BEBERAPA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
BEBERAPA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
(Disampaikan pada Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Pusdiklat Tenaga
Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan Universitas Brawijaya Malang, Malang 12 April 2004)
Oleh : Edi Suharto, PhD
Dosen STKS, UNPAS dan UNLA Bandung. International Policy Analyst, Centre for Policy Studies (CPS), Central European University, Hungary) 1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Tujuan: untuk membimbing dan membantu orang lain dalam memperoleh informasi, pengetauan atau keterampilan.
b. Para pekerja sosial sering terlibat dalam berbagai pengajaran dan pelatihan. Mereka umumnya memberikan pelajaran mengenai keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan pengasuhan anak, komunikasi interpersonal, manajemen stress, pencarian kerja, hidup mandiri. Pengajaran mereka diberikan kepada klien, tenaga sukarela, teman sejawat atau peserta biasa. Pengajaran dilakukan dalam konteks relasi personal, lokakarya atau kelas formal.
c. Beberapa pedoman di bawah ini dapat membantu pekerja sosial menjadi guru yang baik : · Mengajar dan belajar berbeda. Kegiatan mengajar direncanakan dan dikontrol oleh guru, tetapi belajar tidak. Belajar tergantung pada individu yang bersangkutan, khususnya motivasi, kemampuan, dan kesiapannya. · Apa yang kita ajarkan dan pelajari menyangkut tiga kategori besar: pengetahuan, keyakinan dan nilai-nilai, dan keterampilan.
· Orang yang benar-benar terpelajar adalah orang yang belajar bagaimana belajar. · Identifikasi dan ajarkan terminologi dan konsep-konsep yang paling penting. · Bantulah orang belajar dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan dan teknik-teknik yang dapat menjembatani proses belajar. Keterampilan dan teknik tersebut meliputi: membaca, menulis, komunikasi verbal, mendengarkan, manajemen waktu, pemecahan masalah, perumusan tujuan, pembuatan keputusan dll.
· Ketika merencanakan suatu pelajaran atau pelatihan di kelas, mulailah dengan menganalisis karakteristik peserta (tahap perkembangan, pendidikan formal, pengalaman kerja, pengalaman hidup dll) dan mengidentifikasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang diharapkan atau ingin dipelajari. Kemudian pilih atau rancang metode yang paling tepat atau disukai. · Review dan kenali kurikulum dan bahan-bahan ajar yang sudah ada, namun yakini bahwa materi tersebut perlu dimodifikasi. Materi dan metoda yang mungkin tepat bagi kelompok tertentu mungkin tidak sesuai untuk kelompok lainnya. · Sampai tingkat tertentu, gunakanlah pendekatan pengajaran yang dinamakan “learning by doing” atau belajar sambil berbuat. Teknik ini secara aktif melibatkan pikiran dan tubuh peserta didik (permainan peran, latihan simulasi, debat, dan diskusi). Kurangi seminimal mungkin presentasi yang bersifat formal.
· Ketika mengajarkan suatu keterampilan, gunakan model yang dikenal dengan istilah “lihatlah satu, lakukan satu, ajarkan satu”. · Beri penekanan untuk membantu peserta didik menggunakan segera informasi, pengetahuan atau keterampilan yang baru diajarkan. · Evaluasi secara kritis pengajaran yang dilakukan oleh kita. Bisa secara sederhana bertanya kepada peserta didik, apakah mereka menyukainya. Kita bisa menilai apakah peserta didik belajar sesuatu yang baru atau apakah mereka menggunakan pengetahuan dan keterampilan setelah kelas usai. Kita juga bisa menilai apakah pengetahuan dan keterampilan yang baru berdampak positif bagi kehidupan dan pekerjaannya. 2. Mempelajari Lembaga Pelayanan Kemanusiaan a. Tujuan: untuk mengetahui tujuan, struktur dan prosedur-prosedur lembaga pelayanan kemanusiaan.
b. Sebagian besar pekerja sosial bekerja pada lembaga, baik lembaga pemerintah, swasta, maupun sukarela. Kegiatan PSM seringkali melibatkan lembaga pelayanan kemanusiaan dalam pelaksanaan kegiatannya.
