan melalui studi banding kepada pihak-pihak lain dan c) merencanakan ulang tentang lokasi permanent display dan dikaitkan dengan pengembangan sistem Sumatera On Line,

  6. Bidang Khusus

  a. Terkait dengan permasalahan tapal batas antar wilayah Se Sumatera, upaya yang telah dan akan dilakukan antara lain: (a) penyelesaian tapal batas beberapa Provinsi telah diselesaikan secara bertahap namun kedepan perlu ditingkatkan penyelesaian- nya serta penguatan kerjasama pembangunan pada kawasan perbatasan dan untuk itu masing-masing Provinsi diharapkan mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian tapal batas, (b) Untuk tapal batas beberapa Provinsi di Sumatera yang belum dapat diselesaikan, telah diupayakan penyelesaiannya hingga ke tingkat DPR RI dan mengharapkan pihak Departemen Dalam Negeri lebih meningkatkan peran aktif fasilitasi di dalam penyelesaian tapal batas.

  b. Semua usulan rekomendasi yang disepakati Gubernur Se Sumatera menjadi bagian dari RPJM Nasional 2015

  • – 2019 dan RTRW Nasional.

  7. Isu-Isu Aktual (a) Dana Bagi Hasil Migas (DBH Migas) yang telah dianggarkan pada tahun berjalan agar tetap direalisasikan pada tahun tersebut dan tidak ditunda pembayaran pada tahun berikutnya. (b) Dalam upaya mewujudkan transparansi dan performance Dana Bagi Hasil sumberdaya alam bagi daerah, maka perlu dibentuk Tim Advokasi Dana Bagi

  Hasil Se Sumatera.

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  (c) Dalam rangka penguatan perencanaan pembangunan Se Sumatera maka perlu dibentuk Komite Research and Development dan sebagai implementasi perlu dilakukan Studi Potensi Pengembangan dan Pembangunan Regional Sumatera. (d) Dalam rangka meningkatkan potensi penerimaan daerah dari Sektor

  Kepariwisataan maka diperlukan penguatan simpul-simpul kepariwisataan melalui kerjasama pengembangan kepariwisataan Se Sumatera. (e) Mendasari atas potensi sumberdaya alam wilayah Sumatera yang cukup besar baik dari Pertanian, Perikanan, Perkebunan maupun Peternakan, maka perlu dilakukan peningkatan olahan produk menjadi agroindustri dalam bentuk Sentra Industri Hilir serta penguatan Mapping Area dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi antar wilayah, sesuai dengan potensi yang dimiliki. (f) Mencermati kondisi geografis Sumatera yang rentan terhadap bencana alam, maka diperlukan Kerjasama dalam upaya penanggulangan Mitigasi dan Penanggulangan

  Bencana Alam. (g) Mendasari atas potensi sumberdaya alam khususnya di Bidang Perkebunan, dan dikaitkan dengan sumber penerimaan daerah dari Dana Bagi Hasil, maka diharapkan agar Pemerintah merealisasikan usulan Dana Bagi Hasil Perkebunan, terutama dari pajak/tarif ekspor bagi daerah penghasil.

  Dalam rangka mengoptimalkan implementasi berbagai agenda kerjasama pembangunan Se Sumatera tersebut, maka perlu dibentuk kelembagaan sebagai penanggung jawab secara operasional Kerjasama Gubernur se-Sumatera ke depan dengan komposisi antara lain sebagai berikut: (1) Komite Infrastruktur, Perhubungan dan Pengembangan wilayah; (2) Komite Kelistrikan; (3) Komite Perindustrian dan Perdagangan; (4) Komite Pendidikan; (5) Komite Daerah Perbatasan; (6) Komite Research and Development (7) Komite Pengembangan Kepariwisataan Dalam RTR pulau Sumatera menyebutkan pulau Sumatra sebagai kesatuan fungsional wilayah geografis dan ekosistem yang mencakup wilayah darat, laut, udara dan termasuk ruang didalam dalam bumi yang mencakup sepuluh provinsi di Sumatera. Dalam perpres

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  ini juga mengatur koridor ekosistem yang disebutka dalam RTRWN sebagai kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi adalah wilayah yang merupakan bagian dari kawasan lindung dan atau kawasan budidaya yang berfungsi sebagai alur migrasi satwa atau biota laut, yang menghubungkan antar kawasan konservasi.

3.4 Arahan RTRW Provinsi

3.4.1 Rencana Sistem Perkotaan

  Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Bengkulu bertujuan untuk mendorong peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup Provinsi Bengkulu.

