BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Lisan Dalam Bidang PengembanganBahasa Anak Usia Dini 1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini - RETNO RIA OCTAFIANA BAB II

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Lisan Dalam Bidang PengembanganBahasa Anak Usia Dini 1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Pengembangan bahasa bertujuan agar anak mampu

  mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa yang baik dan benar. Bahasa sebagai sarana untuk mendengarkan. Oleh karena itu dengan bahasa anak mampu mendengarkan dan mampu memahami maksud bahasa yang didengarnya. Bahasa sebagai sarana untuk melakukan berbicara. Anak bisa berbicara dengan bahasa yang ia kenal sehari-hari dilingkungan rumah. Bahasa di luar rumah akan mampu ia gunakan setelah bergaul dengan lingkungan di luar rumah dan di sekolah. Setelah anak memasuki sekolah, bahasa mempunyai peranan untuk membaca dan menulis. Anak belajar dan menulis di sekolah, khususnya pada waktu ia memasuki kelas satu sekolah dasar.

  a. Pengertian bahasa Bahasa menurut John W. Santrock ( 2008: 70) adalah suatu bentuk komunikasi, baik lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah sistem simbol.

  7 Menurut John W. Santrock ( 2008: 71) Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik

  a) Sistematis, artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur, standard dan konsisten.

  b) Atribrati, yaitu bahwa bahasa terdiri dari hubungan-hubungan antara berbagai macam suara dan visual, objek maupun gagasan.

  c) Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

  d) Beragam, artinya dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dialek atau cara.

  e) Kompleks, artinya bahwa kemampuan berpikir, konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanipulasikan saat berpikir dan bernalar.

  Menurut Bredekamp & Copple (dalam Musfiroh, 2005: 83) perkembangan bahasa anak usia 4 tahun antara lain sebagai berikut; memperluas kosakata dari 4000 kata menjadi 6000 kata, berbicara dalam 4-6 kata dalam satu kalimat, suka menyanyikan lagu-lagu sederhana, berbicara di depan kelompok dengan malu-malu, suka bercerita dengan keluarga dan teman mereka, menggunakan perintah lisan untuk menuntun sesuatu, mulai menggoda teman sebayanya, sering membuat pertanyaan dengan k ata”mengapa”, serta meniru tingkah laku anak yang lebih dewasa atau orang tua, mempelajari kata-kata baru dengan cepat jika berkaitan dengan pengalamannya sendiri, dapat menceritakan kembali 4 hingga 5 babak dalam urutan sebuah cerita.

  Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa melepaskan diri dari bahasa. Dengan bahasa manusia bisa bergaul sesama manusia dimuka bumi ini. Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan manusia dan kemanusiaan. Akhadiah dkk (dalam Suhartono, 2005:2) menyatakan bahwa dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi di dalam kelompok.

b. Fungsi bahasa bagi anak usia dini

  Fungsi bahasa menurut Zulkifli ( 2009: 34) yaitu alat untuk menyatakan ekspresi, alat untuk mempengaruhi orang lain dan alat untuk member nama. Fungsi bahasa bagi anak antara lain anak berusaha mengatakan apa yang ada dalam pikirannya dengan kelimat-kalimat pendek. Kalimat yang terdiri dari satu kata atau 2 kata.Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Menurut Suhartono ( 2005 : 6) fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dalam masyarakat di bedakan menjadi dua yaitu fungsi perorangan dan fungsi kemasyarakatan.

  Fungsi bahasa perorangan menurut Hallidey (dalam Suhartono, 2005: 9) yaitu suatu pemakaian bahasa atas dasar individu anak yang masih kecil. Hallidey mengklasifikasikan bahwa bahasa anak kecil terbagi menjadi tujuh fungsi yaitu; fungsi instrumental, fungsi menyeluruh, fungsi interaksi, fungsi kepribadian, fungsi pemecahan masalah, fungsi khayal dan fungsi informasi.