c. Agar dapat memberikan pelayanan dan program-program sosial secara effektif , pekerja sosial perlu mengetahui visi, misi, struktur, pendanaan, kebijakan dan prosedur-prosedur lembaga. Beberapa hal di bawah ini dapat membantu pekrja sosial memahami lembaga pelayanan kemanusiaan :
· Pelajari bagan lembaga dan tentukan bagaimana bagian-bagian atau seksi-seksi lembaga selaras dengan struktur organisasi. · Pelajari perundang-undangan dan peraturan-peraturan setempat yang mempengaruhi kebijakan dan pelaksanaan program lembaga.elajari kebijakan dan juklak-juknis lembaga. Beri perhatian khusus pada petunjuk-petunjuk etis atau pedoman perilaku pegawai. · Bacalah dokumen yang menjelaskan sejarah, visi, dan misi lembaga. · Pelajari kebijakan kepegawaian lembaga. · Pelajari sistem pendanaan lembaga: sumber dana, alokasi dana, laporan-laporan pengeluaran lembaga. · Pelajari laporan tahunan lembaga dan ketahui program-program lembaga yang mana yang paling sering atau paling jarang dimanfaatkan oleh klien. · Pelajari prosedur yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan lembaga dan kualitas pelayanan yang diberikan. · Identifikasi organisasi-organisasi lain dengan mana lembaga sering berhubungan. · Pelajari peran, tugas, dan kegiatan khusus yang diberikan kepada para pekerja sosial. · Berbicaralah kepada tokoh-tokoh masyarakat dan kaum profesional lain mengenai lembaga tersebut untuk mengetahui bagaimana program-program lembaga tersebut dilihat oleh pihak lain. 3. Mempelajari Masyarakat
a. Tujuan: agar dapat melakukan asesmen informal mengenai masyarakat sehingga mampu memahami konteks dimana kegiatan PSM dilaksanakan, mengevaluasi sistem pelayanan kemanusiaan yang ada, dan mengerti struktur pengambilan keputusan yang ada di wilayah tersebut.
b. Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan sama atau menyatu satu- sama lain karena mereka saling berbgi identitas, kepentingan-kepentingan yang sama, perasaan memiliki, dan biasanya satu tempat yang sama. Ada beberapa fungsi masyarakat: (1) penyedia dan pendistribusi barang-barang dan jasa, (2) lokasi kegiatan bisnis dan pekerjaan (3) keamanan publik, (4) sosialisasi, (5) wadah dukungan bersama atau gotong royong, (6) kontrol sosial, (7) organisasi dan partisipasi politik.
c. Beberapa aspek di bawah ini penting diketahui dalam mempelajari masyarakat : · Nama dan batas wilayah serta jarak dari kota atau masyarakat lain.
· Demografis: jumlah penduduk, distribusi usia, kelompok minoritas, jumlah anggota keluarga, status keluarga. · Sejarah wilayah: kapan, mengapa dan oleh siapa daerah tsb dikembangkan, kejadian- kejadian pedting yang mempengaruhi perkembangan wilayah, perubahan karakteristik penduduk, alasan-alasan mengapa pendatang baru datang ke wilayah tersebut dan mengapa orang-orang pergi meninggalkan wilayah tersebut. · Geografi dan pengaruh-pengaruh lingkungan terhadap masyarakat: pengaruh cuaca, gunung, sungai, danau, pola-pola transportasi lokal, pembangunan ekonomi, pengaruh jalan tol, interaksi sosial, supply air, listrik, jarak dari pasar. · Kepercayaan dan sikap-sikap: nilai-nilai dominan, agama, sikap-sikap penduduk, jenis- jenis lembaga pelayanan kemnusiaan, rasa memiliki penduduk terhadap wilayahnya. · Politik lokal: bentuk pemerintahan lokal, kekuasaan dan pengaruh partai politik, tingkat partisipasi dalam pemilu, debat, isu dan kontroversi pada saat ini. · Ekonomi dan bisnis lokal: industri utama, bisinis, produksi wilayah, jenis pekerjaan yang ada, keterampilan kerja yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan besar, persentasi pekerja dan penganggur, ramalan pertumbuhan ekonomi di masa depan. · Distribusi pendapatan: pendapatan rata-rata bagi pria dan wanita, kelompok minoritas, jumlah orang dan keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah orang dan keluarga yang menrima bantuan sosial (program kemiskinan). · Perumahan: tipe perumahan umum, biaya dan ketersediaan perumahan, persentasi prumahan yang disewa atau kosong, persentasi rumah yang padat atau kumuh.
· Fasilitas dan program-program pendidikan: lokasi dan jenis sekolah, ketersediaan sekolah bagi anak-anak khusus, tingkat drop-out, ketersediaan pendidikan tinggi, pendidikan orang dewasa, program-program kejuruan dan pelatihan kerja. · Sistem kesehatan dan kesejahteraan: nama dan lokasi pemberi pelayanan kesehatan, pemberi pelayanan kemanusiaan, kelengkapan dan keterjangkauan pelayanan, jaringan-jaringan informal. · Keamanan publik dan sistem peradilan: kelengkapan polisi dan pemadam kebakaran, sikap penduduk terhadap polisi lokal, pengadilan dan pogram-program koreksional, jumlah orang dewasa dan remaja yang dipenjara. · Sumber informasi dan opini publik: Stasiun TV, radio dan surat kabar yang paling berpengaruh, pemimpin kunci dan pembicara-pembicara utama dari berbagai kelompok masyarakat. · Masalah utama dan perhatian-perhatian masyarakat: jenis dan penyebaran masalah
(perumahan kumuh, transportasi yang tidak memadai, keterbatasan kesempatan kerja), usaha-usaha yang tengah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, kesenjangan yang ada pada berbagai pelayanan pendidikan, kesehatan dan sosial. 4. Pemasaran Pelayanan Kemanusiaan
a. Tujuan: untuk menarik minat publik berpartisipasi atau mendukung pelaksanaan kegiatan PSM.