A. Rencana Pusat Kegiatan

  Rencana pengembangan pusat kegiatan terdiri dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Di Provinsi Bengkulu ditetapkan seperti terlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Fungsi Kota

  No Fungsi Kota Kriteria

  a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional; Pusat Kegiatan Nasional

  b. Kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; 1. (PKN) dan/atau c.

   Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

  b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi Pusat Kegiatan Wilayah sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang

  2.

  (PKW) melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/ kota; dan/atau c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/ kota; ditetapkan secara nasional.

  a. Kawasan Perkotaan yang berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor; b. Kawasan Perkotaan yang berpotensi sebagai pusat Pusat Kegiatan Wilayah kegiatan industri dan jasa yang melayani skala

  3. yang dipromosikan provinsi atau beberapa kabupaten/ kota; dan/atau Provinsi (PKWp) c. Kawasan Perkotaan yang berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;

  

d. dipromosikan oleh pemerintah provinsi

4 Pusat Kegiatan Lokal (Pkl)

a. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang

melayani skala kabupaten/kota atau beberapa

kecamatan; dan/atau b.Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala

kabupaten/kota atau beberapa kecamatan;

c.Diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota

  Sumber : PP 26 Tahun 2008 dan Hasil Analisis Tahun 2009

  Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi Bengkulu, maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2030 terdiri dari 1 (satu) kota PKNp yaitu ibukota Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang dipromosikan menjadi PKN, 3 (tiga) kota PKW, 3 (tiga) Kota Pkl yang diusulkan menjasi PKWpromosi (PKWp) dan 10 (sepuluh Pusat Kegiatan Lokal) Kota PKL. Sistem Perkotaan fungsional wilayah Provinsi Bengkulu diarahkan memiliki 3 hirarki pusat pelayanan, yaitu : a. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp), yaitu pusat yang melayani wilayah

  Provinsi Bengkulu, dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini terletak di kawasan perkotaan Bengkulu (Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan Nakau). Pengembangan Kota Bengkulu dan sekitarnya ini dipromosikan sebagai pusat pelayanan primer.

  b. Pusat Kegiatan Wilayah(PKW), yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya. Berdasarkan PP No 26/ Tahun 2008 ,maka ada tiga Pusat Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan yaitu Kota Curup(ibukota Kabupaten Rejang Lebong), Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan Muko-Muko. ibukota Kabupaten Muko-Muko Selanjutnya, selain PKW yang sudah ditetapkan dalam PP no. 26/Tahun 2008, maka ibukota-ibukota kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dan saat ini berstatus sebagai PKl dipromosikan dalam perencanaan Provinsi Bengkulu 20 tahun mendatang untuk menjadi PKWp yaitu Kota Kepahiang, Arga Makmur dan Bintuhan.

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  c. Pusat Kegiatan Lokal(PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal.

  Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu hingga akhir tahun perencanaan adalah meliputi Kota Ipuh di Kabupaten Muko-Muko; Ketahun dan Malakoni (P. Enggano) di Kabupaten Bengkulu Utara; Karang Tinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kota Padang di Kabupaten Rejang Lebong; Dan selanjutnya Bermani Ilir di Kabupaten Kepahiang, Kota Muara Aman/Tubei di Kabupaten Lebong, Kota Tais di Kabupaten Seluma, Kota Linau di Kabupaten Kaur dan Kota Masat di Kabupaten Bengkulu Selatan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.

Tabel 3.4 Sistem Perkotaan Provinsi Bengkulu Sampai Tahun 2030

  PKNp PKW PKWp PKL

  1.Muko-Muko

  1. Ipuh

  2. Ketahun

  

1. Arga Makmur

  3. Malakoni

  4. Karang Tinggi

  5. Muara Aman Bengkulu

  2.Kepahiang

  6. Bermani Ilir

  2.Curup

  7. Kota Padang

  8. Tais

  3.Manna

  9. Masat

  3. Bintuhan

  10. Linau Sumber : PP 26 Tahun 2008, dan Hasil Rencana, 2030. Keterangan : PKN dan PKW : ditetapkan sesuai Kebijakan Nasional

PKWp dan PKL : ditetapkan Atas Usulan dan sesuai Potensi dan Arah Kebijakan Provinsi Bengkulu

B. Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Bengkulu

  Sesuai pengertian dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 bahwa Kawasan Metropolitan adalah Kawasan Perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan disekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa. Sehingga dalam penetapan kawasan metropolitan dapat disampaikan kriteria sebagai berikut : 1) Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 1.000.000 (satu juta) jiwa; 2) Terdiri atas satu kawasan perkotaan inti dan beberapa kawasan perkotaan di sekitarnya yang membentuk satu kesatuan pusat perkotaan; dan 3) Terdapat keterkaitan fungsi antar kawasan perkotaan dalam satu sistem metropolitan.