  Fungsi kemasyarakatan bahasa menunjukkan peranan khusus sesuatu bahasa dalam kehidupan masyarakat. Klasifikasi bahasa berdasarkan fungsi kemasyarakatan dapat dibagi menjadi dua yaitu; berdasarkan status bahasa dan berdasarkan bidang pemakaian.

  Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005: 59), bahasa mempunyai tiga fungsi yaitu.pertama penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

  Kedua fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Ketiga melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

  Dari beberapa fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat berkomunikasi, mengungkapkan keinginan, gagasan.

c. Masalah – masalah dalam perkembangan bahasa

  Ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan bahasa bagi anak menurut Suhartono (2005:15) antara lain : Keterbatasan kata-kata yang diketahui, terdapat orang tua atau orang-orang yang ada disekitar anak yang sengaja berbicara dengan lafal yang dibuat-buat,adanya beberapa anak yang mempunyai gangguan alat artikulasi sehingga anak tidak dapat mengucapkan bunyi-bunyian vokal tertentu.

d. Peranan bahasa bagi anak usia dini

  Peranan bahasa bagi anak usia dini adalah;bahasa sebagai sarana untuk berpikir, bahasa sebagai sarana untuk mendengarkan, bahasa sebagai sarana untuk melakukan kegiatan berbicara, setelah anak memasuki sekolah bahasa mempunyai peranan untuk membaca dan menulis.

  Menurut Suhartono (2005:12) tiga peranan bahasa secara umum yaitu: Pertamabahasa merupakan sarana utama untuk berpikir dan bernalar. Kedua bahasa sabagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Ketigadi dalam suatu masyarakat bahasa mempunyai peranan yang penting dalam mempersatukan anggotanya.

  Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh manusia. Kemampuan inilah yang membedakan manusia dengan binatang, serta memungkinkannya untuk berkembang.Tanpa bahasa tidak mungkin manusia dapat berpikir secara baik serta mencapai kemajuan dan teknologi seperti sekarang ini.

  Macam kemampuan berbahasa yaitu kemampuan berbahasa reseptif ialah semakin banyaknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari berbagai kegiatan. Anak mengembangkan bermacam kosakata dalam berbagai tema yang akan memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Semakin banyak kosakata yang diperoleh dari bermacam tema yang ditetapkan,semakin luas perbendaharaan pengetahuan anak tentang diri sendiri, keluarga, sekolah, pekerjaan dan sebagainya.kemampuan berbahasa ekspresif menurut Moeslichatoen (2004:94) ialah semakin seringnya anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara lisan.

2. Kemampuan komunikasi lisan anak usia dini a. Pengertian komunikasi

  Menurut Chomsky (dalam Musfiroh, 2005: 84) kecepatan anak dalam berbicara (bahasa pertama) merupakan salah satu keajaiban alam dan menjadi bukti kuat dari dasar biologis untuk pemerolehan bahasa. Komunikasi menurut Hurlock ( 2009: 176) adalah suatu pertukaran pikiran dan perasaan. Pertukaran tersebut dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa seperti isyarat, ungkapan, emosional, bicara atau bahan tulisan tetapi komunikasi yang paling efektif dilakukan dengan bicara.

  Komunikasi menurut Gerald R.Miller (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994: 56), adalah situasi-situasi yang memungkinkan sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.Komunikasi menurut John B.Haben (dalam Jalaludin Rakhmat,1994: 56) adalah pertukaran verbal pikiran /gagasan.

  Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesi ( 2007: 609) komunikasi adalah pertukaran informasi. Dari beberapa definisi komunikasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dapat diartikan sebagai proses perhubungan antara berbagai pihak.

b. Tujuan komunikasi

  Tujuan komunikasi menurut Ginanjar (2008: 55) adalah mengungkapkan keinginan, mengekspresikan perasaan, dan bertukar informasi. Sedangkan menurut Effendy (2004:55 ) tujuan komunikasi adalah: a) Perubahan sikap yaitu memberikan berbagai informasi dengan tujuan agar sesearang akan berubah sikapnya.

  b) Perubahan pendapat yaitu memberikan informasi dengan tujuan agar seseorang berubah pendapat dan persepsinya.

  c) Perubahan perilaku dan memberikan informasi pada seseorang dengan tujuan seseorang akan berubah perilakunya.

  d) Perubahan sosial yaitu memberikan informasi agar seseorang mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan.