b. Sebagian besar pekerja sosial tidak terbiasa untuk berpikir bahwa program PSM adalah sebuah produk yang harus dipasarkan, ditampilkan dan dijual. Prinsip pemasaran dapat membantu pekerja sosial untuk memahami secara lebih baik tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pendanaan, menarik klien yang memerlukan pelayanan, tenaga sukarela dan para profesional.
c. Ada 5 P yang perlu diperhatikan dalam melakukan strategi pemasaran sosial :
1. Product (produk): produk harus baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dimana program akan dilaksanakan.
2. Potential Buyer or consumer (pembeli atau pelanggan potensial): kenalilah siapa pembeli atau pelanggan potensial yang paling mungkin membeli atau menggunakan produk kita.
3. Place (tempat): pilihlah lokasi yang paling mudah dijangkau oleh para pengguna pelayanan.
4. Price (harga): harga produk PSM tidak selalu diukur dalam rupiah, melainkan juga dari atensi, partisipasi atau kepuasan klien.
5. Promotion (promosi): gunakanlah selalu berbagai bentuk atau media promosi yang sesuai untuk memasarkan produk. Media bisa berupa TV, surat kabar, radio atau “words of mouth”. 5. Pengumpulan Dana Bagi Lembaga Pelayanan Kemanusiaan
a. Tujuan: untuk memperoleh dana dari masyarakat dan lembaga lain guna mendukung proyek tertentu atau program PSM yang sedang berlangsung.
b. Agar lembaga nir laba agar tetap hidup (survive) perlu mengembangkan program-program yang didukung oleh dana yang memadai dan berkelanjutan. Salah satu kunci keberhasilan lembaga dalam pendanaan adalah kemampuannya melakukan fund raising (pengumpulan dana) atau fund development (pengembangan dana).
c. Terdapat beberapa petunjuk dan prinsip yang dapat membantu para pekerja sosial dalam melakukan pengumpulan dana : · Sadari bahwa meskipun dalam kondisi yang paling baik sekalipun, mengumpulkan uang bagi kegiatan PSM bukanlah hal yang mudah. metode yang dapat diulangi setiap tahun. · Prasyarat utama keberhasilan pengumpulan dana adalah program pemasaran yang baik yang membuat publik tetap memiliki informasi mengenai lembaga atau kegiatan
PSM. · Hal terpenting dalam pengumpulan dana adalah membuat perencanaan. Sediakan waktu yang cukup (sekitar 12 sampai 18 bulan) dan ingatlah bahwa waktu yang tersulit untuk memperoleh dana adalah manakala kita memerlukan sekali dana pada saat itu. · Lihatlah sumber keuangan pada tingkat lokal terlebih dahulu. Orang-orang di wilayah lokal adalah mereka yang paling mungkin memiliki kepentingan tertentu dengan keberhasilan program yang diusulkan. · Pengumpulan dana adalah kegiatan yang sangat bersifat personal. Dalam kenyataannya, orang memberi uang kepada orang lain yang ia kenal atau sukai dan bukan terhadap lembaganya. Bangunlah jaringan dan ketahuilah orang-orang kunci pada lembaga-lembaga yang dapat memberikan akses dalam memperoleh dana.
· Adalah memerlukan uang untuk memperoleh uang. Pastikan bahwa kegiatan pengumpulan dana memilki anggaran tersendiri. · Libatkan tenaga sukarela dan dewan direksi lembaga. Mereka memiliki kredibilitas dalam masyarakat dan keterlibatan mereka meningkatkan rasa memiliki terhadap program. · Adalah penting untuk melakukan penelitian mengenai prioritas sumber-sumber dana yang potensial dan sesuaikan prioritas tersebut dengan rencana kita. · Pengumpuln dana melibatkan permintaan kepada orang untuk memberikan atau menyumbangkan uangnya. Jika tidak memintanya, maka kita tidak akan memperoleh uang. · Hubungi ahli jika kita belum mengetahui secara pasti bagaimana melakukan kampanye pengumpulan dana. Kita akan merusak usaha-usaha di masa depan jika melakukan pengumpulan dana dengan perencanaan yang buruk.
