EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB ANAK DI RAUDHOTUL ATHFAL AL-MUTTAQIN SECANG KABUPATENG MAGELANG TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

  

EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU GAMBAR DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB ANAK

DI RAUDHOTUL ATHFAL AL-MUTTAQIN SECANG

KABUPATENG MAGELANG TAHUN 2008

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Tarbiyah

  SITI M U S T O F I Y A H NIM : 114 06 563

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA) Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721

  

DEKLARASI

B isrn i l l ah i rrahm anirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran - pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran - pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasyah skripsi. Salatiga, 20 Juli 2008 Peneliti, SITI MUSTOFIYAH NIM. 11406563

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  . Stadion No. 03 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 NOTA PEMBIMBING Lamp. : Hal : Naskah Skripsi Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu ’alaikum wr. wb. Setelah kami meneliti mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini naskah saudari: Nama : SITIMUSTOFIYAH NIM. : 11406563 Judul : EFEKTIFITAS PERMAINAN KARTU GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB ANAK DI RAUDHOTUL ATHFAL AL- MUTTAQIN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008 Demikian ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosyahkan. Demikian harap menjadi perhatian.

  Wassalamu 'laikum wr. wb.

  Pembimbing, Dra. SITI ASDIOOH

  

PE N G E SA H A N SK R IPSI

  Judul EEHKT1FITAS P E R M A IN A N K A R T U G A M B A R D A L A M M E N IN G K A T K A N K E M A M P U A N B A H A S A A R A B A N A K DI R A U D IIO T U L A T H F A L A L -M U T T A Q IN SE C A N G K A B U P A T E N M A G E L A N G T A H U N 2 0 0 8 Nama SIT1 MUSTOFIYAH NIM. 11406563 Pendidikan Agama Islam (PAI)

  Program Studi

  Salatiga, 23 Agustus 2008 Dewan Penguji Ketua Sekretaris

  MO ITO

  a j

  

c

. ^ i* il c^ jiL

U jo ia C

  

Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi .setiap muslim dan mustimah

  >&M BAHAN Skripsi ini saya persembahka ^ Ibuku yang tersayang - ^ tAbu Yahya & M. Nafl’uddin) Suami dan anakku ' v, >#ng senasib dan seperjuangan Teman - temanku Almameter tercinta

  

DAFTAR i s i

   IIALAMAN PERSEMBAI LAN............................................................................

  

  BAB 1 PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

   BA. B II LAN DAS AN TEORI

  

  

  

  

  F. Hfektifitas permainan kartu gambar Bahasa Arab dalam

  

  

  

  

  

  

   D A H AR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  l abel 1 Daftar Guru RA A!-Muttaqin Secang, Kabupaten Magelang, Tahun

  Tabel 2 Daftar siswa RA Al-Muttaqin Secang, Kabupaten Magelang, Tahun

  Tabel 3 Nama Responden Siswa RA Al-Muttaqin Secang. Kabupaten

   Tabel 5 Prosentase Hasil Test Bahasa Arab R A Ai-Muttaqin Secang.

  Kabupaten Magelang Sikius } (Sebelum Menggunakan

   l abel 6 Prosentase Hasil Test Bahasa Arab RA Al-Muttaqin Secang, Kabupaten Magelang Siklus H (Menggunakan Metode

  

  Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah berkenan melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Penyusun menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini, penyusun telah banyak melibatkan orang lain dalam melancarkan tugas dari awal sampai akhir. Untuk itu. tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan rasa terima kasih yang setulus tulusnya terutama yang terhormat: !. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

  2. Ibu Dra. Siii Asdscjoh, selaku Dosen Peinbirnbsng yang telah mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan tanpa kenai lelah sehingga tersusunnya skripsi ini.

  3. Ibu Nuijati Hcrijah selaku Kepala RA A!-Muttaqin yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitiian tii PA yang beliau pimpin.

  4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.