  Tujuan komunikasi menurut Casandra (dalam Effendy, 2004: 57) adalah menyediakan/memberikan informasi, mengatur alur suatu percakapan, mengekspresikan suatu emosi, memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan verbal, mengendalikan atau mempersuasi orang lain, mempermudah tugas-tugas khusus

  Dari beberapa tujuan komunikasi diatas dapat disimpulkan tujuan komunikasi adalah mengungkapkan keinginan dan bertukar informasi.

c. Unsur komunikasi

  Unsur komunikasi menurut Jalaludin (199: 14) ada delapan yaitu:

  a) Sumber adalah orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

  b) Penyandian adalah suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan non verbalnya yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan.

  c) Pesan adalah lambang-lambang verbal dan non verbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu tempat dan waktu tertentu.

  d) Saluran adalah suatu alat untuk memindahkan pesan dari sumber ke penerima.

  e) Penerima adalah orang yang menerima pesan.

  f) Penyandian adalah proses internal penerima pesan dan pemberian makna.

  g) Respon penerima adalah apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan.

  h) Umpan balik adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.

  Unsur komunikasi menurut Laswel yaitu: komunikator,pesan, media, komunikan, dan efek. Sedangkan menurut Aristoteles (dalam Cangara 2006: 21) menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi cukup di dukung oleh tiga unsur yaitu siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang mendengar. Jadi unsur komunikasi adalah komunikator, komunikan, isi pesan dan media.

d. Jenis komunikasi

  Ada dua jenis komunikasi yang lazim digunakan, yakni komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

  Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan.

  Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Prakteknya, komunikasi verbal bisa dilakukan dengan cara berbicara dan menulis,mendengarkan dan membaca.

  Cansandra L. Book (dalam Onong Effendy, 1994: 150), mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi dua fungsi, yaitu: mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.

  Komunikasi non verbal menempati porsi penting.Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.

  Tujuan komunikasi non verbal adalah menyediakan/memberikan informasi, mengatur alur suatu percakapan, mengekspresikan suatu emosi, memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan- pesan verbal, mengendalikan atau mempersuasi orang lain, mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan serve badminton, belajar golf dan sejenisnya.

  Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

  Sementara itu, Dale G. Leathers (dalam Onong Effendy, 1994: 154) menyebutkan enam alasan mengapa pesan verbal sangat signifikan yaitu: faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal, perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal, pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan, pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan,pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

B. Kegiatan Show Your Self dengan Metode Percakapan

1. Pengertian Metode Percakapan

  Menurut Moeslichatoen (2004:91) percakapan mempunyai arti saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal dan mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

  Dalam percakapan tiap anak yang terlibat dalam kegiatan itu ingin membicarakan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki, dan yang dialami kepada anak lain atau gurunya. Anak ingin membicarakan benda-benda, orang-orang, dan peristiwa-peristiwa yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.

  Menurut Musfiroh (2008: 33) percakapan merupakan salah satu bentuk komunikasi antarpribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah,untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan ketrampilan mendengar dan ketrampilan berbicara. Untuk percakapan secara efektif, belajar mendengarkan dan belajar berbicara sama pentingnya. Kejelasan pemahaman tentang apa yang didengar memungkinkan anak dapat menanggapi perintah,menjawab pertanyaan,mengikuti peristiwa yang dilakukan, menambahkan informasi, dan sebagainya.

  Lebih lanjut Samsudin (2008: 67) mengatakan bahwa percakapan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai suatu hal.

  Menurut Moeslichatoen (2004:93) percakapan mengandung arti belajar mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif ialah semakin banyaknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari kegiatan percakapan.Anak mengembangkan bermacam kosakata dalam berbagai tema yang akan memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.Semakin banyak kosakata yang diperoleh dari bermacam tema yang ditetapkan,semakin luas perbendaharaan pengetahuan anak tentang diri sendiri, keluarga, sekolah, pekerjaan dan sebagainya.

  Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ( 2007 : 206) percakapan adalah pembicaraan, perundingan. Pengetahuan anak tentang diri sendiri memberikan pemahaman yang lebih baik tentang jati diri.Pengetahuan anak tentang keluarga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan,kebiasaan,tata tertib dan nilai-nilai keluarga.Demikian seterusnya dengan pengetahuan yang lain.

  Kemampuan berbahasa ekspresif menurut Moeslichatoen (2004:94) ialah semakin seringnya anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara lisan. Dalam kegiatan percakapan kedua kemampuan berbahasa itu harus mendapat perhatian yang seimbang.

  Berbagai teknik dalam percakapan dapat diusahakan, misalnya dalam kegiatan percakapan anak diberi kesempatan untuk memperoleh pemahaman yang jelas, perintah dari guru atau siswa yang lain. Di samping itu, anak juga diberi kesempatan menyatakan keinginan, pikiran, dan perasaan dengan bertanya, untuk menyatakan apa yang diketahui dan dialami, menyatakan perasaan senang dan tidak senang, dan menyatakan keinginan untuk memiliki sesuatu atau melakukan sesuatu.

  2. Bentuk-bentuk percakapan Menurut Moeslichatoen (2004: 92) kegiatan percakapan ada 2 yaitu: kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilaksanakan di kelas dengan cara seorang anak berdiri di depan kelas atau di tempat duduknya mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki,dan dialami, atau menyatakan perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Atau menyatakan keinginan untuk memiliki sesuatu atau melakukan sesuatu. Kegiatan dialog merupakan bentuk percakapan dua orang atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan untuk berbicara secara bergantian. Macam-macam dialog yaitu dialog dalam rangka member perintah , dialog dalam kegiatan tanya jawab, dialog dalam rangka guru memberikan perintah kepada anak untuk melakukan perbuatan secara berurutan, dan dialog dalam rangka memberikan informasi tentang program kegiatan yang sudah dilaksanakan.

  Menurut Hasibuan (2008: 14) bentuk percakapan tergantung pada jenis pertanyaan. Beberapa diantaranya adalah jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi bloom, dan jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya pertanyaan.

  Sedangkan menurut Samsudin (2008: 33) bentuk percakapan yaitu: bercakap-cakap bebas, bercakap-cakap menurut tema dan bercakap-cakap berdasarkan gambar seri.

3. Manfaat Percakapan

  Beberapa manfaat metode percakapan menurut Moeslihatoen, (2004: 95) antara lain: meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, menyatakan pendapat, menyatakan perasaan, menyatakan keinginan, dan kebutuhan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain, meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan social yang menyenangkan, meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya, semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau dari anak lain.

  Sedangkan menurut Suhartono ( 2005: 138) manfaaat percakapan yaitu anak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan apa-apa yang ada dalam pikirannya sesuai dengan kegiatannya sehari-hari.

  Lebih lanjut Suyanto (2005: 171) mengatakan manfaat percakapan yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain untuk berkomunikasi, menyatakan pikiran dan keinginannya dan memahami pikiran dan keinginan orang lain.

4. Tujuan Percakapan

  Tujuan metode percakapan pada aspek perkembangan bahasa menurut Moeslichatoen,(2004:96) ialah kemampuan menangkap makna bicara orang lain dan kemampuan menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan.

  Tujuan percakapan menurut Hasibuan ( 2009: 14) adalah meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu, mengembangkan pola piker untuk bertanya, belajar menjadi pendengar yang baik.

  Sedangkan menurut Suhartono (2005: 134) tujuan anak bercakap- cakap adalah anak mampu menyusun dan mengucapkan kata-kata dengan lafal yang benar dan tepat, anak mampu menyusun kalimat-kalimat sederhana yang berpola, anak mampu bercakap-cakap secara leluasa.

  Dari ketiga pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa tujuan percakapan adalah anak mampu manangkap pembicaraan orang lain dan mampu menyampaikan pikiran dan pendapatnya melalui bahas alisan.