Ada sepuluh langkah dalam merancang kegiatan pengumpulan dana: (1) rumuskan tujuan, (2) konsultasi dengan ahli, (3) buatlah rencana, (4) pilih seorang ketua pelaksana, (5) bentuk struktur organisasi, (6) seleksi dan latihlah para petugas kampanye, (7) persiapkan materi informasi, (8) pelihara laporan-laporan dengan baik, (9) berikanlah pengakuan, (10) evaluasi kampanye.
6. Membuat Proposal untuk Memperoleh Dana dari Lembaga Eksternal
a. Tujuan: untuk memperoleh dana dari lembaga pemerintah, yayasan-yayasan swasta alau lembaga donor internasional.
b. Selain dana yang berasal dari anggaran internal, kegiatan PSM dapat didanai oleh lembaga- lembaga eksternal. Kita dapat mengajukan proposal kepada lembaga-lembaga eksternal untu mendanai proyek sosial yang akan maupun sedang dilakukan. Sebelum pekerja sosial atau tim memutuskan untuk mengajukan permohonan dana ke pihak luar ada tiga prasyarat yang harus dipertimbangkan: (1) gagasan atau inovasi program yang akan diajukan harus dirumuskan secara cermat dan jelas, (2) selain orang-orang atau panitia yang mengembangkan program, administrasi lembaga dan badan pelaksana harus memiliki komitmen terhadap program yang akan diusulkan, (3) harus dilakukan asesmen terhadap kompetensi dan kapasitas individu dan lembaga yang menunjukkan bahwa proyek dapat dilaksanakan secara baik dan terukur.
c. Terdapat enam petunjuk dalam mengembangkan sebuah proposal pengajuan dana :
1. Lakukan pekerjaan rumah untuk meneliti sumber potensial pemberi dana proposal dibuat. Pelajari prioritas-prioritas pendanaan yang diberikan oleh lembaga yang akan dilamar, sejarah pemberian dana terdahulu, kriteria kelayakan, batasan geografis, jenis dan jumlah dana yang tersedia, proses seleksi. Simpan nama, alamat dan nomor telepon orang yang dapat dihubungi (contact person).
2. Carilah informasi dan kontak secara informal dengan lembaga maupun contact person yang akan ditawari proposal.
3. Buatlah proposal. Dalam membuat proposal, jawablah pertanyaan berikut: Apa yang ingin kita lakukan, berapa biaya dan waktu yang diperlukan? Apakah proyek yang diusulkan sesuai dengan bidang dan prioritas lembaga pemberi dana? Apakah ada proyek lain yang mirip dengan proyek yang kita usulkan, bagaimana persamaan dan perbedaannya? Bagaimana kita akan melaksanakan proyek tersebut, apakah pelaksana proyek memiliki pelatihan dan pengalaman yang memadai, mengapa mesti kita atau lembaga kita yang melakukan proyek tersebut dan bukannya pihak lain? Siapa yang akan diuntungkan oleh proyek tersebut, apa dampak yang akan ditimbulkan terhadap lembaga, klien, bidang ilmu, masyarakat, negara atau bangsa? Bagaimana kita akan mengukur, mengevaluasi dan melaporkan dampak tersebut? Apakah proyek dapat berlanjut setelah dana yang diberikan berakhir?
4. Jadilah salesman yang baik terhadap proyek kita. Proposal yang ditulis harus dapat dipresentasikan dengan menarik yang merefleksikan pengetahuan, antusiasme, dan komitmen.
5. Terukur. Persipakan untuk melaksanakan proyek sesuai dengan rencana tertulis dan dana yang diajukan.
6. Isi proposal sebaiknya mencakup:
· Jilid (halaman muka) yang memuat judul proyek, peneliti utama, nama lembaga, tanggal pelaksanaan, total dana yang diperlukan, dan tandantangan pengurus lembaga yang berwenang
· Abstraksi yang memuat pernyataan ringkas mengenai tujuan dan prosedur proyek, metode evaluasi, dan rencana penyajian hasil. · Pernyataan masalah dan tujuan proyek yang menunjukkan rationale (alasan- alasan utama) perlunya proyek dan buatlah tujuan dalam bahasa yang terukur · Methodology, prosedur dan kegiatan yang akan dilakukan. · Metode evaluasi yang menjelaskan bagaimana hasil-hasil proyek yang akan dicapai dapat diukur. · Tenaga pelaksana dan fasilitas yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan proyek. · Anggaran. Gambaran secara detail mengenai biaya-biaya yang mungkin akan dikeluarkan dalam melaksanakan proyek. · Penyajian atau penyebarluasan hasil yang menjelaskan bagaimana hasil proyek akan dilaporkan dan disebarluaskan sehingga pihak lain dapat memeproleh amnfaat dari proyek tersebut.
Bahan Bacaan:
Sheafor, Bradford, W., Charles R. Horejsi, dan Gloria A. Horejsi (2000), Techniques and
Guidelines for Social Work Practice, Boston: Allyn and Bacon