  B A B

  I PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan sesuai Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 200.' adalah sebagai berikut: "Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab" (Departemen Pendidikan Nasional 2005:8) Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan nasional, manusia dalam hal ini menjadi subyek. Mengenai subyek pembangunan tidak lepas dari pendidkan, terutama Pendidikan Taman Kanak - Kanak yang merupakan awal kehidupan anak, memberikan dorongan ataupun stimulasi agar anak berkembang secara optimal, apa yang dipejari anak pada awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupan mendalang. Untuk itu 'Paman Kanak - Kanak merupakan upaya pendidikan yang bermakna untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak tanpa merusakkan kondisi fisiknya. Hal ini seperti disebutkan dalam Dokumen Standar Kompetensi Taman Kanak - kanak dan Raudlatul Athfal sebagai berikut: T u ju a n Pendidikan Taman Kanak -Kanak dan Raudlatul Athfal

  2 M

  asalah atau pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana kondisi pendidikan Taman Kanak - Kanak di negara kita? Pada dasarnya Pendidikan Taman Kanak - Kanak di negara kita menghadapi masalah kuantitas, kwalitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansi pendidikan (Suyanto, 1990:1) Mal ini dipertegas oleh Coni Semiawan banyak permasalahan dalam pendidikan Taman Kanak - Kanak. Permasalahan itu berkaitan pemerataan serta input pendidikan yang kurang memadai, proses pendidikan yang kurang efektif, dan mutu keluaran yang kurang memuaskan. (Coni Semiawan, 2002:4) Pembelajaran di Taman Kanak - Kanak / Raudholul Athfal masih tradisional dalam memberikan materi atau kegiatan yang dilaksanakan dengan metode bercakap - cakap sehingga anak menerima pengetahuan kurang mengerti atau kurang jelas. Di lain pihak dalam rangka menghadapi era globalisasi program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tangguh dapat terwujud jika peserta didik memiliki kreativitas, kemandirian, kemampuan dasar dan mudah menyesuaikan diri terhadap pembahan - perubahan yang terjadi pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Untuk mencapai tuntutan di Raudhotul Athfal Al-Mutiaqin Secang anak harus menguasai ketrampilan membaca iqra sebagai bekal atau modal dasar. Pendidikan adalah suatu sistem yang mana pendidik, anak didik,

  J

  Kembali pada sistem pendidikan sebagai suatu sistem, apabila dikaitkan dengan prestasi belajar anak Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang sebagai hasil dari pengajaran tidak hanya dipengaruhi oleh subyek didiknya saja tetapi juga faktor - faktor lain yang mempengaruhinya baik dalam diri anak maupun dari luar diri anak didik itu. Faktor dari dalam diri anak yaitu kemampuan pemikiran atau kognitif, afektif, psikomotor. Khusus mengenai kognitif meliputi aspek - aspek intelegensi, bahasa, penalaran, persepsi, klasifikasi, kreatilitas, ingatan, perhatian, keseimbangan dan perbandingan (Zaichkowsky, 1990:85). Untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu diciptakan permainan. Dengan permainan yang sesuai, beberapa kendala dalam arus komunikasi guru siswa dapat teratasi. Dengan memperhatikan perkembangan anak Raudhotul Athfal Al- Muttaqin Secang yang berada pada masa keemasan (golden age), permainan membutuhkan minat dan daya ingatan, maka peneliti mencetak media dalam bentuk permainan kartu gambar Bahasa Arab. Sebagai salah satu bentuk permainan dapat membawa anak seolah - olah mereka sedang bermain, sehingga rasa tegang dan jenuh pada anak dapat dikurangi seperti ditulis J. Moenks dan AMP Knors, permainan dapat mengurangi ketegangan (Siti Rahayu Haditomo, 1984.12).

  4

  sesu ai dunianya, yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif dengan menerapkan konsep belajar sambil bermain (Conny Semiawan, 2002:5). Sehubungan dengan hal itu maka proses belajar Raudhotul Athfal Al- Muttaqin Secang menggunakan permainan kartu gambar bahasa arab dalam mengenalkan kata benda bahasa Arab untuk mempermudah penyampaian materi dan mudah dimengerti anak Taman Kanak - Kanak / Raudhotul Athfal Al- Muttaqin Secang. Jika dikaitkan dengan permainan kartu gambar Bahasa Arab, maka salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidik dan pengajaran agama Islam sekarang adalah bagaimana cara mengajarkan agama pada anak didik sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan permainan kartu gambar Bahasa Arab dengan teknik bermain atau bercakap - cakap. Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar lebih efektif. Mengenalkan kata benda bahasa Arab Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang ada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

  1. Alokasi waktu untuk pengenalan kata benda Bahasa Arab tersedia waktu tertentu.

  2. Dengan metode bermain waktu yang relative singkat anak - anak memiliki

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka salah satu alternative pemecahannya dengan metode bermain atau bercakap - cakap. Untuk menumbuhkan daya ingat dengan menggunakan kartu gambar Bahasa Arab.

  B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana kemampuan Bahasa Arab anak di Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Sccang sebelum menggunakan kartu gambar?