5. Kegiatan show your self

  Menurut Suyanto ( 2005: 149) kegiatan Show and Tell yaitu metode yang baik digunakan untuk mengungkapkan kemampuan perasaan, dan keinginan anak. Setiap hari guru dapat menyuruh dua atau tiga anak untuk bercerita apa saja yang ingin diungkapkan. Saat anak bercerita guru dapat melakukan assesmen. Guru dapat melanjutkan topik yang dibicarakan anak tersebut untuk pembelajaran. Suatu penelitian di Australia melalui Show and

  

Tell yaitu anak diberi boneka beruang untuk dibawa pulang selamasatu

  minggu, kemudian setelah satu minggu anak disuruh bercerita tentang apa yang ia lakukan dengan bonekanya selama dirumah.

  Menurut Adi Soenarno ( 2005 : 25) perkenalan diri dimainkan oleh anak dengan suasana santai agar anak saling mengenal satu sama lain dan anak bisa lebih komunikatif. Dalam kegiatan ini biarkan anak menceritakan siapa namanya, cita-citanya bahkan apa saja kesukaannya. Anak bergiliran mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

  Sedangkan Zainuri Nur ( 2010: 25) mengatakan pantun perkenalan dimainkan untuk mempererat hubungan antara peserta didik.dimana guru memberikan kertas dan pulpen untuk anak dan anak member nama juga menulis sebuah pantun sebagai perkenalan. Kemudian anak disuruh maju memperkenalkan diri.

  Dari beberapa kegiatan diatas peneliti menyusun kegiatan show your

  

self . Dalam Kamus Inggris Indonesia ( 2005: 523) show berarti tonton, your

  berarti mu atau milkikmu dan self berarti diri. Show your self berarti tunjukkan dirimu. Kegiatan Show Your Selfialah percakapan tentang dirisendiri. Di mana anakbelajar untuk mengenalkan dirinya pada orang lain. Kegiatan Show Your Self melibatkan partisipasi aktif anak dalam berkomunikasi lisan dengan teman dan guru Seperti diketahui secara mendasar setiap anak ingin mendapatkan tempat bagi dirinya dalam kehidupan. Guru menyiapkan beberapa media seperti foto anak yang ditempel di dinding, boneka, mobil-mobilan, dan bola. Anak akan mengambil foto dirinya dan mengambil benda kesukaannya kemudian dia mulai memperkanalkan dirinya pada teman-teman, guru membantu dengan memberi pertanyaan apabila anak kesulitan. Teman yang lain boleh menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan diri teman yang sedang memperkenalkan diri. Diharapkan semua siswa aktif dalam percakapan ini.

  Kegiatan show your self dengan metode percakapan dapat dikembangkan sesuai tema yang ada di sekolah.

6. Tujuan kegiatan show your self

  Menurut Zainuri Nur (2010: 25) kegiatan perkenalan bertujuan untuk mengenal satu sama lain peserta didik, mencairkan suasana yang tegang dalam kelas, dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik.

  Sedangkan menurut Suyanto (2005: 149) tujuan kegiatan show and tell adalah untuk mengungkapkan kemampuan perasan, dan keinginan anak. Lebih lanjut Adi Soenarno ( 2005:25) menyebutkan tujuan perkenalan adalah agar anak saling mengenal dan anak akan lebih komunikatif. Dari tujuan diatas maka peneliti menentukan tujuan kegiatan show your self yaitu agar siswa aktif untuk mengeluarkan gagasan, pikiran, wawasan, mampu bertukar pengalaman dengan guru dan teman sekelas, mampu bertanya dengan suasana menyenangkan tanpa rasa takut dan malu.