Tabel 3.5 Rencana Sistem Perkotaan di Provinsi Bengkulu Sampai Tahun 2030

  Nama & Hirarki No. Strategi Fungsi Kota

  I. PKW dipromosikan menjadi PKNp  Pusat pemerintahan provinsi  Pusat perdagangan dan jasa regional.

   Pusat distribusi dan koleksi hasil pertanian, perkebunan dan perikanan Pengembangan/Peningkatan  Pusat Industri

  1. Kota Bengkulu

Fungsi  Pusat transportasi darat, laut dan udara

 Pusat wisata sejarah dan pendukung jasa pariwisata.  Pusat Pendidikan tinggi.  Pusat Industri.

  II.A PKW (sesuai PP no.26 Tahun 2008)  Pusat pemerintahan kab.

   Pusat Pelayanan Fasilitas : Pendidikan Tinggi, kesehatan, dll.  Pusat perdagangan dan jasa  Pusat Koleksi dan distribusi hasil Pertanian, Perkebunandan sub sector pertanian, dan Perikanan Pengembangan/Peningkatan Manna(Kabupaten  Industri Pengolahan Hasil Pertanian & Industri Rumah Tangga

  1. Fungsi Bengkulu Selatan) (Makanan-Minuman)  Pusat Agroindustri  Pusat Transportasi  Permukiman  Pariwisata bahari dan pariwisata buatan  Pertambangan  Pusat pemerintahan kab.

   Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kab.  Pusat koleksi dan distribusi hasil-hasil tanaman pangan, perkebunan, Muko-Muko Pengembangan/Peningkatan peternakan dan kehutanan 2. (Kabupaten Muko- Fungsi  Pusat Industri (antara lain pengolahan Kelapa Sawit) Muko)  Pusat Pertambangan (batubara)  Pusat Industri Perikanan  Pusat Pariwisata  Pusat pemerintahan kab.

   Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kab.  Pusat Industri Curup (Kab. Rejang Pengembangan/Peningkatan  Simpul transportasi utama penghubung ke jaringan Lintas Tengah 3.

  Lebong) Fungsi Sumatera (PKN :Palembang).

   Pusat Kegiatan Pertanian, (tanaman pangan dan perkebunan, peternakan, perikanan darat)  Pusat Pariwisata Alam (perkebunan)

  II.B PKWp (promosi) Ibukota-Ibukota Kabupaten Hasil Pemekaran (Pkl) yang diusulkan menjadi PKW  Pusat pemerintahan kab.

   Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa Pengembangan/Peningkatan 1 Kepahiang kabupaten . Fungsi  Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten .

   Pusat kegiatan Pertanian dan Perkebunan(teh) skala wilayah.

RPI2-JM

  Karang Tinggi (Kab. Bengkulu Tengah) Pengembangan/Peningkatan

  Berdasarkan pada kriteria tersebut di atas maka, kawasan metropolitan Bengkulu secara administrasi meliputi wilayah Kota Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan

   Pusat pemerintahan Kecamatan  Pusat pelabuhan regional  Pusat perdagangan dan jasa skala lokal  Pusat perikanan laut  Pusat wisata

  Linau (Kab.Kaur) Pengembangan/Peningkatan Fungsi

  Fungsi  Pusat pemerintahan Kecamatan  Pusat Agroindustri 10.

   Pusat pemerintahan Kabupaten  Simpul transportasi yang terletak di Jalan Lintas barat  Pusat pertanian dan perkebunan 9. Masat(Kec. Pino, Kab. Bengkulu Selatan) Pengembangan/Peningkatan

  8. Tais (Kab. Seluma) Pengembangan/Peningkatan Fungsi

  7 Muara Aman/Tubei (Kab. Lebong)  Pusat Pemerintahan Kabupaten  Pusat Pertanian dan Perkebunan dan Kehutanan  Pusat Konservasi

   Pusat Pemerintahan Kecamatan  Simpul transportasi dari Kota Bengkulu menuju Kab. Rejang Lebong  Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal  Pusat Pertanian dan Perkebunan karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa skala lokal

   Pusat Pemerintahan Kecamatan  Simpul transportasi jalan rel dan jalan raya (menuju Provinsi Sumatera Selatan dari Kota Bengkulu)  Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal  Pusat Pertanian dan Perkebunan skala lokal 6. Bermani Ilir (Kab.Kepahiang)

  Kota Padang (Kab.Rejang Lebong) Pengembangan/Peningkatan Fungsi

  Fungsi  Pusat Pemerintahan Kabupaten  Pusat Perdagangan Jasa skala lokal  Simpul transportasi dari arah Timur (Provinsi Sumatera Selatan)menuju Kota Bengkulu  Pusat Pertanian dan Perkebunan skala lokal 5..