  2. Bagaimana penerapan permainan kartu gambar dalam pengajaran Bahasa Arab?

  3. Bagaimana efektifitas permainan kartu gambar dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Arab anak di Taman Kanak - Kanak / Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang?

  C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, penulis menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Mengetahui kemampuan Bahasa Arab anak di Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang sebelum menggunakan kartu gambar.

  2 Mengetahui penerapan permainan kartu gambar dalam pengajaran Bahasa Arab.

  6

  3. Menget ahui efektifitas permainan kartu gambar dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Arab anak di Taman Kanak - Kanak / Raudhotul Athfal Ai-Muttaqin Secang.

  D. Hipotesis Penelitian Daiam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: "Pemakaian kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Arab Anak di Raudhotul Athfal Ai-Muttaqin Secang dibandingkan tidak menggunakan metode kartu gambar. K. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini didasarkan pada manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

  1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan dari dunia pendidikan khususnya, pendidikan di Raudhotul Athfal Ai-Muttaqin Secang sehingga dapat memperkaya khasanah dalam pendidikan.

  2. Kegunaan Praktis Dapat memberikan masukan bagi beberapa pihak terkait. Dalam hal ini pihak sekolah, guru, anak didik serta orang tua murid sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas out put

  F. Definisi Istilah/ Operasional Untuk mengantisipasi adanya salah persepsi terhadap judul skripsi EFEKTIFITAS PERMAINAN KAR'i'U GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB ANAK DI R AU DI IOTUL ATHFAL AL-MUTTAQIN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008, maka penulis jelaskan di sini kata - kata kunci dari penelitian ini.

  1. Kartu gambar Adalah media hantu pengajaran yang berupa kartu bergambar benda - benda dengan warna yang menarik.

  2. Kemampuan Kemampuan adalah daya seseorang untuk melakukan sesuatu.

  3. Bahasa Arab Bahasa Arab adalah alat komunikasi yang digunakan oleh orang - orang di Timur Tengah. Karena bervariasinya Bahasa Arab di sana, penulis memfokuskan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-qur'an dan Al-IIadits dengan tata bahasa (nahwu) yang baku, bukan bahasa Arab pasaran. Adapun variabel peneiuian ini adalah: 1) permainan kartu gambar, dan 2) kemampuan bahasa Arab anak di Raudhotil Athfal Al-Muttaqin Sccang.

  G. Metode Penelitian

  8 Ad apun obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan

  mengumpulkan data tersebut populasi. (Joko P. Subagyo, 1999 : 23). Maka populasi adalah semua obyek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Raudhotul Aihfal Al-Mutiaqin Secang kelompok B yang berjumlah 27 siswa. Mengingat penelitian ini penelitian populasi, maka seluruh siswa Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang kelompok B yang berjumlah 27 siswa a/ tersebut menjadi responden.

  2. T eknik Analisa Data Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik/ metode/ strategi pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

  a. Rancangan Penelitian Sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian ini, peneliti merancang dahulu penelitian yang akan dilakukan. Rancangan ini meliputi langkah - langkah penerapan metode kartu gambar bahasa Arab (pendahuluan, inti, evaluasi).

  b. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Raudhotul Athfal Ai-

  9

  c. L angkah - langkah / Siklus Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, yaitu siklus I. siklus II, dan siklus III. Maksud dari 3 tahapan ini adalah untuk mengetahui kekurangan -• kekurangan yang ada, kemudian dilakukan penyempurnaan dalam siklus berikutnya.

  d. Pengumpulan Data Tahap ini merupakan tahapan yang penting, karena dari data yang diperoleh peneliti dapat mengetahui ei'ektifitas strategi yang diterapkan. Dalam mengumpulkan data peneliti mengambil dari hasil evaluasi yang dilakukan pada masing - masing siklus.

  e. Analisis Data Langkah terakhir adalah menganalisa data yang diperoleh ketika mengumpulkan data - data. Dari hasil analisa inilah peneliti kemudian melakukan pembenahan - pembenahan dan perbaikan -- perhaikarr pada siklus berikutnya. Dalam menganalisa data peneliti membagi nilai - nilai yang dihasilkan dalam evaluasi menjadi tiga klasifikasi, yaitu baik, cukup, dan sedang.