7. Langkah -langkah kegiatan show your self

  Menurut Suyanto ( 2005: 148) langkah- langkah kegiatan show and

  

tell yaitu guru memberikan boneka beruang pada anak untuk dibawa pulang,

  selama satu minggu dan setelah itu anak secara bergiliran diminta menceritakan apa yang ia lakukan dengan boneka beruang. Adi Soenarno ( 2005 : 25) menyebutkan langkah-langkah perkenalan yaitu biarkan anak memilih benda yang ada disekelilingnya. Kemudian anak bebas memilih mau duduk atau berdiri. Anak menceritakan siapa namanya, cita-citanya, benda kesukaannya dan seterusnya. Guru membantu memberikan pertanyaan apabila anak mengalami kesulitan.

  Sedangkan Zainuri Nur (2010: 25) mengatakan langkah-langkah dalam kegiatan perkenalan melalui pantun yaitu anak diberi kertas dan pulpen untuk menuliskan nama dan pantun sebagai perkenalan kemudian guru memilih satu persatu anak untuk maju kedepan.

  Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyusun atau memodifikasi langkah-langkah kegiatan show your selfyaitu: a. Guru menyiapkan bahan dan peralatan yang siap dipergunakan untuk membantu anak meningkatkan kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, keinginan dan sikap dalam kaitan tema yang diperbincangkan dan mendekatkan hubungan antarpribadi kelompok anak dalam kegiatan show your self. Alat yang disiapkan oleh guru seperti foto siswa yang ditempel di tembok, mobil-mobilan, boneka, dan bola.

  b.

   Guru mengkomunikasikan kepada siswa tujuan pembelajaran‟

  melakukan pemanasan dengan bernyanyi, guru memperjelas apa yang harus dilakukan anak dalam kegiatan show your self.

  c. Guru memulai dengan memberikan contoh mengenalkan diri pada anak, mulai dari mengambil foto kemudian mengambil benda kesukaannya , anak dibimbing dan dimotivasi untuk mau melakukan apa yang telah dicontohkan oleh guru. Biarkan anak mengenalkan dirinya sebisa mereka.

  d.

   Setelah anak melakukan semua pembelajaran guru memberikan

  evaluasi kepada anak dan memberikan reward stick bintang senyum agar anak lebih termotivasi.

  C.

  

Hubungan Antara Metode Percakapan dalam Kegiatan Show Your Self

Dengan Kemampuan Komunikasi Anak Usia Dini

  Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia umumnya dan dalam kegiatan berkomunikasi khususnya. Seperti dikemukakan oleh Laird bahwa tiada kemanusiaan tanpa bahasa dan tiada peradaban tanpa bahasa lisan ( dalam Suhartono 2005:16). Manusia tidak berpikir hanya dengan otaknya tetapi juga dengan rasa dan memerlukan bahasa sebagai mediumnya. Orang lain tidak akan dapat memahami hasil pemikiran kalau tidak diungkapkan dengan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.

  Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami tahap perkembangan. Kegiatan show your selfdengan metode percakapan dirasa tepat untuk mengembangkan kemampuan komunikasi lisan anak usia dini karena kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif anak dalam berkomunikasi lisan dengan teman dan guru. Kegiatan show your self dengan metode percakapan dimana siswa diharapkan aktif untuk mengeluarkan gagasan, pikiran, wawasan, mau bertukar pengalaman dengan guru dan teman sekelas, berani bertanya dengan suasana menyenangkan tanpa rasa takut dan malu.

  Dengan anak selalu dipancing berbicara aktif, kosakata anak bertambah karena anak akan berusaha bertanya kepada teman atau guru. Dengan kegiatan bercakap-cakap anak akan belajar berkomunikasi dengan baik yang akan mampu meningkatkan kemampuan dalam bahasanya.

  D.Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian

  Menurut Departemen Agama RI (2004: 50) cara pencatatan hasil penilaian harian dicatat dengan menggunakan simbol- simbol yaitu sebagai berikut :

   digunakan untuk menilai anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

   digunakan untuk menilai anak yang perilakunya sedang berada pada tahap proses menuju yang diharapkan (belum stabil).

   digunakan untuk menilai anakyang perilkunya melebihi dengan apa yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.