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

   Pariwisata Alam

  Malakoni (P. Enggano, Kab. Bengkulu Utara) Pengembangan/Peningkatan

  Fungsi  Pusat Pemerintahan Kecamatan  Pusat Kawasan Agropolitan (KTM)LAGITA  Pusat Pertanian (padi), Perkebunan (Kelapa sawit dan karet) dan pertambangan batubara 3.

  Ketahun (Kab. Bengkulu Utara) Pengembangan/Peningkatan

   Pusat Pemerintahan Kecamatan  Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Lokal  Simpul transportasi darat yang terletak di Jalinbar Muko-Muko - Bengkulu  Pusat Pertanian, Perikanan laut , Kehutanan dan Perkebunan skala lokal 2.

  Ipuh (Kab. Muko-Muko) Pengembangan/Peningkatan Fungsi

  III PKL (Pusat Kegiatan Lokal) 1.

   Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kabupaten .  Pusat Pertanian, Pertambangan(pasir kuarsa, migas, emas, andesit dan marmer), Perkebunan (jahe gajah) dan Perikanan skala wilayah  Industri Minuman Jahe instan

  3. Bintuhan Pengembangan/Peningkatan Fungsi  Pusat pemerintahan kab.

   Pusat Pertambangan(batu-bara)  Pusat Pariwisata Laut

   Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kab .  Pusat Industri  Pusat Pertanian, Perkebunan, Perikanan Laut dan Kehutanan skala wilayah.

  2 Arga Makmur Pengembangan/Peningkatan Fungsi  Pusat pemerintahan kab.

  Fungsi  Pusat Pemerintahan Kecamatan  Pusat pelabuhan pengumpan  Pusat perdagangan dan jasa skala lokal  Pusat perikanan laut  Pusat Kawasan Kegiatan Wisata Laut  Pusat Pertahanan Kemanan (pulau terluar) 4.

RPI2-JM

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

  Nakau, dapat dikembangkan sebagai kota metropolitan dengan peran masing-masing sebagai berikut : a. Kota Bengkulu sebagai kawasan perkotaan inti,

  b. Sungai Hitam, Betungan dan Nakau sebagai kawasan perkotaan satelit,

C. Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jalan

  Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jalan di Provinsi Bengkulu dimaksudkan untuk mendukung Rencana Struktur Ruang Kota Bengkulu. Sesuai arahan struktur ruang ibukota Provinsi Bengkulu diarahkan sebagai Kota PKNp. Mengingat, bahwa penetapan Kota Bengkulu sebagai Kota PKNp memerlukan kajian dan proses legal yang lama dan sebelum Kota Bengkulu menjadi Kota PKN, maka jalan yang menuju kota Bengkulu belum dapat ditetapkan menjadi jalan Arteri Primer. Rencana pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan sampai dengan tahun 2030 di Provinsi Bengkulu yaitu:

  Peningkatan kondisi jalan dan geometrik jalan sesuai dengan fungsinya Pembangunan dinding penahan abrasi air laut pada ruas jalan Batas Sumbar-

  Bengkulu Rencana pengembangan jaringan jalan Nasional Trans Enggano yaitu ruas jalan

  Ka’ana-Kahyapu, Kahyapu-Tg.Keramai, Malakoni-Ka’ana, Malakoni-Banjarsari sebagai pendukung keterbukaan wilayah pulau Enggano Perbaikan perkerasan pada ruas jalan-ruas jalan Kolektor Primer 2 yang rusak . Perlindungan terhadap kerusakan lingkungan khusunya pada ruas jalan yang meilntasi hutan lindung dan taman nasional. Sejalan dengan rencana pengembangan Struktur Ruang Provinsi, bahwa Kota

  Bengkulu diarahkan sebagai PKNp, maka peningkatan kondisi jalan dan geometrik jalan Provinsi pada akhir tahun perencanaan sesuai dengan fungsi dengan asumsi, bahwa apabila Kota Bengkulu sudah disetujui sebagai PKN sehingga pembangunan dan peningkatan jalan dalam jangka Panjang adalah peningkatan fungsi jalan nasional dari K-1 menjadi Arteri Primer (AP) nasional Batas Sumbar

  • – Bengkulu – Batas Lampung. Beberapa ruas jalan yang akan berubah fungsinya, apabila Kota Bengkulu berstatus sebagai PKNp dapat dilihat pada Tabel 3.6 - Tabel 3.9.