  H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam rr.?ngumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

  10

  !. Sistem atika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. masing -- masing bab berisi sebagai berikut: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan

  BAB IPENDAIIUI.UAN penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah/ operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB H KAJIAN PUSTAKA Teori permainan kartu gambar, bermain datt perkembangan bahasa, Bahasa Ara^ Bahasa Al-qur’an, Urgensi pembelajaran Bahasa Arab sejak usia dini, efektifitas permainan kartu gambar Bahasa Arab dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Arab anak. BAB Hi PELAKSANAAN PENELITIAN : Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Deskripsi per Siklus dan Pembahasan

  BAB U KAJIAN PUSTAKA

  A. Teori Permainan Kartu Gam bar Secara garis besar permainan kartu gambar bahasa Arab dapat penulis jelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1: Metode Permainan Kartu Gambar Bahasa Arab No Kegiatan M etode

  1. Guru menjelaskan alat peraga permainan kartu gambar bahasa Arab Bercakap - cakap 2. Anak membagikan kartu gambar bahasa Arab Pemberian tugas 3. Salah satu anak menjawab permainan kartu gambar bahasa Arab Tanya jawab Permainan adalah satu bentuk media pembelajaran yang srumpun dengan simulasi. Di kalangan pendidik permainan (games ) dan simulas'

  (simulation), sering dianggap dua hal yang identik. Menurut Clark Abt (1989 : 15 - 19) yang dikutip oleh Henry Ellington keduanya harus dibedakan.

  Permainan lebih merupakan sarana menggiring peserta untuk berkopetisi misalnya untuk mencapai kemenangan yang diatur, lebih dulu disepakati. Sedang simulasi lebih menerapkan situasi tiruan yang lebih mengacu pada suatu keadaan nyata, dimana peserta diharapkan dapat menempatkan diri mengambil suatu peran dai ain situasi tiruan, kadang - kadang orang keliru

  12

  mend apatkan kesenangan namun permainan kartu gambar bahasa Arab disini adalah kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun latar belakang kegiatan belajar dengan permainan ini sebagaimana dikemukakan tokoh yaitu:

  1. Herbert Spencer : anak kelebihan energi, tiap anak punya sisa kekuatan yang harus disalurkan lewat bermain.

  2. Hurlock : anak butuh pelepasan tekanan lingkungan itu dapat disembuhkan.

  3. J J. Rousseau : bermain adalah kodrat anak sebab anak ingin bebas.

  4. M. Frank : bermain adalah cara belajar diri sendiri (Siti Partini, 1987 : 40). Permainan dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menarik. Anak usia 4 - 6 tahun dalam masa pertumbuhan segera langsung bila diajak bermain. Permainan merupakan suatu selingan dalam acara rutin yang berlangsung di kelas sehari - hari. Pendapat Dearden yang dikutip oleh Lift Anis Ma’shumah dalam buku Paradigma Pendidikan Islam, 2001: 227 bahwa bermain merupakan kegiatan non serius dan segalanya ada dalam kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan kepuasan bagi anak. Telah dipahami bahwa

  13

  pr asekolah dan dengan bermain akan mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak. Karena bermain tidak saja dapat meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor saja, tetapi juga perkembangan bahasa, disiplin, moral, kreativitas, social, dan lain - lain. Dalam buku yang sama Lift (2001: 228) juga mengutip pendapat Brewer sebagai berikut : “ derajat partisipasi anak dalam kegiatan bermain, yaitu bersifat soliter (bermain seorang diri), bermain sebagai penonton, bermain pararel, bermain asosiatif, dan bermain bersama. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan kartu gambar bahasa Arab memenuhi criteria yang dikcmukakan oleh para ahli tersebut. Karena permainan kartu gambar bahasa Arab tidak hanya digunakan didaiam kelas, tetapi juga dilaksanakan diluar kelas, dengan guru maupun anak melakukan sendiri. Fungsi permainan kartu gambar bahasa Arab membuat suasana belajar menjadi senang, bahagia, santai dan gembira tanpa ada tekanan. Permainan kartu gambar bahasa Arab, merupakan salah satu pengembangan media grafis (tulis dan gambar). Media grafis sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, melalui kombinasi pengungkapan kata - kata dan gambar.

  14 Mengut ip pendapat Dworetzky. Mocslichatocn R dalam bukunya

  Metode Pengajaran di Taman Kanak - Kanak (1999: 37) kegiatan bermain anak digolongkan m enjadi:

  1. Bermain secara soliter Yaitu anak bermain sendiri atau dapat juga dibantu oleh guru. Pada peneliti menganggap bermain secara soliter mempunyai fungsi yang penting, karena setiap kegiatan bermain jenis ini 50% akan menyangkut kegiatan edukatif dan 25% menyangkut kegiatan otot kasar, contohnya seperti kegiatan menari, meloncat - loncat atau berlari.