  Sedangkan menurut Depdiknas (2004: 6), dalam melaksanakan penilaian, di Taman Kanak Kanak menggunakan simbol-simbol yaitu simbol () artinya perilaku anak belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum dapat memenuhi kemampuan( indikator) seperti yang diharapkan dalam SKH. Simbol () artinya perilaku anak melebihi yang diharapkan dan dapat menunjukkan kemampuan melebihi kemampuan (indikator) yang tertuang dalam SKH.

  Lebih lanjut dalam Kemendiknas (2010: 11) dijelaskan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian dan dapat menggunakan simbol berbentuk bintang. Tanda satu bintang (

  ) digunakan untuk menilai anak yang belum berkembang (BB) sesuai

  

  dengan indikator seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, tanda bintang dua (  ) digunakan untuk menilai anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator, tanda tiga bintang ( )

  

  digunakan untuk menilai anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) sedangkan tanda empat bintang (  )digunakan untuk menilai anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharapkan.

  Dalam penelitian ini penelitimenggunakan pedoman penilaian dari Kemendiknas dengan ketentuan sebagai berikut:

  Tanda satubintang ( ) digunakan untuk menilai anak yang belum

   berkembang sesuai dengan indikator (BB).

  Tanda dua bintang ( ) digunakan untuk menilai anak yang sudah

  

  mulai berkembang sesuai dengan indikator (MB), Tanda tiga bintang ( ) digunakan untuk menilai anak yang

   sudah berkembang sesuai harapan pada indikator (BSH).

  Tanda empat bintang ( ) digunakan untuk menilai

   anak yang berkembang sangat baik melebihi indikator (BSB).

2. Indikator keberhasilan

  Indikator kemampuan bahasa untuk kompetensi dasar berbahasa anak kelompok A menurut kurikulum ( 2004 : 35) yaitu:

Table 2.1 indikator kemampuan bahasa kelompok A

  No Indikator

  1. Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu,

  2. Menirukan kembali 3-4 urutan kata,

  3. Menyebutkan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama,

  4. Melakukan 2-3 perintah secara sederhana,

  5. Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana,

  6. Menyebutkan nama diri,nama orang tua,jenis kelamin,tanggal dan bulan kelahirannya,alamat rumah dengan lengkap.

  7. Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana,

  8.

  20.

  3. Mampu menyebutkan nama diri,nama orang tua,jenis kelamin,tanggal dan bulan kelahirannya, alamat rumah secara sederhana, Menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi secara sederhana

  2.

  No Indikator berkomunikasi secara lisan 1.

Table 2.2 indikator kemampuan komunikasi lisan

  Dalam standar kompetensi pendidikan anak usia dini (2003: 18) kemampuan berbahasa kelompok A yaitu:

  Menyebutkan posisi/keterangan tempat.misal:di luar,di dalam, di atas, di bawah, di depan, di belakang, di kiri, di kanan dsb Menyebutkan waktu (pagi,siang,sore,malam) Melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa Berbicara lancer dengan menggunakan kalimat yang komplek terdiri dari 5-6 kata. Membuat berbagai macam coretan Membuat gambar dan coretan(tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang dibuatnya Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana(3-4 gambar) Menghubungkan gambar/benda dengan kata Membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan yang diungkapkan Menghubungkan tulisan sederhana dengan symbol yang melambangkannya.

  22. Menjawab pertanyaan sederhana Bercerita menggunakan kata ganti aku,saya Menunjukkan gerakan-gerakan, misalnya:duduk, jongkok, berlari, makan, melompa, menangis, senang, sedih dll.

  21.

  19.

  9.

  18.

  17.

  16.

  15.

  14.

  13.

  12.

  11.

  10.