RPI2-JM

  • – Pelajau - Lubuk Durian - Gunung Selan - Giri Mulya - Dusun Baru - Napal Putih - Suka Merindu - Talang Gelumbang - Talang Arah – Tunggang - Bunga Tanjung - Lubuk Saung - Lalang Petai - Lubuk Pinang - Batas Sumatera Barat.

  • – Ipuh 49.600 K-1 Nasional Muko-Muko 004 Ipuh – Seblat 37.600 K-1 Nasional Muko-Muko 005 Seblat – Ketahun 42.070 K-1 Nasional Muko-Muko, Bengkulu Utara 006 Ketahun – Ds Air Limas - Bintunan 31.170 K-1 Nasional Bengkulu Utara 007 Bintunan – Lais 11.380 K-1 Nasional Bengkulu Utara 008 Lais- Kerkap 20.620 K-1 Nasional Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah 009 Kerkap – Ps Pedati(S. Hitam) 21.130 K-1 Nasional Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu 009
  • – Tugu Hiu 6.330 K-1 Nasional Kota Bengkulu 011 Tugu Hiu – Sp Nakau 2.830 K-1 Nasional Kota Bengkulu 012
  • – Air Sebakul(BENGKULU) 6.300 AP Nasional Kota Bengkulu 013
  • – P. BAAI) 5.140 AP Nasional Kota Bengkulu 016
  • – Pagar Dewa 1.600 AP Nasional Kota Bengkulu 017 Kb Sari – Air Sebakul 17.030 AP Nasional Kota Bengkulu 018 Betungan – Tais 43.420 K-1 Nasional Kota Bengkulu, Seluma 018

  12 K K. Bupati

  11 K Sp Kurawan

  11 K Jln. Depati Dayang Negara( PAGAR

  11 K Air Sebakul

  DEWA

  11 K Jln. Akses Pelabuhan(BENGKULU) (PG.

  

11 K Jln. Betungan- Padang Serai(BENGKULU) 4.400 K-1 Nasional Kota Bengkulu

015

  11 K Jln. Nakau

  

11 K Jln. Air Sebakul - Betungan(BENGKULU) 6.330 K-1 Nasional Kota Bengkulu

014

  

12 K Jln. W.R. SUPRATMAN ( BENGKULU 10.150 K-1 Nasional Kota Bengkulu

010 Pasar Pedati

  

11 K Jln. Budi Utomo ( BENGKULU) 2.700 K-1 Nasional Kota Bengkulu

009

  001 Batas Prov. Sumbar - Mukomuko 33.520 K-1 Nasional Muko-Muko 002 Muko-Muko- Bantal 51.420 K-1 Nasional Muko-Muko 003 Bantal

  

No 630/KPTS/M/2009

Nomor Ruas Baru Nama Ruas Jalan PanjangJ alan (km) Fungsi Status Kabupaten

Tabel 3.6 Jaringan Jalan Nasional Provinsi Bengkulu Menurut Keputusan Menteri PU

  Rencana pembangunan Jalan Lintas Tengah Provinsi Bengkulu yaitu pembangunan jalan baru yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer meliputi ruas jalan dan jembatan yaitu: Batas Provinsi Lampung - Muara Dua - Muara Sahung - Datar Lebar - Batu Ampar - Palak Bengkerung -Simpang Pino – Sendawar - Padang Capo - Lubuk Sini

  KARYA TAHUN 2015 - 2019

DEWA- BANDARA

  • – BETUNGAN) 5.700 AP Nasional Kota Bengkulu 019 Tais – Maras 58.120 K-1 Nasional Seluma 020 Maras – Sp Kurawan (MANNA) 14.770 K-1 Nasional Seluma, Bengkulu Selatan 020
  • – K. Bupati (MANNA) 4.110 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 020
  • – Jln. Samsul Bahrun(MANNA) 5.720 K-1 Nasional Bengkulu Selatan
  • – Tanjung Kemuning 40.700 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 021

  • – Linau 44.260 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 023 Linau – Batas Prov. Lampung 28.410 K-1 Nasional Bengkulu Selatan 024 Nakau – Batas Kota Kepahyang 48.560 AP Nasiona Kota Bengkulu, Kepahyang 024
  • – Sp Tabamulan (CURUP) 21.130 AP Nasiona Kepahyang, Rejang Lebong 026 Sp. Tabamulan – Bts Kota CURUP 5.060 AP Nasiona Rejang lebong 026

  027