  2. Bermain secara pararel Yaitu anak bermain sendiri - sendiri secara berdampingan. Jadi tidak ada interaksi anak satu dengan anak yang lain. Anak senang dengan kehadiran anak lain, tetapi belum terjadi keterlibatan di antara mereka. Selama bermain secara pararel anak sering menimkan apa yang dilakukan oleh anak lain yang berdekatan. Dengan cara meniru anak akan belajar berbagi tema bermain yang dimiliki anak lain

  3. Bermain asosiatif Taman Kanak - Kanak membawa berbagai pembahan bagi anak usia TK dalam kegiatan sosialnya. Bermain asosiatif terjadi bila anak bermain bersama kelompoknya. Misalnya, menepuk - nepuk air beramai- ramai,

  15

  4. Berm ain secara kooperatif Terjadi bila anak secara aktif menggalang hubungan dengan anak - anak lain untuk membicarakan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan bermain. Pemahaman nonverbal sering merupakan awal kegiatan untuk mengadakan interaksi secara verbal dan koordinasi social yang terjadi pada bermain secara asosiatif atau kooperatif. Dalam bermain kartu gambar bahasa Arab ini tergolong jenis Audio Visual Aids. Tujuan permainan kartu gambar Bahasa Arab yaitu untuk menumbuhkan daya ingat anak, karena anak akan lebih mudah mengingat benda yang dilihat secara langsung, walaupun dalam hal ini hanya gambarnya saja. Kegunaan dan sekaligus kelebihan permainan kartu gambar, yaitu:

  1. Permainan kartu gambar dapat dilaksanakan di luar atau di dalam

  2. Permainan kartu gambar biayanya murah

  3. Permainan kartu gambar dapat menumbuhkan daya ingat

  4. Permainan kartu gambar dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan guru 5. Permainan kartu gambar mudah dan praktis dibawa ke mana saja. Proses/ cara penggunaan permainan kartu gambar bahasa Arab, yaitu:

  1. Kartu gambar bahasa Arab dikocok salah satu anak

  16

  2. Kartu gambar dibagikan, setiap anak mendapatkan 5 kartu gambar bahasa Arab

  3. Anak menyebutkan kartu gambar Bahasa Arab yang dipegang masing - masing anak secara bergantian.

  4. Jika anak tidak bisa menjawab, teman yang lain membantu untuk menyebutkan.

  5. Guru menjadi fasilitator Frank danTheresa sebagaimana dikutip Lift Anis Ma’shumah dalam buku Paradigma Pendidikan Islam (2001: 228) mengemukakan nilai bermain bagi anak, di antaranya:

  1. Bermain membantu pertumbuhan anak

  2. Bermain memberikan kebebasan anak untuk bertindak

  3. Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa

  4. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antar pribadi Dari pendapat di atas maka permainan kartu gambar bahasa Arab ini merupakan bentuk permainan bagi anak yang memiliki korelasi positif dengan pengembangan bahasa anak. Hal ini lebih memantapkan penulis dalam meneliti efektifitas penggunaan permainan kartu gambar bahasa Arab dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab anak.

  17 Peneliti mengenai permainan kartu gambar bahas Arab pada anak

  membuktikan bahwa permainan dapat memajukan aspek - aspek motorik, kreatifitas, kecakapan - kecakapan social dan kognitif serta perkembangan dan emosional. Lift Anis Ma’shumah dalam buku Paradigma Pendidikan Islam (2001:228) akhirnya menyimpulkan bahwa bermain merupakan cara dinamis untuk belajar. Oleh karena begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka pemanfaatan kegiatan bermain dalam program kegiatan anak TK merupakan syarat mutlak. Bagi anak TK belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar. Hartley, Frank, dan Goidenson sebagaimana dikutip Moeslichatoen R dalam bukunya Metode Pengajaran di Taman Kanak - Kanak mengemukakan terdapat 8 fungsi bermain bagi anak :

  1. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dan sebagainya.

  2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendari bus, petani menggarap sawah, dan sebagainya.

  3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Contohnya ibu memandikan anak, ayah membaca koran,

  18

  4. Untuk meny alurkan perasaan yang kuat seperti memukul - mukul kaleng, menepuk - nepuk air, dan sebagainya.

  5. Untuk melepaskan dorongan - dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, pelanggar lalu lintas, dan lain - lain.

  6. Untuk kilas balik peran - peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya.

  7. Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya, dan semakin dapat berlari cepat.