  Dalam program Semester ( 2010: 8) indikator mengungkapkan bahasa atau komunikasi lisan kelompok A yaitu

Table 2.3 indikator kemampuan komunikasi lisan

  No Indikator berkomunikasi secara lisan

  1. Mampu menyebutkan nama diri,nama orang tua,jenis kelamin,tanggal dan bulan kelahirannya, alamat rumah dengan 2. lengkap,

  3. Menjawab pertanyaan tentang secara sederhana,

  4. Melakukan percakapan dengan teman sebaya dan orang dewasa, Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

  Dari berbagai indikator diatas peneliti melakukan modifikasi indikator keberhasilan kemampuan komunikasi lisan dalam bidang pengembangan bahasa sebagai berikut:

Table 2.4 indikator kemampuan komunikasi lisan

  No Indikator yang diharapkan(kemampuan komunikasi)

  1. Mampu menyebutkan nama diri,nama orang tua,jenis kelamin,tanggal dan bulan kelahirannya, alamat rumah secara 2. sederhana,

  3. Mampu mengemukakan pikiran dan pendapat melalui kata-kata Mampu Melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang

  4. dewasa Mampu menambah kosakata baru dan memahami artinya.

  E.Kerangka Berpikir

  Kegiatan show your self dapat menjadi kegiatan bagi siswa untuk memperbanyak kosakata, mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan dengan menyenangkan, mau melakukan percakapan dengan teman sebaya dan orang dewasa.

  Dalam pelaksanaannya kegiatanshow your self melalui metode percakapan mengedepankan pendekatan kepada siswa yang kemampuan komunikasi lisannya rendah,guru memulai kegiatan dengan mencontohkan cara memperkenalkan diri didepan teman yang lain dengan bahasa yang santai tapi benar pengucapannya.Selanjutnya siswa satu persatu diharapkan mampu memperkenalkan dirinya semampu dia.Bagi siswa yang belum mau memperkenalkan diri,guru memancing dengan pertanyaan-pertanyaan singkat mengenai diri siswa dan diharapkan siswa mau menjawab walau satu patah kata. Dalam kegiatan ini awal pertemuan biarkan anak mengekspresikan dirinya, selanjutnya anak diberi bimbingan bagaimana cara memperkenalkan dirinya pada teman dengan cara bercakap-cakap.Tunjuk dua anak untuk berpasangan dan secara bergantian anak memperkenalkan dirinya sedang teman yang lain diharap bertanya pada teman yang sedang memperkenalkan dirinya.Dengan metode percakapan anak akan tertarik bertanya kepada teman karena ingin mengetahui tentang temannya,dan anak ingin menceritakan pengalamannya yang menyenangkan kepada guru dan teman sekelasnya.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Gambar 2.1 kerangka berpikir

  • Kemampuan siswa dalam

  Kondisi awal saat di kelas

  komunikasi lisan masih rendah( jarang ada siswa yang mampu mengucapkan nama diri,nama orang tua,jenis kelamin secara sederhana; jarang ada siswa yang mampu melakukan percakapan dengan orang dewasa: tahu kosakata tapi tidak mengerti artinya) Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK

  Kondisi kemampuan komunikasi lisan anak sudah meningkat,ada perbaikan tetapi belum maksimal

  Pembelajaran menggunakan kegiatan show your self untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan anak 3x pertemuan Siklus II

  • Kemampuan siswa dalam

  komunikasi lisan ada peningkatan tetapi belum maksimal Siklus I

  • Siswa aktif dalam kegiatan show your self
  • Kemampuan siswa dalam berkomunikasi meningkat maksimal Terjadi perbaikan yang optimal dalam kemampuan komunikasi, penelitian berhasil

  Pembelajaran menggunakan kegiatan show your self untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan anak 3 x pertemuan

  F.Hipotesis Tindakan

  Moleong (2010: 39) menyatakan bahwa penelitian kualitatif juga mengenal adanya hipotesis kerja/hipotesis tindakan. Hipotesis kerja dirumuskan sementara data dikumpulkan, jadi tidak disusun sebelumnya. Sementara itu Aslichati (2010: 22) menyebutkan bahwa hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik. Dalam rangkaian langkah- langkah penelitian, hipotesis merupakan rangkuman kesimpulan teoritik yang diperoleh dari penelitian pustaka.

  Mempertimbangkan masalah-masalah di atas dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut kegiatan show your self dengan metode percakapan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan anak dalam bidang pengembangan bahasa anak usia dini kelompok A PAUD Istiqomah Sambas kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga semester genap tahun ajaran 2011/2012.