  8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan, pesta ulang tahun Dalam buku yang sama Moeslichatoen (2001:34) juga mengutip pendapat Hetherington dan Parke bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Bermain juga meningkatkan perkembangan social anak. Dengan menampilkan berbagai peran, anak berusaha untuk memahami peran orang lain dan menghayati peran yang akan diambilnya setelah ia dewasa kelak. Sedangkan Dworetzky menguatkan

  19

  interaksi dalam permainan mempunyai peran penting bagi perkembangan kognitif dan social anak. Berdasarkan semua uraian di atas kelebihan pada permainan kartu gambar adalah menekan sedikit lupa karena sewaktu - waktu anak dapat membuka, bemain dan mengingat kembali kartu gambar bahasa Arab untuk menumbuhkan daya ingat serta anak - anak dalam menenma materi pelajaran akan mudah karena seolah - olah anak - anak sedang bermain. Rasa jenuh dan tegang yang teijadi pada anak akan dapat dihilangkan dengan permainan kartu gambar bahasa Arab. Dengan permainan kartu gambar bahasa Arab membawa ke situasi menarik, santai, tenang, dan menggembirakan serta menyenangkan. Dalam penelitian ini yang dimaksud permainan kartu gambar pembelajaran yang berisi kata benda Bahasa Arab yang digunakan untuk proses belajar di Taman Kanak - Kanak. Kriteria bermain disebutkan oleh Dworetzky dalam bukunya

  

Introduction to Child Development dan dikutip Moeslichatun dalam bukunya

  Metode Pengajaran di Taman Kanak - Kanak (1999: 31) adalah sebagai berikut:

  1. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena adanya tuntutan masyarakat atau fungsi - fungsi tubuh;

  20 2.

  Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk dilakukan.

  3. Bukan dikeijakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura - pura.

  4. Cara/ tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri daripada keluaran yang dihasilkan.

  5. Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi. Ada beberapa hal yang perlu penulis jelaskan di sini kaitannya dengan bermain, yaitu:

  1. Tujuan bermain Tujuan bermain yaitu untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia Taman Kanak - Kanak baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreatifitas. emosi dan social.

  2. Fungsi bermain Fungsi bermain dan interaksi dalam permainan mempunyai peran penting bagi perkembangan kognitif dan social anak. Fungsi bermain tidak saja meningkatkan perkembangan kognitif dan social, tetapi juga

  21

  perkemb angan bahasa, disiplin, perkembangan moral, krcalifitas dan perkembangan fisik anak.

  3. Tempat dan ruang I empat dan ruang bermain dapat dilakukan di dalam dan di luar ruang kegiatn bermain dalam rangka mengembangkan kemampuan social sebagaimana ditentukan dalam tujuan yaitu kegiatan bermain kartu gambar cocok dilakukan di dalam ruang atau di luar ruang. Permainan kartu gambar dapat dilakukan di mana saja.

  B. Kem ampuan Bahasa A rab Kemampuan adalah daya seseorang untuk melakukan sesuatu. Bahasa adalah kemampuan penguasaan alat komunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda - tanda dan isyarat. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Jadi kemampuan bahasa adalah daya yang dimiliki anak didik dari sebuah proses belajar mengajar dalam hal kemampuan berkomunikasi. Factor - factor yang mendukung kemampuan bahasa di antaranya adalah:

  a. Bertambahnya umur anak

  b. Kesehatan fisik dan mental anak

  22 d.

  Kecerdasan anak

  e. Status social ekonomi orang tua Bahasa Arab adalah alat komunikasi yang digunakan oleh orang - orang di Timur Tengah. Karena bervariasinya Bahasa Arab di sana, penulis memfokuskan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-qur’an dan Al-Hadits dengan tala bahasa (nahwu) yang baku, bukan bahasa Arab pasaran. Secara garis besar kemampuan bahasa Arab dapat diartikan sebagai daya yang dimiliki anak didik dalam melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur’an dan Al-Hadits.

  Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masa kanak - kanak identik dengan bermain. Segala hal yang berkaitan dengan fase kanak - kanak. selalu dihubungkan dengan bermain. Dari sini muncullah berbagai inovasi di bidang pendidikan usia kanak - kanak yang semuanya dikaitkan dengan bermain, semisal belajar sambil bermain. Jika kita telaah lebih dalam sebenarnya bermain tidak hanya monopoli anak - anak. Orang dewasa pun tidak lepas dari permainan, bahkan usia lanjut. Kecenderungan manusia ketika dalam kondisi yang penat, lelah, baik pikiran maupun fisik, mereka membutuhkan refreshing (penyegaran

  23 F isik atau pikiran yang lelah jika tidak diimbangi dengan

  refreshing akan mengakibatkan ketertekanan, stres, bahkan depresi. Selalunya ujung dari semua hal ini adalah negative, bisa mengasingkan diri, tidak bersosialisasi, bahkan sebagian nekat bunuh diri. Kaitannya dengan bahasa, bermain dapat dijadikan salah satu alternative dalam mengenalkan bahasa kepada anak. Bermain di sini dapat dilakukan dengan bernyanyi, mendongeng, bercerita, atau permainan peran. Dalam masa kanak - kanak hal yang paling mudah digunakan adalah bernyanyi. Dengan bernyanyi secara tidak sadar anak akan dapat menghafalkan puluhan bahkan ratusan kosa kata, kemudian merangkainya menjadi sebuah kalimat. Dengan kartu gambar pada usia TK, anak - anak akan lebih tertarik untuk belajar bahasa dari pada cara konvensional yang cenderung membuat anak - anak bosan dan tidak tertarik.

D. Bahasa Arab sebagai Bahasa AI-qur’an

  Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yusuf ayat 2 sebagai berikut:

  Artinya : Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

  24 Q. S. A z Zumar : 28 :

  . t ' f . . „ r J ~ ' b j> £ bb^d /

  

Artinya : (ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan

(di dalamnya) supaya mereka bertakwa.

  Q.S. A z Zuhruf: 3 :

  A rtinya: {r|5

  ^ ^

  ^r=Ax J i t y i y b'c^3 4ldxj>- bj

  Sesungguhnya kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).

  Q.S Asy Syu’ara*: 194 - 195 :

  p*r* (4 ^ pbli^

A rtinya: Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah

seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.

  Dengan bahasa Arab yang jelas.

  Q.S. A sy-Syura: 7:

  

r ’y j j JU j J C S j^ ^ ^ blp^S Jib )! U L - jl wLU'-iSj

> ff * £ 9 * ff / ^ ^ S , ’ c|iR£J 5^-' ^

  

Artinya : Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa

Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya, segolongan masuk

  25 Dari semua ayat di atas, jelaslah bahwa Al-qur’an diturunkan oleh Allah SWT

  kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril dengan bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahasa - bahasa lain di dunia. Allah SWT Maha Mengetahui akan rahasia Al-qur’an, mengapa menggunakan bahasa Arab. Dilihat dari sejarah kitab - kitab terdahulu hanya AI-qur’an yang menggunakan bahasa Arab. Perbedaan yang sangat nyata antara Al-qur’an dengan kitab - kitab terdahulu (Taurat, Zabur, Injil) adalah bahwa Al-qur’an diturunkan untuk seluruh alam, sebagaimana Nabi Muhammad juga diutus untuk seluruh manusia hingga akhir zaman kelak. Berbeda dengan kitab - kitab sebelum Al-qur’an yang hanya diturunkan hanya untuk bangsa tertentu (Bani Israil). Berdasarkan hal ini, maka berarti bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-qur’an jelas memiliki kelebihan yang sangat banyak hingga dapat dijadikan kitab bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Di antara kelebihan yang dapat dirasakan adalah Al-qur’an yang berjumlah 30 juz dapat dihafal oleh ribuan manusia di muka bumi ini. Coba bandingkan dengan bahasa lain, bisakah dihafal dengan jumlah yang demikian banyak? Mahmud Yunus (1983:21) dalam buku Metodik Khusus Bahasa Arab menjelaskan tujuan mempelajari Bahasa Arab sebagai berikut:

  1. Supaya faham dan mengerti apa - apa yang dibaca dalam sembahyang

  26

  2. Supaya mengerti membaca Al-Qur’an, sehingga dapat mengambil petunjuk dan pengajaran daripadanya, bukan seperti burung beo saja.

  3. Supaya dapat belajar ilmu agama Islam dalam buku - buku yang banyak dikarang dalam Bahasa Arab, seperti ilmu tafsir, hadits, fiqih dan sebagai n ya.

  4. Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam Bahasa Arab untuk berhubungan dengan kaum muslimin di luar negeri, karena bahasa Arab itu sebenarnya bahasa umat Islam di seluruh dunia, bahkan bahasa Arab masa sekarang telah menjadi bahasa ilmiyah.

E. Urgensi pembelajaran Bahasa Arab sejak usia dini

  Salah satu kaidah ushul fiqih mengatakan bahwa: “ maa laa

  yatimmul waajibu illa bihi fahuwa waajibun” (segala sesuatu yang tidak

  sempurna sebuah kewajiban tanpanya, maka ia pun menjadi wajib). Contoh yang mudah adalah wudhu. Sholat hukumnya wajib, kemudian sholat tidak sempurna kecuali dengan wudhu, maka wudhu hukumnya juga wajib. Seorang muslim wajib mengamalkan Al-qur’an dan AI-Hadits. Untuk memahami Al-qur’an dan Al-Hadits harus memahami bahasa Arab, maka mempelajari bahasa Arab pun menjadi wajib. Ini adalah pendapat sebagian ‘ulama’ berdasarkan kaidah ushul fiqih di atas.

  27 Dewasa ini telah popular istilah generasi qur’ani yaitu sebuah generasi yang

  menjadikan Al-qur’an sebagai landasan berpikir, berbuat, dan beraktifitas di setiap kesehariannya. Generasi qur’ani adalah sebuah gagasan yang sangat cemerlang dan memang begitulah seharusnya seorang muslim. Namun untuk menuju kepada generasi qur’ani sudahkah kita melakukan usaha? Pertanyaan ini patut diajukan mengingat saat ini berkembang generasi yang justru menafsirkan Al-qur’an sesuai dengan kepentingan dan tafsirannya sendiri, yang jauh dari maksud dan tujuan yang sebenarnya. Maka dari itulah untuk menghindari pemahaman yang salah tentang Al-qur’an perlu ditanamkan pengertian dan pengetahuan tentang bahasa Arab sejak usia dini. Minimal dalam usia ini anak mencintai dan memahami bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur’an. Mahmud Yunus (1983:21) dalam buku Metodik Khusus Bahasa Arab menjelaskan kaedah umum untuk mengajarkan Bahasa Arab sebagai berikut:

  1. Hendaklah mengajarkan bahasa itu dimulai dengan bercakap - cakap dan membaca.

  2. Hendaklah disertakan nama barang dengan barangnya dan kalimat dengan maknanya, dengan tiada memakai bahasa Indonesia.

  3. Hendaklah diajarkan kepada murid - murid kalimat yang mengandung pengertian, bukan kata - kata saja.

  28

  4. Meng ajarkan nahwu shorof (gramatica) pada mulanya, tiada dipentingkan, melainkan dengan disambilkan waktu pelajaran bercakap - cakap dan membaca.

  5. Mengajarkan bahasa itu hendaklah menurut metode “mempergunakan panca indra”

  6. Untuk pelajaran bahasa hendaklah diadakan latihan dengan lisan dan tulisan supaya murid - murid terpaksa mengulang pelajarannya.

  7. Hendaklah pelajaran bahasa itu menarik hati. Berdasarkan pendapat Mahmud Yunus di atas, yang diadaptasi dalam pengajaran bahasa Arab usia TK, metode permainan kartu gambar dalam pengajaran bahasa Arab di Radlatul Athfal Al-Muttaqin Secang setidaknya lelah memenuhi persyaratan di antaranya:

  1. Hendaklah mengajarkan bahasa itu dimulai dengan bercakap - cakap dan membaca, (disesuaikan dengan usia TK lebih dititik beratkan kepada bercakap - cakap)

  2. Hendaklah disertakan nama barang dengan barangnya dan kalimat dengan maknanya, dengan tiada memakai bahasa Indonesia (dalam usia kanak - kanak penulis memandang tidak mengapa memakai bahasa Indonesia dalam menjelaskan arti kata - kata)

  29

  3. Hend aklah diajarkan kepada murid - murid kalimat yang mengandung pengertian, bukan kata - kata saja, (hal ini akan dapat terbantu dengan permainan kartu gambar)

  4. Mengajarkan nahwu shorof (gramatica) pada mulanya, tiada dipentingkan, melainkan dengan disambilkan waktu pelajaran bercakap - cakap dan membaca, (penulis memandang belum waktunya mengajarkan dalam usia k anak - k anak)

  5. Mengajarkan bahasa itu hendaklah menurut metode “mempergunakan panca indra”

  6. Untuk pelajaran bahasa hendaklah diadakan latihan dengan lisan dan tulisan supaya murid - murid terpaksa mengulang pelajarannya.

  7. Hendaklah pelajaran bahasa itu menarik hati. Dari tinjauan di atas, maka tepatlah kiranya penggunaan permainan kartu bahasa Arab dalam pengajaran Bahasa Arab di Raudhatul Athfal Al-Muttaqin Secang.

  

F. Efektifitas permainan kartu gambar Bahasa Arab dalam meningkatkan

kemampuan Bahasa Arab anak